PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DISERTAI JOYFULL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMAN 2 P. SIANTAR T.P. 2012/2013.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) DISERTAI JOYFULL LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMAN 2 P. SIANTAR
T. P 2012/2013
Oleh:
Iriana Fratiwi Turnip
NIM. 409121039
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
64
iii
RIWAYAT HIDUP
Iriana Fratiwi Turnip dilahirkan di Raya Timuran, Desa Raya Timuran
kec. Jawa Maraja Bahjambi kabupaten Simalungun, pada tanggal 05 Desember
1991. Ibu bernama Marta Purba dan ayah bernama Edison Turnip dan merupakan
anak ke tiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri
No. 097327 Mariah Jambi, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis
melanjut sekolah di SMP Swasta Katolik ASISSI, dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 P. Siantar, dan
lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Disertai Joyfull Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA
Negeri 2 P. Siantar T.P 2012/2013”. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Betty
M. Turnip selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan
dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si, Bapak Drs. Abd
Hakim S, M.Si dan Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Kepada Ibu Rita Juliani, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran serta dukungan moril
dimulai dari diterimanya penulis di Jurusan Fisika ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada bapak Rudol Barmen Manurung, M.Pd, sebagai Kepala Sekolah
SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang
dipimpin dan bapak Drs. A.B. Saragih sebagai guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 2
Pematangsiantar yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda tercinta Edison
Turnip dan Ibunda tercinta Marta Purba serta kakak dan adik tersayang (Elita Turnip,
Anggriani Turnip dan Lia Turnip) yang terus memberikan nasehat, motivasi dan doa
serta kasih sayang yang tak pernah henti kepada penulis dalam menyelesaikan studi di
UNIMED hingga selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk sahabat-sahabatku tersayang:
Ratna Syah P. Harefa, Juniati Malau dan Melisa P. Br Sitepu, Lamindo, Masnur
Marpaung dan seluruh teman-teman Fisika Dik B 2009, teman-teman PPL:Carla
Napitupulu, Alberta Sinaga, Erna Ginting, Octaria Ketaren dll
Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Penulis juga menyadari
bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu,
v
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini mampu bermanfaat dalam memperkaya
khasana ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2013
Penulis,
Iriana F. Turnip
NIM. 409121039
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM
GAMES TOURNAMENT (TGT) DISERTAI JOYFULL LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMAN2 P.SIANTAR
T.P 2012/2013
IRIANA F. TURNIP (409121039)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT disertai Joyfull Learning terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok Listrik dinamis.Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas kelas X yang terdiri dari 17
kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster
random sampling, yaitu Kelas X-3 dengan menggunakan model pembelajaran
TGT disertai Joyfull Learning dan kelas X-8 dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2,
yaitu pertama tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 option
sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan instrumen yang kedua adalah
lembar observasi aktifitas belajar siswa pada pembelajaran TGT disertai Joyfull
Learning
Nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 30,65 kemudian dilakukan
uji normalitas, diperoleh Lhitung = 0,1114 < Ltabel = 0,1591. Nilai rata-rata pretes
kelas kontrol adalah 26,77 kemudian dilakukan uji normalitas, diperoleh Lhitung =
0,1354 < Ltabel = 0,1591. Setelah itu dilakukan uji homogenitas, diperoleh Fhitung =
1,21< Ftabel = 1,84. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan homogen, dengan demikian telah terpenuhi persyaratan untuk
melakukan uji t dua pihak. Uji t menunjukkan -ttabel < thitung < ttabel (-2,00 < 1,85 <
2,00) dimana Ho diterima, yang berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilakukan perlakuan pada masingmasing kelas diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 74,68,
kemudian dilakukan uji normalitas, diperoleh Lhitung = 0,1332 < Ltabel = 0,1591.
Nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 58,55 kemudian dilakukan uji
normalitas, diperoleh Lhitung = 0,1178 < Ltabel = 0,1591. Setelah itu dilakukan uji
homogenitas, diperoleh Fhitung = 1,7 < Ftabel = 1,84. Dari hasil tersebut disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Hasil pengujian hipotesis
diperoleh thitung > ttabel yaitu 9,16 > 1,67 pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk =
60. Hal ini berarti Ha terima, yang berarti ada perbedaan akibat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 2
Pematangsiantar T.P 2012/2013.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
4
1.3 Batasan Masalah
5
1.4 Rumusan Masalah
5
1.5 Tujuan Penelitian
6
1.6 Manfaat Penelitian
6
1.7 Kerangka Operasional
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.
8
Kerangka Teoritis
2.1.1. Hakikat Belajar
8
2.1.2. Hasil Belajar
8
2.1.3. Aktivitas Belajar
9
2.2.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
10
2.2.1.
Ciri-ciri model Pembelajaran Kooperatif
12
2.2.2.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.2.3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
13
2.2.3.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
15
2.2.3.2
Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
16
2.2.3.3.
Joyfull Learning
19
2.2.3.3.1. Pengertian Joyfull Learning
19
2.2.3.3.2. Prinsip Joyfull Learning
21
2.2.3.3.3. Langkah-Langkah Joyfull Learning
23
2.2.4.
Pembelajaran Konvensional
23
2.3.
Materi Pembelajaran
25
2.4.
Kerangka Konseptual
33
2.5.
Hipotesis Penelitian
33
BAB III METODE PENELITIAN
35
3.1.
Waktu dan tempat Penelitian
35
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
35
3.2.1.
Populasi Penelitian
35
3.2.2.
Sampel Penelitian
35
3.3.
Variabel Penelitian
35
3.4.
Desain Penelitian
36
3.5.
Instrumen Penelitian
36
3.6.
Lembar Obsevasi
37
3.7.
Persyaratan Instrumen
38
3.8.
Prosedur Penelitian
41
3.9.
Teknik Analisis Data
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
47
4.1.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
4.1.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Eksperimen
49
4.1.3. Observasi
51
4.2.
56
Pembahasan
BAB V KESIMPULAN SAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
59
5.2.
Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
61
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Enam langkah (sintaks) dalam pembelajaran kooperatif
13
Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
15
Tabel 3.1. Desain Penelitian ( Two Group Pretes – Posttest Design )
36
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Materi Pokok Listrik Dinamis
36
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 37
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
48
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
49
Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
49
Tabel 4.5. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
50
Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes
51
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes
51
Tabel 4.9. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I,II, III
52
Halaman
Gambar 2.1. Penempatan Pada Meja Turnament
17
Gambar 2.2. Penghantar yang menghubungkan dua benda berbeda potensial 25
Gambar 2.3. Muatan listrik q melalui penampang penghantar A
25
Gambar 2.4 .Salah satu bentuk resistor
26
Gambar 2.5. Sebuah multimeter
29
Gambar 2.6. Rangkaian listrik sederhana, beserta skemanya
30
Gambar 2.7. Pembacaan ampermeter
30
Gambar 2.8. Cara merangkai voltmeter secara parallel
32
Gambar 2.9. Pembacaan voltmeter
32
Gambar 2.10. Pemasangan hambatan harus secara seri dengan voltmeter.
33
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
63
Lampiran 2 :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
85
Lampiran 3 :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
105
Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa I
125
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa II
129
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa III
136
Lampiran 7 : Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
139
Lampiran 8 : Soal
152
Lampiran 9 : Tabel Spesifikasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen
160
Lampira 10 : Tabel Spesifikasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol
162
Lampira 11 : Tabel Spesifikasi Jawaban Postest Kelas Eksperimen
164
Lampira 12 : Tabel Spesifikasi Jawaban Postest Kelas Kontrol
166
Lampiran 13 : Data Hasil Belajar Siswa
168
Lampiran 14 : Perhitungan Normalitas Data
171
Lampiran 15 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
176
Lampiran 16 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z
178
Lampiran 17 : Perhitungan Homogenitas Data
179
Lampiran 18 : Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi F
181
Lampiran 19 : Perhitungan Homogenitas Data
183
Lampiran 20 : Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi nilai t
185
Lampiran 21 : Penilaian Aktivitas Siswa
188
Lampiran 22 : Lembar Skor Permainan TGT
192
Lampiran 23 : Lembar Rangkuman Skor Kelompok TGT
194
Lampiran 24 : Dokumentasi Penilaian
200
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Ada dua konsep pendidikan yang saling berkaitan
yaitu belajar dan pembelajaran. Konsep belajar ada pada pihak pendidik. Tujuan
pendidikan adalah meningkatkan
kualitas manusia yang dipersiapkan untuk
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Kualitas
pendidikan
di
Indonesia
masih
rendah
dan
sangat
memperihatinkan. Berdasarkan data dari Educational For All (EFA), indeks
pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia
menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di
peringkat
ke-69.
(Kompas
03
Maret
2011
dalam
http://cetak.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/peringkat.pendidikan.indones
ia.turunl diakses pada Selasa 17-04-2012)
Lemahnya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan kita dapat dilihat
dari rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya pendidikan Indonesia dapat dilihat
dari rendahnya hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran dan ketakutan
siswa saat akan menghadapi UN. Sesuai data Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas), tingkat kelulusan UN siswa Sumut tahun 2010 hanya mencapai
94,672% dari 184.775. Dengan begitu, sebanyak 9.844 atau sekitar 5,32% peserta
UN dinyatakan tidak lulus. Jika dibandingkan tahun lalu, persentase kelulusan
tahun ini turun. Tahun lalu tingkat kelulusan UN Sumut mencapai 98%.
(http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/04/25/16185/Rib
uan-Siswa-SMA-di-Sumut-tidak-Lulus-UN/)
Hal senada juga dibuktikan dari data hasil ujian nasional Fisika di salah
satu SMA Negeri di Kota Pematangsiantar yaitu SMA Negeri 2 Pematangsiantar.
Pada tahun 2012 nilai rata-rata UN Fisika di sekolah ini menunjukkan penurunan
yang signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata di tahun 2011. Pada tahun
1
2
2011 nilai rata-rata siswa mencapai angka 8,77 sedangkan di tahun 2012 hanya
mencapai angka 7,04. Artinya penurunan nilai rata-rata UN fisika mencapai angka
1,73.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan SMAN 2 Pematang
Siantar kelas X khususnya dalam mata pelajaran fisika, siswa kurang memiliki
minat mengikuti pembelajaran fisika. Saat pembelajaran berlangsung siswa
cenderung pasif dan hanya pendengar saja serta terlihat kurang menikmati
pembelajaran yang sedang berlangsung dan guru kurang bervariasi dalam
mengajarkan pelajaran fisika di sekolah. Bahkan tidak jarang dijumpai proses
pembelajaran fisika disekolah masih berpusat pada guru.
Pada umumnya, model pembelajaran yang dikembangkan guru dalam
kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran konvensional yang banyak
mengandalkan ceramah. Dimana guru lebih memfokuskan diri pada upaya
memindahkan pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa
ketika siswa memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan
kemampuan yang tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai objek sehingga
siswa menjadi pasif dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas
belajar. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru tersebut, dengan guru
sebagai penyampai materi atau penceramah dan siswa sebagai pendengar
mempunyai kelemahan yaitu siswa cenderung ribut, mengantuk, tidak ada siswa
yang mau bertanya, dan siswa tidak mampu menjawab dengan sempurna
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga berpengaruh pada
hasil belajar siswa yang rendah. Berdasarkan angket yang dibagikan kepada
siswa, siswa menyukai pelajaran Fisika hanya karena merupakan pelajaran wajib,
dari 40 orang siswa yang diberi angket 60% siswa menyatakan fisika itu sulit,
membosankan dan membingungkan.
Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah
dengan melibatkan siswa dalam diskusi dalam seluruh kelas. Tetapi strategi ini
tidak terlalu efektif, walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk
3
berpartisipasi. Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena
kelas dikuasai oleh hanya segelintir orang.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, sehingga
siswa mendapatkan kesempatan untuk berintekrasi satu sama lain. Dalam interaksi
ini. Siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk
mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam suasana belajar
yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang
negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. Suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu, guru perlu
menciptakan suasana belajar yang sedemkian rupa, sehingga siswa bekerja sama
secara gotong royong.
Ironisnya, model pembelajaran Cooperatif Learning belum banyak
diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat sangat
membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Padahal
siswa yang bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan
dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaiakan tugasnya.
Guna mengatasi masalah yang telah dikemukakan salah satunya adalah
dengan menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa. Salah satu caranya adalah menciptakan pembelajaran yang berpusat
pada siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) yang disertai dengan Joyfull learning. Selain itu, model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) yang disertai dengan Joyfull
learning dapat menjadi alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan sehingga kegiatan pembelajaran yang umumnya monoton dan
menjenuhkan tidak lagi monoton dan bahkan pembelajaran akan lebih
menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
adalah suatu pendekatan yang menyebabkan kelompok kecil selama kegiatan
belajar mengajar bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah,
menyelesaikan tugas atau untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Joyfull
4
Learning merupakan model yang membuat pembelajaran seperti sangat
menyenangkan sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan bisa terlibat
aktif karena mereka merasa tidak tertekan atau terpaksa dalam mengikuti
pelajaran. Dengan model ini siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajar
karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
Penelitian yang terkait tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT
telah dilakukan Siahaan (2007) pada materi pokok termodinamika. Dimana
kelemahan pada penelitian ini adalah pada RPP nya tidak dijelaskan tahapantahapan utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, kegiatan para siswa
banyak yang tidak relevan dengan KBM pembelajaran kooperatif tipe TGT, serta
kurang melibatkan guru dalam proses pembelajaran. Penelitian selanjutnya
dilakukan oleh Nasution (2009) yaitu hasil dari penelitian tersebut diperoleh
bahwa siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT terdapat
peningkatan skor hasil belajar fisika siswa, dimana skor (pada siklus I) sebesar
46,38% dan (Pada siklus II) sebesar 65,28% dan (pada siklus III) sebesar 83%,
dan aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukkan bahwa siswa aktif selama
proses belajar mengajar, penelitian tersebut menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
Dalam penelitian Nasution, pada saat menerapkan model kooperatif tipe
TGT soal turnamen yang digunakan adalah sebanyak 30 soal. Sehingga waktu
dalam melakukan turnamen terlalu banyak dibandingkan dalam guru menyajikan
imformasi pelajaran. Maka dari itu penulis memberikan soal yang lebih sedikit
berjumlah 15 soal, dimana dalam melakukan turnamen soal yang digunakan harus
relevan dan memiliki jawaban yang tidak terlalu panjang. Disamping itu penulis
juga ingin melihat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT) disertai Joyfull Learning Terhadap Hasil Belajar
5
Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X di SMA Negeri 2
Pematangsiantar T.A. 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Proses pembelajaran fisika yang bersifat berpusat pada guru.
2. Rendahnya hasil belajar siswa
3. Kurangnya minat siswa-siswi dalam mempelajari fisika
4. Kurangnya pemahaman siswa-siswi terhadap pelajaran fisika karena
mereka beranggapan bahwa pelajaran fisika itu adalah pelajaran yang
sulit
5. Penggunaan metode/model mengajar yang kurang bervariasi
6. Kurangnya guru melibatkan siswa-siswi dalam proses pembelajaran
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah
ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning
2. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Pematang Siantar
kelas X semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis
1.4 . Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai batasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik
6
Dinamis di kelas X SMAN 2 Pematang Siantar semester II T.P.
2012/2013?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa selama pelaksanaan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning berlangsung pada materi
pokok listrik dinamis
3. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TGT disertai
Joyfull Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik
Dinamis di kelas X SMAN2 Pematang Siantar semester II T.P.
2012/2013?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dan
pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMAN 2 Pematang Siantar
T.P 2012/2013.
2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama pelaksanaan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning berlangsung
pada materi pokok listrik dinamis
3. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TGT
disertai Joyfull Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Listrik Dinamis di kelas X SMAN2 Pematang Siantar semester II T.P.
2012/2013?
1.6. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitaian diatas, maka penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai :
7
1. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika tentang Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Lerning sebagai salah satu alternatif
pengajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bahan masukan bagi peneliti untuk menambah dan memperluas wawasan
peneliti tentang pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar fisika di dalam
kelas.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah adalah
model
pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement.
2.
Joyfull Learning adalah merupakan suatu proses pembelajaran yang
didalamnya terdapat sebuah hubungan yang kuat antara pendidik dan
peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Dengan kata
lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang
baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Hasil belajar adalah gambaran kemampuan yang diperoleh peserta didik
dari kegiatan pembelajaran. Hasil belajar yang akan diraih oleh peserta
didik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan hasil belajar juga
mempengaruhi bidang kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil
penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang
telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT disertai Joyfull Learning pada materi pokok Listrik Dinamis. Sebelum diberikan
perlakuan rata-rata pretes sebesar 30,65 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes
siswa sebesar 74,68 sedangkan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan
pendekatan konvensional sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 26,77 dan
setelah diberikan perlakuan, rata-rata postes siswa sebesar 58,55.
2. Selama proses pembelajaran, diperoleh hasil observasi aktifitas belajar siswa setelah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dengan
rata-rata setiap pertemuan yaitu pertemuan I 56,77, pada pertemuan II 68,06, sedangkan
pada pertemuan III meningkat menjadi 75,64. Melalui data observasi aktivitas belajar
siswa dapat disimpulkan bahwa rata–rata siswa yang aktif dalam belajar memperoleh
hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif pada saat
pembelajaran.
3. Adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning
terhadap hasil belajar siswa dengan diperoleh data rata-rata pada kelas eksperimen pada
saat setelah dilakukannya post-tes yaitu 74,68 dan kelas kontrol 58,55 dengan
peningkatan sebesar 16,13.
60
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari
penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang strategi model pembelajaran
kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dapat lebih menuntun siswa untuk
membangkitkan rasa nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa dapat lebih aktif dan
berani dalam mengeluarkan pendapat dan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal dalam
dirinya mengenai pelajaran, khususnya pelajaran Fisika.
2. Kepada peneliti selanjutnya kiranya ketika melakukan setiap tahapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning ini dapat mengalokasikan waktu dengan
tepat..
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2003), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mujdiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamariah, S., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Dryden, Gordon, (2000), Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution):
Belajar akan Efektif kalau Anda dalam Keadaan FUN, Kaifa, Bandung
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Ibrahim, Muslimin., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Grasindo, Surabaya.
Isjoni, (2009)., Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung
Lie, A., (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Mulyasa, E,(2009), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung
Nasution, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (TeamsGames-Tournament) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Besaran Dan Satuan Kelas X Semester I Sma Negeri 17 Medan T.P
2009/2010 Jurusan Fisika FMIPA, Unimed, Medan
Kamajaya, (2005), Fisika untuk SMA kelas X Semester 2, Grafindo Media
Pratama, Bandung.
Kanginan, M., (2007), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga, Jakarta
Khamal, S, (2004), Participatory Education Activities for Children and Educators
(PEACE) :Joyfull Learning, Copyright © IRC International Water and
Sanitation Centre 2004
62
Sagala,S, (2009).Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Slavin. (2008), Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-Teams-Games-Tournaments-TGT,
http://ipotes.wordpress.com.
Sudjana., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
http://catharinacatur.wordpress.com/2008/10/15/joyfull-learning/
GAMES TOURNAMENT (TGT) DISERTAI JOYFULL LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMAN 2 P. SIANTAR
T. P 2012/2013
Oleh:
Iriana Fratiwi Turnip
NIM. 409121039
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
64
iii
RIWAYAT HIDUP
Iriana Fratiwi Turnip dilahirkan di Raya Timuran, Desa Raya Timuran
kec. Jawa Maraja Bahjambi kabupaten Simalungun, pada tanggal 05 Desember
1991. Ibu bernama Marta Purba dan ayah bernama Edison Turnip dan merupakan
anak ke tiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri
No. 097327 Mariah Jambi, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis
melanjut sekolah di SMP Swasta Katolik ASISSI, dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 P. Siantar, dan
lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) Disertai Joyfull Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA
Negeri 2 P. Siantar T.P 2012/2013”. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Betty
M. Turnip selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan
dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si, Bapak Drs. Abd
Hakim S, M.Si dan Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Kepada Ibu Rita Juliani, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran serta dukungan moril
dimulai dari diterimanya penulis di Jurusan Fisika ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada bapak Rudol Barmen Manurung, M.Pd, sebagai Kepala Sekolah
SMA Negeri 2 Pematangsiantar yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang
dipimpin dan bapak Drs. A.B. Saragih sebagai guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 2
Pematangsiantar yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda tercinta Edison
Turnip dan Ibunda tercinta Marta Purba serta kakak dan adik tersayang (Elita Turnip,
Anggriani Turnip dan Lia Turnip) yang terus memberikan nasehat, motivasi dan doa
serta kasih sayang yang tak pernah henti kepada penulis dalam menyelesaikan studi di
UNIMED hingga selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan untuk sahabat-sahabatku tersayang:
Ratna Syah P. Harefa, Juniati Malau dan Melisa P. Br Sitepu, Lamindo, Masnur
Marpaung dan seluruh teman-teman Fisika Dik B 2009, teman-teman PPL:Carla
Napitupulu, Alberta Sinaga, Erna Ginting, Octaria Ketaren dll
Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Penulis juga menyadari
bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu,
v
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini mampu bermanfaat dalam memperkaya
khasana ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2013
Penulis,
Iriana F. Turnip
NIM. 409121039
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM
GAMES TOURNAMENT (TGT) DISERTAI JOYFULL LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X
SEMESTER II SMAN2 P.SIANTAR
T.P 2012/2013
IRIANA F. TURNIP (409121039)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT disertai Joyfull Learning terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok Listrik dinamis.Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas kelas X yang terdiri dari 17
kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster
random sampling, yaitu Kelas X-3 dengan menggunakan model pembelajaran
TGT disertai Joyfull Learning dan kelas X-8 dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2,
yaitu pertama tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 option
sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan instrumen yang kedua adalah
lembar observasi aktifitas belajar siswa pada pembelajaran TGT disertai Joyfull
Learning
Nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 30,65 kemudian dilakukan
uji normalitas, diperoleh Lhitung = 0,1114 < Ltabel = 0,1591. Nilai rata-rata pretes
kelas kontrol adalah 26,77 kemudian dilakukan uji normalitas, diperoleh Lhitung =
0,1354 < Ltabel = 0,1591. Setelah itu dilakukan uji homogenitas, diperoleh Fhitung =
1,21< Ftabel = 1,84. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal dan homogen, dengan demikian telah terpenuhi persyaratan untuk
melakukan uji t dua pihak. Uji t menunjukkan -ttabel < thitung < ttabel (-2,00 < 1,85 <
2,00) dimana Ho diterima, yang berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilakukan perlakuan pada masingmasing kelas diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 74,68,
kemudian dilakukan uji normalitas, diperoleh Lhitung = 0,1332 < Ltabel = 0,1591.
Nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 58,55 kemudian dilakukan uji
normalitas, diperoleh Lhitung = 0,1178 < Ltabel = 0,1591. Setelah itu dilakukan uji
homogenitas, diperoleh Fhitung = 1,7 < Ftabel = 1,84. Dari hasil tersebut disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Hasil pengujian hipotesis
diperoleh thitung > ttabel yaitu 9,16 > 1,67 pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk =
60. Hal ini berarti Ha terima, yang berarti ada perbedaan akibat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 2
Pematangsiantar T.P 2012/2013.
DAFTAR ISI
Halaman
Lembaran Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Identifikasi Masalah
4
1.3 Batasan Masalah
5
1.4 Rumusan Masalah
5
1.5 Tujuan Penelitian
6
1.6 Manfaat Penelitian
6
1.7 Kerangka Operasional
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.
8
Kerangka Teoritis
2.1.1. Hakikat Belajar
8
2.1.2. Hasil Belajar
8
2.1.3. Aktivitas Belajar
9
2.2.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
10
2.2.1.
Ciri-ciri model Pembelajaran Kooperatif
12
2.2.2.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.2.3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
13
2.2.3.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT
15
2.2.3.2
Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
16
2.2.3.3.
Joyfull Learning
19
2.2.3.3.1. Pengertian Joyfull Learning
19
2.2.3.3.2. Prinsip Joyfull Learning
21
2.2.3.3.3. Langkah-Langkah Joyfull Learning
23
2.2.4.
Pembelajaran Konvensional
23
2.3.
Materi Pembelajaran
25
2.4.
Kerangka Konseptual
33
2.5.
Hipotesis Penelitian
33
BAB III METODE PENELITIAN
35
3.1.
Waktu dan tempat Penelitian
35
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
35
3.2.1.
Populasi Penelitian
35
3.2.2.
Sampel Penelitian
35
3.3.
Variabel Penelitian
35
3.4.
Desain Penelitian
36
3.5.
Instrumen Penelitian
36
3.6.
Lembar Obsevasi
37
3.7.
Persyaratan Instrumen
38
3.8.
Prosedur Penelitian
41
3.9.
Teknik Analisis Data
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
47
4.1.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
4.1.2. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Eksperimen
49
4.1.3. Observasi
51
4.2.
56
Pembahasan
BAB V KESIMPULAN SAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
59
5.2.
Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
61
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Enam langkah (sintaks) dalam pembelajaran kooperatif
13
Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
15
Tabel 3.1. Desain Penelitian ( Two Group Pretes – Posttest Design )
36
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Materi Pokok Listrik Dinamis
36
Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 37
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
48
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
49
Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
49
Tabel 4.5. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
50
Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes
51
Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes
51
Tabel 4.9. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I,II, III
52
Halaman
Gambar 2.1. Penempatan Pada Meja Turnament
17
Gambar 2.2. Penghantar yang menghubungkan dua benda berbeda potensial 25
Gambar 2.3. Muatan listrik q melalui penampang penghantar A
25
Gambar 2.4 .Salah satu bentuk resistor
26
Gambar 2.5. Sebuah multimeter
29
Gambar 2.6. Rangkaian listrik sederhana, beserta skemanya
30
Gambar 2.7. Pembacaan ampermeter
30
Gambar 2.8. Cara merangkai voltmeter secara parallel
32
Gambar 2.9. Pembacaan voltmeter
32
Gambar 2.10. Pemasangan hambatan harus secara seri dengan voltmeter.
33
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
63
Lampiran 2 :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
85
Lampiran 3 :
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
105
Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa I
125
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa II
129
Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa III
136
Lampiran 7 : Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
139
Lampiran 8 : Soal
152
Lampiran 9 : Tabel Spesifikasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen
160
Lampira 10 : Tabel Spesifikasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol
162
Lampira 11 : Tabel Spesifikasi Jawaban Postest Kelas Eksperimen
164
Lampira 12 : Tabel Spesifikasi Jawaban Postest Kelas Kontrol
166
Lampiran 13 : Data Hasil Belajar Siswa
168
Lampiran 14 : Perhitungan Normalitas Data
171
Lampiran 15 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
176
Lampiran 16 : Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z
178
Lampiran 17 : Perhitungan Homogenitas Data
179
Lampiran 18 : Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi F
181
Lampiran 19 : Perhitungan Homogenitas Data
183
Lampiran 20 : Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi nilai t
185
Lampiran 21 : Penilaian Aktivitas Siswa
188
Lampiran 22 : Lembar Skor Permainan TGT
192
Lampiran 23 : Lembar Rangkuman Skor Kelompok TGT
194
Lampiran 24 : Dokumentasi Penilaian
200
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Ada dua konsep pendidikan yang saling berkaitan
yaitu belajar dan pembelajaran. Konsep belajar ada pada pihak pendidik. Tujuan
pendidikan adalah meningkatkan
kualitas manusia yang dipersiapkan untuk
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Kualitas
pendidikan
di
Indonesia
masih
rendah
dan
sangat
memperihatinkan. Berdasarkan data dari Educational For All (EFA), indeks
pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia
menurun. Jika tahun lalu Indonesia berada di peringkat ke-65, tahun ini merosot di
peringkat
ke-69.
(Kompas
03
Maret
2011
dalam
http://cetak.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/peringkat.pendidikan.indones
ia.turunl diakses pada Selasa 17-04-2012)
Lemahnya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan kita dapat dilihat
dari rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya pendidikan Indonesia dapat dilihat
dari rendahnya hasil belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran dan ketakutan
siswa saat akan menghadapi UN. Sesuai data Kementerian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas), tingkat kelulusan UN siswa Sumut tahun 2010 hanya mencapai
94,672% dari 184.775. Dengan begitu, sebanyak 9.844 atau sekitar 5,32% peserta
UN dinyatakan tidak lulus. Jika dibandingkan tahun lalu, persentase kelulusan
tahun ini turun. Tahun lalu tingkat kelulusan UN Sumut mencapai 98%.
(http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/04/25/16185/Rib
uan-Siswa-SMA-di-Sumut-tidak-Lulus-UN/)
Hal senada juga dibuktikan dari data hasil ujian nasional Fisika di salah
satu SMA Negeri di Kota Pematangsiantar yaitu SMA Negeri 2 Pematangsiantar.
Pada tahun 2012 nilai rata-rata UN Fisika di sekolah ini menunjukkan penurunan
yang signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata di tahun 2011. Pada tahun
1
2
2011 nilai rata-rata siswa mencapai angka 8,77 sedangkan di tahun 2012 hanya
mencapai angka 7,04. Artinya penurunan nilai rata-rata UN fisika mencapai angka
1,73.
Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan SMAN 2 Pematang
Siantar kelas X khususnya dalam mata pelajaran fisika, siswa kurang memiliki
minat mengikuti pembelajaran fisika. Saat pembelajaran berlangsung siswa
cenderung pasif dan hanya pendengar saja serta terlihat kurang menikmati
pembelajaran yang sedang berlangsung dan guru kurang bervariasi dalam
mengajarkan pelajaran fisika di sekolah. Bahkan tidak jarang dijumpai proses
pembelajaran fisika disekolah masih berpusat pada guru.
Pada umumnya, model pembelajaran yang dikembangkan guru dalam
kegiatan belajar mengajar adalah metode pembelajaran konvensional yang banyak
mengandalkan ceramah. Dimana guru lebih memfokuskan diri pada upaya
memindahkan pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa
ketika siswa memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan
kemampuan yang tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai objek sehingga
siswa menjadi pasif dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas
belajar. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru tersebut, dengan guru
sebagai penyampai materi atau penceramah dan siswa sebagai pendengar
mempunyai kelemahan yaitu siswa cenderung ribut, mengantuk, tidak ada siswa
yang mau bertanya, dan siswa tidak mampu menjawab dengan sempurna
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga berpengaruh pada
hasil belajar siswa yang rendah. Berdasarkan angket yang dibagikan kepada
siswa, siswa menyukai pelajaran Fisika hanya karena merupakan pelajaran wajib,
dari 40 orang siswa yang diberi angket 60% siswa menyatakan fisika itu sulit,
membosankan dan membingungkan.
Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah
dengan melibatkan siswa dalam diskusi dalam seluruh kelas. Tetapi strategi ini
tidak terlalu efektif, walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk
3
berpartisipasi. Kebanyakan siswa terpaku menjadi penonton sementara arena
kelas dikuasai oleh hanya segelintir orang.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, sehingga
siswa mendapatkan kesempatan untuk berintekrasi satu sama lain. Dalam interaksi
ini. Siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk
mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam suasana belajar
yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan hubungan yang
negatif akan terbentuk dan mematikan semangat siswa. Suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu, guru perlu
menciptakan suasana belajar yang sedemkian rupa, sehingga siswa bekerja sama
secara gotong royong.
Ironisnya, model pembelajaran Cooperatif Learning belum banyak
diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat sangat
membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Padahal
siswa yang bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan
dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaiakan tugasnya.
Guna mengatasi masalah yang telah dikemukakan salah satunya adalah
dengan menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa. Salah satu caranya adalah menciptakan pembelajaran yang berpusat
pada siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) yang disertai dengan Joyfull learning. Selain itu, model pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) yang disertai dengan Joyfull
learning dapat menjadi alternatif dalam menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan sehingga kegiatan pembelajaran yang umumnya monoton dan
menjenuhkan tidak lagi monoton dan bahkan pembelajaran akan lebih
menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
adalah suatu pendekatan yang menyebabkan kelompok kecil selama kegiatan
belajar mengajar bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah,
menyelesaikan tugas atau untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Joyfull
4
Learning merupakan model yang membuat pembelajaran seperti sangat
menyenangkan sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan bisa terlibat
aktif karena mereka merasa tidak tertekan atau terpaksa dalam mengikuti
pelajaran. Dengan model ini siswa dapat meningkatkan motivasi dalam belajar
karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran.
Penelitian yang terkait tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT
telah dilakukan Siahaan (2007) pada materi pokok termodinamika. Dimana
kelemahan pada penelitian ini adalah pada RPP nya tidak dijelaskan tahapantahapan utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, kegiatan para siswa
banyak yang tidak relevan dengan KBM pembelajaran kooperatif tipe TGT, serta
kurang melibatkan guru dalam proses pembelajaran. Penelitian selanjutnya
dilakukan oleh Nasution (2009) yaitu hasil dari penelitian tersebut diperoleh
bahwa siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT terdapat
peningkatan skor hasil belajar fisika siswa, dimana skor (pada siklus I) sebesar
46,38% dan (Pada siklus II) sebesar 65,28% dan (pada siklus III) sebesar 83%,
dan aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukkan bahwa siswa aktif selama
proses belajar mengajar, penelitian tersebut menggunakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
Dalam penelitian Nasution, pada saat menerapkan model kooperatif tipe
TGT soal turnamen yang digunakan adalah sebanyak 30 soal. Sehingga waktu
dalam melakukan turnamen terlalu banyak dibandingkan dalam guru menyajikan
imformasi pelajaran. Maka dari itu penulis memberikan soal yang lebih sedikit
berjumlah 15 soal, dimana dalam melakukan turnamen soal yang digunakan harus
relevan dan memiliki jawaban yang tidak terlalu panjang. Disamping itu penulis
juga ingin melihat aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament (TGT) disertai Joyfull Learning Terhadap Hasil Belajar
5
Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X di SMA Negeri 2
Pematangsiantar T.A. 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Proses pembelajaran fisika yang bersifat berpusat pada guru.
2. Rendahnya hasil belajar siswa
3. Kurangnya minat siswa-siswi dalam mempelajari fisika
4. Kurangnya pemahaman siswa-siswi terhadap pelajaran fisika karena
mereka beranggapan bahwa pelajaran fisika itu adalah pelajaran yang
sulit
5. Penggunaan metode/model mengajar yang kurang bervariasi
6. Kurangnya guru melibatkan siswa-siswi dalam proses pembelajaran
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah
ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning
2. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Pematang Siantar
kelas X semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis
1.4 . Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai batasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dan pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik
6
Dinamis di kelas X SMAN 2 Pematang Siantar semester II T.P.
2012/2013?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa selama pelaksanaan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning berlangsung pada materi
pokok listrik dinamis
3. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TGT disertai
Joyfull Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik
Dinamis di kelas X SMAN2 Pematang Siantar semester II T.P.
2012/2013?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dan
pembelajaran Konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMAN 2 Pematang Siantar
T.P 2012/2013.
2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama pelaksanaan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning berlangsung
pada materi pokok listrik dinamis
3. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TGT
disertai Joyfull Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Listrik Dinamis di kelas X SMAN2 Pematang Siantar semester II T.P.
2012/2013?
1.6. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitaian diatas, maka penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai :
7
1. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika tentang Model Pembelajaran
Kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Lerning sebagai salah satu alternatif
pengajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bahan masukan bagi peneliti untuk menambah dan memperluas wawasan
peneliti tentang pengajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar fisika di dalam
kelas.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah adalah
model
pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan reinforcement.
2.
Joyfull Learning adalah merupakan suatu proses pembelajaran yang
didalamnya terdapat sebuah hubungan yang kuat antara pendidik dan
peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Dengan kata
lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang
baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Hasil belajar adalah gambaran kemampuan yang diperoleh peserta didik
dari kegiatan pembelajaran. Hasil belajar yang akan diraih oleh peserta
didik dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan hasil belajar juga
mempengaruhi bidang kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data hasil
penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang
telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT disertai Joyfull Learning pada materi pokok Listrik Dinamis. Sebelum diberikan
perlakuan rata-rata pretes sebesar 30,65 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes
siswa sebesar 74,68 sedangkan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan
pendekatan konvensional sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 26,77 dan
setelah diberikan perlakuan, rata-rata postes siswa sebesar 58,55.
2. Selama proses pembelajaran, diperoleh hasil observasi aktifitas belajar siswa setelah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dengan
rata-rata setiap pertemuan yaitu pertemuan I 56,77, pada pertemuan II 68,06, sedangkan
pada pertemuan III meningkat menjadi 75,64. Melalui data observasi aktivitas belajar
siswa dapat disimpulkan bahwa rata–rata siswa yang aktif dalam belajar memperoleh
hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kurang aktif pada saat
pembelajaran.
3. Adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning
terhadap hasil belajar siswa dengan diperoleh data rata-rata pada kelas eksperimen pada
saat setelah dilakukannya post-tes yaitu 74,68 dan kelas kontrol 58,55 dengan
peningkatan sebesar 16,13.
60
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut dari
penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang strategi model pembelajaran
kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning dapat lebih menuntun siswa untuk
membangkitkan rasa nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa dapat lebih aktif dan
berani dalam mengeluarkan pendapat dan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal dalam
dirinya mengenai pelajaran, khususnya pelajaran Fisika.
2. Kepada peneliti selanjutnya kiranya ketika melakukan setiap tahapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT disertai Joyfull Learning ini dapat mengalokasikan waktu dengan
tepat..
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2003), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mujdiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamariah, S., dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Dryden, Gordon, (2000), Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution):
Belajar akan Efektif kalau Anda dalam Keadaan FUN, Kaifa, Bandung
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Ibrahim, Muslimin., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Grasindo, Surabaya.
Isjoni, (2009)., Cooperative Learning, Penerbit Alfabeta, Bandung
Lie, A., (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Mulyasa, E,(2009), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung
Nasution, (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (TeamsGames-Tournament) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Besaran Dan Satuan Kelas X Semester I Sma Negeri 17 Medan T.P
2009/2010 Jurusan Fisika FMIPA, Unimed, Medan
Kamajaya, (2005), Fisika untuk SMA kelas X Semester 2, Grafindo Media
Pratama, Bandung.
Kanginan, M., (2007), Fisika SMA Kelas X A, Erlangga, Jakarta
Khamal, S, (2004), Participatory Education Activities for Children and Educators
(PEACE) :Joyfull Learning, Copyright © IRC International Water and
Sanitation Centre 2004
62
Sagala,S, (2009).Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sardiman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Slavin. (2008), Pembelajaran-Kooperatif-Tipe-Teams-Games-Tournaments-TGT,
http://ipotes.wordpress.com.
Sudjana., (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
http://catharinacatur.wordpress.com/2008/10/15/joyfull-learning/