Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas 2 SDN Mojoagung 01 T1 262010057 BAB II

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1
2.1.1

Kajian Teori
Pembelajaran Matematika di SD
Guru yang profesional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang dapat

dipakai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika . Teori-teori yang
berpengaruh untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika khususnya
kelas rendah diantaranya Teori Thorndike yang disebut juga teori penyerapan, yaitu teori
yang memandang peserta didik selembar kertas putih , penerima pengetahuan yang siap
menerima pengetahuan secara pasif ( Gatot Muhsetyo, dkk 2007. hal. 1.19).
Dalam kurikulum 2004 Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa
matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui
proses penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis
dari kebenaran sebelumnya yang sudah diterima sehingga keterkaitan antar konsep dalam
matematika bersifat sangat kuat dan jelas (2004 :24).
Dari pengertian dan pendapat di atas disimpulkan bahwa matematika adalah

disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas dibandingkan ilmu lain yang mempelajari tentang
seluk beluk bilangan sebagai bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan
kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia berpikir dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari – hari . Matematika diperoleh melalui proses penalaran deduktif
tanpa melupakan cara bernalar induktif .
Karakteristik pembelajaran matematika menurut Moch. Ichsan (2003 :5) ada
empat , yaitu :
a. Pembelajaran Matematika dilakukan berjenjang
1. Pembelajaran Matematika dimulai dari konsep sederhana ke konsep yang
lebih sukar .
2. Pembelajaran matematika diawali dari hal kongkret bergerak ke semi
kongkret .
b. Pembelajaran Matematika mengikuti model spiral

6

7

1. Konsep baru diperkenalkan dengan mengkaitkannya pada konsep yang
telah dipahami siswa .

2. Konsep baru merupakan perluasan dan pendalaman dari konsep
sebelumnya .
c. Pembelajaran Matematika menekankan penggunaan pola deduktif .
Memahami suatu konsep melalui pemahaman difinisi umum kemudian ke
contoh – contoh .
d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi .
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan
sebelumnya yang sudah dianggap benar .
Menurut Sobel dan Maletsky dalam bukunya Mengajar Matematika (2001:1-2)
banyak sekali guru matematika yang menggunakan waktu pelajaran dengan kegiatan
membahas tugas-tugas, lalu memberi pelajaran baru, memberi tugas kepada siswa.
Pembelajaran seperti di atas yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan
sebagai 3M, yaitu membosankan, membahayakan dan merusak seluruh minat siswa.
Apabila pembelajaran seperti ini terus dilaksanakan maka kompetensi dasar dan indikator
pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal.Selain itu pemilihan media yang
tepat juga sangat memberikan peranan dalam pembelajaran.
Nasution dalam B. Suryosuroto (2007) mengajar merupakan suatu aktifitas
mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik baiknya dan menghubungkannya
dengan anak , sehingga terjadi belajar mengajar .
Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) matematika merupakan mata

pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat
mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa.
Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk
mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran matematika, Bruner (1982) menyatakan pentingnya
tekanan pada peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan siswa
membuat pridiksi dan terampil dalam membuat pola dan hubungan/keterkaitan. Selama ini
media pembelajaran yang dipakai adalah alat peraga yang terbuat dari tripleks-tripleks.
Tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi, media pembelajaran tersebut kurang

8

menarik perhatian dan minat siswa. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang
dapat lebih menarik perhatian dan minat siswa tanpa mengurangi fungsi media
pembelajaran secara umum.
2.1.2

Model Pembelajaran Kooperatif
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik


pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa
yang disebut dengan model pembelajaran.
Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok
model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3)
model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun tujuan Pembelajaran Kooperatif
a. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugastugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
b.

Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima temantemannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.


c.

Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan
keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau
mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

9

Agar penerapan suatu metode atau model pembelajaran dapat dilakukan dengan
runtut, maka diperlukan tahap-tahap atau fase-fase pelaksanaan pembelajaran yang
tersusun dan terarah dengan mengacu pada tujuan dari penerapan model pembelajaran
itu sendiri.
Adapun fase-fase model pembelajaran Kooperatif adalah sebagai berikut:
Fase
1

2


3

4

5

6

2.1.3

Indikator
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Menyajikan
informasi

Aktivitas Guru
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut

dan memotivasi siswa
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
siswa ke dalam
caranya membentuk kelompok belajar dan
kelompokmembantu setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien
kelompok belajar
Membimbing
Guru membimbing kelompok-kelompok
kelompok bekerja
belajar pada saat mengerjakan tugas
dan belajar
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Memberikan

Guru mencari cara untuk menghargai upaya
penghargaan
atau hasil belajar siswa baik individu
maupun kelompok.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan berorientasi pada tujuan, sangat

erat hubungannya dengan hasil belajar. Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar
itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad (1997 : 88) ”Hasil
belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif
yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”.
Ada beberapa perilaku yang sangat membantu pencapaian pembelajaran yang
efektif sebagaimana dapat dilihat dari perumusan

Borich

(2007) sebagai berikut:

pemanfaatan pendapat siswa, pengarahan atau pemberian tuntunan, penggunaan

keterampilan bertanya, pelacakan gagasan siswa dan antusisme stau semangat gairah.

10

Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal , diartikan bahwa proses
pembelajaran atau pendidikan sebagian besar terjadi di sekolah (di kelas dan lingkungan
sekolah) .
Faktor–faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar banyak sekali namun
secara garis besarnya terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor–faktor yang ada atau melekat dalam diri individu yang sedang
melakukan kegiatan proses belajar mengajar .
Yang termasuk dalam faktor intern meliputi: Faktor Jasmani, Faktor Psikologis
dan Faktor Kelelahan .
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang sedang
melakukan kegiatan proses belajar mengajar. Faktor ekstern yang mempengaruhi proses
belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu : keluarga , lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat dari individu berada.
2.2

Penelitian Yang Relevan

Sunarti (2010) yang berjudul : ”Model Pembelajaran Kooperatif mampu

meningkatkan aktifitas siswa kelas 6 SDN Korowelang dalam pembelajaran IPA Materi
Perkembangbiakan Tumbuhan”.
Dalam penelitian tersebut terungkap keberhasilan guru dalam menerapkan
model pembelajaran Kooperatif, yang ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa
kelas 6 SDN Korowelang dalam pelajaran IPA materi Perkembangbiakan Tumbuhan.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu: hasil
belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan pengembangan
keterampilan sosial.
Peningkatan hasil belajar akademik ditunjukkan dengan tercapainya nilai KKM
yang telah ditentukan, dalam penelitian tersebut capaian nilai rata-rata klasikal mencapai
82, dengan tingkat ketuntasan 85%. Dimana dari 20 siswa kelas 6 SDN Korowelang,
sebanyak 17 siswa berhasil mendapatkan nilai di atas KKM yang ditetapkan.

11

Penerimaan perbedaan individu dan pengembangan keterampilan sosial terlihat
saat siswa melakukan kegiatan bersama kelompoknya saat melakukan penelitian maupun

dalam menyelesaikan masalah secara bersama-sama.
2.3

Kerangka Berpikir
Dengan mengkaji proses pembelajaran yang telah dilakukan peneliti sebagai

guru kelas 2 SD Negeri Mojoagung 01 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati, dalam
pelajaran Matematika pada materi Mengututkan Bilangan, diketahui adanya kejanggalan
atau kelemahan yang disadari peneliti sebagai penyebab dari ketidakberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran awal penulis menyadari adanya kelemahan
dalam menerapkan metode pembelajaran, dimana dalam pembelajaran tersebut peneliti
cenderung mengutamakan penggunaan metode ceramah dan penugasan individu dalam
menyampaikan materi ajar.
Dari pembelajaran tersebut berdampak pada kejenuhan siswa dalam
pembelajaran. Kecenderungan ini nampak aktifitas belajar siswa hanya diperlihatkan
oleh siswa-siswa pandai saja, sedangkan sebagian besar siswa yang lain hanya ikutikutan, bahkan nampak acuh dan kurang memperhatikan proses pembelajaran.
Dengan mempertimbangkan uraian di atas, memotivasi peneliti sebagai guru
kelas untuk segera menemukan strategi dan cara yang tepat dalam menyampaikan materi
ajar agar mudah dipahami siswa.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, penulis menerapkan model pembelajaran
Kooperatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran Kooperatif dalam
penelitian tindakan kelas melalui perbaikan pembelajaran akan terjadi :
a.

Semakin meningkatnya pemahaman dan penguasaan materi ajar mengurutkan
bilangan bagi siswa kelas 2 SD Negeri Mojoagung

01 Kecamatan Trangkil

Kabupaten Pati.
b.

Meningkatnya prestasi hasil belajar siswa hingga terpenuhinya kriteria ketuntasan
yang telah ditetapkan.

12

c.

Terjadinya peningkatan aktifitas siswa melalui unjuk kerja dalam menyelesaikan
masalah materi ajar mengurutkan bilangan.
Gambaran dari pelaksanaan penelitian melalui perbaikan pembelajaran, peneliti

sampaikan melalui skema pelaksanaan penelitian di bawah ini :

KONDISI AWAL

Belum Menerapkan
Pembelajaran Kooperatif

Hasil Belajar Rendah

TINDAKAN

Menerapkan Pembelajaran
Kooperatif

Siklus I
Diskusi Berpasangan
Siklus II
Diskusi Kelompok

KONDISI AKHIR

Penerapan Pembelajaran
Kooperatif mampu
meningkatkan hasil belajar
Matematika

Gambar 2.1
Kerangka Pikir

2.4

Hipotesis Tindakan
Dari uraian kerangka berpikir yang menjadi dasar dari alur plksanaan penelitian

penulis menentukan hipotesis penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebagai berikut:
Melalui penerapan pembelajaran Kooperatif diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 2 SD Negeri Mojoagung 01 Kecamatan Trangkil, dalam pelajaran
Matematika materi Mengurutkan Bilangan Sampai 500.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Jarimatika dan Demonstrasi pada Siswa Kelas I SDN 2 Gulang Kabupaten Kudus T1 262011808 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas 2 SDN Mojoagung 01 T1 262010057 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas 2 SDN Mojoagung 01 T1 262010057 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas 2 SDN Mojoagung 01 T1 262010057 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas 2 SDN Mojoagung 01

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas 2 SDN Mojoagung 01

0 0 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Menggunakan Model Pembelajaran Van Hiele dan Model Pembelajaran Mekanistik. T1 292008181 BAB II

1 9 18

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siswa Kelas V

0 0 14

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas 5 SDN Ngampon T1 BAB II

0 1 17

BAB II Kajian Pustaka - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Mind Mapping untuk Meningkatan Hasil Belajar IPA Siswa SD

0 0 13