STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1958/K/PID.SUS/2010 TENTANG PEMNERIAN REHABILITASI BAGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.
STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1958/K/PID.SUS/2010 TENTANG
PEMBERIAN REHABILITASI BAGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG
NARKOTIKA
ABSTRAK
Tindak pidana penyalahgunaan narkotika sebenarnya merupakan tindak pidana
yang unik, sebab dalam sebagian besar kasus yang terjadi, posisi pelaku tindak pidana
ini juga merupakan korban dari tindak pidana itu sendiri. Konsekuensinya, dalam tindak
pidana penyalahgunaan narkotika diperlukan penanganan yang
khusus pula.
Penanganan khusus ini terlihat dari hukuman rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan
narkotika sebagai pengganti hukuman penjara sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pemberian rehabilitasi ini
tercermin dalam salah satu perkara yang diadili oleh Pengadilan Negeri Kediri dengan
Terdakwa Wahyu Rizki Alfian bin Mashuri yang divonis untuk menjalani masa
rehabilitasi. Namun proses banding dan kasasi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
Umum telah berhasil melahirkan putusan yang menghapuskan masa rehabilitasi dan
menggantinya menjadi pidana penjara selama satu tahun sebagaimana yang
dinyatakan dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1958/K/Pid.Sus/2010.
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan
spesifikasi penelitian deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan
berupa studi kepustakaan (library research) untuk mendapatkan bahan-bahan atau
data-data sekunder berupa bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang
dianalisis secara kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Putusan Mahkamah Agung Nomor
1958/K/Pid.Sus/2010 secara yuridis formal telah sesuai dengan Pasal 253 KUHAP
tentang kewenangan kasasi Mahkamah Agung. Namun, penegakkan hukum, terutama
pada perkara narkotika, selayaknya dikedepankan penegakan hukum yang progresif
dengan melakukan pendekatan-pendekatan secara sosiologis dan psikologis agar
tujuan pemidanaan yang dikehendaki Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika dapat ditegakkan sebagaimana mestinya. Selain itu, diperlukan pula
pembatasan-pembatasan bagi kekuasaan kehakiman dalam menjalankan penegakkan
hukum yang progresif demi mencegah terjadi kesewenang-wenangan.
OUTLINE
BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS DAN KASUS POSISI
A. Latar Belakang Pemilihan Kasus
B. Kasus Posisi
BAB II MASALAH HUKUM DAN TINJAUAN TEORETIS
A. Masalah Hukum
B. Tinjauan Teoretis Tentang Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika
BAB III RINGKASAN PUTUSAN
A. Ringkasan Putusan Mahkamah Agung No. 1958 K/Pid.Sus/2010
BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 1958 K/PID.SUS/2010
A. Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 1958 K/Pid.Sus/2010 Dikaitkan
Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
PEMBERIAN REHABILITASI BAGI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG
NARKOTIKA
ABSTRAK
Tindak pidana penyalahgunaan narkotika sebenarnya merupakan tindak pidana
yang unik, sebab dalam sebagian besar kasus yang terjadi, posisi pelaku tindak pidana
ini juga merupakan korban dari tindak pidana itu sendiri. Konsekuensinya, dalam tindak
pidana penyalahgunaan narkotika diperlukan penanganan yang
khusus pula.
Penanganan khusus ini terlihat dari hukuman rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan
narkotika sebagai pengganti hukuman penjara sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pemberian rehabilitasi ini
tercermin dalam salah satu perkara yang diadili oleh Pengadilan Negeri Kediri dengan
Terdakwa Wahyu Rizki Alfian bin Mashuri yang divonis untuk menjalani masa
rehabilitasi. Namun proses banding dan kasasi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
Umum telah berhasil melahirkan putusan yang menghapuskan masa rehabilitasi dan
menggantinya menjadi pidana penjara selama satu tahun sebagaimana yang
dinyatakan dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1958/K/Pid.Sus/2010.
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan
spesifikasi penelitian deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan
berupa studi kepustakaan (library research) untuk mendapatkan bahan-bahan atau
data-data sekunder berupa bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang
dianalisis secara kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Putusan Mahkamah Agung Nomor
1958/K/Pid.Sus/2010 secara yuridis formal telah sesuai dengan Pasal 253 KUHAP
tentang kewenangan kasasi Mahkamah Agung. Namun, penegakkan hukum, terutama
pada perkara narkotika, selayaknya dikedepankan penegakan hukum yang progresif
dengan melakukan pendekatan-pendekatan secara sosiologis dan psikologis agar
tujuan pemidanaan yang dikehendaki Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika dapat ditegakkan sebagaimana mestinya. Selain itu, diperlukan pula
pembatasan-pembatasan bagi kekuasaan kehakiman dalam menjalankan penegakkan
hukum yang progresif demi mencegah terjadi kesewenang-wenangan.
OUTLINE
BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS DAN KASUS POSISI
A. Latar Belakang Pemilihan Kasus
B. Kasus Posisi
BAB II MASALAH HUKUM DAN TINJAUAN TEORETIS
A. Masalah Hukum
B. Tinjauan Teoretis Tentang Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika
BAB III RINGKASAN PUTUSAN
A. Ringkasan Putusan Mahkamah Agung No. 1958 K/Pid.Sus/2010
BAB IV ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 1958 K/PID.SUS/2010
A. Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 1958 K/Pid.Sus/2010 Dikaitkan
Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran