ANALISIS YURIDIS TERHADAP KONTRAK KARYA ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DAN PT NEWMONT NUSA TENGGARA TENTANG KEWAJIBAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN DI DALAM NEGERI DITINJAU DARI BUKU III KITAB UNDANG-UNDANG.
ANALISIS YURIDIS TERHADAP KONTRAK KARYA ANTARA
PEMERINTAH INDONESIA DAN PT NEWMONT NUSA TENGGARA
TENTANG KEWAJIBAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN DI DALAM
NEGERI DITINJAU DARI BUKU III KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PERDATA TENTANG PERIKATAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4
TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU BARA
ABSTRAK
Pada tahun 2009 Pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), yang
bertujuan untuk meningkatkan pemasukan negara dengan mengupayakan
pengusahaan tambang demi sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat
Indonesia. Pasal 170 UU Minerba mengatur dengan tegas bahwa 5 tahun sejak
undang-undang ini berlaku, para pemegang kontrak karya (pengusahaan
pertambangan mineral dan batu bara) yang memiliki izin usaha pertambangan,
wajib untuk melakukan pengolahan dan pemurnian hasil pertambangan di dalam
negeri (Indonesia). Hal tersebut menimbulkan dampak yang langsung berkenaan
dengan pelaksanaan kontrak karya antara Pemerintah dan PT Newmont Nusa
Tenggara yang masih berlaku hingga saat ini, sehingga berdasarkan hal tersebut
penelitian tugas akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami akibat
hukum dari pemberlakuan kewajiban pengolahan dan pemurnian hasil
penambangan di dalam negeri terhadap Kontrak Karya (Pertambangan) antara
Pemerintah Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara, serta untuk mengetahui
isi (klausul) suatu kontrak karya yang dapat mengantisipasi dan menghindarkan
potensi timbulnya sengketa bagi Pemegang Kontrak Karya terhadap perubahan
peraturan perundang-undangan di masa mendatang yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan di Indonesia berkaitan dengan
kewajiban pengolahan dan pemurnian hasil pertambangan di dalam negeri.
Metode pendekatan yang digunakan bersifat yuridis normatif, yaitu
penelitian yang dititikberatkan pada penggunaan data sekunder yang berupa
bahan hukum primer, sekunder dam tersier baik berupa peraturan perundangundangan, literatur hukum, serta bahan-bahan lain yang mempunyai hubungan
di dalam penulisan skripsi ini, dengan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif
analitis.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian adalah yang pertama, bahwa
dengan berlakunya ketentuan dalam UU Minerba tentang kewajiban pengolahan
dan pemurnian hasil pertambangan di dalam negeri, tidak secara serta merta
membuat PT NNT dapat melaksanakan ketentuan dalam UU Minerba tersebut
dan dengan tidak mampunya PT NNT dalam melaksanakan ketentuan UU
Minerba tersebut juga tidak secara serta merta memposisikan PT NNT ke dalam
pelanggaran undang-undang. Kedua, berkaitan dengan berlakunya ketentuan
UU Minerba terhadap Kontrak Karya antara Pemerintah Indonesia dan PT NNT,
bahwa kalusul-klausul dalam kontrak karya seharusnya mampu mencangkup dan
menjangkau seluruh kepentingan para pihak dalam kontrak karya dan mampu
memberikan perlindungan dan jaminan atas hukum terhadap kepentingan dan
kedudukan para pihak dalam kontrak karya.
PEMERINTAH INDONESIA DAN PT NEWMONT NUSA TENGGARA
TENTANG KEWAJIBAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN DI DALAM
NEGERI DITINJAU DARI BUKU III KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PERDATA TENTANG PERIKATAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4
TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATU BARA
ABSTRAK
Pada tahun 2009 Pemerintah Indonesia memberlakukan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), yang
bertujuan untuk meningkatkan pemasukan negara dengan mengupayakan
pengusahaan tambang demi sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat
Indonesia. Pasal 170 UU Minerba mengatur dengan tegas bahwa 5 tahun sejak
undang-undang ini berlaku, para pemegang kontrak karya (pengusahaan
pertambangan mineral dan batu bara) yang memiliki izin usaha pertambangan,
wajib untuk melakukan pengolahan dan pemurnian hasil pertambangan di dalam
negeri (Indonesia). Hal tersebut menimbulkan dampak yang langsung berkenaan
dengan pelaksanaan kontrak karya antara Pemerintah dan PT Newmont Nusa
Tenggara yang masih berlaku hingga saat ini, sehingga berdasarkan hal tersebut
penelitian tugas akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami akibat
hukum dari pemberlakuan kewajiban pengolahan dan pemurnian hasil
penambangan di dalam negeri terhadap Kontrak Karya (Pertambangan) antara
Pemerintah Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara, serta untuk mengetahui
isi (klausul) suatu kontrak karya yang dapat mengantisipasi dan menghindarkan
potensi timbulnya sengketa bagi Pemegang Kontrak Karya terhadap perubahan
peraturan perundang-undangan di masa mendatang yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan di Indonesia berkaitan dengan
kewajiban pengolahan dan pemurnian hasil pertambangan di dalam negeri.
Metode pendekatan yang digunakan bersifat yuridis normatif, yaitu
penelitian yang dititikberatkan pada penggunaan data sekunder yang berupa
bahan hukum primer, sekunder dam tersier baik berupa peraturan perundangundangan, literatur hukum, serta bahan-bahan lain yang mempunyai hubungan
di dalam penulisan skripsi ini, dengan spesifikasi penelitian bersifat deskriptif
analitis.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian adalah yang pertama, bahwa
dengan berlakunya ketentuan dalam UU Minerba tentang kewajiban pengolahan
dan pemurnian hasil pertambangan di dalam negeri, tidak secara serta merta
membuat PT NNT dapat melaksanakan ketentuan dalam UU Minerba tersebut
dan dengan tidak mampunya PT NNT dalam melaksanakan ketentuan UU
Minerba tersebut juga tidak secara serta merta memposisikan PT NNT ke dalam
pelanggaran undang-undang. Kedua, berkaitan dengan berlakunya ketentuan
UU Minerba terhadap Kontrak Karya antara Pemerintah Indonesia dan PT NNT,
bahwa kalusul-klausul dalam kontrak karya seharusnya mampu mencangkup dan
menjangkau seluruh kepentingan para pihak dalam kontrak karya dan mampu
memberikan perlindungan dan jaminan atas hukum terhadap kepentingan dan
kedudukan para pihak dalam kontrak karya.