Analisis Kesehatan Bank NISP Dengan Menggunakan Metode Camel.

(1)

i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Permasalahan dalam industri perbankan dapat menyebabkan efek negatif terhadap perekonomian. Dampak yang ditimbulkan lebih besar daripada dampak karena kejatuhan perusahaan biasa. Hal ini disebabkan karena industri perbankan memiliki posisi strategis yaitu sebagai lembaga intermediasi dan penunjang sistim pembayaran. Untuk mencegah agar krisis kepercayaan warga terhadap dunia perbankan tidak terulang lagi maka pemerintah melalui Bank Indonesia melakukan penilaian kesehatan secara berkala.

Untuk melakukan penilaian kesehatan suatu bank, umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu capital, assets, management, earnings dan liquidity atau yang lebih dikenal dengan sebutan CAMEL. Dengan metode CAMEL dapat diketahui apakah suatu bank dalam keadaan sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.

Dalam melakukan penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu metode yang mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data-data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian ditarik kesimpulan.

Agar penilaian dengan metode CAMEL tersebut dapat dilakukan, maka diperlukan laporan keuangan dari bank yang akan diteliti. Laporan keuangan yang dipergunakan adalah laporan laba/rugi, neraca, laporan arus kas dan laporan komitment dan kontijensi yang digunakan untuk meneliti hal-hal yang telah dilakukan manajemen bank tersebut. Di sini penulis memilih salah satu bank yang cukup terkenal di Indonesia yaitu Bank NISP.

Setelah mendapatkan laporan keuangan dari Bank yang diteliti, penulis melakukan perhitungan rasio-rasio yang terdapat didalam metode CAMEL. Perhitungan rasio-rasio tersebut digunakan untuk menilai jumlah kredit Bank NISP yang kemudian dari jumlah kredit tersebut dapat diketahui predikat Bank NISP.

Dari hasil perhitungan dengan metode CAMEL diketahui bahwa Bank NISP dalam keadaan cukup sehat. Secara umum Bank NISP telah melakukan kinerjanya dengan baik, yaitu dapat memperoleh dana dan menyalurkan dananya di tempat yang tepat sehingga membuat Bank NISP terus berkembang.

Penulis menyimpulkan bahwa metode CAMEL adalah metode yang bagus apabila digunakan untuk menilai kesehatan suatu bank, karena selain metode tersebut mencakup penilaian semua aspek yang dibutuhkan untuk berdirinya suatu bank,seperti aspek modal, aktiva, manajemen, pendapatan dan likuiditas, metode CAMEL juga mudah dipahami dan dimengerti.


(2)

ii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Kegunaan Penelitian 5

1.5 Kerangka Pemikiran 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 8

2.1.1 Pengertian Bank 8

2.1.2 Fungsi Bank 8

2.2 Kredit Bank 10

2.2.1 Pengertian Kredit Bank 10

2.2.2 Manfaat Kredit 11

2.2.3 Jenis-jenis Kredit 13

2.2.4 Analisis Kredit 14

2.2.4.1 Analisis Kredit Secara Kualitatif 15

2.3 Laporan Keuangan 19

2.3.1 Pengertian 19

2.3.2 Laporan Keuangan dan Jenisnya 20

2.3.3 Pengguna Laporan Keuangan 23

2.3.4 Karakterisitk Kualitatif Laporan Keuangan 24

2.3.5 Keterbatasan Laporan Keuangan 26

2.4 Metode CAMEL 27


(3)

iii Universitas Kristen Maranatha

2.4.2 Faktor Aset (Assets) 29

2.4.3 Aspek Kualitas Manajemen (Management) 30

2.4.4 Aspek Earning 31

2.4.5 Aspek Likuiditas (Liquidity) 33

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian 38

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 38

3.1.2 Gambaran Umum Perusahaan 40

3.1.3 Visi dan Misi Bank NISP Bandung 43

3.1.3.1 Visi 44

3.1.3.2 Misi 44

3.1.4 Struktur Organisasi Bank NISP Bandung 44

3.2 Metode Penelitian 50

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 50

3.2.2 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 51 BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Penilaian Masing-masing Komponen Dengan Metode CAMEL 52 4.1.1 Penilaian Permodalan / Capital (C) 52 4.1.2 Penilaian Kualitas Akiva Produktif / Asset (A) 53 4.1.3 Faktor Manajemen / Management (M) 57 4.1.4 Penilaian Rentabilitas / Earning (E) 58 4.1.5 Penilaian Likuiditas / Liquidity (L) 62 4.2 Perhitungan Tingkat Kesehatan Bank NISP Dengan Metode 66

CAMEL

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 70

5.2 Saran 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

iv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Tabel Bobot masing-masing komponen dalam metode CAMEL 37 Tabel 4.1 Tabel CAR Bank NISP tahun 2005 dan 2006 53 Tabel 4.2 Tabel KAP dan BDR Bank NISP tahun 2005 dan 2006 56 Tabel 4.3 Penilaian Kualitas Manajemen Bank NISP tahun 2005 57 Tabel 4.4 Penilaian Kualitas Manajemen Bank NISP tahun 2006 57 Tabel 4.5 Tabel ROA dan ROE Bank NISP tahun 2005 dan 2006 60 Tabel 4.6 TABEL NIM, BOPO dan Fase Base Income Ratio Bank

NISP tahun 2005 dan 2006 61

Tabel 4.7 Tabel CR, RR, LDR, LAR dan NCM to CA Bank NISP

tahun 2005 dan 2006 66

Tabel 4.8 Tabel CAMEL Bank NISP tahun 2005 68


(5)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 7

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank NISP Bandung 49


(6)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penilaian Kualitas Manajemen. Lampiran 2. Laporan Neraca – Aktiva. Lampiran 3. Laporan Neraca – Passiva.

Lampiran 4. Laporan Perhitungan Laba Rugi dan Laba Ditahan Konsolidasi. Lampiran 5. Laporan Komitmen dan Kontinjensi.

Lampiran 6. Laporan Kualitas Aktiva Produktif.

Lampiran 7. Laporan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Lampiran 8. Berita Acara Bimbingan


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bagi masyarakat Indonesia, mendengar kata bank sudah bukan merupakan hal yang asing. Bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran atau melakukan penagihan.

Di samping itu peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian suatu negara. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat.

Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalani aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.

Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. Lalu timbul suatu pertanyaan apa yang terjadi kalau dunia perbankan tidak sehat?


(8)

2 Universitas Kristen Maranatha Seiring dengan terjadinya krisis multi dimensi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi termasuk pada sektor perbankan. Krisis moneter yang terus menerus mengakibatkan krisis kepercayaan, sehingga banyak bank dilanda penyakit yang sama. Hal ini menyebabkan banyak bank yang lumpuh karena dihantam kredit macet. Dalam Seminar Restrukturisasi Perbankan di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain :

a. Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan

b. Dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran.

c. Semakin turunnya permodalan bank-bank

d. Banyak bank-bank tidak mampu kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah

e. Manajemen tidak professional

Akibat dari terjadinya krisis moneter para nasabah menjadi tidak percaya kepada dunia perbankan, agar kejadian seperti itu tidak berlarut-larut terlalu lama, maka pemerintah mulai melakukan penilaian kesehatan terhadap bank yang ada di Indonesia.

Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari dan dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi suatu bank. Dengan diketahui kondisi kesehatannya akan memudahkan bank itu sendiri untuk memperbaiki kesehatannya.

Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap periode. Dalam setiap penilaian ditentukan kondisi suatu bank. Bagi bank yang sudah dinilai sebelumnya dapat pula dinilai apakah ada peningkatan atau penurunan kesehatannya. Bagi bank yang menurut hasil penilaian adalah sehat atau kesehatannya terus meningkat


(9)

3 Universitas Kristen Maranatha tidak menjadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya tetap dipertahankan terus. Akan tetapi bagi bank yang terus-menerus tidak sehat, maka harus mendapat pengarahan atau bahkan sangsi dari Bank Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina perbankan dapat saja menyarankan untuk melakukan berbagai perbaikan. Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan meliputi perubahan manajemen, melakukan penggabungan seperti merger, konsolidasi, akuisisi atau malah akan dilikuidasi (dibubarkan) keberadaannya jika memang sudah parah kondisi bank tersebut. Pertimbangan untuk hal ini sangat tergantung dari kondisi yang dialami bank yang bersangkutan. Jika kondisi bank sudah sedemikian parah,namun masih memiliki beberapa potensi, maka sebaiknya dicarikan jalan keluarnya dengan model penggabungan usaha dengan bank lainnya. Sedangkan langkah likuidasi merupakan jalan keluar terakhir dalam rangka menyelamatkan uang masyarakat.

Laporan-laporan yang bersifat rutin yang disampaikan bank-bank kepada Bank Sentral akan dihitung sejumlah rasio keuangan yang dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada tren jumlah dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu Bank Indonesia mengintepretasikan berbagai hubungan kunci serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan Bank di masa mendatang. Untuk menilai kinerja Bank umumnya digunakan lima aspek penilaian, yaitu : capital, assets, management, earnings dan liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank.. Secara empiris tingkat kegagalan bisnis dan kebangkrutan bank dengan menggunakan rasio-rasio keuangan model CAMEL dapat diuji sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu : Thomson (1991) dalam Wilopo (2001) yang menguji manfaat rasio keuangan CAMEL dalam memprediksi kegagalan bank di USA pada tahun 1980an dengan menggunakan alat statistik regresi logit, Whalen dan


(10)

4 Universitas Kristen Maranatha Thomson (1988) dalam Wilopo (2001) menemukan bahwa rasio keuangan CAMEL cukup akurat dalam menyusun rating bank dan di Indonesia Surifah (1999) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan bank dengan menggunakan model CAMEL.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan analisis rasio keuangan tersebut dan selanjutnya menyajikan hasilnya dalam judul “ANALISIS KESEHATAN BANK NISP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL”

1.2 Identifikasi Masalah

Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja serta kemampuan lainnya. Sama seperti halnya manusia yang harus selalu menjaga kesehatannya, perbankan juga harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Bank yang tidak sehat, bukan hanya membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi pihak lain. Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat , kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank yang sakit perlu segera mengobati penyakitnya. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank-bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu dihentikan kegiatan operasinya.


(11)

5 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang penelitian, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesehatan Bank NISP pada tahun 2005 dan 2006 dengan metode CAMEL.

2. Bagaimana dengan perubahan tingkat kesehatan Bank NISP dari tahun ke tahun

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1 Mengetahui tingkat kesehatan pada Bank NISP pada tahun 2005 dan 2006.

2 Mengetahui perubahan tingkat kesehatan Bank NISP dari tahun ke tahun.

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat mengetahui akan kondisi kesehatan suatu bank, sehingga dapat segera melakukan suatu kegiatan antisipasi yang perlu dilakukan apabila bank tertentu dinilai tidak sehat.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah 1. Bagi Penulis

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang skripsi sarjana Ekonomi jurusan manajemen di Universitas Maranatha dan diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam bidang perbankan khususnya dalam menilai kesehatan suatu Bank sehingga penulis dapat lebih selektif lagi dalam memilih bank yang penulis percayakan untuk mengelola dana penulis.

2. Bagi Perusahaan yang bersangkutan

Diharapkan dapat memberikan masukan yang positif mengenai kesehatan perusahaan sehingga diharapkan perusahaan yang bersangkutan dapat mengelola perusahaannya dengan baik.


(12)

6 Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi Pihak lain

Sebagai tambahan ilmu dalam memahami bidang perbankan khususnya mengenai kesehatan suatu bank sehingga dapat lebih selektif lagi dalam mempercayakan dananya kepada suatu bank.

1.5 Kerangka Pemikiran

Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah menghimpun dana dari masyarakat luas, kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. Karena dana yang dialirkan bank tersebut merupakan uang masyarakat maka bank harus melaporkan kegiatan atau keuntungannya kepada masyarakat melalui laporan keuangan yang harus selalu disiapkan setiap tahun untuk dapat mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada masyarakat maupun kepada Bank Indonesia, sehingga masyarakat dan Bank Indonesia dapat menilai bank tersebut layak atau tidak.

Di dalam laporan keuangan tersebut berisi aliran dana yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan di mana di dalamnya berisi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva, laporan komitmen dan laporan kewajiban modal minimum yang menceritakan kegiatan bank mengenai aliran dananya, keuntungan atau kerugian yang didapatnya.

Isi laporan keuangan tersebut dapat menyebutkan apakah bank tersebut sehat atau tidak, tentunya dengan hanya melihat laporan keuangan saja kita tidak dapat menilai apakah bank tersebut sehat atau tidak. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Aspek ini terdiri dari aspek capital, assets, management, earning dan liquidity. Hasil dari masing-masing aspek ini kemudian dapat kita interpretasikan untuk menghasilkan kondisi suatu bank .


(13)

7 Universitas Kristen Maranatha GAMBAR 1.1.

KERANGKA PEMIKIRAN

LAPORAN LABA RUGI & LABA DITAHAN

KUALITAS AKTIVA

LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KOMITMEN & KONTIJENSI

LAPORAN KEWAJIBAN MODAL MINIMUM NERACA

C A M E L

CAPITAL ASSETS MANAGEMENT EARNINGS LIQUIDITY

INTERPRETASI BANK


(14)

70

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

™ Metode CAMEL merupakan metode yang cukup bagus untuk menilai kesehatan suatu bank, karena metode CAMEL mencakup semua faktor penting berdirinya suatu bank, seperti modal, asset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Selain itu metode CAMEL merupakan metode yang paling mudah dimengerti dan dipahami oleh hampir semua orang termasuk penulis untuk melakukan penelitian mengenai kesehatan suatu bank apabila dibandingkan dengan metode lain.

™ Dari faktor permodalannya bank NISP bisa dibilang sangat baik karena semua perhitungan dari tahun ke tahun menunjukkan nilai CAR di atas 8%, yang merupakan ketetapan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 20.35% di tahun 2005 dan 17.89% di tahun 2006

™ Dari faktor assetnya bank NISP telah menggunakan asetnya dengan baik dan seefisien mungkin, hal ini ditunjukkan dengan kecilnya nilai APYD Bank NISP terhadap Aktiva produktif dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NISP telah menyalurkan dananya di tempat yang tepat yang bisa membuat Bank NISP mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan oleh Bank tersebut.

™ Dari faktor manajemennya bisa dikatakan bahwa manajemen Bank NISP sudah cukup baik, karena dari 100 pertanyaan untuk tahun 2005 dan 2006 hanya 3 pertanyaan yang dijawab tidak, sedangkan lainnya dijawab “ya”. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NISP telah menjalankan manajemennya dengan baik.

™ Dari faktor rentabilitasnya, dilihat dari besarnya nilai ROA dan BOPO, menunjukkan bahwa Bank NISP mengalami sedikit penurunan, meskipun terjadi sedikit penurunan, Bank NISP tetap harus mewaspadai kecenderungan yang mungkin akan terjadi.


(15)

71

Universitas Kristen Maranatha ™ Dari faktor likuiditasnya, dari perhitungan terhadap komponen-komponen

likuiditas dapat disimpulkan bahwa bank NISP mampu untuk memelihara, memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai.

5.2 Saran

™ Metode CAMEL memang bagus digunakan untuk meneliti kesehatan suatu bank apabila dilihat dari faktor eksternalnya, namun Metode CAMEL tidak dapat menilai suatu bank dari faktor internalnya. Walaupun dalam Metode CAMEL ada pengisian kuesioner untuk mengetahui keadaan manajemen dari bank yang diteliti, namun hal ini dapat saja menjadi tidak efektif karena bank yang bersangkutan dapat saja mengisi kuesioner yang diajukan tersebut secara subyektif, sehingga hasil yang didapatkan dapat tidak sesuai dengan kenyataannya. Agar diperoleh hasil yang betul-betul memuaskan, maka mungkin pengisian bisa dilakukan oleh Bank Indonesia selaku pihak netral yang dapat menanyakan langsung kepada bank yang bersangkutan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut.

™ Semua perhitungan CAMEL untuk menilai kesehatan Bank NISP sudah cukup baik dan bisa dikatakan bahwa bank NISP dinyatakan cukup sehat dengan perhitungan CAMEL yang telah dilakukan oleh penulis.

™ Diharapkan Bank NISP bisa lebih meningkatkan kinerjanya terutama dalam permodalan, rentabilitas, likuiditas di tahun-tahun berikutnya, karena dilihat dari perhitungan kesehatannya dengan metode CAMEL, Bank NISP cenderung mengalami penurunan.


(1)

4 Universitas Kristen Maranatha Thomson (1988) dalam Wilopo (2001) menemukan bahwa rasio keuangan CAMEL cukup akurat dalam menyusun rating bank dan di Indonesia Surifah (1999) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan bank dengan menggunakan model CAMEL.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berhubungan dengan analisis rasio keuangan tersebut dan selanjutnya menyajikan hasilnya dalam judul “ANALISIS KESEHATAN BANK NISP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL”

1.2 Identifikasi Masalah

Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja serta kemampuan lainnya. Sama seperti halnya manusia yang harus selalu menjaga kesehatannya, perbankan juga harus selalu dinilai kesehatannya agar tetap prima dalam melayani para nasabahnya. Bank yang tidak sehat, bukan hanya membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi pihak lain. Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Masyarakat pemilik dana dapat saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dipercaya oleh nasabahnya.

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat , kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank yang sakit perlu segera mengobati penyakitnya. Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank-bank tersebut harus dijalankan atau bahkan kalau perlu dihentikan kegiatan operasinya.


(2)

5 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang penelitian, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kesehatan Bank NISP pada tahun 2005 dan 2006 dengan metode CAMEL.

2. Bagaimana dengan perubahan tingkat kesehatan Bank NISP dari tahun ke tahun

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1 Mengetahui tingkat kesehatan pada Bank NISP pada tahun 2005 dan 2006.

2 Mengetahui perubahan tingkat kesehatan Bank NISP dari tahun ke tahun.

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat mengetahui akan kondisi kesehatan suatu bank, sehingga dapat segera melakukan suatu kegiatan antisipasi yang perlu dilakukan apabila bank tertentu dinilai tidak sehat.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah 1. Bagi Penulis

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang skripsi sarjana Ekonomi jurusan manajemen di Universitas Maranatha dan diharapkan dengan penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam bidang perbankan khususnya dalam menilai kesehatan suatu Bank sehingga penulis dapat lebih selektif lagi dalam memilih bank yang penulis percayakan untuk mengelola dana penulis.

2. Bagi Perusahaan yang bersangkutan

Diharapkan dapat memberikan masukan yang positif mengenai kesehatan perusahaan sehingga diharapkan perusahaan yang bersangkutan dapat mengelola perusahaannya dengan baik.


(3)

6 Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi Pihak lain

Sebagai tambahan ilmu dalam memahami bidang perbankan khususnya mengenai kesehatan suatu bank sehingga dapat lebih selektif lagi dalam mempercayakan dananya kepada suatu bank.

1.5 Kerangka Pemikiran

Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah menghimpun dana dari masyarakat luas, kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. Karena dana yang dialirkan bank tersebut merupakan uang masyarakat maka bank harus melaporkan kegiatan atau keuntungannya kepada masyarakat melalui laporan keuangan yang harus selalu disiapkan setiap tahun untuk dapat mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada masyarakat maupun kepada Bank Indonesia, sehingga masyarakat dan Bank Indonesia dapat menilai bank tersebut layak atau tidak.

Di dalam laporan keuangan tersebut berisi aliran dana yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan di mana di dalamnya berisi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan kualitas aktiva, laporan komitmen dan laporan kewajiban modal minimum yang menceritakan kegiatan bank mengenai aliran dananya, keuntungan atau kerugian yang didapatnya.

Isi laporan keuangan tersebut dapat menyebutkan apakah bank tersebut sehat atau tidak, tentunya dengan hanya melihat laporan keuangan saja kita tidak dapat menilai apakah bank tersebut sehat atau tidak. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank, biasanya menggunakan berbagai alat ukur. Salah satu alat ukur yang utama yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu bank dikenal dengan nama analisis CAMEL. Aspek ini terdiri dari aspek capital, assets, management, earning dan liquidity. Hasil dari masing-masing aspek ini kemudian dapat kita interpretasikan untuk menghasilkan kondisi suatu bank .


(4)

7 Universitas Kristen Maranatha GAMBAR 1.1.

KERANGKA PEMIKIRAN

LAPORAN LABA RUGI & LABA DITAHAN

KUALITAS AKTIVA

LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KOMITMEN & KONTIJENSI

LAPORAN KEWAJIBAN MODAL MINIMUM NERACA

C A M E L

CAPITAL ASSETS MANAGEMENT EARNINGS LIQUIDITY

INTERPRETASI BANK


(5)

70

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

™ Metode CAMEL merupakan metode yang cukup bagus untuk menilai kesehatan suatu bank, karena metode CAMEL mencakup semua faktor penting berdirinya suatu bank, seperti modal, asset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas. Selain itu metode CAMEL merupakan metode yang paling mudah dimengerti dan dipahami oleh hampir semua orang termasuk penulis untuk melakukan penelitian mengenai kesehatan suatu bank apabila dibandingkan dengan metode lain.

™ Dari faktor permodalannya bank NISP bisa dibilang sangat baik karena semua perhitungan dari tahun ke tahun menunjukkan nilai CAR di atas 8%, yang merupakan ketetapan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 20.35% di tahun 2005 dan 17.89% di tahun 2006

™ Dari faktor assetnya bank NISP telah menggunakan asetnya dengan baik dan seefisien mungkin, hal ini ditunjukkan dengan kecilnya nilai APYD Bank NISP terhadap Aktiva produktif dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NISP telah menyalurkan dananya di tempat yang tepat yang bisa membuat Bank NISP mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan oleh Bank tersebut.

™ Dari faktor manajemennya bisa dikatakan bahwa manajemen Bank NISP sudah cukup baik, karena dari 100 pertanyaan untuk tahun 2005 dan 2006 hanya 3 pertanyaan yang dijawab tidak, sedangkan lainnya dijawab “ya”. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NISP telah menjalankan manajemennya dengan baik.

™ Dari faktor rentabilitasnya, dilihat dari besarnya nilai ROA dan BOPO, menunjukkan bahwa Bank NISP mengalami sedikit penurunan, meskipun terjadi sedikit penurunan, Bank NISP tetap harus mewaspadai kecenderungan yang mungkin akan terjadi.


(6)

71

Universitas Kristen Maranatha ™ Dari faktor likuiditasnya, dari perhitungan terhadap komponen-komponen

likuiditas dapat disimpulkan bahwa bank NISP mampu untuk memelihara, memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai.

5.2 Saran

™ Metode CAMEL memang bagus digunakan untuk meneliti kesehatan suatu bank apabila dilihat dari faktor eksternalnya, namun Metode CAMEL tidak dapat menilai suatu bank dari faktor internalnya. Walaupun dalam Metode CAMEL ada pengisian kuesioner untuk mengetahui keadaan manajemen dari bank yang diteliti, namun hal ini dapat saja menjadi tidak efektif karena bank yang bersangkutan dapat saja mengisi kuesioner yang diajukan tersebut secara subyektif, sehingga hasil yang didapatkan dapat tidak sesuai dengan kenyataannya. Agar diperoleh hasil yang betul-betul memuaskan, maka mungkin pengisian bisa dilakukan oleh Bank Indonesia selaku pihak netral yang dapat menanyakan langsung kepada bank yang bersangkutan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut.

™ Semua perhitungan CAMEL untuk menilai kesehatan Bank NISP sudah cukup baik dan bisa dikatakan bahwa bank NISP dinyatakan cukup sehat dengan perhitungan CAMEL yang telah dilakukan oleh penulis.

™ Diharapkan Bank NISP bisa lebih meningkatkan kinerjanya terutama dalam permodalan, rentabilitas, likuiditas di tahun-tahun berikutnya, karena dilihat dari perhitungan kesehatannya dengan metode CAMEL, Bank NISP cenderung mengalami penurunan.