PEMBELAJARAN GITAR KLASIK DI SINFONIA MUSIC SCHOOL PADA USIA LANJUT 57 TAHUN.
PEMBELAJARAN GITAR KLASIK DI SINFONIA MUSIC SCHOOL PADA USIA LANJUT 57 TAHUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Seni Musik
Oleh : Yasin Agung Jenara
1001281
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul PEMBELAJARAN
GITAR KLASIK DI SINFONIA MUSIK SCHOOL BANDUNG PADA USIA LANJUT 57 TAHUN ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan car-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanki apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini
Bandung, 27 november 2015 Yang menyatakan
(Yasin Agung Jenara) 1001281
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBELAJARAN GITAR KLASIK DI SINFONIA MUSIC SCHOOL BANDUNG PADA USIA LANJUT 57 TAHUN
Oleh
Yasin Agung Jenara 1001281
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd. NIP.197303262000031003
Pembimbing II
Henri Nusantara,M.Pd. NIP.197302262001121001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
Drs. Agus Firmansyah, M.Pd. NIP.16208301995121001001
(4)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik D i Sinfonia Music School Bandung Pada Usia Lanjut 57 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school Bandung pada usia lanjut 57 tahun. Hal yang diungkap dan dideskripsikan dalam penelitian ini ialah mengenai materi pembelajaran, metode pembelajaran dan hasil pembelajaran gitar klasik di Sinfonia musik school terhadap usia lanjut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, sehingga hasil penelitian dideskripsikan secara terperinci. Tehnik pengumpulan data yang dilakukan antara lain, wawancara, observasi, studi literature dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa desain pembelajaran menggambarkan tentang komponen-komponen pembelajaran, yaitu mengenai tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.Lalu proses pembelajaran menggambarkan tentang kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran. Hasil dari pembelajaran pesertadidik setelah mengikuti pembelajaran gitar klasik di Sinfonia musik school pada usia lanjut yaitu anggota dapat memahami struktur gitar klasik, bisa membaca ritmis, membaca notasi balok.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian……... D. Manfaat Penelitian ... E. Struktur Organisasi Skripsi, Disertasi dan Tesis... BAB II LANDASAN TEORITIS...
A. Pembelajaran ... B. Komponen Pembelajaran …... C. Sejarah perkembangan gitar……….……… D. Pembelajaran gitar klasik……… E. Pendidikan Orang Dewasa………. BAB III METODE PENELITIAN ... A. Desain Penelitian ... B. Partisipan Dan Lokasi Penelitian... C. Pengumpulan Data... D. Analisis Data... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Hasil Penelitian ... 1. Pembelajaran Berdasarkan Wawancara... 2. Temuan Proses Pembelajaran Gitar Melalui Observasi.. B. Pembahasan Penelitian ………... 1. Materi Pembelajaran Gitar Di Sinfonia musik school… 2. Metode Pembelajaran Gitar Di Sinfonia musik school.... 3. Hasil Pembelajaran Gitar Di Sinfonia musik school……. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
A. Kesimpulan ... B. Implikasi dan Rekomendasi... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN... i ii iii v vi vii viii 1 1 2 2 3 4 5 5 6 15 17 21 27 27 29 30 33 35 35 35 43 57 57 60 62 69 69 70 72 73
(6)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik D i Sinfonia Music School Bandung Pada Usia Lanjut 57 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Musik sebagai salah satu cabang seni, merupakan bagian dalam kehidupan manusia musik pun dapat dengan mudah kita temui dalam aktivitas apapun Seiring dengan perkembangan zaman, musik mengalami perkembangan yang baik dari segi memainkannya maupun dari segi bunyinnya. Dari berbagai macam alat musik yang biasa dimainkan dan dipelajari seperti piano, gitar, biola, drum, dan lainnya, gitar merupakan salah satu contoh alat musik yang banyak dipelajari dan dimainkan oleh banyak orang. Secara umum gitar terbagi menjadi tiga jenis yaitu gitar folk atau gitar yang terbuat dari baja (steel), gitar klasik yaitu gitar dengan dawai yang terbuat dari nilon, dan gitar elektrik sama halnya seperti gitar folk dengan dawai yang terbuat dari baja (steel) hanya saja untuk memproduksi suaranya harus menggunakan amplifier ataupun menggunakan efek gitar.
Di Indonesia khususnya di kota-kota besar, pendidikan non formal yang melaksanakan pendidikan musik semakin banyak jumlahnya dari tahun ke tahun, dikarenakan semakin banyaknya keinginan (minat) masyarakat yang berminat mempelajari gitar klasik salah satunya di Bandung, terdapat banyak sekolah atau kursus musik yang menyediakan pendidikan musik.
Salah satu tempat yang menyediakan pembelajaran gitar klasik dari sekian banyak tempat kursus musik di Bandung terdapat salah satu tempat kursus musik yang bernama Sinfonia Music School. Sinfonia Music School merupakan sarana pendidikan musik di masyarakat yang termasuk pendidikan non formal. Di tempat tersebut bukan hanya tempat untuk kursus gitar klasik saja tetapi juga dibuka untuk kursus musik alat lain seperti biola, piano, cello, saxo, flute, cajon, dan
vocal.
Menariknya di Sinfonia Music School menggunakan kurikulum ABRSM (Associated Board of Royal School of Music, London). Pada program ABRSM ujiannya dilaksanakan dengan mendatangkan penguji dari luar negri yang sudah dipilih oleh badan penguji tersebut sehingga biayanya menjadi lebih mahal.
(7)
Kelebihan mengikuti program ABRSM anda akan mendapatkan sertifikat yang diakui secara internasional.
Selain itu dalam kelas gitar terdapat murid yang berusia 57tahun. Usia 57tahun pada dasarnya merupakan usia produktif, manusia pada usia tersebut sudah dihadapkan pada masalah pekerjaan dan masalah kehidupan lainnya. Berdasarkan observasi awal murid tersebut memang sudah bekerja. Hal tersebut menarik perhatian peneliti karena dikelas lain tidak ada murid yang usia 57tahun
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam, agar penelitian terfokus pada permasalahan yang faktual maka peneliti akan meneliti “PEMBELAJARAN GITAR KLASIK DI SINFONIA MUSIK SCHOOL BANDUNG PADA USIA LANJUT 57TAHUN”. Dengan demikian, semoga isi dari judul yang peneliti angkat bisa memberikan penjelasan yang bermanfaat, menambah wawasan dan menjadikan apresiasi, kreasi, dan motifasi baik itu untuk para pengajar maupun muridnya.
B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah proses pembelajaran gitar klasik pada usia 57tahun di Sinfonia Music School Bandung?”. Selanjutnya dari rumusan masalah tersebut dibuat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana materi pembelajaran gitar klasik di Sinfonia Music School Bandung pada usia lanjut 57 tahun?
2. Bagaimana metode pembelajaran gitar klasik di Sinfonia Music School Bandung pada usia lanjut 57 tahun?
3. Bagaimana hasil pembelajaran di Sinfonia Music School Bandung pada usia lanjut 57 tahun?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, peneliti juga membatasi tujuan yang akan dicapai seperti berikut ini:
(8)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik D i Sinfonia Music School Bandung Pada Usia Lanjut 57 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Peneliti ingin mendeskripsikan pembelajaran gitar klasik pada siswa usia 57tahun di Sinfonia Music School Bandung, juga memberikan manfaat khususnya bagi peneliti dan masyarakat kota Bandung.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tahapan pembelajaran gitar klasikpada usia 57tahun di Sinfonia Music School.
b. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran gitar klasik pada siswa 57tahun di Sinfonia Music School.
c. Untuk mengetahu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran gitar klasik di Sinfonia Music School.
d. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hasil evaluasi dari pembelajaran gitar klasik pada usia 57tahun di Sinfonia Music School.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait, diantaranya:
1. Guru
Bagi guru, khususnya para pengajar gitar klasik, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran, sehingga guru tidak saja dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilam para siswanya saja, tetapi juga wawasan mengenai perkembangan musik, khususnya mengenai penguasaan alat musik gitar klasik
2. Siswa
Untuk lebih mengembangkan bakat musik yang dimiliki, khususnya bakat untuk memainkan instrument gitar klasik, memberikan motivasi sehingga para siswa mampu menguasai alat musik ini, mendapatkan pembelajaran gitar klasik yang efektif dan mudah dimengerti sehingga dapat diaplikasikan dengan baik.
3. Sinfonia Music School
Dapat menambah referensi dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran gitar klasik khususnya pada siswa usia 57tahun.
(9)
4. Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI
Menambah referensi bacaan tentang pembelajaran gitar klasik pada siswa usia 57tahun.
5. Peneliti
Dapat memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran gitar klasik pada siswa usia 57tahun di Sinfonia Music School.
E. Struktur Organisasi Skripsi, Tesis dan Disertasi
BAB I PENDAHULUAN MELIPUTI: bagian yang berisi uraian tentang pendahuluan atau bagian awal skripsi yang meliputi Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA: berisi teori dan pendapat para ahli mengenai pembelajaran, pembelajaran musik pada remaja dan dewasa, karakter orang dewasa pada usia 57tahun, dan gitar klasik.
BAB III METODE PENELITIAN: berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian berupa lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data berupa laporan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN: Bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri atas dua hal utama yakni pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN: Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitia n. Daftar Pustaka
Lampiran- lampiran Riwayat Hidup
(10)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu skema desain penelitian yang tersusun berdasarkan prosedur yang dilaksanakan dilapangan, adapun langkah-langkah tersebut meliputi.
1. Tahap awal
Dalam melakukan penelitian, langkah aw al sangat diperlukan untuk menentukan arah dan tujuan percapaian keberhasilan sebuah penelitian. Tahapan langkah aw al yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kajian Pustaka
Peneliti mengumpulkan referensi dan bahan teori-teori yang berhubungan dengan konsep pembelajaran gitar dan strategi meningkatkan motivasi belajar sisw a. Buku yang menjadi bahan peneliti adalah buku Pendidikan Luar Sekolah (faisal, 1981), Pendidikan Orang Dewasa (Lunandi, 1993), Pendidikan Orang
Dewasa (Suprojanto, 2008), Belajar dan Pembelajaran ( Sutikno, 2009),
b. Perumuskan Masalah
Setelah kegiatan observasi sudah dilakukan, peneliti mulai melakukan perumusan masalah mengenai topik penelitian agar penelitian bisa terpusat, focus, serta bisa diselesaikan dengan adanya batasan perumusan masalah yang ada di dalamnya. Dalam kegiatan ini peneliti membuat dan menyusun instrument penelitian untuk mempermudah selama kegiatan penelitian berlangsung, adapun persiapan yang dilakukan peneliti, yaitu dengan mempersiapkan pedoman observasi, pedoman w awancara dan pendokumentasian yang diperlukan menegnai pembelajaran gitar klasik di Sinfonia Music School.
c. Pelaksanaan Penelitian
Setelah melakukan persiapan, peneliti melakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Peneliti mengumpulkan data-data yang dilaksanakan dan diperoleh secara langsung di tempat penelitian dengan
(11)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
melakukan observasi, w aw ancara, mendokumentasikan terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu mengenai materi seperti apa yang diberikan kepada sisw a di Sinfonia music school khususnya pada usia lanjut dew asa 59 tahun serta seperti apa metode penyampaiannya, dan bagaimana hasil sisw a setelah mengikuti pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school. Kemudian peneliti mengolah, menganalisis dan memilah data, disesuaikan dengan rumusan masalah dalam penelitian tersebut untuk dijadikan laporan pada akhir penelitian.
d. Penyusunan Instrumen Penelitian
Peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Hal ini dilihat dari permulaan permasalahn yang belum jelas dan pasti, tetapi setelah masalah yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan dengan suatu instrumen. Instrumen tersebut dapat dikembangkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi w aw ancara dan dokumentasi. Peneliti menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan data seperti alat tulis, kamera, dan perekam suara. Semua ini dimanfaatkan oleh peneliti untuk mengembangkan hasil temuan. Sehingga didapatkan fokus penelitian.
2. Tahap Pelak sanaan
Peneliti melakukan observasi, w aw ancara, dan dokumentasi di tempat penelitian. Hal ini dilakukan peneliti sesuai dengan hal-hal yang sudah dipersiapkan pada langkah aw al.
Peneliti melakukan observasi di tempat penelitian dan w aw ancara dengan pengajar dan sisw a yang terlibat dalam kegiatan pembelajran gitar di Simfonia musik school Bandung. Kemudian peneliti melanjutkan penelitian secara berkala pada bulan 5 Mei 2015 dengan mengamati kegiatan pembelajaran gitar di Simfonia musik school Bandung, yakni mengumpulkan informasi berupa data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Peneliti mengumpulkan data dengan mencatat hasil observasi dan w aw ancara langsung di tempat penelitian. Disamping itu, peneliti mengumpulkan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yakni dengan cara
(12)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
mengambil data berupa foto, video dan audio hasil rekaman w aw ancara dengan objek penelitian.
3. Tahap Ak hir
Peneliti mengolah data yang dikumpulkan dengan mereduksi data. Dalam hal ini peneliti memilih, merangkum dan menyusun data-data yang berkaitan dengan pembelajaran gitar pada usia lanjut di Simfonia Musik School Bandung.
Setelah melaksanakan penelitian, peneliti menyusun laporan dari hasil penelitian. Hasil penelitian merupakan kumpulan data dari aw al hingga akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti melputi observasi, w aw ancara dan dokumentasi. Kemudian memaparkan secara tertulis mengenai hasil data yang telah direduksi terkait pembelajaran gitar pada usia lanjut di Simfonia Musik School Bandung.
B. Partisipan Dan Lok asi Penelitian
Lokasi tempat dilakukan di Sinfonia Music School Bandung yang terletak di jalan Setiabudhi Sinfonia Musik School termasuk sekolah music yang mempunyai kegiatan belajar mengajar alat music seperti gitar, violin, drum, dan vocal, di Sinfonia music school terdapat salah satu sisw a yang memiliki usia lanjut dew asa yang mengikuti les gitar klasik, karena pada dasarnya usia lanjut dew asa adalah usia yang sudah bekerja maka peneliti tertarik.
Gambar 3.1 Sinfonia musik
Subjek dalam penelitian ini yaitu sisw a Sinfonia music school yang berusia 59 tahun dan seorang tenaga pengajar. Dengan adanya subjek tersebut dapat dijadikan sumber data akurat dan aktual dalam penelitian. Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian bahw a usia lanjut dew asa 57 tahun adalah
Comment [G1]: Jalan no Kota
(13)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
usia yang sudah bekerja. Untuk itu peneliti memilih sisw a lanjut usia 57 tahun sebagai subjek penelitian.
C. Pengumpulan Data
Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, peneliti membuat laporan berupa hasil penelitian yang sebenarnya. Hasil dari penelitian dilapangkan berupa catatan, hasil w aw ancara, dokumentasi dan rekaman, yang kemudian digambarkan atau dideskripsikan secara sistematis ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Data yang relevan merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian mengenai pembelajaran gitar di Simfonia Musik School Bandung sebagai berikut. 1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi disini yaitu berfungsi untuk mengumpulkan data dengan cara melihat, mengamati, mendengar dan menganalis penelitian yang dijadikan sebagai sumber bagi peneliti pada pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school.
Dalam pedoman observasi ini peneliti membatasi beberapa aspek yang diamati selama observasi proses latihan, diantaranya yaitu:
1. Bagaimana materi pembelajaran gitar klasik di Sinfonia Music School Bandung pada usia lanjut 57 tahun?
2. Bagaimana metode pembelajaran gitar klasik di Sinfonia Music School Bandung pada usia lanjut 57 tahun?
3. Bagaimana hasil bermain gitar klasik di Sinfonia music school Bandung pada usia lanjut 57 tahun?
Batasan-batasan tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam bentuk tabel dengan tujuan agar peneliti lebih mudah mengorganisir data-data yang dibutuhkan di lapangan
(14)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
Observasi terhadap murid
no Aspek yang di observasi baik sedang kurang keterangan 1 Kemampuan membaca partitur
2 Penguasaan teknik jari kiri: a) Postur
b) Kelenturan menekan
f ingerboard
c) Tehnik slur turun d) Teknik slur naik e) Teknik barre
f) Pergerakan jari antar daw ai dan posisi f ingerboard
3 Teknis jari tangan a) Petikan apoyando b) Petikan tirando
c) Petikan gabungan tirando dan apoyando
d) Disiplin jari dalam memetik
4 Disiplin dalam belajar
5 Kemampuan menguasai materi 6 Motivasi belajar
Pedoman observasi 3.2 B=Baik
S=Sedang K=Kurang
(15)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
Pedoman observasi terhadap pengajar
Pedoman Observasi Observasi ke :
No Aspek yang diobservasi Baik Sedang Kurang Keterangan
1. Merancang Materi 2. dalam menentukan materi 3. melakukan pembelajaran secara
sistematis
4. menguasai materi pembelajaran 5. memberikan motivasi kepada
sisw a
6. menumbuhkan disiplin 7. menguasai kelas
8. Menggunakan metode sesuai dengan materi dan karakteristik sisw a
9. mengevaluasi hasil belajar anak 10. membuat rubrik penilaian
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Terhadap Pengajar
4. Pedoman w aw ancara
Pedoman w aw ancara pada instrumen penelitian ini merupakan pedoman yang mengumpulkan berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan akan ditunjukan kepada narasumber. Hal ini dimaksudkan agar informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school bisa dihasilkan. Terutama mengenai aspek pemilihan materi yang digunakan, metode dan hasil pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school
(16)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu 5. Dokumentasi
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk mencari sumber data kemudian disimpan dan dijadikan acuan untuk mempelajari data-data yang sudah terkumpul selama menjalani proses penelitian. Data tersebut berupa foto, rekaman audio visual dan audio recording yang terdapat pada sebuah perangkat aplikasi di
telephone genggam. Proses pengumpulan dokumentasi dilakukan setiap peneliti
melakukan tatap muka dengan pelatih dalam pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school.
6. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji reabibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, w aw ancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara berkala.
D. Analisis Data
Data pada penelitian kualitatif dilakukan peneliti sebelum terjun ke lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Setelah semua data terkumpul secara keseluruhan, baik dalam bentuk rekaman, catatan atau bentuk lainnya, kemudian peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengumpulkan data mengelompokan data-data berdasarkan jenis dari hasil
penelitian.
b. Menyesuaikan dan melakukan perbandingan antara hasil data yang diperoleh dari lapangan dengan literatur yang diperoleh, sebagai bahan kesimpulan penelitian
(17)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
c. Mendeskripsikan hasil penelitian berupa kesimpulan penelitian dari hasil pengolahan data dalam bentuk laporan tulisan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam proses analisis data dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi konsep dari model Miles dan Huberman (1984) dalam sugiyono (2011, hlm. 337-345), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap, yang meliputi:
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian ditentukan data yang sesuai dengan penelitian dengan pengklasifikasian yang ada. Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk membantu dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah diperoleh dilapangan berupa ringkasan, catatan atau bentuk lainnya yang merupakan hasil observasi, studi literatur, dan dokumentasi.
2. Display atau penyajian data
Display atau penyajian data berarti menyajikan data yang telah direduksi. Dalam penyajian data, data yang telah disusun sehingga mudah dipahami sesuai apa yang telah terjadi pada pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school. Setelah itu peneliti mulai melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran, menyesuaikan dan membandingkan Antara data dari hasil dilapangan dengan literatur, berupa teori atau sumber yang menunjang sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindaan yang dilakukan.
3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data
Kegiatan menganalisi data untuk menarik kesimpulan adalah untuk menggambarakan secara pasti mengenai masalah yang diteliti. Setelah menarik kesimpulan, kegiatan berikutnya adalah memverifikasi data, yaitu upaya mempelajari dan memahami kembali data-data yang telah terkumpul dengan meminta pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang relevan terhadap penelitian yang sedang diteliliti agar mendapatkan validitas yang tinggi.
Proses kegiatan di atas sangat penting dilakukan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang disimpulkan dan diverifikasi adalah data mengenai pembelajaran gitar klasik di sinfonia music school.
(18)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un
(19)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school Bandung pada usia lanjut 50-60, dalam bab ini peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang meliputi proses pembelajaran gitar klasik berupa penerapan materi, metode, dan hasil pembelajaran gitar klasik. Secara garis besar materi yang diberikan pengajar kepada anggota dalam menempuh pembelajaran gitar klasik meliputi gitar, teknik dasar, tangan kiri dan kanan, latihan ritmis, membaca partitur, latihan dawai terbuka, tanda istirahat, pengenalan nada pada dawai gitar. Setelah memepelajari hal tersebut pengajar mengimplementasikan semuanya dalam bentuk sebuah karya pada partitur dan pengaplikasian pada gitar. Tetapi dalam proses pembelajarannya terdapat aspek yang harus dibenahi, seperti materi yang diberikan hanya terfokus pada satu sumber buku Enjoy playing guitar Oxford university.
Bila melihat hasil temuan dan pembahasan peneliti melihat bahwa kesulitan pengajar adalah menentukan materi pembelajaran, hal ini disebabkan usia pesertadidik jauh diatas pengajar. Usia pesertadidik adalah 57tahun sedangkan usia pengajar 25tahun. Perbedaan usia ini menyebabkan guru mengalami kesulitan apabila pesertadidik menentukan karya yang ingin dikuasai. Sehingga materi yang akan dibahas lebih banyak muncul dari keinginan pesertadidik.
Dalam proses pembelajarannya, pengajar membuat suasana yang santai sehingga pesertadidik tidak gugup dalam menjalani proses kegiatan pembelajaran, penerapan metode yang dilakukan pengajar terhadap murid sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh karena itu metode yang digunakan pengajar saat pembelejaaran gitar klasik mempunyai cara yang beragam diantaranya:
1. Metode demonstrasi, dalam hal ini pengajar memberikan peragaan terlebih dahulu kepada murid sebelum murid bisa memahami langkah-langkah yang harus dilakukan di partitur.
(20)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik D i Sinfonia Music School Bandung Pada Usia Lanjut 57 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Metode imitasi, digunakan pada saat murid menerima karya lagu yang sulit kemudian untuk lebih mempermudah hal tersebut, pengajar mengambil strategi dengan cara memperagakan secara langsung, kemudian murid mempergakan kembali apa yang dilakukan oleh pengajar.
3. Metode ceramah digunakan pengajar pada saat memaparkan sub pembahasan materi yang sedang dibahas dan dipelajari oleh murid, dalam hal ini pengajar menejelaskan terlebih dahulu agar murid bisa mengerti terhadap materi yang akan dimainkan pada gitar.
4. Metode latihan digunakan pada saat anggota sudah menerima materi yang diberikan oleh pengjar, kemudian murid melatihnya dengan cara bekerjasama dengan teman atau individu.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti melihat kesulitan yang dihadapi pengajar dan pesertadidik yaitu si pesertadidik hanya ingin memainkan karya yang dia ingin maikan saja sehingga pesrtadidi
Proses pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school Bandung pada usia lanjut 50-60, penguasaan materi bisa dikatakan cukup karena pada proses pembelajarannya, pada setiap pertemuan terlihat banyak perubahan. Secara garis besar pesertadidik dapat menguasai materi yang diberikan pengajar.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan dampak terhadap proses pembelajaran yang terjadi di Sinfonia music school khususnya dan disekolah-sekolah musik pada umumnya.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru-guru dalam menghadapi pesertadidik usia dewasa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu berdasarkan temuan dan analisis data dengan segala kerendahan hati peneliti merekomendasikan berbagai hal sebagai berikut:
1. Pengajar
Selain memiliki kemampuan dan terampil dalam menyampaikan yang nyaman kepada pesertadidik, Guru juga diharapkan memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi karakteristik pesertadidik yang berbeda-beda sebab dalam kenyataannya bisa saja usia pesertadidik sangat berbeda-beda. Perbedaan ini
(21)
misalnya pesertadidik usia prasekolah usia sekolah dan pesertadidik dewasa. Untuk itu kemampuan merancang materi untuk berbagai usia dan karakteristik siswa sangat diperlukan oleh guru. Selain merancang materi kemampuan dalam menentukan metode pun sangat penting, karena menentukan metode yang tepat akan memberikan dampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Pesertadidik
Pesertadidik hendaknya lebih disiplin dan berkonsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung, serta lebih giat lagi dalam berlatih dirumah agar tujuan pembelajaran bisa dicapai dengancepat. Selanjutnya pesertadidik lebih atraktif dan terampil dalam mencari sumber materi di luar Sinfonia music school Bandung, sehingga faktor ketergantungan kepada pengajar bisa di minimalisir, hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari mempelajari di sumber internet yang pada saat ini sudah disajikan dengan praktis melalui tampilan audio visual.
(22)
98
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik D i Sinfonia Music School Bandung Pada Usia Lanjut 57 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka
Baselemen. (2012). Teori Belajar OrangDewasa, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Gintings, Abdurrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran.. Bandung:Humaniora Hurlock, E.B. (1991). Psikologi Perkembangan, suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
Irawan, Iwan. 1983. Pelajaran gitar klasik/Spanish jilid 1, tidakada penerbit Irawan, kendi. 2014. Pembelajaran gitar dasar akustik dalam kegiatan
ekstrakurikuler di SMKN 6 Pandeglang. Tidak di terbitkan
Lunandi, A.G. 1982. Pendidikan Orang Dewasa: Sebuah Uraian Praktis Untuk
Pembimbing, Penatar, Pelatih dan Penyuluh Lapangan. Jakarta: Gramedia
Oswari. (1997). Menyongsong usia Lanjut denga bugar dan Sehat, Jakarta: Sinar Harapan
Mappieare, andi Drs. (1983). Psikology Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Monk, F.J., Rahayu, S. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Nusantara, Henry 2012. Bahan ajar mata kuliah instrument pilihan wajib gitar 1.
Bandung:CV.Bintang warli artika
Riyanto, yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran. Jakarta:kencana
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung:SinarBaru Sugiyono, 2009. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R & . Alfabeta
Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan pembelajaran. Lombok:Holistica Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan pembelajaran. Bandung:Prospect SK Dirjen Dikdasmen No. 226/ C/Kep/92 (Hermawan et al, 2008; 12.4).
(1)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik Di Sin fon ia Music Sch ool Ban dun g Pada Usia Lan jut 57 Tah un Univer sitas Pendidikan Indonesia | r epositor y.upi.edu| per pustakaan.upi.edu
c. Mendeskripsikan hasil penelitian berupa kesimpulan penelitian dari hasil pengolahan data dalam bentuk laporan tulisan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam proses analisis data dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi konsep dari model Miles dan Huberman (1984) dalam sugiyono (2011, hlm. 337-345), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap, yang meliputi:
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu melakukan penyusunan data yang diperoleh kemudian ditentukan data yang sesuai dengan penelitian dengan pengklasifikasian yang ada. Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk membantu dalam penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang telah diperoleh dilapangan berupa ringkasan, catatan atau bentuk lainnya yang merupakan hasil observasi, studi literatur, dan dokumentasi.
2. Display atau penyajian data
Display atau penyajian data berarti menyajikan data yang telah direduksi. Dalam penyajian data, data yang telah disusun sehingga mudah dipahami sesuai apa yang telah terjadi pada pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school. Setelah itu peneliti mulai melakukan penelaahan terhadap proses pembelajaran, menyesuaikan dan membandingkan Antara data dari hasil dilapangan dengan literatur, berupa teori atau sumber yang menunjang sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindaan yang dilakukan.
3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data
Kegiatan menganalisi data untuk menarik kesimpulan adalah untuk menggambarakan secara pasti mengenai masalah yang diteliti. Setelah menarik kesimpulan, kegiatan berikutnya adalah memverifikasi data, yaitu upaya mempelajari dan memahami kembali data-data yang telah terkumpul dengan meminta pertimbangan atau pendapat berbagai pihak yang relevan terhadap penelitian yang sedang diteliliti agar mendapatkan validitas yang tinggi.
Proses kegiatan di atas sangat penting dilakukan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang disimpulkan dan diverifikasi adalah data mengenai pembelajaran gitar klasik di sinfonia music school.
(2)
Yasin Agung Jenara, 2015
(3)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik D i Sinfonia Music School Bandung Pada Usia Lanjut 57 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school Bandung pada usia lanjut 50-60, dalam bab ini peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang meliputi proses pembelajaran gitar klasik berupa penerapan materi, metode, dan hasil pembelajaran gitar klasik. Secara garis besar materi yang diberikan pengajar kepada anggota dalam menempuh pembelajaran gitar klasik meliputi gitar, teknik dasar, tangan kiri dan kanan, latihan ritmis, membaca partitur, latihan dawai terbuka, tanda istirahat, pengenalan nada pada dawai gitar. Setelah memepelajari hal tersebut pengajar mengimplementasikan semuanya dalam bentuk sebuah karya pada partitur dan pengaplikasian pada gitar. Tetapi dalam proses pembelajarannya terdapat aspek yang harus dibenahi, seperti materi yang diberikan hanya terfokus pada satu sumber buku Enjoy playing guitar Oxford university.
Bila melihat hasil temuan dan pembahasan peneliti melihat bahwa kesulitan pengajar adalah menentukan materi pembelajaran, hal ini disebabkan usia pesertadidik jauh diatas pengajar. Usia pesertadidik adalah 57tahun sedangkan usia pengajar 25tahun. Perbedaan usia ini menyebabkan guru mengalami kesulitan apabila pesertadidik menentukan karya yang ingin dikuasai. Sehingga materi yang akan dibahas lebih banyak muncul dari keinginan pesertadidik.
Dalam proses pembelajarannya, pengajar membuat suasana yang santai sehingga pesertadidik tidak gugup dalam menjalani proses kegiatan pembelajaran, penerapan metode yang dilakukan pengajar terhadap murid sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh karena itu metode yang digunakan pengajar saat pembelejaaran gitar klasik mempunyai cara yang beragam diantaranya:
1. Metode demonstrasi, dalam hal ini pengajar memberikan peragaan terlebih dahulu kepada murid sebelum murid bisa memahami langkah-langkah yang harus dilakukan di partitur.
(4)
2. Metode imitasi, digunakan pada saat murid menerima karya lagu yang sulit kemudian untuk lebih mempermudah hal tersebut, pengajar mengambil strategi dengan cara memperagakan secara langsung, kemudian murid mempergakan kembali apa yang dilakukan oleh pengajar.
3. Metode ceramah digunakan pengajar pada saat memaparkan sub pembahasan materi yang sedang dibahas dan dipelajari oleh murid, dalam hal ini pengajar menejelaskan terlebih dahulu agar murid bisa mengerti terhadap materi yang akan dimainkan pada gitar.
4. Metode latihan digunakan pada saat anggota sudah menerima materi yang diberikan oleh pengjar, kemudian murid melatihnya dengan cara bekerjasama dengan teman atau individu.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti melihat kesulitan yang dihadapi pengajar dan pesertadidik yaitu si pesertadidik hanya ingin memainkan karya yang dia ingin maikan saja sehingga pesrtadidi
Proses pembelajaran gitar klasik di Sinfonia music school Bandung pada usia lanjut 50-60, penguasaan materi bisa dikatakan cukup karena pada proses pembelajarannya, pada setiap pertemuan terlihat banyak perubahan. Secara garis besar pesertadidik dapat menguasai materi yang diberikan pengajar.
B. Implikasi dan Rekomendasi
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan dampak terhadap proses pembelajaran yang terjadi di Sinfonia music school khususnya dan disekolah-sekolah musik pada umumnya.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru-guru dalam menghadapi pesertadidik usia dewasa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu berdasarkan temuan dan analisis data dengan segala kerendahan hati peneliti merekomendasikan berbagai hal sebagai berikut:
1. Pengajar
Selain memiliki kemampuan dan terampil dalam menyampaikan yang nyaman kepada pesertadidik, Guru juga diharapkan memiliki rasa percaya diri dalam menghadapi karakteristik pesertadidik yang berbeda-beda sebab dalam kenyataannya bisa saja usia pesertadidik sangat berbeda-beda. Perbedaan ini
(5)
Yasin Agung Jenara, 2015
Pembelajaran Gitar Klasik D i Sinfonia Music School Bandung Pada Usia Lanjut 57 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
misalnya pesertadidik usia prasekolah usia sekolah dan pesertadidik dewasa. Untuk itu kemampuan merancang materi untuk berbagai usia dan karakteristik siswa sangat diperlukan oleh guru. Selain merancang materi kemampuan dalam menentukan metode pun sangat penting, karena menentukan metode yang tepat akan memberikan dampak terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Pesertadidik
Pesertadidik hendaknya lebih disiplin dan berkonsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung, serta lebih giat lagi dalam berlatih dirumah agar tujuan pembelajaran bisa dicapai dengancepat. Selanjutnya pesertadidik lebih atraktif dan terampil dalam mencari sumber materi di luar Sinfonia music school Bandung, sehingga faktor ketergantungan kepada pengajar bisa di minimalisir, hal tersebut bisa dilakukan dengan mencari mempelajari di sumber internet yang pada saat ini sudah disajikan dengan praktis melalui tampilan audio visual.
(6)
98
Daftar Pustaka
Baselemen. (2012). Teori Belajar OrangDewasa, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Gintings, Abdurrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran.. Bandung:Humaniora Hurlock, E.B. (1991). Psikologi Perkembangan, suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
Irawan, Iwan. 1983. Pelajaran gitar klasik/Spanish jilid 1, tidakada penerbit Irawan, kendi. 2014. Pembelajaran gitar dasar akustik dalam kegiatan
ekstrakurikuler di SMKN 6 Pandeglang. Tidak di terbitkan
Lunandi, A.G. 1982. Pendidikan Orang Dewasa: Sebuah Uraian Praktis Untuk
Pembimbing, Penatar, Pelatih dan Penyuluh Lapangan. Jakarta: Gramedia
Oswari. (1997). Menyongsong usia Lanjut denga bugar dan Sehat, Jakarta: Sinar Harapan
Mappieare, andi Drs. (1983). Psikology Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Monk, F.J., Rahayu, S. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Nusantara, Henry 2012. Bahan ajar mata kuliah instrument pilihan wajib gitar 1.
Bandung:CV.Bintang warli artika
Riyanto, yatim. 2010. Paradigma baru pembelajaran. Jakarta:kencana
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung:SinarBaru Sugiyono, 2009. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R & . Alfabeta
Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan pembelajaran. Lombok:Holistica Sutikno, Sobry. 2009. Belajar dan pembelajaran. Bandung:Prospect SK Dirjen Dikdasmen No. 226/ C/Kep/92 (Hermawan et al, 2008; 12.4).