Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, komunikasi berkembang semakin
pesat dan menjadi sedemikian penting. Hal tersebut mendorong terciptanya media
– media yang menjadi alat bantu untuk mempermudah atau mempercepat
menyampaikan suatu pesan dalam proses komunikasi. Media massa merupakan
alat atau sarana untuk mengkomunikasikan pesan secara serempak kepada
khalayak. Media massa selain ditunjang dari segi kualitas juga harus didukung
oleh faktor kecepatan dan ketepatannya dalam menyampaikan sebuah informasi.
Media massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak
digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial. Salah satu media massa
elektronik yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah televisi. Hampir setiap
waktu luang dimanfaatkan masyarakat untuk menonton televisi. Kelebihan
televisi yang bersifat audiovisual mampu memadukan gambar dan suara adalah
salah satu daya tarik media ini. Karena sifat penggabungan dari media dengar dan
gambar inilah, komunikasi melalui televisi lebih efektif. Hal ini dikarenakan
informasi yang disampaikan televisi lebih jelas, seakan-akan pemirsa bisa melihat
suatu peristiwa secara langsung.
Televisi telah banyak memberikan pengaruh-pengaruh dalam banyak

kehidupan manusia. Televisi lahir karena perkembangan teknologi yang semakin
maju. Sebagai media massa yang muncul belakangan dibanding media cetak,
televisi lahir setelah adanya beberapa penemuan teknologi, seperti telepon,
telegraf, serta rekaman suara. Saat ini televisi telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Bagi banyak orang, televisi dapat menjadi
cermin berlaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan,2004:1).
Televisi merupakan sarana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan

1

pesannya pada khalayak.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa televisi merupakan

media komunikasi massa yang diminati oleh masyarakat.
Komunikasi massa merupakan penyebaran pesan dengan menggunakan
media yang ditujukan kepada massa, yaitu sejumlah orang yang tidak tampak oleh
komunikator. Pembaca surat kabar, penonton televisi dan film, pendengar radio,
tidak tampak oleh si penyampai pesan. Dengan demikian, bahwa komunikasi
massa atau komunikasi melalui media massa bersifat satu arah. Begitu pesan

disampaikan oleh komunikator, tidak diketahui apakah pesan itu diterima,
dimengerti atau dilakukan oleh khalayak (Effendy 1998:110).
Pesan yang disampaikan televisi bersifat umum, maksudnya pesan tersebut
dapat dilihat oleh masyarakat dalam lapisan secara umum, baik kaya miskin, kota
desa, kecil tua sejauh masyarakat itu mempunyai televisi. Dimana yang
menyatukan mereka adalah minat serta tujuan yang sama terhadap suatu program
di televisi. Karena itulah komunikasi lewat media televisi disebut sebagai
komunikasi massa (Effendy, 1998:82). Pesan-pesan yang disampaikan melalui
media televisi dapat beranekaragam mulai dari yang bersifat informatif, hiburan,
dan pendidikan.
Televisi dengan segala kelebihan yang dimilikinya, tidak heran jika sebagai
media massa televisi disukai masyarakat dibanding dengan radio atau media
cetak. Acara-acara yang disuguhkan menjadi semakin beragam, mulai dari acaraacara non drama seperti variety show, news, acara musik, kuis, sampai dengan
acara-acara dalam bentuk drama, yang identik dengan program-program
bernuansa fiktif seperti film, komedi, dan sinetron. Semuanya dikemas secara
menarik demi memenuhi kebutuhan dan selera pemirsa televisi.
Sekian banyak program acara yang ditayangkan di televisi, salah satunya
adalah sinetron. Sinetron merupakan salah satu program televisi yang mampu
menarik perhatian banyak penonton, maka tidak heran jika sinetron menjadi
program acara andalan bagi beberapa stasiun televisi. Sinetron kepanjangan dari

sinema elektronik. Cerita dalam sebuah sinetron juga berbeda-beda dan memiliki
2

alur yang mampu membawa penonton ke dalam suasana sedih, senang, marah
ataupun haru. Setiap Sinetron yang ditayangkan di stasiun televisi tentunya ingin
memberikan pesan kepada masyarakat.
Menjamurnya sinetron di televisi sebenarnya bukan hal yang luar biasa.
Kehadiran sinetron merupakan suatu bentuk aktualitas komunikasi dan interaksi
manusia yang diolah berdasarkan alur cerita untuk mengangkat permasalahan
hidup masyarakat sehari-hari. Isi pesan yang mudah untuk dipahami membuat
sinetron menarik bagi masyarakat. Sinetron sebagai suatu tontonan tidak hanya
memberikan hiburan semata, tetapi juga sebagai penyampai pesan tertentu.
Televisi sebagai salah satu media komunikasi dapat dijadikan sebagai penyampai
pesan.
RCTI sebagai salah satu stasiun televisi swasta dan yang pertama di
Indonesia, selain menayangkan program berita, infotaiment, musik, juga
menayangkan banyak sinetron. Banyak sinetron keluaran RCTI yang mampu
memberikan rating tinggi. Seiring banyaknya stasiun televisi swasta, maka RCTI
harus mampu bersaing dengan televisi lainnya. RCTI tetap mempertahankan
sinetron sebagai program unggulan yang disajikan untuk masyarakat.

Tukang Bubur Naik Haji The Series merupakan salah satu sinetron
bergenre religi yang tayang setiap hari pukul 19.00 di RCTI. Sinetron ini tayang
sejak 28 Mei 2012, mengangkat tema sederhana tentang kehidupan masyarakat
sehari-hari. Awalnya sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series hanya dibuat
60 episode untuk bulan Ramadhan, namun dalam perjalanannya sinetron ini
sukses merebut hati masyarakat dan mencapai lebih dari 500 episode (Tabloid
Nyata Edisi 2179, 11 April 2013).
Tema-tema yang diangkat dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji The
Series menarik, terlihat dari kesediaan masyarakat mengikuti sinetron ini dari
awal hingga akhir. Hal tersebut dapat terlihat dari perolehan rating yang tinggi
dengan menduduki posisi pertama menurut AC Nielsen pada bulan Februari 2013
dengan TVR 6,4 dan share 26,3. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series
3

juga menduduki posisi ke 5 sebagai sinetron terpanjang yang sudah mencapai
lebih dari 500 episode dan masih tayang hingga sekarang ini. Sinetron ini juga
meraih dua penghargaan pada Panasonic Awards sebagai drama seri terfavorit
2013 dan Citra Kirana sebagai aktris terfavorit 2013 (Tabloid Nyata Edisi 2179,
11 April 2013).
Tukang Bubur Naik Haji The Series merupakan sinetron karya H. Ucik

Supra yang diproduksi oleh Sinema Art. Episode 439-441 diproduksi dengan
mengangkat konsep tentang Imlek. Konsep Imlek yang diangkat dalam sinetron
ini dengan menghadirkan keluarga beretnis Tionghoa yang hidup dalam
lingkungan masyarakat yang beragama Islam. Dimana keluarga Wan Wan ini
merupakan satu-satunya keluarga yang beretnis Tionghoa dan akan merayakan
Imlek. Keluarga etnis Tionghoa ini akan menyelenggarakan pertunjukkan
barongsai yang merupakan kebudayaan Cina di lingkungan tempat tinggalnya
sebagai bagian dari perayaan tahun baru Imlek.
Berbicara tentang Imlek di Indonesia pada dasarnya perayaan etnis
Tionghoa ini sudah diakui oleh negara dengan Keputusan Presiden No 19 tahun
2002 yang menetapkan hari Tahun Baru Imlek sebagai Hari Nasional. Hal
tersebut merupakan keputusan yang penting dan sebagai pemulihan atas hak-hak
kultural etnis Tionghoa. Dengan diberlakukannya Keputusan Presiden tersebut,
maka segala bentuk kegiatan keagamaan, adat istiadat dan kepercayaan warga
negara Indonesia keturunan Tionghoa dapat dilakukan dengan leluasa.

Di

Indonesia sendiri seperti yang telah diketahui jika Indonesia memiliki
keanekaragaman suku bangsa dan 6 agama yang sah diakui menurut negara yaitu

Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan Khong Hu Chu. Dengan kondisi latar
belakang tersebut kemudian muncul sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series
yang berwacanakan toleransi dengan konsep Imlek di lingkungan masyarakat
yang mayoritas beragama Islam seperti yang terlihat pada episode 439-441.

4

Idealnya program acara sinetron yang tayang di televisi merupakan salah
satu tayangan untuk mendidik masyarakat dalam bersikap dan berperilaku yang
sesuai dengan tatanan norma dan nilai budaya masyarakat setempat (Kuswandi,
1996:133). Isi pesan yang terdapat dalam sinetron diharapkan mengandung pesanpesan seperti moral, sosial, terlebih jika sinetron tersebut bertema religi. Maka
seharusnya pesan-pesan yang disampaikan benar-benar sesuai dengan ajaran
agama.
Dalam setiap pesan komunikasi tidak hanya terdapat isi, tetapi didalamnya
adalah makna. Makna yang dimiliki oleh sinetron tidak hanya dari sinetron itu
sendiri melainkan dari hubungan antara pembuat sinetron dengan penikmat atau
penonton dari sinetron itu sendiri. Pemaknaan sinetron dibentuk dalam proses
produksi sebuah sintron terkait dengan komunikator atau pemberi pesan, dimana
proses produksi ini akan menentukan bagaimana pesan yang disampaikan kepada
khalayak.

Mengangkat wacana toleransi dengan konsep Imlek yang kental dengan
etnis Tionghoa dalam sinetron bergenre religi Islam, mendorong peneliti untuk
mengangkat sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441
sebagai topik penelitian yang akan dilakukan. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji
The Series episode 439-441 menyuguhkan konsep yang berbeda dari beberapa
sinetron religi di Indonesia. Melihat beberapa sinetron religi Islam di Indonesia,
belum ada sinetron religi yang mengangkat konsep Imlek di dalamnya seperti
sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series, yang menyajikan cerita berlatar
belakang perbedaan etnis dan agama yang dikemas secara menarik. Oleh karena
itu peneliti meyakini bahwa sinetron ini merupakan sinetron yang menarik untuk
dikaji. Sehingga Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series episode 439-441
dengan konsep Imlek yang diangkat memiliki sebuah wacana sosial perlu digali
lebih dalam mengenai wacana toleransi secara lebih kritis.

5

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka perumusan masalah dari penelitian
ini adalah :
Bagaimana wacana toleransi pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji The

Series di RCTI pada episode 439-441?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari uraian rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah :
Mengetahui wacana toleransi pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji The
Series di RCTI pada episode 439-441.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat

teoritis

dari

penelitian

ini


diharapkan

menjadi

suatu

pengembangan Ilmu Komunikasi tentang media massa khususnya media
elektronik yaitu televisi dalam konteks analisis pesan, kemudian melihat
konstruksi wacana yang dibuat media melalui sinetron.

1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini memberikan pengetahuan bagi
khalayak agar kritis dalam memahami pesan dari sebuah sinetron.

1.5 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi penelitian yaitu menggali makna
pesan sosial pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji di RCTI The Series pada
episode 439-441 yang dianalisis dengan analisis wacana kritis model Van Djik,
sehingga dapat diketahui bagaimana wacana toleransi dari sinetron Tukang Bubur


6

Naik HajiThe Series di RCTI episode 439-441. Hal tersebut dilakukan supaya
penelitian ini tidak meluas dan merujuk kepada aspek yang lainnya.

7

Dokumen yang terkait

Analisis Produksi Terhadap Program Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series (Episode 402 Dan 403)

1 13 129

KONSTRUKSI KARAKTER KEJUJURAN PADA SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI ANALISIS ISI EPISODE 839-840 DALAM Konstruksi Karakter Kejujuran Pada Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Analisis Isi Episode 839-840 Dalam Perspektif Pembelajaran Pendididikan Pancasila Dan

0 1 15

KONSTRUKSI KARAKTER KEJUJURAN PADA SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI ANALISIS ISI EPISODE 839-840 DALAM Konstruksi Karakter Kejujuran Pada Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Analisis Isi Episode 839-840 Dalam Perspektif Pembelajaran Pendididikan Pancasila Dan

0 1 15

MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa di Surabaya Dalam Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI).

0 0 107

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB IV

0 1 67

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441) T1 362009038 BAB V

0 1 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441)

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Toleransi Pada Sinetron (Analisis Wacana Kritis Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series Episode 439-441)

0 1 10

MOTIF PEMIRSA MENONTON SINETRON TUKANG BUBUR NAIK HAJI THE SERIES DI RCTI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Motif Pemirsa di Surabaya Dalam Menonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series di RCTI) SKRIPSI

1 0 20