HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL LOMPATAN DALAM LOMPAT JAUH.

(1)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL LOMPATAN DALAM LOMPAT JAUH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

HERI MUHAMMAD SAEFULLAH 0907020

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL LOMPATAN DALAM LOMPAT JAUH

Oleh

Heri Muhammad Saefullah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan

©Heri Muhammad Saefullah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

HERI MUHAMMAD SAEFULLAH 0907020

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL LOMPATAN DALAM LOMPAT JAUH

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. H. Aming Supriatna. M.Pd NIP. 195001151980021001

Pembimbing II

Iman Imanudin, S.Pd., M.Pd NIP. 197508102001121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK UPI

Drs. Sumardiyanto, M.Pd NIP. 196212221987031002


(4)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL LOMPATAN DALAM LOMPAT JAUH Pembimbing I : Drs. H. Aming Supriatna. M.Pd

Pembimbing II : Iman Imanudin, S.Pd. M.Pd Oleh :

Heri Muhammad Saefullah 0907020

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan kekuatan tungkai yang signifikan dalam lompat jauh, serta mengetahui apakah ada hubungan kecepatan yang signifikan dalam lompat jauh, dan mengungkap apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara kekuatan tungkai dan kecepatan tersebut. Permasalahan tersebut menarik untuk penulis teliti dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang positif antara kekuatan tungkai dan kecepatan lari dengan hasil lompatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Deskriptif dengan desain penelitian korelasi pearson product moment terhadap 27 Mahasiswa laki-laki Ilmu Keolahragaan angkatan 2011 Dengan teknik menggunakan Simple Random Sampling, instrument penelitian yang digunakan adalah alat pengukuran kekuatan tungkai dengan Leg dynamometer dan alat pengukuran kecepatan dalam satuan waktu dengan stopwatch. Hasil penelitian yang diperoleh adalah berdasarkan hasil dari perhitungan antara kekuatan tungkai dengan lompat jauh adalah 0.582 yang membuktikan bahwa koefisien korelasi tersebut termasuk kategori cukup kuat. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara kecepatan saat lari dengan lompat jauh adalah 0.511 yang membuktikan bahwa koefisien korelasi tersebut termasuk kategori cukup kuat. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara kekuatan tungkai dan kecepatan lari dengan lompat jauh adalah 0.621 yang membuktikan bahwa koefisien korelasi tersebut termasuk kategori kuat. Dengan demikian yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil lompatan adalah dari kekuatan tungkai.


(5)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat /Signifikansi penelitian ... 6

E. Batasan Masalah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 8

1. Hakikat Lompat jauh ... 8

2. Faktor Penentu Lompatan ... 16

3. Kondisi Fisik ... 18

4. Hakikat Kekuatan ... 22

5. Hakikat Kecepatan ... 28

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Penelitian Terdahulu………... 31


(6)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ... 33

B. Desain Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian ... 34

D. Definisi Operasional ... 35

E. Instrument Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 44

B. Analisis Data ... 45

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46

D. Diskusi Penemuan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58 RIWAYAT HIDUP


(7)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Penelitian

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena gerak dasar yang terdapat didalamnya sudah dilakukan sejak jaman peradaban manusia terdahulu dimuka bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olahraga atletik merupakan gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, seperti berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Oleh karena itu, atletik juga dianggap sebagai induk dari seluruh cabang olahraga yang ada didunia. Hampir satu abad lamanya induk organisasi atletik ini berdiri, dari situlah cabang olahraga atletik mulai dikembangkan dan dikenalkan pada masyarakat diseluruh dunia. Kejuaraan-kejuaraan atletik baik itu yang bertaraf internasional maupun yang regional selalu diselenggarakan, kejuaraan-kejuaraan ini sangat membantu meningkatkan kemajuan dan perkembangan cabang olahraga atletik yang menyeluruh didunia.

Lompat jauh tentunya memerkukan kecepatan lari dan kekuatan tungkai yang baik untuk menghasilkan jarak lompatan yang baik. Hal ini sudah terbukti oleh atlit dunia, yaitu seorang pelari cepat (Jessie Owen dan Carl Lewis) yang merupakan atlit nomor lari cepat 100 meter yang juga menjuarai nomor lompat jauh. Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor kecepatan lari sangat mendukung hasil lompatan dalam lompat jauh (Muhamad: 2010).

Dalam nomor lompat jauh terdiri dari lompat tinggi, lompat galah, lompat jangkit. Salah satu yang harus dipahami itu adalah metode-metode latihan yang akan diberikan. Metode yang dimaksud yaitu metode yang bisa mengembangkan dan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan serorang pelompat. Kemampuan tersebut dikembangkan melalui teknik lompatan yang koordinatif, serta


(8)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dikembangkan pula kemampuan biomotor, menurut Menurut Sidik (2007: 29) “Komponen kondisi fisik yang terdiri dari empat komponen kondisi fisik dasar, yaitu fleksibilitas, kecepatan, kekuatan, dan daya tahan”. seperti kelentukan (fleksibility), kecepatan (speed), dan kekuatan (strength). Kemampuan-kemampuan itu selanjutnya dikembangkan menjadi kekuatan-kecepatan (power), dan daya tahan (endurance), kemudian dikembangkan menjadi daya tahan kecepatan. Seperti yang dikemukakan Hidayat (1996: 195) bahwa ”kecepatan gerak itu berbanding lurus dengan kekuatan” maksudnya apabila kekuatan seseorang besar maka kemampuan bergeraknya akan lebih cepat. Jadi semakin kuat kekuatan tungkai maka semakin cepat dalam kecepatan berlari dalam lompat jauh.

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompt tinggi galah. Tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke titik lainnya, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian menolak, melayang di udara dan mendarat, menurut Kosasih (Prawira, 2012: 35) mengemukakan bahwa:

yang menjadi tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya yang mempunyai empat unsur gerakan yaitu : awalan, tolakan, sikap badan di udara, sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat dengan pencapaian jarak lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk mencapai jarak lompat yang jauh, terlebih dahulu pelompat harus memahami unsur-unsur pokok pada lompat jauh.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil dalam lompat jauh, yakni dari segi antropometrik dan kondisi fisik. Menurut Hidayat (1999: 5) menjelaskan bahwa

“Antropometrik adalah ukuran-ukuran dari bagian yang ada pada struktur manusia

yang dapat berupa tinggi badan dan berat badan”. Antropometrik dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot, tinggi badan, berat badan, dan ukuran badan seseorang. Selanjutnya tinggi badan, berat badan dan ukuran tubuh (Skinfolds dan Circumferences) aktual seseorang ini dapat digunakan untuk tujuan menilai pertumbuhan tubuh seseorang,


(9)

3

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

serta dapat berguna sebagai data referensi. Serta kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian prestasi yang tinggi, seorang atlit tidak akan dapat meraih prestasi puncak apabila tidak didukung oleh kondisi fisik yang prima. Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988: 153) bahwa ”Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet”.

Prinsip dasar dalam lompat jauh membangun awalan yang secepat-cepatnya dalam melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya kearah depan atas dengan satu kaki untuk meraih ketinggian yang optimal saat melayang sehingga menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut. Seperti yang dikemukakan Hidayat (1998: 106) bahwa “Setiap ada aksi terjadi reaksi yang sama besar, berlawanan arah dan bekerja pada satu garis lurus”, dari kutipan diatas menerangkan bahwa semakin kuat beban yang dikeluarkan tumpuan yang kuat maka semakin besar pula reaksi yang dikeluarkan.

Latihan kondisi fisik menurut Harsono (2001: 4) “Memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan atlet, terutama atlet dalam pertandingan, istilah latihan kondisi fisik mengacu pada program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan progresif, dan bertujuan untuk meningkatkan fungsional seluruh sistem tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat”. Penguasaan teknik dalam program latihan akan sangat mudah dikuasai, seperti yang dijelaskan Harsono (2001: 4) “Menguasai teknik-teknik gerakan yang dilatih karena latihan teknik, latihan taktik, dan keterampilan, akan mampu dilakukan secara maksimal, artinya meskipun harus mengulang suatu gerakan atau suatu pola taktik tertentu berpuluh kali dia tidak akan cepat lelah.”


(10)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kekuatan merupakan kapasitas kontraksi dari otot, yang merupakan gerakan otot dari gerakan pertama sampai jarak gerakan sepenuhnya dan mengulangi kemampuan tersebut dengan maksimal. Kekuatan menurut Harsono (2001: 24) adalah “kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan (force) terhadap suatu tahanan”. Dengan demikian semakin kuat melakukan tahanan pada beban, maka semakin kuat juga kemampuan ototnya.

Dari uraian diatas, kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, karena kekuatan memegang peranan yang sangat penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cedera, dan karena kekuatan, atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh. Dan lebih efisien, memukul lebih keras serta demikian pula dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. Seperti yang dikemukakan Hendrayana (2007: 33) bahwa “apabila kekuatan menolak dan kecepatan lari dilakukan dengan teknik awalan dan tolakan yang baik, maka hasil lompatanpun akan

baik pula”. Dari uraian diatas menyatakan bahwa kekuatan otot pada tungkai sangat

berpengaruh terhadap hasil yang baik pada tolakan lompat jauh.

Kecepatan bergerak merupakan kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk menggerakan anggota tubuh secara cepat atau kemampuan membuat gerak (gerakan) melawan tahanan gerak yang berbeda-beda dengan kecepatan yang setinggi-tingginya, seperti yang dikemukakan oleh Harsono (2001: 36) “Kecepatan merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Dengan demikian jelas bahwa pada nomor lompat jauh kecepatan dan kekuatan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi, dengan mengadakan suatu perbaikan bentuk dan cara-cara melompat serta mendarat, maka akan memperbaiki hasil lompatan.

Seperti yang dikemukakan Jonath (Hendrayana, 2007: 33) bahwa:

Lompat jauh merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan data vertikal yang dihasilkan dari kekuatan tolakan kaki, tetapi dua pertiga prestasi lompat jauh bergantung pada awalan, dan hanya sepertiga


(11)

5

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bergantung pada tenaga loncat. Kemudian dikatakan bahwa pelompat jauh yang baik harus secepat pelari, mempunyai daya sprint seperti peloncat tinggi, dan irama pelari gawang.

Dari penjelasan berikut menjelaskan bahwa kecepatan sangat lebih mempengaruhi hasil lompatan dibandingkan kekuatan. Untuk itu perlu diadakan penelitian dan memperoleh bukti ilmiah yang mendukung mana yang harus banyak dilatih pada atlet lompat jauh apakah antara kekuatan tungkai pada saat melakukan tolakan dan kecepatan lari pada saat melakukan awalan. Hasil penelitian ini dapat menjadi bekal bagi para pelatih dan atlit itu sendiri untuk meningkatkan kinerja kekuatan yang harus dilatih pada atlet lompat jauh sebagai referesi meraih kesuksesan olahraga dikancah internasional. Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan kajian mendalam mengenai kekuatan tungkai kaki dan kecepatan, maka penelitian ini

berjudul “Hubungan kekuatan tungkai dan kecepatan lari terhadap hasil lompatan

dalam lompat jauh”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan tungkai dengan hasil lompatan pada nomor lompat jauh?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecepatan lari dengan hasil lompatan pada nomor lompat jauh?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan tungkai kaki dan kecepatan lari dengan hasil lompatan pada nomor lompat jauh?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hubungan kekuatan tungkai kaki terhadap hasil lompatan


(12)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Untuk mengetahui hubungan kecepatan terhadap hasil lompatan pada nomor lompat jauh.

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara kekuatan tungkai kaki dan kecepatan lari terhadap hasil lompatan pada nomor lompat jauh.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memperoleh manfaat, khususnya bagi peneliti, umumnya bagi semua pihak yang memerlukan penelitian ini.

1. Bagi akademisi

a. Dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah serta masukan bagi semua orang terutama bagi para pelatih maupun pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya, serta penelitian dapat dijadikan referensi untuk menentukan latihan kondisi fisik dan sebagai satu pertimbangan dalam penyusunan program latihan dan perkembangan olahraga di Indonesia.

b. Sebagai reverensi untuk dapat memusatkan bagian atau metode-metode yang harus dilakukan, yakni memusatkan bagian mana yang harus dilatih secara konstan dan terus-menerus untuk memperoleh hasil maksimal bagi atlet. c. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pakar dalam

bidang olahraga lompat jauh dalam penggunaan pemusatan pelatihan yang baik dapat diterapkan sebaik mungkin guna mendapatkan ketepatan hasil lompatan yang akurat.

2. Bagi praktisi

a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembinaan atlet.

b. Meningkatkan kualitas atlet lompat jauh, setelah mendapatkan petunjuk mengenai alternatif latihan yang baik.

c. Dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama bagi para pelatih, pembina olahraga dan para


(13)

7

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atlet lompat jauh untuk meningkatkan keterampilan dalam berlari dengan baik dalam cabang olahraga lompat jauh.

E. Batasan Masalah

Dengan adanya batasan penelitian ini diharapkan permasalahan yang akan diteliti tidak meluas. Pembatasan penelitian yang penulis tetapkan adalah :

1. Batasan konseptual

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan tungkai dan kecepatan lari.

b. Variabel terikt dalam penelitian ini adalah hasil lompatan dalam lompat jauh. 2. Batasan populasi dan sampel

a. Populasi pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan FPOK UPI.

b. Sampel adalah mahasiswa program studi Ilmu Keolahragaan angkatan 2011 sebanyak 27 orang anak laki-laki.


(14)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah sumber data yang digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan. Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan populasi dan sampel penelitian. Mengenai populasi Sugiyono (2011: 80) menjelaskan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Mengenai sampel pun Sugiyono (2011: 81) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki leh populasi tersebut”.

Agar penelitian berlangsung dengan lancar, maka penulis harus menetapkan waktu dan tempat penelitian sebagai berikut :

1. Waktu : 18 april 2013 dan 22 april 2013

2. Tempat : Labolatorium FPOK dan Stadion Bumi siliwangi

Berpedoman dari pendapat dari ahli maka populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan FPOK UPI Bandung angkatan 2011 yang berjumlah 27 orang. Dan untuk teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah menggunakan teknik Simple Random Sampling Pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011: 82). Untuk jumlah anggota sampel yang dijadikan sebagai sampel penelitian sampel sebanyak 27 orang laki-laki mahasiswa IKOR 2011.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu adanya desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis yang


(15)

34

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

akan diuji kebenarannya. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang akan menyelidiki ada tidaknya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan tungkai (X1), dan Kecepatan lar (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah hasil lompatan dalam lompat jauh (Y). Secara grafis bentuk hubungan variabel-variabel penelitian ini bisa digambarkan sebagai berikut :

RX12Y

Gambar 3.1. Desain penelitian (Sumber : Sugiyono, 2011: 166) Keterangan :

a. X1 : Kekuatan tungkai

b. X2 : Kecepatan lari

c. Y : Hasil lompat jauh

d. r

x

1 y : Koefisien korelasi X1 dan Y

e. r

x

2 y : Koefisien korelasi X2 dan Y

f. r

x

12 y : Koefisien korelasi X1, X2 dan Y

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar memperoleh data yang akhirnya mengungkap permasalahan yang hendak

Kekuatan tungkai (X1)

Hasil lompat jauh

(Y) Kecepatan lari


(16)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diselesaikan. Metode Penelitian menurut Sugiyono (2011: 2) pada dasarnya adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan penulis untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan Arikunto (2005: 24). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dapat dilakukan dengan berbagai cara dan teknik sesuai dengan tujuan penelitiannya. Dalam penelitian ini penulis menggunaka metode deskriptif dan tes sebagai alat untuk memperoleh data. Data diperoleh dari hasil pengukuran kekuatan tungkai, kecepatan, dan tes lompat jauh. Data yang diperoleh tidak terbatas hanya pengumpulan data dan penyusunan data saja tetapi akan di olah, dijelaskan dan dianalisis kemudian diambil sesuatu kesimpula tentang arti dari data tersebut.

D. Definisi Operasional

Agar tidak salah pengertian beberapa makna dalam penelitian ini perlu diadakan definisi operasional atau penegakan istilah sebagai berikut :

1. Korelasi

Menurut Arikunto (1988: 249) “penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan apabilatidak ada, beberapa eratnya hubungan serta berarti tidaknya hubungan itu”. Dari pernyataan tersebut penulis mengartikan korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih dan memiliki tingkat keeratan.

2. Kekuatan

Menurut Setiawan (1996: 104) adalah, “kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.”


(17)

36

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Kecepatan

Kemampuan yang berdasarkan kelentukan (fleksibilitas) proses sistem persyarafan dan otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu tertentu.Harsono (1988: 205)

4. Tungkai

Menurut Damiri (Prawira, 2012: 34) bahwa “tungkai sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia menahan berat badan bagian atas, ia dapat memindahkan tubuh (bergerak), ia dapat menggerakan tubuh ke arah atas, ia dapat menendang dan lain sebagainya.”

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1984: 973) adalah “Salah satu anggota tubuh bagian bawah yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu tungkai bagian atas dari lutut ke pangkal paha, dan tungkai bagian bawah dari lutut ke pergelangan kaki.”

5. Hasil Lompatan Lompat Jauh

Sebagaiman dikemukakan oleh Poerwadarmita (1984: 683) bahwa „hasil adalah suatu yang diperoleh‟ , didapatkan. Jadi hasil lompat jauh, yaitu jarak yang dapat dicapai dalam lompatan lompat jauh.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan poin penting dalam sebuah penelitian, instrumen berfungsi untuk memperoleh data yang dinginkan dari sebuah penelitian seperti yang diungkapkan Sugiyono (2011: 102) bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrument adalah alat untuk memperoleh informasi . instrument ini banyak ragamnya, sesuai dengan jenis informasi yang akan dikumpulkan. Suatu syarat yang harus diperhatikan dalam memilih instrument adalah instrument tersebut harus valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliable (ketetapan hasil)


(18)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

otot tungkai. Alat ukur yang digunakan adalah Leg dynamometer. Adapun tahap-tahap pengumpulan sebagai berikut :

a. Sebelum tes dilaksanakan, subyek penelitian diberikan penjelasan untuk memperlancar pelaksanaan tes dan menjaga agar tidak terjadi kesalahan.

b. Sebelum tes dilaksanakan, subyek melakukan pemanasan secukupnya agar tidak terjadi cidera.

c. Peneliti memberikan penjelasan kepada subyek yang membantu tentang cara melakukan atau mencatat hasil tes.

1) Tes Kekuatan Otot Tungkai

Gambar 3.2. Leg Dynamometer

(Sumber : http://www.google.com/search=legdynamometer, 2013)

a. Tujuan : Untuk mengetahui kekuatan otot tungkai. b. Alat: Leg Dynamometer dan alat tulis

c. Persiapan: Subyek berdiri pada tumpuan Leg Dynamometer dengan lutut ditekuk bersudut kurang lebih 450 dan tubuh tegak, serta alat di ikatkan di pinggang subyek.

d. Pelaksanaan: Dengan aba-aba “Ya” maka subyek menarik secara maksimal dengan sendi lutut perlahan-lahan, kemudian hasilnya dapat dilihat pada jarum yang menunjukkan angka pada alat tersebut yang dinyatakan dalam satuan kilogram. Setiap sampel diberi dua kali kesempatan dan diambil salah satu skor yang terbaik.


(19)

38

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e. Berdasarkan kekuatan otot tungkai yang dapat dilihat pada alat tersebut. Angka yang ditunjukan oleh jarum alat tersebut menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai tersebut yang di ukur dalam kg.

2. Tes Lari 30 meter

Tes kemampuan ntuk mengukur kemampuan kecepatan maksimal dengan alat ukur Stopwatch, menurut hidayat (1998: 69) kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu tertentu.

Gambar 3.3. Stopwatch

(Sumber: http://www.google.com/search=stopwatch,2013) a. Tujuan : mengukur kecepatan maksimum.

b. Alat/fasilitas : Stopwatch, pluit, bendera, lintasan/track

c. Pelaksanaan : Orang coba berdiri di belakang garis start. Pada saat aba-aba “ya” diberikan, orang coba mulai berlari dengan maksimal dengan jarak 30 meter, sampai ada tanda peluit dibunyikan.

d. Sekor : Jarak yang ditempuh oleh orang coba tersebut sejaug 30 meter,dicatat dalam satuan detik.

Untuk tes kecepatan dilakukan dengan tes lari 30 meter dengan teknik start berdiri dan diberikan aba-aba melalui peluit dan dihitung kecepatannya dengan Stopwatch, Setelah itu dilakukan observasi lapangan dengan melakukan kedua tes tersebut dengan memperoleh hasil dari kedua perlakuan tersebut.


(20)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah kedua test dilakukan maka langkah terakhir ialah melakukan tes lompat jauh dan mendapatkan hasil yang maksimal dengan dua kali percobaan dan diambil poin yang paling besar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam memudahkan proses penelitian ini, selanjutnya penulis menyusun langkah-langkah penelitian sebagai pengembangan dari desain penelitian yang telah penulis buat. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut dapat penulis gambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.4. Flowchart Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, karena menggunakan metode deskriptif dengan desain penelitian Probability Sampling yaitu, “Simple Random Sampling Pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel . ” (Sugiyono, 2011: 82). Langkah awal

POPULASI

Pengukuran hasil lopat jauh Pengukuran kekuatan tungkai

Sampel

Pengukuran Kecepatan lari

Analisis


(21)

40

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk pengumpulan data adalah satu kelompok sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan tes dan pengukuran untuk setiap variabel yang akan diberikan kepada subyek penelitian. Tes yang dimaksud adalah tes untuk memperoleh data tentang kekuatan otot tungkai, tes kecepatan lari dan tes lompat jauh sehingga menghasilkan data yang berupa angka-angka dari tes tersebut. Selanjutnya akan dilakukan proses analisis data berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes tersebut.

G. Analisis Data

Dalam menganalisis data dari hasil sampel yang sudah didapat, maka selanjutnya adalah melakukan teknik analisis data, tehnik yang digunakan adalah ehnik korelasi pearson product moment seperti yang dikemukanan Jabar dan Darajat (2010: 229) bahwa : “korelasi product moment ditemukan oleh Karl Pearson tahun 1900. Kegunaan untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (devendent).” Teknik korelasi product moment termasuk tehnik statistik parametric yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti, diantaranya :

1. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok sampel dengan menggunakan :

̅

=

Keterangan :

̅ = nilai rata-rata yang dicapai X= skor yang diperoleh

N= jumlah responden ∑= jumlah

2. Menghitung Simpang baku :


(22)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

S = Simpangan baku yang dicari n = Jumlah sampel

̅ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Setelah menempuh langkah-langkah, maka langkah selanjutnya mencari t-skor dengan rumus :

T-skor = 50 + 10 ( ̅) (untuk jarak) = 50 - 10 ( ̅) (untuk waktu) Keterangan :

T-skor = Skor standar yang dicari X = Skor yang diperoleh seseorang

̅ = Nilai rata-rata

S

= Simpangan baku

Rumus tersebut merupakan langkah awal yang akan digunakan untuk oengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya, yang akan menyelesaikan pengolahan data untuk memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.

a. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors. Prosedur yang digunakan :

1. Pengamatan x1, x2,….xn dijadikan bilangan baku dengan menggunakan rumus :

Z1 = ( ̅) Keterangan :

̅ = Rata-rata masing-masing sampel

= Simpangan baku masing-masing sampel

2. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).

3. Selanjutnya dihitung proposi Z1, Z2,….. Zn ∑ Zi jika proposi dinyatakan S(Zi), maka :


(23)

42

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 5. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, bandingkan Lo dengan nilai kritis L dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleg dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

b. Menghitung koefisien korelasi tunggal, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Rumusan yang digunakan adalah :

r

xy

=

√{ } { }

Keterangan :

r

xy =Korelasi yang dicari

n

= Jumlah sampel

= Jumlah X

=

Jumlah Y

=

Jumlah XY

=

Jumlah X2

=

Jumlah Y2

c. Menghitung koefisien korelasi ganda, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Rumusan yang digunakan adalah :

Keterangan :


(24)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= Jumlah ryx1

=

Jumlah ryx2

=

Jumlah rx1x2

Pengujian statistik dengan rumus r-hitung dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat koefisien korelasi atau hubungan dan masing-masing variabel, apakah ada hubung atau tidak ada hubungan. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = n-2 dalam hal lain jika r-hitung lebih besar dari r-tabel maka Ho ditolak.

d. Menghitung nilai presentase simultan R2 x 100% untuk Melihat seberapa besar kontribusi dari kedua belah pihak.


(25)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam Bab IV, maka peneliti memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penghitungan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan tungkai dengan hasil lompatan pada nomor lompat jauh.

2. Berdasarkan hasil penghitungan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecepatan lari dengan hasil lompatan dalam lompat jauh.

3. Berdasarkan hasil penghitungan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan tungkai dan kecepatan lari dengan hasil lompatan dalam lompat jauh.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan , Atlet, Pelatih dan orang-orang yang berkecimpung di dunia olahraga. Perlu mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memahami bagian-bagian yang harus dipilih dalam mendapatkan hasil yang maksimal di dalam lompat jauh agar mendapatkan performa yang baik dan mendapatkan jarak lompatan yang jauh.

2. Bagi lembaga FPOK UPI, agar dapat memberikan pendalaman mata kuliah yang bersangkutan dengan kondisi fisik olahraga, agar lebih


(26)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendalam lagi kepada mahasiswa-mahasiswa FPOK UPI karena bidang atletik dapat menghasilkan atlet baik. Bisa dilihat dengan terdapatnya ahli-ahli dalam atletik.

3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel dan sampel yang lebih banyak dan lebih luas, dan Metode penelitian yang berbeda misalnya dengan melakukan metode penelitian Eksperimen.

4. Sampel dalam penelitian selanjutnya diharapkan berasal dari atlet dengan cabang olahraga yang bersangkutan.

Demikian kesimpulan dan saran yang peneliti berikan dalam rangka melaksanakan penelitian, semoga hasil ini bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh semua orang atau lembaga yang bernaung dibawah olahraga dan lompat jauh.


(27)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1990). Theory and Methodology of Training. Ontario Canada: New York University.

Firman. (2011)Antropometrik. [Online] Tersedia:http://thisisfirman.blogspot.com/ 2011/12/ antropometri.html! 2011/12/antropometri.html diakses pada tanggal 22 Maret 2013.

Harsono (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud.

Harsono.(1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. [Online]. Tersedia: http://educationvionet.blogspot.com/2012/06/pengertian-kecepatan.html. diakses pada tanggal 15 januari 2013.

Hendrayana, Yudi. (2007). Bermain Atletik. Bandung: Redpoint. Hidayat, Imam. (1999). Biomekanika. Bandung: FPOK IKIP.

Hidayat, Imam. (1996, 1998). Biomekanika Olahraga. Bandung: IKIP Bandung Press.

Jabar, Bambang Abdul dan Darajat K, Jajat. (2010). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung. FPOK UPI

Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo

Muhamad, Memet. (2010). Hubungan Antara Kecepatan Lari 100 Meter Dengan Hasil Lompatan Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Smp Negeri 16 Kota Bekasi [Online], Vol I. No. (1). 65 halaman. Tersedia: http://ejournal-unisma.net/ojs/index.php/motion/article/view/32. diakses pada tanggal 10 Mei 2013.

Nurhasan. Cholil-Hasanudin, D. (2007) Modul Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.


(28)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prasetya, Rian Rudhie. (2013). Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Belajar Lompat Jangkit Siswa Sman 1 Taman. [Online], Vol I. No. (1).59 Halaman.Tersedia: http//ejournal.unesa.ac.id/article/4853/68/article. pdf. diakses pada tanggal 12 Mei 2013.

Prawira, Egih Rizeki. (2012). Korelasi Antara Power Otot Tungkai Dan Tinggi Badan Dengan Hasil Start Gaya Grab. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Setiawan, Iwan. (1996). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK.

Sidik, Dikdik Zafar. (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Proinsi Se-Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sidik, Dikdik Zafar. (2010). Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sidik, Dikdik Zafar. et al. (2013) . Laporan Penelitian: Pengaruh Penerapan”Complekx Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan Anaerobik. [Online], Vol I. No. (1).116 Halaman. Tersedia: http://koni.or.id/public/files/Jurnal_Juara_Edisi-1_(Januari-April_2013).pdf. diakses pada tanggal 10 Mei 2013.

Subekti, Insan Aji. (2013) Ukuran Lapangan Lompat Jauh. [Online]. Tersedia: http://insanajisubekti.wordpress.com/2013/03/31/ukuran-lapangan-lompat-jauh. Diakses pada tanggal 18 mei 2013.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Syafrudin. (1996). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Ledak Otot Tungkai. [Online]. Tersedia: http://irwansyamzani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 mei 2013.

Syarifuddin, A. (1992). Atletik. Jakarta : Depdikbud.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

W.J.S Poerwadarminta. (1984). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. , Google [Online]. Tersedia: http://www.google.com/search=stopwatch&

tbm=isch&oq=stopwatch&gs diakses pada tanggal 10 mei 2013.

, Google [Online]. Tersedia: http://www.google.com/search=legdynamom eter&tbm=isch&oq=legdynamometer&gs diakses pada tanggal 10 mei 2013.


(1)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, bandingkan Lo

dengan nilai kritis L dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleg dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

b. Menghitung koefisien korelasi tunggal, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Rumusan yang digunakan adalah :

r

xy

=

√{ } { }

Keterangan :

r

xy =Korelasi yang dicari

n

= Jumlah sampel

= Jumlah X

=

Jumlah Y

=

Jumlah XY

=

Jumlah X2

=

Jumlah Y2

c. Menghitung koefisien korelasi ganda, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Rumusan yang digunakan adalah :

Keterangan :


(2)

43

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= Jumlah ryx1

=

Jumlah ryx2

=

Jumlah rx1x2

Pengujian statistik dengan rumus r-hitung dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat koefisien korelasi atau hubungan dan masing-masing variabel, apakah ada hubung atau tidak ada hubungan. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika pada taraf nyata α = 0.05 dengan dk = n-2 dalam hal lain jika r-hitung lebih besar dari r-tabel maka Ho ditolak.

d. Menghitung nilai presentase simultan R2 x 100% untuk Melihat seberapa besar kontribusi dari kedua belah pihak.


(3)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam Bab IV, maka peneliti memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penghitungan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan tungkai dengan hasil lompatan pada nomor lompat jauh.

2. Berdasarkan hasil penghitungan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecepatan lari dengan hasil lompatan dalam lompat jauh.

3. Berdasarkan hasil penghitungan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kekuatan tungkai dan kecepatan lari dengan hasil lompatan dalam lompat jauh.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa Ilmu Keolahragaan , Atlet, Pelatih dan orang-orang yang berkecimpung di dunia olahraga. Perlu mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memahami bagian-bagian yang harus dipilih dalam mendapatkan hasil yang maksimal di dalam lompat jauh agar mendapatkan performa yang baik dan mendapatkan jarak lompatan yang jauh.

2. Bagi lembaga FPOK UPI, agar dapat memberikan pendalaman mata kuliah yang bersangkutan dengan kondisi fisik olahraga, agar lebih


(4)

55

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mendalam lagi kepada mahasiswa-mahasiswa FPOK UPI karena bidang atletik dapat menghasilkan atlet baik. Bisa dilihat dengan terdapatnya ahli-ahli dalam atletik.

3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel dan sampel yang lebih banyak dan lebih luas, dan Metode penelitian yang berbeda misalnya dengan melakukan metode penelitian Eksperimen.

4. Sampel dalam penelitian selanjutnya diharapkan berasal dari atlet dengan cabang olahraga yang bersangkutan.

Demikian kesimpulan dan saran yang peneliti berikan dalam rangka melaksanakan penelitian, semoga hasil ini bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh semua orang atau lembaga yang bernaung dibawah olahraga dan lompat jauh.


(5)

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O. (1990). Theory and Methodology of Training. Ontario Canada: New York University.

Firman. (2011)Antropometrik. [Online] Tersedia:http://thisisfirman.blogspot.com/ 2011/12/ antropometri.html! 2011/12/antropometri.html diakses pada tanggal 22 Maret 2013.

Harsono (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud.

Harsono.(1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. [Online]. Tersedia: http://educationvionet.blogspot.com/2012/06/pengertian-kecepatan.html. diakses pada tanggal 15 januari 2013.

Hendrayana, Yudi. (2007). Bermain Atletik. Bandung: Redpoint. Hidayat, Imam. (1999). Biomekanika. Bandung: FPOK IKIP.

Hidayat, Imam. (1996, 1998). Biomekanika Olahraga. Bandung: IKIP Bandung Press.

Jabar, Bambang Abdul dan Darajat K, Jajat. (2010). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung. FPOK UPI

Kosasih, Engkos. (1985). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo

Muhamad, Memet. (2010). Hubungan Antara Kecepatan Lari 100 Meter Dengan Hasil Lompatan Pada Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Smp Negeri 16 Kota Bekasi [Online], Vol I. No. (1). 65 halaman. Tersedia: http://ejournal-unisma.net/ojs/index.php/motion/article/view/32. diakses pada tanggal 10 Mei 2013.

Nurhasan. Cholil-Hasanudin, D. (2007) Modul Tes dan Pengukuran keolahragaan. Bandung: FPOK UPI.


(6)

57

Heri Muhammad Saefullah, 2013

Hubungan Kekuatan Tungkai Dan Kecepatan Lari Terhadap Hasil Lompatan Dalam Lompat Jauh Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prasetya, Rian Rudhie. (2013). Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Hasil Belajar Lompat Jangkit Siswa Sman 1 Taman. [Online], Vol I. No. (1).59 Halaman.Tersedia: http//ejournal.unesa.ac.id/article/4853/68/article. pdf. diakses pada tanggal 12 Mei 2013.

Prawira, Egih Rizeki. (2012). Korelasi Antara Power Otot Tungkai Dan Tinggi Badan Dengan Hasil Start Gaya Grab. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Setiawan, Iwan. (1996). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK.

Sidik, Dikdik Zafar. (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Proinsi Se-Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Sidik, Dikdik Zafar. (2010). Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sidik, Dikdik Zafar. et al. (2013) . Laporan Penelitian: Pengaruh

Penerapan”Complekx Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan

Anaerobik. [Online], Vol I. No. (1).116 Halaman. Tersedia:

http://koni.or.id/public/files/Jurnal_Juara_Edisi-1_(Januari-April_2013).pdf. diakses pada tanggal 10 Mei 2013.

Subekti, Insan Aji. (2013) Ukuran Lapangan Lompat Jauh. [Online]. Tersedia: http://insanajisubekti.wordpress.com/2013/03/31/ukuran-lapangan-lompat-jauh. Diakses pada tanggal 18 mei 2013.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Syafrudin. (1996). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Ledak Otot Tungkai. [Online]. Tersedia: http://irwansyamzani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 mei 2013.

Syarifuddin, A. (1992). Atletik. Jakarta : Depdikbud.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

W.J.S Poerwadarminta. (1984). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. , Google [Online]. Tersedia: http://www.google.com/search=stopwatch&

tbm=isch&oq=stopwatch&gs diakses pada tanggal 10 mei 2013.

, Google [Online]. Tersedia: http://www.google.com/search=legdynamom eter&tbm=isch&oq=legdynamometer&gs diakses pada tanggal 10 mei 2013.