PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMK PADA PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KEBERADAAN UNSUR KARBON DAN HIDROGEN DALAM SENYAWA HIDROKARBON.

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE

ASSESSMENT) SISWA SMK PADA PRAKTIKUM IDENTIFIKASI

KEBERADAAN UNSUR KARBON DAN HIDROGEN DALAM SENYAWA HIDROKARBON

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

oleh Suhartini NIM 1106554

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMK PADA PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KEBERADAAN

UNSUR KARBON DAN HIDROGEN DALAM SENYAWA HIDROKARBON

Oleh Suhartini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

©Suhartini 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SUHARTINI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMK PADA PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KEBERADAAN

UNSUR KARBON DAN HIDROGEN DALAM SENYAWA HIDROKARBON

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si. NIP. 197102041997021002

Pembimbing II

Dr. Harry Firman, M.Pd. NIP. 195210081974121001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja (performance assessment) siswa SMK yang memenuhi kriteria valid dan reliabel pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMK di Bandung dengan subjek penelitian 38 siswa kelas XI yang telah mempelajari materi identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dengan metode praktikum. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan dan validasi. Tahap pengembangan meliputi analisis kompetensi inti, kompetensi dasar dan penilaian kinerja sampai diperoleh draft awal dengan 20 kinerja yang dikembangkan. Tahap validasi meliputi validitas isi dan reliabilitas. Validitas isi dianalisis dengan menggunakan Content Validity Ratio (CVR) pada nilai kritis 0,736 diperoleh 18 kinerja yang memiliki nilai CVR hitung sebesar 1,00 sehingga dinyatakan valid. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan dua kali uji coba yaitu pada lima dan delapan siswa yang masing-masing dinilai oleh tiga rater yang sama. Nilai cronbach alpha secara keseluruhan untuk uji coba lima dan delapan siswa sebesar 0,97 dan 0,90. Nilai tersebut menunjukkan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan reliabel. Dari nilai cronbach alpha dan hasil wawancara menunjukkan bahwa jumlah siswa yang dinilai dalam sekali pengamatan berpengaruh terhadap hasil penilaian yang diberikan oleh rater. Jumlah siswa optimal yang dapat diamati dalam sekali penilaian adalah lima siswa. Respon rater menunjukkan instrumen secara efektif dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa. Namun, dalam pelaksanaannya masih memiliki kendala pada perbedaan kecepatan praktikum siswa yang menyebabkan tiga kinerja sulit untuk dinilai. Dari hasil aplikasi instrumen menunjukkan bahwa secara keseluruhan 80% siswa memperoleh kategori nilai kinerja baik.


(5)

ABSTRACT

This study aims to develop a valid and reliable performance assessment instrument of vocational high school students on identification of carbon and hydrogen in hydrocarbon compound experiment. The subject of this study are 38 students of a state vocational high school in Bandung, who studied identification of carbon and hydrogen in hydrocarbon compound experiment before. This study used development and validation method. Development steps include analysis of core competence, basic competence, and performance assessment so that initial product with 20 performances is resulted. Validation steps included content validity and reliability. Content validity is analyzed by Content Validity Ratio (CVR) on critical value 0,736. The results show that 18 performances are valid (CVR = 1,00). To examine its reliability, the instrument is tested on five students by three raters, and then on eight students by the same three raters. The results show that the whole cronbach alpha values for five students test and eight students test are 0,97 and 0,90. Those values show that the instrument is reliable. Based on the cronbach alpha values and interview, the number of students that examined on an observation give a significant effect to the assessment. The optimum number of student that can be observe on an observation is five students. Raters’ respon shows that the instrument can be effectively used to assess students’ performance. Though, it still has some obstacles on the speed difference of the experiment that causes three performances are hardly assessed. And the result shows that 80% students gain a good performance value.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH ...ii

ABSTRAK...iii

ABSTRACT...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Pembatasan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Definisi Istilah ... 7

H. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Penilaian dalam Pembelajaran...9

B. Penilaian Keterampilan pada Sekolah Menengah Kejuruan ...13

C. Penilaian dalam Kegiatan Praktikum ... 15

D. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)... 16

E. Tugas (Task) Penilaian Kinerja ... 20

F. Rubrik Penilaian Kinerja ... 21

G. Kualitas Instrumen Penilaian Kinerja ... 22

H. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan pada Materi Identifikasi Keberadaan Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Hidrokarbon... 26

I. Penelitian Terkait ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31


(7)

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

C. Instrumen Penelitian... 32

D. Prosedur Penelitian... 33

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

1. Validitas Instrumen Penilaian Kinerja ... 41

2. Reliabilitas Instrumen Penilaian Kinerja ... 47

3. Pengaruh Jumlah Siswa yang Diamati dalam Sekali Penilaian... 56

4. Respon Rater Terhadap Keterlaksanaan Instrumen Penilaian Kinerja ... 58

5. Hasil Kinerja Siswa dengan Menggunakan Instrumen Penilaia n Kinerja ... 61

B. Pembahasan... 71

1. Kualitas Instrumen Penilaian Kinerja... 71

a. Validitas Isi ... 71

b. Reliabilitas ... 72

2. Keterlaksanaan Instrumen Penilaian Kinerja dan Capaian Kinerja Siswa Berdasarkan Instrumen yang Dikembangkan ... 74

a. Pengaruh Jumlah Siswa yang Diamati dalam Sekali Penilaian... 74

b. Respon Rater Terhadap Keterlaksanaan Instrumen Penilaian Kinerja ... 75

c. Hasil Kinerja Siswa ... 76

d. Kontribusi Instrumen Penilaian Kinerja dengan Kebutuhan Lapangan ... 78

e. Perbandingan dengan Peneliti Lain ... 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 81

A. Simpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTARPUSTAKA ... 83


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Format Rubrik Penilaian Kinerja ... 22

Tabel 2.2. Nilai CVR Kritis dari Lawshe ... 24

Tabel 2.3. Kriteria Cronbach Alpha untuk Menetapkan Konsistensi Internal Reliabilitas ...26

Tabel 3.1. Format Validasi Instrumen...32

Tabel 3.2. Kategori Penilaian Hasil Kinerja ...40

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Isi ... 44

Tabel 4.2. Kinerja 7, 9 dan 10 Sebelum Revisi dan Kinerja 10 Setelah revisi ... 45

Tabel 4.3. Matriks Korelasi Inter-rater dan Nilai Cronbach Alpha pada Uji Coba Lima Siswa dan Delapan Siswa ... 48

Tabel 4.4. Rubrik Penilaian pada Praktikum Identifikasi Keberadaan Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Hidrokarbon ... 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Rangkaian Alat Percobaan ...28

Gambar 3.1. Alur Penelitian...34

Gambar 4.1. Perbandingan Nilai Reliabilitas Antara Uji Coba Lima Siswa dan Delapan Siswa untuk Setiap Indikator dan Keseluruhannya ...56

Gambar 4.2. Hasil Penilaian Tiga Kinerja pada Indikator 1 ... 63

Gambar 4.3. Hasil Penilaian Tiga Kinerja pada Indikator 2 ... 65

Gambar 4.4. Hasil Penilaian Tujuh Kinerja pada Indikator 3... 66

Gambar 4.5. Hasil Penilaian Dua Kinerja pada Indikator 4 ... 68

Gambar 4.6. Hasil Penilaian Tiga Kinerja pada Indikator 5 ... 69

Gambar 4.7. Perolehan Kategori Hasil Kinerja Siswa untuk Setiap Indikator dan Keseluruhan ... 70


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1. Lembar Tugas (Task) Praktikum ...87

Lampiran A.2. Rincian Waktu Optimasi Praktikum ...90

Lampiran A.3. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kinerja ...91

Lampiran A.4. Draft Awal Instrumen Penilaian Kinerja...94

Lampiran A.5. Lembar Validasi ... 102

Lampiran B.1. Pengolahan CVR Hasil Validasi... 125

Lampiran B.2. Draft Hasil Revisi Setelah Validasi ... 140

Lampiran B.3. Data Hasil Uji Coba Lima Siswa dan Delapan Siswa ... 148

Lampiran B.4. Pengolahan SPSS Hasil Uji Coba Lima Siswa dan Delapan Siswa ... 150

Lampiran B.5. Perolehan Skor Siswa pada Aplikasi Instrumen ... 184

Lampiran C.1. Surat Izin Penelitian... 185


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pembelajaran. Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Salah satu fungsi dari adanya penilaian adalah untuk mengontrol pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik (Uno & Koni, 2012, hlm. 4-6). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan ruang lingkup penilaian hasil belajar peserta didik meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.

Menurut Reksoatmojo (2010, hlm. 131) proses penilaian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus dilaksanakan pada seluruh aspek kemampuan siswa agar hasil penilaiannya memiliki kebermaknaan bagi siswa, baik untuk memasuki dunia kerja maupun untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 yang mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan kejuruan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya.

Penilaian pada mata pelajaran kimia di SMK, sebagai salah satu mata pelajaran dasar bidang keahlian, harus menyeluruh dan mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa. Hal ini bertujuan agar hasil penilaian pelajaran kimia di SMK dapat mendukung pembentukan keahlian siswa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja (Purwanti, 2014, hlm. 2).


(12)

2

Mata pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang banyak melakukan kegiatan praktikum. Praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa melaksanakan pada kenyataan nyata yang diperoleh sebelumnya dalam teori. Kegiatan praktikum digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses, membangkitkan minat belajar dan memeriksa kebenaran teori. Hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan praktikum menjadi wahana pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara bersamaan (Firman, 2013. hlm. 80).

Menurut Kempa & Ward (dalam Hofstein, 2004, hlm. 250) untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan dengan praktikum di laboratorium. Penilaian kompetensi pengetahuan bisa dilakukan dengan tes tertulis sedangkan penilaian keterampilan tidak efektif jika dilakukan dengan tes tertulis. Hal ini sesuai dengan menurut Firman (2013, hlm. 83) yang menyatakan untuk mengevaluasi kegiatan praktikum siswa maka diperlukan tes keterampilan karena pengujian secara tidak langsung melalui tes tertulis validitasnya masih diragukan, apalagi dengan konstruksi tes yang buruk. Dengan tes keterampilan maka hasil belajar siswa yang mencerminkan kompetensi keterampilan bisa terungkap. Menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 teknik untuk menilai kompetensi keterampilan adalah dengan penilaian kinerja (performance assessment).

Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa selama ini penilaian kinerja yang merupakan teknik dalam menilai keterampilan siswa masih belum banyak dilakukan oleh guru. Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Hofstein (2004, hlm. 251) yang menyatakan bahwa pendidik menilai hasil belajar siswa pada kegiatan praktikum hanya berdasarkan pada apa yang mereka tulis di dalam laporan selama atau setelah praktikum dan tes paper-pencil untuk menilai pengetahuan siswa dan pemahaman penggunaan teknik eksperimen, prinsip serta prosedur kerja di laboratorium. Hal yang sama pula diungkapkan oleh Purwanti (2014, hlm. 3) yang menyatakan bahwa meskipun saat ini kurikulum 2013 sudah dilaksanakan, tetapi dalam kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan penilaian tradisional yang hanya menilai aspek


(13)

3

pengetahuan siswa tanpa mempertimbangkan aspek keterampilan atau psikomotor yang dimiliki oleh siswa SMK. Hal ini terjadi karena beberapa kendala yang dihadapi guru dalam menilai kinerja siswa menurut Susila (2012, hlm. 5-6) yaitu pedoman penyekoran dalam instrumen tidak jelas sehingga sukar digunakan, komponen-komponen yang dinilai sulit untuk diamati, sehingga cenderung diabaikan dan kemungkinan ada kecenderungan untuk memberi nilai tinggi atau sebaliknya, hal ini diakibatkan oleh instrumen yang digunakan belum memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

Beberapa penelitian terkait dengan penilaian kinerja dalam mata pelajaran kimia dilakukan oleh Kulm, Malcom & O’Neil (dalam Slater, 1993) menunjukkan bahwa penggunaan penilaian kinerja dalam kegiatan di laboratorium mampu memperlihatkan kriteria secara jelas serta menunjukkan tingkatan kompetensi yang dimiliki siswa, sehingga melalui penggunaan penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum dapat menilai keterampilan kinerja siswa selama proses praktikum berlangsung. Penelitian yang dilakukan oleh She, dkk. (2007) mengenai hasil kinerja mahasiswa Taiwan dalam laboratorium kimia organik menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan dapat digunakan untuk menilai hasil kinerja mahasiswa. Penelitian serupa pula yang dilakukan oleh Uliyanti (2014), Anggita (2014), Pratiwi (2014) dan Yulina (2014) terkait pengembangan instrumen penilaian kinerja mengungkapkan bahwa dengan instrumen penilaian kinerja yang telah valid dan reliabel dapat mengungkap kinerja siswa. Berdasarkan beberapa penelitian terkait tentang pengembangan instrumen penilaian kinerja memotivasi peneliti dalam melakukan penelitian dalam bidang tersebut sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Berdasarkan struktur kurikulum 2013 mata pelajaran kimia SMK, materi yang memungkinkan untuk dikembangkan instrumen penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum terdapat dalam materi kelas XI. Salah satu materi kelas XI yang esensial dan menarik untuk diteliti untuk tingkatan SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa adalah hidrokarbon pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Halimah (2014) tentang penguasaan konsep siswa


(14)

4

pada materi identifikasi unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon menggunakan model inkuiri mengungkapkan bahwa penguasaan konsep siswa lebih baik pada materi identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penelitian tersebut hanya mengungkapkan penguasaan konsep siswa pada ranah kognitif saja namun tidak mengungkapkan hasil kinerja siswa pada materi tersebut. Sehingga penilaian masih dalam ranah pengetahuan saja.

Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Halimah (2014) tersebut, hasil wawancara dengan guru kimia di salah satu SMK Negeri bidang keahlian teknologi dan rekayasa di Bandung juga menunjukkan bahwa selama ini penilaian hasil kinerja siswa lebih banyak mengarah pada ranah pengetahuan saja. Penilaian praktikum hanya dilakukan sekali untuk setiap tahun ajaran yaitu pada saat ujian kenaikan kelas namun belum menggunakan instrumen yang valid dan reliabel. Adapun penilaian keterampilan yang dilakukan khususnya pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon belum menggunakan instrumen penilaian kinerja melainkan hanya dengan menggunakan laporan praktikum saja. Sehingga penilaian kinerja akan sangat tepat dan relevan digunakan untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

Dari latar belakang ini, maka dilakukan penelitian mengenai pengembangan instrumen penilaian kinerja (performance assessment) siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Harapan dari pengembangan instrumen penilaian kinerja ini adalah dapat menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada kompetensi keterampilan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa pemasalahan diantaranya:

1. Penilaian kinerja yang dilakukan masih hanya sebatas penggunaan tes tertulis dan laporan praktikum.


(15)

5

2. Masih banyak guru SMK yang menggunakan penilaian tradisional yang hanya menilai aspek pengetahuan siswa tanpa mempertimbangkan aspek keterampilan atau psikomotor yang dimiliki oleh siswa SMK.

3. Penilaian praktikum yang dilakukan khususnya pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon belum menggunakan instrumen penilaian kinerja melainkan hanya dengan menggunakan laporan praktikum saja.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah “Bagaimana hasil pengembangan dan aplikasi instrumen penilaian kinerja (performance assessment) siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon?”. Rumusan masalah tersebut diturunkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat valid dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon?

2. Apakah instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat reliabel dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon?

3. Apakah jumlah siswa dalam sekali penilaian berpengaruh terhadap hasil penilaian yang diberikan oleh rater pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon?

4. Bagaimana respon rater terhadap keterlaksaan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan?

5. Bagaimana hasil penilaian kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon menggunakan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan?


(16)

6

Agar penilaian lebih terarah dan memberi gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan berupa tugas (task) dan rubrik.

2. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan hanya menilai kinerja siswa dalam kegiatan praktikum.

3. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan diuji coba dan diaplikasikan untuk siswa SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menghasilkan instrumen penilaian kinerja yang valid dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

2. Menghasilkan instrumen penilaian kinerja yang reliabel dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

3. Mengetahui pengaruh jumlah siswa dalam sekali penilaian terhadap hasil penilaian yang diberikan oleh rater pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

4. Mengetahui respon rater terhadap keterlaksaan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan.

5. Mengetahui hasil penilaian kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon menggunakan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, antara lain:


(17)

7

1. Bagi guru kimia, hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur yang valid dan reliabel yang digunakan untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pertimbangan untuk mengembangkan jenis instrumen penilaian kinerja pada materi kimia yang berbeda.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan defenisi mengenai istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru (Pemerintah RI, 2002, hlm. 3).

2. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk tujuan memperoleh (menilai atau mengukur) seberapa jauh kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran (Putra, 2012, hlm. 108).

3. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dalam rangka pembuatan keputusan (McMillan dalam Firman, 2013, hlm. 1).

4. Penilaian kinerja (performance assessment) adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematis dan langsung terhadap kinerja/unjuk kerja/perbuatan peserta didik yang sebenarnya (mencakup proses/produk) dan penilaian tersebut didasarkan pada kriteria kinerja (performance criteria) yang telah ditetapkan terlebih dahulu (North Central Regional Educational Laboratory, NCREL dalam Muslich, 2011, hlm. 124).

5. Task (tugas) adalah tugas yang didesain untuk mengakses kemampuan siswa dalam memanipulasi peralatan (Slater, 1993).


(18)

8

6. Rubrik adalah pedoman penyekoran kriteria yang terdiri dari deskripsi kriteria pada setiap poin (Wren, 2009, hlm. 6).

H. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Siswa SMK pada Praktikum Identifikasi Keberadaan Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Hidrokarbon” terdiri dari lima bab yaitu: bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metodologi penelitian, bab IV hasil dan pembahasan, bab V simpulan dan saran.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan struktur organisasi. Bab II merupakan bab kajian pustaka yang terdiri dari penilaian dalam pembelajaran, penilaian keterampilan pada sekolah menengah kejuruan, penilaian dalam kegiatan praktikum, penilaian kinerja, tugas (task) dan rubrik penilaian kinerja, kualitas penilaian kinerja, pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan pada materi identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Bab III merupakan bab metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengumpulan dan analisis data. Bab IV merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dan pembahasan dari temuan yang diperoleh pada penelitian yang telah dilakukan. Bab V merupakan bab simpulan dan saran. Daftar pustaka memuat semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja yang valid dan reliabel dalam menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Setelah itu instrumen yang telah valid dan reliabel ini digunakan untuk melihat kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dikembangkan pada penelitian ini adalah metode pengembangan dan validasi, development and validation, yang mengacu dan memodifikasi pada metode pengembangan dan validasi yang dilakukan oleh Adams & Wieman (2010). Langkah-langkah dalam metode pengembangan dan validasi ini terdiri dari: (1) penggambaran tujuan instrumen dan ruang lingkup konstruk dari tingkatan atau domain yang akan diukur; (2) pengembangan (desain) instrumen; (3) pengembangan, pelaksanaan, evaluasi dan pemilihan item dan pembuatan pedoman penilaian; dan (4) penggunaan dan evaluasi instrumen sesuai tujuan pembuatan instrumen. Secara garis besar langkah-langkah dalam metode pengembangan dan validasi yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari: (1) analisis kompeteni inti, kompetensi dasar dan penilaian kinerja; (2) pengembangan (desain) instrumen; (3) uji validitas dan reliabilitas; dan (4) aplikasi instrumen.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri bidang keahlian teknologi dan rekayasa di Bandung. Subjek pada penelitian ini adalah 38 siswa kelas XI yang telah mempelajari materi identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dengan menggunakan metode praktikum.


(20)

32

Dari 38 siswa tersebut, yang dijadikan subjek pada tahap uji coba instrumen sebanyak 13 siswa yang terbagi atas dua kali uji coba. Uji coba pertama terdiri dari lima siswa dan uji coba kedua terdiri dari delapan siswa dengan masing-masing siswa dinilai oleh tiga penilai (rater) yang sama. Sementara 25 siswa lainnya dilibatkan dalam aplikasi instrumen yang dinilai oleh satu rater.

C. Instrumen Penelitian

Adapun dalam melakukan instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian meliputi:

1. Lembar Validasi Instrumen

Lembar validasi ini digunakan untuk menentukan kualitas instrumen melalui validitas isi dengan meminta pertimbangan “judgement” para ahli (validator). Menurut Firman (2013, hlm. 96) cara menilai validasi suatu alat ukur adalah dengan mengundang judgment kelompok ahli dalam bidang yang bisa diukur. Kelompok ahli yang menjadi validator instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan terdiri dari tiga dosen ahli dibidangnya dan dua guru kimia di SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa.

Lembar validasi instrumen yang digunakan untuk melihat kesesuaian antara indikator dengan rubrik penilaian kinerja yang dikembangkan dengan kriteria sesuai dan tidak sesuai, selain itu diberikan juga kolom saran yang bertujuan sebagai saran dan masukan untuk perbaikan instrumen yang dikembangkan. Adapun format validasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Format Validasi Instrumen

Kompetensi Dasar

Keterampilan Praktikum

Indikator Keterampilan

Praktikum

Kinerja Rubrik

Kesesuaian Indikator

dengan Rubrik

Saran


(21)

33

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon rater mengenai penggunaan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan oleh peneliti. Banyaknya butir pertanyaan wawancara untuk rater berjumlah lima pertanyaan. Hasil wawancara ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh jumlah siswa yang dinilai dalam sekali penilaian untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga dan keterlaksaan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaan penelitian keempat.

3. Pedoman Penilaian Kinerja (Task dan Rubrik Penilaian)

Pedoman penilaian kinerja yang dikembangkan berupa task yang dilengkapi dengan rubrik digunakan sebagai instrumen pada tahap uji coba agar diperoleh reliabilitas instrumen yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua. Instrumen penilaian kinerja dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk instrumen lembar pengamatan dengan skala penilaian. Selain berupa produk, pedoman penilaian juga digunakan untuk megukur keterampilan kinerja siswa. Instrumen ini digunakan pada tahap aplikasi instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian kelima agar diperoleh informasi tentang hasil kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

D. Prosedur Penelitian

Pada penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan, produk yang dihasilkan adalah instrumen penilaian kinerja untuk menilai keterampilan praktikum siswa. Instrumen penilaian dikembangkan pada tahap pengembangan instrumen kemudian divalidasi, setelah mendapatkan instrumen yang valid selanjutnya instrumen diuji coba untuk memperoleh reliabilitas dan jumlah siswa optimal untuk sekali penilaian, kemudian instrumen diaplikasikan kepada siswa kelas XI untuk mengetahui hasil kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa


(22)

34

hidrokarbon. Adapun alur penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja digambarkan sebagai berikut:


(23)

35

Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Analisis Kebutuhan Penilaian Keterampilan Kinerja Pada Materi Hidrokarbon

Merancang Indikator Keterampilan Praktikum pada Praktikum Identifikasi Keberadaan Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Hidrokarbon

Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kinerja

Pengembangan task dan rubrik

Draft Awal Rancangan Instrumen Penilaian Kinerja pada Praktikum Identifikasi Keberadaan Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Hidrokarbon

Validasi Isi oleh Expert Judgment

Analisis CVR

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid

Revisi

Uji Coba Instrumen Penilaian Kinerja (Uji Coba ke Lima Siswa dan Delapan Siswa) Perhitungan Hasil Uji Coba Menggunakan IBM SPSS 22

Instrumen Valid dan Reliabel

Instrumen Valid, Reliabel dan Jumlah Siswa Optimal untuk Sekali Penilaian

Wawancara

Aplikasi Instrumen Penilaian Kinerja

Pengolahan dan Analisis Data Pembahasan

Jumlah Siswa Optimal TAHAP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN

TAHAP VALIDASI INSTRUMEN

APLIKASI

CVR > 0,736 CVR < 0,736


(24)

36 Gambar 3.1 Alur Penelitian


(25)

37

Alur penelitian di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Pengembangan Instrumen

Terdapat beberapa langkah dalam tahap pengembangan instrumen penilaian kinerja:

a. Analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar.

b. Analisis kebutuhan penilaian keterampilan kinerja untuk dapat merancang indikator keterampilan praktikum pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

c. Penyusunan kisi-kisi instrumen penilaian kinerja untuk mengukur kinerja siswa.

d. Membuat pengembangan task dan rubrik berdasarkan indikator keterampilan praktikum siswa yang dirancang sehingga diperoleh darft awal instrumen penilaian kinerja pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon

2. Tahap Validasi Instrumen

Adapun langkah dalam tahap validasi instrumen adalah sebagai berikut: a. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan di validasi oleh expert

judgment yang terdiri dari tiga dosen ahli dan dua guru kimia yang sudah berpengalaman dan bergelar magister.

b. Analisis hasil validasi menggunakan analisis CVR. Hasil perhitungan CVR dibandingkan dengan nilai CVR kritis pada lima validator pada signifikansi one-tail dengan taraf kesalahan 0,05. Hasil perbandingan nilai CVR hitung dengan CVR kritis diperoleh validitas dari instrumen yang dikembangkan. c. Melakukan revisi instrumen yang telah dikembangkan berdasarkan catatan

perbaikan dan saran yang telah diberikan oleh validator sehingga instrumen yang dikembangkan menjadi valid.

d. Melakukan dua kali uji coba instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan, yaitu uji coba pertama ke lima siswa dan uji coba kedua ke delapan siswa dengan masing- masing siswa dinilai oleh tiga rater yang sama.


(26)

38

e. Hasil uji coba dihitung menggunakan IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 22 sehingga diperoleh matriks inter-rater correlation dan nilai cronbach alpha untuk mengetahui reliabilitas instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan.

f. Nilai reliabilitas yang diperoleh dianalisis dan dilakukan wawancara kepada rater untuk mengetahui pengaruh jumlah siswa dalam sekali penilaian dan keterlaksanaan dari instrumen yang dikembangkan.

3. Aplikasi

Aplikasi merupakan hal terakhir yang dilakukan dalam pengembangan instrumen penilaian kinerja. Instrumen yang telah dinyatakan valid, reliabel dan telah diketahui jumlah optimal siswa untuk sekali penilaian digunakan untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Siswa yang dinilai kinerjanya pada penelitian ini adalah 25 siswa kelas XI SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa. Hasil penilaian kinerja ini diolah dan dianalisis untuk mengetahui hasil kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil pengembangan instrumen dan aplikasi. Data hasil pengembangan instrumen meliputi validitas isi, reliabilitas instrumen, jumlah optimal siswa yang diamati dalam sekali penilaian dan respon rater terhadap keterlaksanaan instrumen. Sedangkan data aplikasi berupa analisis data hasil kinerja siswa menggunakan instrumen yang dikembangkan pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

1. Validitas Isi

Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur oleh alat ukur tersebut. Pada penelitian ini validitas yang


(27)

39

digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan atau perbaikan dari para ahli dalam melihat kesesuaian antara indikator keterampilan praktikum dan rubrik penilaian yang dikembangkan. Hasil pertimbangan para ahli dianalisis menggunakan analisis Content Validity Ratio (CVR). Menurut Lawshe (1975, hlm. 567) CVR merupakan sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui kesesuaian item dengan domain yang diukur berdasarkan judgement para ahli.

CVR dihitung berdasarkan rumus berikut: ��� = ��− �2

2 Keterangan:

ne : jumlah validator yang mengatakan valid

N : jumlah total validator Ketentuan:

a. Jika validator yang menyatakan setuju kurang dari setengah dari jumlah total validator maka CVR bernilai negatif.

b. Jika validator yang menyatakan setuju tepat setengah dari jumlah validator maka CVR bernilai nol.

c. Jika validator yang menyatakan setuju lebih dari setengah jumlah total validator maka nilai CVR berada antara 0 sampai dengan 0,99.

d. Jika seluruh validator menyatakan setuju maka nilai CVR adalah 1,00.

Menurut Wilson dkk. (2013, hlm. 206), CVR hitung yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan nilai CVR kritis menurut Tabel Nilai CVR Kritis dari Lawshe. Adapun nilai CVR kritis one-tail dengan taraf kesalahan 0,05 untuk lima orang validator bernilai 0,736. Apabila nilai CVR hitung masih berada di atas nilai CVR kritis maka instrumen dinyatakan valid untuk digunakan, sedangkan apabila nilai CVR hitung lebih rendah dari nilai CVR kritis maka instrumen tidak valid untuk digunakan.


(28)

40

Setelah dilakukan validasi maka instrumen penilaian kinerja diujicoba dan dihitung nilai reliabilitasnya. Reliabilitas dihitung untuk mengetahui tingkat keajegan atau kepercayaan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan. Uji coba instrumen penilaian kinerja dilakukan kepada 13 siswa dengan cara melakukan penilaian kinerja siswa secara individu terhadap lima siswa dan delapan siswa yang penilaiannya dilakukan oleh tiga rater yang sama.

Reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabilitas antar-pengamat (inter-rater reliability) karena menurut Basuki & Hariyanto, (2014, hlm. 111) penilaian yang dilakukan pada tes kinerja dengan cara mengamati kinerja dari peserta didik oleh seorang pemeriksa atau pengamat sehingga untuk mengetahui konsistensi dari suatu tes kinerja maka penilaiannya harus diperiksa oleh sejumlah pengamat atau pemeriksa biasanya ada dua sampai tiga pemeriksa. Disarankan agar diperiksa oleh tiga pengamat agar konsistensinya terjamin.

Untuk mencari reliabilitas dari instrumen yang dikembangkan, terlebih dahulu dilakukan analisis nilai yang diberikan oleh rater pada setiap siswa. Pemberian nilai tersebut berdasarkan pada rubrik yang disediakan dalam instrumen penilaian kinerja. Pengolahan nilai reliabilitas dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 22 dengan mencari korelasi matriks inter-rater. Dari korelasi matriks inter-rater tersebut diperoleh pula nilai cronbach alpha untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang digunakan. Nilai alpha yang diperoleh dikategorisasi sesuai dengan kriteria nilai reliabilitas yang ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Pada instrumen penilaian kinerja ini, perhitungan reliabilitas dimulai dari menghitung reliabilitas setiap butir kinerja yang dikembangkan, kemudian perindikator dan keseluruhan nilai kinerja. Perhitungan nilai reliabilitas setiap butir kinerja diolah berdasarkan nilai yang diberikan oleh rater. Untuk perhitungan reliabilitas indikator keterampilan praktikum diolah dari jumlah nilai yang diberikan oleh rater pada beberapa kinerja dalam setiap indikator keterampilan praktikum yang dikembangkan. Sedangkan perhitungan nilai reliabilitas secara keseluruhan diolah dari jumlah nilai yang diberikan oleh rater untuk setiap siswa pada seluruh kinerja yang dikembangkan.


(29)

41

3. Pengaruh Jumlah Siswa yang Diamati dalam Sekali Penilaian

Untuk mengetahui pengaruh jumlah siswa yang diamati dalam sekali penilaian dari instrumen yang dikembangkan maka harus diperhatikan kesesuaian jumlah siswa yang dinilai dengan konsistensi penilaian yang diberikan oleh rater. Agar diperoleh jumlah siswa optimal untuk sekali penilaian maka uji coba instrumen dilakukan dua kali yaitu uji coba kepada lima siswa dan delapan siswa yang dinilai oleh tiga rater. Dari kedua uji coba tersebut diolah dan diperoleh nilai cronbach alpha. Nilai alpha yang diperoleh dikategorisasi sesuai dengan kriteria nilai reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 2.3. Jika nilai alpha yang diperoleh tinggi maka instrumen tersebut menunjukkan konsistensi penilaian yang tinggi antara ketiga rater. Perolehan jumlah siswa yang optimal untuk sekali penilaian juga diperkuat dengan hasil wawancara kepada rater untuk mengetahui berapa jumlah maksimal siswa yang dapat dinilai untuk sekali pengamatan.

4. Respon Rater Terhadap Keterlaksanaan Instrumen Penilaian Kinerja

Respon rater digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan dari instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan. Peneliti mengambil tiga responden untuk diwawancara sesuai dengan rater yang terlibat dalam tahap uji coba instrumen. Adapun pendapat rater yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah kendala yang dirasakan, kinerja yang sulit untuk diamati, dan keefektifan instrumen penilaian kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja siswa dalam praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

5. Hasil Kinerja Siswa Menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja

Perolehan hasil kinerja siswa merupakan hal terakhir yang dilakukan dalam pengembangan instrumen penilaian kinerja. Instrumen yang telah dinyatakan valid, reliabel dan telah diketahui jumlah optimal siswa untuk sekali penilaian digunakan untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Pada aplikasi instrumen ini penilaian terhadap kinerja siswa dilakukan secara bertahap. Untuk setiap tahapan terdiri atas jumlah optimal siswa yang diperoleh dari tahap uji


(30)

42

coba. Pada aplikasi ini setiap siswa dinilai oleh satu rater. Rater memberikan penilaian pada masing-masing siswa secara individual setiap kinerja yang dilakukan. Dari penilaian yang diberikan oleh rater diperoleh hasil kinerja masing-masing siswa dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon yang dikembangkan.

Teknik penskoran terhadap hasil kinerja siswa ini diadaptasi dari Muslich (2012, hlm. 122) yaitu menghitung perolehan skor siswa untuk setiap kinerja yang kemudian dihitung total nilainya. Dari skor total yang diperoleh dibagi dengan jumlah kinerja yang dilakukan sehingga diperoleh rerata skor hasil kinerja setiap siswa. Selanjutnya dihitung pula median skor dengan cara menambahkan skor terkecil dan terbesar diperoleh dalam penilaian kemudian dibagi dua. Dari hasil perhitungan median skor tersebut dibuatlah tiga kategori penilaian berdasarkan skala pada rubrik yang dikembangkan oleh peneliti. Adapun tiga kategori penilaian hasil kinerja siwa yang diadaptasi dari Muslich (2012, hlm. 122) ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2. Kategori Penilaian Hasil Kinerja

Skor Kategori

2,4-3,00 Baik

1,7-2,3 Cukup


(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja dan hasil aplikasi instrumen penilaian kinerja maka dapat diketahui beberapa temuan penelitian dan pembahasan yang dapat menjawab permasalahan yang timbul di awal penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat valid untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

2. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat reliabel untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

3. Jumlah siswa yang dinilai dalam sekali pengamatan berpengaruh terhadap hasil penilaian yang diberikan oleh rater. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan oleh peneliti bisa digunakan untuk sekali penilaian adalah lima siswa.

4. Respon dari rater menunjukkan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan oleh peneliti secara efektif dapat menilai kinerja siswa dalam praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon namun dalam pelaksanaannya masih memiliki kendala pada kecepatan praktikum siswa yang berbeda yang menyebabkan tiga kinerja sulit untuk dinilai.

5. Hasil penilaian kinerja siswa menggunakan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan pada siswa kelas XI SMK menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa memperoleh kategori nilai kinerja baik.


(32)

82

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran untuk melengkapi penelitian ini:

1. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dapat digunakan oleh guru SMK untuk menilai kinerja siswa pada ujian akhir semester ataupun ujian kenaikan kelas.

2. Instrumen penilaian kinerja pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja yang serupa pada jenjang SMA/MA sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku.

3. Instrumen penilaian kinerja bisa dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain untuk topik kimia yang berbeda.

4. Variasi jumlah siswa pada tahap uji coba harus lebih banyak agar diperoleh data yang lebih akurat tentang jumlah siswa yang paling optimum dalam sekali penilaian.

5. Skala rubrik penilaian dibuat dengan rentang skala yang lebih luas sehingga nilai yang diberikan lebih objektif.

6. Kriteria kinerja dibuat dengan sejelas mungkin sehingga tidak ada salah tafsir dalam memahami dan melakukan penilaian.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Adams, W.K. & Wieman, C.E. (2010). Development and validation of instruments to measure learning of expert- like thinking. International Journal of Science Education. 1(1), hlm. 1-24.

Anggita, D.S. (2014). Pengembangan instrumen penilaian kinerja siswa SMA (performance assessment) pada praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arifin, M. (2000). Common texbook strategi belajar mengajar. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI-JICA.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Basuki, I. & Hariyanto. (2014). Asesmen pembelajaran. Bandung: ROSDA.

Cody, W.S. (1996). Designing an effective performance task for the classroom. Frankfort: Kentucky Department of Education.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMK-MAK. Jakarta: Depdikbud.

Firman, H. (2013). Evaluasi pembelajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.


(34)

84

Gliem, J.A & Gliem, R.R. (2003). Cronbach’s alpha reliability coefficient for likert-type scales. Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education. 8(10), hlm. 82-88.

Halimah, I.L. (2014). Penguasaan konsep siswa kelas XI pada materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon menggunakan model inkuiri. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hofstein, A. (2004). The laboratory in chemistry education: Thirty years of experience with developments, implementation, and research. Chemistry Education: Research and Practice, 5(3), hlm. 247-264.

Kementrian Pendidikan Nasional. (2006 ). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas.

Kunandar. (2013). Penilaian auntentik (penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan Kurikulum 2013) suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rajawali Press.

Lawshe, C.H. (1975). A quantitative approach to content validity. Personnel Psychology. 28(1), hlm. 563-575.

Martínez-Arias, R. (2010). Performance assessment. Papeles del Psicologo. 31(1), hlm. 85-96.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich, M. (2013). Authentic assessment: Penilaian berbasis kelas dan kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Pemerintah RI. (2002). Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jakarta: Kemristek.


(35)

85

Pratiwi, H.R. (2014). Pengembangan instrumen penilaian kinerja siswa SMA (performance assessment) pada pembelajaran titrasi asam basa dengan metode praktikum. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanti, A.N. (2014). Pengembangan instrumen penilaian otentik untuk menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. Tesis Magister pada Sekolah Pascasarjana, UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Putra, S.R. (2012). Desain evaluasi belajar berbasis kinerja. Jogjakarta: DIVA Press.

Reksoatmojo, T.N. (2010). Pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Bandung: PT Refika Aditama.

Ruiz-Primo, M.A. & Shavelson, R.J. (1996). Rhetoric and reality in science performance assessment: An update. Journal of Research in Science Teaching. 33(10), hlm. 1045-1063.

Rustaman, N. (2005). Strategi belajar mengajar biologi. Malang: UM Press.

She, J.L. dkk. (2007). The performance of Taiwan’s undergraduates in organic chemistry laboratory. Proceeding of the 2nd NICE Symposium. 30(31), hlm. 1-4.

Slater, T.F. (1993). Performance assessment. [Online]. Diakses dari http://www.flaguide.org/extra/download/cat/perfass/perfass.pdf.

Stevens, E. dan Wolf, K. (2007). The role of rubrics in advancing and assessing student learning. Jounal of Effective Teaching. 7(1), hlm. 3-14.

Stiggins, R.J. (1987). Design and development of performance assessments. Instructional Topics in Educational Measurement. (1), hlm. 1-24.


(36)

86

Suharsaputra, U. (2012). Metode penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, N.M. & Syaodih, E. (2012). Kurikulum & pembelajaran kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Sunarya, Y. & Setiabudi, A. (2009). Mudah dan aktif belajar kimia untuk kelas X SMA/MA. Jakarta: Depdiknas.

Susila, I.K. (2012). Pengembangan instrumen penilaian unjuk kerja (performance assesment) laboratorium pada mata pelajaran fisika sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan SMA kelas x di Kabupaten Gianyar. [Online]. Diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ep/ article/view/375.

Uliyanti, W.R. (2014). Pengembangan instrumen penilaian kinerja (performance assessment) untuk praktikum siswa SMA pada materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Uno, H.B. & Koni, S. (2012). Assessment pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyoko, S.E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wiersma, W. & Jurs, G.S. (2006). Research methods in educational. Boston: Pearson.

Wilson, F.R., Pan, W. & Schumsky, D.A. (2013). Recalculation of critical for

lawshe’s content validity ratio. Measurement and Evaluation in Counseling and Development. 45(15), hlm. 197-210.

Wren, D.G. (2009). Performance assessment: A key component of a balanced assessment system. Research Brief. 1(2), hlm. 1-12.

Yulina, E. (2014). Instrumen penilaian kinerja untuk menilai kompetensi psikomotorik siswa SMA pada materi hidrolisis garam. Tesis Magister pada Sekolah Pascasarjana, UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

Suhartini, 2015

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja dan hasil aplikasi instrumen penilaian kinerja maka dapat diketahui beberapa temuan penelitian dan pembahasan yang dapat menjawab permasalahan yang timbul di awal penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat valid untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

2. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat reliabel untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.

3. Jumlah siswa yang dinilai dalam sekali pengamatan berpengaruh terhadap hasil penilaian yang diberikan oleh rater. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan oleh peneliti bisa digunakan untuk sekali penilaian adalah lima siswa.

4. Respon dari rater menunjukkan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan oleh peneliti secara efektif dapat menilai kinerja siswa dalam praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon namun dalam pelaksanaannya masih memiliki kendala pada kecepatan praktikum siswa yang berbeda yang menyebabkan tiga kinerja sulit untuk dinilai.

5. Hasil penilaian kinerja siswa menggunakan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan pada siswa kelas XI SMK menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa memperoleh kategori nilai kinerja baik.


(2)

82

Suhartini, 2015

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran untuk melengkapi penelitian ini:

1. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dapat digunakan oleh guru SMK untuk menilai kinerja siswa pada ujian akhir semester ataupun ujian kenaikan kelas.

2. Instrumen penilaian kinerja pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dapat dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja yang serupa pada jenjang SMA/MA sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku.

3. Instrumen penilaian kinerja bisa dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti lain untuk topik kimia yang berbeda.

4. Variasi jumlah siswa pada tahap uji coba harus lebih banyak agar diperoleh data yang lebih akurat tentang jumlah siswa yang paling optimum dalam sekali penilaian.

5. Skala rubrik penilaian dibuat dengan rentang skala yang lebih luas sehingga nilai yang diberikan lebih objektif.

6. Kriteria kinerja dibuat dengan sejelas mungkin sehingga tidak ada salah tafsir dalam memahami dan melakukan penilaian.


(3)

Suhartini, 2015

Journal of Science Education. 1(1), hlm. 1-24.

Anggita, D.S. (2014). Pengembangan instrumen penilaian kinerja siswa SMA (performance assessment) pada praktikum larutan elektrolit dan non elektrolit. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arifin, M. (2000). Common texbook strategi belajar mengajar. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI-JICA.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Basuki, I. & Hariyanto. (2014). Asesmen pembelajaran. Bandung: ROSDA.

Cody, W.S. (1996). Designing an effective performance task for the classroom. Frankfort: Kentucky Department of Education.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMK-MAK.

Jakarta: Depdikbud.

Firman, H. (2013). Evaluasi pembelajaran kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.


(4)

84

Suhartini, 2015

Gliem, J.A & Gliem, R.R. (2003). Cronbach’s alpha reliability coefficient for likert-type scales. Midwest Research to Practice Conference in Adult, Continuing, and Community Education. 8(10), hlm. 82-88.

Halimah, I.L. (2014). Penguasaan konsep siswa kelas XI pada materi identifikasi unsur C dan H dalam senyawa hidrokarbon menggunakan model inkuiri. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hofstein, A. (2004). The laboratory in chemistry education: Thirty years of experience with developments, implementation, and research. Chemistry Education: Research and Practice, 5(3), hlm. 247-264.

Kementrian Pendidikan Nasional. (2006 ). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas.

Kunandar. (2013). Penilaian auntentik (penilaian hasil belajar peserta didik berdasarkan Kurikulum 2013) suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rajawali Press.

Lawshe, C.H. (1975). A quantitative approach to content validity. Personnel Psychology. 28(1), hlm. 563-575.

Martínez-Arias, R. (2010). Performance assessment. Papeles del Psicologo. 31(1), hlm. 85-96.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslich, M. (2013). Authentic assessment: Penilaian berbasis kelas dan kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Pemerintah RI. (2002). Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jakarta: Kemristek.


(5)

Suhartini, 2015

Pratiwi, H.R. (2014). Pengembangan instrumen penilaian kinerja siswa SMA (performance assessment) pada pembelajaran titrasi asam basa dengan metode praktikum. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanti, A.N. (2014). Pengembangan instrumen penilaian otentik untuk menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit. Tesis Magister pada Sekolah Pascasarjana, UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Putra, S.R. (2012). Desain evaluasi belajar berbasis kinerja. Jogjakarta: DIVA Press.

Reksoatmojo, T.N. (2010). Pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan. Bandung: PT Refika Aditama.

Ruiz-Primo, M.A. & Shavelson, R.J. (1996). Rhetoric and reality in science performance assessment: An update. Journal of Research in Science Teaching. 33(10), hlm. 1045-1063.

Rustaman, N. (2005). Strategi belajar mengajar biologi. Malang: UM Press.

She, J.L. dkk. (2007). The performance of Taiwan’s undergraduates in organic chemistry laboratory. Proceeding of the 2nd NICE Symposium. 30(31), hlm. 1-4.

Slater, T.F. (1993). Performance assessment. [Online]. Diakses dari http://www.flaguide.org/extra/download/cat/perfass/perfass.pdf.

Stevens, E. dan Wolf, K. (2007). The role of rubrics in advancing and assessing student learning. Jounal of Effective Teaching. 7(1), hlm. 3-14.

Stiggins, R.J. (1987). Design and development of performance assessments.


(6)

86

Suhartini, 2015

Suharsaputra, U. (2012). Metode penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Bandung: Refika Aditama.

Sukmadinata, N.M. & Syaodih, E. (2012). Kurikulum & pembelajaran kompetensi. Bandung: Refika Aditama.

Sunarya, Y. & Setiabudi, A. (2009). Mudah dan aktif belajar kimia untuk kelas X SMA/MA. Jakarta: Depdiknas.

Susila, I.K. (2012). Pengembangan instrumen penilaian unjuk kerja (performance assesment) laboratorium pada mata pelajaran fisika sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan SMA kelas x di Kabupaten Gianyar. [Online]. Diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_ep/ article/view/375.

Uliyanti, W.R. (2014). Pengembangan instrumen penilaian kinerja (performance assessment) untuk praktikum siswa SMA pada materi pokok faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Uno, H.B. & Koni, S. (2012). Assessment pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Widyoko, S.E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wiersma, W. & Jurs, G.S. (2006). Research methods in educational. Boston: Pearson.

Wilson, F.R., Pan, W. & Schumsky, D.A. (2013). Recalculation of critical for lawshe’s content validity ratio. Measurement and Evaluation in Counseling and Development. 45(15), hlm. 197-210.

Wren, D.G. (2009). Performance assessment: A key component of a balanced assessment system. Research Brief. 1(2), hlm. 1-12.

Yulina, E. (2014). Instrumen penilaian kinerja untuk menilai kompetensi psikomotorik siswa SMA pada materi hidrolisis garam. Tesis Magister pada Sekolah Pascasarjana, UPI Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM.

0 0 35

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) PADA PRAKTIKUM PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP PERGESERAN ARAH KESETIMBANGAN.

2 12 32

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA SMA (PERFORMANCE ASSESSMENT) PADA PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 3 43

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA SMA (PERFORMANCE ASSESSMENT) PADA PEMBELAJARAN TITRASI ASAM BASA DENGAN METODE PRAKTIKUM.

0 2 30

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) UNTUK PRAKTIKUM SISWA SMA PADA MATERI POKOK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI.

0 5 50

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA SUBPOKOK MATERI IDENTIFIKASI UNSUR KARBON (C) DAN HIDROGEN (H) DALAM SENYAWA HIDROKARBON.

0 5 33

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMK PADA PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KEBERADAAN UNSUR KARBON DAN HIDROGEN DALAM SENYAWA HIDROKARBON - repository UPI S KIM 1106554 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM - repository UPI S KIM 1101733 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA SMA (PERFORMANCE ASSESSMENT) PADA PRAKTIKUM LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT - repository UPI S KIM 1000559 Title

0 0 3

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIRI DAN PENILAIAN TEMAN-SEJAWAT UNTUK MENILAI KINERJA SISWA SMK PADA PRAKTIKUM KIMIA

0 1 8