STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA (Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015).

(1)

No. Daftar FPIPS: 4703/UN.40.2.6.1/PL/2015

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA

(

Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

HUMAIRA ULFAH 1103938

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA

(Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015

)

Oleh: Humaira Ulfah

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Humaira Ulfah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA

(

Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015

)

Oleh:

HUMAIRA ULFAH 1103938

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. Abas Asyafah, M. Pd. NIP: 195810161986011003

Pembimbing II

Dr. Edi Suresman, S. Pd., M. Ag. NIP: 196011241988031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Dr. H. Endis Firdaus, M. Ag. NIP: 195703031988031001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, tanggal : Kamis, 25 Juni 2015

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.

NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

Dr. Syahidin, M.Pd.

NIP. 19580128 198612 1 001

Drs. Wahyu Wibisana, M.Pd.

NIP. 19591017 198803 1 002

Dr. Elan Sumarna, M.Ag.


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Studi Realitas

Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Jenjang SMA

(

Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015

)

” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015 Yang membuat pernyataan,

Humaira Ulfah 1103938


(6)

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA

(Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015)

Oleh: Humaira Ulfah

1103938

Penelitian ini mengungkap sejauhmana guru dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dilihat dari perencanaan, proses, dan penilaian, sejauhmana kendala yang dihadapi guru, serta faktor yang mendukung dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Teori yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah konsep dasar kurikulum, konsep dasar PAI dan Budi Pekerti, Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMA serta perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif untuk dapat mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan data yang diperoleh melalui angket yang terdiri dari 45 item tertutup dan 5 item terbuka, serta studi dokumentasi. Sampel diambil dari jumlah populasi yang ada, yaitu 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti dari sekolah negeri dan swasta. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa 96,5% guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung melaksanakan perencanaan pembelajaran dengan baik, 83,9% guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, dan 80,7% guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung melaksanakan penilaian dengan baik. Adapun kendala yang dihadapi oleh guru dalam perencanaan adalah kurangnya memahami model RPP Kurikulum 2013, kendala dalam proses pembelajaran adalah kurangnya memahami pendekatan scientific dan banyaknya jumlah siswa, dan kendala dalam penilaian adalah banyaknya komponen penilaian dan membutuhkan banyak waktu. Selain itu, faktor intern yang mendukung guru PAI adalah menguasai konsep implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dan karena adanya motivasi, sedangkan faktor ekstern yang mendukung guru PAI adalah karena adanya dukungan dari orang tua siswa.


(7)

i i

ABSTRACT

REALITY STUDY OF IMPLEMENTATION CURRICULUM 2013 IN PAI AND CHARACTER TO THE GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL

(Study Description of Teacher’s Various SMA Classification in Bandung 2015) By:

Humaira Ulfah 1103938

This research is express how for the teacher can implementation curriculum 2013 in PAI and character the grade of senior high school in Bandung. The research purpose is to know the implementation curriculum 2013 in PAI and character looked from planning, process, and assessment, how far the problem faced by teacher, and the factor that support in implementation curriculum 2013 in PAI and character. Based theory used in this research is base curriculum concept, base concept of PAI and character, curriculum 2013 in PAI and character for SMA and the different between curriculum 2013 and KTSP. This research use qualitative-descriptive approach. This research is done qualitatively to process, analyze, and interpret the data gained by questionnaire, consist of 45 closed items and 5 open items and study documentation. Samples are taken from number of population, e.g. 20 PAI and character teachers in state and private school. From the result of the research is concluded that 96,5 % of PAI and character teachers in SMA in Bandung doing the planning of learning goodly, 83,9 % of PAI and character teachers in SMA in Bandung doing the process of learning goodly, and 80,7 % of PAI and character

teachers in SMA in Bandung doing the assessment goodly. The problem’s faced by

teachers in planning is less of understanding to model of RPP in curriculum 2013, problem in learning process is less of understanding the scientific approach, and too much students. And the problem in the assessment is too much assessment components and need much times. Beside that, the internal factor that support PAI teacher, is mastering the concept of PAI and character curriculum and because of motivation, and external factor that support the PAI teacher is because of the support of student parents.


(8)

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ...vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR BAGAN...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian...1

B. Rumusan Masalah Penelitian ...6

C. Tujuan Penelitian ...6

1. Tujuan Umum ...6

2. Tujuan Khusus ...6

D. Manfaat Penelitian ...7

1. Manfaat Teoretis ...7

2. Manfaat Praktis ...7

E. Struktur Organisasi ...8

BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI DAN BUDI PEKERTI 2013 JENJANG SMA ...9

A. Konsep Dasar Kurikulum ...9

1. Pengertian Kurikulum...9

2. Pengertian Kurikulum 2013... 10

3. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ... 11


(9)

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 13

6. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum 2013 ... 15

B. Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti ... 16

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)... 16

2. Pengertian Akhlāk dan Budi Pekerti... 17

3. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 18

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 19

C. Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti SMA ... 20

1. Tujuan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti... 21

2. Karakteristik Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 22

3. Standar Perencanaan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 23

4. Standar Proses Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 25

5. Standar Penilaian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 28

D. Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Desain Penelitian ... 34

B. Partisipan ... 35

C. Populasi dan Sampel... 36

1. Populasi... 36

2. Sampel ... 36

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Prosedur Penelitian ... 37

F. Analisis Data ... 42

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Temuan Penelitian ... 44


(10)

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Implementasi Standar Perencanaan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti

2013 ... 49

3. Implementasi Standar Proses Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013..52

4. Implementasi Standar Penilaian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 53

5. Kendala Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 Jenjang SMA di Kota Bandung Tahun 2015 ... 55

6. Faktor Pendukung Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 56

B. Pembahasan Penelitian ... 58

1. Karakteristik Responden... 58

2. Implementasi Standar Perencanaan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 63

3. Implementasi Standar Proses Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013..68

4. Implementasi Standar Penilaian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 77

5. Kendala Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 Jenjang SMA di Kota Bandung Tahun 2015 ... 82

6. Faktor Pendukung Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 84

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 86

A. Simpulan ... 86

B. Rekomendasi ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... xiv


(11)

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia di samping sandang, pangan dan perumahan. Kebutuhan manusia akan pendidikan seumur dengan kehidupan manusia itu sendiri. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak, baik itu dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Jika sistem pendidikannya berfungsi secara baik dan optimal, maka akan tercapai segala kemajuan yang telah dicita-citakan. Namun sebaliknya, jika sistem pendidikannya tidak berjalan dengan baik dan kurang optimal, maka segala sesuatu yang dicita-citakan tidak akan mengalami kemajuan.

Menurut Hamalik (2010, hlm. 1) dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran mengatakan bahwa:

“Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan. Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional.”

Senada dengan pendapat Hamalik, Tirtaraharja (2005, hlm. 225) dalam buku Pengantar Pendidikan mengatakan bahwa:

“Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Dimana pembangunan itu selalu diupayakan agar tetap seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya sering tidak dapat diramalkan sebelumnya.”


(12)

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan pengertian pendidikan tersebut, maka pemerintah menyusun sebuah langkah nyata dengan merumuskan sebuah tujuan pendidikan yang berakar dari nilai-nilai luhur bangsa. Tujuan pendidikan Indonesia itu telah tertulis dalam


(13)

2

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:

“Tujuan Pendidikan Nasional berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlāq mulia, berilmu,

cakap dan kreatif, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pidarta, 2007, hlm. 12).”

Pendidikan menjadi salah satu kunci utama dalam merubah dan mengembangkan potensi sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi dalam pengembangan dunia pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pendidikan di selenggarakan pada setiap satuan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi seharusnya dapat menjadi landasan pembentukan pribadi peserta didik yang lebih baik (Mulyasa, 2014, hlm. 13).

Namun pada kenyataannya mutu output pendidikan di Indonesia itu masih rendah. Rendahnya mutu pendidikan memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, juga sebagai wahana meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (Mulyasa, 2014, hlm. 13).

Upaya meningkatkan mutu pendidikan terus menerus dilakukan, setelah diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik.

Menurut Kurniasih & Sani (2014, hlm. 1) bahwa pada dasarnya perubahan kurikulum dilakukan dengan dua cara, yakni mengganti beberapa komponen di dalam


(14)

3

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kurikulum ataupun mengganti secara keseluruhan komponen-komponen kurikulum. Di Indonesia, semenjak pasca kemerdekaan tercatat sembilan kali perubahan kurikulum. Pada kurikulum periode 1947 sampai 1994 kurikulum di Indonesia bersifat sentralistik. Namun, ketika penerapan kurikulum KBK dan KTSP telah diberlakukan kurikulum secara desentralistik di mana sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum untuk diterapkan di setiap satuan pendidikan masing- masing.

Dari setiap perubahan kurikulum yang ada, tentu sulit untuk menampik bahwa setiap perubahan itu selalu saja ada alasan dan rasionalisasi dan yang paling sering dipergunakan adalah untuk penyesuaian dan menjawab perkembangan zaman. Kurniasih & Sani (2014, hlm. 31-32) mengemukakan bahwa:

“Perubahan dari kurikulum 1947 yang memberi perhatian pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, disempurnakan menjadi kurikulum 1952 dengan nama Rentjana Pembelajaran Terurai lebih difokuskan pada isi pelajaran yang harus berhubungan dengan kebutuhan hidup sehari-hari adalah contoh perubahan atau penyempurnaan kurikulum karena penyesuaian dengan perkembangan zaman. Begitu juga ketika perubahan kurikulum 1975 yang mengusung satuan pelajaran (SP), mengenalkan tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat belajar, kegiatan belajar-mengajar, serta evaluasi”.

Tahun 2013 perubahan kurikulum kembali terjadi pada SD, SMP, SMA, dan SMK. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Edaran Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 menyatakan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 telah dilaksanakan secara bertahap dan terbatas pada satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA di 295 kabupaten/kota seluruh Indonesia, dan bersama Kementerian Agama Kurikulum ini akan diterapkan pada semua satuan pendidikan yakni di SD/MI kelas I, II, IV, dan V; SMP/MTs kelas VII dan VIII; dan SMA/ MA/SMK/MAK kelas X dan XI diseluruh Indonesia.

Perubahan KTSP menuju Kurikulum 2013 ini didasarkan pada perubahan pola pikir, keterampilan dan kompetensi guru serta kepemimpinan, kultur dan manajemen


(15)

4

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sekolah. Implementasi Kurikulum 2013 sebagai bentuk perubahan pola pikir dan pola kerja guru pada setiap jenjang pendidikan tentunya mendapatkan respon yang beragam, baik dari pihak kepala sekolah, guru maupun dari elemen masyarakat lainnya. Hal tersebut di dasarkan pada berbagai kesiapan dan kematangan dalam managerial operasional KTSP pada masing-masing sekolah.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak melakukan analisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, yang mana dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan teknologi (Mulyasa, 2014, hlm. 6).

Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan

akhlāq mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar

kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2014, hlm. 6).

Dalam implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak, orang tua, pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu pengembangan rencana, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dimulai dari analisis karakter dan kompetensi yang akan dibentuk atau yang diharapkan muncul setelah pembelajaran (Mulyasa, 2014, hlm. 12).

Pada awal diberlakukannya Kurikulum 2013 ini (tahun ajaran 2014/2015) ternyata banyak menuai masalah. Menurut Alawiyah (2014, hlm. 9) bahwa persiapan Kurikulum 2013 ini dinilai terlalu terburu-buru dan tidak mengacu pada hasil kajian yang sudah matang berdasarkan hasil evaluasi KTSP, dan kurang memperhatikan kesiapan satuan pendidikan dan guru.

Hal tersebut tentunya membawa masalah yang besar apabila guru sebagai implementator kurikulum tidak mendapatkan bentuk pelatihan yang matang dari


(16)

5

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pemerintah. Jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa:

“Setiap guru harus memiliki empat kemampuan dasar dalam menunjang

implementasi kurikulum, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Namun apabila melihat fakta di lapangan ternyata masih terdapat banyak keluhan guru terhadap implementasi kurikulum 2013 ini, baik menyangkut masalah perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran, maupun sistem penilaian yang terlalu memberikan banyak beban

terhadap guru”.

Berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013, diputuskan bahwa sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 selama tiga semester maka dapat melanjutkan kurikulum tersebut, sedangkan sekolah yang baru menerapkan selama satu semester maka kembali lagi menggunakan kurikulum KTSP.

Namun ternyata kebijakan tersebut tidak berlaku bagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah yang berada di Provinsi Jawa Barat yang tetap menggunakan kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama yang dilaksanakan oleh Menteri Agama dan Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 bahwa Kurikulum 2013 tidak diberhentikan secara substansial menyatakan bahwa:

“(1) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tetap

mengimplementasikan Kurikulum 2013 di semua sekolah; (2) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan alokasi waktu sesuai dengan kurikulum 2013 dan proses penilaian disesuaikan dengan kebijakan satuan pendidikan masing-masing; (3) Kementrian Agama Kabupaten/Kota terus

melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Kurikulum 2013”.

Akan tetapi, selama penerapan kurikulum 2013 tiga semester dan dianggap masih kurang maksimal serta dipaksakan untuk diimplementasikan di seluruh Indonesia sehingga banyak menimbulkan permasalahan baru di antaranya, karena masih banyaknya guru yang belum mendapatkan pelatihan bimbingan teknis (BIMTEK) secara optimal dari dinas pendidikan, kurangnya memahami pendekatan


(17)

6

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

saintifik, banyaknya jumlah siswa dalam setiap kelas, sarana dan prasarana yang tidak memadai, ketersediaan buku ajar yang kurang bagi siswa, dan lain-lain.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Studi Realitas Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI dan

Budi Pekerti Jenjang SMA (Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015)”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi standar perencanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?

2. Bagaimana implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?

3. Bagaimana implementasi standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?

4. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kendala guru PAI pada implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?

5. Apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung guru PAI pada implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti oleh guru PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.


(18)

7

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui implementasi standar perencanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

b. Untuk mengetahui implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

c. Untuk mengetahui implementasi standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala guru PAI pada implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung guru PAI pada implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, berupa gambaran mengenai realisasi guru PAI terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru PAI

Peneliti berharap penelitian ini bisa dijadikan masukan dan bahan evaluasi yang dianggap positif bagi perbaikan kualitas guru PAI itu sendiri. b. Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam.


(19)

8

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber literatur untuk penelitian selanjutnya yang masih terkait dengan kurikulum pendidikan agama Islam.

c. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru mengenai realisasi guru PAI terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

d. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan bahan latihan dan rasa keingintahuan yang mendalam sebagai calon guru PAI mengenai realisasi guru PAI terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

E. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi ini, maka peneliti membuat struktur organisasi. Adapun struktur organisasi dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

Bab II Kajian Pustaka, yang meliputi pembahasan mengenai konsep dasar kurikulum, konsep dasar PAI dan Budi Pekerti, Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMA serta perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP.

Bab III Metode Penelitian, yang meliputi desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi temuan penelitian dan pembahasan penelitian.

Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi, yang meliputi simpulan, implikasi dan rekomendasi.


(20)

1

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Setiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Menurut Noor (2013, hlm. 108) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Adapun menurut Nasution (2003, hlm. 23) desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.

Selain itu, Nasution (2003, hlm. 23-24) mengungkapkan kegunaan dari desain penelitian adalah sebagai berikut:

“(1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam

melakukan penelitiannya; (2) Desain juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; dan (3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi mungkin juga

yang telah dihadapi oleh peneliti lain.”

Adapun desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain survey atau penelitian survey. Hal ini didasarkan pada keinginan peneliti untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung yang terjadi saat ini dilapangan. Adapun tujuan penelitian survey sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution (1987, hlm. 43) adalah untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.

Untuk memperoleh keterangan dapat digunakan angket, wawancara, observasi langsung atau kombinasi teknik-teknik pengumpulan data itu. Dalam penelitian ini, peneliti memilih responden sebagai sampel dan memberikan angket/kuesioner guna mendapatkan informasi tentang data penelitian yang mana akan dianalisis guna mendapatkan jawaban dari angket/kuesioner tersebut.


(21)

2

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, survey yang dilakukan adalah survey deskriptif. Menurut Morissan (2012, hlm. 165) survey deskriptif berupaya untuk menjelaskan atau mencatat kondisi atau sikap untuk menjelaskan apa yang terjadi saat ini. Dengan demikian, desain penelitian survey deskriptif yang digunakan peneliti berupaya untuk mengungkap situasi saat ini terkait dengan implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yakni metode yang memaparkan serta menjelaskan keadaan yang terjadi di lapangan. Menurut Sukmadinata (2010, hlm. 72) menegaskan bahwa metode deskriptif ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain. Dalam hal ini meneliti beranggapan bahwa metode ini dapat memberikan gambaran secara lebih mendalam melalui pengumpulan data yang akurat.

Selain itu, pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 14) pendekatan kuantitatif menyajikan data dalam bentuk angka, digunakan oleh peneliti pada populasi/sampel melalui teknik random sampling, dan pengumpulan data melalui instrumen penelitian.

Dalam mengumpulkan sumber data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan instrumen kuesioner yang disebarkan kepada responden, dengan tujuan untuk mengumpulkan data dengan cakupan yang cukup luas. Data tersebut tidak hanya berbentuk kata-kata saja, melainkan bentuk angka yang kemudian dideskripsikan secara lebih jelas oleh peneliti.

B. Partisipan

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta yang berada di Kota Bandung. Adapun maksud peneliti mengambil lokasi SMA yang berada di Kota Bandung, dikarenakan letak kampus UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) yang berada di Kota Bandung pula.


(22)

3

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Atas di kota Bandung yang menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Adapun Sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di kota Bandung pada tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Bandung berjumlah 109 sekolah, dan masih termasuk sekolah Kristen dan umum. Namun sekolah yang dijadikan penelitian ini hanya empat sekolah negeri dan lima sekolah swasta dengan jumlah guru PAI dan Budi Pekerti 20 orang guru. Hal ini dikarenakan banyak sekolah yang tidak mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian, dengan alasan persiapan akan dilaksanakannya UKK (Ulangan Kenaikan Kelas).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2010, hlm. 99).

Selain itu, Sugiyono (2014, hlm. 80) mengungkapkan bahwa dalam penelitian kuantitatif, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung yang masih menerapkan sistem kurikulum 2013.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2002, hlm. 73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam mengambil sampel dari populasi dikenal dengan teknik sampling. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling


(23)

4

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2002, hlm. 74).

Dalam penelitian ini, teknik probability sampling yang digunakan peneliti adalah

simple random sampling. Syarat untuk dilakukan Simple random sampling adalah:

anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen; dan adanya kerangka sampel, yaitu daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel.

D. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2002, hlm. 97).

Menurut Arikunto (2010, hlm. 193) instrumen penelitian dalam pendekatan kuantitatif dapat digunakan cukup beragam, sesuai dengan kebutuhan peneliti ketika mencari data di lapangan. Hasil data di lapangan ini akan dibandingkan dengan indikator penelitian di dalam instrumen yang sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga memperoleh simpulan atas objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner dalam bentuk angket. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 142) menuturkan bahwa kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Selain daripada angket, peneliti pun menggunakan pedoman studi dokumentasi untuk mendapatkan data tentang desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA di Kota Bandung.


(24)

5

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Prosedur Penelitian

Dalam proses pengembangan instrumen, peneliti menggunakan langkah-langkah dasar dalam perancangan dan penyusunan skala psikologi. Langkah-langkah tersebut menurut Azwar (2003, hlm. 10-11) adalah sebagai berikut:

Identifikasi Tujuan Ukur Penetapan Konstrak Psikologis

Operasionalisasi Konsep Indikator Perilaku

Penskalaan

Pemilihan Format Stimulus Penulisan Item

Review Item

Uji Coba

Analisis Item

Kompilasi I Seleksi Item

Pengujian Realibilitas


(25)

6

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Langkah Dasar sebagai Alur Kerja dalam Penyusunan Skala Psikologi 1. Identifikasi Tujuan Ukur

Identifikasi tujuan ukur adalah memilih suatu definisi dan mengenali teori yang mendasari konstrak psikologi atribut yang hendak diukur (Azwar, 2003, hlm. 12). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket sebagai alat ukur utama dalam mengumpulkan data terkait studi realitas implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA di Kota Bandung.

Dalam pembuatan angket, peneliti berkolaborasi dengan Eka Nur Sugiartika yang meneliti tentang studi realitas implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMP Kota Bandung, dan juga dengan Bustanul Arifin Nasir yang meneliti tentang studi realitas implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun 2015, sehingga nanti angket yang digunakan pun sama, yang membedakan hanya responden antara guru PAI SD, SMP, dan SMA.

2. Operasionalisasi Konsep

Setelah alat ukur ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah operasionalisasi konsep. Azwar (2003, hlm. 12) menyatakan bahwa komponen atau dimensi atribut teoretik yang telah jelas batasannya tidak jarang masih perlu dioperasionalkan ke dalam bentuk yang lebih konkret sehingga penulis item akan memahami benar bentuk respon yang harus diungkap dari subjek. Oleh karena itu, peneliti menyajikan operasionalisasi konsep tersebut dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian, yang mana kisi-kisi tersebut terdiri dari indikator-indikator sebagai dasar dalam penulisan item pernyataan dalam angket.

3. Penskalaan dan Pemilihan Format Stimulus

Kompilasi II Format Final


(26)

7

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Adapun angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur perilaku responden di lapangan. Sugiyono (2014, hlm. 93) mengungkapkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala Liket pada penelitian ini dibuat dengan daftar pernyataan pilihan alternatif dengan jawaban Selalu, Sering, Kadang-kadang, Pernah, Tidak Pernah. Jawaban responden Selalu dengan skor (5), Sering dengan skor (4), Kadang-kadang dengan skor (3), Pernah dengan skor (2), dan Tidak pernah dengan skor (1).

Dalam hal ini, pemilihan format stimulus pun perlu diperhatikan. Menurut Azwar (2003, hlm. 12) yang dipertimbangkan disini menyangkut keadaan responden, materi yang diuji, dan tujuan pengukuran, serta penentuan skala yang disesuaikan dengan alat ukur. Adapun yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah guru PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung dengan karakteristik identitas responden sebagai berikut: (a) Jenjang Pendidikan; (b) Spesialisasi Pendidikan; (c) Perguruan Tinggi; (d) Program Studi; (e) Keikutsertaan dalam Organisasi Keguruan; (f) Lama Mengajar; (g) Sertifikasi Guru; dan (h) Tempat Mengajar.

4. Penulisan Item dan Review Item

Setelah menentukan alat ukur, maka langkah selanjutnya adalah penulisan item dan review item. Azwar (2003, hlm.12) menyatakan bahwa penulisan item dapat dilakukan apabila komponen-komponen atribut telah jalas identifikasinya atau indikator tersebut telah dirumuskan dengan benar. Adapun total item yang dibuat oleh peneliti adalah 50 butir item pernyataan angket, yang meliputi 45 item berupa pernyataan tertutup, sedangkan 5 item berupa pernyataan terbuka.

Setelah item tersebut dibuat, maka langkah selanjutnya adalah review item melalui proses judgemen oleh dosen ahli. Azwar (2003, hlm. 13) mengungkapkan bahwa review item ialah memeriksa ulang setiap item yang telah ditulis oleh peneliti agar indikator yang telah ditetapkan sesuai dengan pedoman penulisan item. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket yang telah dikembangkan oleh Bustanul


(27)

8

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Aripin Nasir dan telah disetujui oleh dosen pembimbing, kemudian dijudgemen oleh tiga dosen ahli atas rekomendasi dari dosen pembimbing, yaitu:

a. Bapak Dr. Udin Supriadi b. Bapak Dr. Munawar Rahmat c. Bapak Dr. Ahmad Syamsu Rizal 5. Uji Coba

Kumpulan item yang telah melewati proses review dan dianalisis kuantitatif, kemudian diuji cobakan (Azwar, 2003, hlm. 13). Tujuan diuji cobakannya item tersebut menurut Azwar (2003, hlm.13) salah satunya adalah untuk mengetahui keterbacaan dan kejelasan kalimat di dalam angket oleh responden.

Dalam hal ini, uji coba hanya dilakukan sekali oleh Bustanul Aripin Nasir dengan mengambil kesimpulan sudah mewakili sampel pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Uji coba ini dilakukan kepada tiga orang guru PAI dan Budi Pekerti dari SDN Isola, SDN Geger Kalong 1, dan SDN Geger Kalong 2.

6. Analisis Item

Menurut Azwar (2003, hlm.14) analisis item merupakan proses pengujian parameter item guna mengetahui apakah item tersebut memenuhi persyaratan psikometris untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Dalam tahap ini, peneliti melakukan analisis item. Dari hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa angket yang telah dibuat berdasarkan kepada Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun 2014 layak untuk disebarkan kepada responden di lapangan.

7. Kompilasi I (Seleksi Item)

Setelah melakukan analisis item, maka peneliti selanjutnya menyeleksi pertanyaan/pernyataan yang akan digunakan, sehingga item-item yang tidak memenuhi persyaratan akan dibuang dan diperbaiki terlebih dahulu (Azwar, 2003, hlm.14). Hasil seleksi tersebut menyatakan bahwa ada beberapa item yang mengalami koreksi namun hanya dalam segi susunan kata.


(28)

9

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Realibilitas menurut Mahmud (2011, hlm.167) adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan sebuah instrumen. Realibilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. Pengujian realibilitas pada penelitian ini yaitu apabila angket yang digunakan dalam waktu yang berbeda maka akan mendapatkan hasil data yang sama.

9. Validitas

Validitas menurut Mahmud (2011, hlm.167) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatakan sahih atau valid apabila memiliki validitas tinggi, demikian pula sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Artinya, ketika peneliti membuat suatu instrumen, maka instrumen tersebut mampu memberikan hasil data yang akurat atas indicator yang telah ditetapkan sebelumnya.

10. Kompilasi II (Format Final)

Pada proses kompilasi II (format final) merupakan langkah terakhir dalam menyusun sebuah instrumen. Dimana pada proses inilah instrumen sudah siap untuk diujikan kepada responden. Selain itu pula menurut Azwar (2003, hlm.15) format final skala atau instrumen tersebut harus dirakit dalam tampilan yang menarik dan memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya.

F. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2014, hlm. 147). Maka dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


(29)

10

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam melakukan analisis data kuantitatif ini, menurut Prasetyo & Jannah (2010, hlm. 171) terdapat beberapa tahap yang sebaiknya dilakukan peneliti, yaitu:

1. Tahap Editing

Ketika peneliti mendapatkan hasil data mentah dari angket di lapangan, tahap pertama yang perlu dilakukan ialah proses editing. Wiratha (2005, hlm. 45) mengungkapkan bahwa data mentah yang didapatkan, perlu dilakukan proses editing agar tidak terdapat kesalahan. Artinya peneliti perlu mengecek ulang terhadap hasil sebaran angket, meliputi kelengkapan dan kesesuaian data agar peneliti dapat memperbaiki data.

2. Tahap Pengkodean Data (Data Coding)

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah pengkodean data. Menurut Prasetyo & Jannah (2010, hlm. 171) menyebutkan bahwa pengkodean data merupakan suatu proses pemberian kode berupa angka terhadap data mentah hasil angket agar mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.

Adapun pemberian kode dalam penelitian ini, yaitu pada jawaban berupa huruf-huruf yang terdapat dalam kuesioner (angket) diubah menjadi kode angka. Misalnya, untuk jawaban Selalu dengan skor (5), Sering dengan skor (4), Kadang-kadang dengan skor (3), Pernah dengan skor (2), dan Tidak pernah dengan skor (1).

3. Tahap Pembuatan Tabel

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti ialah tahap pembuatan tabel. Artinya peneliti melakukan pengolahan data dalam statistika. Pengolahan data yang dimaksud ialah data yang sudah diberikan kode angka sebelumnya kemudian dimasukan ke dalam rumus software pengolah data, yakni microsoft office excel. Data yang dimasukkan ke dalam software tersebut meliputi hasil jawaban responden terhadap angket, hasil studi dokumentasi, dan karakteristik setiap responden.

Kemudian setelah itu, peneliti memberikan interpretasi/penilaian terhadap hasil data yang telah diolah. Adapun kategori dan interpretasi yang digunakan peneliti terhadap hasil sebaran angket ialah sebagai berikut:


(30)

11

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kategori Persentase

Baik 76% - 100%

Cukup 56% - 75%

Kurang Baik 40% - 55%

Tidak Baik Kurang dari 40%

4. Tahap Pendeskripsian Data

Setelah memberikan interpretasi terhadap hasil angket, langkah selanjutnya ialah melakukan pendeskripsian data. Peneliti mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pengolahan data primer statistika serta data sekunder (penunjang) lainnya berupa hasil observasi. Hasil penjabaran terhadap hasil penelitian secara lebih lengkap akan dijelaskan pada bab selanjutnya.


(31)

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Implementasi standar perencanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan nilai rata-rata 2,9 atau 96,5% guru di SMA Kota Bandung telah mencantumkan perencanaan pembelajaran/RPP yaitu, 17 indikator atau 89,5% dicantumkan dengan baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti, dan dua indikator atau 10,5% dicantumkan dengan cukup baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti.

2. Implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan nilai rata-rata 83,9 atau 83,9% guru PAI dan Budi Pekerti di SMA Kota Bandung sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, yaitu dengan 31 atau 93,9% indikator dilaksanakan dengan baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti, dan dua atau 6,1% indikator dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti.

3. Implementasi standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dengan nilai rata-rata 80,7 atau 80,7% guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015 telah melaksanakan standar penilaian pembelajaran dengan baik, yaitu 9 atau 75% indikator dilaksanakan dengan baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti, dan 3 atau 25% indikator dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti. Sedangkan pada aspek penilaian pembelajaran, enam aspek penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti, dan satu aspek penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti di SMA Kota Bandung Tahun 2015.


(32)

87

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Kendala guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, antara lain:

a. Kendala dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran

1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti menunjukkan bahwa 9 orang guru PAI dan Budi Pekerti (45%) kurang memahami dalam model RPP Kurikulum 2013.

2) Enam orang guru PAI dan Budi Pekerti (30%) menyatakan bahwa salah satu kendala dalam perencanaan pembelajaran adalah tidak adanya buku pedoman guru.

3) Lima orang guru PAI dan Budi Pekerti (25%) menyatakan bahwa sulitnya merancang media pembelajaran merupakan salah satu kendala bagi guru PAI dan Budi Pekerti dalam perencanaan pembelajaran.

b. Kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran

1) Dari 8 orang guru PAI dan Budi Pekerti (40%) mengalami kendala dalam masalah kurangnya pemahaman tentang pendekatan scientific.

2) Tujuh orang guru PAI dan Budi Pekerti (35%) mengalami kendala dalam masalah sarana dan prasarana yang tidak memadai.

3) 8 orang guru PAI dan Budi Pekerti (40%) mengalami kendala dengan banyaknya jumlah peserta didik dalam setiap kelasnya.

c. Kendala dalam melaksanakan penilaian pembelajaran

1) 13 orang guru PAI dan Budi Pekerti (65%) guru menyatakan bahwa banyaknya komponen penilaian yang harus dikerjakan menyulitkan guru untuk menentukan nilai akhir PAI dan Budi Pekerti.

2) 13 orang guru PAI dan Budi Pekerti menyatakan bahwa kendala selanjutnya adalah membutuhkan banyak waktu ketika melakukan penilaian pembelajaran.

3) Sebanyak 9 orang guru PAI dan Budi Pekerti (45%) mengalami kendala dalam sulitnya menentukan teknik penilaian.


(33)

88

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Faktor pendukung guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, antara lain:

a. Faktor intern

1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi menunjukkan bahwa 17 orang guru (85%) menyatakan faktor pendukung utama dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah menguasai konsep implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

2) Sebanyak 15 orang guru (75%) menyatakan sarana dan prasarana disekolah yang memadai merupakan faktor pendukung dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

3) Sebanyak 17 orang guru (85%) karena adanya motivasi dari dalam diri guru PAI itu sendiri.

b. Faktor ekstern

1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti yang menjadi responden, sebanyak 16 orang guru (80%) menyatakan faktor pendukung ekstern yang pertama adalah adanya Pelatihan Bimbingan Teknis (BIMTEK).

2) Sebanyak 17 orang guru (85%) menyatakan bahwa dukungan orang tua peserta didik menjadi pendukung ekstern.

3) Sebanyak 16 orang guru (80%) menyatakan bahwa faktor pendukung yang selanjutnya karena tersedianya buku pelajaran yang memadai.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru PAI

Untuk guru PAI dan Budi Pekerti SMA Kota Bandung agar tidak bosan memahami kembali konsep kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, mempelajari dan memahami pendekatan scientific, serta dapat mempraktikkannnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, dan selalu meningkatkan kualiatasnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.


(34)

89

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan penelitian di lapangan, peneliti merekomendasikan bahwa guru PAI seyoginya bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

3. Bagi Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam

Bagi mahasiswa IPAI supaya mempelajari konsep kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dengan baik, karena bagaimana pun juga ketika terjun di lapangan baik ketika mengajar secara resmi atau Program Pelatihan Profesi (PPL) khususnya di sekolah negeri, konsep kurikulum tersebut akan terpakai.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Adapun yang terakhir ditujukan kepada peneliti lebih lanjut, yang hendak meneliti perihal implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Penelitian ini merupakan tahap pertama, sehingga terdapat banyak sekali kekurangan. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menambah teknik penelitian dengan menggunakan studi dokumentasi dan observasi agar data yang didapat lebih akurat.

5. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan bahan latihan dan rasa keingintahuan yang mendalam sebagai calon guru PAI mengenai implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA di Kota Bandung.


(35)

xv

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

.... (2002). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Penerjemah Departemen

Agama RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

Alawiyah, F. (2014). Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. 9. Ali, M. D. (2010). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Predana

Media Group.

Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kurniasih, I., & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan

Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoretis dan Praktis. Bandung: Interes Media.

Majid, A., & Andayani, D. (2006). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja


(36)

xvi

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Morissan. (2012). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (1987). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars Bandung. Nasution, S. (2003). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pidarta, M. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rahmat, M. (2012). Filsafat Akhlāk. Bandung: VALUE Press.

Ramayulis. (2005). Metodelogi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suparno, P., Koesoemo, M. Y., Titisari, D., & Kartono, S. (2002). Pendidikan Budi


(37)

xvii

Humaira Ulfah, 2015

STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Susilo, M. J. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur`ān. Bandung: CV

Alfabeta.

Tirtaraharja, U. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wiratha, M. (2005). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.


(1)

4. Kendala guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, antara lain:

a. Kendala dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran

1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti menunjukkan bahwa 9 orang guru PAI dan Budi Pekerti (45%) kurang memahami dalam model RPP Kurikulum 2013.

2) Enam orang guru PAI dan Budi Pekerti (30%) menyatakan bahwa salah satu kendala dalam perencanaan pembelajaran adalah tidak adanya buku pedoman guru.

3) Lima orang guru PAI dan Budi Pekerti (25%) menyatakan bahwa sulitnya merancang media pembelajaran merupakan salah satu kendala bagi guru PAI dan Budi Pekerti dalam perencanaan pembelajaran.

b. Kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran

1) Dari 8 orang guru PAI dan Budi Pekerti (40%) mengalami kendala dalam masalah kurangnya pemahaman tentang pendekatan scientific.

2) Tujuh orang guru PAI dan Budi Pekerti (35%) mengalami kendala dalam masalah sarana dan prasarana yang tidak memadai.

3) 8 orang guru PAI dan Budi Pekerti (40%) mengalami kendala dengan banyaknya jumlah peserta didik dalam setiap kelasnya.

c. Kendala dalam melaksanakan penilaian pembelajaran

1) 13 orang guru PAI dan Budi Pekerti (65%) guru menyatakan bahwa banyaknya komponen penilaian yang harus dikerjakan menyulitkan guru untuk menentukan nilai akhir PAI dan Budi Pekerti.

2) 13 orang guru PAI dan Budi Pekerti menyatakan bahwa kendala selanjutnya adalah membutuhkan banyak waktu ketika melakukan penilaian pembelajaran.

3) Sebanyak 9 orang guru PAI dan Budi Pekerti (45%) mengalami kendala dalam sulitnya menentukan teknik penilaian.


(2)

5. Faktor pendukung guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, antara lain:

a. Faktor intern

1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi menunjukkan bahwa 17 orang guru (85%) menyatakan faktor pendukung utama dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah menguasai konsep implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

2) Sebanyak 15 orang guru (75%) menyatakan sarana dan prasarana disekolah yang memadai merupakan faktor pendukung dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

3) Sebanyak 17 orang guru (85%) karena adanya motivasi dari dalam diri guru PAI itu sendiri.

b. Faktor ekstern

1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti yang menjadi responden, sebanyak 16 orang guru (80%) menyatakan faktor pendukung ekstern yang pertama adalah adanya Pelatihan Bimbingan Teknis (BIMTEK).

2) Sebanyak 17 orang guru (85%) menyatakan bahwa dukungan orang tua peserta didik menjadi pendukung ekstern.

3) Sebanyak 16 orang guru (80%) menyatakan bahwa faktor pendukung yang selanjutnya karena tersedianya buku pelajaran yang memadai.

B. Rekomendasi 1. Bagi Guru PAI

Untuk guru PAI dan Budi Pekerti SMA Kota Bandung agar tidak bosan memahami kembali konsep kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, mempelajari dan memahami pendekatan scientific, serta dapat mempraktikkannnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, dan selalu meningkatkan kualiatasnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.


(3)

2. Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan penelitian di lapangan, peneliti merekomendasikan bahwa guru PAI seyoginya bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

3. Bagi Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam

Bagi mahasiswa IPAI supaya mempelajari konsep kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dengan baik, karena bagaimana pun juga ketika terjun di lapangan baik ketika mengajar secara resmi atau Program Pelatihan Profesi (PPL) khususnya di sekolah negeri, konsep kurikulum tersebut akan terpakai.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Adapun yang terakhir ditujukan kepada peneliti lebih lanjut, yang hendak meneliti perihal implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Penelitian ini merupakan tahap pertama, sehingga terdapat banyak sekali kekurangan. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menambah teknik penelitian dengan menggunakan studi dokumentasi dan observasi agar data yang didapat lebih akurat.

5. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan bahan latihan dan rasa keingintahuan yang mendalam sebagai calon guru PAI mengenai implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA di Kota Bandung.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

.... (2002). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Penerjemah Departemen Agama RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

Alawiyah, F. (2014). Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. 9. Ali, M. D. (2010). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kurniasih, I., & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoretis dan Praktis. Bandung: Interes Media.


(5)

Morissan. (2012). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. (1987). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars Bandung. Nasution, S. (2003). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pidarta, M. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rahmat, M. (2012). Filsafat Akhlāk. Bandung: VALUE Press.

Ramayulis. (2005). Metodelogi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suparno, P., Koesoemo, M. Y., Titisari, D., & Kartono, S. (2002). Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta: Kanisius.


(6)

Susilo, M. J. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur`ān. Bandung: CV Alfabeta.

Tirtaraharja, U. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wiratha, M. (2005). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta: CV. Andi Offset.


Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) TERHADAP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Islam Teratai Putih Global Kota Bekasi)

14 61 147

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 Profesionalisme Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 11

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 Profesionalisme Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 16

PENDAHULUAN Profesionalisme Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 6

STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI DAN BUDI PEKERTI 2013 PADA JENJANG SEKOLAH DASAR ( Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SD di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur Tahun 2015).

0 1 34

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI :Studi Deskriptif Pada Kelas X SMA Negeri 2 Sumedang Tahun Ajaran 2013/2014:.

0 2 39

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI :Studi Deskriptif Pada Kelas X SMA Negeri 2 Sumedang Tahun Ajaran 2013 2014: - repository UPI S PAI 1001276 Title

0 0 3

analisis implementasi kurikulum 2013. docx

0 0 1

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI 1 SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU - Raden Intan Repository

0 1 126

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI KOTA BANJARMASIN

0 0 19