Pengaruh Pajanan Debu Batubara Terhadap Terjadinya Pneumokoniosis (Studi Pustaka).

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PENGARUH PAJANAN DEBU BATUBARA TERHADAP TERJADINYA PNEUMOKONIOSIS Lilia Mahendra, 2006 Pembimbing I : July Ivone, dr., M.S

Pembimbing II: Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs, AIF Masalah kesehatan dan keselamatan pekerja di dunia dan Indonesia banyak dilupakan, sehingga masih sering terjadi penyakit yang diakibatkan oleh kerja, salah satu contohnya adalah pneumokoniosis pada penambang batubara. Insidensi pneumokoniosis cukup mengkhawatirkan, yaitu sekitar 6 per 100.000 penambang dan angka kematiannya dapat mencapai 1000 orang tiap tahunnya. Mengingat cukup tingginya insedensi dan angka kematiannya, maka resiko terserang penyakit paru akibat debu batubara cukup mengancam.

Coal Worker Pneumoconiosis adalah suatu penyakit pernafasan yang mengenai parenkim paru dan terjadi karena menghirup debu batubara dalam jangka panjang. Beratnya penyakit tergantung pada jumlah debu yang terinhalasi, lamanya pemaparan, dan kandungan karbon debu batubara. Berdasarkan beratnya penyakit, pneumokoniosis dibagi menjadi 2 kategori, yaitu simple (tidak bergejala dan tidak menimbulkan gangguan dalam pernafasan) dan complicated (bersifat progresif dan menimbulkan gangguan dalam pernafasan).

Mengingat cukup tingginya resiko terjadinya pneumokoniosis, maka perlu diketahui gejala penyakit, pencegahan, serta deteksi dini pneumokoniosis. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan penambangan secara basah, ventilasi yang cukup pada area penambangan, menggunakan alat pelindung diri, penyuluhan kepada pekerja mengenai bahaya pneumokoniosis. Kata kunci: batubara, pneumokoniosis.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE EFFECT OF THE EXPOSURE COAL DUST TOWARDS PNEUMOCONIOSIS

Lilia Mahendra, 2006 1st Tutor: July Ivone, dr., M.S

2nd Tutor: Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs, AIF

Problems of health and safety of worker in Indonesia and the world have become a concern. In many ways are still often forgotten, resulting illness that caused from the workplace. One of the examples is pneumoconiosis at coal worker. Pneumoconiosis incidents has been a worry that is 6 out of 100,000 coal worker could be affected and 1,000 miners still die each year. Considering the high level of incidents and mortality, therefore the risk to get lung disease caused by coal dust is a menace.

Coal Worker Pneumoconiosis is a respiratory disease which attacks the lung’s parenchyma and occurred when inhaling coal dust for prolonged periods. The dangers of the disease depend on the amount of inhalation coal dust, the duration of exposure, and the content of coal dust. Pneumoconiosis is divided into 2 category, that is simple (it doesn’t have symptoms and doesn’t cause problem in respiration) and complicated (progressive and cause problem in respiration). Considering the high risk of people could get pneumoconiosis, therefore it is important to know the symptoms, how to prevent it, and also early detection of pneumoconiosis. Preventive effort that can be done such as: conducting mining wetly, enough ventilation at the mining area, using personal protective equipment, counseling to worker regarding the danger of pneumoconiosis.


(3)

vi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1. Maksud ... 2

1.3.2. Tujuan ... 2

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5. Metodologi Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Batubara ... 4

2.1.1. Ciri Fisik dan Kimia Batubara ... 5

2.1.2. Klasifikasi Batubara ... 5

2.1.3. Kegunaan Batubara ... 6

2.1.4. Efek Berbahaya dari Batubara ... 6

2.1.5. Batas Pemaparan Debu Batubara ... 7

2.2. Paru-paru ... 8

2.2.1. Sistem Pernafasan ... 8

2.2.2. Anatomi Paru-paru ... 9

2.2.3. Struktur dan Fungsi Paru-paru ... 12

2.2.4. Sistem Pertahanan Paru ... 14

2.2.4.1. Mekanisme Nonimunologis ... 14

2.2.4.2. Mekanisme Imunologis ... 19

2.1.1. Deposisi dan Retensi Debu pada Paru-paru ... 20

2.3. Pneumokoniosis ... 24

2.3.1. Klasifikasi Pneumokoniosis ... 26

2.3.2. Coal Workers’ Pneumokoniosis (CWP) ... 27

2.3.2.1. Sejarah CWP ... 27

2.3.2.2. Klasifikasi CWP ... 30

2.3.2.3. Epidemiologi/ Insidensi/ Frekuensi... 31

2.3.2.4. Patofisiologi CWP ... 32

2.3.2.5. Mekanisme Patogenisitas Silika dan Batubara .. 33


(4)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.3.2.7. Diagnosa ... 36

2.3.2.8. Faktor Resiko ... 39

2.3.2.9. Komplikasi ... 39

2.3.2.10. Pengobatan ... 40

2.3.2.11. Prognosa ... 41

2.3.2.12. Diagnosa Banding ... 41

2.3.2.13. Rheumatoid Pneumoconiosis/ Caplan Syndrome pada penambang batubara ... 42

2.3.2.14. Silikosis pada Penambang Batubara ... 43

2.3.2.15. Kanker Paru-paru pada Penambang Batubara ... 43

BAB III PEMBAHASAN ... 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

4.1. Kesimpulan ... 55

4.2. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Deposisi Partikel


(6)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Organ respirasi ... 9

Gambar 2.2. Lobus pada Paru-paru ... 10

Gambar 2.3. Saluran pernafasan bawah ... 11

Gambar 2.4. Struktur alveolus ... 12

Gambar 2.5. Pneumokoniosis pada pekerja tambang batubara ... 29

Gambar 2.6. Makula batubara pada dinding Bronkiolus Respiratorius dengan fokal emfisema di sekeliling makula ... 30

Gambar 2.7. Nodul berbentuk stelat di sekeliling Bronkiolus Respiratorius dengan lebih banyak kolagen dan sedikit partikel debu batubara... 31

Gambar 2.8. Lesi silikosis pada penambang batubara ditunjukkan dengan adanya nodul silika dengan pusat amorf yang dikelilingi serat kolagen yang tersusun konsentris dan debu batubara ... 43

Gambar 3.1. Respirator sekali pakai ... 50

Gambar 3.2. Respirator separuh masker ... 51

Gambar 3.3. Respirator seluruh muka ... 51

Gambar 3.4. Respirator berdaya ... 52

Gambar 3.5. Respirator topeng muka ... 52

Gambar 3.6. Alat saluran udara segar ... 53

Gambar 3.7. Alat pipa udara bertekanan ... 53


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai salah satu organ vital, paru-paru memiliki peran atau fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti halnya bernafas. Kebutuhan akan oksigen mengakibatkan tidak sedikit upaya yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi paru-paru. Walaupun demikian, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkan. Sebagai salah satu contohnya adalah masalah pekerjaan. Kurangnya pengetahuan akan dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan tersebut masih menjadi kendala.

Disamping itu, masalah keselamatan dan kesehatan para pekerja di Indonesia dan dunia banyak dilupakan. Baik itu pekerja di kantoran, pabrik, apalagi pertambangan, sangat membutuhkan apa yang disebut dengan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Terutama para pekerja tambang, dimana setiap jam dalam rutinitasnya sehari-hari, semakin meningkatkan resiko untuk terkena penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan pekerjaan mereka, yang sering disebut work related disease atau occupational disease.

Lebih spesifik lagi yang akan dibicarakan disini ialah kejadian pneumokoniosis yang banyak ditemukan pada pekerja di tambang batubara. Sangat logis memang, karena sehari-harinya para pekerja tersebut menghirup partikel debu batubara, dan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Istilah pneumokoniosis atau yang lebih dikenal dengan sebutan paru-paru hitam pertama kali digunakan di Inggris pada tahun 1942. Sedangkan di West Virginia, Amerika Serikat istilah ini digunakan mulai tahun 1960. Sebelum istilah ini mulai lazim dikenal, pneumokoniosis sering diduga sebagai penyakit asma karena memiliki gejala yang sama dengan asma yaitu nafas yang pendek. Selain itu, gejala batuk kronis dari pneumokoniosis tidak jarang membuat penyakit ini disalahartikan sebagai gejala dari cigarette smoking (Presley, 2006).


(8)

Universitas Kristen Maranatha 2

Menurut data statistik dan epidemiologi dunia, insidensi pneumokoniosis cukup mengkhawatirkan, yaitu sekitar 6 per 100.000 penambang (General Health Encyclopedia, 2006; Wikipedia, 2006), sedangkan angka kematiannya dapat mencapai 1.000 orang setiap tahunnya (Sherman, 2003). Mengingat cukup tingginya angka insiden dan kematiannya, serta cukup banyaknya tambang batubara di Indonesia terutama di Kalimantan Selatan, maka resiko terserang penyakit paru akibat debu batubara cukup mengancam. Oleh karena itu, pengetahuan tentang dampak debu batubara sangat diperlukan untuk dapat mengenali kelainan yang timbul dan melakukan usaha pencegahan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).

1.2. Identifikasi Masalah

a. Bagaimana patogenesis pneumokoniosis akibat debu batubara.

b. Bagaimana cara mencegah terjadinya pneumokoniosis akibat pajanan debu batubara.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

1.3.1. Maksud:

Mengurangi insidensi pneumokoniosis akibat menghirup partikel debu batubara.

1.3.2.Tujuan:

a. Mengetahui efek-efek yang ditimbulkan akibat pemaparan debu batubara.


(9)

Universitas Kristen Maranatha 3

c. mengetahui cara pencegahan pneumokoniosis pada penambang batubara.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

a. Mendeteksi secara dini kemungkinan pneumokoniosis pada penambang batubara.

b. Menurunkan angka kejadian pneumokoniosis yang terjadi akibat inhalasi debu batubara.

c. Menambah pengetahuan pembaca.

1.5. Metodologi Penelitian


(10)

56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Alberta Workplace Health and Safety. 2004. Coal dust in the workplace. http://www.gov.ab.ca/hre/whs/publication/pdf. 7 September 2006.

American Lung Association. 2006. The human lung stucture and function. http://usd316.k12.ks.us/projectfolder/Altman/lungs.html. 26 Oktober 2006. Anies. 2005. Penyakit akibat kerja. Jakarta: Gramedia. h.70, 73-74.

Anonimus I. 2006. What is coal?.

http://lsa.colorado.edu/summarystreet/texts/coal.htm. 28 Agustus 2006.

Anonimus II. 2006. Respiratory system. http://www.cayuga-cc.edu/people/facultypages/greer/biol204/resp3/resp3.html. 26 Oktober 2006.

Blaivas A.J. 2005. Coal worker’s pneumokoniosis.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000130.htm. 28 Agustus 2006.

Brain J.D. 1980a. Deposition and retention of dusts in the lungs. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.621.

_______1980b. Nonimmunologic defense mechanisms. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.633-638.

_______1980c. Immunologic defense mechanisms. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.640-644.

British Lung Foundation. 2005. Occupational lung disease. http://www.lunguk.org/occupational-lung-disease.asp?dis=22. 22 November 2006.

Canadian Centre for Occupational Health and Safety. 1999. What are the factors influencing where particulates are deposited?. http://www.ccohs.ca/oshanswers/chemicals/how_do.html. 2 November 2006. Casey M.P. 1980. Caplan syndrome. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease


(11)

Universitas Kristen Maranatha 57

Castranova V., Vallyathan V. 2000. Silicosis and coal workers' pneumoconiosis.

http://ehpnet1.niehs.nih.gov/docs/2000/suppl-4/675-684castranova/abstract.html. 28 Agustus 2006.

Danielle R.P. 1980. Immune defenses of the lung. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.624, 626-628.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Warga Kalimantan Selatan

terserang penyakit paru-paru hitam.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=804 &ltemid=2. 10 Mei 2006.

General Health Encyclopedia. 2006. Coal worker pneumoconiosis. http://www.anamai.moph.go.th/mhc/top. 10 Mei 2006.

Guyton dan Hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 9. Jakarta: EGC. h.29-30, 546, 548, 609-610

IOWA Department of Public Health. 2004. Coal worker pneumoconiosis. http://www.idph.state.ia.us/adper/common/pdf/epi_manual/coal_worker.pdf. 5 Agustus 2006.

Jedynak A.R. 2006. Silicosis and coal worker pneumoconiosis. http://www.emedicine.com/RADIO/topic637.htm. 28 Agustus 2006.

Ladau J. 1990. Occupational medicine. USA: Appleton and Lange. p.231-232 Lloyd S. 2006. How do particle get into the lung and air passages.

http://lungdiseases.about.com/od/generalinformation1/ss/resp_sys_tour.htm. 2 November 2006.

National Institute for Occupational Safety and Health. 2002. Pneumoconiosis. http://www.cdc.gov/niosh/topics/pneumoconioses/. 5 Agustus 2006.

Occupational Safety and Health Administration. 2006. Occupational safety and health guideline for coal dust (less than 5 percent SiO2).

http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/coaldust-less5percentsio2/recognition.html. 7 September 2006.

Presley Christal. 2006. Black death.

http://athena.english.vt.edu/~appalach/stupages/bdeath.htm. 5 Agustus 2006.

Richards J.E. Coal worker’s pneumoconiosis.

http://www.emedicine.com/med/topic398.htm. 10 Mei 2006.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 58

Sherman P. 2003. US: new coal dust standards mean increased black lung for

miners. http://www.wsws.org/articles/2003/jun2003/coal-j25.shtml. 2 November 2006.

Snell R.S. 1997. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian 1, edisi 3. Jakarta: EGC. h.95-97

Suma’mur P.K. 1996. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. h.126, 132

Turkington C.A. 2002. Black lung disease.

http://www.healthatoz.com/healthatoz/Atoz/ency/black_lung_disease.jsp. 5 Agustus 2006.

United Mine Workers of America. 2006. Black Lung.

http://www.umwa.org/blacklung/blacklung.shtml. 5 Agustus 2006.

Weibel E.R. 1980. Structure and function of the lung. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.254, 256

Weill H., Ziskind M.M. 1980. Occupational pulmonary diseases. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.754

John B. West. 2004. Respiratory physiology the essentials, 7th ed. Pennysylvania: Lippincott Williams and Wilkins. p.1, 2, 10

WHO.1999. Hazard prevention and control in the work environment: airborne dust.

http://www.who.int/peh/Occupational_health/OCHweb/OSHpages/OSHDocu ments/Dust/PACE/C.%20Chapter%201%20to%206.pdf#search='deposition% 20and%20retention%20dust%20in%20lung'. 8 November 2006.

Wikipedia. 2006. Coal. http://en.wikipedia.org/wiki/Coal_dust. 7 September 2006.

Wikipedia. 2006. Paru-paru hitam. http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru_Hitam. 5 Agustus 2006.


(1)

1 Universitas Kristen Maranatha PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai salah satu organ vital, paru-paru memiliki peran atau fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti halnya bernafas. Kebutuhan akan oksigen mengakibatkan tidak sedikit upaya yang dilakukan untuk mempertahankan fungsi paru-paru. Walaupun demikian, sering kali kita dihadapkan pada situasi yang tidak memungkinkan. Sebagai salah satu contohnya adalah masalah pekerjaan. Kurangnya pengetahuan akan dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan tersebut masih menjadi kendala.

Disamping itu, masalah keselamatan dan kesehatan para pekerja di Indonesia dan dunia banyak dilupakan. Baik itu pekerja di kantoran, pabrik, apalagi pertambangan, sangat membutuhkan apa yang disebut dengan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Terutama para pekerja tambang, dimana setiap jam dalam rutinitasnya sehari-hari, semakin meningkatkan resiko untuk terkena penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan pekerjaan mereka, yang sering disebut work related disease atau occupational disease.

Lebih spesifik lagi yang akan dibicarakan disini ialah kejadian pneumokoniosis yang banyak ditemukan pada pekerja di tambang batubara. Sangat logis memang, karena sehari-harinya para pekerja tersebut menghirup partikel debu batubara, dan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Istilah pneumokoniosis atau yang lebih dikenal dengan sebutan paru-paru hitam pertama kali digunakan di Inggris pada tahun 1942. Sedangkan di West Virginia, Amerika Serikat istilah ini digunakan mulai tahun 1960. Sebelum istilah ini mulai lazim dikenal, pneumokoniosis sering diduga sebagai penyakit asma karena memiliki gejala yang sama dengan asma yaitu nafas yang pendek. Selain itu, gejala batuk kronis dari pneumokoniosis tidak jarang membuat penyakit ini disalahartikan sebagai gejala dari cigarette smoking (Presley, 2006).


(2)

Menurut data statistik dan epidemiologi dunia, insidensi pneumokoniosis cukup mengkhawatirkan, yaitu sekitar 6 per 100.000 penambang (General Health Encyclopedia, 2006; Wikipedia, 2006), sedangkan angka kematiannya dapat mencapai 1.000 orang setiap tahunnya (Sherman, 2003). Mengingat cukup tingginya angka insiden dan kematiannya, serta cukup banyaknya tambang batubara di Indonesia terutama di Kalimantan Selatan, maka resiko terserang penyakit paru akibat debu batubara cukup mengancam. Oleh karena itu, pengetahuan tentang dampak debu batubara sangat diperlukan untuk dapat mengenali kelainan yang timbul dan melakukan usaha pencegahan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005).

1.2. Identifikasi Masalah

a. Bagaimana patogenesis pneumokoniosis akibat debu batubara.

b. Bagaimana cara mencegah terjadinya pneumokoniosis akibat pajanan debu batubara.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

1.3.1. Maksud:

Mengurangi insidensi pneumokoniosis akibat menghirup partikel debu batubara.

1.3.2.Tujuan:

a. Mengetahui efek-efek yang ditimbulkan akibat pemaparan debu batubara.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 3

c. mengetahui cara pencegahan pneumokoniosis pada penambang batubara.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

a. Mendeteksi secara dini kemungkinan pneumokoniosis pada penambang batubara.

b. Menurunkan angka kejadian pneumokoniosis yang terjadi akibat inhalasi debu batubara.

c. Menambah pengetahuan pembaca.

1.5. Metodologi Penelitian


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alberta Workplace Health and Safety. 2004. Coal dust in the workplace. http://www.gov.ab.ca/hre/whs/publication/pdf. 7 September 2006.

American Lung Association. 2006. The human lung stucture and function. http://usd316.k12.ks.us/projectfolder/Altman/lungs.html. 26 Oktober 2006. Anies. 2005. Penyakit akibat kerja. Jakarta: Gramedia. h.70, 73-74.

Anonimus I. 2006. What is coal?.

http://lsa.colorado.edu/summarystreet/texts/coal.htm. 28 Agustus 2006.

Anonimus II. 2006. Respiratory system. http://www.cayuga-cc.edu/people/facultypages/greer/biol204/resp3/resp3.html. 26 Oktober 2006. Blaivas A.J. 2005. Coal worker’s pneumokoniosis.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000130.htm. 28 Agustus 2006.

Brain J.D. 1980a. Deposition and retention of dusts in the lungs. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.621.

_______1980b. Nonimmunologic defense mechanisms. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.633-638.

_______1980c. Immunologic defense mechanisms. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.640-644.

British Lung Foundation. 2005. Occupational lung disease. http://www.lunguk.org/occupational-lung-disease.asp?dis=22. 22 November 2006.

Canadian Centre for Occupational Health and Safety. 1999. What are the factors

influencing where particulates are deposited?.

http://www.ccohs.ca/oshanswers/chemicals/how_do.html. 2 November 2006. Casey M.P. 1980. Caplan syndrome. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease


(5)

Universitas Kristen Maranatha 57

Castranova V., Vallyathan V. 2000. Silicosis and coal workers' pneumoconiosis.

http://ehpnet1.niehs.nih.gov/docs/2000/suppl-4/675-684castranova/abstract.html. 28 Agustus 2006.

Danielle R.P. 1980. Immune defenses of the lung. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.624, 626-628.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Warga Kalimantan Selatan

terserang penyakit paru-paru hitam.

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=804 &ltemid=2. 10 Mei 2006.

General Health Encyclopedia. 2006. Coal worker pneumoconiosis. http://www.anamai.moph.go.th/mhc/top. 10 Mei 2006.

Guyton dan Hall. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 9. Jakarta: EGC. h.29-30, 546, 548, 609-610

IOWA Department of Public Health. 2004. Coal worker pneumoconiosis. http://www.idph.state.ia.us/adper/common/pdf/epi_manual/coal_worker.pdf. 5 Agustus 2006.

Jedynak A.R. 2006. Silicosis and coal worker pneumoconiosis. http://www.emedicine.com/RADIO/topic637.htm. 28 Agustus 2006.

Ladau J. 1990. Occupational medicine. USA: Appleton and Lange. p.231-232 Lloyd S. 2006. How do particle get into the lung and air passages.

http://lungdiseases.about.com/od/generalinformation1/ss/resp_sys_tour.htm. 2 November 2006.

National Institute for Occupational Safety and Health. 2002. Pneumoconiosis. http://www.cdc.gov/niosh/topics/pneumoconioses/. 5 Agustus 2006.

Occupational Safety and Health Administration. 2006. Occupational safety and health guideline for coal dust (less than 5 percent SiO2).

http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/coaldust-less5percentsio2/recognition.html. 7 September 2006.

Presley Christal. 2006. Black death.

http://athena.english.vt.edu/~appalach/stupages/bdeath.htm. 5 Agustus 2006.

Richards J.E. Coal worker’s pneumoconiosis.

http://www.emedicine.com/med/topic398.htm. 10 Mei 2006.


(6)

Sherman P. 2003. US: new coal dust standards mean increased black lung for

miners. http://www.wsws.org/articles/2003/jun2003/coal-j25.shtml. 2 November 2006.

Snell R.S. 1997. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian 1, edisi 3. Jakarta: EGC. h.95-97

Suma’mur P.K. 1996. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. h.126, 132

Turkington C.A. 2002. Black lung disease.

http://www.healthatoz.com/healthatoz/Atoz/ency/black_lung_disease.jsp. 5 Agustus 2006.

United Mine Workers of America. 2006. Black Lung. http://www.umwa.org/blacklung/blacklung.shtml. 5 Agustus 2006.

Weibel E.R. 1980. Structure and function of the lung. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.254, 256

Weill H., Ziskind M.M. 1980. Occupational pulmonary diseases. In: Fishman A.P. eds. Pulmonary disease and disorder. Pennysylvania: McGraw-Hill Book Company. p.754

John B. West. 2004. Respiratory physiology the essentials, 7th ed. Pennysylvania: Lippincott Williams and Wilkins. p.1, 2, 10

WHO.1999. Hazard prevention and control in the work environment: airborne dust.

http://www.who.int/peh/Occupational_health/OCHweb/OSHpages/OSHDocu ments/Dust/PACE/C.%20Chapter%201%20to%206.pdf#search='deposition% 20and%20retention%20dust%20in%20lung'. 8 November 2006.

Wikipedia. 2006. Coal. http://en.wikipedia.org/wiki/Coal_dust. 7 September 2006.

Wikipedia. 2006. Paru-paru hitam. http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru_Hitam. 5 Agustus 2006.