POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA GADGET AKTIF (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Sekolah Dasar pengguna gadget aktif; handphone, playstation, dan laptop di Sidoarjo).

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK
PENGGUNA GADGET AKTIF
(Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak
Sekolah Dasar pengguna gadget aktif; handphone, playstation, dan laptop di
Sidoarjo)
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pada Progr am Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” J awa
Timur

Oleh :
MADE WITRIANTI
NPM. 0943010259

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA


2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK SEKOLAH DASAR
PENGGUNA GADGET AKTIF
( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak
Sekolah Dasar Pengguna Gadget Aktif; handphone, playstation, dan laptop )

Disusun oleh :
MADE WITRIANTI
NPM. 0943010259
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
PEMBIMBING

Dra. DYVA CLARETTA, Msi
NPT. 3 6601 94 00251


Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec, Hj. SUPARWATI, M.Si.
NIP.19550718 198302 2001

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA
GADGET AKTIF
(Studi Deskripti Kualitatif Pola Komunikasi Or ang Tua Dengan Anak
Sekolah Dasar Pengguna Gadget Aktif; Handphone, Playstation, dan Laptop)
Disusun Oleh :
MADE WITRIANTI
NPM : 0943010259
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
“Veteran” J awa Timur

Pada tanggal 14 September 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua

Dra. DYVA CLARETTA, MSi.
NPT. 3 6601 94 00251

J UWITO, S.Sos., Msi
NPT. 367049500361
2. Sekretaris

Dr. Catur Suratnoadji, M. Si
NPT. 3 6804 94 00281
3. Anggota

Dra. DYVA CLARETTA, MSi.
NPT. 3 6601 94 00251
Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra. Ec. Hj. SUPARWATI, MSi.
NIP. 1 95507 181983 022 001

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Hyang Widi Wasa, karena berkat anugerah dan
kebaikannya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul “Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pengguna Gadget
Aktif”. Penulisan skripsi ini, merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur, khusunya Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi tugas akademik guna
melengkapi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana.

Hasil skripsi ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun
terwujud karena bantuan dan bimbingan dari Ibu Dra. Dyva Claretta, MSi selaku
dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini :
1.

Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

2.

Bapak Juwito, S.Sos., MSi sebagai Ketua Progdi Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

3.

Bapak dan Ibu Dosen Progdi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dalam materi perkuliahan.

4.


Kedua Orang Tua, yang selalu memberi support dan dukungan doa. Kakak
Luh Suatmanti, yang tidak bosan-bosan mengingatkan penulis untuk cepat

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

lulus serta kedua keponakan yoga dan yogi yang memberikan inspirasi untuk
mengambil permasalahn ini.
5.

Semua teman-teman Ikom’09 khususnya Martha dan Rezita, yang kemanakemana selalu bertiga. Harapannya bisa lulus dan wisuda bareng.

6.

Terimakasih juga untuk geng ricuh yang terbentuk saat kkn, atas motifasi dan
selalu merefresh kembali penulis, Novi, Dica, dan juga Anna, Indri yang

sudah lebih dulu lulus.

7.

Untuk para alumni komunikasi, terimakasih atas masukan, semangat, dan
motifasinya, dan seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Biarlah Tuhan memberikan kasih karunia kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan laporan proposal ini.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Harapan penulis semoga
dengan terselesainya laporan proposal ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak. Amin.
Surabaya, September 2013

Penulis

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN ......................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................


x

ABSTRAKSI .............................................................................................. xi

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang .......................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ............................................................... 16


1.3

Tujuan Penelitian .................................................................. 16

1.4

Kegunaan Penelitian ............................................................. 16
1.4.1 Kegunaan Praktis ......................................................... 16
1.4.2 Kegunaan Teoritis ........................................................ 16

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA .................................................................... 17
2.1

Penelitian Terdahulu .............................................................. 17

2.2


Landasan Teori ...................................................................... 20
2.2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ........................... 20
2.2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal ................................. 22

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2.2.3 Model Komunikasi Interpersonal................................... 26
2.2.4 Teori atribusi ................................................................. 30
2.3

Pengertian Pola Komunikasi ................................................. 31

2.4

Pengertian Keluarga ............................................................... 34
2.4.1 Komunikasi Keluarga .................................................... 34
2.4.2 Kualitas Komunikasi Dalam Keluarga ........................... 37

2.5

Anak Sekolah Dasar ............................................................... 40

2.6

Pengertian Gadget .................................................................. 43

2.7

Kerangka Berpikir.................................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 49
3.1

Definisi Operasional Konsep .................................................. 49
3.1.1 Pola Komunikasi Dalam Keluarga ................................ 50

3.2

Lokasi Penelitian .................................................................. 51

3.3

Informan ................................................................................ 52

3.4

Teknik Pengumpulan Data .................................................... 54

3.5

Teknik Analis Data ................................................................ 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 56
4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 56

4.2

Penyajian Data ....................................................................... 58
4.2.1 Identitas Informan ........................................................ 59
4.2.2 Pola Komunikasi Orang Tua ......................................... 62

4.3

Analisis Data ......................................................................... 63

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

4.3.1 Hasil Wawancara Informan 1 ....................................... 64
4.3.2 Hasil Wawancara Informan 2 ........................................ 77
4.3.3 Hasil Wawancara Informan 3 ....................................... 88
4.4

Pembahasan ........................................................................... 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 102
5.1

Kesimpulan ........................................................................... 102

5.2

Saran ..................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 106
LAMPIRAN

................................................................................... 108

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Bagan Model Komunikasi Interpersonal Secara Umum.......... 26

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Interview Guide Orang Tua....................................... 108

LAMPIRAN 2

Interview Guide Anak……..................................

110

LAMPIRAN 3

Hasil Wawancara.................................................

111

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

ABSTRAKSI
MADE WITRIANTI, POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK
PENGGUNA GADGET AKTIF (Studi Deskr iptif Kualitatif Pola Komunikasi Or ang
Tua Dengan Anak Sekolah Dasar Pengguna Gadget Aktif; Handpone, Playstation,
dan Laptop)
Perkembangan teknologi sudah menyebar dikalangan masyarakat termasuk anakanak. Saat ini, tidak sedikit anak-anak yang mempunyai dan pandai mengoperasikan
gadget. Gadget dapat memberikan dampak positif dan negative bagi anak. Karena itu
perlu bagi orang tua untuk memberikan pengarahan kepada anak agar tidak terpengaruh
dampak negative dari gadget dengan menggunakan pola komunikasi yang efektif. Pola
komunikasi diperlukan untuk menganalisa bagaimana gambaran komunikasi yang terjadi
antara orang tua dengan anak sekolah dasar sebagai pengguna gadget aktif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
disertai in-depth interview (wawancara mendalam) dalam mengumpulkan data yang
diperlukan untuk penelitian.
Hasil dari penelitian ini diperoleh melalui analisis dari rekap hasil wawancara
mendalam dengan setiap informan. Ditunjukan bahwa memang setiap orang tua memiliki
cara mereka sendiri dalam mendidik anaknya khususnya dalam bermain gadget.
Diperoleh dari 3 informan, 2 bersikap permissive (membebaskan), dan 1 bersikap
authoritative yang cenderung demokratis dengan anak
Kata kunci : Pola komunikasi, anak sekolah Dasar pengguna gadget.

ABSTRACT
MADE WITRIANTI, THE PATTERN OF PARENTS COMMUNICATION WITH
CHILDREN AS THE ACTIVE GADGET USER (Qualitative Descriptive Study On
The Patterns Of Parents Communication With Elementary School Children As The
Active Gadget User; Handphone, Playstation, and Laptop)
Technology development has spread among the public, including to the children.
Currently, there are many children who have and can operate gadgets smartly. Gadgets
can provide positive and negative impacts for the children. Therefore, it is necessary for
the parents to provide the direction to the child in order not to be affected by negative
impacts of the gadget using with the effective communication patterns. Communication
patterns that needed to analyze is how about description of the communication that
occurs between parents and elementary school children as the active gadget users.
The method that used in this research is descriptive qualitative, accompanied by
in-depth interviews to collect the necessary data for the research.
The results of this research are obtained through analysis from recapitulation of
in-depth interviews with each informant. It is indicated that every parents indeed has
their own ways in educating their children especially in playing the gadget. It is obtained
from 3 informants, 2 informants be permissive (be free), and 1 informant be authoritative
that tends to democratic with their children.
Keywords: Patterns of communication, elementary school children as the gadget users

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi masyarakat saat ini semakin modern, ini menyebabkan
tuntutan manusia terhadap kebutuhan informasi semakin tinggi. Hal itu turut
melahirkan kemajuan yang cukup signifikan dalam bidang teknologi.
Peningkatan dibidang teknologi, informasi, serta komunikasi mengakibatkan
dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang, dan waktu. Seseorang dapat
dengan mudah mengakses informasi penting tentang fenomena kejadian di
belahan dunia lain, tanpa harus berada di tempat tersebut. Padahal untuk
mencapai tempat itu memakan waktu berjam-jam, namun hanya dengan
seperangkat komputer yang memiliki konektivitas internet, informasi dapat
diperoleh dalam hitungan detik. Dan internet kini juga semakin marak
digunakan sebagai media komunikasi yang instan dan praktis oleh masyrakat.
Jumlah pengguna internet di Indonesia bertambah sebanyak 58 persen
menjadi 55 juta orang dibandingkan dengan tahun lalu. Ini membuat
Indonesia bertengger di peringkat ketiga dalam daftar pertambahan pengguna
internet tertinggi dunia (04/12/12). www.tempo.com
Internet kini juga dapat diakses melalui handphone yang dapat
semakin mempermudah masyarakat mendapatkan informasi. Masih menurut
presentasi ini, Indonesia berada di peringkat kedelapan untuk adopsi peranti

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

mobile seperti ponsel cerdas sebanyak 27 juta. Ini tumbuh 36 persen
dibandingkan dengan tahun lalu. www.tempo.com
Kemajuan teknologi saat ini, memberikan pengaruh sangat besar
dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan dan dikelilingi teknologi
hampir dalam setiap gerak kehidupannya. Pada pagi hari, banyak orang yang
dibangunkan dari tidur oleh alarm jam, banyak juga kemudian langsung
menghidupkan televisi, menyalakan handphone atau computer untuk
memeriksa email, atau facebook (Morisson MA, 30 : 2010).
Manusia menggunakan teknologi ketika bekerja sepanjang hari dan
bahkan menjelang tidur. Kita sadar atau tidak sadar, menjadi tergantung
kepada teknologi. Kata "Gadget" sering sekali digunakan di media massa
maupun media elektronik. Kalau kita mencarinya dalam kamus, biasanya
diartikan sebagai alat yang praktis. Dalam bahasa Indonesia kira-kira
pengertian gadget tersebut artinya :Sebuah gadget adalah sebuah obyek (alat
atau barang elektronik) teknologi kecil yang memilki fungsi khusus, tetapi
sering

diasosiasikan

sebagai

sebuah

inovasi

atau

barang

baru.

www.beritanet.com
Pengaruh teknologi dalam kehidupan manusia menarik perhatian
seorang pemikir berkebangsaan kanada, Marshall Mcluhan, dan melalui
bukunya Understanding media (1964), ia menulis mengenai pengaruh
teknologi, khususnya teknologi komunikasi, seperti jam, TV, radio, film,
telpon dan bahkan permainan game. (Morrisan, M.A, 30 : 2010)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Manusia yang hidup dijaman sekarang ini berada pada masa yang
serba canggih, banyak informasi dari belahan dunia manapun bisa di akses
dengan mudah hanya dengan alat atau barang elektronik yang mempunyai
fungsi khusus. Sangat menguntungkan memang bisa melakukan aktivitas
seperti browsing atau berkomunikasi di dunia maya hanya dengan sebuah
perangkat canggih yang bisa dengan mudah kita operasikan. Perangkat
gadget juga sudah menjamur di lingkungan kita bahkan pengguna usia anakanak pun sudah bisa mengaksesnya.
Seperti fenomena yang terjadi saat ini. Bukan hal yang luar biasa lagi,
saat ini kita sering melihat anak-anak membawa dan pandai mengoperasikan
perangkat gadget. Mulai dari handphone, smartphone, playstasion, laptop,
komputer ataupun tablet dengan jenis dan harga yang variatif. Gadget tidak
hanya dapat digunakan sebagai sarana komunikasi tetapi juga dapat
digunakan sebagai sarana mendapatkan informasi dan hiburan. Terdapat
berbagai macam aplikasi yang canggih didalam perangkat gadget atau
elektronik komunikasi tersebut. Seperti fasilitas internet, video game, mp3,
dan video player. Akan tetapi belakangan muncul kontrofersi berita di media
massa yang mulai menanyakan seberapa perlu gadget dikalangan anak-anak,
mengingat kecanggihan teknologi saat ini sering digambarkan sebagai pisau
bermata dua. Disisi lain gadget memberikan dampak positif pada anak, tapi
disisi lain gadget juga memberikan dampak negatif.
Salah satu dampak negatif gadget pada perkembangan anak yang telah
diketahui adalah penurunan konsentrasi. Ketika seorang anak terlalu banyak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

menggunakan gadget, ia akan mengandalkan gadget untuk mengerjakan
berbagai hal, atau lebih senang berimajinasi seperti tokoh game yang sering
dimainkan dengan gadget-nya. Hal ini menyebabkan konsentrasi anak
menjadi lebih pendek, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Ini dapat
menyebabkan anak sulit berkonsentrasi saat belajar, yang berdampak pada
penurunan prestasi di Sekolah. http://artikelduniawanita.com
Saat ini kecanggihan teknologi memungkinkan manusia berinteraksi
secara bebas dalam skala global. Sayangnya, kemajuan teknologi ini kerap
kurang diimbangi dengan sikap kewaspadaan akan risiko penyalahgunaannya.
Alhasil, kasus demi kasus penyalahgunaan dikalangan anak saat ini banyak
terungkap ke masyarakat. Dari beberapa macam-macam gadget, yang paling
sering dimainkan dan dimiliki oleh anak-anak adalah handphone, playstation,
dan laptop atau komputer. Untuk itu dalam penelitian penulis lebih
memfokuskan anak yang menggunakan secara aktif 3 macam gadget tersebut.
Gadget Handphone, playstation dan laptop difasilitaskan anak dari orang tua
dengan berbagai maksud dan tujuan.
Diantaranya adalah handphone, diberikan orang tua agar dapat
menjaga komunikasi dengan anakanya saat orang tua sedang bekerja atau saat
tidak sedang bersama. Playstation merupakan gadget yang digunakan untuk
permainan atau game sebagai sarana hiburan anak, terdapat orang tua yang
memfasilitasi playstation di rumah untuk anaknya. Dan bagi anak-anak yang
tidak mendapat fasilitas playstation dirumah dapat memainkan gadget
tersebut di tempat-tempat penyewaan yang sangat mudah ditemukan. Selain

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

itu, gadget yang biasanya di fasilitasi oleh orang tua untuk anak adalah laptop
atau computer, tujuannya yaitu agar anak dapat mempeljari teknologi atau
pelajaran yang berhubungan dengan tugas disekolahnya. akan tetapi orang tua
sering lalai untuk memeriksa atau memantau aktivitas lain yang dilakukan
anak dengan menggunakan gadgetnya. Seperti game atau file gambar, dan
video yang mempunyai unsur pornografi dan kekerasan yang terdapat dalam
gadget anak. Belum lagi, gadget yang dapat mengakses internet secara bebas.
Tentu dalam hal ini, orang tua harus memberikan bimbingan atau pengarahan
anak untuk berinternet sehat.
Ancaman pornografi terhadap anak-anak dan remaja saat ini semakin
mengkhawatirkan seiring derasnya perkembangan teknologi informasi.
Orangtua sebagai sosok yang paling perperan dalam proses tumbuh kembang
anak seharusnya melakukan antisipasi guna mencegah adiksi atau kecanduan
pornografi generasi muda. Namun sayangnya, tidak banyak orangtua mau
melakukannya. Mereka seperti tidak sadar dan abai terhadap efek
perkembangan teknologi. Padahal, mengabaikan teknologi menjadi salah satu
faktor pemicu timbulnya kecanduan pornografi pada anak dan remaja.
orangtua memanjakan anaknya dengan perangkat gadget yang tidak sesuai
kapasitas mereka. "Sebanyak 60 persen anak mendapat peralatan (gadget)
dari orangtuanya tanpa alasan yang jelas," ungkap psikolog Elly Risman di
sela acara "Mengenali dan Mengatasi Adiksi Pornografi pada Anak dan
Remaja" di Universitas Paramadina, beberapa waktu lalu. "Pemerintah
menyatakan pendidikan seks dimulai sejak umur 13 hingga 21 tahun karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

dianggap anak tersebut telah memasuki fase dewasa. Padahal kenyataannya,
52 persen anak perempuan menstruasi pada usia 9 tahun, 48 persen anak lakilaki mimpi basah umur 10-11 tahun, sehingga tidak masuk kategori di atas,"
katanya.
Berdasarkan suatu penelitian terhadap anak-anak sekolah pada 2012,
sebanyak 67 persen anak kelas 4 sampai 6 mengaku sudah melihat
pornografi. Sekitar 24 persen di antaranya diakses dari komik dan 22 persen
dari internet. Sementara di antara mereka yang melihat pornografi, sebanyak
44 persen mengaku merasa jijik, sedangkan 22 persen merasa sudah biasa.
http://female.kompas.com
Banyaknya pemberitaan yang menyorot perlakuan anak yang
menyimpang karena terpengaruh dari gadget. Baik gadget yang telah
difasilitasi orang tua maupun dari teman pergaulan di lingkungan. Seharusnya
orang tua dapat membimbing dan mengarahkan anak dalam menggunakan
perangkat gadget tersebut agar tidak merugikan dan dapat menghindarkan
anak dari pengaruh negatif gadget. Terutama pada saat anak mulai ketagihan
memainkan gadget yang mereka miliki. Anak sering terlalu asik bermain
tanpa memperdulikan sekitar.
Maraknya penggunaan gadget membuat sebagaian besar anak-anak
kini memilikinya. Jika tidak diawasi dengan baik, mereka cendrung
menggunakannya kapan saja dan termasuk saat berbelanja ke sekolah.
Kebiasaan buruk ini tentu bisa berbahaya bagi nyawa mereka. Sebuah laporan
dari pemerintah National Highway Traffic Safety Administration menemukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

sekitar 69.000 pejalan kaki terluka setiap tahun, 11.000 diantaranya lebih
muda dari 14 tahun. Sekitar 4.400 kasus dari jumlah tersebut termasuk cedera
yang fatal. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa ada sekitar 39 persen
remaja berjalan sambil mengirim pesan teks atau memakai headphone; 20
persen sambil berbicara di ponsel; dan 2 persen sambil bermain video game.
Remaja wanita juga ditemukan 1,2 kali lebih mungkin untuk teralihkan oleh
gadget saat menyeberang jika dibandingkan dengan remaja pria. Safe Kids
Worldwide kemudian melakukan kampanye untuk mengingatkan para remaja
dan anak-anak untuk tidak menggunakan gadget sambil berjalan atau
menyeberang. Kampanye ini diluncurkan untuk mengenang Christina MorrisWard, seorang remaja berusia 15 tahun yang mengenakan headphone dan
menelepon saat melintasi jalan dua blok dari sekolahnya tahun lalu. Tak
hanya dari remaja dan anak-anak itu sendiri, dibutuhkan peran serta orang tua
untuk membantu mengalihkannya. Carr menegaskan bahwa orang tua yang
tidak menggunakan gadget saat sedang berjalan dapat memberikan pesan
positif kepada anak-anak mereka. http://health.detik.com/read/2013/08/31/
Orang tua kadang juga menuding gadget sebagai biang keladi atas
munculnya sifat malas anak. Saat ini, memang tidak bisa menutup mata
bahwa frekuensi penggunaan gadget di kalangan anak-anak sangat tinggi.
Kegiatan anak berselancar di dunia gadget, tak cukup satu atau dua jam.
Bahkan, ada yang menggunakannya hingga lebih dari 12 jam per hari.
Berbagai fasilitas yang ditawarkan aneka jenis gadget seolah “membius”
anak. www.okezone.com

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Penelitian Anderson dan Dill (2000 : 772-790) menunjukkan bahwa
tayangan kekerasan di video game meningkatkan pemikiran dan perilaku
agresif (Rifa Hidayah, 2009 : 88).
Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemberitaan mengenai Berbagai
kasus terjadi akibat dari pengaruh video game yang sarat kekerasan. Seperti
kasus di Indonesia Februari 2008. Kasus penusukan siswa SD terhadap
temannya yang sempat menggegerkan warga setempat. Penusukan tersebut
terjadi karena pelaku yang berinisial AM tersebut menginginkan HP
temannya yang berinisial SM. AM juga diketahui menyukai video game Point
Blank (Zepetto, 2008) yang sarat akan kekerasan. Kemungkinan besar ia
mencontoh perbuatan tersebut dari video game tembak-menembak online
yang

memang

banyak

unsur

kekerasan

senjata

didalamnya.

http://prastistransformers.wordpress.com
Contoh kasus lain yang ditayangkan Reportase Sore, Trans TV pada 5
maret 2013 yang memberitakan kasus

lima anak SD mencabuli teman

sekelasnya karena terpengaruh dari video porno yang terdapat dalam gadget
tersangka.
GOWA, BKM -- Lima bocah laki-laki yang masih duduk di Kelas
VI sekolah dasar, di Kecamatan Bontonompo, Gowa, dilapor mencabuli
teman kelasnya berinisial ST (12). Polisi mengonfirmasi, korban dicabuli di
sebuah gudang masjid, sepulang sekolah, pada Senin (1/4) sekitar pukul 14.00
Wita. Korban awalnya hanya melaporkan pencabulan ini kepada orangtuanya.
Orangtua korban yang kemudian melapor ke polisi, agar bisa ditangani secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

hukum. "Untung juga orangtua korban cepat melapor, sehingga lima terlapor
langsung kita amankan. Kalau tidak, dia bisa menjadi korban amukan massa,"
kata Andry. Kabarnya, keluarga korban sangat marah dan berniat
menghakimi lima terduga pelaku. Beruntung bisa ditangani polisi. Polisi juga
telah menurunkan beberapa personel untuk berjaga-jaga di wilayah
Bontonompo, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Ustad
Alim Bahri, dai asal Gowa, menyesalkan kejadian ini. Ia berharap polisi
menuntaskan kasus amoral ini karena bisa sangat berbahaya. ''Dampaknya
bisa sangat luas. Ini benar-benar memiriskan hati," katanya. Ia mengimbau
para orangtua, untuk lebih meningkatkan perhatian dan pengawasan kepada
anak-anaknya. "Kikis budaya serba cuek terhadap aktivitas anak. Sekarang
warnet menjamur, HP yang memiliki aplikasi mudah mengakses internet
utamanya situs porno. Orangtua harus mengawasi itu, kalau tidak anak-anak
kita rusak," ucapnya. Efek dari fasilitas internet ini memang banyak
manfaatnya tapi juga ingat banyak pengaruh buruk yang bisa diperoleh anak
dengan mudah kata ustad. Hal senada dikatakan Ketua Lembaga
Perlindungan Anak (LPA) Gowa Hj Hasniaty Hayat. Ibu tiga anak ini
mengaku prihatin dengan peristiwa pencabulan murid dengan murid ini.
''Kami mengimbau peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya utamanya
di luar sekolahan. Masalah ini perlu kita pikirkan bersama, agar tidak banyak
anak-anak di bawah umur yang menjadi korban perbuatan tak senonoh seperti
itu,'' terang aktivis perempuan yang juga legislator PDK Gowa ini.
http://m.beritakotamakassar.com

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Seperempat rumah tangga di Inggris kini penghuninya masing-masing
memiliki

tablet

sendiri.

Yang

memilukan,

rata-rata

seorang

anak

menghabiskan hampir dua jam sehari di gadget favoritnya. Nahas memang,
banyak anak-anak kini meninggalkan makan malam agar bisa langsung
masuk ke kamarnya masing-masing dan memainkan gadget favoritnya
tersebut. Jelas, hal seperti ini merupakan satu bentuk kesalahan yang teramat
fatal. Dalam sebuah survei terhadap 2.000 orangtua, delapan dari 10 anakanak yang telah berusia 14 tahun atau di bawah usia itu, mengatakan bahwa
dirinya sekarang membatasi penggunaan gadget sebagai metode pilihan
hukumannya. Penemuan ini menemukan bahwa rata-rata seorang anak
menghabiskan hampir dua jam sehari pada gadget favoritnya, sementara lebih
dari seperempat menghabiskan lebih dari empat jam sehari menatap layar
gadgetnya. Gadget paling populer yang dibelikan untuk anak-anaknya adalah
Xbox dan PlayStation, dan presentasenya sebanyak 46 persen. Diikuti
sebanyak 30 persen membelikan anak-anaknya dengan pemutar musik MP3
dan Smartphone. www.Liputan6.com
Contoh kasus tersebut tentu dapat dicegah dengan didukung
pengarahan orang tua yang memfasilitasi gadget pada anak, dengan cara
menerapkan pola komunikasi yang efektif. Orang tua sebagai pihak yang
paling bertanggung jawab pada kehidupan anak. Sehingga komunikasi antara
orang tua dan anak merupakan faktor yang penting, terutama untuk
perkembangan diri anak. Karena ketika tidak ada komunikasi dalam satu
keluarga terutama pada orang tua dan anak, akan berakibat fatal. Seperti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

timbulnya perilaku tidak disiplin dan nakal pada anak. Berbagai
permasalahan yang dihadapi, menyebabkan sebagaian anak mengalami
depresi, kegoncangan nilai dan perilaku nakal, termasuk kurang efektifnya
komunikasi agar orang tua dapat memantau dan mengarahkan anak pengguna
gadget agar dapat memanfaatkan gadget dengan positif.
Komunikasi Interpersonal dalam keluarga yang terjalin dengan orang
tua dan anak merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
perkembangan individu komunikasi yang diharapkan adalah komunikasi yang
efektif, karena dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada
sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Demikian juga dengan
lingkungan keluarga yang diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara
orang tua dengan anaknya. Sehingga akan terjadi hubungan yang harmonis.
(Effendy, 2002 : 8)
Komunikasi interpersonal sangat penting karena memungkinkan
berlangsung secara dialogis dibandingkan dengan bentuk – bentuk
komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam
kegiatan mengubah sikap, kepercayaan dan perilaku komunikan, maka bentuk
komunikasi interpersonal acapkali digunakan untuk melancarkan komunikasi
persuasif yaitu komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus,
luwes, berupa ajakan, bujukan atau rayuan (Effendy, 2002:59).
Pola diartikan sebagai bentuk atau struktur yang tetap. Sedangkan
komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang
atau lebih dengan cara tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Dengan demikian yang dimaksud pola komunikasi adalah hubungan antara
dua orang atau lebih dalam penerimaan dan pengiriman pesan dengan cara
yang tepat sehingga pesan dapat dipahami (Bahri, 2004:1)
Dalam hal pola komunikasi dalam keluarga dapat dioperasionalkan
dengan bentuk atau pola hubungan antara orang tua dan anak dalam proses
pengiriman dan penerimaan pesan baik secara verbal maupun nonverbal.
Terdapat tiga pola komunikasi didalam hubungan orang tua dengan
anak menurut Braumrind, yaitu (Yusuf, 2010 : 51) :
a.

Authotarian (otoriter)
Dalam pola hubungan ini sikap “acceptance” (penerimaan) orang tua
rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap
mengkomando (mengharuskan/memeritah anak untuk melakukan sesuatu
tnpa kompromi), bersikap kaku (keras), cenderung emosional dan
bersikap menolak.

b.

Permissive (Cenderung berprilaku bebas)
Dalam hal ini sikap acceptance orang tua tinggi, namu kontrolnya
rendah, memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan
atau keinginannya.

c.

Authoritative (Cenderung terhindar dari kegelisahan dan kekacauan/
demokratis)
Dalam hal ini acceptance orang tua dan kontrolnya tinggi, bersikap
responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

pendapat atau pertanyaan, memberi penjelasan tentang dampak perbuatan
yang baik dan buruk.
Fungsi keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu sebagai orang tua
adalah sebagai tempat untuk pengajaran tentang nilai dan norma pada pribadi
anak. Oleh karena itu penyimpangan perilaku anak adalah tergantung dari
kualitas komunikasi didalam keluarganya. Apabila komunikasi tidak terjalin
maka kerugian yang akan dialami oleh kedua belah pihak, baik dipihak
keluarga sendiri dan dipihak masyarakat. Pembinaan terhadap anak harus
secara signifikan bertingkah laku sesuai dengan garis – garis keluarga atau
dengan kata lain faktor internal didalam keluarga harus lebih dominan dari
pada faktor eksternal.
Dari latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik meneliti pola
komunikasi orang tua dengan anak pengguna gadget aktif di Sidoarjo. Penulis
memilih Sidoarjo sebagai lokasi penelitian karena Sidoarjo khususnya
kecamatan Sedati, merupakan kawasan yang terletak dipinggiran kota
metropolitan Surabaya yang juga mendapatkan dampak dari kemajuan
teknologi yang saat ini sudah maju dan berkembang. Bahkan anak-anak yang
masih duduk di bangku Sekolah Dasar, usia antara 6 -12 tahun atau biasa
disebut dengan masa kanak-kanak tengah dan akhirpun dapat lincah
memainkan gadget lebih dari 2 jam. Selain itu, pernah terjadi kasus
penudingan aksi pencabulan dengan pelaku salah satu anak SD di kawasan
ini, terhadap gadis TK yang masih berumur 4 tahun. Orang tua korban yang
setiap harinya menitipkan anaknya kepada orang tua anak yang tertuduh,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

menaruh curiga terhadap anak laki-laki SD tersebut setelah melihat adanya
luka dikemaluan korban. Sebelum divisum, anak tersebut dicuriga bisa saja
melakukan pencabulan karena terpengaruh gadget yang dia mainkan. Seperti
gambar, video, dan browsing internet yang berbau pornografi yang tersimpan
dalam gadget tanpa sepengetahuan orang tua.
Peneliti akan meneliti pola komunikasi orang tua yang profesi dan
Latar belakang keluarganya berbeda-beda baik dari status sosial maupun
ekonomi, seperti ada dalam satu keluarga yang ayahnya bekerja dan ibunya
menjadi seorang guru, informan ke dua merupakan dari keluarga yang hanya
ayahnya bekerja sebagai pepimpin perusahaan dan ibunya sebagai ibu rumah
tangga, informan yang ke tiga dari keluarga yang kedua orang tuanya
berwirausaha atau berdagang di rumahnya. Anak-anak dalam masing-masing
keluarga, juga memiliki karakter yang berbeda-beda, seperti ada yang
menjadi pembangkang akan tetapi tetap berprestasi meskipun menggunakan
gadget hampir sepanjang hari, ada yang tetap patuh dan displin, dan ada pula
anak yang tidak patuh dan tidak displin. Dalam penelitian ini, akan diteliti
pola komunikasi orang tua dengan anak pengguna gadget aktif agar anak
tidak berbuat kenakalan atau perilaku yang menyimpang.
Faktor ekonomi keluarga menyebabkan orang tua sibuk untuk mencari
nafkah demi memenuhi tuntutan kebutuhan dalam rumah tangga, sehingga
perhatian orang tua terhadap anak berkurang (Yusuf, 2001 : 45). Sikap orang
tua yang cendrung dominan dan hak orang tua atas diri anak adalah mutlak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Hal ini dibenarkan oleh masyarakat sehingga tidak ada orang tua yang
bertindak melebihi atas diri anaknya.
Siswa Sekolah Dasar dipilih oleh penulis karena pada umumnya anakanak memerlukan tingkat pengawasan atau pengarahan yang baik. Pada usia
masa kanak-kanak dan akhir, anak-anak mudah terpengaruh atau masih
belum mampu membedakan mana yang benar dan salah sehingga peran orang
tua dalam pembentukan sikap anak sangat penting.
Masa kanak-kanak tengah dan akhir (middle and late childhood)
merupakan periode perkebangan yang dimulai dari sekitar usia 6 hingga usia
12 tahun; kadang periode ini disebut sebagai tahun-tahun sekolah dasar. Anak
menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, aritmatik, dan secara
formal dihadapkan pada dunia yang lebih besar budayanya. Prestasi menjadi
tema sentral yang lebih dari dunia anak, dan control diri meningkat. (John W.
Santrock, 2007 : 20)
Sebagai contoh, orang di Negara-negara asia percaya bahwa
pengalaman yang terjadi setelah usia 6-7 tahun lebih penting terhadap
perkembangan daripada pengalaman dini. Sikap ini berakar dari kepercayaan
lama dalam budaya timur bahwa keterampilan penalaran anak mulai
berkembang secara signifikan pada masa kanak-kanak tengah. (John W.
Santrock, 2007 : 23)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka
perumasan masalahnya yaitu “Bagaimanakah pola komunikasi orang tua
dengan anak pengguna gadget aktif ?”

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola komunikasi orang tua dengan anak pengguna
gadget aktif.

1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan praktis
Hasil penelitian ini dapat memberi masukan pada orang tua yang
mempunyai anak pengguna gadget yang masih bersekolah dasar tentang
pola asuh agar gadget tidak berdampak negative terhadap anak dengan
menerapkan pola komunikasi dalam keluarga.

1.4.2 Kegunaan Teoristis
Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi berkaitan dengan pola komunikasi interpersonal
dalam sebuah keluarga.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu
Untuk menunjang penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu
komunikasi yang relavan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal
tersebut, diharapkan bisa digunakan dalam refrensi penyusunan penelitian.
Jurnal pertama ditulis oleh Yuli Setyowati, yakni staf pengajar pada program
ilmu komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta. Jurnal pertama berjudul
“Pola Komunikasi Keluarga dan Per kembangan Emosi Anak”. Setiap
kali membicarakan tentang perkembangan anak, pokok bahasan tidak pernah
lepas dari peran keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal
anak dan sangat berperan bagi perkembangan anak. Melalui keluarga, anak
belajar menanggapi orang lain, mengenal dirinya, dan sekaligus belajar
mengelola emosinya. Pengelolaan emosi ini sangat tergantung dari pola
komunikasi yang diterapkan dalam keluarga terutama sikap orang tua dalam
mendidik dan mengasuh anaknya. Penerapan pola merupakan gammbaran
interaksi anggota keluarga, dan yang terutama adalah interaksi antara orang
tua dengan anak. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor sosial
ekonomi keluarga yang terdiri atas faktor tingkat pendidikan orang tua, jenis
pekerjaan orang tua, status sosial keluarga, lingkungan tempat tinggal, serta
keyakinan yang dianut. Dengan adanya factor-faktor tersebut, pola
komunikasi dasar yang diterapkan adalah pola otoriter, permisif dan otoritatif

17
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

atau demokratis. Hasil dari penelitian ini juga mengungkapkan bahwa
pemahaman dan kesadaran keluarga mengenai pentingnya komunikasi
keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan emosi anak masih
tergolong rendah. Banyak keluarga yang lebih mengutamakan kemampuan
kognitif anak daripada kemampuan emosionalnya dan banyak keluarga tidak
memiliki batasan serta komitmen yang jelas mengenai komunikasi keluarga
dan perkembangan emosi anak, sehingga komunikasi keluarga sering hanya
dipahami sebagai rutinitas, bukan sebagai sesuatu yang memiliki arti bagi
perkembangan anak. Pengaruh penerapan pola komunikasi keluarga terhadap
perkembangan emosi anak akan bersifat positif apabila didalam keluarga
terdapat budaya komunikasi yang demokratis. Kesimpulan dari penelitian ini
pola komunikasi yang demokratis dan interaktif secara cultural pada akhirnya
akan menentukan keberhasilan proses sosialisasi pada anak. Proses sosialisasi
menjadi penting karena dalam proses tersebut akan terjadi transmisi sistem
nilai yang positif kepada anak.
Penelitian terdahulu yang kedua ditulis oleh Yuni Retnowati yang
berjudul “Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk
Kemandirian Anak”. Perceraian menyebabkan struktur keluarga berubah
menjadi tidak lengkap dengan hilangnya salah satu figur orang tua. Keluarga
yang tidak utuh memiliki pengaruh negatif bagi perkembangan anak, dalam
masa perkembangan anak membutuhkan suasana keluarga yang hangat dan
juga penuh kasih sayang. Anak yang di asuh oleh ibu tunggal kehilangan
figur ayah dalam keluarga. Hilangnya figur ayah akibat perceraian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

mengakibatkan anak kehilangan tokoh yang menjadi identifikasi bagi mereka.
Komunikasi adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan orang tua yang
menginginkan anaknya mandiri, bagaimana cara ibu tunggal berkomunikasi
dengan anak menentukan apakah tumbuh mandiri atau sebaliknya. Pola yang
menjadi tolok ukur dalam penelitian ini adalah aksi atau hanya satu arah,
interaksi yang memungkinkan pihak ibu dengan anak saling berkomunikasi,
serta transaksi yang memungkinkan keduanya melibatkan unsur lainnya
sehingga

menimbulkan

dampak

tertentu

bagi anak.

Penelitian

ini

menggunakan survey dengan pendekatan kualitatif, yaitu survai yang
digunakan dalam penelitian deskriptif. Kesimpulan hasil dari penelitian ini
pola komunikasi lebih berperan dominan dalam membentuk kemandirian
anak melalui penanaman kesadaran anak untuk mandiri, faktor lingkungan
yang ada hubungannya dengan kemandirian adalah keluarga luas, sekolah,
teman sebaya, dan media massa.
Dengan adanya dua jurnal penelitian tersebut, maka penulis tertarik
untuk membuat penelitian yang berjudul “Pola Komunikasi Orang Tua
Dengan Anak Pengguna Gadget Aktif”. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan metode in-depth interview atau
wawancara mendalam dan observasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pola komunikasi orang tua dengan anak sekolah dasar
sebagai pengguna gadget aktif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal) dapat berlangsung
secara tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi
(nonmedia massa), seperti telepon. Dalam komunikasi antarpribadi,
komunikator relatif cukup mengenal komunikan, dan sebaliknya,
pesan dikirim dan diterima secara stimultan dan spontan, relatif
kurang terstruktur, demikian pula halnya dengan umpan balik yang
dapat diterima dengan segera. Dalam komunikasi antarpribadi,
komunikator dapat mempengaruhi langsung tingkah laku (efek
kognitif) dari komunikannya, memanfaatkan pesan verbal dan
nonverbal, serta mengubah atau menyesuaikan pesannya apabila
didapat umpan balik negatif. (Daryanto, 2010:30)
Littlejohn

(1999)

memberikan

definisi

komunikasi

antarpribadi (Interpersonal communication) adalah komunikasi antara
individu-individu.

Agus

M.

hardjana

(2003:85)

mengatakan,

komunikiasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antardua atau
beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsung pula. Pendapat senada dikemukakan oleh deddy Mulyana
(2008:81)

bahwa

komunikasi

interpersonal

atau

komunikasi

antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.
Definisi lain dikemukakan oleh Arni Muhammad (2005),
komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang dengan seorang lainnya atau biasanya
diantara dua orang yang langsung diketahui balikannya (komunikasi
langsung). Selanjutnya indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono
(2001

:

205)

memaparkan,

komunikasi

interpersonal adalah

komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi orang ke orang, dua
arah, verbal dan non verbal, serta saling berbagi informasi dan
perasaan antara individu dengan individu atau antarindividu di dalam
kelompok kecil. (Suranto AW, 2011 : 4)
Dari pemahaman atas pokok pikiran yang terkandung dalam
berbagai pengertian tersebut, dapatlah dikemukakan pengertian yang
sederhana,

bahwa

komunikasi

interpersonal

atau

komunikasi

antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara
pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara
langsung mauoun tidak langsung. Komunikasi dikatakan terjadi secara
langsung (primer) apabila pihak-puhak yang terlibat komunikasi dapat
saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan tidak
langsung (sekunder) dirincikan oleh adanya media tertentu. (Suranto,
2011:5)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Komunikasi interpersonal merupakan komunikiasi yang
mempunyai efek besar dalam mempengaruhi orang lain terutama
perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya pihak-pihak terlibat dalam
komunikasi bertemu secara langsung, tidak langsung menggunakan
media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang
memisahkan antara komunikator dengan komunikan (face to face).
(Suranto AW, 2011:71)

2.2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal merupakan suatu action oriented,
ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan
komunikasi interpersonal itu bermacam-macam, beberapa diantaranya
dipaparkan berikut ini.
a. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain.
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk
mengungkapkan perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini
seorang

berkomunikasi dengan cara

menyapa, tersenyum,

melambaikan tangan, membungkukkan badan, menanyakan kabar
kesehatan

partner

komunikasinya,

dan

sebagainya.

Pada

prinsipnya komunikasi interpeesonal hanya dimaksudkan untuk
menunjukan perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari
kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin, dan
cuek.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

b. Menemukan diri Sendiri.
Artinya, seseorang melakukan komunikasi interpersonal karena
ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi
berdasarkan informasi dari orang lain. Komunikasi interpersonal
memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk
berbicara apa yang disukai dan apa yang dibenci. Dengan saling
membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan maka seseorang
memperoleh informasi berharga untuk menganai jati diri, atau
dengan kata lain menemukan diri sendiri.
c. Menemukan dunia luar.
Dengan komunikasi interpersonal diperoleh kesempatan untuk
mendapatkan informasi dari orang lain, termasuk informasi
penting dan actual. Misalnya komunikasi interpersonal dengan
dokter mengantarkan seseorang untuk mendapatkan informasi
tentang penyakit dan penanganannya. Jadi, dengan komunikasi
interpersonal diperoleh informasi, dan dengan itu dapat dikenali
dan ditemukan keadaan dunia luar yang sebelumnya tidak
diketahui. Jadi komunikasi merupakan “jendela dunia”, karena
dengan komunikasi dapat mengetahui berbagai jenis kejadian di
luar negeri.
d. Membangun dan memelihara hubungan hubungan yang harmonis.
Sebagai makhluk social, salah satu kebutuhan setiap orang yang
paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dengan orang lain. Pepatah mengatakan, “mempunyai seorang
musuh terlalu banyak, mempunyai teman seribu terlalu sedikit”.
Maksudnya kurang lebih, bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri, perlu bekerja sama dengan orang lain.semakin banyak
teman yang diajak bekerja sama, maka semakin lancarlah
pelaksanaan kegiatan didalam hid

Dokumen yang terkait

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK HIPERAKTIF (Studi DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Hiperaktif di Surabaya).

0 0 95

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 1 99

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak yang Pengemis).

0 2 95

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya).

13 35 84

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (STUDY DESKRIPTIF KUALITATIF POLA KOMUNIKASI ORANG TUA YANG BERPROFESI SEBAGAI POLITISI DENGAN ANAK USIA REMAJA).

0 1 84

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEROKOK AKTIF DI SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Perokok Aktif di Surabaya)

0 0 21

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK (STUDY DESKRIPTIF KUALITATIF POLA KOMUNIKASI ORANG TUA YANG BERPROFESI SEBAGAI POLITISI DENGAN ANAK USIA REMAJA)

0 0 21

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya )

0 0 15

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGGUNA GADGET AKTIF (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Sekolah Dasar pengguna gadget aktif; handphone, playstation, dan laptop di Sidoarjo)

0 0 27