PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA MEDAN.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH,

BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

SMK NEGERI DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD ARDANSYAH NIM. 8106132039

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH,

BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

SMK NEGERI DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD ARDANSYAH NIM. 8106132039

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

i ABSTRACT

MUHAMMAD ARDANSYAH. NIM. 8106132039.Effect of Principal Leadership, Organizational Culture, Job Satisfaction and Work Motivation to Performance SMK Teachers in Medan.Thesis. Graduate Program in Medan State University.

This study aimed to determine: (1) the influence of the principal's leadership on job satisfaction, (2) the influence of organizational culture on job satisfaction, (3) the influence of the principal's leadership on work motivation, (4) the influence of organizational culture on work motivation, (5) the influence of the principal's leadership on teacher performance, (6) the influence of organizational culture on teacher performance, (7) the effect of job satisfaction on the performance of teachers, and (8) the effect of work motivation on teacher performance. Subjects were teachers SMK Field Technology and Engineering in Medan with a total sample of 174 people. Sampling is done by random sampling. Path analysis research method is aimed to obtain the effect of exogenous variables on endogenous variables of research. Prior to this research instrument research first tested, followed by testing the validity and reliability testing. Questionnaire instrument valid principal's leadership earned 26 points. Questionnaire instrument valid organizational culture gained 26 points. Job satisfaction questionnaire instrument obtained 27 valid point. Instruments of work motivation questionnaire obtained 26 valid point. Questionnaire instrument valid teacher's performance earned 25 grains. Based on the hypothesis testing can be concluded: (1) there is a significant effect between the principal's leadership on job satisfaction of 4.8%, (2) there is significant influence between organizational culture on job satisfaction by 2.3%, (3) there is an influence which means that the leadership of the principal motivation of 7.8%, (4) there is a significant effect between organizational culture on work motivation by 3.4%, (5) there is a significant effect between the principal's leadership on teacher performance by 16.2%, (6) there is a significant effect between organizational culture on teachers' performance by 7.6%, (7) there is a significant effect between job satisfaction on the performance of teachers by 4.6%, and (8) there is a significant influence the motivation of the teacher's performance of 10.2%. The results obtained by the principal leadership, organizational culture, job satisfaction, and motivation of the teacher's performance by 59.7%, and the remainder other circumstances determined.


(5)

ii ABSTRAK

MUHAMMAD ARDANSYAH. NIM. 8106132039. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Guru SMK Negeri di Kota Medan. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja; (2) pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja; (3) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja; (4) pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja; (5) pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru; (6) pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru; (7) pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja guru; dan (8) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru. Subjek penelitian adalah guru SMK Negeri Bidang Teknologi dan Rekayasa di Kota Medan dengan jumlah sampel sebanyak 174 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampling. Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk memperoleh pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen penelitian. Sebelum penelitian ini dilakukan instrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan, dilanjutkan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Instrumen angket kepemimpinan kepala sekolah yang valid diperoleh 26 butir. Instrumen angket budaya organisasi yang valid diperoleh 26 butir. Instrumen angket kepuasan kerja yang valid diperoleh 27 butir. Instrumen angket motivasi kerja yang valid diperoleh 26 butir. Instrumen angket kinerja guru yang valid diperoleh 25 butir. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja sebesar 4,8%; (2) terdapat pengaruh yang berarti antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 2,3%; (3) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja sebesar 7,8%; (4) terdapat pengaruh yang berarti antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja sebesar 3,4%; (5) terdapat pengaruh yang berarti antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 16,2%; (6) terdapat pengaruh yang berarti antara budaya organisasi terhadap kinerja guru sebesar 7,6%; (7) terdapat pengaruh yang berarti antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru sebesar 4,6%; dan (8) terdapat pengaruh yang berarti antara motivasi kerja terhadap kinerja guru sebesar 10,2%. Hasil penelitian diperoleh kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru sebesar 59,7%, dan sisanya ditentukan keadaan lain.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis kelapangan waktu dan kemampuan berpikir sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik, dan tak lupa selawat beriringkan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan safaatnya diyaumil mahsyar kelak. Amin ya robbal alamin.

Tesis ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Dalam tesis ini penulis dibimbing oleh dosen pembimbing memilih judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri di Kota Medan”.

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penyelesaiannya yang kesemuanya itu disebabkan minimnya pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah. Namun demikian, berkat bantuan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing: Bapak Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd. dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd., serta saran dan masukan dari Narasumber: Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd., Prof. Dr. Sumarno, M.Pd., dan Dr. Saut Purba, M.Pd., penulis dapat menyelesaikan tesis ini sesempurna mungkin.

Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Administrasi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(7)

iv

4. Para Dosen Pengajar Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

5. Bang Chan, Munzhir, dan staf adminsitrasi Pascasarjana Universitas Negeri Medan lainnya atas bantuan administrasi kepada penulis selama mengikuti perkuliahan S2.

6. Teristimewa kepada ayahanda Achmad Gurning, ibunda Nur Azimah Nasution, dan mertua Alm. Chaidir Lubis dan Hj. Asniah Pulungan atas do’anya, didikan, dan bantuan moril/ materil selama penulis mengikuti perkuliahan S2.

7. Teristimewa isteri tercinta Fauziah Noor Lubis, dan kedua anak kami Nayla Ardana dan Muhammad Hafizh Ardana, atas do’a dan dukungan sepenuhnya mulai penulis selesai kuliah.

8. Saudara-saudaraku: Rita/Arman, M. Syafi’i, M. Erwin, Misnawati/Herman, M. Irsan/Uli, M. Zulham Effendi, Fitriyani, serta ponakanku: Mira/Heri, Desi, Putri, Nabila, Keisya, dan Nazwa.

9. Rekan-rekan mahasiswa S2 Prodi Adminsitrasi Pendidikan Angkatan XIX kelas B: Asrul, Zelfriyan, Zulkifli, Ratna, Yetti, Mariana, Juhum, Jumakir, Mael, Indra, Mariatik, Antalilis, Samsuddin, Debora, Baruddin, Posma, Artaida, Muara, Edison, Tio, Kumala, Hendrianto, Bakhtiar. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis selama perkuliahan.

Untuk semua itu penulis mendo’akan, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada Bapak/Ibu dan Saudara/i. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis ini memberikan manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.

Medan, Februari 2013 Penulis

Muhammad Ardansyah NIM. 8106132039


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Perumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 17

A. Kerangka Teoritis ... 17

1. Kinerja Guru ... 17

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 25

3. Budaya Organisasi ... 31

4. Kepuasan Kerja... 36

5. Motivasi Kerja ... 41

6. Penelitian yang Relevan ... 47

B. Kerangka Konseptual... 50

1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja... 50

2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja ... 51

3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja ... 51

4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja ... 52

5. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 53

6. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru ... 54

7. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru... 55

8. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ... 55


(9)

vi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 58

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 58

B. Metode Penelitian ... 58

C. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian... 58

D. Populasi dan Sampel ... 60

E. Teknik Pengumpulan Data... 63

F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 76

G. Hipotesis Statistik ... 82

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 84

A. Deskripsi Data Penelitian... 84

B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 91

C. Uji Persyaratan Analisis... 94

1. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi ... 94

2. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 110

3. Uji Homogenitas ... 112

4. Uji Korelasi Antar Variabel ... 114

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 119

E. Pembahasan Penelitian ... 127

F. Keterbatasan Penelitian... 136

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 138

A. Kesimpulan ... 138

B. Implikasi ... 139

C. Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 148 LAMPIRAN


(10)

vii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian... 61

3.2 Sebaran Sampel Penelitian ... 63

3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Kinerja Guru ... 65

3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah... 66

3.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Organisasi ... 67

3.6 Kisi-kisi Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 68

3.7 Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Kerja ... 68

4.1 Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 84

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Budaya Organisasi ... 86

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 87

4.4 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja ... 88

4.5 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru ... 90

4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 91

4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Organisasi... 92

4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja ... 92

4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja ... 93

4.10 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru... 94

4.11 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3Atas X1... 95

4.12 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X3Atas X2... 97

4.13 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4Atas X1... 99

4.14 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X4Atas X2... 101

4.15 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X5Atas X1... 103

4.16 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X5Atas X2... 105

4.17 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X5Atas X3... 107

4.18 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan X5Atas X4... 109

4.19 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian ... 111

4.20 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Setiap Variabel Penelitian... 112

4.21 Rangkuman Hasil Analisis Keberartian Koefisien Jalur antara Variabel Eksogenus dengan Variabel Endogenus ... 120

4.22 Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Terhadap Variabel Kepuasan Kerja ... 123

4.23 Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Terhadap Variabel Kepuasan Kerja ... 124

4.24 Hasil Perhitungan Pengaruh Langsung Terhadap Variabel Kinerja Guru ... 125


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Diagram Kinerja Menurut Teori Colquitt... 18

2.2 Paradigma Penelitian ... 57

3.1 Penentuan Jumlah Sampel ... 62

3.2 Kerangka Hubungan Kausal Penelitian ... 81

4.1 Histogram Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 85

4.2 Histogram Skor Budaya Organisasi ... 86

4.3 Histogram Skor Kepuasan Kerja ... 88

4.4 Histogram Skor Motivasi Kerja... 89

4.5 Histogram Skor Kinerja Guru... 90

4.6 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan X3... 96

4.7 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan X3... 98

4.8 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan X4... 100

4.9 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan X4... 102

4.10 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X1dengan X5... 104

4.11 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X2dengan X5... 106

4.12 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X3dengan X5... 108

4.13 Gambar Regresi Linier Sederhana antara X4dengan X5... 110


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada satu bangsa atau negara yang bisa maju tanpa terlebih dahulu memajukan dunia pendidikan. Kemajuan dunia pendidikan akan berdampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan kehidupan setiap individu. Pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusianya. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.

Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pendidiknya, dalam hal ini guru. Sehubungan dengan mutu guru dan lulusan sekolah, banyak media massa mulai mengkritik ketimpangan berkaitan dengan pendidikan terutama menyangkut tingkat pengangguran dari berbagai lulusan sekolah menengah dikarenakan mutu lulusan tidak sejalan dengan permintaan lapangan kerja.


(13)

2

Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2004 – 2009, salah satu target yang telah dicapai dalam jenjang pendidikan menengah adalah reposisi rasio Sekolah Menengah Atas (SMA) terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Di tahun 2009, rasio jumlah unit sekolah dan siswa SMA:SMK menjadi 40:60, sedang pada tahun 2015 rasio SMA:SMK ditargetkan menjadi 30:70. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong lulusan pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 15 menjabarkan tujuan pendidikan kejuruan yaitu mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, maka pengembangan SMK harus selalu mengacu pada kebutuhan pasar kerja. Pengembangan SMK bukan sekedar pada memperbesar jumlah unit SMK dan jumlah siswa, tetapi bagaimana menciptakan lulusan SMK yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai program studinya. Sejalan dengan itu, Schippers dan Ratriana (1994:19) menyatakan tujuan pendidikan kejuruan adalah membekali siswa agar memiliki kompetensi perilaku dalam bidang kejuruan tertentu sehingga yang bersangkutan mampu bekerja (memiliki kinerja) demi masa depan dan untuk kesejahteraan bangsa. Untuk itu siswa harus dibekali pengetahuan dan keterampilan praktis. Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya, bahwa link and match antara lulusan pendidikan SMK dengan dunia usaha/ dunia industri (DU/DI) sebagai pengguna lulusan pendidikan SMK belum tercapai. Salah satu masalahnya terletak pada kualitas lulusan SMK yang belum sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan pasar tenaga kerja.


(14)

3

Pada tahun 2012, di Medan terdapat 200 unit SMA (Negeri dan Swasta), dengan jumlah siswa 62.290 orang. Sementara jumlah SMK (Swasta dan Negeri) ada 134 unit, dengan jumlah siswa 41.769 orang. Sehingga jika mengacu pada Renstra Depdiknas 2004-2009, maka pada tahun 2010 rasio jumlah sekolah/siswa SMA dan SMK sudah mencapai target SMA 60% dan SMK 40%. Diharapkan melalui pengembangan SMK, tingkat pengangguran dapat ditekan. Karena berbeda dengan pendidikan SMA, pendidikan SMK didasarkan pada kurikulum yang membekali lulusannya dengan keterampilan tertentu untuk mengisi lapangan kerja atau membuka lapangan usaha sesuai program studi yang ditekuninya.

Pelaksanaan pembelajaran di SMK adalah realisasi pembelajaran program produktif yang ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian yang luas, kuat serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat dengan alokasi untuk pembelajaran mata diklat produktif adalah 30% teori dan 70% praktek di lapangan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru, karena mereka harus memahami aspek teoretis dan praktis mengenai apa yang dibutuhkan di masyarakat, sekaligus dituntut kemampuan personal untuk bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dengan dunia usaha/ industri. Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan guru memegang posisi yang sangat strategis dalam upaya menciptakan lulusan yang profesional dan berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang profesional.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya komponen yang mendukung yakni kinerja guru yang profesional. Kinerja guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, karena keberadaan guru sangat berpengaruh


(15)

4

terhadap semua sumber daya pendidikan yang ada. Berbagai sumber daya pendidikan seperti, sarana dan prasarana, biaya, teknologi, dan informasi dapat berfungsi dengan baik apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menggunakan semua sumber daya yang ada.

Peran serta guru dalam pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dalam upaya menciptakan guru yang profesional di bidangnya, pemerintah telah melakukan program sertifikasi guru mulai tahun 2008. Dengan program sertifikasi, pemerintah mengharapkan akan hadir guru-guru yang profesional yang dapat menciptakan peserta didik yang handal di bidangnya.

Berbicara tentang guru profesional, saat ini Pemerintah Kota Medan memiliki 29.493 guru yang tersebar di sekolah-sekolah negeri dan swasta, dengan 3.998 orang di antaranya guru bersertifikasi. Dari jumlah tersebut 760 orang merupakan guru SMK Negeri di kota Medan. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal (Usman, 2005:15). Sedangkan menurut Rice dan Bishoprick dalam Bafadal (2003:5), guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Seorang guru profesional harus memiliki beberapa kompetensi, yaitu:


(16)

5

kompetensi intelektul, kompetensi fisik, kompetensi pribadi, kompetensi sosial dan kompetensi spiritual (Tilaar, 2002:338).

Syaukani (2002:51) mengemukakan secara ideal guru yang diharapkan adalah guru yang memiliki keberdayaan untuk mampu mewujudkan kinerja dalam melaksanakan fungsi dan perannya secara profesional. Perwujudan tersebut terutama tercermin melalui kinerjanya dalam mengajar, hubungan dengan siswa, hubungan dengan sesama guru, hubungan dengan pihak lain, sikap dan keterampilan profesionalnya. Hikman dalam Husaini (2009:487) menyatakan kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bila yang dimaksud adalah kinerja guru dalam mengajar, maka kinerja itu tampak pada hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi etos kerja, serta disiplin professional guru dalam proses pembelajaran (Whitmore dalam Uno, 2009:86).

Kualitas pendidikan akan terwujud jika proses belajar mengajar di kelas berlangsung dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran secara terpadu. Akan tetapi harapan akan guru berkualitas masih jauh dari keinginan masyarakat. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Syawal Gultom menyatakan: “Uji kompetensi guru bertujuan untuk pemetaan kompetensi dan sebagai titik awal penilaian kinerja guru. Secara nasional, rata-rata kompetensi guru TK 58,87, SD 36,86%, SMP 46,15, SMA 51,35,


(17)

6

SMK 50,02, dan pengawas 32,58” (Koran Kompas, Kamis 26 Juli 2012 Halaman 12). Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru belum optimal baik guru bersertifikat maupun yang belum bersertifikat. Hal ini membuktikan persoalan kinerja guru tetap harus mendapat perhatian yang serius dari pemerintah baik daerah maupun nasional.

Mengenai kualitas guru di kota Medan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Dr. M. Rajab Lubis, MS. mengemukakan bahwa memiliki sertifikasi belum bisa menjamin guru memiliki kompetensi sebagai pendidik yang baik, yang dibuktikan dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% sekolah memiliki guru yang kompetensinya kurang (Tribun Kamis tanggal 26 Januari 2012 Halaman 9). Dari hasil ini, Dinas Pendidikan Kota Medan berencana melakukan evaluasi untuk membuktikan sejauhmana tenaga pendidik menguasai praktek mengajar dan mendidik yang baik dan benar.

Berdasarkan informasi dari pengawas SMK kota Medan, diperoleh informasi tentang kinerja guru SMK Negeri di kota Medan. Beberapa informasi itu merujuk kepada kurangnya kinerja guru di sekolah, di antaranya: (1) Masih banyak guru yang belum dapat menciptakan kondisi belajar yang baik di dalam kelas, sehingga siswa terlihat kurang aktif dalam pembelajaran. Dari 20 guru yang diamati, pengawas melihat bahwa hanya 5 orang guru yang mampu membangun kondisi belajar yang kondusif/ mendukung pembelajaran di kelas, selebihnya langsung memberikan materi tanpa berusaha menciptakan kondisi belajar yang mendukung pembelajaran; (2) Banyak guru yang hanya menggunakan metode ceramah dan mencatat di depan kelas. Dari 20 orang yang diamati hanya 8 yang terlihat melakukan metode bervariasi serta mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran di kelas; (3) Hampir


(18)

7

tidak ada dari 20 orang guru yang diamati yang melakukan umpan balik terhadap hasil tugas rumah yang telah diselesaikan siswa. Guru hanya memeriksa lalu memberikan nilai tanpa bertanya dan menjelaskan kelemahan siswa dalam menyelesaikan tugas rumahnya. Kondisi ini mengindikasikan guru tidak bekerja dengan baik dalam pembelajaran di kelas.

Sehubungan dengan hal di atas, perlu dilakukan perbaikan dalam upaya meningkatkan kinerja guru di sekolah. Salah satunya dengan mengkaji berbagai faktor yang dimungkinkan mempengaruhi kinerja guru di sekolah. Banyak teori yang mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah, salah satunya teori yang dikemukakan Colquitt, dkk (2009:27) :

A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and etics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviours), and organizational mechanisms (organizational structure, organizational culture).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja adalah mekanisme individual (motivasi kerja, stres, motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan); karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan); kelompok mekanisme (tim karakteristik, tim proses, kekuasaaan dan pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan dan perilaku); dan mekanisme organisasi (struktur organisasi, iklim kerja). Didasarkan pada teori ini, kinerja (job performance) dapat ditentukan oleh faktor kepuasan kerja (job satisfaction) dan motivasi (motivation). Robbins (2003:27) mengemukakan


(19)

8

istilah kinerja juga dikenal sebagai human output yang bisa diukur melalui:

productivity,absence, turnover,citizhenship, dan satisfaction. Berarti apabila tingkat produksi, tingkat absensi, tingkat loyalitas, dan tingkat kepuasan tinggi maka dapat dijadikan penilaian bahwa kinerja seorang karyawan bisa baik atau bahkan sebaliknya.

Peningkatkan kinerja guru dapat dilakukan dengan meningkatkan kepuasan kerja pada guru. Sering kali kita temui di sekolah, guru-guru berkumpul membahas perlakuan administrasi sekolah yang tidak sesuai keinginan mereka, yang menyebabkan para guru kecewa. Beberapa orang guru yang peneliti temui pada observasi awal, sering mengeluhkan perlakuan pihak sekolah yang tidak mengenakan. Sekolah terkesan memerlukan guru pada saat mengajar di kelas, di luar dari itu para guru sering diindahkan. Banyak kegiatan sekolah yang memiliki anggaran diberikan kepada beberapa orang guru yang dinilai loyal kepada kepala sekolah, sedang bagi guru lain tidak diikutsertakan. Hasil penelitian yang dipaparkan Djumadi (2006) dan Tobing (2009) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja seseorang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepuasan kerja dapat meningkatkan kinerja seseorang dalam bekerja. Gibson, dkk (2000:150) menyatakan kepuasan kerja adalah suatu sikap positif dan juga bisa negatif yang dipunyai individu terhadap berbagai segi pekerjaan, tempat kerja dan hubungan dengan teman sekerja. Secara umum orang menyatakan puas bekerja apabila ia senang melakukan pekerjaan yang dihadapi dan dilaksanakan setiap hari. Menurut Handoko (1997:193) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan


(20)

9

mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Dengan demikian, guru yang memiliki kepuasan dalam bekerja akan meningkat kinerjanya.

Peningkatan kinerja guru juga dipengaruhi oleh motivasi yang ada pada guru tersebut. Motivasi seorang guru akan terwujud pada perilaku yang diarahkan pada pencapaian tujuannya dalam bekerja. Keinginan guru untuk bekerja dengan baik di sekolah memberikan pencapaian hasil kerja yang maksimal. Pada beberapa SMK Negeri di Kota Medan, peneliti menemukan kenyataan bahwa guru masih sering berkumpul di ruang guru saat pelajaran masih berlangsung. Kebiasaan ini dibenarkan beberapa PKS Kurikulum yang menyatakan bahwa guru berkumpul setelah memberikan bahan catatan di kelas, ketika ditegur guru beralasan mencari bahan yang tertinggal di meja kerjanya. Hal lain yang diinformasikan kepada peneliti, guru kurang bersemangat dalam mengajar, baik guru PNS maupun honorer dikarenakan beberapa hal, seperti: fasilitas belajar yang masih terbatas, tidak ada teguran bagi guru yang malas, dan sebagainya. Hasil penelitian Samson (2006) dan Siwantara (2009) menyatakan bahwa motivasi kerja mempengaruhi kinerja seseorang. Winardi (2002:6) mengemukakan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Dengan demikian motivasi kerja dapat mempengaruhi peningkatkan kinerja guru.

Dalam lingkungan sekolah, pelaksanaan mengajar guru tidak terlepas dari peran serta kepala sekolah sebagai pimpinan. Kepala sekolah sebagai


(21)

10

pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing setiap guru untuk bekerja dengan baik. Seringnya kepala sekolah meninggalkan sekolah dengan alasan ke Dinas Pendidikan, mengikuti pelatihan/workshop, dan sebagainya dapat memberikan hasil negatif bagi kinerja guru-gurunya di sekolah. Selain itu, masih ada terjadi seorang kepala sekolah terlihat kejam dan angkuh dalam memberikan tugas kepada guru tanpa melihat guru tersebut senang atau tidak. Hasil penelitian Carudin (2011), Irawati dan Bambang (2010) memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja guru. Selain itu hasil penelitian Yogaswara (2010) menyimpulkan bahwa aplikasi kepemimpinan perlu penyesuaian dengan kondisi kemampuan dan kemauan bawahan. Artinya, apabila guru telah mampu dan mau bekerja dalam penyelesaian tugas secara efektif maka disarankan kepemimpinan yang diperlukan adalah mempertahankan orientasi tugas dan memperbesar orientasi hubungan. Dari hasil penelitian di atas, jelas terlihat bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Sagala (2009:172) mengemukakan sifat kepemimpinan kepala sekolah terhadap usaha pengajaran membawa pengaruh positif dan negatif terhadap guru, konselor, dan profesi kependidikan lainnya. Berbagai upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah selaku pimpinan adalah dengan memberikan dukungan (motivasi) dan meningkatkan kepuasan guru dalam bekerja. Dengan memberikan dukungan, guru akan merasa setiap tugasnya menjadi penting dan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja guru erat sekali kaitannya dengan tanggung jawab kepemimpinan kepala sekolah.


(22)

11

Dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, guru selalu berinterasi dengan seluruh civitas sekolah. Sudah menjadi pemandangan umum guru harus mengikut tradisi yang ada di sekolah, baik dalam bergaul maupun bekerja (mengajar di kelas). Informasi yang diberikan pengawas SMK sehubungan dengan kondisi ini, banyak kelalaian yang dikerjakan guru (seperti: terus berbicara dengan rekan guru walaupun waktu sudah masuk, mampir sebentar di kantin sekolah saat mengajar, berbicara dengan guru lain di luar kelas) sudah menjadi budaya sekolah tersebut. Hal ini mengindikasikan kinerja guru sulit untuk dimaksimalkan bila budaya di sekolah tersebut tidak mendukung atau mencerminkan sebagai organisasi tempat belajar. Hasil penelitian yang dilakukan Brahmasari (2009) dan Widodo (2011) mengemukakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja guru. Dengan demikian budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja guru di sekolah. McShane dan Von Glinow (2008:460) mengatakan budaya organisasi yang kuat memiliki potensi meningkatkan kinerja, dan sebaliknya bila budaya organisasinya lemah mengakibatkan kinerja menurun. Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar, bagaimana karyawan bersikap. Budaya juga menyangkut bagaimana anggota itu mempersepsikan organisasi tersebut, bukan menyangkut apakah mereka menyukainya (Robbins, 2003:62). Dari uraian di atas dapat dipahami banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru untuk dapat bekerja sesuai tuntutan tugasnya di sekolah. Dalam kesempatan ini, peneliti merasa penting untuk mengkaji kinerja guru di SMK Negeri Kota Medan dengan judul: Pengaruh


(23)

12

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja, dan Kinerja Guru SMK Negeri di Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, di antaranya: kepemimpinan kepala sekolah, supervisi kepala sekolah, budaya organisasi, kepribadian guru, kemampuan mengajar guru, loyalitas guru, kepuasan kerja, dan motivasi kerja guru.

Oleh sebab itu perlu dipertanyakan hal-hal berikut: kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru; kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru; kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru; supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru; supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru; supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru; budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru; budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru; budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja guru; kepribadian guru berpengaruh terhadap kinerja guru; kepribadian guru berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru; kepribadian guru berpengaruh terhadap motivasi kerja guru; kemampuan mengajar guru berpengaruh terhadap kinerja guru; kemampuan mengajar guru berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru; kemampuan mengajar guru berpengaruh terhadap motivasi kerja guru; loyalitas guru berpengaruh terhadap kinerja guru; loyalitas guru berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru; loyalitas guru berpengaruh terhadap motivasi


(24)

13

kerja guru; kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja guru; dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.

C. Pembatasan Masalah

Kinerja guru dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, namun dalam penelitian ini dibatasi hanya pada kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan. SMK Negeri di Kota Medan yang dimaksud adalah SMK Negeri Program Keahlian Teknologi dan Rekayasa.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMK Negeri di Kota Medan?

2. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya kerja terhadap kepuasan kerja guru SMK Negeri di Kota Medan?

3. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Medan?

4. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya kerja terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Medan?

5. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan?

6. Apakah terdapat pengaruh langsung budaya kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan?


(25)

14

7. Apakah terdapat pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan?

8. Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

2. Pengaruh langsung budaya kerja terhadap kepuasan kerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

3. Pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

4. Pengaruh langsung budaya kerja terhadap motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

5. Pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

6. Pengaruh langsung budaya kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

7. Pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

8. Pengaruh langsung motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan.


(26)

15

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam peningkatan kinerja guru dan sebagai masukan atau informasi bagi instansi dalam peningkatan kepemimpinan kepala sekolah, budaya kerja, kepuasan kerja, dan motivasi kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan.

2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan peran kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi, kepuasan kerja dan motivasi kerja untuk mendukung kinerja guru di sekolah. b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam mendukung dan meningkatkan budaya organisasi, kepuasan kerja, dan motivasi kerja dalam peningkatan kinerja guru.

2) Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan peran kepemimpinannya sebagai kepala sekolah.

c. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.


(27)

16

2) Sebagai bahan masukan dalam melihat pengaruh faktor kepemimpinan kepala sekolah dan budaya kerja terhadap kepuasan kerja dan motivasi kerja dalam upaya peningkatan kinerja guru. d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi untuk penelitian ke depan yang relevan di kemudian hari.


(28)

138 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga kepuasan kerja pada SMK Negeri di Kota Medan.

2. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap kepuasan kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik budaya organisasi maka semakin baik juga kepuasan kerja pada SMK Negeri di Kota Medan.

3. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga motivasi kerja pada SMK Negeri di Kota Medan.

4. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik budaya organisasi maka semakin baik juga motivasi kerja pada SMK Negeri di Kota Medan.


(29)

139

5. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan.

6. Budaya organisasi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik budaya organisasi maka semakin baik juga kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan.

7. Kepuasan kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik kepuasan kerja maka semakin baik juga kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan.

8. Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, artinya semakin baik motivasi kerja maka semakin baik juga kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan.

B. Implikasi

Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan memberi dapat diberikan implikasi sebagai berikut:

1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kepuasan kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan kepemimpinan kepala sekolah untuk mengoptimalkan kepuasan kerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Kepemimpinan kepala sekolah adalah


(30)

140

merupakan kemampuan kepala sekolah mempengaruhi, mendorong dan menggerakkan guru-guru untuk bertugas dengan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus melakukan upaya-upaya tertentu dalam meningkatkan kepuasan kerja guru. Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya menciptakan iklim kerja yang kondusif dan memberikan kesempatan guru untuk tampil dalam setiap kegiatan sekolah. Dengan adanya iklim kerja yang kondusif, guru dapat merasa puas dengan lingkungan sekolahnya. Kepuasan ini terlihat dengan kehadiran guru yang tepat waktu di sekolah serta keinginan guru untuk mendukung setiap program sekolah. Hal lain yang perlu dilakukan kepala sekolah adalah dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk berprestasi sesuai bidang keahliannya baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan adanya kesempatan untuk berprestasi guru akan merasa puas dengan kepemimpinan kepala sekolah dan mendukung ini guru hadir dakepala sekolah akan membantu guru dalam menjaga kepuasan guru. Upaya dari kepala sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan kepemimpinannya dalam mendukung peningkatan kepuasan kerja guru. 2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh

yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan budaya organisasi untuk mengoptimalkan kepuasan kerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Budaya organisasi adalah merupakan keyakinan, sikap, dan perilaku keseharian setiap guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah sesuai


(31)

141

peraturan sekolah. Dalam hal ini perlu ditingkatkan budaya organisasi di sekolah melalui upaya-upaya tertentu dalam meningkatkan kepuasan kerja guru. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya memfokuskan budaya di sekolah pada orientasi hasil kerja seseorang. Seorang guru yang telah memperoleh prestasi kerja baik, tidak harus ditinggalkan karena ketidakmampuan guru lain mengikuti prestasinya. Guru yang telah berhasil membantu guru lain yang belum berhasil, agar hubungan antar guru dapat ditingkatkan. Selain itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengiatkan pekerjaan di sekolah pada orientasi tim kerja. Dalam hal ini budaya organisasi di sekolah ditingkatkan melalui peran kerja tim guru. Hasil kerja tim guru menjadi milik bersama yang digunakan untuk meningkatkan budaya dalam berorganisasi di sekolah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan budaya organisasi sekolah ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kepuasan kerja guru.

3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan kepemimpinan kepala sekolah untuk mengoptimalkan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Kepemimpinan kepala sekolah adalah merupakan kemampuan kepala sekolah mempengaruhi, mendorong dan menggerakkan guru-guru untuk bertugas dengan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus melakukan upaya-upaya tertentu dalam meningkatkan motivasi kerja guru. Upaya yang


(32)

142

dapat dilakukan di antaranya dengan mengikutsertakan guru dalam pembuatan keputusan di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah mengundang setiap guru untuk hadir dalam rapat kerja program setiap awal semester untuk mendapat masukan dalam peningkatan mutu sekolah. Hal lain yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah dengan memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada guru untuk mengatur dan menyelenggarakan kegiatan sekolah. Dengan adanya kepercayaan ini, motivasi guru untuk terus terlibat/ bekerja di sekolah menjadi semakin baik. Upaya dari kepala sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan kepemimpinannya dalam mendukung peningkatan motivasi kerja guru.

4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan budaya organisasi untuk mengoptimalkan motivasi kerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Budaya organisasi adalah merupakan keyakinan, sikap, dan perilaku keseharian setiap guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah sesuai peraturan sekolah. Untuk meningkatkan budaya organisasi, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kesempatan kepada semua guru untuk melakukan inovasi dalam bekerja. Dengan kesempatan yang diberikan seluruh guru terhadap guru lain dalam bekerja dapat memotivasi guru untuk terus bekerja dengan baik. Selain itu hal lain yang perlu ditingkatkan dalam menumbuhkan motivasi kerja adalah dengan membentuk tim kerja di sekolah. Dengan adanya budaya bekerja secara tim


(33)

143

(bersama-sama) setiap guru akan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi sekolah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan budaya organisasi sekolah ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan motivasi kerja guru.

5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Kepemimpinan kepala sekolah adalah merupakan kemampuan kepala sekolah mempengaruhi, mendorong dan menggerakkan guru-guru untuk bertugas dengan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah harus melakukan upaya-upaya tertentu dalam meningkatkan kinerja mengajar guru. Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi guru di sekolah. Dengan adanya iklim kerja yang kondusif di sekolah, setiap guru dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Keterlaksanaan pekerjaan dengan baik akan meningkatkan kinerja guru di sekolah. Upaya lain yang dapat dilakukan kepala sekolah adalah dengan melakukan mendorong guru untuk berkreativitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah. Dengan adanya kesempatan dan dorongan dari kepala sekolah, guru akan termotivasi untuk terus bekerja dengan baik di sekolah. Selain itu akan timbul keinginan guru untuk terus berkreativitas dalam mengajar di sekolah.


(34)

144

Upaya dari kepala sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan kepemimpinannya dalam mendukung peningkatan kinerja mengajar guru. 6. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keenam yakni terdapat pengaruh

yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan budaya organisasi untuk mengoptimalkan kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Budaya organisasi adalah meruapakan keyakinan, sikap, dan perilaku keseharian setiap guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah sesuai peraturan sekolah. Dalam hal ini peningkatan budaya organisasi di sekolah dapat ditingkatkan dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan inovasi dan siap dalam setiap resiko yang dihadapi saat bekerja. Dengan adanya kesempatan bagi setiap guru untuk berinovasi di sekolah, guru akan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi ini tentu memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja mengajar guru. Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggembangkan tim kerja di sekolah. Pembentukan tim kerja yang sesuai dengan tujuan sekolah serta didasarkan pada kemampuan setiap guru, memberikan guru kesempatan untuk unjuk kerja di dalam tim kerjanya. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan budaya organisasi sekolah ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kinerja mengajar guru.

7. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketujuh yakni terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan kepuasan kerja untuk


(35)

145

mengoptimalkan kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Kepuasan kerja adalah merupakan keadaan emosional guru terhadap pelaksanaan tugas-tugasnya dan balasan jasa yang diperolehnya selama melaksanakan tugas di sekolah. Dalam hal ini peningkatan kepuasan kerja guru si di sekolah dapat ditingkatkan dengan memberikan menciptakan kondisi sekolah yang mendukung setiap pekerjaan guru. Dukungan dari sekolah kepada guru akan memberikan kemudahan kepada guru untuk melakukan pekerjaan dengan baik sesuai tanggung jawabnya. Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan sifat kerjasama di antara guru di sekolah. Dukungan rekan guru dalam bekerja mutlak diperlukan setiap guru untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik di sekolah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kinerja mengajar guru.

8. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedelapan yakni terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMK Negeri di Kota Medan, maka perlu ditingkatkan motivasi kerja untuk mengoptimalkan kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan. Motivasi kerja adalah merupakan dorongan guru baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya untuk terus bekerja sebaik mungkin untuk mencapai tujuannya dalam bekerja. Dalam hal ini peningkatan kepuasan kerja guru si di sekolah dapat ditingkatkan dengan memberikan apresiasi/ penghargaan kepada setiap guru yang telah menunjukkan prestasi kerjanya. Penghargaan yang diterima seorang guru sudah tentu akan memacu keinginannya untuk terus


(36)

146

berprestasi dengan baik di sekolah. Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kebebasan guru untuk mengaktualisasi diri dalam bekerja. Kebebasan dalam mengaktualisasikan diri, guru dapat memberikan segenap kemampuannya mengajarnya di sekolah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kinerja mengajar guru.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kajian implikasi seperti yang telah diuraikan di atas, diajukan saran untuk meningkatkan kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan

Untuk meningkatkan kinerja guru, perlu menjadi perhatian Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memilih dan menempatkan kepala sekolah yang berkompeten di SMK Negeri di Kota Medan. Hal ini harus dilakukan mengingat tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang sangat besar. Selain itu Dinas Pendidikan Kota Medan perlu menumbuhkan budaya organisasi yang baik di setiap SMK, seperti mengadakan seminar-seminar tentang pentingnya budaya sekolah dalam mendukung tugas guru. hal lain yang tidak boleh dikesampingkan adalah melakukan upaya perbaikan dalam peningkatan kepuasan kerja dan motivasi kerja guru di sekolah. Dengan dilakukannya peningkatan pada kepemimpinan kepala sekolah, budaya


(37)

147

organisasi, kepuasan kerja, dan motivasi kerja, diharapkan kinerja guru di sekolah dapat dioptimalkan.

2. Bagi Kepala Sekolah

Perlu ditumbuhkan keinginan kepala sekolah untuk meningkatkan kepemimpinannya di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung seluruh aktivitas di sekolah, baik yang melibatkan guru dan pegawai sekolah. Selain itu diharapkan kepala sekolah bersedia melakukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan kepuasan dan motivasi guru dalam bekerja di sekolah. Dengan adanya upaya-upaya ini diharapkan kinerja guru dapat dioptimalkan.

3. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kinerjanya, guru harus bersedia mendukung setiap keputusan kepala sekolah yang berhubungan dengan beban kerjanya di sekolah. Hal lain yang harus dilakukan guru adalah dengan bersedia ikut serta dalam membangun budaya sekolah yang kondusif, yang dapat mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya di sekolah. Selain itu, guru berkeinginan untuk meningkatkan kepuasan dan motivasinya dalam bekerja sebagai guru di sekolah. Dengan adanya upaya-upaya ini diharapkan kinerjanya dapat dioptimalkan.


(38)

148

DAFTAR PUSTAKA

“Guru Bersetifikasi Segera Dievaluasi”. Rubrik Kesawan Square, Tribun Medan Kamis tanggal 26 Januari 2012 Halaman 9

“Kompetensi Kepala Sekolah Masih Rendah”.Rubrik Pendidikan & Kebudayaan, Koran Kompas, Selasa 24 Juli 2012 Halaman 12

“Uji Kompetensi Guru Dilakukan Rutin”. Rubrik Pendidikan & Kebudayaan, Koran Kompas, Selasa 26 Juli 2012 Halaman 12

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

As’ad, Mohammad. 2004.Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Rineka Cipta

Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009

Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Carudin. 2011. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Kerja Sekolah terhadap Kinerja Guru”. INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131–144

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational

Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Danim, Sudarwan. 2000.Menjadi Komunitas Pembelajar. Jakarta: Bumi Aksara Darna, Nana. 2010. “Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi

dan Kinerja Karyawan”.Cakrawala Galuh, Vol. I, No. 3, Desember 2010 Depdikbud. 2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Buku 2 –

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Djumadi. 2006. “Pengaruh Kondisi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Lembaga Pendidikan Nonformal di Jawa Timur”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 3, Desember 2006


(39)

149

Gibson, Ivanicevich, dan Donnely. 2000. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan

Proses. Jakarta: Erlangga

Hamalik Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM

Hofstede, Geert. 1986. Culture’s Consequences, International Differences in

Work – Related Values. London: Sage Publications

Husaini, Usman. 2009.Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Irawati, Anugrahini dan Bambang Sudarsono. 2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Produktivitas Kerja dan Kinerja Organisasi”.Jurnal Studi Manajemen, Vol. 4, No. 1, April 2010 Kartono, Kartini. 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Koesmono, Teman. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur”.Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005

Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Marno. 2006.Kepemimpinan dan Profil Manajer Pendidikan Islam. Malang: UIN Martoyo, Susilo. 2000.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen SDM. Jakarta: Salemba

Empat

McShane, Steven L., Von Glinow dan Mary Ann. 2008.Organizational Behavior. USA: McGraw Hill-International

Miner, John. B. 1990. Organizational Behavior: Performance and Productivity. New York: Random House

Moekijat. 2002.Dasar-Dasar Motivasi. Bandung: Pionir Jaya

Mulyasa. 2004.Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

Pedhazur, Elazar, J. 1982. Multiple Regression in Behavioral Research. New York: CBS College Publishing


(40)

150

Purwanto Ngalim. 1995. Administrasi Pendidikan. Bandung: Mutiara Sumber Widia

Robbin, Stephen P. 2003. Organization Behavior, Concept Controversies,

Application. Jakarta: Prehenlindo

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Samson, L. ”Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja

Karyawan PDAM di Kota Ambon”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006

Schippers, Uwe dan Ratriana, S. 1994. Pendidikan Kejuruan di Indonesia. Bandung: Angkasa

Sedarmayanti. 2001.SDM dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju Siagian, Sondang P. 1999. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku

Organisasional. Jakarta: Haji Mas Agung

Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009

Soedjono. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret 2005

Sopiah. 2008. “Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional Pimpinan dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Bank”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei 2008

Sriwidodo, Untung dan Bangun Sugito. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan, Kepercayaan, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan”. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, Vol. 2 No. 1 Desember 2007

Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung: Tarsito ______.Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sutrisno, Edy. 2010.Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana


(41)

151

Tilaar, H A R. 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Grasindo

Tobing, Diana Sulianti KL. 2009. “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11 No. 1, Maret 2009

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Uzer, Moh. Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan

Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wahyudi. 2009.Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran

(Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Wau, Yasaratodo. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif, Kemampuan Pribadi, Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah (Studi Empiris pada Sekolah Menengah Pertama di Pulau Nias)”.Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Widodo. 2011. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Penabur – No. 16, Tahun ke-10, Juni 2011

Winardi. J. 2007. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat

Yogaswara, Atep. 2010. “Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar Guru”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2 Oktober 2010


(1)

berprestasi dengan baik di sekolah. Selain itu upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kebebasan guru untuk mengaktualisasi diri dalam bekerja. Kebebasan dalam mengaktualisasikan diri, guru dapat memberikan segenap kemampuannya mengajarnya di sekolah. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja ke arah yang lebih baik dalam mendukung peningkatan kinerja mengajar guru.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kajian implikasi seperti yang telah diuraikan di atas, diajukan saran untuk meningkatkan kinerja guru SMK Negeri di Kota Medan sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan

Untuk meningkatkan kinerja guru, perlu menjadi perhatian Dinas Pendidikan Kota Medan untuk memilih dan menempatkan kepala sekolah yang berkompeten di SMK Negeri di Kota Medan. Hal ini harus dilakukan mengingat tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang sangat besar. Selain itu Dinas Pendidikan Kota Medan perlu menumbuhkan budaya organisasi yang baik di setiap SMK, seperti mengadakan seminar-seminar tentang pentingnya budaya sekolah dalam mendukung tugas guru. hal lain yang tidak boleh dikesampingkan adalah melakukan upaya perbaikan dalam peningkatan kepuasan kerja dan motivasi kerja guru di sekolah. Dengan dilakukannya peningkatan pada kepemimpinan kepala sekolah, budaya


(2)

147

organisasi, kepuasan kerja, dan motivasi kerja, diharapkan kinerja guru di sekolah dapat dioptimalkan.

2. Bagi Kepala Sekolah

Perlu ditumbuhkan keinginan kepala sekolah untuk meningkatkan kepemimpinannya di sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung seluruh aktivitas di sekolah, baik yang melibatkan guru dan pegawai sekolah. Selain itu diharapkan kepala sekolah bersedia melakukan berbagai upaya yang dapat meningkatkan kepuasan dan motivasi guru dalam bekerja di sekolah. Dengan adanya upaya-upaya ini diharapkan kinerja guru dapat dioptimalkan.

3. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kinerjanya, guru harus bersedia mendukung setiap keputusan kepala sekolah yang berhubungan dengan beban kerjanya di sekolah. Hal lain yang harus dilakukan guru adalah dengan bersedia ikut serta dalam membangun budaya sekolah yang kondusif, yang dapat mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya di sekolah. Selain itu, guru berkeinginan untuk meningkatkan kepuasan dan motivasinya dalam bekerja sebagai guru di sekolah. Dengan adanya upaya-upaya ini diharapkan kinerjanya dapat dioptimalkan.


(3)

148

Kamis tanggal 26 Januari 2012 Halaman 9

“Kompetensi Kepala Sekolah Masih Rendah”.Rubrik Pendidikan & Kebudayaan, Koran Kompas, Selasa 24 Juli 2012 Halaman 12

“Uji Kompetensi Guru Dilakukan Rutin”. Rubrik Pendidikan & Kebudayaan, Koran Kompas, Selasa 26 Juli 2012 Halaman 12

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

As’ad, Mohammad. 2004.Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. Rineka Cipta

Brahmasari, Ida Ayu. dan Peniel Siregar. 2009. “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Situasional dan Pola Komunikasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Karyawan pada PT. Central Proteinaprima Tbk”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 7, Nomor 1, Februari 2009

Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Carudin. 2011. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Kerja Sekolah terhadap Kinerja Guru”. INVOTEC, Volume VII, No. 2, Agustus 2011: 131–144

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Danim, Sudarwan. 2000.Menjadi Komunitas Pembelajar. Jakarta: Bumi Aksara Darna, Nana. 2010. “Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi

dan Kinerja Karyawan”.Cakrawala Galuh, Vol. I, No. 3, Desember 2010 Depdikbud. 2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru, Buku 2 –

Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Djumadi. 2006. “Pengaruh Kondisi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Lembaga Pendidikan Nonformal di Jawa Timur”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 3, Desember 2006


(4)

149

Gibson, Ivanicevich, dan Donnely. 2000. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: Erlangga

Hamalik Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM

Hofstede, Geert. 1986. Culture’s Consequences, International Differences in Work – Related Values. London: Sage Publications

Husaini, Usman. 2009.Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Irawati, Anugrahini dan Bambang Sudarsono. 2010. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Produktivitas Kerja dan Kinerja Organisasi”.Jurnal Studi Manajemen, Vol. 4, No. 1, April 2010 Kartono, Kartini. 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Koesmono, Teman. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur”.Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 2, September 2005

Luthans, Fred. 2006.Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Marno. 2006.Kepemimpinan dan Profil Manajer Pendidikan Islam. Malang: UIN Martoyo, Susilo. 2000.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen SDM. Jakarta: Salemba

Empat

McShane, Steven L., Von Glinow dan Mary Ann. 2008.Organizational Behavior. USA: McGraw Hill-International

Miner, John. B. 1990. Organizational Behavior: Performance and Productivity. New York: Random House

Moekijat. 2002.Dasar-Dasar Motivasi. Bandung: Pionir Jaya

Mulyasa. 2004.Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya

Pedhazur, Elazar, J. 1982. Multiple Regression in Behavioral Research. New York: CBS College Publishing


(5)

Purwanto Ngalim. 1995. Administrasi Pendidikan. Bandung: Mutiara Sumber Widia

Robbin, Stephen P. 2003. Organization Behavior, Concept Controversies, Application. Jakarta: Prehenlindo

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

Sagala, Syaiful. 2009.Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Samson, L. ”Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja

Karyawan PDAM di Kota Ambon”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2006

Schippers, Uwe dan Ratriana, S. 1994. Pendidikan Kejuruan di Indonesia. Bandung: Angkasa

Sedarmayanti. 2001.SDM dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju Siagian, Sondang P. 1999. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku

Organisasional. Jakarta: Haji Mas Agung

Siwantara, I Wayan. 2009. “Pengaruh Kompetensi Profesional dan Motivasi Kerja Serta Iklim Organisasi terhadap Disiplin Kerja dan Kinerja Dosen Politeknik Negeri Bali”.Ragam, Vol. 9, No. 2, Agustus 2009

Soedjono. 2005. “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret 2005

Sopiah. 2008. “Budaya Organisasi, Komitmen Organisasional Pimpinan dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Bank”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei 2008

Sriwidodo, Untung dan Bangun Sugito. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan, Kepercayaan, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan”. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, Vol. 2 No. 1 Desember 2007

Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung: Tarsito ______.Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sutrisno, Edy. 2010.Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana


(6)

151

Tilaar, H A R. 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Grasindo

Tobing, Diana Sulianti KL. 2009. “Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11 No. 1, Maret 2009

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Uzer, Moh. Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wahyudi. 2009.Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Wau, Yasaratodo. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif, Kemampuan Pribadi, Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah (Studi Empiris pada Sekolah Menengah Pertama di Pulau Nias)”.Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Widodo. 2011. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Pendidikan Penabur – No. 16, Tahun ke-10, Juni 2011

Winardi. J. 2007. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wirawan. 2008. Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat

Yogaswara, Atep. 2010. “Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar Guru”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11 No. 2 Oktober 2010


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH , BUDAYA ORGANISASI, IKLIM ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SD NEGERI KOTA MEDAN.

0 4 6

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU DI SMA NEGERI KOTA MEDAN.

0 2 20

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KEPALA SMK DI MEDAN.

0 4 18

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun 2015.

0 3 11

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun 2015.

1 3 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KOTA SIBOLGA.

1 3 42

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Rancaekek

0 0 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMK NEGERI

0 1 12