Studi Deskriptif Mengenai Kompetensi Interpersonal Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Semester Akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

(1)

ii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kompetensi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang dan sampel dipilih dengan menggunakan metode accidental sampling.

Alat ukur yang digunakan dalam kuesioner ini merupakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti aslinya yaitu Buhrmester (1988) kemudian diterjemahkan oleh peneliti. Pada penelitian ini uji validitas menggunakan judgment expert (content validity) dan uji reliabilitas menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Croncbach dengan perolehan realibilitas 0,86. Teknik analisis terhadap data penelitian ini adalah dengan menghitung uji statistik distribusi frekuensi dari data primer kemudian dilakukan tabulasi silang dengan data penunjang.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa sebagian mahasiswa Fakultas Psikologi tingkat akhir, yaitu sebesar 51% memiliki kompetensi interpersonal yang tergolong tinggi dan sebagian lagi, yaitu sebesar 49% tergolong rendah.

Peneliti menyarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai aspek- aspek kompetensi interpersonal dan dapat menyesuaikan item-item penelitian dengan

budaya Indonesia. Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada pihak

Fakultas Psikologi dan para dosen untuk tetap mengadakan program-program yang melatih kompetensi interpersonal mahasiswa. Selain itu, disarankan juga agar para mahasiswa dapat meningkatkan aspek asertif, self-disclosure dan aspek inisiatif, dimana hal ini akan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain yang lebih luas.


(2)

iii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This research aims to know the description of interpersonal competences at the end of the semester students of Faculty of Psychology at the University of Maranatha Christian Bandung. The number of samples in the study was 100 people and a sample is selected by using the method of accidental sampling.

A measuring instrument used in a questionnaire is a questionnaire made by researchers original namely buhrmester ( 1988 ) then translated by researchers. To research this test validity use judgment experts ( content validity ) and test reliabilitas using formulas coefficient reliabilitas alpha croncbach by the acquisition realibilitas 0,86. Engineering analysis of data this research is by counting test statistics a frequency distribution of data primary then will be tabulate cross with data supporting.

Based on the research obtained inferred that some students of the faculty psychology senior year, as that of 51 % having competence interpersonal that high and partly, as that of 49 % appertain low.

Researchers recommend researching more about the aspects of interpersonal competencies and can customize items of cultural research with Indonesia. Based on this study, the researchers suggested to the Psychology faculty and lecturers to keep hold of programs that train students interpersonal competence. In addition, it is recommended also that the students can improve aspects of asertif, self-disclosure and other aspects of the initiative, where it will provide wider opportunities for the student to be able to establish interpersonal relationships with others.


(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman Judul

LEMBAR PENGESAHAN ………i

ABSTRAK………ii

ABSTRACT…….………iii

KATA PENGANTAR ………..iv

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR TABEL ………....xi

DAFTAR BAGAN ………xii

DAFTAR LAMPIRAN ………xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………...…………...1

1.2 Identifikasi Masalah ……….…………...10 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….…………...10

1.3.1 Maksud Penelitian……….……….………..….…………...10

1.3.2 Tujuan Penelitian ……….10

1.4 Kegunaan Penelitian ………...11 1.4.1 Kegunaan Teoritis………11

1.4.2 Kegunaan Praktis ………...11

1.5 Kerangka Pikir ………11


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kompetensi Interpersonal ……….……...……….18

2.1.1 Pengertian Kompetensi Interpersonal...……..……….18

2.1.2 Aspek-aspek Kompetensi Interpersonal…………...………...…20

2.1.3 Manfaat Kompetensi Interpersonal………..………24

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi Interpersonal………....26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ………..29

3.2 Bagan Rancangan Penelitian………...29

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….31

3.3.1 Variabel Penelitian ……….31

3.3.2 Definisi Operasional ……….31

3.4 Alat Ukur……….33

3.4.1 Alat Ukur Kompetensi Interpersonal………...33

3.4.2 Sistem Penilaian ………34

3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ………35

3.4.4 Validitas Alat Ukur ……….35

3.4.5 Reliabilitas Alat Ukur ………36

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ………..38

3.5.1 Populasi Sasaran ………...38

3.5.2 Karakteristik Sampel ………38


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

3.6 Teknik Analisis Data ………..39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian………41

4.1.1 Jenis Kelamin .………..41

4.1.2 Pendidikan ………….………....…..42

4.2 Hasil Penelitian …….………42

4.2.1 Distribusi Frekuensi Aspek-Aspek Kompetensi Interpersonal...………..43

4.2.2 Tabulasi Silang Kompetensi Interpersonal dengan Data Penunjang…...46

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian …….………..48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan …….………..………..53

5.2 Saran …….………...………..54

5.2.1 Saran Teoritis …….………..……….………..54

5.2.2 Saran Praktis …….………..……….………..54

DAFTAR PUSTAKA ………...55

DAFTAR RUJUKAN ………56


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Alternatif Jawaban Alat Ukur dan bobot penilaian 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Alat Ukur 34

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin 41 Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendidikan 42 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kompetensi Interpersonal 43 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aspek Inisiatif 43 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Aspek Asertif 44 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Aspek Self-Disclosure 44 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Aspek Dukungan Emosional 45 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Aspek Mengatasi Konflik 45 Tabel 4.9 Tabulasi Silang Kompetensi Interpersonal dan Jenis Kelamin 46 Tabel 4.10 Tabulasi Silang Kompetensi Interpersonal dan Dukungan

teman sebaya 47

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Silang Kompetensi Interpersonal dan


(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir 16


(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENGAMBILAN DATA LAMPIRAN 2 KARAKTERISTIK RESPONDEN LAMPIRAN 3 HASIL JAWABAN

LAMPIRAN 4 HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR KOMPETENSI INTERPERSONAL

LAMPIRAN 5 GAMBARAN HASIL KOMPETENSI INTERPERSONAL

LAMPIRAN 6 CROSSTABULATION KOMPETENSI INTERPERSONAL DAN ASPEK-ASPEK DENGAN DATA PENUNJANG

LAMPIRAN 7 KISI-KISI ALAT UKUR

LAMPIRAN 8 FORMULIR PENGESAHAN PENGAMBILAN DATA


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam mempertahankan hidup, karena tidak ada seorangpun yang mampu hidup sendiri tanpa berelasi dengan orang lain. Banyak interaksi yang terjalin selama manusia hidup, baik di lingkungan terdekat, misalnya keluarga, sahabat, tetangga, dan lingkungan pendidikan. Individu mulai banyak berinteraksi dengan dunia luar dengan orang yang berbeda-beda saat menempuh jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai ke jenjang Universitas.

Pada tingkat Universitas dimana seseorang mencari ilmu ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas untuk menjadi seorang sarjana yang nantinya akan memasuki dunia pekerjaan. Mahasiswa senantiasa berhubungan dengan orang lain, mahasiswa akan berhubungan dengan sesama mahasiswa, dosen ataupun anggota civitas akademika lain yang ada di kampusnya. Nashori (2003,h.27) menyatakan bahwa berbagai pandangan dan pengalaman hidup menunjukkan bahwa keberhasilan hidup manusia banyak ditentukan oleh


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha kemampuannya mengelola diri dan kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain. Mahasiswa adalah golongan intelektual yang sedang menjalani pendidikan di perguruan tinggi dan diharapkan nantinya mampu bertindak sebagai pemimpin yang terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat, di dunia kerja ataupun negara (Aryatmi, 1992 h.30).

Mahasiswa sadar bahwa mencari bekal untuk menjadi kaum intelektual di kemudian hari tidak hanya dengan mengejar ilmu dan kepandaian, tetapi juga melalui interaksi sosial dan melakukan sesuatu bagi kehidupan kemanusiaan (Juriana, 2000, h.51). Pentingnya dalam menjalin relasi dengan berbagai individu sangat mendukung dalam pencapaian karir seseorang. Dalam dunia pendidikan selain menekankan dalam bidang akademis, mahasiswa juga diharapkan dapat membangun relasi yang baik dengan lingkungan yang lebih luas.

Kota-kota di Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi, salah satunya kota Bandung di Provinsi Jawa Barat. Kota ini merupakan salah satu kota yang sering menjadi pilihan calon mahasiswa baru untuk menempuh pendidikan. Di Bandung, terdapat salah satu universitas swasta, yaitu Universitas Kristen Maranatha, yang sering dipilih calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Di Universitas Kristen Maranatha terdapat beberapa fakultas dan jurusan. Salah satu Fakultas yang ada di Universitas Kristen Maranatha yaitu Fakultas Psikologi, dimana mahasiswanya lebih banyak mempelajari tentang dinamika tingkah laku manusia sebagai individu, anggota dari dunia kerja, serta dinamika relasi interpersonal dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya. Hal ini terlihat dari materi kuliah yang diberikan


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha kepada mahasiswa, yaitu antara lain: Psikologi Umum, Psikologi Perkembangan, Psikologi Klinis, Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Sosial, Konseling, Psikoterapi. Selain itu, diberikan juga pelatihan intensif dalam bentuk praktikum,

antara lain Psikodiagnostik Psikologi

Eksperimen.(http://www.maranatha.edu/fakultas/psikologi/selamat-datang-difakultas psikologidiakses pada tanggal 20 Oktober 2011).

Mahasiswa pada Fakultas Psikologi belajar tentang tingkah laku manusia, tak terkecuali tentang cara seseorang dalam berelasi. Sebelum terjun ke dunia kerja, mahasiswa Psikologi sudah dibekali cara-cara untuk membina hubungan yang baik dengan orang lain. Hal ini terlihat dalam mata kuliah praktikum, dimana mahasiswa diwajibkan melakukan tes dan wawancara. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk belajar menggunakan alat tes dan melakukan wawancara (dengan membawa seseorang yang akan dijadikan subjek). Kegiatan praktikum tersebut melatih mahasiswa untuk dapat berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenalnya. Proses praktikum dapat berjalan dengan lancar, jika mahasiswa tersebut dapat menjalin relasi yang baik. Hubungan yang efektif dalam menjalin interaksi sosial agar lebih berhasil diperlukan adanya kompetensi interpersonal. Kompetensi interpersonal adalah suatu kemampuan membangun dan memelihara hubungan interpersonal yang dekat sehingga dapat memenuhi kebutuhan sosial dan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan individual (Buhrmester, Furman, Wittenberg dan Reis; 1988).

Mahasiswa diharapkan melakukan interaksi sosial yang tidak hanya terbatas di lingkungan fakultas tempatnya menimba ilmu, tetapi juga meluas menuju


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha individu-individu lain di luar fakultasnya ataupun orang lain disekitarnya. Individu yang mempunyai kompetensi interpersonal tinggi akan mampu menjalin komunikasi efektif dengan orang lain, mampu berempati secara baik, mampu mengembangkan hubungan harmonis dengan orang lain dan dapat dengan cepat memahami temperamen, sifat dan kepribadian orang lain, mampu memahami suasana hati, motif dan niat orang lain. Semua kemampuan ini akan membuat individu tersebut lebih berhasil dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan tersebut secara khusus disebut sebagai kompetensi interpersonal.

Dalam kesehariannya mahasiswa Psikologi semester akhir sudah dilatih untuk berelasi dengan orang lain yang baru dikenalnya. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan pada setiap mahasiswa, khususnya pada mahasiswa Psikologi semester akhir yang sedang menyelesaikan tugas akhir ataupun skripsi. Mereka membutuhkan orang lain dalam proses penyelesaian skripsinya, baik dalam hal menentukan sampel, dimana mahasiswa harus dapat berinteraksi dengan baik kepada orang-orang yang menjadi anggota sampel penelitiannya dan berkomunikasi dengan dosen pembimbing maupun senior dalam penyelesaian tugas akhir. Kompetensi interpersonal yang dimiliki mahasiswa juga sangat berperan saat mahasiswa tersebut terjun di dunia kerja.

Menurut Buhrmester (1988) kompetensi interpersonal memiliki lima aspek, yaitu kemampuan berinisiatif, kemampuan self disclosure, kemampuan bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, dan kemampuan mengelola konflik yang muncul dalam hubungan interpersonal. Kemampuan-kemampuan


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha tersebut akan digunakannya dalam proses berinteraksi dengan orang lain, baik dalam komunitas sebayanya, atau dengan individu lain di luar komunitasnya. Salah satu kemampuan yang dikembangkan individu dalam interaksi dengan teman sebayanya adalah kompetensi interpersonal, yaitu sebuah kompetensi yang dipandang memiliki peran penting dalam efektivitas kepemimpinan, efektivitas kehidupan individu dan kehidupan pekerjaan seseorang. Secara ringkas dapat diungkapkan bahwa kompetensi interpersonal dapat menjadi penentu keberhasilan seseorang dalam berinteraksi dengan individu lainnya. Jika interaksi dan komunikasi antar individu dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan individu yang bersangkutan akan sukses dalam kehidupannya.

Aspek-aspek yang diungkapkan tersebut, penting untuk dimiliki oleh semua orang dalam interaksi sosial, khususnya bagi mahasiswa Psikologi yang nantinya lebih sering berhadapan dengan manusia, dan juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek tersebut. Mahasiswa Psikologi adalah mahasiswa yang diasumsikan lebih mengerti tentang manusia dan memahami apa yang menjadi permasalahan mereka, dan sesuai dengan tujuan pendidikan dari Fakultas Psikologi yaitu menghasilkan Sarjana Psikologi yang dapat memahami proses dasar Psikologi dan juga melakukan penilaian (assessment) Psikologi sehingga dapat mengintepretasikan tingkah laku manusia, baik perorangan maupun kelompok sesuai kaidah-kaidah Psikologi (www.maranatha.edu). Dari kesempatan yang ada bagi mahasiswa Psikologi dalam mengembangkan kompetensi interpersonalnya,


(14)

6

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa Psikologi (khususnya yang sudah tingkat akhir) memiliki kesempatan yang banyak dalam mengembangkan kompetensi interpersonal.

Mahasiswa yang memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi dapat mengemukakan pandangan atau gagasannya secara jelas dan apa adanya tanpa menyakiti orang lain. Mereka juga biasanya mudah mendapatkan teman, mampu berkomunikasi secara efektif dan memberikan informasi selama berkomunikasi tanpa perasaan tegang atau perasaan tidak enak lainnya. Bahkan, mahasiswa yang memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi akan mampu pula mengemukakan ide-idenya, sedangkan mahasiswa yang memiliki kompetensi interpersonal yang rendah dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan sosial mahasiswa, dapat menjadi pemalu, menarik diri, memisahkan diri dari orang lain, dan memutuskan hubungan (Buhrmester,1996).

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir, ada tiga orang mahasiswa yang berinisiatif, memperkenalkan diri terlebih dahulu pada orang yang baru dia temui, namun sebaliknya ada enam orang mahasiswa yang diam dan menunggu orang yang dia temui tersebut yang terlebih dahulu memperkenalkan diri. Ada empat orang mahasiswa yang dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya sekaligus dapat mendengarkan dengan baik pembicaraan sahabat atau orang lain, namun sebaliknya ada lima orang mahasiswa yang menutup diri dengan tidak membiarkan orang lain mengetahui dirinya secara lebih mendalam.


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha Mahasiswa yang mampu mengungkapkan perasaan-perasaannya secara jelas dan dapat mempertahankan hak-haknya dengan tegas, ketika dalam perkuliahan memiliki keberanian untuk mengungkapkan kepada dosen atas ketidaksetujuannya terhadap apa yang dikatakan dosen tersebut. Namun ada mahasiswa yang hanya diam saja tidak berani untuk mengungkapkan, padahal tidak setuju yang akhirnya akan mengungkapkan ketidaksetujuannya kepada teman setelah kuliah selesai. Mahasiswa yang dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, ketika ada sahabatnya yang baru saja putus cinta, mahasiswa tersebut dapat merasakan perasaan temannya dan memberikan rasa nyaman sehingga temannya dapat mengendalikan diri, namun ada yang sebaliknya hanya diam saja dan tidak peduli apa yang dirasakan temannya. Dalam proses interaksi diantara teman sebayanya, mahasiswa akan banyak mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Berdasarkan survei yang dilakukan kepada sepuluh orang mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir, didapatkan hasil dalam bentuk persentase yang menyatakan bahwa 60% (6 orang) mahasiswa tersebut dalam berelasi dengan orang lain mau terlebih dahulu menyapa atau mengajak berkenalan, 40% (4 orang) menunggu orang lain untuk berkenalan terlebih dahulu. Dalam hal mengungkapkan pendapat kepada orang lain 70% (7 orang) menyatakan secara langsung tanpa memikirkan terlebih dahulu apa yang akan disampaikan, 30% (3orang) mengatakan mempertimbangkan dan memikirkan terlebih dahulu sebelum mengungkapkan pendapatnya. Dalam memberikan dukungan emosional terhadap temannya, 60% (6 orang) mengatakan jika temannya membutuhkan bantuan akan membantu sebisanya, 10%(1 orang)


(16)

8

Universitas Kristen Maranatha mengatakan akan berusaha memberikan masukan/ tindakan untuk membantu temannya, 30% (3 orang) mengatakan akan menolong temannya tanpa pamrih dengan sukarela. Ketika menghadapi masalah 40% (4 orang) mengatakan berusaha bersikap tenang, mencoba menyelesaikan masalah itu sendiri, dan jika tidak bisa lagi maka akan bercerita dengan temannya, 40%(4 orang) mengatakan berusaha menyelesaikan masalah itu sendiri tanpa meminta bantuan orang lain, 10% (1 orang) mengatakan mencari udara segar, misalnya dengan berjalan-jalan atau berbelanja, dan 10% (1 orang) mengatakan kurang fokus menyelesaikan masalah karena adanya perasaan tidak tenang atau cemas.

Hasil penelitian yang dilakukan Buhrmester mengungkapkan mahasiswa yang mempunyai kompetensi interpersonal yang tinggi akan mempunyai inisiatif untuk memulai suatu hubungan pertemanan, mampu bersikap terbuka tentang dirinya, mampu bersikap asertif dengan mengemukakan pendapat-pendapat dan pemikirannya, mampu memberikan dukungan sosial bagi orang lain, dan mampu mengatasi konflik interpersonal dalam dirinya (Buhrmester dan Reis,1988). Kompetensi interpersonal merupakan kemampuan-kemampuan yang sangat diperlukan guna membangun, membina, dan memelihara hubungan interpersonal yang akrab, misalnya hubungan dengan orangtua, teman dekat, dan pasangan.

Bervariasinya kompetensi interpersonal yang dimiliki setiap mahasiswa, dapat mempengaruhi dalam berelasi dengan orang lain pada mahasiswa psikologi semester akhir, khususnya dalam penyelesaian tugas akhir atau skripsi. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh dari tata usaha Fakultas Psikologi, banyaknya mahasiswa yang


(17)

9

Universitas Kristen Maranatha terkendala pada saat mengerjakan tugas akhirnya. Ketika mengerjakan skripsi, mahasiswa dituntut dapat mengerjakan sendiri, dengan mencari sumber-sumber secara mandiri. Perlunya kompetensi interpersonal pada mahasiswa Psikologi semester akhir terlihat ketika mahasiswa tidak mengerti mengerjakan skripsi khususnya dalam pengolahan data, dapat bertanya kepada dosen statistik ataupun kepada teman dari jurusan lain yang mengerti statistik. Ketika mulai menyerah mengerjakan tugas akhir, ada teman dan orangtua yang memberikan semangat, dan pada saat menghadapi masalah atau adanya perbedaan pendapat dengan dosen pembimbing, mahasiswa mampu mengungkapkan pemikirannya, dan mengambil keputusan yang terbaik yang dapat diterapkan dalam penelitiannya. Hal ini juga akan mempengaruhi mahasiswa ketika mereka terjun langsung ke dunia kerja, khususnya bagi mahasiswa Psikologi semester akhir yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja.

Dalam lingkungan pekerjaan seorang lulusan Psikologi diharapkan lebih dapat membina hubungan interpersonal yang baik karena dunia pekerjaan Psikologi lebih banyak berhadapan langsung dengan individu/manusia. Jika kompetensi ini kurang dimiliki seorang mahasiswa Psikologi, maka dia akan mengalami kesulitan dalam menjalin relasi dengan klien atau orang baru yang membutuhkan bantuannya. Fenomena tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui kompetensi interpersonal yang dimiliki mahasiswa Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(18)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran kompetensi interpersonal mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kompetensi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran kompetensi interpersonal pada mahasiswa Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung berdasarkan aspek-aspek kemampuan berinisiatif, kemampuan

self-disclosure, kemampuan bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan

emosional, dan kemampuan mengelola konflik yang muncul dalam hubungan interpersonal.


(19)

11

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

 Memberikan informasi bagi ilmu Psikologi khususnya bidang kajian Psikologi Pendidikan mengenai kompetensi interpersonal yang dimiliki mahasiswa Psikologi semester akhir.

 Memberikan informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan kompetensi interpersonal.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung untuk mengetahui gambaran kompetensi interpersonalnya agar mereka dapat mengembangkan diri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

 Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi, sebagai bahan pertimbangan untuk merancang program-program yang dapat mengembangkan kompetensi interpersonal mahasiswa menjadi lebih baik.


(20)

12

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, sehingga membutuhkan orang lain dalam menjalin relasi, serta memiliki kemampuan dalam mengelola diri dan kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain. Salah satu kualitas hidup seseorang yang banyak menentukan keberhasilan menjalin hubungan dengan orang lain adalah kompetensi interpersonal. Mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya, dalam penyesuaian diri tersebut mahasiswa diharapkan mampu menyatakan perasaan dan pikirannya dengan terbuka kepada semua orang tanpa merugikan diri sendiri maupun menyakiti pihak lain.

Menurut Buhrmester (1988) ada lima aspek tugas interpersonal yang dapat mempengaruhi kompetensi interpersonal pada mahasiswa dalam berhubungan dengan orang lain. Kelima aspek tersebut adalah: Pertama, kemampuan berinisiatif membina suatu hubungan. Menurut Buhrmester (1988) inisiatif adalah usaha untuk memulai suatu bentuk interaksi dan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam hal ini mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir sudah mampu untuk memulai berkenalan dengan orang lain sebagai usaha untuk membangun good rapport pada saat praktikum, memulai banyak relasi yang membuat mahasiswa semakin banyak mengenal karakter-karakter orang yang berbeda-beda, berkenalan dengan orang baru yang dapat membantunya untuk menyelesaikan tugas akhirnya.

Aspek yang kedua yaitu kemampuan self disclosure, yaitu sejauh apa seseorang terbuka pada orang lain dalam relasi interpersonal. Menurut Buhrmester


(21)

13

Universitas Kristen Maranatha (1988) perilaku yang menunjukkan adanya keterbukaan adalah mengungkapkan informasi yang bersifat pribadi mengenai diri, memberikan perhatian kepada orang lain sebagai bentuk penghargaan yang akan memperluas terjadinya sharing. Mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir pada saat membina relasi dengan teman kuliah maupun dengan orang lain dapat bersikap terbuka. Hal ini terlihat pada saat mahasiswa praktikum agar terjalin good rapport yang baik, mahasiswa mau memulai untuk bercerita tentang kehidupannya. Begitu juga ketika menjalin relasi dengan teman, mahasiswa tersebut mau menceritakan tentang pengalaman kegagalannya dalam mata kuliah tertentu, dan pada saat orang lain bercerita mengenai masalah yang dihadapi, mahasiswa Psikologi dapat memberikan perhatian dengan cara mendengarkan dan melakukan kontak mata.

Aspek yang ketiga, yaitu kemampuan untuk bersikap asertif, yaitu kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi, mengemukakan gagasan dan keyakinannya secara jujur dengan cara yang sesuai dan dapat diterima. Misalnya: menyatakan pada teman bahwa mahasiswa tersebut tidak berkenan dengan cara mereka memperlakukannya, misalnya saat teman memperlakukan dengan menggunakan bahasa yang kasar. Menolak permintaan untuk melakukan hal yang tidak disukai, misalnya teman mengajak untuk pergi ke diskotik, atau jalan-jalan pada saat tugas kuliah banyak. Menegur sahabat yang tidak menepati janji tanpa menyinggung perasaannya, misalnya sudah membuat janji untuk kerja kelompok ternyata salah satu teman tidak hadir.


(22)

14

Universitas Kristen Maranatha emosional. Menurut Beker dan Lemle (dalam Buhrmester, 1988) dukungan emosional mencakup kemampuan untuk menenangkan dan memberi rasa nyaman kepada orang lain ketika orang tersebut dalam keadaan tertekan dan bermasalah. Ketika teman mengalami suatu masalah, misalnya orangtuanya meninggal, mahasiswa tersebut dapat berempati, menunjukan sikap mau menolong dan memberikan semangat. Ketika teman tidak lulus dalam mata kuliah praktikum, maka mahasiswa tersebut dapat memberikan semangat dan membantunya dalam belajar mata kuliah tersebut.

Aspek yang kelima adalah kemampuan mengatasi konflik yang muncul. Menurut Buhrmester, dkk. (1988), kemampuan dalam mengatasi konflik meliputi sikap untuk menyusun suatu penyelesaian masalah, mempertimbangkan kembali penilaian atas suatu masalah sehingga dapat meredakan ketegangan, misalnya: pada saat mempunyai masalah dengan sahabat benar-benar ingin menyelesaikan dengan jalan baik, mampu memandang persoalan dari sudut pandang lain dan tidak mengulang perbuatan yang bisa memperburuk konflik. Pada saat mahasiswa tersebut mempunyai konflik dengan orangtua, mahasiswa sebagai seorang calon sarjana psikologi yang lebih mengerti tentang manusia, diharapkan dapat mengatasi konflik tersebut tanpa memperkeruh suasana.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk dapat menunjukan kompetensi interpersonal yaitu jenis kelamin, dukungan orangtua, dukungan teman sebaya. Faktor yang pertama adalah jenis kelamin, menurut Buhrmester, (1996), pria lebih kompeten dari pada wanita dalam kompetensi yang berbentuk instrumental


(23)

15

Universitas Kristen Maranatha

behavior yaitu dalam hal kemampuan berinisiatif dan kemampuan bersikap asertif.

Dimana mahasiswa pria lebih mudah untuk memulai berkenalan dengan orang baru dan dapat mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain dengan mengatakannya secara langsung. Wanita lebih kompeten dibandingkan pria dalam kompetensi berbentuk expressive behavior yaitu dalam memberikan dukungan emosional, kemampuan membuka diri dan kemampuan dalam menyelesaikan persoalan/konflik yang muncul dalam suatu hubungan.

Faktor yang kedua adalah dukungan orangtua, hasil penelitian menunjukan orang tua merupakan faktor yang berpengaruh terhadap proses perkembangan anak dalam proses bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Hetherington dan Parke (dalam Buhrmester, 1996) bahwa kontak anak dengan orang tua berpengaruh terhadap kompetensi interpersonal anak. Adanya kontak anak dengan orangtua yang dekat ketika berelasi di dalam keluarga, dimana anak memiliki waktu berkomunikasi dengan orangtua dapat meningkatkan kompetensi interpersonal anak. Pengaruh perlakuan orang tua terhadap anak tidak dapat dipungkiri karena kontak anak yang pertama terjadi dengan orang tua. Selain itu, bagaimana pola relasi antara orang tua dan anak juga akan mempengaruhi kompetensi interpersonal yang dimiliki mahasiswa. Dalam hal ini, orangtua juga berperan memberikan dukungan kepada mahasiswa dalam bergaul dengan teman-teman mereka, sehingga mereka memperoleh kesempatan untuk bergaul dalam lingkungan sosial, yang akan membuat mahasiswa cenderung memiliki kompetensi interpersonal yang tinggi. Orangtua yang tidak mendukung mahasiswa untuk berelasi sosial membuat mahasiswa tidak


(24)

16

Universitas Kristen Maranatha memperoleh kesempatan untuk membina hubungan yang lebih dekat lagi dengan teman-teman mereka sehingga akan membuat mahasiswa cenderung memiliki kompetensi interpersonal yang rendah.

Faktor yang ketiga adalah dukungan dari teman sebaya, atau pengaruh teman sebaya juga tidak dapat diabaikan dalam hal menumbuhkan kompetensi interpersonal. Teman sebaya merupakan faktor yang sangat penting dalam kompetensi interpersonal, mahasiswa yang memiliki sosialisasi yang baik dengan teman sebaya mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi, mempunyai sifat yang menyenangkan dan mudah diterima oleh lingkungan. Mahasiswa yang memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meningkatkan perkembangan sosial, emosi dan lebih mudah membina hubungan interpersonal.

Dengan penjelasan di atas, berikut ini skema kerangka pikir Kompetensi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung.


(25)

17

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir Kompetensi interpersonal

1.6 Asumsi

1.Setiap mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir memiliki ke lima aspek kompetensi interpersonal dalam diri mereka, yaitu kemampuan berinisiatif, kemampuan self disclosure, kemampuan bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, dan kemampuan mengelola konflik yang muncul dalam hubungan interpersonal.

2.Kompetensi interpersonal pada mahasiswa-mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, dukungan dari orang tua dan

dukungan dari teman sebaya.

3.Mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung, ada yang memiliki kompetensi interpersonal tinggi dan kompetensi interpersonal rendah.

Kompetensi Interpersonal:

- Kemampuan berinisiatif

- Kemampuan dalam self disclosure

- Kemampuan memberikan dukungan emosional

- Kemampuan bersikap Asertif

- Kemampuan mengelola konflik 1.Jenis kelamin

2.Dukungan orangtua 3.Dukungan teman

sebaya

Rendah Tinggi Mahasiswa Fakultas

Psikologi semester akhir Universitas Kristen


(26)

53 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi interpersonal yang dilakukan kepada 100 orang mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebagian mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir (51%) berada pada tingkat kompetensi interpersonal yang tinggi dan sebagian lagi (49%) berada pada tingkat kompetensi interpersonal yang rendah.

2. Kompetensi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagian besar didukung oleh aspek kemampuan dalam memberikan dukungan emosional dan kemampuan dalam mengatasi konflik pada saat berinteraksi dengan orang lain, baik dengan orang baru, sahabat dan teman-teman di lingkungan kampus.

3. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal yaitu, faktor jenis kelamin memiliki keterkaitan dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Fakultas Psikologi tingkat akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung. Dua faktor yang lainnya yaitu faktor dukungan teman sebaya, dan dukungan orangtua tidak


(27)

54

Universitas Kristen Maranatha memiliki keterkaitan dengan tinggi rendahnya kompetensi interpersonal mahasiswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoritis

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam meneliti aspek-aspek kompetensi interpersonal. Oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin meneliti Kompetensi Interpersonal dalam bidang Psikologi Sosial, dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut, yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai aspek-aspek inisiatif, self-disclosure, asertif, dukungan emosional, dan mengatasi konflik.

2. Peneliti yang ingin meneliti Kompetensi Interpersonal, dapat menyesuaikan item-item penelitian dengan budaya Indonesia, khususnya untuk item

self-disclosure.

3. Peneliti lain dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai perbedaan jenis kelamin, dengan perbandingan responden yang proporsional antara pria dan wanita.

4. Data penunjang agar lebih di perdalam lagi dengan menggunakan teori dukungan sosial dan item-item yang digunakan lebih dalam dengan merujuk teori dukungan sosial yang ada.


(28)

55

Universitas Kristen Maranatha 5. Peneliti lain disarankan untuk menguji validitas lebih dari satu metode, jika

menggunakan judgment expert, peneliti melakukan pengujian validitas kembali dengan try out alat ukur ke beberapa responden. Hal ini bermanfaat untuk melihat item yang digunakan mengukur apa yang hendak di ukur. 5.2.2 Saran Praktis

1. Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi semester akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagai bahan pertimbangan untuk memperdalam dengan merancang program-program maupun tugas-tugas yang diberikan oleh dosen guna lebih meningkatkan aspek asertif, self-disclosure, dan inisiatif.

2. Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha agar berusaha untuk meningkatkan aspek asertif, self-disclosure, dan inisiatif.

3. Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha semester akhir agar berusaha untuk dapat melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada, misalnya mengikuti organisasi-organisasi yang ada di luar kampus dan mengikuti training atau seminar-seminar yang ada. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain yang lebih luas dan mengembangkan kompetensi interpersonal.


(29)

56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Buhrmester, D., F, W., Wittenberg, M.T., & Reis, D. (1998). Five Domain of

Interpersonal Competence in Peer Relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 55 (6), 991-1008.

Buhrmester, D. 1990. Intimacy of friendship. Interpersonal Competence, and

Adjustment During Preadolescence and Adolescence. Child Development,61, 1101-1111

Buhrmester, D.1996. Need Fulfillment, Interpersonal Competence, and The

Developmental Contexts of Early Adolescence Friendship. In W.Bukowski, A. Newcomb, & W.Hartup (Eds.), The Company They

Keep: Friendship in Childhood And Adolescence. New York: Cambridge

University Press.

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. 3rd ed. Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company.Ltd.

Grasha, A. F. 1987. Practical Application Of Psychology. London: Scott, Foresman And Company.

Juriana. 2000. Kesesuaian Antara Konsep Diri Nyata dan Ideal dengan

Kemampuan Manajemen Diri pada Mahasiswa Pelaku Organisasi Universitas Gajah Mada dalam PSIKOLOGIKA. V, 9:65-75.

Yogyakarta.

Nashori, F. H. 2003. Kompetensi Interpesonal Mahasiswa Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi. Vol II, No I, Hal 26-36.

Siegel.S.1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.


(30)

57 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Astuti, Pudji. 2010. Studi deskriptif mengenai derajat kompetensi interpersonal dengan teman sebaya pada siswa-siswi “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Aryatmi, S. 1992. Membina Pribadi Mahasiswa Melalui Perguruan Tinggi

dalam Kepribadian Siapakah Saya? (peny. Kartono Kartini). Jakarta:

Rajawali.

Http://www.maranatha.edu/fakultas/psikologi/selamat-datang-di-fakultas psikologi, diakses pada tanggal 20 Oktober 2011).

Http://eprints.undip.ac.id/12961/1/tanti.pdf diakses pada tanggal 12 September 2011).

Nurahmati. 1995. Gaya Kelekatan dan Kompetensi Interpersonal dengan Teman

Sebaya pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas

Psikologi UGM.

Tjandraningtyas, Jacqueline. 2011. Pengaruh relasi menolong teman sebaya ( peer helping relationship) melalui situs maya terhadap kompetensi interpersonal remaja. Disertasi. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran.


(1)

17

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir Kompetensi interpersonal

1.6 Asumsi

1.Setiap mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir memiliki ke lima aspek kompetensi interpersonal dalam diri mereka, yaitu kemampuan berinisiatif, kemampuan self disclosure, kemampuan bersikap asertif, kemampuan memberikan dukungan emosional, dan kemampuan mengelola konflik yang muncul dalam hubungan interpersonal.

2.Kompetensi interpersonal pada mahasiswa-mahasiswa tersebut dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, dukungan dari orang tua dan

dukungan dari teman sebaya.

3.Mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung, ada yang memiliki kompetensi interpersonal tinggi dan kompetensi interpersonal rendah.

Kompetensi Interpersonal: - Kemampuan berinisiatif

- Kemampuan dalam self disclosure - Kemampuan memberikan dukungan

emosional

- Kemampuan bersikap Asertif - Kemampuan mengelola konflik

1.Jenis kelamin 2.Dukungan orangtua 3.Dukungan teman

sebaya

Rendah Tinggi Mahasiswa Fakultas

Psikologi semester akhir Universitas Kristen


(2)

53 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kompetensi interpersonal yang dilakukan kepada 100 orang mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebagian mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir (51%) berada pada tingkat kompetensi interpersonal yang tinggi dan sebagian lagi (49%) berada pada tingkat kompetensi interpersonal yang rendah.

2. Kompetensi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagian besar didukung oleh aspek kemampuan dalam memberikan dukungan emosional dan kemampuan dalam mengatasi konflik pada saat berinteraksi dengan orang lain, baik dengan orang baru, sahabat dan teman-teman di lingkungan kampus.

3. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi interpersonal yaitu, faktor jenis kelamin memiliki keterkaitan dengan kompetensi interpersonal mahasiswa Fakultas Psikologi tingkat akhir Universitas Kristen Maranatha Bandung. Dua faktor yang lainnya yaitu faktor dukungan teman sebaya, dan dukungan orangtua tidak


(3)

54

Universitas Kristen Maranatha memiliki keterkaitan dengan tinggi rendahnya kompetensi interpersonal mahasiswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoritis

1. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam meneliti aspek-aspek kompetensi interpersonal. Oleh karena itu bagi peneliti lain yang ingin meneliti Kompetensi Interpersonal dalam bidang Psikologi Sosial, dapat melakukan penelitian ini lebih lanjut, yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai aspek-aspek inisiatif, self-disclosure, asertif, dukungan emosional, dan mengatasi konflik.

2. Peneliti yang ingin meneliti Kompetensi Interpersonal, dapat menyesuaikan item-item penelitian dengan budaya Indonesia, khususnya untuk item self-disclosure.

3. Peneliti lain dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai perbedaan jenis kelamin, dengan perbandingan responden yang proporsional antara pria dan wanita.

4. Data penunjang agar lebih di perdalam lagi dengan menggunakan teori dukungan sosial dan item-item yang digunakan lebih dalam dengan merujuk teori dukungan sosial yang ada.


(4)

55

Universitas Kristen Maranatha 5. Peneliti lain disarankan untuk menguji validitas lebih dari satu metode, jika

menggunakan judgment expert, peneliti melakukan pengujian validitas kembali dengan try out alat ukur ke beberapa responden. Hal ini bermanfaat untuk melihat item yang digunakan mengukur apa yang hendak di ukur. 5.2.2 Saran Praktis

1. Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi semester akhir di Universitas Kristen Maranatha Bandung sebagai bahan pertimbangan untuk memperdalam dengan merancang program-program maupun tugas-tugas yang diberikan oleh dosen guna lebih meningkatkan aspek asertif, self-disclosure, dan inisiatif.

2. Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi semester akhir Universitas Kristen Maranatha agar berusaha untuk meningkatkan aspek asertif, self-disclosure, dan inisiatif.

3. Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha semester akhir agar berusaha untuk dapat melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada, misalnya mengikuti organisasi-organisasi yang ada di luar kampus dan mengikuti training atau seminar-seminar yang ada. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa tersebut untuk dapat menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain yang lebih luas dan mengembangkan kompetensi interpersonal.


(5)

56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Buhrmester, D., F, W., Wittenberg, M.T., & Reis, D. (1998). Five Domain of Interpersonal Competence in Peer Relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 55 (6), 991-1008.

Buhrmester, D. 1990. Intimacy of friendship. Interpersonal Competence, and Adjustment During Preadolescence and Adolescence. Child Development,61, 1101-1111

Buhrmester, D.1996. Need Fulfillment, Interpersonal Competence, and The Developmental Contexts of Early Adolescence Friendship. In W.Bukowski, A. Newcomb, & W.Hartup (Eds.), The Company They Keep: Friendship in Childhood And Adolescence. New York: Cambridge University Press.

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. 3rd ed.

Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company.Ltd.

Grasha, A. F. 1987. Practical Application Of Psychology. London: Scott, Foresman And Company.

Juriana. 2000. Kesesuaian Antara Konsep Diri Nyata dan Ideal dengan Kemampuan Manajemen Diri pada Mahasiswa Pelaku Organisasi Universitas Gajah Mada dalam PSIKOLOGIKA. V, 9:65-75. Yogyakarta.

Nashori, F. H. 2003. Kompetensi Interpesonal Mahasiswa Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi. Vol II, No I, Hal 26-36.

Siegel.S.1990. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.


(6)

57 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Astuti, Pudji. 2010. Studi deskriptif mengenai derajat kompetensi interpersonal dengan teman sebaya pada siswa-siswi “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Aryatmi, S. 1992. Membina Pribadi Mahasiswa Melalui Perguruan Tinggi dalam Kepribadian Siapakah Saya? (peny. Kartono Kartini). Jakarta:

Rajawali.

Http://www.maranatha.edu/fakultas/psikologi/selamat-datang-di-fakultas psikologi, diakses pada tanggal 20 Oktober 2011).

Http://eprints.undip.ac.id/12961/1/tanti.pdf diakses pada tanggal 12 September 2011).

Nurahmati. 1995. Gaya Kelekatan dan Kompetensi Interpersonal dengan Teman Sebaya pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Tjandraningtyas, Jacqueline. 2011. Pengaruh relasi menolong teman sebaya ( peer helping relationship) melalui situs maya terhadap kompetensi interpersonal remaja. Disertasi. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran.