IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL FAJAR SHIDDIQ KECAMATAN MEDAN MARELAN.

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA

ANAK

USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL FAJAR SHIDDIQ

KECAMATAN MEDAN MARELAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

OKTA VAUZIA

108341021

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

LEMBARPENGESAHAN

Skripsi yang diajukan oleh :

OKTA VAUZIA NIM.108341021

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Telah dipertabankan dalam ujian skripsi pada tanggal26 Februari 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Drs. Nasrun. M.S.

NIP. 19570514 198403 1 001

Medan, Februari 2013 PanitiaUjian,

Sekretaris,

Dra. Rosdiana.M.Pd NIP.19620310 198703 2 003


(4)

PERNY ATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

NIM

Jurusan Fakultas

: Okta Vauzia : 108341021

: Pendidikan Luar Sekolah : Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya buat ini benar-banar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/plagiasi, maka saya akan bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Medan, Februari 2013 Saya yang membuat pemyataan,

OKTA VAUZIA NIM. 108341 021


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan “ yang disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari segala pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Yusnadi,MS selaku PD I Fakultas Ilmu Pendidikan sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi penulis yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sampai skripsi ini selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku Bapak Rektor Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Drs. Nasrun,MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Aman Simare-mare,MS selaku PD II Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Rosdiana,M.Pd selaku Ketua jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan.


(6)

6. Bapak Dr. Sudirman,SE,M.Pd selaku sekretaris jurusan Pendidikan Luar Sekolah sekaligus sebagai dosen penyelaras penulis yang telah memberikan masukan –masukan kepada penulis.

7. Bapak Drs.Elizon Nainggolan,M.Pd selaku dosen penyelaras yang telah memberikan masukan – masukan kepada penulis.

8. Ibu Dra.Nasriah,M.Pd selaku dosen penyelaras penulis yang sudah memberikan masukan-masukan kepada penulis.

9. Seluruh dosen jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi.

10.Seluruh staf tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi ini terutama kepada Kak Surya yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai proses penyelesaian skripsi penulis.

11.Bapak Muhammad Din Srg,S.PdI Selaku kepala sekolah RA.Fajar Shiddiq yang telah mengijinkan saya melakukan penelitian di RA.Fajar Shiddiq kecamatan medan marelan dan seluruh guru – guru RA.Fajar Shiddiq yang telah membantu penulis dalam melengkapi data-data dalam penelitian penulis.

12.Teristimewa kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Abdul Rahman Siregar dan Ibunda Nurhayati Sinaga yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis, mendampingi dan bekerja keras untuk penulis sejak awal perkuliahan terlebih-lebih sejak penulis mulai menyusun skripsi.


(7)

Semoga segala pengorbanan yang mereka berikan tidak sia-sia dan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. 13.Kakak penulis Siti Aminah srg dan Mhd.Abdillah Srg dan adik- adik

penulis Sahara Anggraini, Ira Marwiyah, Sari yang selalu memberi semangat, membantu dan selalu mendoakan penulis.

14.Teman istimewa penulis Rahmatullah Sitohang,S.PdI yang sangat membantu penulis menyusun skripsi penulis, selalu setia mengajari, memberi masukan dan motivasi serta mengantar penulis kemana pun yang penulis butuhkan demi kepentingan skripsi penulis.

15.Seluruh teman penulis Mahasiswa/I jurusan Pendidikan Luar Sekolah khususnya Agustina Tarigan, Maya Sari, Rita Novianti, Muci, cici dan Sri yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. 16.Teman-teman rekan kerja di RA dan MIS Fajar Shiddiq yang selalu

memotivasi dan mendoakan penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga mereka yang telah banyak membantu penulis mendapat limpahan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi kita.

Medan, Februari 2013 Penulis

OKTA VAUZIA NIM. 108341021


(8)

ABSTRAK

Okta Vauzia. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kecamatan Medan Marelan”. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan . Universitas Negeri Medan, 2013.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kecamatan Medan Marelan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter dikemukakan oleh Narwanti (2011:14), “Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksankan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang bermartabat”. Kemudian yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian berdasarkan buku pedoman pendidikan karakter pada PAUD Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian seluruh guru/tutor yang ada di RA.Fajar Shiddiq yang berjumlah 4 orang. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran untuk menumbuhkan nilai karakter telah berjalan dengan baik dapat dilihat dari penyampaian materi berdasarkan tema pembelajaran berbasis karakter dan pembiasaan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik untuk menumbuhkan nilai karakter dengan terbiasanya peserta didik untuk berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan (religius), peserta didik terbiasa berkata jujur dan mengembalikan benda yang bukan miliknya (jujur), peserta didik tertib menunggu giliran (disiplin), peserta didik tidak mudah mengeluh dan cengeng (mandiri), peserta didik senang menyanyikan lagu Indonesia raya dan melaksanakan upacara dengan tertib (semangat kebersamaan dan cinta tanah air).Sementara penghambat yang ditemukan adalah masalah sarana dan prasarana serta kualitas sumberdaya manusia sehingga nantinya penerapan yang dilakukan dapat lebih baik lagi dari sebelumnya dan diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter terjalin kerjasama antara pendidik dan orangtua.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. iv

KATA PENGANTAR……….. v

DAFTAR ISI ……….. viii

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Fokus Penelitian ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakekat pendidikan anak usia dini ... 12

2.1.1 Pengertian Pendidikan AUD ... 12

2.1.2 Ciri-ciri perkembangan AUD ... 15

2.1.3 Hakikat Pembelajaran AUD ... 20

2.2 Konsep Pendidikan Karakter ... 21

2.2.1 Tujuan Pendidikan Karakter ... 26


(10)

2.2.3 Nilai-nilai Pembentukan Karakter ... 28

2.2.4 Proses Pembentukan Karakter ... 30

2.3 Implementasi Pendidikan Karakter Pada AUD ... 35

2.4 Kerangka Konseptual ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2 Lokasi dan waktu penelitian ... 42

3.3 Sumber Data ... 43

3.4 Batasan Istilah ... 43

3.5 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Teknik Analisis Data ... 46

3.7 Pengecekan Keabsahan Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data ... 50

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

4.1.2 Temuan Penelitian ... 59

4.1.3 Implementasi Pendidikan Karakter pada AUD ... 62

4.2 Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ……….. .. 73


(11)

DAFTAR TABEL

No Tabel

halaman

Tabel 1.1 Perbandingan Ranking HDI ... 1

Tabel 2.1 Indikator keberhasilan sekolah dan kelas ... 28

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Implementasi Pendidikan Karakter ... 44

Tabel 4.1 Keadaan Personil Sekolah ... 53

Tabel 4.2 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 54

Tabel 4.3 Kurikulum RA.Fajar Shiddiq ... 55

Tabel 4.4 Implementasi Aspek perkembangan dalam Pembangunan Karakter ... 56


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 : Kerangka Konseptual ……… 41


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Lembar Observasi ……… 75

Lampiran 2 : Implementasi pendidikan karakter……… 77

Lampiran 3 : SKH berbasis Karakter……… 78

Lampiran4 : Surat Izin Penelitian………... 80

Lampiran5 : Surat Telah melaksanakan Penelitian………. 81


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keterpurukan dan jatuh bangunnya suatu bangsa tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.Francis Fukuyama (Megawangi, 2004:14) menyatakan bahwa kekayaan alam bukanlah segalanya dalam menentukan kemajuan bangsa tetapi kualitas hubungan antar manusia yang baik, kepercayaan, tanggung jawab, bekerja keras adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang penting.Menurut Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index atau HDI) dilaporkan bahwa peringkat HDI Indonesia berada dibawah Vietnam pada tahun 2003, 2004 dan 2005.

Tabel 1.1

Perbandingan ranking HDI diantara Negara-negara Anggota ASEAN HDI 2000-2007

No Negara

Tahun

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1. Canada 1 1 1 1 1 1 1 1

2. Singapura 24 26 25 28 25 25 25 25

3. Brunei 32 32 32 31 33 33 34 30

4. Malaysia 61 56 59 58 59 61 61 63

5. Thailand 76 66 70 74 76 73 74 78

6. Philipina 76 70 77 85 83 84 84 90

7. Vietnam 108 101 109 109 112 108 109 105 8. Indonesia 109 102 110 112 111 110 108 107 9. Lao PDR 140 131 143 135 135 133 133 130 10. Camboja 136 121 130 130 130 130 129 131 11. Myanmar 125 118 127 131 132 129 130 133 12. Siera Leone 174 162 173 175 177 177 177 177 Sumber : Human Development Report, UNDP 2007


(15)

Hal ini merupakan suatu indikator buruknya kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi serta pelayanan sosial pada Bangsa Indonesia, bila dibandingkan dengan negara lain. Data tentang angka korupsi, kolusi dan nepotisme juga memperlihatkan bahwa angka korupsi di Indonesia adalah terburuk ke dua setelah India diantara negara di Asia. Perilaku merusak diri seperti keterlibatan pada narkoba, ketergantungan pada narkoba, minuman keras, judi dan tawuran adalah salah satu indikator lain kegagalan pembentukan karakter.

Daniel Goleman dalam (Muslich, 2011 : 30 ) berpendapat tentang “keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, dan IQ hanya menyumbang 20 persen”. Dari pendapat Goleman tersebut, anak yang cerdas belum tentu cerdas kognitif (IQ).Tanpa kecerdasan Emosional (EQ), anak sulit mengembangkan kepribadiannya.

Kapasitas kecerdasan emosional anak dimulai sejak usia dini, jauh dibawah usia sekolah. Setiap anak yang dilahirkan, telah membawa karakter dan sifatnya sendiri, termasuk juga membawa kecerdasan intelektualyang dikenal sebagai Inteligent Question (IQ), kecerdasan emosional yang dikenal sebagai Emotional Question (EQ) dan Spiritual Question secara seimbang dengan berbagai metode. Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Segera setelah anak dilahirkan mulai terjadi proses belajar pada


(16)

diri anak dan hasil yang diperoleh adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan. Pendidikan membantu agar proses itu berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna.Maka dari itu anak sebagai harta yang perlu dibina dan dipupuk sejak dini, ia membutuhkan pendidikan untuk menyiapkan diri menatap masa depan sehingga menjadi manusia dewasa yang berkualitas.Kini dunia juga bergantung kepada system dan dasar pendidikannya. Apabila pendidikannya benar maka wajah dunia akan menjadi indah berseri dan sebaliknya apabila pendidikannya salah dunia akan dibelenggu oleh kegarangan hidup yang bisa mengubah watak manusia menjadi hewan yang buas yang selalu ingin menerkam kawan dan lawan.

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara sadar bangsa Indonesia membangun pendidikan didasari pada akhlak mulia.Berdasar pada tujuan tersebut maka pendidikan dalam seluruh jalur dan jenjang seharusnya mengembangkan pembelajaran, pembiasaan, keteladanan serta kegiatan dan budaya lembaga PAUD yang kondusif agar anak menjadi cerdas dan berkarakter mulia.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha


(17)

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang besifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah krisis moral bangsa. Diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat dimasyarakat. Didalam sistem pendidikan nasional dikenal jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Jalur pendidikan non formal salah satunya adalah Kelompok Bermain yang merupakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, terutama bagi anak usia dini yang berada pada masa emas perkembangan anak (golden age). Dalam masa golden age bila anak mendapatkan stimulus yang tepat maka optimalisasi pertumbuhan dan perkembanganya akan mudah tercapai.

Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi untuk berkarakter sesuai dengan fitrah penciptaan manusia saat dilahirkan, akan tetapi dalam kehidupannya kemudian memerlukan proses panjang pembentukan karakter


(18)

melalui pengasuhan dan pendidikan sejak usia dini. Oleh karena itu pendidikan karakter sebagai usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik perlu ditanamkan terus sebagai sifat kebaikan anak sejak kecil. Thomas Lickona (Megawangi, 2004:105) menjelaskan bahwa karakter terdiri atas 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan perilaku bermoral (moral behavior). Artinya, manusia yang berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan (knowing the good), menginginkan dan mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (acting the good)

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Untuk melaksanakan tugas utamanya sebagai lembaga pendidikan prasekolah, program pendidikan di TK/RA harus berproses lebih maju dan tanggap dalam memberi bekal dan memaksimalkan potensi anak sesuai dengan perkembangan zaman.

Dunia pendidikan kita saat ini terlalu menonjolkan kognisi tetapi kurang dalam perkembangan emosi dan moral.Sebagian menilai pendidikan kita terkesan mekanistik, full hafalan sehingga mematikan kreativitas


(19)

siswa.Pembelajaran hanya ditekankan pada upaya untuk mengasah kecerdasan otak kiri saja sehingga otak kanan yang berfungsi sebagai pengembangan kreativitas tidak berkembang.Kreativitas merupakan sebuah idiom asasi yang menandai keunggulan citra manusia dalam peradabannya.Namun kreativitas manusia bukanlah sebuah produk instant. Perlu proses dan penempaan yang benar sedini mungkin. Kreativitas dapat diibaratkan sebagai fondasi. Fondasi itulah yang akanmenentukan bangunan finalnya. Kalau fondasinya saja dangkal dan tidak kuat, tidak mungkin di atasnya berdiri bangunan bertingkat.Kreativitas anak juga demikian. Sebagai fondasi ia sangat membutuhkan penggarapan yang serius. Tetapi karena fondasi itu tidak tampak, banyak orang yang mengabaikanya.

Pendidikan karakter bukan saja dapat membuat seorang anak mempunyai akhlak yang mulia, tetapi juga dapat meningkatkan keberhasilan akademiknya.Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara keberhasilan pendidikan karakter, dengan keberhasilan akademik serta perilaku pro-sosial anak, sehingga diperlukan suasana lembaga PAUD yang menyenangkan dan kondusif untuk proses belajar-mengajar yang efektif. Selain itu, anak-anak yang berkarakter baik adalah mereka yang mempunyai kematangan emosi dan spiritual tinggi dapat mengelola stressnya dengan lebih baik, yang akhirnya dapat meningkatkan kesehatan fisiknya.Dengan demikian, kecerdasan emosional diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah dalam hidup ini dan menjadi dasar untuk mengatasi berbagai masalah dalam hidup ini dan menjadi


(20)

manusia dewasa yang bertanggung jawab, penuh perhatian, dan cinta kasih serta produktif.

Namun pada kenyataannya orang tua kurang mengerti pentingnya kecerdasan emosional pada anak seperti apa yang dikatakan oleh Daniel Goleman (dalam Muslich, 2011 : 30 ) “Banyak orang tua yang gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya baik karena kesibukan atau karena lebih mementingkan aspek kognitif anak”. Masih bertumpu pada Goleman, Muslich (2011 : 30-31) juga berpendapat bahwa :

Kondisi tersebut dapat ditanggulangi dengan memberikan pendidikan karakter di sekolah.Namun masalahnya, kebijakan pendidikan di Indonesia juga lebih mementingkan aspek kecerdasan budi pekerti, dan hanya baru-baru ini saja pentingnya budi pekerti menjadi pembicaran ramai.Ada yang mengatakan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia dibuat hanya cocok untuk diberikan pada 10-20 persen otak-otak terbaik.Artinya sebagian besar anak sekolah (80- 90 persen) tidak dapat mengikuti kurikulum pelajaran di sekolah. Akibatnya sejak usia dini, sebagian besar anak-anak akan merasa “bodoh “ karena kesulitan menyesuaikan dengan kurikulum yang ada. Ditambah lagi dengan adanya sistem ranking yang telah “memvonis” anak-anak yang tidak masuk “10 besar”, sebagai anak yang kurang pandai.Sistem seperti ini tentunya berpengaruh negatif terhadap usaha membangun karakter, dimana sejak dini anak-anak justru sudah “dibunuh” rasa percaya dirinya. Rasa tidak mampu yang berkepanjangan yang akan membentuk pribadi yang tidak percaya diri,menimbulkan akan menimbulkan stress berkepanjangan. Pada usia remaja biasanya keadaan ini akan mendorong remaja berperilaku negative. Maka, tidak heran kalau kita lihat perilaku remaja kita yang senang tawuran, terlibat kriminalitas, putus sekolah, dan menurunnya mutu lulusan SMP dan SMU.

Dari pendapat ahli di atas, dimana pendidikan karakter merupakan bagian dari meningkatkan kecerdasan emosional yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengendalikan impuls emosional, kemampuan untuk membaca perasaan orang lain, dan kemampuan untuk membina hubungan


(21)

yang baik dengan orang lain, anak-anak yang kurang distimulasi kecerdasan emosionalnya akan mengalami proses belajar yang salah dimana anak menirukan perilaku orang dewasa yang salah seperti orang dewasa yang mengucap kata-kata kotor, memukul, dan memarahi anaknya atau orang dewasa lainnya. Hal ini kalau tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa dan sebaliknya para remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi tinggi akan terhindar dari masalah

masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan ,tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas dan sebagainya.

Pemerhati dan pelaku pendidikan telah mencoba membenahi sistem pendidikan dan kurikulum kita dengan menawarkan (dan melaksanakan) berbagai solusi.Salah satunya pendidikan berbasis karakter.Masih banyak guru yang belum menerapkan metode pembelajaran berbasis karakter padahalpendidikan karakter sangat baik apabila telah dimulai sejak dini. Pendidikan karakter pada usia ini sangat membutuhkan contoh dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan karakter dapat dilakukan melalui cara-cara yang sesuai seperti bermain, bercerita dan pengalaman nyata.

Seperti hasil pengamatan di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq, banyak anak-anak yang mampu menyelesaikan tugas dengan baik namun anak masih mengalami masalah baik di rumah maupun di sekolah. Selain masalah yang terkait dengn masalah fisik, kognitif, anak juga mengalami masalah yang sifatnya emosional yang ditunjukkan lewat tingkah laku yang


(22)

dipandang bermasalah, sehingga masalah emosional sering terjadi pada anak dan menjadi keluhan orang tua serta pengajar di mana anak kurang dapat mengelola emosi dengan baik seperti : Ekspresi emosi yang tidak tepat ketika anak di sekolah, kecemburuan pada saudara kandung dan teman yang berlebihan, sulit ditinggalkan orang tua di sekolah, beebut mainan, rendahnya keterampilan sosialisasi, dikucilkan oleh teman-teman, tidak peduli dengan orang lain atau teman, berkelahi di sekolah, kurangnya kemandirian anak dan menutup diri kepada orang lain.

Selain orang tua, pengajar sebagai pihak lain yang ikut terlibat dalam mengembangkan kecerdasan emosi anak memiliki peranan penting, anak lebih menurut pada perintah gurunya dari pada perintah orang tuanya. Guru perlu mengusahakan diri agar dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada anak usia dini serta mengembangkan dan membimbing agar anak mampu mengolah emosinya sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Oleh karena itu pendidikan karakter merupakan pendidikan yang sangat urgen untuk segera diimplementasikan di sekolah sebagai rumah ke dua setelah keluarga (institusi yang pertama dan utama dalam pembentukan karakter anak) terutama di sekolah Taman Kanak-kanak/ Raudhatul Athafal (RA). Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : ”Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan.


(23)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Masih banyak guru yang hanya menekankan pembelajaran untuk mengasah kecerdasan otak kiri saja sehingga otak kanan yang berfungsi sebagai pengembangan kreativitas tidak berkembang

2. Guru kurang menstimulasi kecerdasan emosi anak usia dini 3. Kurangnya pemahaman guru tentang konsep pendidikan

karakter pada anak usia dini.

4. Metode pembelajaran yang digunakan pendidik masih belum mengarah kepada pembelajaran berbasis karakter

1.3 Fokus Penelitian

Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan semakin terarah maka dibuatlah fokus penelitian yang akan dibahas dalam penelitian adalah sebatas mengenai “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang akan diteliti maka penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut :


(24)

“Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec. Medan Marelan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan

1.6 Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis

a. Sebagai bahan msukan bagi tutor / guru yang ada di RA.Fajar Shiddiq

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada anak usia dini.

b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran di

jurusan Pendidikan Luar Sekolah 2. Secara Teoritis

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan bahan acuan


(25)

bagi peneliti yang lain dalam melakukan pembelajaran atau mengembangkan lebih lanjut mengenai implementasi pendidikan karakter


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini pada tahap perencanaan sangan disesuaikan dengan tema yang akan dibahas, agar tercipta sebuah kesatuan pembelajaran yang lebih integral dan tidak terputus. Pembelajaran tanpa adanya perencanaan tidak akan tercapai secara maksimal.Perencanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter pada anak usia dini yaitu dengan model pembelajaran berdasarkan sudut kegiatan diharapkan agar apa yang telah direncanakan lebih terarah dan tepat sasaran dengan begitu anak diharapkan memehami tiga hal yaitu dengan cara knowing, feeling dan acting. Knowing melalui bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan berwawasan. Feeling

bertujuan untuk menggugah perasaan anak atau menumbuhkan empaty anak. Acting, yaitu praktek secara langsung pada sasarannya.


(27)

3. Tahap Penilaian

Tahap evaluasi pembelajaran pendidikan karakter pada anak usia dini dapat dilihat dalam perkembangan dan perubahan sikap dan perilaku anak sehari-hari melalui pembiasaan-pembiasan yang nantinya dapat dinilai oleh pendidik melalui pengamatan, penugasan,unjuk kerja dan catatan anekdot.Setiap semester hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orangtua baik secara lisan maupun tulisan.

4. Hambatan yang dialami dalam implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini yaitu masalah sarana dan prasarana serta kualitas sumber daya manusia , sehingga diperlukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasi hambatan tersebut.

B. SARAN

1. Diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter terjalin kerjasama antara pendidik dan orangtua.

2. Pendidikan karakter yang ditanamkan oleh guru hendaknya disampaikan secara jelas, jangan berbeli-belit, dengan kondisi emosional, atau sambil menerjakan tugas lain.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi refrensi untuk penelitian selanjutnya, mengenai kajian dengan tema yang serumpun dan mengkaji hasil penelitian ini lebih lanjut.


(28)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto,Suharisimi.2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal Regional I. 2010.

Model Penyelenggaraan Kelompok Bermain dalam Membangun Karakter Anak Melalui Budaya Lokal. Medan : Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Madya Duta.

Goleman, Daniel.1990. Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gutami. 2010 Pendidikan Karakter pada PAUD, dalam (http://www.pendidikan karakter.pdf).diakses 15 Agustus 2012.

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Hariastuti, Retno & Saman, Abdul.2007. Mengembangkan Kecerdasan

Emosional Anak, dalam (http://intisari-online.com/read/meningkatkan -kecerdasan-emosiona-pada-anak.diakses 4april 2012.

Kementerian Agama Kota Medan. 2011. Kurikulum Raudhatul Athfal (RA),

Medan : Kemenag Medan.

Kementerian Pendidikan Nasional.2012.Pedoman Pendidikan Karakter Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Koesoema A, Doni.2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Modern.Jakarta : Grasindo

Martinis, Yamin. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press.

Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk membangun bangsa. Jakarta : Indonesia Heritage Foundation.


(29)

Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter menjawab tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta:Bumi Aksara.

Narwanti, Sri.2011.Pendidikan karakter Integrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter dalam Mata Pelajaran.Yogyakarta: Familia Grup Relasi Inti Media. Poerwodarminta, W.L.S, (1984) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Pn.Balai Pustaka.

Raka, Gedhe.1997.Pendidikan Membangun Karakter.Bandung: Makalah tidak dipublikasikan

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suyadi M.Pd, 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Tim Penyusun.2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan.


(1)

“Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec. Medan Marelan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Fajar Shiddiq Kec.Medan Marelan

1.6 Manfaat Penelitian

1. Secara Praktis

a. Sebagai bahan msukan bagi tutor / guru yang ada di RA.Fajar Shiddiq

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada anak usia dini.

b. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan pembelajaran di

jurusan Pendidikan Luar Sekolah 2. Secara Teoritis

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan bahan acuan


(2)

mengembangkan lebih lanjut mengenai implementasi pendidikan karakter


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini pada tahap perencanaan sangan disesuaikan dengan tema yang akan dibahas, agar tercipta sebuah kesatuan pembelajaran yang lebih integral dan tidak terputus. Pembelajaran tanpa adanya perencanaan tidak akan tercapai secara maksimal.Perencanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian yang saling berhubungan dan saling menunjang antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter pada anak usia dini yaitu dengan model pembelajaran berdasarkan sudut kegiatan diharapkan agar apa yang telah direncanakan lebih terarah dan tepat sasaran dengan begitu anak diharapkan memehami tiga hal yaitu dengan cara knowing, feeling dan acting. Knowing melalui bercerita dapat menanamkan nilai-nilai moral dan berwawasan. Feeling bertujuan untuk menggugah perasaan anak atau menumbuhkan empaty anak. Acting, yaitu praktek secara langsung pada sasarannya.


(4)

Tahap evaluasi pembelajaran pendidikan karakter pada anak usia dini dapat dilihat dalam perkembangan dan perubahan sikap dan perilaku anak sehari-hari melalui pembiasaan-pembiasan yang nantinya dapat dinilai oleh pendidik melalui pengamatan, penugasan,unjuk kerja dan catatan anekdot.Setiap semester hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orangtua baik secara lisan maupun tulisan.

4. Hambatan yang dialami dalam implementasi pendidikan karakter pada anak usia dini yaitu masalah sarana dan prasarana serta kualitas sumber daya manusia , sehingga diperlukan solusi yang tepat dan efektif untuk mengatasi hambatan tersebut.

B. SARAN

1. Diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter terjalin kerjasama antara pendidik dan orangtua.

2. Pendidikan karakter yang ditanamkan oleh guru hendaknya disampaikan secara jelas, jangan berbeli-belit, dengan kondisi emosional, atau sambil menerjakan tugas lain.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi refrensi untuk penelitian selanjutnya, mengenai kajian dengan tema yang serumpun dan mengkaji hasil penelitian ini lebih lanjut.


(5)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto,Suharisimi.2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal Regional I. 2010. Model Penyelenggaraan Kelompok Bermain dalam Membangun Karakter Anak Melalui Budaya Lokal. Medan : Direktorat Jendral Pendidikan Non Formal.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Madya Duta.

Goleman, Daniel.1990. Emotional Intelegence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gutami. 2010 Pendidikan Karakter pada PAUD, dalam (http://www.pendidikan karakter.pdf).diakses 15 Agustus 2012.

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara Hariastuti, Retno & Saman, Abdul.2007. Mengembangkan Kecerdasan

Emosional Anak, dalam (http://intisari-online.com/read/meningkatkan -kecerdasan-emosiona-pada-anak.diakses 4april 2012.

Kementerian Agama Kota Medan. 2011. Kurikulum Raudhatul Athfal (RA), Medan : Kemenag Medan.

Kementerian Pendidikan Nasional.2012.Pedoman Pendidikan Karakter Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Koesoema A, Doni.2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Modern.Jakarta : Grasindo

Martinis, Yamin. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press.

Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter Solusi yang tepat untuk membangun bangsa. Jakarta : Indonesia Heritage Foundation.


(6)

Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter menjawab tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta:Bumi Aksara.

Narwanti, Sri.2011.Pendidikan karakter Integrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter dalam Mata Pelajaran.Yogyakarta: Familia Grup Relasi Inti Media. Poerwodarminta, W.L.S, (1984) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Pn.Balai Pustaka.

Raka, Gedhe.1997.Pendidikan Membangun Karakter.Bandung: Makalah tidak dipublikasikan

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suyadi M.Pd, 2011. Manajemen PAUD. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Tim Penyusun.2012. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan.