Analisis Risiko Rantai Pasok Material Beton Ready Mix.

(1)

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL

BETON READY MIX

(Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung)

Harry Slamet Setiawan

NRP: 1221014

Pembimbing: Deni Setiawan, S.T., M.T.

ABSTRAK

Pengadaan material adalah salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Diperlukan suatu sistem yang mampu mengelola pengadaan material agar kebutuhan material pada suatu proyek dapat tersedia dengan baik dan pelaksanaan proyek tidak terkendala. Suatu sistem yang dapat membantu dan mengelola proses pengadaan material adalah rantai pasok (supply chain). Namun dalam pengelolaan suatu rantai pasok, ada risiko-risiko yang mungkin dapat terjadi. Untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi maka diperlukan suatu analisis sebagai tahap awal pengidentifikasian risiko sebelum proyek terkendala. Salah satu metode analisis yang dapat digunakan adalah House of Risk. Metode ini dapat menentukan tingkat prioritas agen risiko yang harus diberikan sebagai tindakan pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA. Tahapan penelitian dimulai dari observasi lapangan, pemetaan aktivitas rantai pasok, identifikasi kejadian risiko yang mungkin terjadi, identifikasi penyebab risiko, dan penghitungan nilai Aggregate Risk Potential (ARP). Nilai ARP yang didapat dari penelitian ini merepresentasikan besar atau kecilnya risiko-risiko yang mungkin terjadi. Hasil dari penelitian ini didapat enam kejadian risiko yang mungkin terjadi, yaitu pemesanan ditolak, pengeluaran biaya lebih, keterlambatan pengiriman, pemunduran waktu pengiriman, kecelakaan pada saat pengiriman, dan reject material karena setting/tidak sesuai spesifikasi. Terdapat lima penyebab risiko yang diprioritaskan, yaitu kondisi kendaraan yang kurang mampu untuk menghadapi kondisi lapangan, adanya kemacetan di jalan raya, jarak tempuh menuju proyek, supplier tidak mampu menerima pemesanan yang terlalu banyak, dan adanya acara atau hari besar di Kota Bandung. Kemudian diberikan penanganan yang sesuai pada masing-masing penyebab risiko yang diprioritaskan. Kata Kunci: Manajemen Risiko, House of Risk, Rantai Pasok


(2)

SUPPLY CHAIN RISK ANALYSIS OF READY MIX

CONCRETE MATERIAL

(Case Study: GAIA Hotel, Bandung)

Harry Slamet Setiawan

NRP: 1221014

Supervisor: Deni Setiawan, S.T., M.T.

ABSTRACT

Supply of materials is an important factor in the implementation of construction projects. It required a system that could manage the procurement of materials in order that material needs can be provided well and the project implementation will not constrained. A system that can assist and manage the supply of materials is “supply chain”. However, there are some risks that can occur in some supply chain. In order to minimize the risks that would happened then it required an analysis of the initial phase of identifying risks before the project is constrained. The method of analysis that can be used is “House of Risk”. This method can determine the priority level of risk agent that should be administered as a preventive measure. The purpose of this study is to analyze the risks of supply chain ready mix concrete materials at the GAIA Hotel project. This research stage starts from observation, mapping the supply chain activity, identification of risk events that may occur, identify the risk agent, and the calculation of Aggregate Risk Potential (ARP). ARP score that obtained from this study represent how much the risks that may occur. The results are six risk events that may occur, that is rejected order, spending more fees, delays in delivery, postponement delivery time, the accident at the time of delivery, and the reject material for setting/is not within specifications. There are five prioritized risk agents in the supply chain of ready mix concrete materials, that is the condition of the vehicle is not able to deal with the field conditions, the congestion on the highway, mileage to the project, the supplier is not able to accept orders too much, and the event or a great day in the Bandung City. Then given the appropriate mitigation for each of risk agents that are prioritized.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 5

2.1 Manajemen Proyek ... 5

2.2 Manajemen Logistik ... 6

2.3 Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok ... 11

2.4 Manajemen Risiko ... 13

2.5 Beton ... 21

2.6 Sumber Data ... 23

2.6.1 Data Primer ... 23

2.6.2 Data Sekunder ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 26

3.1 Diagram Alir Penelitian ... 26

3.2 Lokasi Penelitian dan Jadwal Pelaksanaan ... 27

3.3 Data Primer ... 31

3.4 Data Sekunder ... 31

BAB IV ANALISIS DATA ... 32

4.1 Observasi Lapangan ... 32

4.2 Pemetaan Aktivitas Rantai Pasok ... 39

4.3 Identifikasi Kejadian Risiko yang Mungkin Terjadi (Potential Causes) ... 39

4.4 Identifikasi Agen/Penyebab Risiko (Risk Agents) ... 40

4.5 Korelasi Kejadian Risiko dan Agen / Penyebab Risiko ... 42

4.6 Penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP)... 42

4.7 Mitigasi Risiko ... 49


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 54


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Triple Constraint ... 6

Gambar 2.2 Siklus Kegiatan Fungsi Logistik ... 9

Gambar 2.3 Konsentrasi Logistik dan SCM ... 17

Gambar 2.4 Kategori Risiko Rantai Pasok ... 18

Gambar 2.5 Model Benda Uji Silinder ... 22

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 26

Gambar 3.2 Diagram Alir pada Analisis Data ... 27

Gambar 3.3 Tampak Atas Lokasi Penelitian... 29

Gambar 3.4 Rencana Pembangunan Hotel GAIA... 29

Gambar 3.5 Hotel GAIA ... 30

Gambar 4.1 Lokasi Proyek Hotel GAIA dari Arah Lembang ... 32

Gambar 4.2 Lokasi Proyek Hotel GAIA dari Arah Bandung ... 33

Gambar 4.3 Lokasi Tempat Mobil Pembawa Beton Ready Mix di Lapangan . 33 Gambar 4.4 Lokasi Pengecoran Fondasi Bangunan C ... 34

Gambar 4.5 Pengecoran Dengan Bantuan Alat 1... 35

Gambar 4.6 Pengecoran Dengan Bantuan Alat 2... 35

Gambar 4.7 Penuangan Beton Ready Mix Langsung dari Mobil ... 36

Gambar 4.8 Pengecoran dengan Menggunakan Beton Ready Mix ... 36

Gambar 4.9 Pengambilan Sampel Uji Ready Mix ... 37

Gambar 4.10 Pengujian Slump Test Beton Ready Mix ... 38

Gambar 4.11 Pengukuran Pengujian Slump Test Beton Ready Mix ... 38

Gambar 4.12 Nilai ARP Supplier A Berdasarkan Ranking ... 45

Gambar 4.13 Nilai ARP Supplier B Berdasarkan Ranking... 45

Gambar 4.14 Nilai ARP Supplier C Berdasarkan Ranking... 46

Gambar 4.15 Nilai ARP Supplier D Berdasarkan Ranking ... 47


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aktivitas Rantai Pasok Berdasarkan SCOR... 12

Tabel 2.2 Metode Pengukuran Untuk Beberapa Tipe Risiko ... 16

Tabel 2.3 Model HOR1 ... 21

Tabel 4.1 Aktivitas Pada Pemesanan Beton Ready Mix Berdasarkan SCOR .. 39

Tabel 4.2 Level Penilaian Severity ... 40

Tabel 4.3 Kejadian Risiko yang Mungkin Terjadi Beserta Nilai Severity ... 40

Tabel 4.4 Level Penilaian Occurrence ... 41

Tabel 4.5 Agen Penyebab Risiko Beserta Nilai Occurrence Setiap Supplier.. 42

Tabel 4.6 Nilai Korelasi Agen Risiko dan Kejadian Risiko ... 42

Tabel 4.7 House of Risk Supplier A ... 43

Tabel 4.8 House of Risk Supplier B ... 44

Tabel 4.9 House of Risk Supplier C ... 44

Tabel 4.10 House of Risk Supplier D ... 44


(7)

DAFTAR SINGKATAN

ARP Aggregate Risk Potential

FMEA Failure Mode and Effects Analysis

FAS Faktor Air Semen

HOR House of Risk HOQ House of Quality RPN Risk Priority Number SCM Supply Chain Management

SCOR Supply Chain Operation References SCRM Supply Chain Risk Management


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengadaan material adalah salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Jika pengadaan material pada suatu proyek mengalami kendala, pembangunan pada proyek tersebut akan terhambat atau tersendat dan akan berpengaruh pada pekerjaan lainnya. Diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola pengadaan material agar kebutuhan material pada suatu proyek dapat tetap tersedia sehingga pelaksanaan proyek tidak terkendala. Material tersebut harus diatur sebaik mungkin agar tersedia dengan tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu, serta mengelola risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Suatu sistem yang dapat membantu proses pengadaan material adalah rantai pasok (supply chain). Rantai pengadaan/rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Dengan menggunakan strategi rantai pasok ini dapat diperoleh keuntungan-keuntungan diantaranya mengurangi inventory barang dengan berbagai cara, menjamin kelancaran penyediaan barang, dan menjamin mutu (Eko dan Djokopranoto, 2002).

Namun pada pelaksanaannya, ada risiko-risiko yang dapat terjadi pada aktivitas rantai pasok. Risiko-risiko yang terjadi harus disadari sejak awal dan bila risiko tersebut dapat menyebabkan masalah jangka panjang, perlu adanya antisipasi untuk menghindari kemungkinan masalah yang lebih buruk kedepannya. Menurut Ismael (2013), dengan mengetahui faktor risiko yang dominan, dapat membantu untuk mengambil keputusan dalam menentukan tindakan koreksi yang paling sesuai untuk mengurangi risiko seminimal mungkin sampai pada batas yang dapat diterima. Material yang digunakan kurang dari yang


(9)

dibutuhkan mempunyai tingkat pengaruh yang cukup singnifikan terhadap keterlambatan proyek konstruksi, kontraktor harus menghitung kebutuhan bahan yang akan dipakai setiap hari dan menyediakan stok di lapangan. Perencanaan material membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan proyek agar keterkaitan penyediaan dan penggunaan material terhadap suatu pekerjaan dapat berlangsung lancar. Peran logistik sebagai penyedian material sangat penting dalam menjamin ketersediaan material yang diinginkan, sehingga kerja sama tim, merupakan faktor yang perlu diperhatikan.

Menurut Hanafi (2006), secara umum langkah-langkah dalam pengukuran risiko adalah dengan mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut, mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan dan menentukan prioritas risiko tersebut. Menurut Pujawan (2009), dalam menganalisis risiko dapat digunakan metode analisis House of Risk (HOR) untuk memprioritaskan mana agen risiko yang harus ditangani lebih dahulu dan untuk memilih tindakan yang paling efektif untuk mengurangi risiko potensial yang ditimbulkan oleh agen risiko.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis risiko yang terjadi pada rantai pasok material beton ready mix proyek Hotel GAIA sampai pada tahap penilaian risiko. Material beton ready mix menjadi material yang memegang peranan penting pada pelaksanaan proyek Hotel GAIA, dimulai dari fondasi hingga hampir seluruh strukturnya menggunakan beton ready mix. Dengan mengetahui dan mengelola risiko-risikonya dengan baik maka akan mengurangi kemungkinan risiko yang timbul pada pelaksanaan proyek. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengevaluasi perencanaan rantai pasok agar lebih terkelola dengan baik. Dengan memaksimalkan kinerja dari segi manajemen risiko, masalah yang mungkin terjadi seperti keterlambatan pekerjaan, limbah konstruksi, kecelakaan kerja, dan masalah lain yang mungkin dapat timbul dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi dapat diminimalisir sekecil mungkin.


(10)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA?

2. Apa yang menjadi penyebab risiko pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA?

3. Apa yang menjadi penyebab risiko utama rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA ini dan bagaimana penanganannya?

4. Berdasarkan empat supplier pada proyek ini, manakah supplier yang lebih unggul dan memiliki risiko rendah?

5. Apakah mutu/spesifikasi beton ready mix yang telah dipesan selama ini sudah sesuai?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis risiko pada rantai pasok material beton ready mix proyek hotel GAIA.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

2. Mengidentifikasi penyebab risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

3. Menentukan penyebab risiko yang diprioritaskan dan memberikan penanganannya.

4. Memberikan penilaian risiko untuk masing-masing supplier pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

5. Melakukan verifikasi terhadap mutu beton dari supplier pada proyek Hotel GAIA.

1.4 Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis risiko rantai pasok material beton ready mix Hotel GAIA. 2. Risiko dari sisi kontraktor proyek Hotel GAIA.


(11)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Literatur, berisi tentang penjelasan manajemen proyek, rantai pasok, manajemen risiko, manajemen logistik, teori beton, dan prosedur pengumpulan data.

BAB III : Metode Penelitian, berisi diagram alir penelitian, lokasi penelitian dan jadwal pelaksanaan proyek, data primer dan data sekunder.

BAB IV : Analisis Data, berisi observasi lapangan, pemetaan aktivitas rantai pasok, identifikasi kejadian risiko, identifikasi agen penyebab risiko, korelasi kejadian risiko dan agen penyebab risiko, penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP), dan beton tepat mutu.


(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan, simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil identifikasi kejadian risiko, terdapat enam kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok pengadaan beton ready mix proyek Hotel GAIA, yaitu pemesanan ditolak, pengeluaran biaya lebih, keterlambatan pengiriman, pemunduran waktu pengiriman, kecelakaan pada saat pengiriman, dan reject material karena setting/tidak sesuai spesifikasi.

2. Dari hasil identifikasi penyebab risiko, terdapat sebelas penyebab risiko rantai pasok pengadaan beton ready mix proyek Hotel GAIA, yaitu kondisi kendaraan yang kurang mampu untuk menghadapi kondisi lapangan, koordinasi dengan keamanan di jalan raya, adanya kemacetan di jalan raya, jarak tempuh menuju proyek, supplier kehabisan material produksi, supplier tidak mampu menerima pemesanan yang terlalu banyak, kerusakan pada mesin produksi supplier, adanya acara atau hari besar di Kota Bandung, harga dari supplier yang lebih mahal, beton ready mix tidak memenuhi spesifikasi, dan lamanya waktu bongkar hingga menimbulkan setting.

3. Terdapat lima penyebab risiko yang diprioritaskan yaitu, kondisi kendaraan yang kurang mampu untuk menghadapi kondisi lapangan (A1), adanya kemacetan di jalan raya (A3), jarak tempuh menuju proyek (A4), supplier tidak mampu menerima pemesanan yang terlalu banyak (A6), dan adanya acara atau hari besar di Kota Bandung (A8). Dari penyebab risiko yang diprioritaskan dapat dilakukan mitigasi/penanganan sebagai berikut:

a. Memilih dan melakukan evaluasi terhadap kondisi kendaraan dari supplier beton ready mix kemudian dipilih supplier dengan kondisi kendaraan terbaik yang mampu menghadapi kondisi lapangan serta memperhatikan dokumen kualifikasi.


(13)

b. Memilih supplier yang lokasinya berdekatan dengan lokasi proyek dan memperhatikan waktu pengiriman sehingga terhindar dari jam macet. c. Memilih supplier yang mampu menerima pesanan beton ready mix

dalam jumlah yang dibutuhkan proyek atau membagi ke beberapa supplier agar kuota yang diperlukan tetap terpenuhi.

d. Lebih memperhatikan jadwal pemesanan beton ready mix serta melakukan koordinasi dengan pihak bersangkutan di daerah terkait adanya acara atau hari raya.

4. Nilai ARP untuk supplier A adalah 749, supplier B adalah 834, supplier C adalah 923, dan supplier D adalah 920. Berdasarkan jumlah nilai tersebut, supplier A memiliki jumlah nilai ARP terendah sedangkan supplier C memiliki nilai ARP tertinggi. Supplier A memiliki keunggulan dan risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan supplier lain. Namun tetap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hasil penelitian juga manunjukkan kesesuaian dengan kenyataan di lapangan dimana supplier A lebih dominan dipilih sebagai pemasok beton ready mix pada Hotel GAIA. 5. Berdasarkan hasil 51 data uji beton, nilai rata-rata kekuatan tekan beton 28

hari adalah 326,82kg/cm2, nilai terkecil kekuatan tekan beton 28 hari adalah 319,11kg/cm2, dan nilai terbesar kekuatan tekan beton 28 hari adalah 337,78kg/cm2 dengan mutu beton rencana K300 (300kg/cm2). Dari data tersebut dapat ditarik simpulan bahwa mutu beton pada proyek Hotel GAIA memenuhi rencana. Hasil penelitian juga menunjukkan kesesuaian dengan nilai ARP penyebab risiko “beton ready mix tidak memenuhi spesifikasi (A10)” yang kecil.

5.2 Saran

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Dapat dilakukan analisis untuk meninjau material bangunan yang lainnya. 2. Dapat dilakukan analisis risiko pada bidang lainnya untuk meminimalisir


(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bailey, M., Thomas, C., 2004, “Managing Risk in The Supply Chain” Paper presented at SAPICS 26th Annual Conference and Exhibition, Cape Town, South Africa.

2. Bolstorff, P., dan Rosenbaum, R., 2003, Supply Chain Excellence A Handbook for Dramatic Improvement Using the SCOR Model, AMACOM, a division of America Management Association.

3. Christopher, M., Peck, H., Abley, J., Haywood, Major M., Saw, R., Rutherford, C., dan Strathern, M., 2003, “Creating resilient supply chains: A practical guide ”, Centre for Logistics and Supply chain management, Cranfield School of Management, Cranfield University, Cranfield, UK.

4. Dwiantara, L., dan Rumsari, S. H., 2004, Manajemen Logistik Pedoman

Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi”, Yogyakarta.

5. Eko, R. I., Djokopranoto, R, 2002, Konsep Manajemen Supply Chain, Jakarta: Grasindo.

6. Fahmi, I., 2010, Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung: Penerbit Alfabeta.

7. Flanagan, R., Norman, G., 1993, Risk Management and Construction, Cambridge: University Press.

8. Godfrey, P. S., Sir William Halcrow and Partners Ltd. 1996, Control of Risk A Guide to Systematic Management Of Risk from Construction, Wesminster London: Construction Industry Research and Information Association (CIRIA). 9. Hanafi, M. M., 2006, Manajemen Risiko, UPP STIM YKPN: Yogyakarta. 10.Ismael, I., 2013, Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung, Faktor Penyebab

dan Tindakan Pencegahannya, Jurnal Momentum ISSN: 1693-752X.

11.Millaty, S. D., Rahman, A., Yuniarti, R., 2013, Analisis Risiko pada Supply Chain Pembuatan Filter Rokok (Studi Kasus: PT. Filtrona Indonesia, Surabaya), Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya.


(15)

12.Norrman, A., Jansson, U., 2004, Erricsson’s proactive supply chain risk management approach after a serious sub-supplier accident, International Journal of Physical Distribution and Logistics Management, vol. 34, no. 5. 13.Parenrengi, S. M., Mallarangeng, A. T., Zahra, I., 2011, Analisis Risiko Supply

Chain Management dalam Membangun Ketangguhan Perusahaan dengan Metode Failure Mode Effect and Analysis (FMEA), Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

14.Parenreng, S.M., Pujawan, I.N., dan Wiratno, S. E., 2005, Supply Chain Risk Management; Studi literatur dan pengembangan framework, Prosiding Seminar Nasional The Application of Technology Toward A Better Life, Universitas Teknologi Yogyakarta, Indonesia.

15.Pujawan, I. N., 2009, House of Risk: A Model for Proactive Supply Chain Risk Management, Business Process Management Journal, Vol. 15, No. 6.

16.Pujawan, I. N., Mahendrawati, E. R., 2010, Supply Chain Management, Penerbit Gunawidya: Surabaya.

17.Purwandono, D. K., 20xx, Aplikasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Proyek Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan.

18.Schwalbe, K., 2006, Introduction to Project Management, Minneapolis: Thomson Course Technology.

19.Soeharto, I., 1999, Manajemen Proyek, Jakarta: Penerbit Erlangga. 20.Subagya, 1996, Manajemen Logistik, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

21.Wigaringtyas, L. D., 2013, Pengukuran Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR), Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.

22.eprints.undip.ac.id/34600/5/2081_chapter_II.pdf oleh ONES HERMANTO -2010 (diakses pada 3 juni 2016 20.45)

23.http://adman.staf.upi.edu/2012/07/27/konsep-manajemen-logistik/ (diakses pada 3 juni 2016 21.12)

24. http://www.konsistensi.com/2013/04/wawancara-sebagai-metode-pengumpulan.html (diakses pada 3 juni 2016 20.22)


(1)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA?

2. Apa yang menjadi penyebab risiko pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA?

3. Apa yang menjadi penyebab risiko utama rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA ini dan bagaimana penanganannya?

4. Berdasarkan empat supplier pada proyek ini, manakah supplier yang lebih unggul dan memiliki risiko rendah?

5. Apakah mutu/spesifikasi beton ready mix yang telah dipesan selama ini sudah sesuai?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis risiko pada rantai pasok material beton ready mix proyek hotel GAIA.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

2. Mengidentifikasi penyebab risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

3. Menentukan penyebab risiko yang diprioritaskan dan memberikan penanganannya.

4. Memberikan penilaian risiko untuk masing-masing supplier pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

5. Melakukan verifikasi terhadap mutu beton dari supplier pada proyek Hotel GAIA.

1.4 Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisis risiko rantai pasok material beton ready mix Hotel GAIA. 2. Risiko dari sisi kontraktor proyek Hotel GAIA.


(2)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Literatur, berisi tentang penjelasan manajemen proyek, rantai pasok, manajemen risiko, manajemen logistik, teori beton, dan prosedur pengumpulan data.

BAB III : Metode Penelitian, berisi diagram alir penelitian, lokasi penelitian dan jadwal pelaksanaan proyek, data primer dan data sekunder.

BAB IV : Analisis Data, berisi observasi lapangan, pemetaan aktivitas rantai pasok, identifikasi kejadian risiko, identifikasi agen penyebab risiko, korelasi kejadian risiko dan agen penyebab risiko, penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP), dan beton tepat mutu.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan, simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil identifikasi kejadian risiko, terdapat enam kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok pengadaan beton ready mix proyek Hotel GAIA, yaitu pemesanan ditolak, pengeluaran biaya lebih, keterlambatan pengiriman, pemunduran waktu pengiriman, kecelakaan pada saat pengiriman, dan reject material karena setting/tidak sesuai spesifikasi.

2. Dari hasil identifikasi penyebab risiko, terdapat sebelas penyebab risiko rantai pasok pengadaan beton ready mix proyek Hotel GAIA, yaitu kondisi kendaraan yang kurang mampu untuk menghadapi kondisi lapangan, koordinasi dengan keamanan di jalan raya, adanya kemacetan di jalan raya, jarak tempuh menuju proyek, supplier kehabisan material produksi, supplier tidak mampu menerima pemesanan yang terlalu banyak, kerusakan pada mesin produksi supplier, adanya acara atau hari besar di Kota Bandung, harga dari supplier yang lebih mahal, beton ready mix tidak memenuhi spesifikasi, dan lamanya waktu bongkar hingga menimbulkan setting.

3. Terdapat lima penyebab risiko yang diprioritaskan yaitu, kondisi kendaraan yang kurang mampu untuk menghadapi kondisi lapangan (A1), adanya kemacetan di jalan raya (A3), jarak tempuh menuju proyek (A4), supplier tidak mampu menerima pemesanan yang terlalu banyak (A6), dan adanya acara atau hari besar di Kota Bandung (A8). Dari penyebab risiko yang diprioritaskan dapat dilakukan mitigasi/penanganan sebagai berikut:

a. Memilih dan melakukan evaluasi terhadap kondisi kendaraan dari supplier beton ready mix kemudian dipilih supplier dengan kondisi kendaraan terbaik yang mampu menghadapi kondisi lapangan serta


(4)

b. Memilih supplier yang lokasinya berdekatan dengan lokasi proyek dan memperhatikan waktu pengiriman sehingga terhindar dari jam macet. c. Memilih supplier yang mampu menerima pesanan beton ready mix

dalam jumlah yang dibutuhkan proyek atau membagi ke beberapa supplier agar kuota yang diperlukan tetap terpenuhi.

d. Lebih memperhatikan jadwal pemesanan beton ready mix serta melakukan koordinasi dengan pihak bersangkutan di daerah terkait adanya acara atau hari raya.

4. Nilai ARP untuk supplier A adalah 749, supplier B adalah 834, supplier C adalah 923, dan supplier D adalah 920. Berdasarkan jumlah nilai tersebut, supplier A memiliki jumlah nilai ARP terendah sedangkan supplier C memiliki nilai ARP tertinggi. Supplier A memiliki keunggulan dan risiko yang lebih kecil jika dibandingkan dengan supplier lain. Namun tetap memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hasil penelitian juga manunjukkan kesesuaian dengan kenyataan di lapangan dimana supplier A lebih dominan dipilih sebagai pemasok beton ready mix pada Hotel GAIA. 5. Berdasarkan hasil 51 data uji beton, nilai rata-rata kekuatan tekan beton 28

hari adalah 326,82kg/cm2, nilai terkecil kekuatan tekan beton 28 hari adalah 319,11kg/cm2, dan nilai terbesar kekuatan tekan beton 28 hari adalah 337,78kg/cm2 dengan mutu beton rencana K300 (300kg/cm2). Dari data tersebut dapat ditarik simpulan bahwa mutu beton pada proyek Hotel GAIA memenuhi rencana. Hasil penelitian juga menunjukkan kesesuaian dengan nilai ARP penyebab risiko “beton ready mix tidak memenuhi spesifikasi (A10)” yang kecil.

5.2 Saran

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Dapat dilakukan analisis untuk meninjau material bangunan yang lainnya. 2. Dapat dilakukan analisis risiko pada bidang lainnya untuk meminimalisir


(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bailey, M., Thomas, C., 2004, “Managing Risk in The Supply Chain” Paper presented at SAPICS 26th Annual Conference and Exhibition, Cape Town, South Africa.

2. Bolstorff, P., dan Rosenbaum, R., 2003, Supply Chain Excellence A Handbook for Dramatic Improvement Using the SCOR Model, AMACOM, a division of America Management Association.

3. Christopher, M., Peck, H., Abley, J., Haywood, Major M., Saw, R., Rutherford, C., dan Strathern, M., 2003, “Creating resilient supply chains: A practical guide ”, Centre for Logistics and Supply chain management, Cranfield School of Management, Cranfield University, Cranfield, UK.

4. Dwiantara, L., dan Rumsari, S. H., 2004, Manajemen Logistik Pedoman Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi”, Yogyakarta.

5. Eko, R. I., Djokopranoto, R, 2002, Konsep Manajemen Supply Chain, Jakarta: Grasindo.

6. Fahmi, I., 2010, Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung: Penerbit Alfabeta.

7. Flanagan, R., Norman, G., 1993, Risk Management and Construction, Cambridge: University Press.

8. Godfrey, P. S., Sir William Halcrow and Partners Ltd. 1996, Control of Risk A Guide to Systematic Management Of Risk from Construction, Wesminster London: Construction Industry Research and Information Association (CIRIA). 9. Hanafi, M. M., 2006, Manajemen Risiko, UPP STIM YKPN: Yogyakarta. 10.Ismael, I., 2013, Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung, Faktor Penyebab

dan Tindakan Pencegahannya, Jurnal Momentum ISSN: 1693-752X.

11.Millaty, S. D., Rahman, A., Yuniarti, R., 2013, Analisis Risiko pada Supply Chain Pembuatan Filter Rokok (Studi Kasus: PT. Filtrona Indonesia, Surabaya), Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya.


(6)

12.Norrman, A., Jansson, U., 2004, Erricsson’s proactive supply chain risk management approach after a serious sub-supplier accident, International Journal of Physical Distribution and Logistics Management, vol. 34, no. 5. 13.Parenrengi, S. M., Mallarangeng, A. T., Zahra, I., 2011, Analisis Risiko Supply

Chain Management dalam Membangun Ketangguhan Perusahaan dengan Metode Failure Mode Effect and Analysis (FMEA), Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

14.Parenreng, S.M., Pujawan, I.N., dan Wiratno, S. E., 2005, Supply Chain Risk Management; Studi literatur dan pengembangan framework, Prosiding Seminar Nasional The Application of Technology Toward A Better Life, Universitas Teknologi Yogyakarta, Indonesia.

15.Pujawan, I. N., 2009, House of Risk: A Model for Proactive Supply Chain Risk Management, Business Process Management Journal, Vol. 15, No. 6.

16.Pujawan, I. N., Mahendrawati, E. R., 2010, Supply Chain Management, Penerbit Gunawidya: Surabaya.

17.Purwandono, D. K., 20xx, Aplikasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Proyek Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan.

18.Schwalbe, K., 2006, Introduction to Project Management, Minneapolis: Thomson Course Technology.

19.Soeharto, I., 1999, Manajemen Proyek, Jakarta: Penerbit Erlangga. 20.Subagya, 1996, Manajemen Logistik, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

21.Wigaringtyas, L. D., 2013, Pengukuran Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR), Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.

22.eprints.undip.ac.id/34600/5/2081_chapter_II.pdf oleh ONES HERMANTO -2010 (diakses pada 3 juni 2016 20.45)

23.http://adman.staf.upi.edu/2012/07/27/konsep-manajemen-logistik/ (diakses pada 3 juni 2016 21.12)

24. http://www.konsistensi.com/2013/04/wawancara-sebagai-metode-pengumpulan.html (diakses pada 3 juni 2016 20.22)

25.https://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ (diakses pada 9 juni 2016 13.00)