EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PASAL 38 UU NO. 1 TAHUN 1974 MENGENAI PUTUSNYA SUATU PERKAWINAN KARENA PERCERAIAN SERTA AKIBATNYA DI KANTOR PENGADILAN AGAMA LUBUK PAKAM KELAS I B.

(1)

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

PASAL 38 UU No.1 Tahun 1974 MENGENAI PUTUSNYA SUATU PERKAWINAN KARENA PERCERAIAN SERTA AKIBATNYA

(STUDI KASUS Di KANTOR PENGADILAN AGAMA LUBUK PAKAM KELAS IB)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Rohdearnita Saragih NIM. 309311042

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Rohdearnita Saragih, Nim 309311042. (“Efektifitas Pelaksanaan Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 Mengenai Putusnya Suatu Perkawinan Karena Perceraian Serta Akibatnya Di Kantor Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I B”.) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan serta akibatnya di Kantor Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B.

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu dengan mengunakan metode deskriptif kualitatif. teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan angket secara langsung dengan Staf Pegawai Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas IB. Angket merupakan alat pengumpul data yang berisi pertanyaan tertulis (questioner) yang akan diisi oleh responden (sampel) dan wawancara, dengan pengambilan data mengenai kasus putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya, mengambil sumber informasi yang relevan dan melakukan interpretasi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta) sebagai tahapan terakhir.

Sedangkan sampel yang digunakan adalah kurang dari 100 dari jumlah populasi, yaitu jumlah keseluruhan Pegawai Pengadilan Agama sebanyak 25 orang yang disebarkan secara acak sederhana. Adapun rumus yang digunakan dalam pengelolahan data adalah teknik analisis tabel frekuensi.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari lapangan kebenarannya dapat diuji sesuai dengan hasil data yang diperoleh. bahwa efektifitas pelaksanaan pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya di Kantor Pengadilan Agama Lubuk Pakam sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden (pegawai) yang menunjukkan bahwa dalam setiap menangani kasus perceraian para staf pegawai tidak pernah mengalami kendala, keberadaan Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 mengenai perceraian sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat. Efektivitas pelaksanaan dalam mengurusi segalah sesuatu dalam proses perceraian di Pengadilan Agama Lubuk Pakam juga sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil jawaban para responden berdasarkan hasil penelitian.


(5)

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR………....ii

DAFTAR ISI. ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kerangka Teori ... 6

1. Pengertian Efektivitas ... 6

2. Hukum Perkawinan di Indonesia ... 6

3. Hak Dan Kewajiban Dalam Perkawinan ... 10

4. Putusnya Suatu Perkawinan Karena Perceraian ... 11

5. Tata Cara Perceraian ... 20

6. Akibat Yang Terjadi Setelah Perceraian……… ... 23

7. Kedudukan Anak Setelah Perceraian... 26

B. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Variabel dan Operasional ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 34 vi


(6)

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36

B. Desripsi Data Hasil Penelitian ... 39

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA………..60 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Masa Kerja Staf Pegawai Pengadilan Agama Kelas IB Lubuk

Pakam……… 39

Tabel 2 Masyarakat Yang Sudah Mengetahui Undang-Undang

Perkawinan……… 40

Tabel 3 Pengetahuan Bapak/Ibu Tentang Tujuan Diberlakunya Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974………... 41 Tabel 4 Kasus Perceraian Dalam 1 Tahun Yang Ditangani Oleh Pengadilan

Agama Lubuk Pakam Kelas IB……… 42 Tabel 5 Bapak/Ibu Pegawai Dalam Menangani Setiap Kasus Perceraian

Tersebut……… 43

Tabel 6 Adakah Terlebih Dahulu Bapak/Ibu Pegawai Mnjalankan Prosedur Dalam Menangani Kasus Perceraian Agar Terjadi Efektivitas Pasal Undang-Undang Perkawinan………... 44 Tabel 7 Faktor-Faktor Yang Banyak Menyebabkan Suami Isteri Memutuskan

Untuk Bercerai………... 45 Tabel 8 Pentingnya Alasan-Alasan Suami Isteri Untuk Menguatkan Proses

Terjadinya Perceraian Sebelum Dijatuhkanya Putusan Pengadilan

Agama……… 46

Tabel 9 Penetapan Waktu Mengadakan Sidang Pemerikasaan Gugatan Perceraian Agar Terjadi Efektivitas Pasal 38 Undang-Undang Perkawinan Sebelum Diputuskan Oleh Pengadilan………. 47


(8)

Tabel 10 Keluhan Suami Isteri Yang Berselisih Berpendapat Dalam Rumah Tangga Merupakn Pemicu Retaknya Hubungan Keluarga…………. 48 Tabel 11 Apakah Ada Alasan Yang Dapat Digunakan Untuk Mengajukan

Gugatan Perceraian Dalam 38 Undang-Undang No.1 Tahun

1974……… 49

Tabel 12 Usaha Yang Diberikan Pengadilan Agama Kepada Suami Isteri Agar

Tidak Terjadi Perceraian……… 50

Tabel 13 Proses Mediasi Yang Dilakukan, Agar Tidak Terjadinya

Perceraian……….. 51 Tabel 14 Mengenai Gugatan Perceraian Yang Gugur Apabila Suami Isteri

Meninggal Dunia Sebelum Adanya Putusan Pengadialn………….. 52 Tabel 15 Apakah Ada Batasan-Batasan Yang Diatur Dalam Undang-Undang

Perkawinan N0.1 Tentang Memelihara Dan Mendidik Anak Akibat


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Keadaan Pegawai Pengadilan Agama Lubuk Pakam Tahun 2013 Lampiran II : Angket Penelitian

Lampiran III : Wawancara Lampiran IV : Nota Tugas

Lampiran V : Surat Izin Penelitian Dari Jurusan

Lampiran VI : Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas Lampiran VII : Surat Penelitian Dari Tempat Penelitian

Lampiran VIII : Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPKn Lampiran IX : Surat Keterangan Perpustakaan Unimed Lampiran X : Kartu Bimbingan Skripsi Jurusan PPKn

Lampiran XI : Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PPKn

Lampiran XII : Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran XIII : Daftar Riwayat Hidup


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Keluarga merupakan lembaga sosial bersifat universal, terdapat di semua lapisan dan kelompok masyarakat di dunia. Keluarga adalah miniatur masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga terbentuk melalui perkawinan, ikatan antara kedua orang berlainan jenis dengan tujuan membentuk keluarga. Ikatan suami istri yang didasari niat ibadah diharapkan tumbuh berkembang menjadi keluarga (rumah tangga) bahagia kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan dapat menjadi masyarakat yang beriman, bertakwa, berilmu pengetahuan, teknologi dan berwawasan nusantara.

Telah lama umat Islam di Indonesia ingin memiliki hukum perkawinan tertulis.Keinginan ini sudah muncul pada masa penjajahan Belanda, masa penjajahan Jepang, dan seterusnya sampai pada masa kemerdekaan. Harapan memiliki hukum perkawinan tertulis tersebut baru dapat terwujud pada awal tahun 1974, dengan disahkannya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 1 Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan


(11)

2

dengan Undang- Undang Dasar 1945. Sedangkan Pasal 3 ayat (1) dikatakan pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri, seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak melangsungkan perkawinan haruslah benar-benar siap mental dan siap fisik. Siap mental adalah dapat menerima kenyataan hidup yang dihadapi saling mengerti, saling menghormati, dan saling mencintai, sedangkan yang dimaksud dengan sikap fisik adalah keadaan tubuh dan jasmani yang mencakup usia. Dan dalam pelaksanaannya juga merupakan suatu hal yang sakral dalam hukum dan dimata agama. Dalam konteks kehidupan yang semestinya dijalani untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani.

Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun dalam pergaulan masyarakat, sehingga dengan demikian segala sesuatu dalam keluarga dapat dirundingkan dan diputuskan bersama-sama oleh suami istri. Dalam pasal 33 menyatakan suami istri wajib saling cinta mencintai hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu pada yang lain. Dan menurut pasal 34 ayat (3) jika suami istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan.

Karena tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, maka dari itu perceraian sejauh mungkin dihindarkan dan hanya dapat dilakukan dalam hal-hal yang sangat terpaksa. Peceraian hanya dapat dilakukan apabila ada alasan-alasan tertentu sebagai mana dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan. Jika dalam menjalin suatu hubungan rumah tangga, maka segala sesuatunya antara hak dan kewajiban suami-istri memikul kewajiban yang


(12)

3

lihur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat pasal 30.

Sehubungan dengan adanya pasal 30 maka, pasal 34 ayat (3) yaitu jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada pengadilan, dengan menimbang segala keputusan-keputusan yang ada suami istri juga tidak boleh meninggalkan hak dan kewajiban mereka sebagai orang tua. Apabila akaibat putusnya perkawinan karena perceraian. Mendidik dan memelihara anak-anaknya sebagaimana mereka masih bertanggung jawab dalam setiap urusan dan biaya keperluan hidup anaknya. Dalam pasal 35 ayat (1) yaitu harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Dan dalam pasal 37 bila perkawinan itu putus karena perceraian, harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing.

Untuk melakukan perceraian tersebut harus ada cukup alasan, bahwa antara suami-istri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. Gugatan untuk melangsungkan perceraian tersebut dapat diajukan kepada pengadilan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas kedalam sebuah skripsi yang berjudul Efektivitas Pelaksanaan Pasal 38 Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 Mengenai Putusnya Suatu Perkawinan Karena Perceraian Serta Akibatnya. (Studi Kasus di Kantor Pengadilan Agama Lubuk


(13)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Efektivitas Pelaksanaan Pasal 38 UU No. 1 tahun 1974 Mengenai putusnya suatu perkawinan karena perceraian.

2. Faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian 3. Akibat setelah terjadinya perceraian

4. Kedudukan anak setelah perceraian 5. Harta gono gini setelah perceraian. C.Batasan Masalah

Pembatasan penelitian mutlak dilakukan dalam setiap penelitian agar lebih terarah dan tidak luas. Karena dengan memberi pembatasan masalah akan mempermudah sasaran yang dicapai.

Dengan demikian mengingat begitu luasnya ketentuan dalam perkawinan maka penulis memberi pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu efektivitas pelaksanaan pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya.

D.Rumusan Masalah

Mengingat begitu luasnya pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana pelaksanaan pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya.


(14)

5

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pasal 38 UU. No 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya.

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis tentang penelitian sosial.

2. Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan sumbangan bagi pembaca terutama bagi masyarakat tentang efektivitas pelaksanaan pasal 38 UU No.1 Tahun 1974 Mengenai Putusnya Suatu Perkawinan karena perceraian.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk dijadikan arah penelitian yang lebih lanjut pada masa yang akan datang.


(15)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari pembahasan bab IV, maka disini penulis mencoba menarik suatu kesimpulan. Adapun yang menjadi kesimpulan sehubungan dengan temuan penelitian sebagai berikut :

Keberadaan Undang-Undangn Perkawinan No.1 Tahun 1974 khusus mengenai perceraian sudah diterima keberadaanya. Hal ini terlihat bahwa hampir seluruh masyarakat kabupaten Deli Serdang sudah mengetahui Undang-Undang tentang Perkawinan. Sehingga dalam melaksanakan proses perceraian masyarakat menyerahkan seluruhnya kepada Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B yang terletak di Jalan Negara Km.27 Komplek Perguruan Al-Wasliyah Deli Serdang.

Dalam setiap menangani kasus perceraian di Pengadilan Agama Lubuk Pakam, para staf pegawai tidak pernah mengalami kendala dalam menangani kasus perceraian. Ini terlihat pada para staf pegawai yang sudah paham betul mengenai tujuan diberlakukanya Undang-Undang Perkawianan No.1 Tahun 1974 mengenai perceraian. Mereka memahami dengan baik dalam menangani kasus perceraian tersebut dengan fungsi dan wewenang jabatan yang meraka pegang selama menjadi Staf pegawai Pengadilan Agama dalam menyelesaikan masalah perceraian.

Begitu juga akibat hukum yang muncul ketika putus ikatan perkawinan antara seorang suami dengan seorang istri dapat dilihat beberapa garis hukum,


(16)

57

baik yang tercantum dalam Undang-Undang Perkawinan maupun hukum yang tertulis dalam

Adapun faktor yang paling banyak menyebabkan perceraian itu terjadi di Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B adalah faktor ekonomi, merupakan faktor utama dalam ikatan suatu perkawinan. Yaitu mengenai keluhan tentang biaya hidup yang kurang dalam memberi nafkah yang tidak berkecukupan pemicu retaknya hubungan suatu ikatan perkawinan dalam rumah tangga. Walaupun merupakan faktor utama, faktor-faktor lainya juga sering terjadi menjadi alasan untuk mengakhiri perkawinan jika upaya-upaya dalam mempertahankan hubungan rumah tangga tidak bisa lagi dipersatukan.

B.Saran

Dengan demikian, Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran atas penelitian ini :

1. Walaupun dalam menentukan keputusan pengadilan mengenai perceraian, sudah cukup baik, tidak ada salahnya Pengadilan Agama Lubuk Pakam meningkatkan kinerjanya lagi dalam menangani setiap kasus perceraian. Karena peradilan agama merupakan penegak hukum dan keadilan masyarakat dalam masalah perceraian. Masyarakat percaya bahwa solusi


(17)

58

kekeluargaan juga tidak bisa dipertahankan kembali makadengan jalan satu-satunya yang terbaik adalah mengakhiri perkawinan di Pengadilan Agama, demi kebaikan masing-masing kedua belah pihak.

3. Bagi para mahasiswa atau peneliti yang ingin meneliti dalam hal ataupun masalah yang sama dengan skripsi ini maka hendaklah dapat menjabarkannya lebih luas lagi sehingga penelitian ini dapat lebih baik dan sempurna.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-Undang Perkawinan Indonesia, Jakarta : Wacana Intelektual.

Jehani, Libertus, 2008. Perkawinan Apa Resiko Hukumnya, Jakarta Barat : Forum Sahabat.

Manan, Abdul, 2005. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama. Jakarta: Prenada Media.

Nazir, Moh, 2009. Metode Penelitian. JakartaSelatan :Ghalia Indonesia.

Rasjid, Sulaiman. 1992. Fiqih Islam. Hukum Fiqih Lengkap. Jakarta : Penerbit Sinar Baru Bandung.

Rasyid, Roihan. 2010. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Subekti.1998. Perkawinan Dalam Syariat Islam. Jakarta : Rineka Cipta.

Subekti.R, Tjitrosudibio.R, 2009. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta : PT Pradnya Paramita.


(19)

Tim Penyusun Skripsi Jurusa PPKn FIS Unimed, 2007, Pedoman Penulisan Skripsi, Medan : PPKn FIS Unimed.

Usman, Rachmadi, 2006, Aspek-Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika.

http://www.dishidros.go.id/buletin/umum/221-dampak-perceraian-bagi-perkembangan-psikologis-anak.html. di aksesRabu Tgl 12/3/2013.

http://ikwan93multiply.com/journal/item/2. di akses Rabu Tgl 12/3/2013.

http://syaichuhamid.blogspot.com/2012/10/putusnya-perkawinan-karena-perceraian.html. di akses Sabtu Tgl 30/3/2013.

http://indahlestari111000407.blogspot.com/2012/09/putus-perkawinan-tata-cara-perceraian.html. di akses Sabtu Tgl 30/3/2013.

http://www.alkhoirot.net/2012/10/perceraian-dan-talak.html. Diposkan oleh Ade

Supriyatna di 21.03.di akses senin Tgl 6/4/2013.

http://kabartop.com/dampak-negatif-yang-sering-terjadi-pasca-perceraian./ di akses 12/3/2013

http://baitijannati.wordpress.com/2007/06/02/hak-asuh-anak-pasca-perceraian/diakses 20/5/2013


(1)

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pasal 38 UU. No 1 Tahun 1974 mengenai putusnya suatu perkawinan karena perceraian serta akibatnya.

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis tentang penelitian sosial.

2. Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan sumbangan bagi pembaca terutama bagi masyarakat tentang efektivitas pelaksanaan pasal 38 UU No.1 Tahun 1974 Mengenai Putusnya Suatu Perkawinan karena perceraian.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk dijadikan arah penelitian yang lebih lanjut pada masa yang akan datang.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari pembahasan bab IV, maka disini penulis mencoba menarik suatu kesimpulan. Adapun yang menjadi kesimpulan sehubungan dengan temuan penelitian sebagai berikut :

Keberadaan Undang-Undangn Perkawinan No.1 Tahun 1974 khusus mengenai perceraian sudah diterima keberadaanya. Hal ini terlihat bahwa hampir seluruh masyarakat kabupaten Deli Serdang sudah mengetahui Undang-Undang tentang Perkawinan. Sehingga dalam melaksanakan proses perceraian masyarakat menyerahkan seluruhnya kepada Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B yang terletak di Jalan Negara Km.27 Komplek Perguruan Al-Wasliyah Deli Serdang.

Dalam setiap menangani kasus perceraian di Pengadilan Agama Lubuk Pakam, para staf pegawai tidak pernah mengalami kendala dalam menangani kasus perceraian. Ini terlihat pada para staf pegawai yang sudah paham betul mengenai tujuan diberlakukanya Undang-Undang Perkawianan No.1 Tahun 1974 mengenai perceraian. Mereka memahami dengan baik dalam menangani kasus perceraian tersebut dengan fungsi dan wewenang jabatan yang meraka pegang selama menjadi Staf pegawai Pengadilan Agama dalam menyelesaikan masalah perceraian.

Begitu juga akibat hukum yang muncul ketika putus ikatan perkawinan antara seorang suami dengan seorang istri dapat dilihat beberapa garis hukum,


(3)

baik yang tercantum dalam Undang-Undang Perkawinan maupun hukum yang tertulis dalam

Adapun faktor yang paling banyak menyebabkan perceraian itu terjadi di Pengadilan Agama Lubuk Pakam Kelas I-B adalah faktor ekonomi, merupakan faktor utama dalam ikatan suatu perkawinan. Yaitu mengenai keluhan tentang biaya hidup yang kurang dalam memberi nafkah yang tidak berkecukupan pemicu retaknya hubungan suatu ikatan perkawinan dalam rumah tangga. Walaupun merupakan faktor utama, faktor-faktor lainya juga sering terjadi menjadi alasan untuk mengakhiri perkawinan jika upaya-upaya dalam mempertahankan hubungan rumah tangga tidak bisa lagi dipersatukan.

B.Saran

Dengan demikian, Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran atas penelitian ini :

1. Walaupun dalam menentukan keputusan pengadilan mengenai perceraian, sudah cukup baik, tidak ada salahnya Pengadilan Agama Lubuk Pakam meningkatkan kinerjanya lagi dalam menangani setiap kasus perceraian. Karena peradilan agama merupakan penegak hukum dan keadilan masyarakat dalam masalah perceraian. Masyarakat percaya bahwa solusi yang tepat dalam menegakkan hukum dan keadilan dalam masalah perkawinan adalah Peradilan Agama khususnya mengenai perceraian. 2. Kepada masyarakat sebelum memutuskan ingin bercerai di Pengadilan

Agama hendaklah terlebih dahulu memikirkannya lagi. Dan segala sesuatunya ada kalanya dibicarakan terlebih dahulu dengan cara kekeluargaan antara kedua belah pihak suami isteri. Jika dengan cara


(4)

kekeluargaan juga tidak bisa dipertahankan kembali makadengan jalan satu-satunya yang terbaik adalah mengakhiri perkawinan di Pengadilan Agama, demi kebaikan masing-masing kedua belah pihak.

3. Bagi para mahasiswa atau peneliti yang ingin meneliti dalam hal ataupun masalah yang sama dengan skripsi ini maka hendaklah dapat menjabarkannya lebih luas lagi sehingga penelitian ini dapat lebih baik dan sempurna.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-Undang Perkawinan Indonesia, Jakarta : Wacana Intelektual.

Jehani, Libertus, 2008. Perkawinan Apa Resiko Hukumnya, Jakarta Barat : Forum Sahabat.

Manan, Abdul, 2005. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama. Jakarta: Prenada Media.

Nazir, Moh, 2009. Metode Penelitian. JakartaSelatan :Ghalia Indonesia.

Rasjid, Sulaiman. 1992. Fiqih Islam. Hukum Fiqih Lengkap. Jakarta : Penerbit Sinar Baru Bandung.

Rasyid, Roihan. 2010. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Subekti.1998. Perkawinan Dalam Syariat Islam. Jakarta : Rineka Cipta.

Subekti.R, Tjitrosudibio.R, 2009. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Sudarsono,2001. Hukum Perkawinan Nasional, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sukrahman, Winarno, 2003. Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Tanjung, Nur Bahdin. 2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Proposal, Skirpsi, dan Tesis ) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta : Prenada Media.

Thalib, Sayuti. 2003, Hukum Kekeluargaan Indonesia Berlaku Bagi Umat Muslim. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI – Press).


(6)

Tim Penyusun Skripsi Jurusa PPKn FIS Unimed, 2007, Pedoman Penulisan Skripsi, Medan : PPKn FIS Unimed.

Usman, Rachmadi, 2006, Aspek-Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika.

http://www.dishidros.go.id/buletin/umum/221-dampak-perceraian-bagi-perkembangan-psikologis-anak.html. di aksesRabu Tgl 12/3/2013.

http://ikwan93multiply.com/journal/item/2. di akses Rabu Tgl 12/3/2013.

http://syaichuhamid.blogspot.com/2012/10/putusnya-perkawinan-karena-perceraian.html. di akses Sabtu Tgl 30/3/2013.

http://indahlestari111000407.blogspot.com/2012/09/putus-perkawinan-tata-cara-perceraian.html. di akses Sabtu Tgl 30/3/2013.

http://www.alkhoirot.net/2012/10/perceraian-dan-talak.html. Diposkan oleh Ade

Supriyatna di 21.03.di akses senin Tgl 6/4/2013.

http://kabartop.com/dampak-negatif-yang-sering-terjadi-pasca-perceraian./ di akses 12/3/2013

http://baitijannati.wordpress.com/2007/06/02/hak-asuh-anak-pasca-perceraian/diakses 20/5/2013