PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA.
009/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE
HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Gia Dwi Permata Sari 1100402
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
009/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE
HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA
Oleh
Gia Dwi Permata Sari
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar
©Gia Dwi Permata Sari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotocopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis
GIA DWI PERMATA SARI 1100402
(3)
009/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER
HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA
Oleh
Gia Dwi Permata Sari 1100402
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP.19550927 198503 1 001
Pembimbing II
Sandi Budi Iriawan, M.Pd NIP.19791020 200812 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP.19550927 198503 1 001
(4)
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER
HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA
Oleh
Gia Dwi Permata Sari 1100402
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan siswa tentang keyakinan pada kemampuannya. Hal ini berdasarkan pada observasi awal yang terjadi pembelajaran satu arah sehingga siswa tidak terbiasa untuk berbicara di depan banyak orang. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan self confidence siswa dengan menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa, (2) Mengungkapkan peningkatan self confidence siswa setelah menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan pada kelas 4 yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini mengukur self confidence siswa. Hasil penelitian diperoleh proses pembelajaran mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II. Temuan negatif yang ditemukan pada siklus I berjumlah 10, sedangkan temuan negatif pada siklus II berjumlah dua. Dari data maka direkomendasikan kepada para guru untuk menggunakan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa.
(5)
ABSTRACT
MODEL APPLICATION OF LEARNING EVERYONE HERE IS A TEACHER TO IMPROVE STUDENT SELF CONFIDENCE
By
Gia Dwi Permata Sari 1100402
This research is motivated by several problems students of confidence in his ability. It is based on initial observations that learning occurs in one direction so that students are not accustomed to speaking in front of people. One of the efforts is to increase the students' self confidence by applying the learning model everyone is a teacher here. Goals to be achieved in this research are: (1) reveals the implementation of learning by applying the learning model everyone is a teacher here to enhance the students 'self confidence, (2) Disclose increase students' self confidence after applying the learning model everyone is a teacher here. This research is a class action that was adapted from the model Kemmis and Mc. Taggart. This research was conducted in four classes totaling 30 students. This study measured the students' self confidence. The results obtained by the learning process have evolved from the first cycle to the second cycle. Negative findings were found in the first cycle were 10, while the negative findings in the second cycle amounts to two. From the data it is recommended to teachers to use learning model everyone is a teacher here to enhance the students' self confidence. Keywords: Model everyone is a teacher here, self-confidence of students.
(6)
DAFTAR ISI Lembar Pernyataan
ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...
A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian...
BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A
TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE
SISWA...
A. Model Pembelajaran Everyone is Teacher here... B. Self Confidence... C. Penelitian Terdahulu yang Relevan... D. Kerangka Berfikir... E. Definisi Operational...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...
A. Metode Penelitian... B. Desain Penelitian... C. Lokasi Penelitian... D. Subjek Penelitian... E. Waktu Penelitian... F. Instrumen Penelitian... G. Prosedur Penelitian...
i ii iii iv vi viii ix x 1 1 3 3 3 5 5 6 11 11 13 15 15 15 17 18 18 18 19
(7)
H. Rencana Uji Keabsahan Data...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Deskripsi Data Awal Penelitian... B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I... 1. Perencanaan Pembelajaran Siklus I... 2. Pelaksanaan dan Observasi Siklus I... C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II... 1. Perencanaan Pembelajaran Siklus II... 2. Pelaksanaan dan Observasi Siklus II... D. Perkembangan Proses Pembelajaran dan Self Confidence Siswa... E. Uji Keabsahan Data...
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...
A. Simpulan... B. Rekomendasi...
DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN - LAMPIRAN...
21 26 26 29 29 34 55 55 59 70 73 82 82 83 84 86
(8)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut David Hopkins (dalam Margaretha, 2008, hlm. 4) PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah. Penelitian ini terdiri atas siklus yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16). Langkah-langkah penelitian yang ditempuh yaitu.
1. Perencanaan (planning)
Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut RPP.
2. Pelaksanaan (acting)
Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu proses berdiskusi dengan konsep persiapan kemerdekaan Indonesia sebagai metode dalam pembelajarannya.
3. Observasi (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.
(9)
Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan peningkatan self confidence tahap berikutnya.
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )
Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sendiri sebagai peneliti sekaligus yang mempraktikkan tindakan dalam pembelajaran di kelas.
(10)
Dalam tahap ini, peneliti berkalaborasi dengan guru wali kelas IV A di salah satu sekolah dasar negeri di Kelurahan Sukasari dan teman sejawat yang berperan sebagai observer. Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model everyone is a teacher here dalam pembelajan IPS materi Mengenal permasalahan sosial didaerahnya untuk meningkatkan self confidence siswa. Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran IPS materi Mengenal permasalahan sosial didaerahnya dengan penerapan model everyone is a teacher here.
Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS materi Mengenal permasalahan sosial didaerahnya dengan penerapan model everyone is a teacher here dilakukan dua siklus.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Yang dipimpin oleh seorang Ibu Kepala Sekolah. Sekolah Dasar ini didirikan pada tahun 1973/1975 yang berdiri berdasarkan instruksi nomor 10 tahun 1973 di atas tanah milik Pemerintah Kota Bandung seluas 1671,50 m2. Sejalan dengan perkembangan pembangunan di
Kecamatan ini, masyarakat sekitar merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai ragam penghidupan, sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, pedagang, PNS, TNI/POLRI dan buruh bangunan. Namun dengan beralih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, mata pencaharian penduduk sebagai petani bergeser dan hampir hilang.
Siswa Sekolah Dasar Negeri Cijerokaso sebagian besar berasal dari penduduk setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan dan luar Kota Bandung. Hal ini dikarenakan letak yang cukup strategis.
Sekolah ini memiliki 11 ruang kelas, ruang kepala sekolah dan guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, dapur, gudang, lapangan sekolah, taman, kantin dan sekarang sedang dalam pembangunan mushola. Sekolah ini terdiri dari kelas IA, kelas IB, kelas IIA, kelas IIB, kelas IIIA, kelas IIIB, Kelas IIIC, Kelas IVA, kelas IVB, kelas VA, kelas VB, kelas VIA dan kelas VIB maka jumlah seluruhnya ada 13 kelas, 11 kelas diantaranya masuk pukul 07.00 WIB sedangkan 2 kelas lainnya masuk pukul 10.30 WIB yakni kelas IIA dan IIB.
(11)
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester II tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
Kelas tinggi yang akan dilakukan penelitian merupakan kelas unggulan yang memang rata-rata nilai hasil belajar lebih baik dibandingkan kelas lainnya, Namun karakteristik siswa di salah satu kelas tinggi ini cenderung pasif dan pemalu saat kegiatan pembelajaran.
E. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d April 2015 selama kurang lebih dua bulan, agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
F. Instrumen Penelitian
Untuk dapat memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data, maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat terefleksikan dengan baik. Pengumpulan data pada penelitian ini ada dua macam, yaitu deskriptif dan kulitatif. Data deskriptif berupa hasil penilaian yang terjadi dilapangan berupa hasil pengamatan langsung dengan dibantu observer, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here serta peningkatan self confidence siswa di kelas. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal pokok yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran sangat penting untuk dirumuskan dengan tepat. Hal ini diuraikan lebih rinci dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I yang terlampir.
(12)
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Salah satu penelitian kualitatif adalah berlatar alami dan adanya sumber data yang berlangsung. Oleh sebab itu kehadiran peneliti dilapangan sangat diharuskan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yang ada pada lampiran adalah dengan menggunakan lembar observasi, wawancara, lembar penilaian, skala sikap dan dokumentasi pembelajaran.
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86)
Mengacu dari pengertian di atas, maka observasi digunakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran IPS materi permasalahan sosial didaerahnya. Hal ini diuraikan lebih rinci dalam lembar aktivitas guru dan siswa siklus I yang terlampir.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Wawancara berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan. Peneliti mengadakan wawancara dengan siswa pada akhir pembelajaran.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri dari dua siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana self confidence siswa yang telah dicapai.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncakan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
(13)
1. Siklus I a. Perencanaan
1) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Mempersiapkan media yang akan digunakan saat kegiatan Pembelajaran 5) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan
dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan. 6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
b. Tindakan
7) Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran 8) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.
9) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing kelompok, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut.
10)Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan. 11)Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya,
Sukarelawan berperan menjadi guru bagi teman-temannya di depan kelas. 12)Siswa yang lain memperhatikan sukarelawan yang berperan menjadi guru. 13)Siswa yang lain dapat bertanya, memberi pendapat ataupun menyanggah
pendapat temanya.
14)Sukarelawan bergantian dengan kelompok lain. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa dapat mengungkapkan pendapat atau bertanya.
15)Guru memberikan tes untuk siswa.
16)Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan. 17)Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
c. Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan
(14)
d. Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi
pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya.
H. Rencana Uji Keabsahan Data
1. Rencana Analisis, Pengumpulan Dan Pengolahan Data Kualitatif
Menurut Sugiyono, dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2013, hal.333) menerjemahkan pernyataan Bogdan, bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
a. Data reduksi
Menurut Sugiyono, dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2013, hal.335)
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu untuk menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
b. Data Display
Menurut Sugiyono, dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2013, hlm. 341). Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
(15)
c. Verifikasi
Menurut Miles and Huberman, (dalam Sugiyono, 2013, hal.345). Langkah ketiga dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan virifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
2. Pengujian validitas dan realiabilitas penelitian kualitatif
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability.
Gambar 3.2 Uji Keabsahan Data Dalam Penelitian Kualitatif
Macam-macam cara pengujian kredibilitas data menurut Sugiyono (2013, hlm. 368)
Uji Keabsahan
Data
Uji credibility
Uji
transferability
Uji
dependability
Uji
Confirmability
(16)
Gambar 3.3 Uji Kredibilitas Data Dalam Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan triangulasi sebagai uji keabsahan data. Menurut Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 372) triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
Gambar 3.4 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Observasi
Kuisioner/ Dokumentasi
2. Siklus II a. Perencanaan
1) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Uji Kredibilitas
Data
Perpanjangan
Pengamatan
Peningkatan Ketekunan
Triangulasi
Diskusi dengan teman
(17)
2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan 3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Mempersiapkan media yang akan digunakan saat kegiatan Pembelajaran. 5) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan
dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.
6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
b. Tindakan
1) Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran 2) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.
3) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing kelompok, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut.
4) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan. 5) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, Sukarelawan berperan menjadi guru bagi teman-temannya di depan kelas. 6) Siswa yang lain memperhatikan sukarelawan yang berperan menjadi guru. 7) Siswa yang lain dapat bertanya, memberi pendapat ataupun menyanggah
pendapat temanya.
8) Sukarelawan bergantian dengan kelompok lain. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa dapat mengungkapkan pendapat atau bertanya.
9) Guru memberikan tes untuk siswa.
10) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan. 11) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
c. Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan
(18)
d. Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi
pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Pelaksanaan analisis terhadap siklus II dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya
(19)
1
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa kelas IVA di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung terbukti dapat meningkat bagi siswa yang termasuk memiliki kemampuan berpikir tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah bisa saja meningkan akan tetapi harus diberi motivasi yang lebih dibandingkan dengan siswa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran khususnya pada tahap pengelompokan dan penjelasan sukarelawan mengalami perubahan yaitu perubahan kelompok sesuai dengan keinginan siswa dan penjelasan ulang oleh guru setelah penjelasan sukarelawan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa canggung dalam melakukan diskusi kelompok dan siswa lebih memahami tentang materi pembelajaran yang disampaikan oleh sukarelawan.
2. Self confidence siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II keyakinan diri, optimisme dan rasionalitas siswa mulai meningkat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II, yaitu pada langkah pengelompokan siswa dan penjelasan materi pembelajaran oleh sukarelawan. Dengan adanya perubahan pengelompokan sesuai dengan yang siswa inginkan, siswa tidak lagi merasa canggung dan meningkatkan keyakinan dirinya. Dengan adanya penjelasan ulang oleh guru setelah penjelasan sukarelawan, siswa semakin memahami materi
(20)
2
pembelajaran. Hal ini berakibat pada peningkatan keyakinan diri, rasionalitas dan optimisme siswa.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang disarankan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran everyone is a teachere here untuk meningkatkan self confidence cocok bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan rendah bisa untuk meningkatkan self confidencenya tetapi harus dengan motivasi yang lebih dari guru dan teman-temannya.
2. Model pembelajaran everyone is a teacher here akan lebih efektif untuk meningkatkan self confidence siswa apabila dilakukan pengelompokan siswa sesuai dengan yang diinginkannya.
3. Model pembelajaran everyone is a teacher here akan lebih efektif untuk meningkatkan self confidence siswa apabila dilakukan penjelasan ulang oleh guru setelah penjelasan sukarelawan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi pembelajaran sehingga self confidence-nya meningkat.
(21)
1
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Dkk. (2011) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ghufron, M.Nuh. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: AR-RUZZ Media Group.
Kusumah, Wijaya. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Lumpkin, Aaron. (2004). Positive, Confident, and Courageous. Jakarta: Erlangga.
Natalia, Margaretha Mega. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas.
Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group
Silberman, Mel. (2009). Active Learning.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. (2014). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Skripsi:
Ariny. (2014). Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Metode Everyone Is Teacher Here dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa dalam Pembelajaran IPS. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Prawira, Angga Khuzaifah.(2015).Profil Rasa Percaya diri siswa dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. Skripsi UPI.Tidak diterbitkan.
(22)
2
Sugara, Robi Panji. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Pembelajaran Ips Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Farhan, Abu. (2012). Self Confidence.[Online].Tersedia: http://abufarhanalir.blogspot.com/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html (17 Maret 2015)
Megawati. (2010). Perbedaan self confidence siswa SMP yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi siswa intra sekolah.[Online].Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18153/Chapt er%20II.pdf;jsessionid=7C5E1C433AA50C0DF17016FDC7118066 ?sequence=3 (17 Maret 2015)
(1)
Gia Dwi Permata Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4) Mempersiapkan media yang akan digunakan saat kegiatan Pembelajaran.
5) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.
6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
b. Tindakan
1) Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran
2) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.
3) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing
kelompok, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut.
4) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.
5) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya, Sukarelawan berperan menjadi guru bagi teman-temannya di depan kelas.
6) Siswa yang lain memperhatikan sukarelawan yang berperan menjadi guru.
7) Siswa yang lain dapat bertanya, memberi pendapat ataupun menyanggah pendapat temanya.
8) Sukarelawan bergantian dengan kelompok lain. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa dapat mengungkapkan pendapat atau bertanya.
9) Guru memberikan tes untuk siswa.
10) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan. 11) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
c. Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan
(2)
d. Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi
pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Pelaksanaan analisis terhadap siklus II dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya
(3)
1
Gia Dwi Permata Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa kelas IVA di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung terbukti dapat meningkat bagi siswa yang termasuk memiliki kemampuan berpikir tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah bisa saja meningkan akan tetapi harus diberi motivasi yang lebih dibandingkan dengan siswa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang diperoleh sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II, proses pembelajaran khususnya pada tahap pengelompokan dan penjelasan sukarelawan mengalami perubahan yaitu perubahan kelompok sesuai dengan keinginan siswa dan penjelasan ulang oleh guru setelah penjelasan sukarelawan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa canggung dalam melakukan diskusi kelompok dan siswa lebih memahami tentang materi pembelajaran yang disampaikan oleh sukarelawan.
2. Self confidence siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus II keyakinan diri, optimisme dan rasionalitas siswa mulai meningkat. Hal ini dikarenakan adanya perubahan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II, yaitu pada langkah pengelompokan siswa dan penjelasan materi pembelajaran oleh sukarelawan. Dengan adanya perubahan pengelompokan sesuai dengan yang siswa inginkan, siswa tidak lagi merasa canggung dan meningkatkan keyakinan dirinya. Dengan adanya penjelasan ulang oleh guru setelah penjelasan sukarelawan, siswa semakin memahami materi
(4)
pembelajaran. Hal ini berakibat pada peningkatan keyakinan diri, rasionalitas dan optimisme siswa.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang disarankan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran everyone is a teachere here untuk meningkatkan self confidence cocok bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan rendah bisa untuk meningkatkan self confidencenya tetapi harus dengan motivasi yang lebih dari guru dan teman-temannya.
2. Model pembelajaran everyone is a teacher here akan lebih efektif untuk meningkatkan self confidence siswa apabila dilakukan pengelompokan siswa sesuai dengan yang diinginkannya.
3. Model pembelajaran everyone is a teacher here akan lebih efektif untuk meningkatkan self confidence siswa apabila dilakukan penjelasan ulang oleh guru setelah penjelasan sukarelawan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami materi pembelajaran sehingga self confidence-nya meningkat.
(5)
1
Gia Dwi Permata Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. Dkk. (2011) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ghufron, M.Nuh. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: AR-RUZZ Media Group.
Kusumah, Wijaya. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Lumpkin, Aaron. (2004). Positive, Confident, and Courageous. Jakarta: Erlangga.
Natalia, Margaretha Mega. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas.
Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media Group
Silberman, Mel. (2009). Active Learning.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. (2014). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Skripsi:
Ariny. (2014). Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Metode Everyone Is Teacher Here dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa dalam Pembelajaran IPS. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Prawira, Angga Khuzaifah.(2015).Profil Rasa Percaya diri siswa dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. Skripsi UPI.Tidak diterbitkan.
(6)
Sugara, Robi Panji. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Pembelajaran Ips Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.
Farhan, Abu. (2012). Self Confidence.[Online].Tersedia:
http://abufarhanalir.blogspot.com/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html (17 Maret 2015)
Megawati. (2010). Perbedaan self confidence siswa SMP yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi siswa intra sekolah.[Online].Tersedia: http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18153/Chapt er%20II.pdf;jsessionid=7C5E1C433AA50C0DF17016FDC7118066 ?sequence=3 (17 Maret 2015)