PERBANDINGAN KADAR ASAM LEMAK DUA VARIETAS DAGING BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI MASSA.
PERBANDINGAN KADAR ASAM LEMAK DUA VARIETAS DAGING
BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN METODE
KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI MASSA
SKRIPSI SARJANA FARMASI
OLEH
ZULHI RAHMAYANI
0911013136
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
ABSTRAK
Penelitian perbandingan kadar asam lemak dua varietas buah alpukat
(Persea americana Mill.) telah dilakukan dengan metoda kromatografi gasspektrometri massa (GC-MS). Pada penelitian ini sampel terlebih dahulu
dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105⁰C sampai berat konstan.
Setelah dikeringkan daging buah alpukat diekstrak dengan pelarut n-heksan
menggunakan alat soklet. Minyak hasil ekstraksi dari daging buah alpukat kering
tersebut, diubah menjadi senyawa metil ester terlebih dahulu dengan reaksi
transesterifikasi menggunakan katalis H2SO4 dan metanol, kemudian dilakukan
pemeriksaan kadar asam lemak dalam sampel dengan menggunakan alat GC-MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam lemak total pada daging buah
alpukat hijau panjang yaitu 11,72%, dengan kadar asam oleat (3,63%), asam
linoleat (2,62%), asam palmitat (7,48%) dan asam miristat (2,38%) dan asam
linolenat (0,55%). Kadar asam lemak total alpukat hijau bundar yaitu 11,27%,
dengan kadar asam oleat (4,02%), asam linoleat (3,48%), asam palmitat (3,72%),
asam kaproat (0,05%).
ABSTRACT
A research ratio of two varieties of fatty acid content of an avocado (Persea
americana Mill.) has been carried out by the method of gas chromatography-mass
spectrometry (GC-MS). In this research samples first dried using an oven at a
temperature of 105 ⁰C until constant weight. Once dried avocado pulp was
extracted with n-hexane solvent using a sochlet. Oil extracted from the dried flesh
of an avocado, is converted to methyl esters prior to the transesterification
reaction using methanol and H2SO4 as a catalyst, then examined the levels of fatty
acids in the sample using GC-MS instrument. The results showed that the levels
of total fatty acids in length green avocado flesh is 11,72%, with higher levels of
oleic acid (3,63%), linoleic acid (2,62%), palmitic acid (7,48%) and acid myristic
(2,38%) and linolenic acid (0,55%). Total fatty acid content of avocado green
round is 11,27%, with higher levels of oleic acid (4,02%), linoleic acid (3,48%),
palmitic acid (3,72%), caproic acid (0,05%).
I.
PENDAHULUAN
Tanaman alpukat (Persea Americana Mill) banyak tumbuh di Indonesia
terutama di dataran tinggi yang berhawa sejuk (curah hujannya tinggi). Alpukat
juga dapat tumbuh ditanah berpasir granit, dekomposit, serta dapat hidup pada
tanah dengan tingkat keasaman dan kebasaan yang berbeda (Kalie, 1997). Alpukat
bisa ditemukan di seluruh daerah di Indonesia. Salah satu daerah penghasil
alpukat terbanyak yaitu Sumatera Barat (Redaksi Agromedia, 2009) dan
kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat sebagai
penghasil alpukat terbanyak.
Tanaman alpukat memiliki lebih kurang 17 varietas. Varietas alpukat yang
cukup populer di pasaran adalah alpukat mentega, alpukat hijau panjang, dan
alpukat hijau bundar. Varietas alpukat unggul yang ditetapkan oleh Menteri
Pertanian RI yaitu alpukat hijau panjang dan hijau bundar. Varietas alpukat
unggul di Indonesia memiliki ciri-ciri di antaranya produksi buahnya tinggi,
toleran terhadap hama dan penyakit, buah seragam berbentuk oval dan berukuran
sedang, daging buah berkualitas baik dan tidak berserat, berbiji, serta kulit buah
licin (Redaksi Agromedia, 2009).
Buah alpukat sering dijadikan sebagai jus, dan pelengkap nutrisi karena
rasanya yang enak dan gurih, serta memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Buah alpukat bisa juga untuk pengobatan dan kecantikan kulit, disamping itu
alpukat mempunyai daya sebagai anti bakteri terhadap Staphyloccocus (Kalie,
1997). Mengkonsumsi alpukat segar sangat baik, karena banyak manfaatnya bagi
tubuh kita. Namun mengkonsumsi alpukat dalam bentuk jus bisa membuat badan
menjadi gemuk. Hal ini terjadi karena jus alpukat dibuat dengan menggunakan
bahan tambahan seperti gula dan susu. Gula dan susu yang ditambahkan ke dalam
jus membuat asupan kalori yang kita konsumsi menjadi berlebihan.
Manfaat daging buah alpukat untuk kesehatan yaitu mencegah risiko
arteriosklerosis, penyakit jantung dan stroke. Daging buah alpukat mengandung
lemak yang sehat yaitu omega 9-asam oleat yang memperlihatkan kemampuan
mempengaruhi
ketersediaan
kolesterol
plasma
darah
(Retnasari,
2000).
Ketersediaan kolesterol darah di dalam tubuh dipengaruhi oleh asam lemak
dengan cara membantu penurunan tingkat lemak yang berbahaya yaitu Low
Density Lipoprotein (LDL), dan tetap mempertahankan tingkat lemak yang baik
yaitu High Density Lipoprotein (HDL) (Arpaia, 2006).
Menurut Moeljaningsih (2008) bagian daging buah yang dimakan berkisar
antara 61%-76% dan mengandung lemak yang cukup tinggi yaitu berkisar antara
4% - 25% tergantung varietasnya. Komposisi kimia dalam 100 g daging buah
alpukat adalah energi buah 85-223 kalori, air 67,49-84,30 %, protein 0,27-1,7 g,
lemak 6,5 – 25,18 g, karbohidrat 5,56–8 g, abu 0,70–1,4 g. Kemudian
mengandung vitamin A 110 IU, B1 0,13–0,51 mg, B2 0,025–0,12 mg, B3 0,13–
0,23 mg, B6 0,79–2,16 mg, C 0,45 mg, D 2,3–3,7 mg, E 0,01 mg dan K 3 mg.
Termasu mineral yaitu kalsium 10 mg, zat besi 0,9 mg dan phospat 20 m.
Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak pembentuk lemak dapat
dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh (Sartika, 2008).
Salah satu asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam daging buah alpukat yaitu
asam oleat. Asam oleat merupakan salah satu asam lemak esensial yang tidak
dapat disintesis oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari luar tubuh (Yuliarti,
2009).
Arukwe, et al. (2012), telah melakukan penelitian terhadap komposisi kimia
dari daun, daging buah, dan biji Persea americana. Dari penelitian tersebut
didapatkan hasil yang bisa disimpulkan bahwa lemak pada daging buah alpukat
mempunyai kadar yang paling tinggi dibandingkan dengan yang terdapat pada
daun dan biji.
Untuk mengidentifikasi asam lemak dalam daging buah alpukat dapat
digunakan beberapa instrumen salah satunya adalah kromatografi gas. Prinsip
dari kromatografi gas adalah memisahkan senyawa volatile (mudah menguap) dan
semivolatile (senyawa yang bisa dibuat menguap) dengan resolusi besar.
Keutungan dari kromatografi gas ini yaitu lebih sensitif, waktu analisa lebih
singkat, dan pengerjaannya mudah. Dalam mengidentifikasi senyaw-senyawa
tersebut diperlukan detektor seperti spectrometer massa (Settel, 1997).
Peneliti sebelumnya telah melakukan penentuan kadar asam lemak dari
daging buah alpukat mentega, alpukat susu, dan alpukat merah tua yang ada di
pasar Raya Padang, dengan hasil yang menyatakan bahwa alpukat mentega
memiliki kadar asam lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan alpukat susu
dan alpukat merah tua (Husnunnisa, 2013).
Melanjutkan penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap varietas buah alpukat yang lain yaitu alpukat hijau panjang
dan alpukat hijau bundar, yang diambil dari kabupaten Solok. Menghitung berapa
kadar asam lemaknya yang diidentifikasi dengan menggunakan kromatografi gasspektrometri massa. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa buah alpukat mengandung asam lemak yang
baik untuk kesehatan.
BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN METODE
KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI MASSA
SKRIPSI SARJANA FARMASI
OLEH
ZULHI RAHMAYANI
0911013136
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
ABSTRAK
Penelitian perbandingan kadar asam lemak dua varietas buah alpukat
(Persea americana Mill.) telah dilakukan dengan metoda kromatografi gasspektrometri massa (GC-MS). Pada penelitian ini sampel terlebih dahulu
dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105⁰C sampai berat konstan.
Setelah dikeringkan daging buah alpukat diekstrak dengan pelarut n-heksan
menggunakan alat soklet. Minyak hasil ekstraksi dari daging buah alpukat kering
tersebut, diubah menjadi senyawa metil ester terlebih dahulu dengan reaksi
transesterifikasi menggunakan katalis H2SO4 dan metanol, kemudian dilakukan
pemeriksaan kadar asam lemak dalam sampel dengan menggunakan alat GC-MS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam lemak total pada daging buah
alpukat hijau panjang yaitu 11,72%, dengan kadar asam oleat (3,63%), asam
linoleat (2,62%), asam palmitat (7,48%) dan asam miristat (2,38%) dan asam
linolenat (0,55%). Kadar asam lemak total alpukat hijau bundar yaitu 11,27%,
dengan kadar asam oleat (4,02%), asam linoleat (3,48%), asam palmitat (3,72%),
asam kaproat (0,05%).
ABSTRACT
A research ratio of two varieties of fatty acid content of an avocado (Persea
americana Mill.) has been carried out by the method of gas chromatography-mass
spectrometry (GC-MS). In this research samples first dried using an oven at a
temperature of 105 ⁰C until constant weight. Once dried avocado pulp was
extracted with n-hexane solvent using a sochlet. Oil extracted from the dried flesh
of an avocado, is converted to methyl esters prior to the transesterification
reaction using methanol and H2SO4 as a catalyst, then examined the levels of fatty
acids in the sample using GC-MS instrument. The results showed that the levels
of total fatty acids in length green avocado flesh is 11,72%, with higher levels of
oleic acid (3,63%), linoleic acid (2,62%), palmitic acid (7,48%) and acid myristic
(2,38%) and linolenic acid (0,55%). Total fatty acid content of avocado green
round is 11,27%, with higher levels of oleic acid (4,02%), linoleic acid (3,48%),
palmitic acid (3,72%), caproic acid (0,05%).
I.
PENDAHULUAN
Tanaman alpukat (Persea Americana Mill) banyak tumbuh di Indonesia
terutama di dataran tinggi yang berhawa sejuk (curah hujannya tinggi). Alpukat
juga dapat tumbuh ditanah berpasir granit, dekomposit, serta dapat hidup pada
tanah dengan tingkat keasaman dan kebasaan yang berbeda (Kalie, 1997). Alpukat
bisa ditemukan di seluruh daerah di Indonesia. Salah satu daerah penghasil
alpukat terbanyak yaitu Sumatera Barat (Redaksi Agromedia, 2009) dan
kabupaten Solok merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat sebagai
penghasil alpukat terbanyak.
Tanaman alpukat memiliki lebih kurang 17 varietas. Varietas alpukat yang
cukup populer di pasaran adalah alpukat mentega, alpukat hijau panjang, dan
alpukat hijau bundar. Varietas alpukat unggul yang ditetapkan oleh Menteri
Pertanian RI yaitu alpukat hijau panjang dan hijau bundar. Varietas alpukat
unggul di Indonesia memiliki ciri-ciri di antaranya produksi buahnya tinggi,
toleran terhadap hama dan penyakit, buah seragam berbentuk oval dan berukuran
sedang, daging buah berkualitas baik dan tidak berserat, berbiji, serta kulit buah
licin (Redaksi Agromedia, 2009).
Buah alpukat sering dijadikan sebagai jus, dan pelengkap nutrisi karena
rasanya yang enak dan gurih, serta memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Buah alpukat bisa juga untuk pengobatan dan kecantikan kulit, disamping itu
alpukat mempunyai daya sebagai anti bakteri terhadap Staphyloccocus (Kalie,
1997). Mengkonsumsi alpukat segar sangat baik, karena banyak manfaatnya bagi
tubuh kita. Namun mengkonsumsi alpukat dalam bentuk jus bisa membuat badan
menjadi gemuk. Hal ini terjadi karena jus alpukat dibuat dengan menggunakan
bahan tambahan seperti gula dan susu. Gula dan susu yang ditambahkan ke dalam
jus membuat asupan kalori yang kita konsumsi menjadi berlebihan.
Manfaat daging buah alpukat untuk kesehatan yaitu mencegah risiko
arteriosklerosis, penyakit jantung dan stroke. Daging buah alpukat mengandung
lemak yang sehat yaitu omega 9-asam oleat yang memperlihatkan kemampuan
mempengaruhi
ketersediaan
kolesterol
plasma
darah
(Retnasari,
2000).
Ketersediaan kolesterol darah di dalam tubuh dipengaruhi oleh asam lemak
dengan cara membantu penurunan tingkat lemak yang berbahaya yaitu Low
Density Lipoprotein (LDL), dan tetap mempertahankan tingkat lemak yang baik
yaitu High Density Lipoprotein (HDL) (Arpaia, 2006).
Menurut Moeljaningsih (2008) bagian daging buah yang dimakan berkisar
antara 61%-76% dan mengandung lemak yang cukup tinggi yaitu berkisar antara
4% - 25% tergantung varietasnya. Komposisi kimia dalam 100 g daging buah
alpukat adalah energi buah 85-223 kalori, air 67,49-84,30 %, protein 0,27-1,7 g,
lemak 6,5 – 25,18 g, karbohidrat 5,56–8 g, abu 0,70–1,4 g. Kemudian
mengandung vitamin A 110 IU, B1 0,13–0,51 mg, B2 0,025–0,12 mg, B3 0,13–
0,23 mg, B6 0,79–2,16 mg, C 0,45 mg, D 2,3–3,7 mg, E 0,01 mg dan K 3 mg.
Termasu mineral yaitu kalsium 10 mg, zat besi 0,9 mg dan phospat 20 m.
Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak pembentuk lemak dapat
dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh (Sartika, 2008).
Salah satu asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam daging buah alpukat yaitu
asam oleat. Asam oleat merupakan salah satu asam lemak esensial yang tidak
dapat disintesis oleh tubuh, sehingga harus diperoleh dari luar tubuh (Yuliarti,
2009).
Arukwe, et al. (2012), telah melakukan penelitian terhadap komposisi kimia
dari daun, daging buah, dan biji Persea americana. Dari penelitian tersebut
didapatkan hasil yang bisa disimpulkan bahwa lemak pada daging buah alpukat
mempunyai kadar yang paling tinggi dibandingkan dengan yang terdapat pada
daun dan biji.
Untuk mengidentifikasi asam lemak dalam daging buah alpukat dapat
digunakan beberapa instrumen salah satunya adalah kromatografi gas. Prinsip
dari kromatografi gas adalah memisahkan senyawa volatile (mudah menguap) dan
semivolatile (senyawa yang bisa dibuat menguap) dengan resolusi besar.
Keutungan dari kromatografi gas ini yaitu lebih sensitif, waktu analisa lebih
singkat, dan pengerjaannya mudah. Dalam mengidentifikasi senyaw-senyawa
tersebut diperlukan detektor seperti spectrometer massa (Settel, 1997).
Peneliti sebelumnya telah melakukan penentuan kadar asam lemak dari
daging buah alpukat mentega, alpukat susu, dan alpukat merah tua yang ada di
pasar Raya Padang, dengan hasil yang menyatakan bahwa alpukat mentega
memiliki kadar asam lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan alpukat susu
dan alpukat merah tua (Husnunnisa, 2013).
Melanjutkan penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap varietas buah alpukat yang lain yaitu alpukat hijau panjang
dan alpukat hijau bundar, yang diambil dari kabupaten Solok. Menghitung berapa
kadar asam lemaknya yang diidentifikasi dengan menggunakan kromatografi gasspektrometri massa. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa buah alpukat mengandung asam lemak yang
baik untuk kesehatan.