POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PELAJAR SMP PENGGUNA TABLET PC DALAM PERKEMBANGAN EMOSIONAL (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orangtua Dengan Pelajar SMP Pengguna Tablet PC Dalam Perkembangan Emosional ).

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PELAJ AR SMP PENGGUNA
TABLET PC DALAM PERKEMBANGAN EMOSIONAL
(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orangtua Dengan Pelajar SMP
Pengguna Tablet PC Dalam Per kembangan Emosional )

Skripsi

Oleh :
ARIANTI DHARMA PUTRI
0843010060

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
yang berjudul : POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PELAJ AR
SMP

PENGGUNA

TABLET

PC

DALAM

PERKEMBANGAN

EMOSIONAL.
Penulis akui bahwa kesulitan selalu ada di setiap proses pembuatan
proposal skripsi ini, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri
sendiri. Semua proses kelancaran pada saat pembuatan skripsi penelitian tidak

lepas dari segala bantuan dari berbagai pihak yang sengaja maupun tak sengaja
telah memberikan sumbangsihnya.
Selama

melakukan

penulisan

penelitian

ini,

tak

lupa

penulis

menyampaikan rasa terima kasih pada Bapak Juwito, S.Sos,M.Si. sebagai dosen
pembimbing yang telah membantu penulis selama menyelesaikan proposal ini.

Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Karena telah melimpahkan segala karuniaNya, sehingga penulis
mendapatkan kemudahan selama proses penulisan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Suedarto, Mp, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim
3. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi, terutama kepada Ibu Dra. Sumardijati, M.si
yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan-masukan dalam
menyelesaikan penulisan proposal skripsi ini.
Serta tak lupa penulis memberikan rasa terima kasih secara khusus kepada:
1. Ibunda Nanik Dharma dan Toto cahyo, yang merupakan Orang tua yang
telah mendukung dan membimbing dengan penuh kasih sayang serta
perhatiannya secara moril maupun materil, dan juga atas do’a yang tak
henti-hentinya beliau haturkan untuk penulis. Skripsi ini untuk kedua Orang

Tuaku, Semoga dengan adanya proposal ini membuat ke dua Orang Tua
senang dan bangga Serta kakakku arie dan adikku andre meskipun kadang
menyebalkan tetapi selalu memberikan semangatnya kepada penulis.
2.

Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada temanteman kampus : Abdi, Meme, Ovi, Nanda, Aswin Dan semua teman-teman
yang lain yang tidak bisa saya tulis . Terima kasih atas dukungan, do’a, dan
semua bantuannya.

3.

Buat Muhammad Haris, yang sudah menemani kurang lebih 4 tahun selama
kuliah di UPN Veteran Jatim terimakasih atas semua dukungan, teguran,
perhatian dan rasa kecewanya. Semua masa-masa indah dulu akan selalu
menjadi pelajaran hidup dan semangat untuk saya agar menjadi pribadi lebih
baik.

4.

Buat seseorang yang tidak bisa di sebutin namanya dan sudah mensupport,

menemani dalam pengerjaan skripsi ini, makasih yah dukungan, motivasi,
perhatian dan waktunya.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Buat mas Nunk dan mas Annasrul “konting” yang sudah mencoba
membetulkan laptop yang sempat error, makasih sob.

6.

Buat “SAW” yang sudah berusaha menghibur dan terimakasih untuk
perhatiannya.

7.

Buat mas Nunk dan mas Annasrul “konting” yang sudah mencoba

membetulkan laptop yang sempat error, makasih sob.

8.

Buat mas Slathem dkk yang selalu marah jika penulis malas mengerjakan
skripsi dan menyediakan tempat di kedainya seperti rumah sendiri. Makasih
bray.

9.

Dan tidak lupa buat sahabat – sahabat Descom, “Ndud”, Arum, Cha-Cha,
Happy, Nia, Rita, Sissy dkk yang setia menemani, menghibur disaat galau,
memberikan dukungan dan menasehati makasih sayang-sayangku semua,
kalian adalah saudaraku. I LOVE U.

10. Dan terimakasih buat teman – teman yang tidak bisa disebutkan disini (
maaf bray dan mbak sist ga cukup), yang telah banyak membantu penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

dibutuhkan guna memperbaiki kekurangan yang ada.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya teman-teman di Jurusan Ilmu Komunikasi.
Surabaya, 2 Mei 2013
Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ...................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ......ii
KATA PENGANTAR .................................................................................

iii


DAFTAR ISI .............................................................................................

vi

ABSTRAKSI ................. ............................................................................. .viiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

1.2

Perumusan Masalah ........................................................................ ..12

1.3

Tujuan Penelitian ............................................................................. 12

1.4


Kegunaan Penelitian ....................................................................... 12
1.4.1 Kegunaan Teoritis ................................................................ 12
1.4.2 Kegunaan Praktis ................................................................. 13

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian terdahulu ........................................................................ 14

2.2

Landasan Teori ............................................................................... 17
2.2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ......................................... 17
2.2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal .............................................. 20
2.2.3 Model Komunikasi Interpersonal .............................................. 22

2.3

Pengertian Pola Komunikasi ...............................................................25


2.4

Pengertian Orang Tua ....................................................................... 27

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5 Pengertian Anak .................................................................................. 28
2.6 Pengertian keluarga ………………………………………................. 29
2.6.1 Fungsi Keluarga ...................................................................... 30
2.6.2 Komunikasi Keluarga .............................................................. 32
2.6.3 Kualitas Komunikasi Interpernonal Dalam Keluarga ............. 34
2.6.4 Aspek-Aspek Kualitas Interpersonal Dalam Keluarga ........... 36
2.7 Pengertian Perkembangan Emosional Remaja ..................................... 39
2.7.1 Karakteristik perkembangan emosi remaja .................................... 40
2.7.2 Ciri – ciri emosional remaja ........................................................... 41
2.7.3 faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja ..42
2.8 Definisi Tablet PC ................................................................................. 44

2.8.1 Sejarah Perkembangan Tablet PC .................................................. 46
2.9 Kerangka Berpikir ................................................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Metode Penelitian ....................................................................... 49

3.2

Subjek Dan Objek Penelitian ..................................................... 52

3.3

Lokasi Penelitian ......................................................................... 53

3.5

Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 54

3.6

Teknik Analisis Data ....................................................................... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Gambaran objek dan penelitian ....................................................... 56

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2

Identitas informan ........................................................................... 58

4.3

Analisis data ........................................................................................61
4.3.1 Deskripsi komunikasi orang tua dengan anak pengguna tablet pc ..70
4.3.2.1 Kontroling orang tua terhadap penggunaan tablet pc....... 70
4.3.2.2 Pemeriksaan Orang tua terhadap isi tablet pc anak ...........70

4.4

Pembahasan ......................................................................................82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulam .................................................................................... 84

2.8

Saran .............................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................86
LAMPIRAN
Lampiran I : Interview Guide ................................................................................87
Lampiran II : Wawancara ......................................................................................88

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Arianti dhar ma putri. POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN
PELAJ AR
SMP
PENGGUNA
TABLET
PC
DALAM
PERKEMBANGAN EMOSIONAL. (Studi deskriptif kualitatif tentang
pola komunikasi orang tua dengan pelajar smp pengguna tablet pc dalam
perkembangan emosional).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi
orang tua dengan pelajar SMP pengguna tablet pc dalam perkembangan
emosional ada tiga macam pola komunikasi orang tua dengan anak, yaitu :
Pola komunikasi Authoritarian (cenderung bersikap bermusuhan),
Permissive (cenderung berprilaku bebas),
Authoritative (cenderung
terhindar dari kegelisahan dan kekacauan).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Secara
garis besar dalam penelitian ini menunjukan bahwa dari lima informan, tiga
menganut pola komunikasi permisive, satu menggunakan pola komunikasi
otoriter, sisanya menggunakan pola komunikasi demokratis. Seharusnya
orang tua menerapkan pola komunikasi demokratis, yang bersifat sirkuler
Artinya orang tua dan anak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
komunikator dan komunikan.
KATA KUNCI : Pola, Komunikasi Orang Tua,pelajar Smp, Tablet PC,
Perkembangan Emosional
ABSTRACT
Arianti dharma putri. PATTERNS OF COMMUNICATION WITH
PARENTS STUDENTS SMP TABLET PC USERS IN THE
EMOTIONAL. (Qualitative descriptive study of communication patterns
of parents with students xxx pc tablet users in the emotional development).
The purpose of this study was to determine the pattern of parental
communication with junior high school students tablet pc users in the
emotional development there are three kinds of patterns of parental
communication with children, namely: communication patterns
Authoritarian (likely to be hostile), permissive (tend to behave free),
Authoritative (likely avoid the anxiety and chaos).
This research uses descriptive qualitative method. Broadly speaking,
these studies show that of the five informants, three permisive
communication pattern analysis, the use of communication patterns of
authoritarian, democratic rest using communication patterns. Parents should
implement democratic communication patterns, which are circular means
that parents and children have the same opportunity to be a communicator
and communicant.
KEYWORDS: Patterns, Communication Parents, students Smp, Tablet PC,
Emotional Development.

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Komunikasi adalah kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi
dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari atau kepada orang
lain. Aktifitas komunikasi dapat terlihat pada setiap aspek kehidupan sehari hari manusia, yaitu sejak bangun tidur di pagi hari sampai dengan manusia
beranjak tidur pada malam hari.
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communication, dan bersumber
dari kata communis yang artinya sama. Sama disini maksudnya adalah sama
makna mengenai satu hal. (Effendy, 2002: 3)
Hubungan

antara manusia tercipta

melalui

komunikasi,

baik

komunikasi verbal (bahasa) maupun non verbal (symbol, gambar, atau
media).Selain itu komunikasi dilakukan karena memiliki fungsi untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, memupuk hubungan dan memperoleh
kebahagiaan.Fungsi bahasa yang mendasar bagi manusia adalah untuk
menemani atau menjuluki objek, orang, dan peristiwa.
Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
menanam nilai – nilai, terutama komunikasi di dalam keluarga antara orang
tua dan anak sangatlah penting untuk membentuk kepribadian anak, apabila
terjadi komunikasi yang baik maka anak akan memiliki sikap kemandirian.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Kemandirian adalah sifat seseorang tidak bergantung pada orang lain,
anak akan berusaha menggunakan segenap kemampuan inisiatif, daya kreasi,
kecerdasan, dengan baik. Dengan kemampuan ini justru merupakan tantangan
untuk membuktikan kreatifitasnya. Dengan hal ini akan mendorong diri dapat
mengaktualisasikan dirinya dengan sebaik – baiknya (Dariyo, 2002:82)
Kebutuhan untuk

mendapatkan informasi semakin

meningkat,

sehingga manusia membutuhkan alat komunikasi yang dapat digunakan
kapanpun dan dimanapun mereka berada. Proses perkembangan bagaimana
cara manusia berkomunikasi satu sama lain mengalami perkembangan yang
sangat pesat, berkat bantuan teknologi yang secara konsisten mengalami
peningkatan yang luar biasa.
Secara umum, teknologi merupakan hasil penemuan manusia yang
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan
pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Teknologi menjawab kebutuhan
manusia akan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan dalam melakukan
berbagai macam kegiatan. Teknologi berkembang dari waktu ke waktu
sebagai wujud dari perkembangan zaman itu sendiri, namun teknologi juga
berkembang karena manusia yang selalu tergantung dengan perkembangan
teknologi tersebut.
Teknologi saat ini tidak hanya bagi mereka yang sudah dewasa
maupun remaja, bahkan untuk anak –anak yang masih duduk dibangku SMP
pun kini sudah mengenal dan mengerti tentang kecanggihan teknologi. Kini
akses – akses komputer dan internet sudah mudah di peroleh baik itu dirumah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

maupun sekolah, dan juga ditempat – tempat umum seperti mall, restoran, dll.
Penggunaan media itu sendiri tidak hanya sekedar untuk mengirim email,
tetapi juga untuk chating, browsing dan juga permainan game online.
Komputer menjadi suatu media yang sangat konvensional di dunia,
terlebih dengan teknologi lain yang telah ditanamkan di dalamnya yaitu
jaringan Internet. Jaringan internet adalah jaringan komputer yang mampu
menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis informasi
dalam berbagai bentuk dapat dikomunikasikan dari berbagai belahan dunia
secara instan dan global .
Sekarang ini telah bermunculan gadget yang sangat canggih salah
satunya adalah Tablet PC. Gadget terbaru ini memang sedang trend di
kalangan masyarakat umum.Tablet PC adalah laptop atau komputer portable
berbentuk buku Maka Tablet PC dapat menjadi salah satu peralatan yang
dapat dibawa kemana-mana. Tablet PC dapat di masukkan kedalam tas,
praktis untuk dibawa, memiliki layar sentuh atau teknologi Tablet digital yang
memungkinkan pengguna komputer mempergunakan stylus atau pulpen
digital selain keyboard ataupun mouse komputer. Istilah ini dipopulerkan oleh
Microsoft pada tahun 2001, tetapi Tablet PC sekarang mengacu pada setiap
komputer pribadi yang berukuran tablet dan harganya relative tidak murah.
Tablet PC memang dirancang untuk dioperasikan dan dimiliki oleh
seorang individu. Ciri yang signifikan untuk menentukan apakah Tablet pc
dapat dianggap sebagai komputer pribadi adalah bahwa Tablet PC ini
memberikan kebebasan untuk pemakainya untuk menginstal perangkat lunak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

atau software sesuai dengan keinginan dan keperluannya masing-masing.
Disini anak – anak bebas mengunduh game – game secara gratis maupun
berbayar dan dapat mengakses internet.
Saat ini, banyak orang tua yang tidak lagi punya waktu yang cukup
untuk mengajari anaknya. Kedua orang tua sibuk bekerja sementara anak juga
sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Orang tua sering kali menyerahkan
sepenuhnya pendidikan putra-putrinya pada sekolah. Sementara dirumah
mereka tidak punya waktu yang cukup untuk mengawasi dan berinteraksi
dengan anaknya. Akhirnya orang lain lah, misalnya pembantu, yang
mengambil peran dalam pendidikan anak. Kita seringkali melihat, bahwa
anak-anak menjadikan rumah hanya sebagai ‘tempat singgah’ mereka tidak
memiliki luapan emosi (emotional bonding) karena ayah dan ibu sibuk.
Kurangnya jalinan komunikasi menyebabkan kerenggangan hubungan emosi.
Anak cenderung sibuk dengan urusannya sendiri, begitu juga orang
tua. Akibatnya, ketika orang tua ingin memberikan saran atau masukan,
komunikasi terasa mandek. Secara psikologis, anak membutuhkan keberadaan
orang tuanya untuk melewati masa-masa kecilnya yang penuh dengan hal-hal
baru.
Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak
anak – anak kita akan menjadi aset bangsa dan Negara, yang akan menentukan
masa depan bangsa dan Negara. Sehingga diperlukan bimbingan dan
pengawasan yang baik serta ketat untuk menghasilkan penerus – penerus yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

bermoral baik, berwawasan luas serta paham akan fungsi sebagai generasi
penerus.
Sebelum anak – anak tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolah,
keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Peranan dan fungsi
orang tua berpengaruh besar terhadap kepribadian dan perkembangan tabiat
anak.
Meningkatnya jumlah waktu yang dipergunakan oleh anak-anak
dirumah dan disekolah dalam berinteraksi dengan Tablet PC menimbulkan
pertanyaan

tentang

bagaimana

teknologi

Tablet

PC

mempengaruhi

perkembangan emosional anak. Secara umum perkembangan anak yang
diperkenalkan dengan teknologi relatif lebih baik daripada anak-anak yang
sama sekali belum dikenalkan dengan teknologi.
Seperti yang di alami oleh seorang anak, bernama Manggala, yang
berumur 14 tahun dan duduk dibangku SMP. Sejak umur 13 tahun ia telah
mengetahui dan di perkenalkan dengan kecanggihan tekhnologi. Hal itu ia
dapatkan, karena ia dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang sangat
berkecukupan dan tidak asing terhadap segala perkembangan Gadget yang
ada. Selain itu, di dukung dengan Lingkungan yang juga tidak lepas dari
perkembangan teknologi, kehidupan sosial anak – anak di perumahan disana
pun tergolong kedalam tingkat ekonomi keatas. Sehingga semua anak yang
tinggal disana pun sudah terbiasa dengan jenis – jenis gadget dan juga dunia
maya. Dirumahnya, setiap harinya ia hanya sibuk bermain game online di
Tablet PC nya, setiap bepergian ia akan selalu membawa Tablet PC dan sibuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

dengan permainan yang sedang ia mainkan. Semenjak ia kenal dengan Tablet
PC interaksi terhadap lingkungan sosialnya berkurang, ia tidak lagi menjadi
anak yang aktif bermain dengan teman – teman seusianya, ia hanya berdiam
diri dirumahnya bermain dengan Tablet kesayangannya, segala kegiatannya ia
lakukan dikamar atau pun didepan tv sembari memainkan game online. Ia
selalu merengek minta agar akses internetnya segera di isi ulang jika kuotanya
sudah habis. Jika ia keluar rumah ia selalu bermain TabletPC didepan temanteman sebayanya, ia tidak terlalu menghiraukan untuk bermain bersama
teman-teman seusianya. Pada satu ketika, Tablet PC yang dia biasa gunakan
untuk bermain game online rusak dan ia tidak lagi dapat bermain game online.
Pada saat itu, ia hanya berdiam diri dikamar, dan tidak berbicara sama sekali,
dia tidak seperti anak-anak lain yang menangis meminta pengganti Tablet PC
nya. Setiap pertanyaan yang ditanyakan ia hanya menjawab dengan
mengangguk atau menggelengkan kepalanya. Pada saat itu, dia juga tidak mau
untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, bahkan dengan orang
tuanya sendiri. Kondisi seperti itu ia alami selama 3 hari. Ia hanya berdiam
diri, seolah-olah bayangan dia hanya tertuju pada seluruh game online yang
biasa ia mainkan saat Tablet PC nya belum rusak. Pandangan matanya kosong,
ia seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya. Seluruh ajakan
untuk bermain dari teman-teman seusianya ia tolak, bahkan untuk bermain
bersama dikamarnya pun ia tidak mau. Jadi malas belajar, untuk makan pun ia
sedikit susah, karena semua pandangannya hanya tertuju pada Tablet PC nya.
Hal itu membuat keluarganya menjadi bingung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Pelajar SMP sekarang ini sudah akrab dengan media digital dan
gadget. Internet juga bisa berdampak positif dan negatif dalam waktu yang
bersamaan. Kurangnya pengawasan orang tua bisa membuat anak menjadi
salah asuh dalam penggunaan teknologi dan komunikasi
Lewat internet, bisa mengakses segala informasi dari seluruh dunia.
Dan tak semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak di akses
oleh anak - anak. Karena terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas
menyaksikan segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang
dapat di akses dengan mudah di dunia maya (internet). Hal ini tentu
menimbulkan efek yang kurang baik bagi perkembangan emosional anak. Dari
yang semula mereka merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka
melihat seksualitas yang di obral di internet tanpa pengarahan serta bimbingan
yang tepat dan mereka merasa penasaran bahkan mencobanya. Ini menjadi
sangat mengkhawatirkan dan meresahkan terutama para orang tua.
Agar tidak terjadi hal – hal yang berdampak negative, maka
seharusnya disini komunikasi antara orang tua dan anak ditekankan pada
perhatian dan waktu luang orang tua bagi anaknya. Berbagai masalah anak
yang

muncul

saat

ini,

baik

yang

berhubungan

dengan

perilaku

penyalahgunaan gadget, disebabkan antara lain oleh kurangnya perhatian dan
bimbingan yang diterima anak dari orang tuanya atau orang dewasa yang
berada di sekitarnya. Semua berawal dari masalah kurangnya komunikasi
antara orang tua dan anak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Dalam lingkungan keluarga komunikasi suatu hal yang penting dimana
komunikasi berfungsi sebagai media penjembatan dalam hubungan antar
keluarga. Komunikasi merupakan salah satu cara yang digunakan dalam
interaksi

keluarga,

seorang

anak

akan

memperoleh

mengembangkan sikap sosial dengan baik

latihan

dasar

dan kebiasaan perilaku.

Komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang efektif dapat
menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap hubungan yang
makin baik dari tindakan (Effendy, 2002: 8)
Pentingnya peran komunikasi dalam keluarga perlu dibangun dalam
rangka pola pikir anak dan membangun jiwa anak agar sesuai dengan harapan
orang tua. Dalam lingkungan keluarga orang tua berperan sebagai institusi
pendidikan, artinya tidak cukup dengan komunikasi saja, tetapi didalamnya
terjadi komunikasi dalam bidang keagamaan, social, dan perlindungan yang
dilakukan orang tua terhadap anak – anaknya. Perawatan orang tua yang
penuh kasih sayang merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan
anak menjadi pribadi yang baik.
Keluarga yang fungsional ditandai adanya beberapa karakteristik yang
bersikap terbuka dan jujur serta adanya komunikasi antar anggota keluarga
yang berlangsung dengan baik, apabila dalam suatu keluarga tidak mampu
menerapkan atau melaksanakan fungsi – fungsi sebagai keluarga maka
keluarga tersebut mengalami stagnan (kemandekan) atau disfusi yang pada
gilirannyaakan

merusak

kekokohan

perkembangan kepribadian anak)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

keluarga

(khususnya

terhadap

9

Komunikasi merupakan faktor yang penting bagi perkembangan
emosional anak, karena ketika tidak ada komunikasi di dalam suatu keluarga
akan berakibat fatal seperti timbulnya perilaku nakal pada anak.
Sebuah keluarga akan berfungsi dengan optimal apabila didalamnya
terdapat pola komunikasi yang terbuka, ada sikap saling terbuka, ada sikap
saling menerima, mendukung rasa aman dan nyaman serta memiliki
kehidupan spiritual yang terjaga (Kriswanto, 2005: 9)
Suasana harmonis dalam keluarga bisa tercapai apabila setiap
anggotanya menjalankan tugas dan kewajiban masing – masing sambil
menikmati haknya sebagai anggota keluarga. (Gunarsa, 2002: 207)
Pada masa remaja awal, komunikasi interpersonal antara orang tua
dengan anak sangatlah penting. Pengertian komunikasi interpersonal sendiri
adalah proses pertukaran informasi antara seseorang dengan sesseorang
lainnya, atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya.
Komunikasi

interpersonal

merupakan

proses

pengiriman

dan

penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika
(Devito, 1997: 230)
Komunikasi interpersonal sangat penting karena memungkinkan
berlangsung secara dialogis dibandingkan dengan bentuk – bentuk komunikasi
lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan
mengubah sikap, kepercayaan dan perilaku komunikan, maka bentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

komunikasi interpersonal acapkali digunakan untuk melancarkan komunikasi
persuasive yaitu komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus,
luwes, berupa ajakan, bujukan atau rayuan (Effendy, 2002: 59)
Pentingnya komunikasi interpersonal seperti itu bagi komunikator
ialah karena ia dapat mengetahui diri komunikan selengkap lengkapnya. Ia
dapat

mengetahui

namanya,

pekerjaannya,

pendidikannya

agamanya,

pengalamannya, cita – citanya dan yang terpenting artinya untuk mengubah
sikap, pendapat, atau perilakunya. Dengan demikian komunikator dapat
mengarahkannya ke suatu tujuan sebagaimana ia inginkan (Onong Uchjana,
2008: 8)
Pola komunikasi merupakan bentuk atau pola hubungan antara dua
orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang
mengikat dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah
– langkah pada suatu aktifitas, dengan komponen – komponen yang
merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan komunikasi antara
manusia atau kelom[pok dan organisasi.
Menurut (Yusuf, 2007: 51) terdapat 3 pola komunikasi hubungan
orang tua dengan anak, pola komunikasi yang pertama adalah pola komunikasi
membebaskan (permissive), pola ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa
batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan
anak. Pola komunikasi permisive atau dikenal pula dengan pola komunikasi
serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua
keinginan anak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Pola komunikasi yang kedua adalah pola komunikasi Otoriter, ditandai
dengan orang tua yang melarang anaknya dengan mengorbankan otonomi
anak.pola komunikasi ini mempunyai aturan – aturan yang kaku dari orang
tua.
Pola komunikasi yang ketiga adalah pola komunikasi Demokratis,
ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.Mereka
membuat semacam aturan – aturan yang disepakati bersama.Orang tua yang
demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai kemampuan anak
secara langsung.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak
adalah pola interaksi dan pola komunikasi dalam keluarga.Pola komunikasi
orang tua terhadap anak sangat bervariasi. Ada yang pola komunikasinya
menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang
bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang
dengan penuh cinta kasih. Perbedaan pola komunikasi seperti itu dapat
berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi anak.
Dari latar belakang masalah di atas, munculnya Tablet PC mempunyai
dampak positif negative untuk anak. Dari fenomena tersebut, maka peneliti
ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi orang tua dengan siswa SMP
pengguna Tablet PC dalam perkembangan emosional.
Penelitian ini dilakukan di Surabaya, karena Surabaya merupakan
salah satu kota metropolis yang mempunyai perkembangan tekhnologi tinggi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Dan penggunaan Tablet PC sudah menjadi hal yang biasa di kalangan remaja
di Surabaya.
Orang tua harus berkomunikasi dan mengawasi penggunaan Tablet PC
dengan anaknya dan dapat memberikan penjelasan secara tepat karena
kurangnya komunikasi dan pengawasan orang tua bisa membuat anak salah
asuh dalam penggunaan teknologi dan komunikasi. Oleh karena itu, peneliti
ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi orang tua dengan siswa SMP
pengguna Tablet PC dalam perkembangan emosional.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Bagaimana Pola Komunikasi orang tua dengan siswa SMP
pengguna Tablet PC dalam perkembangan emosional ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola komunikasi orang tua dengan siswa SMP
pengguna Tablet PC dalam perkembangan emosional.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Teoritis
Dapat

digunakan

untuk

menambah

wacana

komunikasi

interpersonal atau komunikasi antar pribadi khususnya tentang pola
komunikasi orang tua dengan siswa smp pengguna Tablet PC dalam
perkembangan emosional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1.4.2 Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pada
orang tua cara berkomunikasi yang baik dan efektif dengan anak pengguna
Tablet PC, agar perkembangan tehnologi yang semakin canggih, tidak
hanya merusak kepribadian anak, tapi justru memberikan kontribusi positif
bagi perkembangan emosional anak remaja saat ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian terdahulu
Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu
komunikasi yang relavan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal
tersebut diharapkan bisa digunakan dalam refensi penyusunan penelitian.
Jurnal penelitian pertama ditulis oleh Damayanti Wardyaningrum yang
berjudul “ pola Komunikasi Keluarga dalam Menentukan Komsumsi
Nutrisi

bagi

Anggota

Keluarga”.

kebiasaan

anggota

keluarga

mengkonsumsi nutrisi ( terutama pada anak) sangat erat kaitannya dengan
kebiasaan orang tua, anak akan lebih mudah meniru kebiasaan pola makan
orang tua, atau lingkungan dimana anak sering berada, misalnya lingkungan
rumah dan sekolah. Selain itu pola asuh keluarga termasuk pola komunikasi
orang tua dalam menyampaikan pesan – pesan dan mencontohkan perilaku
tentang konsumsi nutrisi sehari – hari juga menentukan perilaku anak.
Keluarga juga menentukan bagaimana bentuk komunikasi yang disepakati
dan akhirnya membentuk suatu pola tertentu yang membedakan antara satu
keluarga dengan keluarga lainnya. Pola komunikasi keluarga juga
menentukan tingkat kepuasan anggota keluarga didalamnya. Keluarga
adalah termasuk kelompok primer dimana seseorang biasanya berada.
Sebagai kelompok primer maka komunikasi yang dilakukan para

14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

anggotanya berbeda dengan kelompok sekunder. Dalam penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode wawancara dan
observasi sebagai teknik pengumpulan data. Informan dari penelitian ini
adalah anggota keluarga ayah dan ibu peternak sapi di wilayah Lembang
Jawa Barat yang memiliki anak usia sekolah serta memiliki beberapa ekor
sapi yang sedang menghasilkan susu. Hasil penelitian ini adalah ibu
menghabiskan waktu lebih banyak untuk melakukan sebagian banyak untuk
melakukan kegiatan disekitar rumah sedangkan ayah menggunakan
sebagian besar waktunya diluar rumah. Dari aktifitas ayah dan ibu pada
keluarga peternak dalam memenuhi konsumsi nutrisi bagi anggota keluarga
ditemukan pola komunikasi yang cenderung didominasi oleh ibu (unbalance
split pattern) namun disisi lain ditemukan kecenderungan bahwa keluarga
peternak sesungguhnya dapat memiliki pola komunikasi yang lebih
seimbang (balace split pattern) dengan meninjau perran ayah dari
aktivitasnya sehari – hari.
Dan pada jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh Yuni Retnowati yang
berjudul “Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk
Kemandirian

Anak

(Kasus

di

Kota

Yogyakarta)”.

Perceraian

menyebabkan struktur keluarga berubah menjadi tidak lengkap dengan
hilangnya salah satu figur orang tua. Keluarga yang tidak utuh memiliki
pengaruh negatif bagi perkembangan anak, dalam masa

perkembangan

anak membutuhkan suasana keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang.
Anak yang di asuh oleh ibu tunggal kehilangan figur ayah dalam keluarga.
hilangnya figur ayah akibat perceraian mengakibatkan anak kehilangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

tokoh identifikasi. Komunikasi adalah salah satu faktor yang perlu
diperhatikan orang tua yang menginginkan anaknya mandiri, bagaimana
cara ibu tunggal berkomunikasi dengan anak menentukan apakah tumbuh
mandiri atau sebaliknya. Penelitian ini menggunakan desain survey dengan
pendekatan kualitatif, yaitu survai yang digunakan dalam penelitian
deskriptif. Kesimpulan hasil dari penelitian ini pola komunikasi lebih
berperan dominan dalam membentuk kemandirian anak melalui penanaman
kesadaran anak untuk mandiri, faktor lingkungan yang ada hubungannya
dengan kemandirian adalah keluarga luas, sekolah, teman sebaya, dan media
massa.
Dengan adanya dua jurnal penelitian tersebut, maka penulis tertarik
untuk meneliti “Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Pelajar SMP
Pengguna Tablet PC dalam Per kembangan Emosional”. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif

dengan metode wawancara

sebagai teknik pengumpulan data. Informan dari penelitian ini adalah orang
tua yang memliki anak remaja usia 12 – 15 tahun yang duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama dan menggunakan tablet pc. Penelitian ini di
dasari oleh perkembangan tekhnologi yang sangat pesat. Saat ini teknologi
telah menjadi bagian hidup dari masyarakat, tidak hanya orang dewasa,
tetapi juga bagi anak-anak sekolah menengah pertama. Munculnya Tablet
PC adalah salah satu bentuk dari perkembangan teknologi. Masa remaja
adalah masa peralihan dari anak – anak menjadi dewasa, Pada masa ini
remaja mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik,
sosial, dan emosi. Salah satu perkembangan yang dialami oleh anak adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

perkembangan emosi. Perkembangan emosional anak, tidak terlepas dari
penerapan pengasuhan orang tua melalui interaksi antara ibu dan ayah
dengan remajanya. Orang tua merupakan lingkungan pertama yang paling
berperan dalam pengasuhan anak remajanya, sehingga mempunyai
pengaruh yang paling besar pada pembentukan kemandirian emosional
remaja. Perkembangan tekhnologi berpengaruh besar pada perkembangan
emosional anak, maka dari itu penelitian ingin mengetahui pola komunikasi
siswa smp pengguna tablet PC dalam perkembangan emosional.
2.2 Landasan teori
2.2.1 Pengertian Komunikasi Interper sonal
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal
maupun nonverbal (Mulyana, 2004 : 73)
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah
proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan
beberapa umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal merupakan
komunikasi didalam diri sendiri terdapat komponen – komponen
komunikasi seperti sumber, pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam
komunikasi interpersonal hanya seorang yang terlibat. Pesan mulai dan
berakhir dalam diri individu masing – masing. Komunikasi interpersonal
mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Suatu pesan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang (Muhammad, 1995 :
158)
Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesan – pesan
disampaikan kepada orang lain. Komunikasi interpersonal merupakan
proses pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang lainnya atau
biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Dengan bertambahnya orang – orang yang terlibat dalam komunikasi
menjadi bertambah kompleklah komunikasi tersebut (Muhammad 1995 :
159)
Komunikasi antarpribadi juga di definisikan sebagai komunikasi
yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat
jelas diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas
diantara mereka, misalnya percakapan seorang ayah dengan anak, sepasang
suami istri, guru dengan murid, dan lain sebagainya. Dalam definisi ini
setiap komunikasi baru dipandang dan dijelaskan sebagai bahan – bahan
yang teritegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi (Devito, 1997:
231)
Pentingnya suatu komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk
komunikasi antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka
yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing –
masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses
komunikasi dialogis Nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi
untuk terjadinya pergantian bersama (mutual understanding) dan empati.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status
sosial melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing – masing adalah
manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai dan dihormati
sebagai manusia.
Adapun faktor – faktor yang dapat menumbuhkan hubungan
interpersonal dalam komunikasi interpersonal adalah :
a. Percaya
Percaya disini merupakan faktor yang paling penting sejauh mana percaya
kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor personal dan situsional. Dengan
adanya percaya dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena
membuka hubungan komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan
informasi.
b. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam
komunikasi, seseorang bersikap defensive apabila tidak menerima, tidak
jujur, tidak empatis. Dengan sikap defensive komunikasi interpersonal
gagal.
c.

Sikap Terbuka (open mindedness)
Dengan sikap percaya dan sikap suportif, sikap terbuka mendorong
timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan yang paling penting
yaitu saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal. (Rahmad,
1999: 129)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.2 Tujuan komunikasi Interper sonal
Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan. Tujuan
komunikasi ini tidak perlu disadari pada saat terjadinya pertemuan dan juga
tidak perlu dinyatakan. Tujuan itu boleh disadari dan boleh tidak di sadari
dan disengaja atau tidak disengaja. Diantara tujuan – tujuan itu adalah
sebagai berikut :
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal
atau pribadi. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita
untuk berbicara tentang apa yang kita sukai atau mengenai diri kita. Melalui
komunikasi kita juga dapat belajar bagaimana kita menghadapi yang lain,
apakah kekuatan dan kelemahan kita dan siapakah yang menyukai dan tidak
menyukai kita dan mengapa.
b. Menemukan Dunia Luar
Komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak
tentang kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal ini
menjadikan kita memahami lebih baik lagi dunia luar, dunia objek, kejadian
– kejadian dan orang lain.
c. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan baik dengan orang lain. Banyak waktu dari kita
pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan sosila dengan orang lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

d. Berubah Sikap dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku ke
orang lain dengan pertemuan interpersonal. Komunikasi interpersonal
menarik untuk mencatat bahwa studi mengenai keefektifan media massa,
bertententangan dengan situasi interpersonal dalam mengubah tingkah laku
tertentu. Kita lebih sering membujuk melalui komunikasi interpersonal dari
pada komunikasi media massa.
e. Untuk Bermain dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman. Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan
yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan
di lingkungan kita.
f. Untuk Membantu
Ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan tetapi menggunakan komunikasi
interpersonal dalam kegiatan professional mereka mengarahkan kliennya.
Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi
interpersonal kita sehari – hari. Memberikan bantuan bias dikatakan apakah
professional dan tidak professional, keberhasilan memberikan bantuan
tergantung kepada pengetahuan dan keterampilan komunikasi interpersonal.
Berdasarkan tujuan – tujuan komunikasi interpersonal dapat
memungkinkan kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentang diri,
membentuk hubungan yang baik dengan orang lain dan menambah
pengetahuan dunia luar (Muhammad, 2005: 165-168).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.2.3 Model Komunikasi Interper sonal
Dalam

proses

komunikasi

antarpribadi

atau

komunikasi

interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar,
artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi antarpribadi efek
atau umpan balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui komponen
- komponen yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan
melalui gambar berikut :
Bidang Pengalaman
Bidang pengalaman
SALURAN

EFEK

Penggirim - Penerima

Pengirim – Penerim a

p
Encouding - Decoding

Encoding - Decoding

EFEK
Pesan -pesan

GANGGUAN
UMPAN BALIK
Gambar 2.2 Bagan Model komunikasi Interper sonal Secara Umum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa komponen – komponen
komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut : (Devito,2007: 10)
1. Pengirim – Penerima
Komuniasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang
terlibat dalam komunikasi antarpribadi memfokuskan dan mengirim serta
mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan.
Istilah pengirim – pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi
pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi antarpribadi, contoh komunikasi antar orang tua dan anak.
2. Encoding – Decoding
Encoding adalah tindakan menghasilkan pesa, artinya pesan – pesan yang
akan disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan
menggunakan kata – kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan
untuk menginterpretasikan dan memahami pesan – pesan yang diterima,
disebut juga bertindak sekaligus sebagai penerima, maka fungsi encoding –
decoding dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi
antarpribadi.
3. Pesan – pesan
Dalam komunikasi antarpribadi, pesan – pesan ini bisa terbentuk verbal
(seperti kata - kata) atau nonverbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan
antara bentuk verbal dan nonverbal.
4. Saluran
Saluran ini berfungsi sebagai ,edia dimana dapat menghubungkan antara
pengirim dan penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

baik yang bersifat langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif
dibandingkan dengan saluran media massa. Hal ini disebabkan pertama,
penyampaian pesan melalui saluran komunikasi antarpribadi kita berbicara
dan mendengarkan (saluran saluran indra pendengar dengan suara) isyarat
visual atau sesuatu yang tampak (seperrti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan
lain sebagainya).
5. Gangguan atau noise
Seringkali pesan – pesan yang dikirim berbeda dengan pesan yang diterima.
Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangsung komunikasi, yang
terdiri dari :
a. Gangguan fisik
Gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi fisik
pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya.
b. Gangguan psikologis
Gangguan ini timbul karena adanya perbedaan gagasan dan penilaian
subyektif diantara orang yang terlibat dalam komunikasi seperti emosi,
perbedaan nilai – nilai, sikap dan sebagainya.
c. Gangguan semantik
Gangguan ini terjadi kata – kata atau simbol yang digunakan dalam
komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan
penerima gagal dalam menangkap dari maksud – maksud pesan yang
disampaikan,

contoh

perbedaan

bahasa

berkomunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

digunakan

dalam

25

6. Umpan balik
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
komunikasi antarpribadi, karena pengirim dan penerima secara terus
menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik
secara verbal maupun nonverbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila
tidak menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila merugikan.
7. Bidang pengalaman
Bidang pengalaman merupakan faktor yang paling penting dalam
komunikasi antarpribadi. Komunikasi akan terjadi apabila para pelaku yang
terlibat dalam komunikasi mempunyai bidang pengalaman yang sama.
8. Efek
Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi
dinilai paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku, kepercayaan dan
opini komunikasi. Hal ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap
muka (Devito, 2007: 10)
2.3 Pengertian Pola Komunikasi
Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya (Soejanto,2001: 27)
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua
orang atau lebih dalam proses pengiriman cara yang tepat sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Dari pengertian di atas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk
atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses mengkaitkan
dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang menjadi langkah –
langka

Dokumen yang terkait

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya di Kota Bandung)

0 15 73

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Skinhead (studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang TUa Dengan Anak Sebagai Komunitas Skinhead Dalam Berinteraksi Di Kota Bandung)

0 33 98

POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan POLA KOMUNIKASI PENGGUNA SOSIAL MEDIA PATH (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Pengguna Sosial Media Path di Kalangan Ma

0 2 15

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PELAJAR SMP PENGGUNA TABLET PC DALAM PERKEMBANGAN EMOSIONAL (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orangtua Dengan Pelajar SMP Pengguna Tablet PC Dalam Perkembangan Emosional ).

0 0 98

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA GADGET AKTIF (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Sekolah Dasar pengguna gadget aktif; handphone, playstation, dan laptop di Sidoarjo).

1 5 157

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 1 99

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 2 95

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA GADGET AKTIF (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Sekolah Dasar pengguna gadget aktif; handphone, playstation, dan laptop di Sidoarjo)

0 0 27

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PELAJAR SMP PENGGUNA TABLET PC DALAM PERKEMBANGAN EMOSIONAL (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orangtua Dengan Pelajar SMP Pengguna Tablet PC Dalam Perkembangan Emosional )

0 0 22

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN PELAJAR SMP PENGGUNA TABLET PC DALAM PERKEMBANGAN EMOSIONAL (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orangtua Dengan Pelajar SMP Pengguna Tablet PC Dalam Perkembangan Emosional )

0 0 76