PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK (Autentik Assesment) OLEH GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI se-KECAMATAN Pelaksanaan Penilaian Autentik (Autentic Assement) Oleh Guru Mata Pelajaran IPA Di SMP Negeri Se-Kecamatan Karanganyar.

(1)

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK (Autentik Assesment) OLEH GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI se-KECAMATAN

KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh: DIAH TRI UTARI

A 420 100 145

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK (Authentic Assesment) OLEH GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI se-KECAMATAN

KARANGANYAR

Diah Tri Utari, A 420 100 145, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 10 halaman.

ABSTRAK

Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai tehnik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pada kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan yang serius dimana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar benar-benar memperhatikan penilaian autentik. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penilaian autentik oleh guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode observasi dan metode wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan tehnik analisis data triangulasi, yaitu memadukan dan mengeneralisasikan hasil data dalam bentuk kalimat deskriptif secara terperinci dan apa adanya. Hasil analisis yang diolah menggunakan analisis data triangulasi dapat diketahui bahwa pelaksanaan penilaian authentik pada aspek afektif adalah sebesar 52,8%, pada aspek psikomotorik sebesar 48,4% dan pada aspek kognitif sebesar 98,8%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian autentk oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar masih kurang optimal.

kata kunci: pelaksanaan, penilaian autentik, guru ipa, smp

A. PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian tes (mengukur kompetesi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Penilaian tersebut mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat kemampuan sesungguhnya yang dimiliki oleh siswa. Menurut Abdul Majid (2006) penilaian autentik merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai tehnik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau


(5)

menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik (authentic assessment). Sebenarnya dalam kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sudah memberi ruang terhadap penilaian autentik, tetapi dalam implementasi di lapangan belum berjalan secara optimal. Pada kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan yang serius dimana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar benar-benar memperhatikan penilaian autentik.

Menurut Kemdiknas (2013), penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, sehingga memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Oleh karena itu, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran IPA.

Penilaian autentik merupakan salah satu pendekatan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran. Faktanya banyak sekolah-sekolah yang masih terlalu kaku dalam melaksanakan penilaian secara autentik ini. Mereka menganggap penilaian ini terlalu rumit dan sulit untuk dilakukan sehingga mereka menggunakan metode tradisional dalam melakukan penilaian terhadap peserta didiknya. Dalam penilaian secara tradisional ini hasil yang diperoleh kurang riil dan tidak dapat mewakili kemampuan dari peserta didik yang sebenarnya. Untuk itu pelaksanaan dalam penilaian autentik (Authentik assesment) penting untuk diperhatikan dalam usaha untuk memperbaiki sistem pendidikan di indonesia ini.

Menurut Yanti (2011), bagi seorang guru penilaian autentik bisa menjadi tolak ukur yang komprehensif mengenai kemampuan siswa dan seberapa efektif metode yang diberikan kepada siswa bisa dijalankan. Oleh karena itulah, penerapan penilaian autentik

sebagai alat evaluasi hasil belajar di sekolah-sekolah penting untuk diperhatikan agar siswa tidak hanya sekedar menjadi pembelajar saja, namun pada akhirnya pencapaian prestasi diikuti dengan kemampuan mengaplikasikan kemampuan yang dimilikinya kedalam dunia nyata.

Kecamatan karanganyar memiliki lima Sekolah Menengah Pertama Negeri dengan jumlah siswa kurang lebih sebanyak 240 siswa untuk kelas VII pada masing-masing


(6)

sekolah. Kelima sekolah tersebut diharapkan telah menggunakan penilaian autentik dalam evaluasi pembelajarannya. Mengingat salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 ini adalah penilaian autentik maka dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan disekolah-sekolah tersebut. Selain itu dengan adanya penelitian ini kendala-kendala yang dialami oleh guru dapat diketahui dan dicari solusinya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik (authentic assessment) yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri se-kecamatan Karanganyar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Guru IPA tentang pelaksanaan penilaian yang telah dilakukan, serta memberikan saran dan usulan terbaik kepada kepala sekolah untuk mengawasi pelaksanaan penilaian autentik agar berjalan secara optimal.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di tiga SMP Negeri yang ada di Kecamatan Karanganyar, yaitu: SMPN 1 Karanganyar, SMPN 2 Karanganyar dan SMPN 3 Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan, menggambarkan dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu. Metode ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan apa yang ada atau mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yng tengah berkembang (Mahmud, 2011).

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari identifikasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pengamatan kegiatan pembelajaran dikelas serta informasi tambahan dari guru mata pelajaran. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi untuk kemudian dianalisis. Hasil penelitian ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, observasi dan wawancara. Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mengidentifikasi RPP mengajar selama satu semester dan lembar penilaian yang digunakan oleh guru untuk menilai peserta didiknya. Metode observasi dilakukan pada saat guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas, dengan mengamati secara langsung bagaimana cara guru melakukan pengambilan nilai untuk siswanya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati guru dalam melakukan penilaian proses untuk siswanya. Metode wawancara


(7)

dilakukan dengan salah satu guru mata pelajaran IPA kelas VII untuk mendapatkan informasi/data yang aktual berkenaan dengan pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan.

Teknik yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik triangulasi data, yaitu memadukan dan menggeneralisasikan hasil data ke dalam bentuk kalimat deskriptif dan apa adanya. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi, wawancara dan observasi. Dalam analisisnya, data yang diperoleh dari dokumentasi dan observasi akan dihitung prosentasenya berdasarkan ketentuan/kriterian yang telah ditetapkan. Selanjutnya, hasil tersebut akan dipadukan dengan hasil wawancara kepada masing-masing guru IPA sehingga mendapatkan hasil dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

C. Hasil dan Pembahasan

Tahun ajaran 2013/2014 ini, ada enam Sekolah Menengah Pertama di kota Karanganyar yang ditunjuk oleh pemerintah setempat untuk memakai kurikulum 2013 dalam pembelajarannya. Kecamatan Karanganyar sendiri memiliki lima Sekolah Menengah Pertama Negeri, tiga sekolah diantaranya telah memakai Kurikulum 2013 dalam pembelajarannya dan dua sekolah lainnya masih menggunakan kurikulum 2004. Dalam penelitian ini dipilih tiga sekolah baik yang telah memakai kurikulum 2013 atau belum untuk mewakili pelaksanaan penilaian autentik di Kecamatan Karanganyar.

Data dalam penelitian ini berupa instrumen penilaian buatan guru selama satu semester gasal. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu variabe bebas yang berupa penyusunan instrumen penilaian oleh Guru IPA dan variabel terikat yaitu pelaksanaan penilaian authentik berdasarkan kriteria atau kaidah yang ditetapkan. Data dalam penelitian ini sendiri diperoleh dari Guru IPA yang mengajar kelas VII dari masing-masing sekolah yang telah dipilih.

Penilaian autentik terdiri dari 10 jenis penilaian yang mencakup 3 aspek. Penilaian aspek afektif terdiri atas penilaian observasi, penilaian antarpeserta didik, penilaian diri dan penilaian jurnal. Penilaian aspek psikomotorik terdiri atas penilaian kinerja/tes praktik, penilaian proyek dan penilaian portofolio. Penilaian aspek kognitif terdiri atas penilaian tes tertulis, penilaian tes lisan dan penilaian penugasan. Data yang diperoleh dari penyusunan instrumen penilaian dan pelaksanan penilaian dalam proses


(8)

pembelajaran akan dianalisis kesesuaiannya dengan kriteria dan kaidah yang telah distandarkan dengan kurikulum 2013.

1. Kesesuaian Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar.

Kesesuaian penyusunan instrumen penilaian Autentik di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar diperoleh dari identifikasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh Guru IPA pada sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Sebanyak 3 Guru IPA dari sekolah yang berbeda diidentifikasi dalam penyusunan instrumen Autentik yang telah mereka persiapkan untuk kegiatan pembelajaran. Identifikasi tersebut meliputi teknik penilaian dan kesesuaian dalam penyusunan instrumen penilaian Autentik. Menurut Kunandar (2013) ada sedikitnya 10 teknik penilaian autentik yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, baik dari kompetensi sikap, ketrampilan maupun pengetahuan.

Tabel 2. Rekapitulasi Prosentase Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Aspek

Penilaian Jenis Penilaian Guru A Guru B Guru C Afektif

(%)

Penilaian Observasi 34.9 34.9 0

Penilaian Antarpeserta Didik 0 0 0

Penilaian Diri 0 0 0

Penilaian Jurnal 0 0 0

Psikomotorik (%)

Penilaian Kinerja/ Praktik 27.9 27.9 14.3

Penilaian Proyek 4.6 4.6 14.3

Penilaian Portofolio 2.3 2.3 0

Kognitif (%)

Penilaian Tertulis 27.9 27.9 50

Penilaian Lisan 2.3 2.3 14.3

Penilaian Penugasan 0 0 7.1

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui penyusunan tehnik penilaian yang dilakukan oleh Guru IPA di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar masih kurang bervariasi. Pada aspek penilaian afektif Guru hanya membuat teknik penilaian obsevasi dalam Rencana Pembelajarannya. Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Hamid Muhammad (2014), pendidik disarankan menggunakan minimal dua teknik penilaian agar hasil penilaian lebih akurat. Guru A dan Guru B dalam wawancaranya menyebutkan bahwa anak kurang dapat dipercaya bila dilakukan penilaian seperti Penilaian diri maupun penilaian antarpeserta didik sedangkan Guru C menyebutkan bahwa penilaian sikap dilakukan setiap kegiatan pembelajarannya


(9)

tetapi hasil penilaian tidak didokumentasikan oleh Guru C. Guru C beranggapan sudah hafal akan karakter setiap siswanya. Pada aspek penilaian psikomotorik dan kognitif Guru sudah membuat minimal dua tehnik penilaian untuk mengukur kompetensi siswanya.

Tabel 3. Rekapitulasi Prosentase Kesesuaian Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Aspek

Penilaian Jenis Penilaian Guru A Guru B Guru C Afektif

(%)

Penilaian Observasi 47.3 48.8 0

Penilaian Antarpeserta Didik 0 0 0

Penilaian Diri 0 0 0

Penilaian Jurnal 0 0 0

Psikomotorik (%)

Penilaian Kinerja/ Praktik 67.8 69.2 35.6

Penilaian Proyek 44.6 28.6 41.1

Penilaian Portofolio 25 25 0

Kognitif (%)

Penilaian Tertulis 46.7 44.3 44.8

Penilaian Lisan 46.4 46.4 35.7

Penilaian Penugasan 0 0 39.3

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat kesesuaian Guru dalam menyusun teknik penilaian berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan (Lampiran 1). Data tersebut sekaligus memperlihatkan kemampuan mereka dalam menyusun teknik penilaian tersebut. Pada ketiga aspek penilaian yang dianalisis, guru tidak mampu mendapatkan nilai prosentase 50%, itu artinya separuh dari ketentuan penilaian yang telah disusun masih kurang tepat. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru tidak mencatumkan ketentuan no 1, 2 dan 4 yang berupa petunjuk umum, petunjuk pengisian dan periode pengamatan dalam teknik penilaian observasi yang dibuatnya. Guru juga tidak mencantumkan ketentuan no 1, 2 dan 3 yang berupa kompetensi dasar, indikator dan teknik penilaian serta jenjang penilaian dalam teknik penilaian pada aspek kognitif. Pada aspek penilaian psikomotorik kesesuaian guru dalam penyusunan teknik penilaian tes praktik sudah cukup. Guru mampu memperoleh prosentase lebih dari 50% yang artinya separuh dari ketentuan dalam penilaian yang telah disusun sudah sesuai. Guru hanya kurang pada penyusunan teknik penilaian proyek dan portofolio. Pada penyusunan teknik penilaian tes praktik guru sudah mencantumkan semua ketentuan yang ada, akan tetapi ada beberapa ketentuan yang masih kurang tepat seperti ketentuan no 1, 6 dan 7 yang berupa ketentuan praktik, identitas dan ketentuan penilaian sedangkan pada penyusunan teknik penilaian portofolio guru tidak mencantumkan semua ketentuan (Lampiran 1) yang diminta.


(10)

2. Pelaksanaan Penilaian Autentik oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Pelaksanaan penilaian autentik oleh Guru IPA di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar diperoleh dari kegiatan observasi secara langsung pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Pada masing-masing aspek dalam penilaian autentik memiliki kriteria yang berbeda dalam pelaksanaannya (Lampiran 2).

Tabel 4. Rekapitulasi Prosentase Pelaksanaan Penilaian Autentik oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Aspek Penilaian Skor Akhir Rata-rata

Guru A Guru B Guru C

Afektif (%) 66.7 66.7 25 52.8

Psikomotorik (%) 38.7 66.2 40 48.3

Kognitif (%) 96.4 100 100 98.8

Hamid Muhammad (2014), dalam buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik menyarankan kepada pendidik untuk setidaknya memakai minimal dua teknik penilaian dalam mengukur setiap kompetensi peserta didiknya. Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh Guru IPA di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar masih kurang. Pelaksanaan penilaian yang masih kurang adalah pada penilaian aspek afektif dan psikomotorik sedangkan pada penilaian aspek kognitif yang dilaksanakan oleh Guru sudah sangat baik. Kurang maksimalnya pelaksanaan dalam penilaian pada aspek afektif maupun psikomotorik tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Guru A dalam wawancaranya menyebutkan bahwa keadaan siswa dan laboratorium di sekolah ikut mempengaruhi dalam pelaksanaan penilaian. Guru B juga mengatakan hal yang serupa yaitu siswa yang paling mempengaruhi pelaksanaan penilaian sedangkan Guru C hanya mengungkapkan kondisi sekolah yang berupa sarana dan prasaranalah yang mempengaruhi.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian autentik masih kurang optimal serta penggunaan teknik penilaian yang masih kurang bervariasi dan kurang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Saran terbaik bagi guru adalah untuk lebih banyak belajar dan berlatih dalam pelaksanaan penilaian autentik.


(11)

E. Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada ibu Hariyatmi selaku dosen pembimbing sudah membimbing saya dengan penuh kesabaran dari awal sampai terselesaikanya skripsi ini, dan juga terima kasih untuk ilmu-ilmu baru yang sudah diberikan.

F. Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. 2012. Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi Pendidikan Karakter. FBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Arifin, Zainal. 2006. Konsep Guru Tentang Evaluasi dan Aplikasinya Dalam Proses Pembelajaran PAI. Tesis, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik dan Prosedur, Bandung: Rosda Karya.

. 2011. Evaluasi Pembelajaran : Prinsip-Teknik-Prosedur. Cetakan Ke-Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

. 2012. Evaluasi Pembelajaran : Cetakan Ke-2 (Edisi Revisi). Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan : Cetakan ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.

Cambell, John. 2008. Biologi Fifth Edition (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Corebima. 2005. Assesment Autentik. http://sman1talun.sch.id /userfiles/Slide%20-%20Autentik%20asesmen.ppt diakses pada Senin, 04 November 2013.

Depdiknas. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD. Ditjet Dikdasmen. Deti Hendarni dan Harry Asrianto. 2006. Penilaian Autentik Pada Pembelajaran

Tematik. Bahan Ajar Diktat Pembelajaran. Depdiknas.

Gayatri. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press.

Haris, Abdul. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Pressindo.

Hart, Diane. 1994. Authentic Assessment: A Handbook For Educators. USA: Addison-Wesley.

Indarti, Retno. 2011. Analisis pelaksanaan praktikum Anatomi Hewan tahun ajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(12)

Jensen, Eric. 2008. Brain-Based Learning (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Johnson, Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning (terjemahan). Bandung:

MLC.

Kemdikbud. 2013. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Kemdikbud.

Kunandar. 2013. Penilaian Authentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali pers.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Majib, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mueller, Jon. 2006. Authentic Asessment. North Central College. Tersedia:

http://jonatan.muller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisist.htm diakses pada Senin, 04 November 2013.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Ni’am, Asrorun. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: ELSAS. Nurhadi. 2011. Pendekatan dalam Penilaian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Pantiawati, Yuni. 2013. Hakekat Assessment Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi. JEMS. Vol. 1 No. 1, Maret 2013 -- ISSN : 2337-9049.

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Santrock, John. 2007. Psikologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Stiggin. 2006. Authentic Asessment. Tersedia: Http://jfmueller@nocttrl.edu.html diakses pada Senin, 04 November 2013.


(13)

Suryadi dan Wiana Mulyana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole. Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan: dasar Teoritis untuk Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa.

Suwandi, Sarwiji. 2013. Model Assessmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tim Penyelenggara PLPG. 2013. Materi Pelatihan PLPG Konsep Tematik Scientik Authentik. Depdiknas.

Tumardi. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Malang: Penerbit Elang Emas.

Umar, Jahja. 2013. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.

Usman, Moch. 2005. Menjadi guru Profesioal. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Wiggins, Grant. 2005. Grant Wiggins on Assessment. Edutopia. The George Lucas Educational Foundation (online). Tersedia: http://www.glef.org. diakses pada Senin, 04 November 2013.

Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.

Wiyarsi, Antuni. 2009. Penilaian Proyek sebagai Implementasi Autentic Assessment untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir dan Kerja Ilmiah Mahasiswa.

FMIPA UNY.

Yanti, Marliyanti. 2011. “Authentik Assesment” Sebagai Pendekatan Evaluasi Hasil


(1)

pembelajaran akan dianalisis kesesuaiannya dengan kriteria dan kaidah yang telah distandarkan dengan kurikulum 2013.

1. Kesesuaian Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar.

Kesesuaian penyusunan instrumen penilaian Autentik di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar diperoleh dari identifikasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat oleh Guru IPA pada sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Sebanyak 3 Guru IPA dari sekolah yang berbeda diidentifikasi dalam penyusunan instrumen Autentik yang telah mereka persiapkan untuk kegiatan pembelajaran. Identifikasi tersebut meliputi teknik penilaian dan kesesuaian dalam penyusunan instrumen penilaian Autentik. Menurut Kunandar (2013) ada sedikitnya 10 teknik penilaian autentik yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, baik dari kompetensi sikap, ketrampilan maupun pengetahuan.

Tabel 2. Rekapitulasi Prosentase Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Aspek

Penilaian Jenis Penilaian Guru A Guru B Guru C

Afektif (%)

Penilaian Observasi 34.9 34.9 0 Penilaian Antarpeserta Didik 0 0 0

Penilaian Diri 0 0 0

Penilaian Jurnal 0 0 0

Psikomotorik (%)

Penilaian Kinerja/ Praktik 27.9 27.9 14.3 Penilaian Proyek 4.6 4.6 14.3 Penilaian Portofolio 2.3 2.3 0 Kognitif

(%)

Penilaian Tertulis 27.9 27.9 50 Penilaian Lisan 2.3 2.3 14.3 Penilaian Penugasan 0 0 7.1

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui penyusunan tehnik penilaian yang dilakukan oleh Guru IPA di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar masih kurang bervariasi. Pada aspek penilaian afektif Guru hanya membuat teknik penilaian obsevasi dalam Rencana Pembelajarannya. Menurut Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Hamid Muhammad (2014), pendidik disarankan menggunakan minimal dua teknik penilaian agar hasil penilaian lebih akurat. Guru A dan Guru B dalam wawancaranya menyebutkan bahwa anak kurang dapat dipercaya bila dilakukan penilaian seperti Penilaian diri maupun penilaian antarpeserta didik sedangkan Guru C menyebutkan bahwa penilaian sikap dilakukan setiap kegiatan pembelajarannya


(2)

tetapi hasil penilaian tidak didokumentasikan oleh Guru C. Guru C beranggapan sudah hafal akan karakter setiap siswanya. Pada aspek penilaian psikomotorik dan kognitif Guru sudah membuat minimal dua tehnik penilaian untuk mengukur kompetensi siswanya.

Tabel 3. Rekapitulasi Prosentase Kesesuaian Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Aspek

Penilaian Jenis Penilaian Guru A Guru B Guru C

Afektif (%)

Penilaian Observasi 47.3 48.8 0 Penilaian Antarpeserta Didik 0 0 0

Penilaian Diri 0 0 0

Penilaian Jurnal 0 0 0

Psikomotorik (%)

Penilaian Kinerja/ Praktik 67.8 69.2 35.6 Penilaian Proyek 44.6 28.6 41.1 Penilaian Portofolio 25 25 0 Kognitif

(%)

Penilaian Tertulis 46.7 44.3 44.8 Penilaian Lisan 46.4 46.4 35.7 Penilaian Penugasan 0 0 39.3

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat kesesuaian Guru dalam menyusun teknik penilaian berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan (Lampiran 1). Data tersebut sekaligus memperlihatkan kemampuan mereka dalam menyusun teknik penilaian tersebut. Pada ketiga aspek penilaian yang dianalisis, guru tidak mampu mendapatkan nilai prosentase 50%, itu artinya separuh dari ketentuan penilaian yang telah disusun masih kurang tepat. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru tidak mencatumkan ketentuan no 1, 2 dan 4 yang berupa petunjuk umum, petunjuk pengisian dan periode pengamatan dalam teknik penilaian observasi yang dibuatnya. Guru juga tidak mencantumkan ketentuan no 1, 2 dan 3 yang berupa kompetensi dasar, indikator dan teknik penilaian serta jenjang penilaian dalam teknik penilaian pada aspek kognitif. Pada aspek penilaian psikomotorik kesesuaian guru dalam penyusunan teknik penilaian tes praktik sudah cukup. Guru mampu memperoleh prosentase lebih dari 50% yang artinya separuh dari ketentuan dalam penilaian yang telah disusun sudah sesuai. Guru hanya kurang pada penyusunan teknik penilaian proyek dan portofolio. Pada penyusunan teknik penilaian tes praktik guru sudah mencantumkan semua ketentuan yang ada, akan tetapi ada beberapa ketentuan yang masih kurang tepat seperti ketentuan no 1, 6 dan 7 yang berupa ketentuan praktik, identitas dan ketentuan penilaian sedangkan pada penyusunan teknik penilaian portofolio guru tidak mencantumkan semua ketentuan (Lampiran 1) yang diminta.


(3)

2. Pelaksanaan Penilaian Autentik oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Pelaksanaan penilaian autentik oleh Guru IPA di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar diperoleh dari kegiatan observasi secara langsung pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Pada masing-masing aspek dalam penilaian autentik memiliki kriteria yang berbeda dalam pelaksanaannya (Lampiran 2).

Tabel 4. Rekapitulasi Prosentase Pelaksanaan Penilaian Autentik oleh Guru IPA di SMP Negeri se-Kecamatan Karanganyar

Aspek Penilaian Skor Akhir Rata-rata Guru A Guru B Guru C

Afektif (%) 66.7 66.7 25 52.8 Psikomotorik (%) 38.7 66.2 40 48.3 Kognitif (%) 96.4 100 100 98.8

Hamid Muhammad (2014), dalam buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik menyarankan kepada pendidik untuk setidaknya memakai minimal dua teknik penilaian dalam mengukur setiap kompetensi peserta didiknya. Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh Guru IPA di SMP Negeri se Kecamatan Karanganyar masih kurang. Pelaksanaan penilaian yang masih kurang adalah pada penilaian aspek afektif dan psikomotorik sedangkan pada penilaian aspek kognitif yang dilaksanakan oleh Guru sudah sangat baik. Kurang maksimalnya pelaksanaan dalam penilaian pada aspek afektif maupun psikomotorik tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Guru A dalam wawancaranya menyebutkan bahwa keadaan siswa dan laboratorium di sekolah ikut mempengaruhi dalam pelaksanaan penilaian. Guru B juga mengatakan hal yang serupa yaitu siswa yang paling mempengaruhi pelaksanaan penilaian sedangkan Guru C hanya mengungkapkan kondisi sekolah yang berupa sarana dan prasaranalah yang mempengaruhi.

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian autentik masih kurang optimal serta penggunaan teknik penilaian yang masih kurang bervariasi dan kurang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Saran terbaik bagi guru adalah untuk lebih banyak belajar dan berlatih dalam pelaksanaan penilaian autentik.


(4)

E. Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada ibu Hariyatmi selaku dosen pembimbing sudah membimbing saya dengan penuh kesabaran dari awal sampai terselesaikanya skripsi ini, dan juga terima kasih untuk ilmu-ilmu baru yang sudah diberikan.

F. Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. 2012. Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi Pendidikan Karakter. FBS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Arifin, Zainal. 2006. Konsep Guru Tentang Evaluasi dan Aplikasinya Dalam Proses Pembelajaran PAI. Tesis, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik dan Prosedur, Bandung: Rosda Karya.

. 2011. Evaluasi Pembelajaran : Prinsip-Teknik-Prosedur. Cetakan Ke-Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

. 2012. Evaluasi Pembelajaran : Cetakan Ke-2 (Edisi Revisi). Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan : Cetakan ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.

Cambell, John. 2008. Biologi Fifth Edition (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Corebima. 2005. Assesment Autentik. http://sman1talun.sch.id /userfiles/Slide%20-%20Autentik%20asesmen.pptdiakses pada Senin, 04 November 2013.

Depdiknas. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD. Ditjet Dikdasmen. Deti Hendarni dan Harry Asrianto. 2006. Penilaian Autentik Pada Pembelajaran

Tematik. Bahan Ajar Diktat Pembelajaran. Depdiknas.

Gayatri. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Press. Haris, Abdul. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Pressindo.

Hart, Diane. 1994. Authentic Assessment: A Handbook For Educators. USA: Addison-Wesley.

Indarti, Retno. 2011. Analisis pelaksanaan praktikum Anatomi Hewan tahun ajaran 2010/2011. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(5)

Jensen, Eric. 2008. Brain-Based Learning (terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Johnson, Elaine. 2009. Contextual Teaching & Learning (terjemahan). Bandung:

MLC.

Kemdikbud. 2013. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Kemdikbud.

Kunandar. 2013. Penilaian Authentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali pers.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Majib, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mueller, Jon. 2006. Authentic Asessment. North Central College. Tersedia: http://jonatan.muller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisist.htm diakses pada Senin, 04 November 2013.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Ni’am, Asrorun. 2006. Membangun Profesionalitas Guru. Jakarta: ELSAS. Nurhadi. 2011. Pendekatan dalam Penilaian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Pantiawati, Yuni. 2013. Hakekat Assessment Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi. JEMS. Vol. 1 No. 1, Maret 2013 -- ISSN : 2337-9049.

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Santrock, John. 2007. Psikologi Pendidikan (terjemahan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Stiggin. 2006. Authentic Asessment. Tersedia: Http://jfmueller@nocttrl.edu.html diakses pada Senin, 04 November 2013.


(6)

Suryadi dan Wiana Mulyana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole.

Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan: dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

Suwandi, Sarwiji. 2013. Model Assessmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tim Penyelenggara PLPG. 2013. Materi Pelatihan PLPG Konsep Tematik Scientik Authentik. Depdiknas.

Tumardi. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Malang: Penerbit Elang Emas. Umar, Jahja. 2013. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press.

Usman, Moch. 2005. Menjadi guru Profesioal. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Wiggins, Grant. 2005. Grant Wiggins on Assessment. Edutopia. The George Lucas

Educational Foundation (online). Tersedia: http://www.glef.org. diakses pada Senin, 04 November 2013.

Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.

Wiyarsi, Antuni. 2009. Penilaian Proyek sebagai Implementasi Autentic Assessment untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir dan Kerja Ilmiah Mahasiswa. FMIPA UNY.

Yanti, Marliyanti. 2011. “Authentik Assesment” Sebagai Pendekatan Evaluasi Hasil Belajar di Sekolah. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 1 MUNTILAN

2 21 100

PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMAN 2 SUKOHARJO Pengelolaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 4 20

PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Pengelolaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 1 15

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu) Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu).

0 2 23

PENDAHULUAN Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu).

0 3 16

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu) Pelaksanaan Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran PPKN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Colomadu).

0 2 13

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK (Autentic Assement) OLEH GURU MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI se-KECAMATAN Pelaksanaan Penilaian Autentik (Autentic Assement) Oleh Guru Mata Pelajaran IPA Di SMP Negeri Se-Kecamatan Karanganyar.

0 2 15

PENDAHULUAN Pelaksanaan Penilaian Autentik (Autentic Assement) Oleh Guru Mata Pelajaran IPA Di SMP Negeri Se-Kecamatan Karanganyar.

0 1 6

Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual Oleh Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di SMP Negeri Se-Kabupaten Grobogan.

0 0 1

Gambaran Pelaksanaan Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013 Berdasarkan Standar Penilaian Pendidikan yang dilaksanakan oleh Guru Mata Pelajaran Fisika di Madrasah Aliyah Negeri 1Bone - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 103