4. Model Pembelajaran Saintifik MP Biologi

(1)

Kata Pengantar

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan. Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.


(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULIAN

A. Latar Belakang B. Tujuan

C. Ruang Lingkup D. Landasan Hukum

1 2 2 3 BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI

A. Pembelajaran Pendekatan Saintifik B. Penilaian Autentik

5 8 BAB III ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis B. Hasil Analisis

10 16

BAB IV PENUTUP 35

DAFTAR PUSTAKA 36


(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran


(4)

didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.

Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar

(1) Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran


(5)

(3) Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian (4) Merancang penilaian otentik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:

(1) Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik (2) Langkah-langkah analisis kompetensi;

(3) Penilaian otentik; dan

(4) Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum


(6)

BAB II

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten


(7)

menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik

Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998).


(8)

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang


(9)

berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).

Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data/informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.


(10)

(5) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.

Kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan menkomunikasikan) merupakan standar minimal yang harus dibelajarkan kepada siswa melalui model model pembelajaran yang sesuai dengan materi biologi.

Pengalaman belajar tersebut bisa terlaksana pada berbagai model-model pembelajaran antara lain pada pembelajaran kolaboratif:

Contoh Pembelajaran Kolaboratif

Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti berikut ini.

 Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.

 Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan katagori yang sama.

 Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri kepada rekanhya.

 Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan penting.

Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif

Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:

 JP = Jigsaw Proscedure.

Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.


(11)

Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik

 CI = Complex Instruction

Titik tekan metode ini adalam pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua peserta didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

 TAI = Team Accelerated Instruction.

Metodeini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilakspesertaan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok.

 CLS = Cooperative Learning Stuctures.

Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran.


(12)

 LT = Learning Together.

Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.

 TGT = Teams-Games-Tournament.

Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.

 GI = Group Investigation.

Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencpesertaan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melakspesertaannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.

 AC = Academic-Constructive Controversy.

Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.

 CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.

Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya


(13)

Peserta didik dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai media.

B. Penilaian Autentik

Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen assesmeni yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan


(14)

tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

1. Pengamatan Sikap

Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb:

 Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.  Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

 Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.  Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara

kronologis.

 Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.

 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik

 menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta


(15)

didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal.

Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb:

• Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

• Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik

• Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda

• Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya

• Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)


(16)

• memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik

• Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

• Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.

Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.

Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan.

Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:

 Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai.

 Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.

 Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri.


(17)

 disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

4. Penilaian Melalui Penugasan.

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:

 Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.  Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

 Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

 Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

 Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

 Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.

 Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.  Tugasharus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial

ekonomi).

 Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

 Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik.

Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:

 Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.

 Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.


(18)

 Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,  Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum

 Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)

Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb:

 Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).  Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

 Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).  Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.

 Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.

 Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.

 Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

 Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

 Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan


(19)

data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

7. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.


(20)

 Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

 Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

 Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

 Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

 Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

 Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.


(21)

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat


(22)

kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.


(23)

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut

(1) Melakukan linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini.

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1 Memahami

tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan),

metode ilmiah dan prinsip

keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.

4.1 Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada

berbagai tingkatan organisasi

kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta

menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. .

 Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi

kehidupan

 Cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan  Manfaat mempelajari

biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradapan bangsa  Metode Ilmiah:

mengidektifikasi masalah, membuat hipotesis,

merancang percobaan, menentukan variabel, mengolah data,

mengkomunikasikan  Keselamatan Kerja Dan seterusnya


(24)

(2) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

(3) Mengembangkan kompetensi dasar dari KI 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

(4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.

(5) Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan (6) Merancang penilaian sikap.

Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

1. Pengembangkan Materi pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ke tiga (pengetahuan).Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti ke empat (keterampilan). Hasil pengembangan materi pembelajaran dikelompokan dalam empat kategori, yaitu:

Materi Pokok (Silabus)

Materi Pokok (Silabus)

Materi Pembelajar

an Fakta, Konsep,

Prinsip, dan Prosedur

Alternatif Kegiatan Pembelajaran

: Mengamati,

Menanya, Mencoba, Mengasosiasi

, dan Mengomunik

asikan

Pembelajara n (Silabus) Pembelajara

n (Silabus)

Indikator Sikap, Pengethua

n, dan Keterampil

an untuk Penilaian Penillaian (Silabus) Penillaian

(Silabus)

Lulusan yang : Cerdas,

Kreatif, Produktif,

dan Bertanggun


(25)

(1) Fakta, merupakan kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati atau materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda dan lain sebagainya

(2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, inti isi. Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang ditempatinya, volume dan beratnya selalu tetap, dapat mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah, tidak dapat dimampatkan. Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.

(3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan atau lebih dikenal berupa dalil, rumus, postulat, adagium dan paradigma. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah jika air dipanaskan maka akan menguap. Prinsip yang menghubungkan adalah konsep air, konsep panas, dan konsep penguapan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.

(4) Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada pembelajaran biologi contohnya misalnya adalah proses pembuatan telur asin, langkah-langkah membuat sayatan preparat dan lain sebagainya.

Untuk melakukan identifikasi pada materi yang akan diajarkan apakah termasuk fakta, konsep, prinsip, prosedur atau gabungan beberapa diantaranya. Dengan mengetahui jenis materi yang akan dipelajari peserta didik, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.

Setiap jenis materi memerlukan pendekatan, strategi pengajaran atau model pembelajaran, metode, media dan sistem penilaiannya yang berbeda-beda. Misalkan untuk hanya mengajarkan fakta atau hafalan maka teknik “jembatan keledai” lebih mudah untuk digunakan namun untuk


(26)

materi prosedural tentu saja demonstrasi atau praktikum pilihan yang lebih tepat.

Cara mudah untuk menentukan materi itu berupa fakta, konsep, prinisp atau prosedur adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik :

 Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, s imbol atau peristiwa? Jika jawabannya Ya, maka materi tersebut merupakan “fakta” Contoh : Nama-nama organ tubuh manusia, macam-macam jenis organel sel.

 Apakah kompetensi dasar yang dikuasai peserta didik berupa konsep yang menyatakan suatu definisi, menulis ciri khas sesuatu, mengklasifikasi atau mengelompokkan, beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya Ya, maka materi yang diajarkan adalah “konsep”. Contoh : Seorang guru Biologi menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian peserta didik diminta mengelompokkan mana yang berakar serabut dan mana yang berakar tunggang.

 Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik merupakan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antar berbagai macam konsep, bila jawabannya “Ya”, maka materi yang diajarkan merupakan prinsip. Contoh dalam pembelajaran biologi adalah tentang adanya saling mempengaruhi populasi pada perubahan lingkungan; tikus yang memakan tanaman padi akan semakin banyak karena populasi ular dan burung elang pemangsanya semakin sedikit  sedangkan bila kompetensi yang diajarkan harus berupa

langkah-langkah atau prosedur secara urut maka materi tersebut merupakan materi prosedur. Contoh : Seorang guru mengajarkan bagaimana cara mencangkok batang yang baik dan benar

Untuk lebih membantu memudahkan memahami keempat jenis materi tersebut bisa diamati tabel berikut :

Fakta Konsep Prinsip Prosedur

menyebutkan kapan, nama dan dimana

definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri

penerapan dalil, hukum atau rumus; hipotesis,

hubungan antar

diagram alir (flowchart) langkah langkah mengerjakan urut


(27)

variabel ( jika ...., maka ....) 2. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

3. Merumuskan indikator pencapaian

Dalam penyusunan indikator pencapaian perlu diperhatikan hal-hal berikut ini

(1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yiatu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuandan keterampilan)

(2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus

(3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya

(4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

(5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi (6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati,

menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta

(7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan 4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)

a. Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap melalui pengematan menggunakan lembar pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya


(28)

mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

b. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran. c. Aspek keterampilan melalui tes praktik, proyek dan penilaian portofolio.

Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit. Jabaran penilaian keterampilan pada tabel analisis merinci aspek penilaian yang dilakukan dan direlasikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

B. Hasil Analisis Kompetensi

1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar

(KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.1 Memahami

tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan),

metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.

4.1 Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai

tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta

menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis. .

 Permasalahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisasi kehidupan  Cabang-cabang ilmu

dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan

 Manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradapan bangsa

 Metode Ilmiah: mengidektifikasi masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan,

menentukan variabel, mengolah data,

mengkomunikasikan  Keselamatan Kerja 3.2 Menganalisis 4.2 Menyajikan hasil  Konsep


(29)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok (Dalam Silabus) data hasil obervasi

tentang berbagai tingkat

keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.

identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi

keanekaragaman gen, jenis, ekosistem

 Keanekaragaman hayati Indonesia(gen, jenis, ekosistem), flora, fauna,

mikroorganisme.  Sistem klasifikasi

makhluk hidup: taksan, klasifikasi binomial  Garis Wallace, Garis

Weber.

 Keunikan hutan hujan tropis, pesisir dan laut Indonesia

 Upaya pelestarian kehati Indonesia secara in-situ dan ex-situ  Manfaat kehati

(ekonomi, pendidikan, dan ekologis) untuk pembangunan berkelanjutan 3.3 Menerapkan

pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat.

4.3 Menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta

Virus

 Ciri-ciri virus: struktur dan reproduksi

 Kasus-kasus penyakit yang disebabkan virus  Peran virus dalam

kehidupan

 Jenis-jenis partisipasi remaja dalam

menanggulangi persebaran virus HIV dan lainnya

3.4 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk

menggolongkan archaebacteria dan eubacteria

berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan

sistematis.

4.4 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis

Kingdom monera

 Ciri Archaebacteria dan Eubacteria,

 Penanaman bakteri/pour plate/streak plate  Pengamatan Koloni

bakteri

 Pengecatan gram  Pengamatan sel bakteri  Pengamatan koloni  Pengecatan bakteri  Bentuk sel bakteri  Peranan bakteri dalam


(30)

Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan peranya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan

sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanan

pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar. Protista

 Ciri-ciri umum protista.  Ciri-ciri umum Protista

mirip jamur (jamur lendir/ Slime Mold.  Ciri-ciri umum Protista

mirip tumbuhan (Alga)  Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa) Peran Protista dalam kehidupan 3.6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui

pengamatan secara teliti dan

sistematis.

4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.

Fungi/Jamur

 Ciri-ciri kelompok jamur . dalam hal morfologi, cara memperoleh nutrisi, reproduksi  Pengelompokan jamur  Peran jamur secara

ekologis, ekonomis, medis, dan pengembangan iptek 3.7 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi.

4.7 Menyajikan data tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek

kehidupan dalam bentuk laporan tertulis

Plantae

 Ciri-ciri umum plantae.  Tumbuhan lumut.  Tumbuhan paku  Tumbuhan biji

(Spermatophyta)  Manfaat dan peran

tumbuhan dalam ekosistem, manfaat ekonomi, dan dampak turunnya keanekaragaman tumbuhan bagi ekosistem 3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.

4.8 Menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam bentuk laporan tertulis.

Animalia Invertebrata  Ciri-ciri umum Animalia.  Ciri dan klasifikasi

hewan Invertebrata  Ciri dan klasifikasi

Hewan Vertebrata.  Peranan hewan

Invertebrata dan Vertebrata dalam kehidupan


(31)

Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok (Dalam Silabus) 3.9 Menganalisis

informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua

interaksi yang berlangsung didalamnya.

4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk media

Ekologi

 Komponen ekosistem  Aliran energi.

 Interaksi dalam ekosistem

 Daur biogeokimia

3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan

perubahan tersebut bagi kehidupan

4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.

Keseimbangan lingkungan  Kerusakan

lingkungan/pencemara n lingkungan.

 Pelestarian lingkungan  Limbah dan daur ulang.  Jenis-jenis limbah.  Proses daur ulang


(32)

2. Hasil Analisis Kompetensi Dasar

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian 3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalah an pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. 4.1 Menyajikan data tentang objek dan permasalaha n biologi pada berbagai tingkatan  Perma salaha n biologi pada berbag ai objek biologi, dan tingkat organi sasi kehidu pan  Caban g-cabang ilmu dalam biologi dan kaitan nya denga n penge mbang an karir di masa depan Fakta

 artikel tentang berbagai permasalahan biologi Konsep  cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitannya dengan pengembangan karir di masa depan

 Manfaat mempelajari biologi bagi diri sendiri dan lingkungan, serta masa depan peradapan bangsa.

 Metode ilmiah

Prinsip : - Langkah metode ilmiah  Prinsip Keselamatan Kerja di laboratorium Mengamati  Mengamati atau mendiskusikan kehidupan masa kini yang berkaitan dengan biologi seperti kedokteran, gizi, lingkungan, makanan, penyakit, serta karir dll yang berhubungan dengan biologi Menanya: Peserta didik dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang:  Kaitan kedokteran, gizi, lingkungan, makanan, penyakit, serta karir dll yang berhubungan 1. Mengide ntifikasi permasal ahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisas i kehidupa n. 2. Menjelas kan permasal ahan biologi pada berbagai objek biologi, dan tingkat organisas i kehidupa n. Tes Tertulis : PG Essai 1. Meran cang desain perco baan seder hana sesuai urutan kerja ilmiah 2. Melak ukan perco baan seder hana sesua i desai n yang telah diran cang sebel umny a 3. Mengk omuni kasika 1. Penugas an: menilaia n kemamp uan peserta didik dalam membua t laporan ilmiah dengan menggu nakan rubrik penilian laporan ilmiah 2. Penugas an menyus un makalah ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan 1. Melaksa nakan percoba an dengan menera pkan prosedu r keselam atan kerja dengan penuh tanggun g jawab 2. menunj ukkan sikap ilmiah saat menga mati, melapor Observasi dengan menggun akan skala Sikap 1. Jujur 2. Teliti 3. Disiplin 4. Saling mengh argai 5. Rasa ingin tahu 6. Kerjasa ma 7. Demok ratis (dilaksana kan pada saat mengama ti, melapork an secara lisan dan saat diskusi


(33)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatik an aspek keselamatan kerja serta menyajikann ya dalam bentuk laporan tertulis  Manfa at memp elajari biologi bagi diri sendiri dan lingkun gan, serta masa depan perada pan bangsa  Metod e Ilmiah: mengi dektifi kasi masala h, memb uat hipote sis, meran cang percob aan, menen -Prosedur  Desain percobaan sesuai langkah kerja ilmiah dengan biologi.

 Yang akan dipelajarinya tentang karakteristik, cara

mempelajari Biologi , metode ilmiah dan keselamatan kerja, serta karir berbasis biologi? Mengumpulkan data(Eksperime n/Eksplorasi)

 Membaca teks atau melihat video tentang kasus-kasus pada kedokteran, gizi, lingkungan, makanan, penyakit, serta karir dll yang berhubungan dengan biologi dan mendiskusikan kaitannya 8. Menjelas kan cabang-cabang ilmu dalam biologi dan kaitanny a dengan pengemb angan karir di masa depan. 4. Menjelas kan manfaat mempela jari biologi bagi diri sendiri dan lingkunga n, serta masa depan peradapa n bangsa. 5. Menganal n hasil perco baan seder hana berkai tan yang meng gamb arkan uruta n kerja ilmiah Membu at lapora n hasil peneliti an dengan format lapora n ilmiah sederh aname nyusun makala h yang berisi tentan g keselam atan kerja, serta rencana pengem bangan karir masa depan berbasis biologi kan secara lisan dan saat diskusi dengan menggu nakan lembar pengam atan disertai rubrik penilaia n


(34)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian tukan

variab el, mengo lah data, mengk omuni kasika n

 Kesela matan Kerja

dengan biologi

 Melakukan studi literatur tentangcabang -cabang biologi, obyek biologi,

permasalahan biologi dan profesi yang berbasis biologi (distimulir dengan

contoh-contoh dan

diperdalam dengan tugas mandiri)

 Membaca karya tulis ilmiah biologi sebagai bahan analisis

tentang kerja seorang peneliti biologi dan

menganalisis komponen-komponen dalam karya tulis ilmiah dikaitkan

isis kompone nkompon en metode ilmiah dalam permasal ahan biologi. 6.

Menjelas kan aspek-aspek keselama tan kerja laboratori um biologi. 7.

Melaksan akan secara tanggung jawab aspek keselama tan kerja di

laboratori um. 1. Memb

uat desain

ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan kesela matan kerja, serta rencan a penge mbang an karir masa depan berbasi s biologi


(35)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian dengan

metode ilmiah dalam biologi

 Diskusi aspek-aspek

keselamatan kerja

laboratorium biologi dan menyepakati komitmen bersama untuk melaksanakan secara

tanggung jawab aspek keselamatan kerja di lab

 Mendesai kegiatan percobaan sederhana untuk

mempelajari kerja ilmiah Mencoba

 Melakukan percobaan sederhana untuk memahami kerja ilmiah dengan

kegiat an percob aan sederh ana untuk memp elajari kerja ilmiah. 2. Melak

ukan percob aan sederh ana denga n mengg unaka n kerja ilmiah. 9.

Mengkom unikasika n hasil percobaan sederhana berkaitan dengan kerja ilmiah


(36)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian menentukan

permasalahan, membuat hipotesis, merencanakan percobaan dengan menentukan variabel percobaan, mengolah data pengamatan dan percobaan dan

menampilkann ya dalam tabel/grafik/ske ma.

 Mengkomunika sikannya secara tertulis dengan

membuat laporan hasil penelitian dengan format laporan ilmiah sederhana(tug as mandiri)

Mengasosiasika n

 Mendiskusikan hasil-hasil

10. Membuat laporan hasil penelitian dengan menggun akan format laporan ilmiah sederhana (tugas mandiri) 11.

3. Menje laska n tentan g ruang lingku p biologi , kerja ilmiah dan kesela matan kerja, serta rencan a penge


(37)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian pengamatan

dan kegiatan tentang ruang lingkup biologi, cabang-cabang biologi,

pengembangan karir dalam biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja untuk membentuk/m emperbaiki pemahaman tentang ruang lingkup biologi

Mengkomunikasi kan

 Mengkomunika sikan secara lisan tentang ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja, serta rencana

pengembangan karir masa depan berbasis biologi

 Melaporkan

mbang an karir masa depan berbas is biologi .


(38)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian secara tertulis hasil penelitian 3.2 Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaraga man hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia 4.2 Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaraga man hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman kelestarian berbagai keanekaraga man hewan dan  Konse p keane karaga man gen, jenis, ekosist em  Keane karaga man hayati Indone sia(ge n, jenis, ekosist em), flora, fauna, mikroo rganis me.  Sistem klasifik asi makhl uk hidup: taksan Fakta  gambar tentang berbagai keanekaragam an Konsep  keanekaragam an gen, jenis, ekosistem  Keanekaragam an hayati Indonesia.  Sistem klasifikasi makhluk hidup: taksan, klasifikasi binomial Mengamati  Mengamati gambar berbagai tingkatan keanekaragama n (gen, jenis dan ekosistem) Indonesia untuk memahami konsep tingkat keanekaragama n hayati Menanya Peserta didik dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang:  Berbagai macam keanekaragama n hayati Indonesia(gen, jenis, ekosistem) dan cara mempelajarinya  Cara pengelompokka 1.M eng elo mpo kka n ber bag ai jeni s mak hluk hidu p pad a ting kat gen dan jeni s ber das arka n hasi l pen gam ata Tes Tertulis : PG Essai 19. Me nentuka n langkah-langkah pengelo mpokka n dalam sekelom pok objek yang diamati 20. Me nyusun bagan berdasa rkan 2 kategori dari kelompo k-kelompo k yang telah dihasilka n pada tahapan sebelum nya dimulai dari Rubrik penilaian praktiku m 1. Melaksa nakan dengan penuh tanggun g jawab dalam melaksa nakan kegiatan dengan memper hatikan aspek keselam atan kerja menunju kkan ikap ilmiah saat menga mati, melapor kan secara lisan dan saat diskusi Observasi dengan menggun akan skala Sikap 1.Jujur 2. Teliti 1. Disip lin 2. Saling mengh argai 3. Rasa ingin tahu 4. Kerjasa ma 5. Demok ratis (dilaksan akan pada saat mengama ti, melapork an secara lisan dan saat diskusi)


(39)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasi kan dalam berbagai bentuk media informasi , klasifik asi binomi al  Garis Wallac e, Garis Weber.  Keunik an hutan hujan tropis, pesisir dan laut Indone sia  Upaya pelest arian kehati Indone sia secara in-situ dan ex-situ  Manfa at kehati (ekono n keanekaragama n hayati  Megabiodiversit as Indonesia Mengumpulkan data (Eksperimen/Eks plorasi)

 Mengamati dan berbagai tingkat keanekaragama n hayati Indonesia dengan contoh berbagai tumbuhan, biji-bijian, kerang-kerangan, insekta, dll sesuai lingkungan sekolah yang dibawa peserta didik  Mengelompokk an berbagai tingkat keanekaragama n hayati Indonesia dengan contoh-n2. Men des krip sika n ber bag ai jeni s eko sist em dar at dan air di Indo nesi a mel alui taya nga n vide o tent ang eko sist em. 3. kategori yang paling umum hingga kategori yang paling spesifik 21. Me mberi nama pada setiap kelompo k yang didapat 22. Me

nganalis is

berbaga i kunci dikotom us dari masing-masing kelompo k objek yang diamati


(40)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian mi,

pendid ikan, dan ekolog is) untuk pemba nguna n berkel anjuta n

contohnya yang dibawa peserta didik

Mengasosiasika n

 Mendiskusikan berbagai tingkat

keanekaragama n hayati

Indonesia dan memberi contohnya, memahami garis Wallace dan Weber

 Mendiskusikan untuk

memahami tentang takson dalam

klasifikasi dan kunci

determinasi dari contoh organisme yang dibawa peserta didik

Mengkomunikasi kan

 Mempresentasi kan secara lisan

Men des krip sika n ting kata n kea nek ara gam an hay ati gen, jeni s dan eko sist em ber das arka n hasi l disk usi. 4.M enc ont ohk an


(41)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

Prinsip :

-Prosedur

 Desain percobaan berkaitan dengan klasifikasi makhluk hidup

tentang

keanekaragama n hayati

Indonesia berdasarkan tingkat

keanekaragama nnya.

 Mempresentasi kan takson-takson dalam klasifikasi dan kunci

determinasi

kea nek ara gam an hay ati ting kat gen, jeni s,da n eko sist em. 5. Men yeb utka n ciri-ciri mor folo gi pad a sam pel dau n. 6. Men gelo


(42)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

mpo kka n dau n ber das arka n pers ama an dan per bed aan ciri. 7. Men ent uka n das ar-das ar pen gelo mpo kka n yan g tela h


(43)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

dila kuk an. 8. Menjelas

kan langkah-langkah dalam pengelo mpokka n makhluk hidup. 9. Menjelas

kan pengerti an klasifika si.

10. Me

nentuka n

langkah-langkah pengelo mpokka n dalam sekelom pok objek yang diamati.

11. Me

nyusun bagan


(44)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

berdasa rkan 2 kategori dari kelompo k-kelompo k yang telah dihasilka n pada tahapan sebelum nya, dimulai dari kategori yang paling umum hingga kategori yang paling spesifik.

12. Me

mberi nama pada setiap kelompo k yang didapat

13. Me


(45)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

n kriteria tata nama binomial nomenkl atur.

14. Me

nyebutk an urutan takson dari yang tertinggi hingga takson yang terenda h.

15. Me

rancang deskrips i dari hasil pengelo mpokka n objek Biologi yang diamati sebagai kunci dikotom ous.


(46)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

16. Me

njelaska n pengerti an kunci dikotom ous.

17. Me

njelaska n manfaat dari klasifika si.

18. Me

nganalis is berbaga i kunci dikotom ous dari masing-masing kelompo k objek yang diamati

Fakta

 Peta garis wallace dan weber

Konsep

Mengamati

 Mengamati peta garis Wallace dan Weber tentang keanekaragam an hayati

1. Mengiden tifikasi wilayah penyebar an keanekar agaman


(47)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian  Garis

Wallace, Garis Weber

 Ciri hutan hujan tropis, pesisir, dan laut.

 Keterkaitan antara garis Wallace dan

 Keunikan hutan hujan tropis, pesisir dan laut Indonesia

Prosedur

 Cara membaca peta garis Wlalace dan Weber

Indonesia

 Membaca teks pemanfaatan keanekaragam an hayati

 Mengamati film/gambar hutan hujan tropis Indonesia, pesisir dan laut Indonesia untuk mengenal megabiodiversi tas Indonesia

Menanya Peserta didik dimotivasi untuk membuat

pertanyaan tentang:

 Persebaran keanekaragama n hayati

Indonesia

 Hutan hujan tropis, pesisr dan laut

 Megabiodiversit as Indonesia

Mengumpulkan data

hayati di Indonesia berdasar kan garis Walllace dan garis Weber. 2. Mengiden

tifikasi fauna pada setiap wilayah penyebar an di Indonesia .

3. Mengiden tifikasi penyebar an fauna di

Indonesia .

4. Mengiden tifikasi wilayah penyebar an keanekar agaman flora di Indonesia .


(48)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

(Eksperimen/Eks plorasi)

 Menganalisis film/gambar untuk memahami lebih lanjut megabiodiversit as Indonesia mulai dari hutan hujan tropis, pesisir, dan laut.

Mengasosiasika n

Mendiskusikan hubungan antara garis Wallace dan Weber dengan keanekaragaman hayati Indonesia Mengaitkan garis Weber dan Wallace posisi geografis

Indonesia di garis katulistiawa dengan

megabiodiversitas. Mendiskusikan manfaat dari keanekaragaman hayati Indonesia dari segi ekonomi,

isis penyebar an flora dan fauna khas di wilayah Indonesi 6. Mendeskr

ipsikan keunikan hutan hujan tropis,pes isir,dan laut Indonesia


(49)

Kompetensi

Dasar MateriPokok PembelajaranMateri PembelajaranAlternatif

Aspek Pengetahuan Aspek Ketrampilan Aspek Sikap Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian pendidikan, dan

ekologis untuk pembangunan berkelanjutan. Berdiskusi tentang kemelimpahan keanekaraaman hayati Indonesia untuk

menumbuhkan rasa bangga kepada tanah air dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Mengkomunikasi kan

Mempresentasikan secara lisan tentang

keanekaragaman hayati Indonesia mulai dari hutan hujan tropis, pesisir, dan laut. Mempresentasikan secara lisan manfaat

keanekaragaman hayati Indosia

Fakta :

 film tentang penangkaran berbagai satwa

Mengamati

 Menonton film tentang penangkaran

1. Indone sia. 2. Menjel

askan

Tes tertulis : PG essai

Penugasa n mencari data tentang

Rubrik penilaian tugas

1. Melaks anakan tugas menca

Observasi dengan menggun akan


(1)

NO ASPEK YANG

DINILAI PENILAIAN

terorganisir atau ada yang salah tulis

dan ditulis dengan benar

5 KESIMPULAN Tidak benar

atau tidak sesuai tujuan

Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidaK Sesuai tujuan

Semua benar atau sesuai tujuan

Lampiran : 8

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

1) Sebutkan minimal Tiga (3) Permasalahan yang dapat diidentifikasi, jika terjadi penebangan dan pencurian kayu di hutan-hutan Kalimantan secara besar-besaran ! (score 3)


(2)

2) Bagaimana sebuah LSM Peduli lingkungan dapat mengkritisi suatu pabrik yang didirikan di dekat pemukiman telah menyebabkan pencemaran air, tanah dan udara ? (score 3)

3) Seorang siswa SMA ingin melakukan penelitian “Pengaruh variasi konsentrasi limbah cair pabrik tepung tapioca terhadap kecepatan kematian anakan lele”. Tentukan (1) Rumusan masalah (2) Apakah yang harus dibuat sama agar kesimpulan sesuai dengan hipotesis “ variasi konsentrasi limbah cair pabrik tepung tapioca terhadap kecepatan kematian anakan lele” (3) Bagaimana model organisasi datanya (4) Gambarkan diagram alur pelaksanaan percobaannya (score 4)

Penilaian :

Nilai = Jumlah skor X 100 10

Kunci Jawaban dan Pedoman penskoran :

1. Permasalahan yang timbul akibat perusakan hutan a. Banjir dan tanah longsor

b. Penurunan keanekaragaman hayati yang lebih lanjut dapat menyebabkan hilangnya plasma nutfah

c. Hilangnya habitat hewan dalam hutan

d. Penurunan kesejahteraan penduduk sekitar hutan e. Pencemaran udara

f. Pemanasan global

(setiap jawaban benar bernilai 1, nilai maksimal untuk nomor 1 adalah 3 ) 2. Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan (UU No 32 tahun 2009). Dengan demikian indicator bahwa suatu pabrik menyebabkan pencemaran lingkungan adalah kondisi air, udara, dan tanah dimana pabrik tersebut berada telah melampaui baku mutu lingkungan (score maksimal 3)

3. (1) Rumusan masalah :

Apakah variasi konsentrasi limbah cair pabrik tepung tapioca berpengaruh terhadap kecepatan kematian anakan lele (score1)

(2) Yang harus dibuat sama agar kesimpulan sesuai dengan hipotesis “ variasi

konsentrasi limbah cair pabrik tepung tapioka terhadap kecepatan kematian anakan lele” (score 1)

a. Sumber air yang dipergunakan untuk membuat larutan yang berbeda konsentrasi

b. Jumlah ikan pada tiap tempat c. Umur dan ukuran lele

b. Sumber limbah


(3)

d. Indicator kematian

e. Alat ukur parameter percobaan

(3) Bagaimana model organisasi datanya

N0 Identitas Konsentrasi Mortalitas

0 % 5 % …. kecepatan jumlah

1 Beker glass A

2 Beker glass B

3 Beker glass C

4 Beker glass D

( score total untuk soal no 3 =1)

(4) Gambarkan diagram alur pelaksanaan percobaannya (score 1)


(4)

Pretest 1

1. Sebutkan masing-masing 2 contoh permasalahan lingkungan yang bersifat local, regional, nasional dan global !

2. Apakah indicator pencemaran air, tanah dan udara ?

3. Buatlah gambar/diagram percobaan yang menunjukkan pengaruh variasi konsentrasi limbah home industry tempe terhadap kecepatan mortalitas berudu !

Postest 1

1. Sebutkan masing-masing 3 contoh permasalahan lingkungan yang bersifat local, regional, nasional dan global !

2. Apakah indicator pencemaran lingkungan ?

3. Buatlah gambar/diagram percobaan yang menunjukkan pengaruh variasi konsentrasi limbah home industry tempe terhadap kecepatan mortalitas Benur !


(5)

LEMBAR KERJA SISWA (1) Kerusakan Lingkungan Tujuan Pembelajaran :

1) Menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya perusakan lingkungan. 2) Mengenali perilaku manusia yang tidak ramah/beretika lingkungan.

3) Memberikan contoh perilaku manusia yang dapat mencegah terjadinya perusakan lingkungan.

4) Menentukan upaya untuk pelestarian lingkungan Gambar tentang kerusakan lingkungan :

1 2 3 4

5 6 7

Kegiatan siswa :

1. Perhatikan semua gambar di atas.

a. Peristiwa apakah yang tampak pada gambar no 1 , 2, 3, 4, dan 5 ? b. Carilah penyebab terjadinya peristiwa tersebut !

c. Bagaimanakah cara mencegah agar ketiga peristiwa diatas tidak terjadi? 2. Tuliskan oleh kamu beberapa perilaku manusia yang dapat merusak

lingkungan!

3. Perhatikan gambar 6 dan gambar 7!

a. Tuliskan pendapat kamu mengenai gambar 6 dan gambar 7 dan bandingkan dengan gambar 1-5.

b. Apakah kita menginginkan suasana seperti pada gambar 6 dan 7?

4. Tuliskan oleh kamu beberapa cara yang dapat dilakukan oleh manusia agar lingkungan tetap lestari dan seimbang!

5. Buatlah kesimpulan oleh kamu tentang pengaruh perilaku manusia terhadap lingkungan dan ekosistem!


(6)

LEMBAR KEGIATAN SISWA (2)

Pengaruh larutan detergen pada kehidupan ikan Tujuan Pembelajaran

Setelah proses mencari informasi, menanya, berdiskusi, melaksanakan

percobaan, mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa dapat melaksanakan percobaan pengaruh pencemaran air terhadap kelangsungan hidup organisme air

Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Pencemaran lingkungan dapat berpengaruh terhadap manusia dan Makluk hidup yang ada di dalamnya. Pencemaran dapat terjadi di udara, tanah dan air. Pencemaran air dapat disebabkan oleh limbah ditergen yang dibuang ke perairan.

Detergen merupakan zat pencuci sintetik yang ramah lingkungan yang dapat menimbulkan banyak buih pada permukaan air sehingga menghalangi larutnya oksigen ke dalam air, lebih lanjut kondisi itu dapat mempengaruhi kelangsungan hidup biota air, termasuk ikan.

Petunjuk kerja

Berdasarkan wacana di atas, Buatlah Rancangan dan lakukan percobaan secara berkelompok (maksimal 4 orang), dengan permasalahan pokok ”Pengaruh variasi konsentrasi detergen/limbah home industri terhadap Aktivitas hidup Ikan mas (Cyprinus carpio)”. kan mas dan detergen dapat kamu dapatkan dari laboran. Sedangkan jika kamu ingin menggunakan imbah home industri siapkan secara berkelompok.

Tentukan

1. Judul Percobaan 2. Tujuan percobaan 3. Rumusan masalah

4. Tentukan Variabel Percobaan ini 5. Apakah Alat/Bahan yang diperlukan.

6. Apa yang harus kalian lakukan agar eksperimenmu itu benar (sesuai permaslahan) ? Apa yang harus diamati dan diukur ? Bagaimana membuat larutan limbah / ditergen dengan konsentrasi yang berbeda-beda? Untuk itu Tuliskan prosedur kerja eksperimenmu itu !

7. Bagaimana organisasi datanya ? Buatlah Tabel hasil pengamatan ! 8. Tuliskan Hasil analisis datamu !

9. Tuliskan Kesimpulan dan implikasi hasil percobaan ini dalam kelangsungan hidup organisme di lingkungan sekitar kita !