PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP SWASTA AL WASHLIYAH AMPERA II MEDAN HELVETIA.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE

KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA

INGGRIS SISWA SMP SWASTA AL WASHLIYAH

AMPERA II MEDAN HELVETIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

ENDAH RETNO SUCI NIM : 809122030

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE

KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA

INGGRIS SISWA SMP SWASTA AL WASHLIYAH

AMPERA II MEDAN HELVETIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

ENDAH RETNO SUCI NIM : 809122030

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

v

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

I

I

S

S

I

I

Halaman

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ………...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Perumusan Masalah... 14

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretis ... 16

1. Hakikat Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 16

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 27

a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ... 35

b. Model Pembelajaran Langsung ... 41

3. Hakikat Kepribadian ... 45

a. Kepribadian Ekstrovert ... 49

b. Kepribadian Introvert ... 51

B. Penelitian Yang Relevan ... 54

C. Kerangka Berpikir ... 56

1. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Inggris dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Model Pembelajaran Langsung ... 56

2. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Inggris dengan Siswa yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Kepribadian Introvert ... 60

3. Interaksi antara Model Pembelajaran dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 62


(6)

vi

D. Hipotesis ... 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 65

B. Populasi dan Sampel ... 65

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 66

D. Pengontrolan Perlakuan ... 67

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 69

F. Definisi Operasional Variabel ... 72

G. Teknik dan Alat Pengumpul Data ... 74

H. Teknik Analisis Data ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ...82

1. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match...82

2. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung ...83

3. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Kepribadian Ekstrovert ...84

4. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Kepribadian Introvert...85

5. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match yang Memiliki Kepribadian Ekstrovert...87

6. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match yang Memiliki Kepribadian Introvert...88

7. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung yang Memiliki Kepribadian Ekstrovert ...90

8. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung yang Memiliki Kepribadian Introvert ...91


(7)

vii

B. Pengujian Persyaratan Analisis ...92

1. Uji Normalitas ...92

2. Uji Homogenitas Varians ...93

C. Pengujian Hipotesis ...96

D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ...101

E. Keterbatasan Penelitian ...113

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ...115

B. Implikasi ...116

C. Saran ...118

DAFTAR PUSTAKA ...120 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Asli Bahasa Inggris SMP AL Washliyah Ampera II Tahun Pelajaran 2010 pada kelas VII s/d Kelas IX

Semester Ganjil ...5

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Asli Bahasa Inggris SMP AL Washliyah Ampera II Tahun Pelajaran 2010 pada kelas VII s/d Kelas IX Semester Genap ...6

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Asli Bahasa Inggris SMP AL Washliyah Ampera II Tahun Pelajaran 2011 pada kelas VII s/d Kelas IX Semester Ganjil ...6

Tabel 4. Model-Model Pembelajaran Pengolahan Informasi ...31

Tabel 5. Model-Model Pembelajaran Personal ...32

Tabel 6. Model-Model Pembelajaran Sosial ...33

Tabel 7. Model-Model Pembelajaran Perilaku ...33

Tabel 8. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ...37

Tabel 9. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ...39

Tabel 10. Sintaks Model Pembelajaran Langsung ...43

Tabel 11. Karakteristik Kepribadian Ekstrovert ...51

Tabel 12. Karakteristik Kepribadian Introvert ...53

Tabel 13. Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Tipe Introvert...61

Tabel 14. Rancangan Eksperimen Desain Faktorial 2 X 2 ...66

Tabel 15. Kisi-Kisi Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan Kompetensi Berbicara ...74

Tabel 16. Kisi-Kisi Angket Tipe Kepribadian ...75

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ...82

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung ...83

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Kepribadian Ekstrovert ...85

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Kepribadian Introvert ...86

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Memiliki Kepribadian Ekstrovert ...87

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Memiliki Kepribadian Introvert ...89

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung Memiliki Kepribadian Ekstrovert ...90


(9)

ix

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Langsung Memiliki Kepribadian Introvert ...91 Tabel 25. Hasil Pengujian Normalitas Data (Uji Liliefors) ...93 Tabel 26. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Make a Match dan Pembelajaran Langsung dengan Uji F Pada

Taraf Signifikansi α = 0,05 ...94 Tabel 27. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar

Kelompok Sampel Model Tipe Kepribadian Ekstrovert dan

Introvert dengan Uji F Pada Taraf Signifikansi α = 0,05 ...94 Tabel 28. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Masing-

Masing Kelompok Sampel Pada Taraf Signifikansi α = 0,05 ...95 Tabel 29. Tabulasi Jumlah Desain Penelitian ANAVA 2x2 ...96 Tabel 30. Rangkuman Hasil ANAVA Secara Keseluruhan Terhadap

Kemampuan Bahasa Inggris Siswa ...96 Tabel 31. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Scheffe ...99 Tabel 32. Hasil Perhitungan Nilai Validitas Tes Angket Tipe Kepribadian ...179 Tabel 33. Hasil Perhitungan Nilai Validitas Tes Hasil Belajar Bahasa

Inggris...183 Tabel 34. Ringkasan Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Hasil

Belajar Bahasa Inggris ...187 Tabel 35. Ringkasan Hasil Perhitungan Daya Beda (D) Tes Hasil Belajar ...189 Tabel 36. Tipe Kepribadian Pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make a Match ...190 Tabel 37. Tipe Kepribadian Pada Kelas Model Pembelajaran Langsung ...191 Tabel 38. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa

yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Langsung ...194 Tabel 39. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa

yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert Secara Keseluruhan yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make a Match Maupun Model Pembelajaran Langsung ...195 Tabel 40. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa

yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert Secara Keseluruhan yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make a Match Maupun Model Pembelajaran Langsung ...196 Tabel 41. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris yang

Siswa Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make a Match yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ...197 Tabel 42. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa

yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make a Match yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert ...198 Tabel 43. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa

yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Langsung yang


(10)

x

Tabel 44. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Langsung yang

Memiliki Tipe Kepribadian Introvert ...200

Tabel 45. Data Nilai Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ...201

Tabel 46. Ringkasan Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ...206

Tabel 47. Ringkasan Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Dengan Model Pembelajaran Langsung ...207

Tabel 48. Ringkasan Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kepribadian Ekstrovert Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ...208

Tabel 49. Ringkasan Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kepribadian Introvert Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ...209

Tabel 50. Ringkasan Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kepribadian Ekstrovert Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung ...210

Tabel 51. Ringkasan Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kepribadian Introvert Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Langsung ...211

Tabel 52. Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Kepribadian Ekstrovert Baik yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Pembelajaran Langsung ...212

Tabel 53. Harga Lo Data Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki Kepribadian Introvert Baik yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Pembelajaran Langsung ...213

Tabel 54. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data ...214

Tabel 55. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Model Pembelajaran ...215

Tabel 56. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Tipe Kepribadian ...216

Tabel 57. Pembantu Homogenitas Varians ...216

Tabel 58. Tabulasi ANAVA Faktorial 2 x 2 ...218

Tabel 59. Rangkuman ANAVA 2 X 2 ...220

Tabel 60. Ringkasan Hasil Uji Scheffe ...222


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pola Pembelajaran ...41 Gambar 2. Histogram hasil belajar bahasa Inggris siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match ...83 Gambar 3. Histogram hasil belajar bahasa Inggris siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung ...84 Gambar 4. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki

Kepribadian ekstrovert ...85 Gambar 5. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang Memiliki

Kepribadian Introvert ...86 Gambar 6. Histogram hasil belajar bahasa Inggris siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang memiliki kepribadian

ekstrovert ...88 Gambar 7. Histogram hasil belajar bahasa Inggris siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang memiliki kepribadian

introvert ...91 Gambar 8. Histogram hasil belajar bahasa Inggris siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

langsung yang memiliki kepribadian ektrovert ...92 Gambar 9. Histogram hasil belajar bahasa Inggris siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

langsung yang memiliki kepribadian introvert ...93 Gambar 10. Model interaksi antara model pembelajaran dan tipe


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. SILABUS PEMBELAJARAN ...123

Lampiran 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH...135

Lampiran 3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG ...154

Lampiran 4. INSTRUMENT KEPRIBADIAN SISWA ...168

Lampiran 5. INSTRUMENT TES BAHASA INGGRIS ...171

Lampiran 6. RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA (SPEAKING)...172

Lampiran 7. Perhitungan Skor-Skor Item Uji Coba Validitas Tes Angket Tipe Kepribadian ...174

Lampiran 8. Perhitungan Skor-Skor Item Uji Coba Tes Hasil Belajar Bahasa Inggris : Tingkat Kesukaran, Daya Beda dan Validitas ...176

Lampiran 9. Perhitungan Hasil Data Uji Coba Instrument Penelitian ...177

Lampiran 10. HASIL TES TIPE KEPRIBADIAN ...190

Lampiran 11. DISTRIBUSI FREKUENSI DATA PENELITIAN ...192

Lampiran 12. PERHITUNGAN STATISTIK DASAR ...201

Lampiran 13. PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA UJI LILIEFORS ...204

Lampiran 14. UJI HOMOGENITAS VARIANS (UJI F)...215

Lampiran 15. PENGUJIAN HIPOTESIS ...218


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globlasasi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.

Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang, yang giat membangun bangsanya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan untuk itu melalui pendidikan. Pendidikan sebagai usaha untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai – nilai di dalam masyarakat hendaknya dilaksanakan seumur hidup dan secara terpadu, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Agar tujuannya tercapai, ketiga-tiganya harus seiring dan sejalan, tidak bisa hanya ditumpahkan pada salah satunya.

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.


(14)

2

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi diperlukan kesiapan semua pihak untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lebih efektif. Mengingat bahwa perkembangan mobilitas komunikasi dan informasi saat ini kian maju dengan pesat. Hal tersebut diperlukan agar kita tidak hanya dimanfaatkan oleh pihak lain tetapi dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk kesejahteraan kita.

Pemanfaatan media komunikasi dan informasi tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Menguasai bahasa menjadi tuntunan pertama jika ingin berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara efektif. Bahasa yang saat ini dianggap sebagai bahasa yang dapat digunakan secara luas dan efektif adalah Bahasa Inggris. Kemampuan memahami bahasa asing khususnya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, telah menjadi kebutuhan untuk bisa dikuasai siswa serta merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari agar mampu berkomunikasi di kancah internasional serta memperoleh lebih banyak sumber informasi dan pengetahuan.

Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional yang sedang mempersiapkan standar


(15)

3

kompetensi dalam Kurikulum 2004, menetapkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, bahasa Inggris berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses informasi selain sebagai alat untuk membina hubungan interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika bahasa dalam budaya Inggris.

Peran pembelajaran bahasa sangat penting karena bahasa adalah alat berpikir sekaligus alat pendidikan. Bila pembelajaran bahasa tidak ditangani secara professional maka akan mempengaruhi hasil pembelajaran lainnya. Bahasa memiliki sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

ilmu. Alwasilah (2003) mengatakan bahwa “Pendidikan bahasa Inggris adalah

pendidikan spesialisasi yang dapat menjadi jembatan bagi pencapaiana tujuan pendidikan umum. Pendidikan umum bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar atau minimal pada anak didik agar mereka dapat berperan optimal dalam kehidupannya di masyarakat”.

Mata pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan baik secara lisan maupun tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Tujuan pengajaran bahasa asing pada umumnya membuat peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi dengan


(16)

4

penutur asli dan bahasa target atau setidaknya dapat berkomunikasi secara lisan dengan sesama peserta.

Berdasakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dalam bentuk lisan maupun tulis. Kemampuan berkomunikasi ini meliputi mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Keempat kompetensi ini diharapkan mampu mempersiapkan dan membekali siswa SMP untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau untuk memasuki dunia kerja terutama di sektor yang membutuhkan keterampilan berbahasa Inggris.

Sebagai salah satu dari empat kemampuan berbahasa (the four language skills), kemampuan berbicara merupakan hal yang sangat penting, karena untuk menguasai suatu bahasa harus dimulai secara lisan atau ucapan karena bahasa lisan merupakan dasar dari penguasaan suatu bahasa. Keterampilan ini merupakan suatu indikator terpenting bagi keberhasilan siswa terutama dalam belajar bahasa Inggris. Dengan penguasaan keterampilan berbicara yang baik, siswa dapat mengomunikasikan ide-ide mereka, baik di sekolah maupun dengan penutur asing, dan juga menjaga hubungan baik dengan orang lain. Keterampilan berbicara bisa juga digunakan sebagai suatu media untuk belajar. Keterampilan ini sangat terkait dengan pelafalan, gramatika, kosakata, diskursus, keterampilan mendengarkan, dan lain lain.


(17)

5

Untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris seperti yang tercantum dalam kurikulum, semua komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar di sekolah harus turut memberikan dukungan. Dengan memperhatikan dengan setiap kelas mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Komponen-komponen yang terkait tersebut harus berupaya meningkatkan keefektifan dan efisiensi belajar mengajar di kelas sesuai dengan karakteristik masing-masing kelas.

Pelajaran bahasa Inggris yang telah berjalan cukup lama masih terdapat kendala baik dari pihak guru maupun dari peserta didik yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar bahasa Inggris. Hal ini dapat terlihat di SMP Al Washliyah Ampera II. Berdasarkan hasil observasi dan pendataan terhadap siswa di SMP tersebut, kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan tingkat penguasaannya terhadap kompetensi yang seharusnya dicapai, masih dimiliki sekitar 40% dari seluruh siswa yang ada.

Data pada sekolah tersebut juga menunjukkan perolehan nilai hasil belajar bahasa Inggris belum maksimal dan memuaskan. Berdasarkan hasil nilai semester ganjil dan genap pada tahun pelajaran sebelumnya maka dapat terlihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Asli Bahasa Inggris SMP Al Washliyah Ampera II Tahun Pelajaran 2010 pada kelas VII s/d Kelas IX Semester Ganjil

N o

Tahun Ajaran Kelas

2010/2011 KKM Nilai

Terendah

Nilai Tertinggi

Nilai Rata-Rata 1 VII 65 50 90 65 2 VIII 65 50 88 68 3 IX 65 62 92 70


(18)

6

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Asli Bahasa Inggris SMP Al Washliyah Ampera II Tahun pelajaran 2010 pada kelas VII s/d Kelas IX Semester

Genap N o Tahun Ajaran Kelas 2010/2011 KKM Nilai

Terendah

Nilai Tertinggi

Nilai Rata-Rata 1 VII 65 51 92 71 2 VIII 65 65 90 65 3 IX 65 60 90 76

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Asli Bahasa Inggris SMP Al Washliyah Ampera II Tahun pelajaran 2011 pada kelas VII s/d Kelas IX Semester Ganjil N o Tahun Ajaran Kelas 2011/2012 KKM Nilai

Terendah

Nilai Tertinggi

Nilai Rata-Rata 1 VII 65 52 93 62 2 VIII 65 61 83 62 3 IX 65 60 90 67

Sumber Data : Kantor Tata Usaha SMP Al Washliyah Ampera II Medan Helvetia 2012

Berdasarkan tabel-tabel nilai asli bahasa Inggris tersebut dapat terlihat bahwa perolehan hasil belajar bahasa Inggris masih cenderung kurang memuaskan Masih banyak siswa yang memiliki daya serap yang rendah, dan nilai rata-rata yang masih tergolong rendah. Dari hasil pengamatan di kelas serta diskusi dengan guru, dalam proses belajar terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan berdasarkan hasil diagnosa, maka ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: (1) partisipasi siswa rendah dalam kegiatan pembelajaran; (2) dominasi siswa tertentu dalam proses pembelajaran; (3) siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode tidak bervariasi); (4) sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk belajar. Faktor lainnya adalah yang situasi


(19)

7

atau kondisi belajar yang menimbulkan ketegangan dan membosankan sehingga mempengaruhi pemerolehan bahasa yang dipelajari.

Untuk itu dalam pengajaran bahasa pendidik perlu memperhatikan strategi dan model apa yang paling sesuai untuk diberikan pada kegiatan pembelajaran. Mempelajari bahasa asing tidaklah semudah saat seseorang memperoleh bahasa ibunya sejak masa kanak-kanak meskipun tanpa pendidikan formal. Pembelajaran bahasa asing perlu didekatkan dengan kondisi budaya dan sosial pembelajaran bahasa tersebut sehingga saat seseorang mempelajari bahasa barunya tersebut ia seakan merasa sedang mempelajari bahasa ibunya. Kendala lain adalah minat, harapan dan semangat belajar siswa. Seseorang yang memiliki minat dan motivasi dalam mempelajari bahasa barunya akan lebih mudah menyerap pembelajaran tersebut dibandingkan dengan mereka yang tidak termotivasi dengan bahasa yang sedang dipelajarinya.

Tentunya perlu adanya perhatian untuk mencapai proses pembelajaran yang lebih baik, agar nilai yang diperoleh sesuai dengan kompetensi yang diharapkan untuk bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam masyarakat. Untuk itu, maka pendidik perlu merancang strategi pembelajaran yang selama ini menuntut peserta didik untuk memahami, menghafal, dan menguasai struktur-struktur bahasa Inggris apa saja.

Pendidik harus menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Pendidik harus mampu memiliki model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang disampaikan. Kondisi seperti ini membutuhkan model pembelajaran yang dapat melibatkan semua peserta didik sehingga dapat saling


(20)

8

membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman maupun gagasan-gagasan. Menurut Puger (2004), untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan model, strategi dan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan penanaman konsep, penalaran, dan memotivasi kegiatan belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan pemahaman, penalaran, dan memotivasi kegiatan belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Dengan pembelajaran kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi dan berargumentasi untuk mengasah khasanah ilmu pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30).


(21)

9

Belajar kooperatif merupakan suatu struktur organisasional yang mana satu kelompok siswa mengejar tujuan akademik melalui usaha bersama dalam kelompok kecil, menarik kekuatan masing-masing yang lainnya, dan bantuan masing-masing yang lainnya dalam melengkapi tugas. Model ini menganjurkan hubungan yang saling menunjang, keterampilan komunikasi yang baik, dan kemampuan berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi (Hilke, 1998). Salah satu tipe pembelajaran dalam kooperatif yang bisa dipilih dalam rangka menghasilkan pembelajaran yang berkualitas yaitu pembelajaran kooperatif tipe Make a Match.

Model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Teknik model pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa dengan mudah memahami pelajaran yang diberikan khususnya pembelajaran kosa kata dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Pengajaran dengan penggunaan model Make a Match (mencari pasangan) dapat membuat siswa mengilustrasikan apa yang mereka dapatkan sehingga muncul motivasi terhadap mata pelajaran yang disajikan terutama dalam pembelajaran kosa kata yang menurut mereka sulit. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.


(22)

10

Jika model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match membutuhkan kelompok belajar dan terjadi proses saling ketergantungan positif, maka salah satu model pembelajaran lain yang bersifat lebih mengandalkan kemampuan sendiri, dimana masing-masing siswa secara individual diaktifkan untuk menguasai, memahami sejumlah tujuan pembelajaran tertentu secara optimal adalah model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi pengembangan proses langsung dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri.

Pada model pembelajaran langsung, guru memberikan bantuan belajar kepada masing-masing pribadi peserta didik sesuai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Prilaku pembelajaran langsung ini guru akan memberikan kesempatan dan keleluasaan masing-masing langsung untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.

Di samping pemilihan model pembelajaran yang tepat, untuk memperoleh hasil belajar suatu kegiatan pembelajaran juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. Dick & Carey (2005) mengatakan bahwa seorang guru hendaknya mampu mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa. Karena jika seorang guru dapat mengetahui karakteristik siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan metode pembelajaran yang hendak digunakan.


(23)

11

Salah satu unsur yang ada dalam karakterisitik siswa adalah kepribadiannya. Pribadi siswa memiliki andil yang besar dalam memberi ragam perkembangan yang dicapai oleh siswa sebagai hasil proses pendidikan yang dialami. Struktur dan anggota badan dari manusia memang serupa, tapi pada dasarnya tidaklah sama meskipun anak kembar sekalipun. Hal ini juga nampak pada anak didik walaupun kelihatannya sama antara satu dengan lainnya namun bila diamati akan nampak perbedaannya. Perbedaan tersebut tercermin dalam tingkah laku, interaksi antara individu satu dengan yang lainnya dan antara individu dengan lingkungannya. Hubungan individu tersebut menjadi kebiasaan yang akan membentuk suatu karakteristik tersendiri yang akhirnya menimbulkan suatu tipe-tipe dalam kepribadiannya.

Menurut Suryabrata (1993:115) ”Adanya tipe-tipe kepribadian yang berbeda menyebabkan bervariasi dalam cara, kemampuan dan aktivitas siswa dalam belajar”. Sebagian siswa yang cepat dalam menangkap pelajaran tapi juga ada sebagian siswa yang lambat sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa tidak sama. Sumadi Suryabrata mengenai kepribadian dari siswa (1993:77)

mengemukakan, “Anak didik kita itu berlainan kepribadian dan demi suksesnya usaha untuk mendidik mereka, perlulah kita mengenal kepribadian mereka itu”.

Kepribadian siswa yang berbeda menyebabkan cara belajar yang berbeda pula. Ada siswa yang belajar dengan caranya sendiri atau justru menyukai belajar dengan berkelompok. Ada siswa yang bersifat terbuka di dalam lingkungan sekitarnya dan ada siswa yang bersifat tertutup bila berada di lingkungannya. Hal ini tergantung pada kepribadian mereka masing-masing.


(24)

12

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian guna mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran dan tipe kepribadian dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa SMP Swasta Al Washliyah Ampera II Medan Helvetia, kelas VIII (delapam) semester I tahun pelajaran 2012/2013. Dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan mengetahui tipe kepribadian siswa, diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut : Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris siswa? Apakah guru telah merencanakan pembelajaran dengan baik? Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris? Bagaimana pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa? Apakah guru mempertimbangkan karakteristik dan hakikat mata pelajaran yang diasuhnya dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa? Apakah guru menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai dengan tujuan dan bahan ajar yang disampaikan? Apakah guru telah memperhatikan karakteristik siswa pada waktu pelaksanaan pembelajaran? Apakah pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan model pembelajaran langsung memberikan hasil yang seseuai dengan kompetensi yang diharapkan? Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat


(25)

13

membuat suasana belajar lebih interaktif dan menyenangkan? Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan model pembelajaran langsung? Apakah tipe kepribadian berpengaruh terhadap hasil belajar siswa? Apakah siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari siswa yang dengan tipe kepribadian introvert? Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan tipe kepribadian siswa dalam mempengaruhi hasil belajar?

C. Pembatasan Masalah

Hasil belajar siswa dipengaruhi banya faktor, baik faktor internal maupun ekternal. Mengingat keterbatasam waktu, dana, kemampuan peneliti serta agar penelitian ini lebih terarah maka dibuat pembatasan masalah sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Dalam kajian penelitian ini faktor internal adalah tipe kepribadian, sedangkan faktor eksternal adalah model pembelajaran.

Model pembelajaran dibatasi pada model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan model pembelajaran langsung. Sedangkan tipe kepribadian dibatasi pada tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert. Selanjutnya hasil belajar bahasa Inggris juga dibatasi pada kompetensi berbicara siswa kelas VIII semester I tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan di SMP Swasta Al Washliyah Ampera II baik untuk pelaksanaan uji coba instrument maupun pelaksanaan penelitian.


(26)

14

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung ?

2. Apakah siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert memiliki hasil belajar bahasa Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert ?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk :

1) mengetahui apakah hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung.

2) mengetahui apakah siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert memiliki hasil belajar bahasa Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert

3) mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris siswa ?


(27)

15

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis tentang model pembelajaran yang akan digunakan oleh pendidik dalam mengajar khususnya mata pelajaran bahasa Inggris.

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat (1) untuk menambah dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pembelajaran bahasa Inggris, (2) memperluas wawasan pendidik mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran bahasa Inggris, (3) sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi pendidik, pengelola, pengembang lembaga pendidik dan peneliti selanjutnya.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah (1) menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi para pendidik mata pelajaran bahasa Inggris dalam menggunakan dan memilih model pembelajaran mana yang sesuai dengan bakat dan karakteristik peserta didik, (2) menjadi bahan masukan bagi guru bahasa Inggris di sekolah tingkat dasar, (3) sebagai kajian dan acuan dalam pengambilan keputusan bagi praktis pendidikan berkaitan dengan proses pembelajaran bahasa Inggris.


(28)

115

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Al Washliyah Ampera II yang diajar dengan model pembelajara kooperatif tipe make a match lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

2. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert memperoleh hasil yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kepribadian introvert.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris. Untuk peserta didik yang memiliki kepribadian ekstrovert dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris lebih efektif diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kepribadian introvert lebih efektif menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.


(29)

116

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih tinggi dari pada jika diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Dengan demikian, diharapkan agar para pendidik di SMP AL Washliyah Ampera II Medan Helvetia mempunyai pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun model pembelajaran bahasa Inggris, khususnya guna meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris. Dengan penguasaan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tersebut, seorang pendidik diharapkan mampu merancang suatu desain pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe make a match menyebabkan siswa menjadi lebih aktif dan menumbuhkan rasa kerja sama karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan teman-temannya di dalam kelompok. Mereka dapat saling membantu dalam menemukan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan saling bertukar pikiran. Hal itu juga dapat mengembangkan kepribadian sosial mereka sehingga mampu bersosialisasi khususnya di dalam lingkungan kelasnya.

Selanjutnya pembelajaran kooperatif tipe make a match ini diberikan kepada siswa hendaknya dalam bentuk yang menarik, tidak memobsankan dan mendorong mereka untuk lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Sehingga ketika mereka mempelajari kata-kata dalam bahasa inggris maka akan lebih diingat oleh siswa dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.


(30)

117

Diketahui bahwa pembelajaran bahasa Inggris yang sangat erat hubungannya dengan pelajaran kosakata dan bagaimana mengucapkannya membutuhkan cara yang efektif dan menyenangkan sehingga akan lebih mudah diterima dan diingat dalam memori siswa. Untuk itu salah satu model yang cukup efektif dan menarik adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada dasarnya memiliki unsur permainan di dalamnya. Dengan adanya unsur permainan ini, maka siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan menarik. Bermain bagi siswa bukanlah sekedar kesenangan, akan tetapi adalah kebutuhan karena memang itulah dunianya. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, siswa juga dapat berinteraksi dengan sekitarnya baik teman maupun kepada gurunya dengan suasana yang berbeda yang interaktif dan menyenangkan. Hingga menimbulkan komunikasi diantara mereka dan dapat menumbuhkan minat anak tersebut dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian kedua menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert memperoleh hasil belajar bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki kepribadian introvert. Hasil ini menunjukkan bahwa kepribadian ekstrovert sangat erat hubungannya atau pengaruh terhadap hasil belajar bahasa Inggris. Dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris perlu adanya keaktifan siswa itu sendiri sehingga ia dapat mempergunakannya secara rutin. Siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert memiliki sifat yang aktif dan energik. Sehingga ia mampu berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya, berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Sehingga


(31)

118

persoalan yang sulit baginya dapat dipecahkan secara bersama-sama dengan saling bertukar pikiran.

Kesimpulan ketiga dari penelitian menunjukkan bahwa waktu pembelajaran model dan tipe kepribadian mempunyai interaksi terhadap hasil belajar bahas Inggris. Dari hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran dan tipe kepribadian sama-sama memberikan suatu kontribusi (pengaruh) terhadap hasil belajar bahasa Inggris sehingga model pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan kepribadian siswa secara bersama-sama (dalam waktu yang bersamaan). Kegiatan ini dapat dilakukan oleh pendidik dengan merencanakan suatu tugas yang sistematis dan sekaligus memperhatikan kepribadiannya agar lebih mudah dalam penerimaan materi yanga akan diberikan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan keterbatasan penelitian dikemukakan beberapa saran yaitu :

1. Pendidik perlu dilatih dalam melakukan kegiatan ilmiah yang dibutuhkan dalam pembelajaran, khusunya dalam penyusunan model pembelajaran bahasa Inggris. Salah satu model pembelajarn yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

2. Dalam menyusun model – model pembelajaran, hendaknya pendidik harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga proses belajar mengajar akan lebih baik.


(32)

119

3. Salah satu karakteristik siswa yang perlu diperhatikan adalah tipe kepribadian untuk menyesuaikan dengan pendekatan yang akan dillakukan pendidik guna meningkatkan hasil belajar bahasa inggris agar lebih baik. 4. Tugas yang diberikan pada peserta didik hendaknya jelas dan dapat atau

mampu dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan.


(1)

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis tentang model pembelajaran yang akan digunakan oleh pendidik dalam mengajar khususnya mata pelajaran bahasa Inggris.

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat (1) untuk menambah dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pembelajaran bahasa Inggris, (2) memperluas wawasan pendidik mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran bahasa Inggris, (3) sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi pendidik, pengelola, pengembang lembaga pendidik dan peneliti selanjutnya.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah (1) menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi para pendidik mata pelajaran bahasa Inggris dalam menggunakan dan memilih model pembelajaran mana yang sesuai dengan bakat dan karakteristik peserta didik, (2) menjadi bahan masukan bagi guru bahasa Inggris di sekolah tingkat dasar, (3) sebagai kajian dan acuan dalam pengambilan keputusan bagi praktis pendidikan berkaitan dengan proses pembelajaran bahasa Inggris.


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Al Washliyah Ampera II yang diajar dengan model pembelajara kooperatif tipe make a match lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

2. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert memperoleh hasil yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kepribadian introvert.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris. Untuk peserta didik yang memiliki kepribadian ekstrovert dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris lebih efektif diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

make a match. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kepribadian

introvert lebih efektif menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.


(3)

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a

match lebih tinggi dari pada jika diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran langsung. Dengan demikian, diharapkan agar para pendidik di SMP AL Washliyah Ampera II Medan Helvetia mempunyai pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun model pembelajaran bahasa Inggris, khususnya guna meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris. Dengan penguasaan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tersebut, seorang pendidik diharapkan mampu merancang suatu desain pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe make a match menyebabkan siswa menjadi lebih aktif dan menumbuhkan rasa kerja sama karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan teman-temannya di dalam kelompok. Mereka dapat saling membantu dalam menemukan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan saling bertukar pikiran. Hal itu juga dapat mengembangkan kepribadian sosial mereka sehingga mampu bersosialisasi khususnya di dalam lingkungan kelasnya.

Selanjutnya pembelajaran kooperatif tipe make a match ini diberikan kepada siswa hendaknya dalam bentuk yang menarik, tidak memobsankan dan mendorong mereka untuk lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Sehingga ketika mereka mempelajari kata-kata dalam bahasa inggris maka akan lebih diingat oleh siswa dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.


(4)

Diketahui bahwa pembelajaran bahasa Inggris yang sangat erat hubungannya dengan pelajaran kosakata dan bagaimana mengucapkannya membutuhkan cara yang efektif dan menyenangkan sehingga akan lebih mudah diterima dan diingat dalam memori siswa. Untuk itu salah satu model yang cukup efektif dan menarik adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada dasarnya memiliki unsur permainan di dalamnya. Dengan adanya unsur permainan ini, maka siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan menarik. Bermain bagi siswa bukanlah sekedar kesenangan, akan tetapi adalah kebutuhan karena memang itulah dunianya. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, siswa juga dapat berinteraksi dengan sekitarnya baik teman maupun kepada gurunya dengan suasana yang berbeda yang interaktif dan menyenangkan. Hingga menimbulkan komunikasi diantara mereka dan dapat menumbuhkan minat anak tersebut dalam proses pembelajaran.

Hasil penelitian kedua menyimpulkan bahwa siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert memperoleh hasil belajar bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki kepribadian introvert. Hasil ini menunjukkan bahwa kepribadian ekstrovert sangat erat hubungannya atau pengaruh terhadap hasil belajar bahasa Inggris. Dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris perlu adanya keaktifan siswa itu sendiri sehingga ia dapat mempergunakannya secara rutin. Siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert memiliki sifat yang aktif dan energik. Sehingga ia mampu berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya, berinteraksi dengan guru dan teman-temannya. Sehingga


(5)

persoalan yang sulit baginya dapat dipecahkan secara bersama-sama dengan saling bertukar pikiran.

Kesimpulan ketiga dari penelitian menunjukkan bahwa waktu pembelajaran model dan tipe kepribadian mempunyai interaksi terhadap hasil belajar bahas Inggris. Dari hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran dan tipe kepribadian sama-sama memberikan suatu kontribusi (pengaruh) terhadap hasil belajar bahasa Inggris sehingga model pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan kepribadian siswa secara bersama-sama (dalam waktu yang bersamaan). Kegiatan ini dapat dilakukan oleh pendidik dengan merencanakan suatu tugas yang sistematis dan sekaligus memperhatikan kepribadiannya agar lebih mudah dalam penerimaan materi yanga akan diberikan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan keterbatasan penelitian dikemukakan beberapa saran yaitu :

1. Pendidik perlu dilatih dalam melakukan kegiatan ilmiah yang dibutuhkan dalam pembelajaran, khusunya dalam penyusunan model pembelajaran bahasa Inggris. Salah satu model pembelajarn yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make a match.

2. Dalam menyusun model – model pembelajaran, hendaknya pendidik harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga proses belajar mengajar akan lebih baik.


(6)

3. Salah satu karakteristik siswa yang perlu diperhatikan adalah tipe kepribadian untuk menyesuaikan dengan pendekatan yang akan dillakukan pendidik guna meningkatkan hasil belajar bahasa inggris agar lebih baik. 4. Tugas yang diberikan pada peserta didik hendaknya jelas dan dapat atau

mampu dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan.