Pesan Perdagangan Bebas ASEAN-Cina.

Pikiran Rakyat
o Selasa
4

5

0
6

20

21

o Mar

OApr

Rabu

7
22


.

8
23

0

Kamis

9

10
24

o Me; OJun

Jumat

11

25

OJul

o Sabtu 0 Mlnggu
12

26

13
27

0 Ags OSep

14

28
OOkt

15


16

29
30
G:
ONov .Des

Pes an Perdagangan
Rebas ASEAN-Cina
- -- ~---

Oleh HUALA ADOLF

K

FSEPAKATANperdagangan
ASEAN Cina (ASEAN China
Free Trade Agreement atau
ACFTA) akan berlaku 1Januari 2010.

Menghadapi tanggal itu kalangan dunia
usaha termasuk asosiasi dagang dan industri, seperti Kamar i:>agangdan Industri (Kadin) atau Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), meminta pemerintall menunda ACFTA Mereka belum siap bersaing. Kalau kesepakatan itu dibuka, me.reka khawatir akan tergilas
masuknya produk Cina.
Kekhawatiran dunia usaha kita terhadap kesepakatan ACFTAmemang beralasan. Kesepakatan mencakup tiga bidang yang luas dan strategis; perdagangan barang, jasa, dan investasi. Dari
segi volume dan potensi ekonomi, di ketiga bidang itu, Cina terlalu kuat untuk
disaingi.
.
Dasar hukum ACFTAadalah peIjanjian payung di bidang keIja sama ekonomi komprehensif antara ASEAN dan
Cina yaitu Framework Agreement on
Comprehensive Economic Co-operation
between ASEANand the People's Republic of China (Framework Agreement).
PeIjanjian ini ditandatangani pada 5
NovembeJ; 2002 dan melahirkan tiga
kesepakatan, yaitu Agreement on Trade
in Goods atau kesepakatan perdagangan di bidang barang (29 November
2004), Agreement on Trade in Service
atau kesepakatan perdagangan di bidangjasa (14 Januari 2007), danAgreement on Investment atau kesepakatan
di bidang investasi (15Agustus 2007).
Kekhawatiran dunia usaha terhadap
ACFTA yang diungkapkan dewasa ini


patut kita dengarkan. Akan tetapi, dari
~ekhawatiran ini, masalahnya adalah,
kenapa barn-barn ini saja suara meJ;eka
diungkapkan? Bukankah sebagai pengusaha, mereka adalah pelaku dan aktor
utama dalam perdagangan?
Kurang dilibatkan
Masalah utama penyebab kekhawatiran dunia usaha adalah kurang dilibatkannya mereka dalam proses perundingan. Pengusaha bahkan tidak diikutkan dalam proses perundingan yang forumnya bersifat antarpemerintall seperti ASEAN.
ASEAN adalah organisasi regional
yang keanggotaannya terbatas pada negara. Dalam berbagai perundingan resmi mengenai isu-isu yang menjadi
agenda perhatian ASEAN, pihak yang
ikut adalah pelWakilan negara anggota.
Selain negara, pihak swasta atau pengusaha tidak menjadi peserta.
Penyebab kedua, kurang dilibatkannya dunia usaha kita sebagai anggota
(delegasi) dalam proses perundingan
terutama di perundingan keIja sama
ekonomi atau perdagangan. Proses perundingan, termasuk persiapan perundingan, pihak yang langsung menanganinya adalah instansi pemerintall.
Dasar hukum UI1tuk perundingan
peIjanjian intemasional adalah UU Nomor 24 tahun 2000 tentang PeIjanjian
Intemasional. UU ini menjadi landasan

hukum utama bagi pemerintah dalam
mempersiapkan, merundingkan, menandatangani bahkan mengesahkan
peIjanjian intemasional.
Pasal penting UU ini adalah Pasal 5.

--

Kliping

Humas

Un pad

2009

Pasal ini menyatakan, lembaga negara
dan lembaga pemerintah, baik departemen maupun nondepartemen, di tingkat pusat dan daerah, yang mempunyai
rencana untuk membuat peIjanjian intemasional, terlebih dahulu melakukan
konsultasi dan koordinasi mengenai
rencana tersebut dengan Menteri (ayat

1).
Ayat 2 PasalS menyatakan, pemerintah RI dalarn mempersiapkan pembuatan peIjanjian intemasional, terlebih
dahulu hams menetapkan posisi. Posisi
tersebut dituangkan dalam suatu pedoman delegasi RI. Pedoman delegasi RI
perlu mendapat persetujuan Menteri.
Pedoman hams memuat antara lain, latar belakang permasalahan, analisis
permasalahan ditinjau dari aspek politis, yuridis, dan aspek lain yang dapat
memengaruhi kepentingan nasional RI.
PasalS ayat (4) menyatakan, perundingan rancangan suatu peIjanjian intemasional dilakukan delegasi RI yang
dipimpin menteri atau pejabat lain sesuai dengan materi peIjanjian.dan lingkup kewenangan masing-masing.
Pasal utama tadi tidak menyebut pihak di luar pemerintah seperti dunia
usaha. Persiapan perundingan dalarn.
rapat-rapat antardepartemen dihadiri
berbagai instansi pemerintah. Swasta
jarang diundang. Wajar saja peIjanjian
keIja sarna dengan pihak asing atau organisasi intemasional di bidang ekonomi atau perdagangan, suara dunia usaha kita kurang tersalurkan.

respons dengan positif.
Sebe1um mengesahkan peIjanjian intemasional di bidang ekonomi atau perdagangan, pemerintah perlu mempertimbangkan darnpak peIjanjian tersebut. Setiap peIjanjian keIja sarna di bidang ekonomi atau perdagangan membawa dampak baik atau buruh bagi perekonomian.
Untuk mengetahui darnpak yang

akan teIjadi dari peIjanjian intemasional, konsultasi dengan pihak yang akan
terkena darnpaknya, harns dilakukan.
Konsultasi bukan sekadar dengan instansi, departemen, atau nondepartemen. Konsultasi perlu dilakukan dengan pihak-pihak ketiga, seperti dunia
usaha atau akademisi.
Pemerintah perlu menjelaskan peluang atau kesempatan dari suatu peIjanjian atau kesepakatan intemasional di
bidang ekonomi atau perdagangan kepada dunia usaha. Pemerintah perlujuga meminta masukan, kepentingan, dan
kalau perlu kritik mereka terhadap muatan peIjanjian intemasional yang akan
disepakati.
Suara dunia usaha terhadap akan
berlakunya ACFfA adalah suara yang
mumi kepentingan dunia usaha. Merekalah garis depan yang akan terkena
dampak dari masuknya produk Cina ke
dalam negeri. Sambil berupaya meminta penundaan ACFI'A,pemerintah agar
lebih terbuka untuk mendengar suara
dan kepentingan dunia usaha. Di masa
depan, dalarn negosiasi kelja sarna perdagangan atau ekonomi, pemerintah
perlu mendengar suara dunia usaha kiAntisipasi dampak
Kekhawatiran dunia usaha terhadap . ta. ***
akan berlakunya ACFfA memang berPenulis, GuruBesar Hukum Interalasan. Keinginan mereka agar peIjanjinasionalFH Unpad..
an tersebut ditunda, perlu pemerintah

"'""'""'---