Kampanye Pencegahan Penyakit Thalassaemia Mayor.

(1)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan………i

Pernyataan Orisinalitas Karya dan Laporan………...…...….ii

Pernyataan Publikasi Karya dan Laporan………...……...…iii

Kata Pengantar………..iv

Daftar Isi………...…..vi

Daftar Tabel……….……….….…ix

Daftar Gambar………...……….…x

Daftar Lampiran………...…xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………1

1.2 Rumusan Masalah………...2

1.3 Tujuan Perancangan………...3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………...3

1.5 Skema Perancangan………5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye……….…………...6

2.1.1 Pengertian Kampanye……….6

2.1.2 Syarat Kampanye………7

2.1.3 Tujuan Kampanye……….…..7

2.1.4 Jenis Kampanye………...8

2.1.5 Model Kampanye……….9

2.2 Komunikasi……….…11

2.2.1 Proses Komunikasi……….11

2.2.2 Efek Komunikasi………11

2.2.3 Komunikasi Masaa……….12

2.2.4 Syarat Komunikasi Yang Baik………..12

2.3 Darah………...13


(2)

2.4.1 Pengertian Thalassaemia………..……...14

2.4.2 Jenis Thalassaemia………..………...14

2.4.3 Proses Terjadinya Thalassaemia………….………....22

2.4.4 Akibat Thalassaemia Mayor……….…...23

2.4.5 Pengobatan Thalassaemia………...24

2.4.6 Pencegahan Penyakit Thalassaemia…………...…….25

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK 3.1 Data dan Fakta………..27

3.1.1 POPTI………27

3.1.2 Yayasan Thalassaemia Indonesia………28

3.1.3 Prodia………...……….………….29

3.1.4 Hasil Wawancara dengan Dokter Wiliam…….….…30

3.1.5 Hasil Wawancara dengan Yayasan Thalassaemia Indonesia Cabang Bandung……….32

3.1.6 Hasil Kuesioner……….34

3.1.7 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis………....38

3.2 Analisa Permasalahan………..…40

3.2.1 Strategi Komunikasi………...41

3.2.2 Targeting……….……..41

3.2.3 Positioning……….42

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi………...…..43

4.1.1 Tahap Informing………...43

4.1.2 Tahap Reminding………..………43

4.2 Konsep Kreatif……….……….44

4.2.1 Konsep Verbal……...………44

4.2.2 Konsep Visual……….……….…...44

4.3 Konsep Media..……….……….46

4.4 Hasil Karya..………….……….49


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………...77

5.2 Saran………..77

DAFTAR PUSTAKA... 78

DAFTAR ISTILAH………...………79

LAMPIRAN... 80

UCAPAN TERIMA KASIH... 85

DATA PENULIS...86


(4)

DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Model Kampanye…………... 10

Gambar 3.1 Diagram Batang Kuesioner 1... 35

Gambar 3.2 Diagram Batang kuesioner 2... 37

Gambar 4.1 Timeline Kampanye... 44


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbandingan sel darah merah normal dengan sel darah merah penderita

Thalassaemia trait ... 15

Gambar 2.2 Penurunan Genetik Pada Darah Normal……… 17

Gambar 2.3 Penurunan Genetik Pada Thalassaemia Minor dan Normal... 18

Gambar 2.4 Penurunan Genetik Pada Kedua Thalassaemia Minor... 19

Gambar 2.5 Perbandingan sel darah merah normal dan sel darah merah Thalassaemia Mayor………... 20

Gambar 4.2 Logo kampanye beserta tagline.... ... 45

Gambar 4.3 Poster conditioning 1...50

Gambar 4.4 Poster conditioning 2... 51

Gambar 4.5 Poster Informing 1... 52

Gambar 4.6 Poster Informing 2... 53

Gambar 4.7 Poster Informing 3... 54

Gambar 4.8 Poster Informing 4... 55

Gambar 4.9 Billboard Conditioning... 56

Gambar 4.10 Billboard Informing 1... ... 56

Gambar 4.11 Billboard Informing 2... 57

Gambar 4.12 Billboard Informing 3... 57

Gambar 4.13 Billboard Informing 4... 58

Gambar 4.14 Iklan Majalah ………... 59

Gambar 4.15 Brosur tampak depan ... 59

Gambar 4.16 Brosur tampak belakang... 60

Gambar 4.17 Signage ... 60

Gambar 4.18 Wobler ... 61

Gambar 4.19 T-shirt ... 61

Gambar 4.20 Notes ... 62

Gambar 4.21 Notes pembatas ... 62


(6)

Gambar 4.23 Notes pembatas 2... 63

Gambar 4.24 Notes pembatas 3... 64

Gambar 4.25 Notes pembatas 4... 64

Gambar 4.26 Halaman Notes... 65

Gambar 4.27 Gelang…………... 65

Gambar 4.28 Poster Seminar... 66

Gambar 4.29 X-banner Seminar... 67

Gambar 4.30 Flyer Seminar tampak depan dan belakang... 68

Gambar 4.31 Spanduk Seminar... 69

Gambar 4.32 Website... 70

Gambar 4.33 Tampilan Website...70

Gambar 4.34 Poster event... 71

Gambar 4.35 Flyer event... 71

Gambar 4.36 Spanduk event... 72

Gambar 4.37 Baliho event... 73

Gambar 4.38 Umbul-umbul... 73

Gambar 4.39 Backdrop panggung... 74


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Materi Wawancara ... 79 Materi Kuesioner ... 80 Sketsa


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Thalassaemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak di dunia dan juga banyak dijumpai di Indonesia dan Italia.

Menurut Prof. Dr. Iskandar Wahidiyat, Pakar Thalassaemia Rumah sakit Cipto Mangunkusomo Jakarta, dalam Acara perkenalan Program Duta Thalassaemia yang digagas Novartis Indonesia di Jakarta tanggal 26 Desember 2009, pada tahun 1994, beliau memperkirakan jumlah penderita Thalassaemia mencapai 500 jiwa di Indonesia. Angka tersebut meningkat 3 kali lipat menjadi 1500 jiwa di 2008, dan diprediksikan pada 2020 nanti, angka penderita Thalassaemia naik drastis menjadi 22.500 jiwa. Secara keseluruhan populasi pembawa genetik Thalassaemia naik secara signifikan.

Menurut data pada harian Pikiran Rakyat pada tanggal 28 Oktober 2009, di Indonesia sendiri, jumlah penderita Thalassaemia mengalami kenaikan. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita Thalassaemia Mayor adalah 25%.

Konsultan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Susi Susanah mengatakan, hingga saat ini penyakit Thalassaemia belum tersosialisasikan dengan baik, karena kosentrasi pemerintah terfokus pada penanggulangan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan penyebaran virus influensa. Padahal, Thalassaemia merupakan penyakit kelainan darah yang penyebarannya semakin meluas dan harus ada upaya untuk mencegah penyebaran tersebut. Penderita Thalassaemia di Jawa Barat sepuluh tahun mendatang diprediksi akan mencapai lima ribu orang. Dengan penderita sebanyak itu biaya pengobatannya bisa menghabiskan dana Rp 1,25 triliun per tahun. Jumlah penderita Thalassaemia diprediksi meningkat antara 3-10 persen di Jawa Barat. Pada setiap kelahiran bayi di Jabar, 23 persen di antaranya membawa sifat Thalassaemia. Dari kelahiran bayi di Jabar setiap tahun,


(9)

yang terkena Thalassaemia diperkirakan sebanyak 500 bayi. Oleh karena itu, harus ada kebijakan dan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk melakukan kampanye yang agresif ke masyarakat mencegah penyebaran Thalassaemia ini. Berdasarkan perhitungan RSCM, setiap penderita Thalassaemia membutuhkan anggaran 300 juta per tahun guna memperpanjang hidup penderita. Angka itu bakalan melonjak drastis menjadi Rp 50 triliun per tahun di 2020. Angka tersebut sangat tinggi, oleh karena itu bentuk pencegahan lebih baik daripada pengobatan penyakit ini yang cukup mahal.

Faktor genetik yang menjadi faktor utama dari penyakit ini bukanlah merupakan batu sandungan untuk melakukan pencegahan. Sebagai contohnya sudah ada negara yang bisa menekan angka penderita Thalassaemia menjadi 0%, yaitu Siprus, negara pulau di Laut Tengah bagian timur dengan jumlah penduduk 766.400 jiwa (tahun 2006). Dengan adanya fakta tersebut, pencegahan Thalassaemia menjadi sangat mungkin untuk dilakukan di Indonesia.

Thalassaemia merupakan suatu topik yang harus segera diangkat agar diketahui masyarakat dengan menggunakan cara dan strategi komunikasi yang baik karena sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Peran pemerintah merupakan hal yang utama untuk memberikan pendidikan kesehatan, namun kesadaran setiap individu merupakan suatu focal point dalam masalah ini. Salah satu pencegahannya adalah dengan tes darah untuk pasangan yang akan menikah agar diketahui apakah keduanya memiliki gen pembawa Thalassaemia Selain itu konsultasi pra nikah bagi pasangan yang akan menikah sangat diperlukan untuk memberi pengertian dan pengetahuan bagi calon orang tua tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana memberitahu masyarakat mengenai penyakit Thalassaemia sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai?


(10)

1.3 Tujuan Perancangan

Mengenalkan penyakit Thalassaemia kepada masyarakat luas juga cara pencegahan penyakit Thalassaemia. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara diperlukan pemeriksaan laboratorium sedini mungkin agar Thalassaemia Minor dapat terdeteksi sejak dini sehingga pada saatnya seorang individu mencari pasangan, mereka dapat mendapatkan pasangan yang tidak membawa kemungkinan untuk anak mereka menderita Thalassaemia Mayor.

Dengan adanya kampanye ini diharapkan bermanfaat untuk keluarga di Indonesia agar mereka sebisa mungkin melakukan pencegahan dari penyakit ini. Dengan adanya pencegahan ini keluarga Indonesia akan menjadi keluarga yang sehat dan bahagia.

Kampanye yang dilakukan melalui berbagai macam media, diantaranya media cetak, media elektronik, media luar ruang, media pers tercetak, media lalu lintas, media cinderamata, dan media tersamar.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data diambil dari instansi pemerintah Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang Bandung, Klinik Thalassaemia di Rumah Sakin Hasan Sadikin Bandung, dokter, surat kabar, internet, buku, dan majalah.

Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah pengumpulan dan penganalisaan data. Ada beberapa macam metode yang digunakan yaitu :

Observasi

Observasi dilakukan dengan mengunjungi Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang Bandung sebagai institusi untuk penderita maupun orang tua penderita mencari informasi ataupun meminta pertolongan. Selain itu, observasi pun dilakukan pada Klinik Thalassaemia Rumah Sakit Hasan Sadikin. Di Bandung, hanya Rumah Sakit Hasan Sadikin yang menangani secara khusus penderita Thalassaemia. Di sana pun terdapat ruangan khusus bagi penderita Thalassaemia. Observasi pun dilakukan ke Prodia sebagai laboratorium yang sudah banyak tersebar di berbagai kota.


(11)

• Wawancara

Melakukan wawancara dengan dokter yang menangani langsung penderita Thalassaemia dan wakil ketua Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang Bandung.

• Studi Pustaka

Mempelajari seluk beluk mengenai penyakit ini dengan buku literatur yang berhubungan dengan kedokteran, majalah, koran, dan internet.

Kuesioner

Membagikan kuesioner kepada masyarakat untuk mengetahui wawasan mereka tentang penyakit ini.


(12)

1.5 Skema Perancangan

Thalassaemia

Latar Belakang

• Penderita Penyakit Thalassemia Meningkat

• Setiap tahun penderita bertambah

• Ada kemungkinan angka penderita semakin tinggi

• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Thalassaemia

• Sosialisasi penyakit ini belum berjalan dengan baik

Rumusan Masalah

• Bagaimana memberitahu masyarakat mengenai penyakit Thalassaemia sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai?

• Bagaimana menyampaikan cara pencegahan penyakit Thalassaemia?

Tujuan Perancangan

• Mengenalkan Thalassaemia kepada masyarakat melalui Kampanye

• Mencegah meningkatnya penderita Thalassaemia Thalassaemia Mayor

Penyakit keturunan dimana sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120

hari), sehingga penderita akan mengalami anemia

Thalassaemia Trait

Meninggal dunia pada usia muda (1tahun)

bagi masyarakat golongan bawah

Bertahan hidup dengan transfusi darah dan minum obat seumur hidup dengan biaya

sangat tinggi

Masyarakat awam bantu dana 

Kemungkinan menimbulkan Thalassaemia mayor kepada keturunannya Setiap akan menikah harus memastikan pasangan tidak menderita Thalassaemia Trait Memberi informasi bagi masyarakat 

Mencegah kelahiran Thalassaemia mayor 


(13)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Fakta membuktikan bahwa banyak orang yang tidak mengetahui mengenai penyakit Thalassaemia Mayor. Padahal penyakit ini sangat perlu diketahui oleh para remaja khususnya mahasiswa yang akan melanjutkan kehidupannya ke depan nanti. Kurangnya sosialisasi mengenai penyakit ini menjadi halangan bagi masyarakat untuk mengetahui pencegahan yang paling efektif. Oleh Karena itu, dibuatlah sebuah kampanye yang terencana dan menarik agar masyarakat mengetahui bahwa Thalassaemia Mayor merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai.

Penyampaian cara pencegahan penyakit Thalassaemia adalah dengan diadakan kampanye dalam tiga tahap, yaitu tahap conditioning, tahap informing, dan tahap reminding dengan menggunakan media below the line dan above the line. Dalam perancangan tersebut terdapat juga acara, yaitu seminar dan event dengan mengundang duta Thalassaemia, yaitu Sherina Munaf agar lebih menarik perhatian masyarakat. Kampanye dilakukan untuk mengajak target market agar memeriksakan darahnya supaya diketahui apakah memiliki gen pembawa Thalassaemia. Dengan adanya kampanye ini diharapkan masyarakat waspada dengan penyakit ini dan agar penderita penyakit Thalassaemia Mayor berkurang.

5.2 Saran

Sebaiknya  pemerintah  lebih  memperhatikan  mengenai  penanganan  penyakit  keturunan,  diantaranya  adalah  Thalassaemia  Mayor.  Lembaga  terkait  juga  sebaiknya  lebih  menjalankan  perannya  sebagai  instansi  yang  peduli  mengenai  penyakit  ini  dengan  lebih  giat  mempublikasikan  pencegahan  penyakit  Thalassaemia Mayor dengan kampanye dan penyuluhan. 


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Sayre, Shay. 2002. Campaign Planner for Promotion and IMC. California: Thomson Learning-South Western.

Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Sadikin, Muhammad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.

Indonesia, Yayasan Thalassaemia. 2009. Thalassaemia Apakah itu? Mengapa terjadi? Bagaimana mencegahnya? Jakarta : Yayasan Thalassaemia Indonesia.

http://www.inilah.com/berita_print.php?id25574 http://www.pikiranrakyat.com


(15)

DAFTAR ISTILAH

Thalassaemia : sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin (komponen darah).

Anemia : adanya penurunan sirkulasi jumlah sel darah merah. Anemia dapat terjadi akibat produksi sel darah merah oleh sumsum tulang berkurang atau tingginya penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi.

Haemoglobin : pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh.

Gen globin : sepasang gen yang mengontrol pembentukan haemoglobin pada setiap sel darah merah

Zat besi : suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh. Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh.

Limpa : organ yang berlokasi pada kwadran kiri bagian atas dari perut tepat dibawah diafragma dan terlindung dibawah tulang-tulang rusuk kiri bagian bawah.


(1)

1.3 Tujuan Perancangan

Mengenalkan penyakit Thalassaemia kepada masyarakat luas juga cara pencegahan penyakit Thalassaemia. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara diperlukan pemeriksaan laboratorium sedini mungkin agar Thalassaemia Minor dapat terdeteksi sejak dini sehingga pada saatnya seorang individu mencari pasangan, mereka dapat mendapatkan pasangan yang tidak membawa kemungkinan untuk anak mereka menderita Thalassaemia Mayor.

Dengan adanya kampanye ini diharapkan bermanfaat untuk keluarga di Indonesia agar mereka sebisa mungkin melakukan pencegahan dari penyakit ini. Dengan adanya pencegahan ini keluarga Indonesia akan menjadi keluarga yang sehat dan bahagia.

Kampanye yang dilakukan melalui berbagai macam media, diantaranya media cetak, media elektronik, media luar ruang, media pers tercetak, media lalu lintas, media cinderamata, dan media tersamar.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data diambil dari instansi pemerintah Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang Bandung, Klinik Thalassaemia di Rumah Sakin Hasan Sadikin Bandung, dokter, surat kabar, internet, buku, dan majalah.

Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah pengumpulan dan penganalisaan data. Ada beberapa macam metode yang digunakan yaitu :

Observasi

Observasi dilakukan dengan mengunjungi Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang Bandung sebagai institusi untuk penderita maupun orang tua penderita mencari informasi ataupun meminta pertolongan. Selain itu, observasi pun dilakukan pada Klinik Thalassaemia Rumah Sakit Hasan Sadikin. Di Bandung, hanya Rumah Sakit Hasan Sadikin yang menangani secara khusus penderita Thalassaemia. Di sana pun terdapat ruangan khusus bagi penderita Thalassaemia.


(2)

Wawancara

Melakukan wawancara dengan dokter yang menangani langsung penderita Thalassaemia dan wakil ketua Yayasan Thalassaemia Indonesia cabang Bandung.

Studi Pustaka

Mempelajari seluk beluk mengenai penyakit ini dengan buku literatur yang berhubungan dengan kedokteran, majalah, koran, dan internet.

Kuesioner

Membagikan kuesioner kepada masyarakat untuk mengetahui wawasan mereka tentang penyakit ini.


(3)

1.5 Skema Perancangan

Thalassaemia

Latar Belakang

• Penderita Penyakit Thalassemia Meningkat

• Setiap tahun penderita bertambah

• Ada kemungkinan angka penderita semakin tinggi

• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Thalassaemia

• Sosialisasi penyakit ini belum berjalan dengan baik

Rumusan Masalah

• Bagaimana memberitahu masyarakat mengenai penyakit Thalassaemia sebagai salah satu penyakit yang harus diwaspadai?

• Bagaimana menyampaikan cara pencegahan penyakit Thalassaemia?

Tujuan Perancangan

• Mengenalkan Thalassaemia kepada masyarakat melalui Kampanye

• Mencegah meningkatnya penderita Thalassaemia Thalassaemia Mayor

Penyakit keturunan dimana sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120

hari), sehingga penderita akan mengalami anemia

Thalassaemia Trait

Meninggal dunia pada usia muda (1tahun)

bagi masyarakat golongan bawah

Bertahan hidup dengan transfusi darah dan minum obat seumur hidup dengan biaya

sangat tinggi Kemungkinan menimbulkan Thalassaemia mayor kepada keturunannya Setiap akan menikah harus memastikan pasangan tidak menderita Thalassaemia Trait


(4)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Fakta membuktikan bahwa banyak orang yang tidak mengetahui mengenai penyakit Thalassaemia Mayor. Padahal penyakit ini sangat perlu diketahui oleh para remaja khususnya mahasiswa yang akan melanjutkan kehidupannya ke depan nanti. Kurangnya sosialisasi mengenai penyakit ini menjadi halangan bagi masyarakat untuk mengetahui pencegahan yang paling efektif. Oleh Karena itu, dibuatlah sebuah kampanye yang terencana dan menarik agar masyarakat mengetahui bahwa Thalassaemia Mayor merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai.

Penyampaian cara pencegahan penyakit Thalassaemia adalah dengan diadakan kampanye dalam tiga tahap, yaitu tahap conditioning, tahap informing, dan tahap reminding dengan menggunakan media below the line dan above the line. Dalam perancangan tersebut terdapat juga acara, yaitu seminar dan event dengan mengundang duta Thalassaemia, yaitu Sherina Munaf agar lebih menarik perhatian masyarakat. Kampanye dilakukan untuk mengajak target market agar memeriksakan darahnya supaya diketahui apakah memiliki gen pembawa Thalassaemia. Dengan adanya kampanye ini diharapkan masyarakat waspada dengan penyakit ini dan agar penderita penyakit Thalassaemia Mayor berkurang.

5.2 Saran

Sebaiknya  pemerintah  lebih  memperhatikan  mengenai  penanganan  penyakit  keturunan,  diantaranya  adalah  Thalassaemia  Mayor.  Lembaga  terkait  juga  sebaiknya  lebih  menjalankan  perannya  sebagai  instansi  yang  peduli  mengenai  penyakit  ini  dengan  lebih  giat  mempublikasikan  pencegahan  penyakit  Thalassaemia Mayor dengan kampanye dan penyuluhan. 


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sayre, Shay. 2002. Campaign Planner for Promotion and IMC. California: Thomson Learning-South Western.

Venus, Antar. 2010. Manajemen Kampanye. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Sadikin, Muhammad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.

Indonesia, Yayasan Thalassaemia. 2009. Thalassaemia Apakah itu? Mengapa terjadi? Bagaimana mencegahnya? Jakarta : Yayasan Thalassaemia Indonesia.

http://www.inilah.com/berita_print.php?id25574 http://www.pikiranrakyat.com


(6)

DAFTAR ISTILAH

Thalassaemia : sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin (komponen darah).

Anemia : adanya penurunan sirkulasi jumlah sel darah merah. Anemia dapat terjadi akibat produksi sel darah merah oleh sumsum tulang berkurang atau tingginya penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi.

Haemoglobin : pigmen merah yang memberikan warna merah yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah. Secara fungsi, hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh.

Gen globin : sepasang gen yang mengontrol pembentukan haemoglobin pada setiap sel darah merah

Zat besi : suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh. Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dan mengantarkannya ke jaringan tubuh.

Limpa : organ yang berlokasi pada kwadran kiri bagian atas dari perut tepat dibawah diafragma dan terlindung dibawah tulang-tulang rusuk kiri bagian bawah.