Mekanisme Pajanan Timbal Terhadap Infertilitas Pria (Studi Pustaka).

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

MEKANISME PAJANAN TIMBAL TERHADAP INFERTILITAS PRIA

Putri Christina Tiomasa P, 2006 Pembimbing I : July Ivone, dr.,MS Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr.,M.Kes

Kemajuan industri dan teknologi yang pesat memang mempermudah manusia di berbagai bidang kehidupannya. Namun tanpa disadari, hal tersebut juga membawa dampak negatif pada manusia dan lingkungan, berbagai macam zat polutan tidak jarang mempengaruhi kesehatan manusia. Timbal merupakan salah satu zat yang dapat menimbulkan efek toksik bagi manusia apabila terakumulasi berlebihan dalam tubuh.

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui cara kerja timbal terhadap sistem reproduksi pria. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh secara per inhalasi dan melalui saluran pencernaan. Berbagai macam efek toksik yang ditimbulkan antara lain terhadap saluran pencernaan, sistem hematopoietik, sistem saraf, ginjal, endokrin, dan sistem reproduksi. Pengaruh timbal pada sistem reproduksi pria terjadi melalui dua mekanisme utama. Pertama, timbal dapat menurunkan jumlah reseptor manosa sehingga sperma tidak mampu mengadakan reaksi akrosomal selain itu timbal juga dapat menyebabkan reaksi akrosomal prematur. Kedua, timbal akan bersaing dengan zinc untuk berikatan dengan protamin sehingga mengganggu stabilitas kromatin sperma yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan pria.

Mengingat hal tersebut, maka perlu dilakukan pencegahan baik di rumah maupun di tempat kerja. Upaya pencegahan di tempat kerja antara lain dengan melakukan pemeriksaan secara berkala, prosedur perlindungan diri, dan penyuluhan kepada pekerja mengenai bahaya pajanan timbal.


(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

MECHANISM OF LEAD EXPOSURE ON MALE INFERTILITY

Putri Christina Tiomasa P, 2006 1st Tutor : July Ivone, dr., MS 2nd Tutor : Sylvia Soeng, dr., M.Kes The enormous enhancement of industry and technology have given many benefits in human life, but at the other hand, these can also bring a negative effect to human and environment. Many kinds of toxic agents can influence human health, one of them is lead which can give a toxic effect if accumulate in human body.

The objective of this study is to identify the effect of lead on male reproductive system. Lead enters the human body through inhalation and digestive system. Many kind of toxic effects can influence the digestive system, hematopoietic system, nervous system, kidney, endocrine, and reproductive system. Lead can influence the male reproductive system through two mechanism. First, lead can decrease the amount of mannose receptor so the sperm is inable to undergo acrosome reaction; besides, it can also cause a premature acrosome reaction as well. Secondly, lead can compete with zinc in binding with protamine, so that it can interfere the sperm chromatin stability which is closely related to male fertility.

Regarding this, prevention is needed to be done at home and at the workplace as well. At the workplace, preventive efforts can be done by doing a blood test for lead concentration routinely, self protection procedure, and giving sufficient information to the workers about the harmful of lead exposure.


(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.6 Lokasi dan Waktu ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Timbal... 4

2.1.1 Sejarah Penggunaan Timbal... 4

2.1.2 Sumber Pajanan ... 6

2.1.3 Batas Pajanan Timbal ... 8

2.1.4 Epidemiologi ... 8

2.1.5 Kelompok yang Berisiko ... 10

2.1.6 Farmakokinetika Timbal ... 11

2.1.6.1 Absorpsi ... 11

2.1.6.2 Distribusi... 12

2.1.6.3 Ekskresi... 13

2.1.7 Toksikologi dan Efek Klinis Timbal ... 13

2.1.7.1 Toksikologi ... 13

2.1.7.2 Efek Klinis ... 13

2.1.8 Evaluasi Laboratorium... 17

2.1.9 Penatalaksanaan... 18

2.1.9.1 Keracunan Akut ... 18

2.1.9.2 Keracunan Kronik ... 19

2.1.10 Prognosis ... 19

2.1.11 Pengendalian ... 19

2.1.12 Pencegahan... 19

2.2 Sistem Reproduksi Pria ... 19

2.2.1 Testis ... 21

2.2.1.1 Spermatogenesis... 22


(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

2.2.2 Saluran Kelamin ... 25

2.2.3 Kelenjar Tambahan... 26

2.2.4 Penis... 27

2.3 Analisis Semen... 28

2.4 Infertilitas Pria ... 32

2.4.1 Faktor Penyebab Infertilitas Pria ... 33

2.5 Penelitian-penelitian... 36

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Upaya Pencegahan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47


(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Nilai normal analisis semen menurut WHO 1992 ... 31 Tabel 2.2 Perbandingan nilai normal dan patologis analisis semen ... 32


(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Timbal ... 4

Gambar 2.2 Sumber-sumber pajanan timbal... 7

Gambar 2.3 Anatomi sistem reproduksi pria ... 20

Gambar 2.4 Spermatogenesis ... 24

Gambar 2.5 Spermatozoa ... 25

Gambar 2.6 Reaksi akrosomal... 37


(7)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 2.1 Distribusi kadar timbal darah menurut bidang pekerjaan

di Amerika Serikat... 9 Diagram 2.2 Hasil pemeriksaan kadar timbal darah menurut ABLES

1995-2002 di Amerika Serikat ... 10 Diagram 2.3 Jumlah kadar timbal darah berdasarkan usia dan jenis kelamin .. 11


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, kehidupan manusia sangat tergantung dengan kecanggihan teknologi dan produk-produk perindustrian yang ada. Manusia begitu terbantu dengan hasil-hasil tersebut dan selalu berusaha menghasil-hasilkan penemuan-penemuan baru sehingga kehidupan perindustrian dan teknologi seakan-akan tak ada henti-hentinya. Namun tanpa disadari, banyak juga dampak negatif yang ditimbulkan misalnya limbah industri yang mencemari air dan tanah, debu industri yang membahayakan para pekerja, asap kendaraan dan pabrik yang seringkali juga menyulitkan manusia. Berbagai zat polutan terkandung di dalamnya dan dengan didukung frekuensi pajanan yang cukup sering maka akan mengganggu kesehatan manusia.

Lebih spesifik lagi yang akan dibicarakan disini ialah pajanan terhadap timbal. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering terpajan timbal baik di rumah, lingkungan di luar rumah maupun di tempat kerja. Untuk lebih mengetahui tingkat pencemaran oleh timbal sebagai contoh yaitu pajanan timbal melalui asap kendaraan. Masyarakat umumnya mempergunakan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi pribadi, tetapi ada juga yang memanfaatkannya sebagai sumber mata pencaharian atau untuk keperluan niaga. Asap yang dikeluarkan melalui knalpot mengandung berbagai zat polutan yang berbahaya dan dengan didukung oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini tingkat pencemaran udara menjadi cukup tinggi.

Political and Economic Risk Consultancy Ltd (PERC) memasukkan Indonesia dalam urutan ke-5 negara tercemar, setelah India, Cina, Vietnam, dan Filipina (Hery Suyono, 2001). Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor yang mengandung antara lain timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia (Ox)


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha (WALHI, 2004). Penggunaan bensin bertimbal memang sudah dilarang secara nasional oleh pemerintah sejak tahun 2001 namun kenyataannya sampai tahun 2006 baru dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Batam, dan Bali sehingga sebagian besar wilayah Indonesia belum terbebas dari bensin bertimbal (Imy, 2006).

Ambang batas timbal di udara yang ditetapkan oleh WHO adalah 0,5 g/m3, Bandung merupakan kota ke-2 dengan tingkat pencemaran timbal yang cukup tinggi (2 – 3,5 g/m3) setelah Makassar (9 g/m3). Kadar timbal di beberapa daerah padat lalu lintas di Bandung terbukti melampaui ambang batas, misalnya di Alun – Alun kadar timbalnya 0,6 – 2,4 g/m3, Jalan Merdeka 1,57 g/m3, dan Jalan Ganesha 0,97 g/m3 (Endang Sukendar dan Ida Farida, 2005).

Efek yang ditimbulkan dari pajanan timbal dalam jangka waktu lama antara lain kelainan jantung dan ginjal, hipertensi, anemia, kanker, dan stroke (Sarie Febriane, 2004). Selain itu, pada ibu hamil dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak janin, memicu cacat pada janin bahkan abortus spontan, sedangkan pada anak – anak dapat mengganggu sistem saraf dan otak, menurunkan IQ, mempengaruhi perilaku, menyebabkan timbulnya gejala autis hingga kematian dini (Sarie Febriane, 2004; Imy, 2006). Menurut dr. Muhamad Khidri Alwi, peneliti dari FKM UMI, kandungan timbal di atas 40 g/dl dalam darah pria dewasa dapat secara langsung menurunkan jumlah, volume, dan gerakan sperma (Imy, 2006).

Berdasarkan uraian di atas mengenai bahaya pajanan timbal dan pengaruhnya terhadap kesehatan, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih lanjut tentang efek toksik timbal. Mengingat bidang pekerjaan yang sering terpajan oleh timbal sebagian besar dilakukan kaum pria, dalam karya tulis ini akan dibahas pengaruh pajanan timbal terhadap infertilitas pria.

1.2 Identifikasi Masalah


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan karya tulis ini yaitu untuk mengurangi angka kejadian infertilitas pada pria akibat pajanan terhadap timbal.

Tujuan karya tulis ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana cara timbal masuk ke dalam tubuh. 2. Mengetahui cara kerja timbal terhadap sistem reproduksi pria.

3. Mengetahui kelompok yang berisiko tinggi terhadap pengaruh timbal.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis :

Memberikan informasi mengenai mekanisme timbal terhadap infertilitas pria. Manfaat praktis :

Meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama yang berisiko tinggi, akan bahaya timbal sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan sedini mungkin.

1.5 Metodologi Penelitian

Metode dari penulisan ini adalah studi pustaka.

1.6 Lokasi dan Waktu


(11)

46 Universitas Kristen Maranatha BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Pajanan timbal mempunyai peranan dalam terjadinya infertilitas pria.

2. Efek timbal terhadap infertilitas pria dapat melalui dua mekanisme utama. Pertama, timbal dapat menurunkan jumlah reseptor manosa sehingga sperma tidak mampu mengadakan reaksi akrosomal selain itu timbal juga dapat menyebabkan reaksi akrosomal prematur. Kedua, timbal akan bersaing dengan zinc untuk berikatan dengan protamin sehingga mengganggu stabilitas kromatin sperma.

4.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana timbal dapat menyebabkan infertilitas pria agar teori yang didapat lebih akurat.

2. Perlu dilakukan deteksi dini sebagai langkah awal pencegahan infertilitas pada pria akibat pajanan timbal.

3. Perlu dilakukan pengukuran kadar timbal udara secara berkala agar tetap terkontrol dan dalam batas normal.

4. Perlu dilakukan pemeriksaan kadar timbal darah secara berkala pada kelompok berisiko tinggi.

5.Perlu adanya kerjasama antara perusahaan dengan pemerintah dalam pelaksanaan undang-undang keselamatan kerja.


(12)

47 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

ABLES. 2003. Lead poisoning for adults.

http://www.odh.ohio.gov/odhPrograms/hprr/1_adult/1_adult1.aspx, November 8th, 2006.

ADAM. 2006. Infertility in men.

http://www.mercydesmoines.org/ADAM/WellConnected/articles/000067.asp, July 16th, 2006.

Akmal Taher. 2004. Pria sebagai penyebab sulit punya anak. http://www.balita- anda.indoglobal.com/priapenyebab.html, 21 Agustus 2006.

Amador A.G. 1999. Semen analysis in humans. http://www.il-st-acad-sci.org/androll.html, November 8th, 2006.

ANSCI. 2006. Pathways of lead from the environment to man, and body disposition of lead.

http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/lead/lead1.gif, January 2nd, 2007.

Anonimus I. 2006. Lead in history. http://www.corrosion-doctors.org/Elements-Toxic/Lead.htm, 31st August 2006.

Anonimus II. 2003. Polusi udara merusak sperma. http://www.astaga.com/hidup-gaya/index.php?cat=162&id=64867, 16 Agustus 2006.

Anonimus III. 2003. Lead levels linked to male infertility. http://www.freerepublic.com/focus/f-news/841654/posts, May 7th, 2006.

Bhattacharya S. 2003. Lead may cause mystery male infertility. http://www.newscientist.com/article.ns?id=dn3363, May 28th, 2006.

Benoff S., Centola G.M., Millan C., Napolitano B., Marmar J.L., Hurley I.R. 2003. Increased seminal plasma lead levels adversely affect the fertility potential of sperm in IVF.

http://www.humrep.oxfordjournals.org/cgi/content/full/18/2/374, June 1st, 2006.


(13)

48

Universitas Kristen Maranatha Bonde J.P., Joffe M., Apostoli P., Dale A., Kiss P.,Spano M., et al. 2002. Sperm count and chromatin structure in men exposed to inorganic lead : lowest adverse effect levels. http://oem.bmjjournals.com/cgi/content/full/59/4/234, May 16th, 2006.

Bonde J.P., Apostoli P. 2005. Any need to revisit the male reproductive toxicity of lead? http://oem.bmjjournals.com/cgi/content/full/62/1/2, May 7th, 2006.

Callaway J.R. 2006. Infertility site.

http://www.bellaonline.com/articles/art29799.asp, November 8th, 2006.

Campana A. 2003. Semen analysis.

http://www.gfmer.ch/Endo/PGC_network/Semen_analysis_rrumbullaku.htm, November 8th, 2006.

Caroline Wijaya. 1993. Deteksi dini penyakit akibat kerja. Jakarta: EGC. h. 86-92

CPCS and Regents. 2000. Lead poisoning.

http://www.calpoison.org/public/lead.html, September 31st, 2006.

CSIRO. 2002. Lead. http://www.minerals.csiro.au/safety/lead.htm, September 31st, 2006.

De Rosa M., Zarrilli S., Paesano L., Carbone U., Boggia B., Petretta M., et al. 2003. Traffic pollutants affect fertility in men. http://humrep.oxfordjournals.org/cgi/content/full/18/5/1055, Juni 1st, 2006.

Disctarra. 2000. Infertilitas pria.

http://www.disctarra.com/developer/news_info.asp?news_id=29761, 5 September 2006.

Endang Sukendar, Ida Farida. 2005. Ancaman logam maut dari jalanan. http://www.gatra.com/versi cetak.php?id=53487, 28 Mei 2006.

Gagnon S. 2006. Lead. http://education.jlab.org/itselemental/ele082.html, August 25th, 2006.

Grayson C.E. 2003. Fertility test for men.


(14)

49

Universitas Kristen Maranatha Greene A. 2002. Introduction. http://www.drgreene.com/21_1132.html, October

31st, 2006.

Guyton and Hall. 1997. Fungsi reproduksi dan hormonal pria (dan kelenjar pineal). Dalam: Irawati Setiawan,ed. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 9. Jakarta: EGC. h. 1265-9.

Hermawanto dan Hadiwidjaja. 2002. Analisis sperma pada infertilitas pria. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/102002/pus-3.htm, 5 September 2006.

Hery Suyono.2001. Awas! Setan gentayangan di udara. http://www.indomedia.com/intisari/2001/juli/khas_airdanudara.htm, 24 Maret 2006.

Imy. 2006. Bensin timbal terus mengancam.

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=241179&kat_id=13, 28 Mei 2006.

La Dau J. 1990. Occupational medicine. USA: Appleton & Lange. p. 306-10

Lenntech. 2006. Lead. http://www.lenntech.com/Periodic-chart-elements/Pb-en.htm, August 25th, 2006.

Levy B.S., Wegman D.H. 2000. Occupational health recognizing and preventing work related diseases and injury, 4th edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. p.291

Mayo Clinic. 2001. Lead poisoning.

http://www.cnn.com/HEALTH/library/FL/00068.html, October 31st, 2006.

McConnell H. 2003. Lead in seminal plasma should be measured in infertility testing.

http://www.docguide.com/news/content.nsf/news/8525697700573E1885256C C400578058, August 25th, 2006.

Medicastore. 2003. Masalah kesehatan pria. . http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=18&iddtl=872, 25 Agustus 2006.

Naha N., Chowdury A.R. 2005. Toxic effect of lead on human spermatozoa: a study among pigment factory workers.


(15)

50

Universitas Kristen Maranatha http://www.ijoem.com/article.asp?issn=00195278;year=2005;volume=9;issue =3;spage=118;epage=123;aulast=Naha, May 16th, 2006.

NSC. 2005. Lead poisoning. http://www.nsc.org/library/facts/lead.htm, January 2nd, 2007.

Occupational Illnesses and Injuries. 2006. Adult blood lead epidemiology and surveillance program. http://www.epi.state.nc.us/epi/oii/ables.html, November 8th, 2006.

Ownby C. 1999. Spermatogenesis.

http://www.cvm.okstate.edu/instruction/mm_curr/histology/MR/HiMRP4.htm , August 25th, 2006.

Probert Encyclopedia. 2006. http://www.probertencyclopedia.com/HG.HTM, October 31st, 2006.

Richardson D. 1997. Nucleosome.

http://www.utexas.edu/courses/zoo325/nuclsome.gif, January 19th, 2007.

Roscoe R.J., Graydon J.R. 2006. Adult blood lead epidemiology and surveillance-united states 2003-2004.

http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5532a2.htm, November 8th, 2006.

Sarie Febriane. 2004. Menghirup “racun” di kota pelesiran. http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0404/16/jabar/972784.htm, 28 Mei 2006.

Shiau C.Y., Wang J.D., Chen P.C. 2004. Decreased fecundity among male lead workers. http://oem.bmjjournals.com/cgi/content/full/61/11/915, May 1st, 2006.

Simon and Shuster. 2005. Sexual FAQs-sperm cell or spermatozoa. http://www.coolnurse.com/sperm_cell.htm, September 5th, 2006.

Slomianka L. 2004. Male reproductive system.

http://lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/MaleRepro/malerepro.htm, August 21st, 2006.


(16)

51

Universitas Kristen Maranatha Snell R.S., 1998a. Rongga pelvis. Dalam: Jonatan Oswari, ed. Anatomi klinik

untuk mahasiswa kedokteran bagian 2, edisi 3. Jakarta : EGC. h. 43-7.

Snell R.S., 1998b. Perineum. Dalam: Jonatan Oswari, ed. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian 2, edisi 3. Jakarta : EGC. h. 79, 92-4.

Sohn E. 2001. Lead: versatile metal, long legacy.

http://www.dartmouth.edu/~toxmetal/TXSHpb.shtml, October 31st, 2006.

Stellman J.M. 1998. Encyclopedia of occupational health and safety, 4th ed. Geneva: International labour office. p. 63.19-63.23

The Arc National Headquarters. 2006. Chilhood lead poisoning prevention. http://www.thearc.org/faqs/leadqa.html, 31st October 2006.

The Fertility Institutes. 2006. Sperm evaluation and testing. http://ww.fertility-docs.com/sperm_eval_advanced.phtml, November 8th, 2006.

University of Miami. 2006. Embriology.

http://fig.cox.miami.edu/~cmallery/150/mitosis/spermatogenesis.jpg, January 19th, 2007.

Quintanilla-Vega B., Hoover D.J., Bal W., Silbergeld E.K., Waalkes M.P., Anderson L.D. 2000. Lead interaction with human protamine (HP2) as a mechanism of male reproductive toxicity. Chem Res Toxicol, 13: 594-600.

Wadi S.A., Ahmad G. 1999. Effects of lead on the male reproductive system in mice.

http://www.ingentaconnect.com/content/tandf/uteh/1999/00000056/00000007/ art00005;jsessionid=9gagfcwj9c6i.alice, May 28th, 2006.

WALHI. 2004. Advokasi pencemaran udara.

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/, 5 Mei 2006.

Wikipedia. 2006a. Testis. http://id.wikipedia.org/wiki/Testis, Agustus 25th, 2006.

_______. 2006b. Spermatozoon. http://en.wikipedia.org/wiki/Spermatozoon, September 5th, 2006.


(17)

52

Universitas Kristen Maranatha Willson M. 2003. US researchers find first conclusive evidence that lead linked to male infertility. http://www.eurekalert.org/pub_releases/2003-02/esfh-urf020203.php, May 28th, 2006.

Wimpie Pangkahila. 2006. Apa yang dimaksud dengan mandul?. url:/kesehatan/news/0511/17/075934.htm, 21 Agustus 2006.

Yundini. 2006. Hindari pemakaian celana dalam yang ketat dan mandi sauna. http://www.mail-archive.com/satuxsatu@yahoogroups.com/msg00014.html, 5 September 2006.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

ABLES. 2003. Lead poisoning for adults.

http://www.odh.ohio.gov/odhPrograms/hprr/1_adult/1_adult1.aspx, November 8th, 2006.

ADAM. 2006. Infertility in men.

http://www.mercydesmoines.org/ADAM/WellConnected/articles/000067.asp, July 16th, 2006.

Akmal Taher. 2004. Pria sebagai penyebab sulit punya anak. http://www.balita- anda.indoglobal.com/priapenyebab.html, 21 Agustus 2006.

Amador A.G. 1999. Semen analysis in humans. http://www.il-st-acad-sci.org/androll.html, November 8th, 2006.

ANSCI. 2006. Pathways of lead from the environment to man, and body disposition of lead.

http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/lead/lead1.gif, January 2nd, 2007.

Anonimus I. 2006. Lead in history. http://www.corrosion-doctors.org/Elements-Toxic/Lead.htm, 31st August 2006.

Anonimus II. 2003. Polusi udara merusak sperma. http://www.astaga.com/hidup-gaya/index.php?cat=162&id=64867, 16 Agustus 2006.

Anonimus III. 2003. Lead levels linked to male infertility. http://www.freerepublic.com/focus/f-news/841654/posts, May 7th, 2006.

Bhattacharya S. 2003. Lead may cause mystery male infertility. http://www.newscientist.com/article.ns?id=dn3363, May 28th, 2006.

Benoff S., Centola G.M., Millan C., Napolitano B., Marmar J.L., Hurley I.R. 2003. Increased seminal plasma lead levels adversely affect the fertility potential of sperm in IVF.

http://www.humrep.oxfordjournals.org/cgi/content/full/18/2/374, June 1st, 2006.


(2)

48

Bonde J.P., Joffe M., Apostoli P., Dale A., Kiss P.,Spano M., et al. 2002. Sperm count and chromatin structure in men exposed to inorganic lead : lowest adverse effect levels. http://oem.bmjjournals.com/cgi/content/full/59/4/234, May 16th, 2006.

Bonde J.P., Apostoli P. 2005. Any need to revisit the male reproductive toxicity of lead? http://oem.bmjjournals.com/cgi/content/full/62/1/2, May 7th, 2006.

Callaway J.R. 2006. Infertility site.

http://www.bellaonline.com/articles/art29799.asp, November 8th, 2006.

Campana A. 2003. Semen analysis.

http://www.gfmer.ch/Endo/PGC_network/Semen_analysis_rrumbullaku.htm, November 8th, 2006.

Caroline Wijaya. 1993. Deteksi dini penyakit akibat kerja. Jakarta: EGC. h. 86-92

CPCS and Regents. 2000. Lead poisoning.

http://www.calpoison.org/public/lead.html, September 31st, 2006.

CSIRO. 2002. Lead. http://www.minerals.csiro.au/safety/lead.htm, September 31st, 2006.

De Rosa M., Zarrilli S., Paesano L., Carbone U., Boggia B., Petretta M., et al. 2003. Traffic pollutants affect fertility in men. http://humrep.oxfordjournals.org/cgi/content/full/18/5/1055, Juni 1st, 2006.

Disctarra. 2000. Infertilitas pria.

http://www.disctarra.com/developer/news_info.asp?news_id=29761, 5 September 2006.

Endang Sukendar, Ida Farida. 2005. Ancaman logam maut dari jalanan. http://www.gatra.com/versi cetak.php?id=53487, 28 Mei 2006.

Gagnon S. 2006. Lead. http://education.jlab.org/itselemental/ele082.html, August 25th, 2006.

Grayson C.E. 2003. Fertility test for men.


(3)

49

Greene A. 2002. Introduction. http://www.drgreene.com/21_1132.html, October 31st, 2006.

Guyton and Hall. 1997. Fungsi reproduksi dan hormonal pria (dan kelenjar pineal). Dalam: Irawati Setiawan,ed. Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 9. Jakarta: EGC. h. 1265-9.

Hermawanto dan Hadiwidjaja. 2002. Analisis sperma pada infertilitas pria. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/102002/pus-3.htm, 5 September 2006.

Hery Suyono.2001. Awas! Setan gentayangan di udara. http://www.indomedia.com/intisari/2001/juli/khas_airdanudara.htm, 24 Maret 2006.

Imy. 2006. Bensin timbal terus mengancam.

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=241179&kat_id=13, 28 Mei 2006.

La Dau J. 1990. Occupational medicine. USA: Appleton & Lange. p. 306-10

Lenntech. 2006. Lead. http://www.lenntech.com/Periodic-chart-elements/Pb-en.htm, August 25th, 2006.

Levy B.S., Wegman D.H. 2000. Occupational health recognizing and preventing work related diseases and injury, 4th edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. p.291

Mayo Clinic. 2001. Lead poisoning.

http://www.cnn.com/HEALTH/library/FL/00068.html, October 31st, 2006.

McConnell H. 2003. Lead in seminal plasma should be measured in infertility testing.

http://www.docguide.com/news/content.nsf/news/8525697700573E1885256C C400578058, August 25th, 2006.

Medicastore. 2003. Masalah kesehatan pria. . http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=18&iddtl=872, 25 Agustus 2006.


(4)

50

http://www.ijoem.com/article.asp?issn=00195278;year=2005;volume=9;issue =3;spage=118;epage=123;aulast=Naha, May 16th, 2006.

NSC. 2005. Lead poisoning. http://www.nsc.org/library/facts/lead.htm, January 2nd, 2007.

Occupational Illnesses and Injuries. 2006. Adult blood lead epidemiology and surveillance program. http://www.epi.state.nc.us/epi/oii/ables.html, November 8th, 2006.

Ownby C. 1999. Spermatogenesis.

http://www.cvm.okstate.edu/instruction/mm_curr/histology/MR/HiMRP4.htm , August 25th, 2006.

Probert Encyclopedia. 2006. http://www.probertencyclopedia.com/HG.HTM, October 31st, 2006.

Richardson D. 1997. Nucleosome.

http://www.utexas.edu/courses/zoo325/nuclsome.gif, January 19th, 2007.

Roscoe R.J., Graydon J.R. 2006. Adult blood lead epidemiology and surveillance-united states 2003-2004.

http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5532a2.htm, November 8th, 2006.

Sarie Febriane. 2004. Menghirup “racun” di kota pelesiran. http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0404/16/jabar/972784.htm, 28 Mei 2006.

Shiau C.Y., Wang J.D., Chen P.C. 2004. Decreased fecundity among male lead workers. http://oem.bmjjournals.com/cgi/content/full/61/11/915, May 1st, 2006.

Simon and Shuster. 2005. Sexual FAQs-sperm cell or spermatozoa. http://www.coolnurse.com/sperm_cell.htm, September 5th, 2006.

Slomianka L. 2004. Male reproductive system.

http://lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/MaleRepro/malerepro.htm, August 21st, 2006.


(5)

51

Snell R.S., 1998a. Rongga pelvis. Dalam: Jonatan Oswari, ed. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian 2, edisi 3. Jakarta : EGC. h. 43-7.

Snell R.S., 1998b. Perineum. Dalam: Jonatan Oswari, ed. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran bagian 2, edisi 3. Jakarta : EGC. h. 79, 92-4.

Sohn E. 2001. Lead: versatile metal, long legacy. http://www.dartmouth.edu/~toxmetal/TXSHpb.shtml, October 31st, 2006.

Stellman J.M. 1998. Encyclopedia of occupational health and safety, 4th ed. Geneva: International labour office. p. 63.19-63.23

The Arc National Headquarters. 2006. Chilhood lead poisoning prevention. http://www.thearc.org/faqs/leadqa.html, 31st October 2006.

The Fertility Institutes. 2006. Sperm evaluation and testing. http://ww.fertility-docs.com/sperm_eval_advanced.phtml, November 8th, 2006.

University of Miami. 2006. Embriology.

http://fig.cox.miami.edu/~cmallery/150/mitosis/spermatogenesis.jpg, January 19th, 2007.

Quintanilla-Vega B., Hoover D.J., Bal W., Silbergeld E.K., Waalkes M.P., Anderson L.D. 2000. Lead interaction with human protamine (HP2) as a mechanism of male reproductive toxicity. Chem Res Toxicol, 13: 594-600.

Wadi S.A., Ahmad G. 1999. Effects of lead on the male reproductive system in mice.

http://www.ingentaconnect.com/content/tandf/uteh/1999/00000056/00000007/ art00005;jsessionid=9gagfcwj9c6i.alice, May 28th, 2006.

WALHI. 2004. Advokasi pencemaran udara.

http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/, 5 Mei 2006.

Wikipedia. 2006a. Testis. http://id.wikipedia.org/wiki/Testis, Agustus 25th, 2006.

_______. 2006b. Spermatozoon. http://en.wikipedia.org/wiki/Spermatozoon, September 5th, 2006.


(6)

52

Willson M. 2003. US researchers find first conclusive evidence that lead linked to male infertility. http://www.eurekalert.org/pub_releases/2003-02/esfh-urf020203.php, May 28th, 2006.

Wimpie Pangkahila. 2006. Apa yang dimaksud dengan mandul?. url:/kesehatan/news/0511/17/075934.htm, 21 Agustus 2006.

Yundini. 2006. Hindari pemakaian celana dalam yang ketat dan mandi sauna. http://www.mail-archive.com/satuxsatu@yahoogroups.com/msg00014.html, 5 September 2006.