HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

(1)

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT

JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

(Skripsi)

Oleh

DAVIN PRADANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT

JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

Oleh Davin Pradana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelatih serta guru olahraga sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan program latihan lompat jauh, dengan memperhatikan berbagai aspek fisik.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel yang digunakan adalah siswa putra dengan jumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes power tungkai dengan vertical jump, pengukuran panjang tungkai dan lingkar paha dengan anthropometer, serta tes kecepatan lari 30 meter, kemudian tes lompat jauh. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukan bahwa koefisien korelasi power tungkai dengan hasil lompat jauh sebesar 0,9442, koefesien korelasi panjang tungkai sebesar 0,7852, koefisien korelasi lingkar paha dengan sebesar 0,6619, serta koefisien korelasi kecepatan lari sebesar 0,9484. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa power tungkai dan kecepatan lari memiliki hubungan yang sangat kuat, sedangkan panjang tungkai dan lingkar paha memiliki hubungan yang kuat dengan hasil lompat jauh.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Davin Pradana, lahir di Gadingrejo pada tanggal 27 Juli 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Bapak Saptono dan Ibu Dini Kusmiati.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Tegalsari lulus pada tahun 2003. Kemudian masuk SMP Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Kemudian masuk SMA Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Saat menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah sepakbola. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan KKN dan PPL di SMP PGRI 1 Sukadana, Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.


(8)

MOTO

Apa yang Bisa Dilakukan Sekarang Maka Lakukan Sekarang, Apa yang Bisa Dilakukan Besok Maka Lakukan Besok,

Jujur dan Disiplin Kunci Seorang Profesional (Penulis)

Doa, Usaha Ikhtiar, dan Tawakal (Penulis)

My Game is Fairplay (FIFA)


(9)

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan hasil karya ini kepada :

Bapak dan Ibu ku yang penuh kesabaran membesarkan, mendidik dan memberikan kasih sayangnya, begitu luas keikhlasan dan pengorbanan yang telah diberikan untuk putramu. Serta Terimakasih ku ucapkan, semoga Allah membalas dengan rasa sayang dan cinta-Nya melebihi dari apa yang telah engkau berikan

kepada putra-putrimu.

Adikku Rahma Unni Zada yang selalu memberi semangat, doa serta dukungannya dalam penyelesaian hasil karya ini. Semoga kalian menjadi lebih baik dariku.

Bapak Heru Sulistianta, S. Pd, M. Or, Dr. Marta Dinata, M. Pd, dan Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes yang telah membimbingku dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan, dalam menyelesaikan hasil karya ini.

Saudara-saudaraku Penjaskes Unila 09 yang sangat luar biasa memberikan dukungan, semangat dan doa, serta telah membantu banyak dalam menyelesaikan

hasil karya ini.

Keluarga besar SMA Negeri 1 Gadingrejo dan keluarga besar SMP PGRI 1 Sukadana, yang telah mengizinkan saya untuk menimba ilmu serta mengadakan

penelitian.

Teman-teman KKN/PPL Desa Pakuan Aji Sukadana dan Teman-teman lainnya.


(10)

SANWACANA

Puji Syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA, DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GADINGREJO” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Heru Sulistianta, S.Pd, M. Or selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

4. Dr. Marta Dinata, M. Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

5. Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan kritik kepada penulis.

6. Kepala SMA Negeri 1 Gadingrejoyang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.


(11)

ii

7. Bapak dan Ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.

9. Kepada keluarga Penjaskes Unila angkatan 2009 Aditya, Christian, Hendrik, Ardian, Catur, Gery, Imam, Rizki, Arifai, Silvi, Agatha, Eko BF, Arief Maulana, Zan dan teman-teman yang lain yang selalu menemani penulisan ini terimakasih banyak.

10. Angger Lutfi, Raditya Akhmad, Saiful Anwar (Kijok), Alifia Akbar, Jaenal Arifin (Mbek), Mahadi (Tukul), Singgih Widyojatmiko serta rekan-rekan lainnya yang membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis


(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lompat Jauh ... 8

1. Awalan ... 10

2. Tunpuan atau Tolakan ... 10

3. Melayang ... 11


(13)

xii

B. Kondisi Fisik ... 13

1. Power Tungkai ... 15

2. Panjang Tungkai... 17

3. Lingkar Paha ... 19

4. Kecepatan Lari ... 20

C. Penelitian Yang Relevan ... 21

D. Kerangka Pikir ... 23

E. Hipotesis ... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

B. Variabel ... 29

C. Desain Penelitian... 30

D. Definisi Operasional Variabel ... 30

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Instrumen Penelitian... 32

1. Tes Kemampuan Power Tungkai ... 33

2. Tes Mengukur PanjangTungkai ... 34

3. Tes Mengukur Lingkar Paha ... 35

4. Tes Kecepatan Lari ... 36

5. Tes Lompat Jauh... 37

G. Analisis Data ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 44


(14)

xiii

B. Uji Hipotesis………. 47

C. Pembahasan ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 43 2. Hasil Analisis Penelitian ... 47 3. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Power

Tungkai (X1) dengan Hasil Lompat Jauh (Y) ... 48 4. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi Panjang

Tungkai (X2) dengan Hasil Lompat Jauh (Y) ... 48 5. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi

Lingkar Paha (X3) dengan Hasil Lompat Jauh (Y) ... 49 6. Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Korelasi

Kecepatan Lari (X4) dengan Hasil Lompat Jauh (Y) ... 49 7. Nilai r Product Moment ... 69


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerakan Gaya Jongkok ... 12

2. Struktur Tungkai Atas ... 20

3. Kerangka Pikir ... 27

4. Desain Penelitian ... 30

5. Tes Loncat Tegak ... 34

6. Anthropometer ... 35

7. Tes Lari 40 Meter ... 36

8. Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Power Tungkai ... 45

9. Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Panjang Tungkai ... 45

10.Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Lingkar Paha ... 45

11.Nilai Tertinggi, Nilai Terendah, dan Rata-rata Kecepatan Lari ... 46


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Hasil Penelitian Lompat Jauh... 59 2. Penghitungan Korelasi Power Tungkai

dengan Hasil Lompat Jauh ... 61 3. Penghitungan Korelasi Panjang Tungkai

dengan Hasil Lompat Jauh ... 63 4. Penghitungan Korelasi Lingkar Paha

dengan Hasil Lompat Jauh ... 65 5. Penghitungan Korelasi Kecepatan Lari

dengan Hasil Lompat Jauh ... 67 6. Nilai r Product Moment ... 69 7. Foto – Foto Penelitian ... 69


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang perlu mendapat perhatian, pembinaan, dan pengembangan serta peningkatan prestasi. Peningkatan ini perlu, karena atletik adalah induk dari semua cabang olahraga lainnya. Gerakan atletik yang terdiri dari jalan, lari, lompat, dan lempar merupakan unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu diusahakan dengan sunguh-sungguh untuk menanamkan, memupuk, dan mengembangkan kegemaran akan atletik sejak usia muda sehingga nantinya terjadi generasi yang sehat dan bugar.

Atletik merupakan salah satu materi pendidikan jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Gerakan-gerakan dalam atletik sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani di sekolah, disamping itu atletik juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar siswa, karena gerak dasar atletik dapat meningkatkan kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan, dan koordinasi. Dengan demikian olahraga atletik dapat menjadi landasan penting bagi penguatan keterampilan teknik cabang olahraga yang lain.


(19)

2

Olahraga atletik merupakan cabang olahraga yang selalu dilombakan baik ditingkat regional, nasional, maupun internasional, karena cabang atletik terbagi dalam beberapa nomor. Nomor-nomor yang dilombakan terdiri dari nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Salah satu nomor lompat yang dilombakan adalah nomor lompat jauh.

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang diajarkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah, salah satunya juga di SMA Negeri 1 Gadingrejo. Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah bak lompat atau tempat pendaratan. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Seperti yang diungkapkan Muhajir (2006: 40) tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke bak pendaratan, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian, menolak, melayang di udara, dan mendarat.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh hasil lompatan yang maksimal seorang pelompat harus dapat melakukan awalan lari secepat-cepatnya kemudian menolak dengan mengggunakan kaki terkuat sebagai tumpuan, melayang dengan gaya yang tepat, dan mendarat pada posisi yang benar. Dengan begitu kecepatan lari awalan, kekuatan kaki tumpu dalam melakukan tolakan, gaya melayang yang digunakan serta posisi badan saat mendarat akan sangat mempengaruhi hasil dalam lompat jauh.


(20)

Zafar Sidik (2010: 67) menerangkan “Dalam lompat jauh terdapat tiga gaya yang umum dipergunakan oleh pelompat yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style), dan gaya berjalan di udara (walking in the air)”. Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya adalah dari keadaan sikap dan badan saat melayang di udara. Jadi mengenai awalan, tumpuan, melayang, dan mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama yaitu untuk mendapat jarak yang sejauh-jauhnya.

Dilihat dari hasil penilaian sebelumnya oleh guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di SMA Negeri 1 Gadingrejo, hasil lompat jauh siswa putra kelas XI IPA menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini terjadi mungkin karena siswa putra kelas XI IPA memiliki kondisi fisik yang beragam yang berbeda satu dengan lainnya. M. Sajoto (1999:2) mengemukakan bahwa “salah satu aspek biologis yang ikut menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh”. Setiap siswa tentunya memiliki stuktur dan postur tubuh yang berbeda antara satu sama lainnya. Dengan demikian tentunya bisa memberikan hasil yang berbeda bagi tiap siswa dalam melakukan lompat jauh.

Seperti pada cabang olahraga lainnya, dalam lompat jauh juga membutuhkan kondisi fisik yang baik, karena dengan adanya kondisi fisik yang baik tentunya dapat memberikan hasil yang baik pula. Untuk kondisi fisik yang baik diperlukan latihan yang teratur sehingga dapat memberi hasil yang baik. Menurut Harsono, “Latihan atau training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah”, Giriwijoyo (2005:43). Selanjutnya


(21)

4

Harsono menerangkan: “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu, latihan fisik, teknik, taktik, dan latihan mental”, Giriwijoyo (2005:41). Selain latihan yang teratur pembinaan sejak usia dini juga sangat diperlukan. Namun sampai saat ini sekolah masih sangat minim dalam memberikan sumbangan olahragawan yang dapat berprestasi.

Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan lompat jauh, diantaranya adalah daya ledak (power), daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, dan kecepatan. Karena pada nomor lompat jauh ini harus memiliki intensitas yang tinggi dalam waktu yang sangat cepat serta pelaksanaan gerakannya latihan kondisi fisik dalam lompat jauh membutuhkan koordinasi yang sempurna dari anggota gerak seperti kaki, tangan, badan, dan semua anggota tubuh lainnya.

Adapun beberapa komponen kondisi fisik yang penulis identifikasi untuk mendukung hasil lompatan pada lompat jauh diantaranya: power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari. Untuk mengetahui sajauh mana hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha dan kecepatan lari dengan hasillompat jauh, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.


(22)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah

1. Masih kurangnya pengetahuan siswa tentang faktor kondisi fisik apa saja yang mempengaruhi hasil lompat jauh.

2. Belum diketahui tentang sejauh mana hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

3. Untuk mendapat hasil lompat jauh yang maksimal diperlukan Power tungkai yang besar sehingga baik saat melakukan tolakan.

4. Untuk mendapat hasil lompat jauh yang maksimal diperlukan panjang tungkai yang panjang sehingga membuat jangkauan yang panjang dan lebar.

5. Untuk mendapat hasil lompat jauh yang maksimal diperlukan lingkar paha yang besar dan kuat sehingga dapat menjaga kestabilan gerak. 6. Untuk mendapat hasil lompat jauh yng maksimal diperlukan kecepatan

lari yang baik saat melakukan awalan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar hubungan power tungkai dengan hasil lompat jauh? 2. Seberapa besar hubungan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh? 3. Seberapa besar hubungan lingkar paha dengan hasil lompat jauh? 4. Seberapa besar hubungan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh?


(23)

6

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya hubungan antara power tungkai dengan hasil lompat jauh.

2. Mengetahui besarnya hubunganantara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh.

3. Mengetahui besarnya hubungan antara lingkar paha dengan hasil lompat jauh.

4. Mengetahui besarnya hubungan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.

E. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh diharapkan bermanfaat untuk: 1. Bagi siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam usaha untuk meningkatan hasil kemampuan pada lompat jauh.

2. Bagi guru

- Sebagai salah satu metode dalam melatih siswa khususnya dalam meningkatkan hasil kemampuan pada lompat jauh.

- Salah satu pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan dan latihan untuk meningkatkan hasil kemampuan lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

- Untuk memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan tentang hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.


(24)

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi pada lompat jauh. Dan juga memberikan pengalaman yang berharga untuk pembelajaran dalam olahraga atletik khususnya lompat jauh.

4. Bagi Program Studi

Sebagai informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lompat Jauh

Menurut Djumindar (2004: 65) lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangn yang baik.

Djumidar (2001:12) mengungkapkan lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kaki kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat gravitasi. Sedangkan Aip Syarifudin (1992: 90) lompat adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Menurut Zafar Sidik (2010: 66) unsur utama dari olahraga lompat jauh terdiri dari gerakan lari dengan awalan, gerakan bertolak, gerakan melayang di udara dan berakhir dengan gerakan mendarat. Keempat gerakan tersebut haruslah dilakukan dalam rangkaian yang tidak terputus-putus. Masing-masing unsur


(26)

gerakan tersebut memiliki gaya tersendiri dan memberikan sumbangan terhadap hasil lompatan yang berupa jarak.

Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah letak pendaratan atau bak lompat.Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan oleh para pelompat, yaitu gaya jongkok (tuck), gaya menggantung (hang style) dan gaya jalan di udara (walking in the air).

Menurut Aip Syarifudin (1992: 93) Perbedaan antara gaya lompatan yang satu dengan yang lainnya, ditandai oleh keadaan sikap badan pada waktu melayang di udara. Jadi mengenai awalan, tumpuan, melayang dan mendarat, bahwa ketiga gaya tersebut prinsipnya sama. Mengenai unsur-unsur yang berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh meliputi power, kekuatan, kelincahan, keseimbangan dan lain-lain.

Lompat jauh adalah gerakan melompat dari papan tumpuan menggunakan salah satu kaki terkuat untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.Lompat jauh mempunyai 4 unsur gerakan yaitu awalan, tolakan, sikap badan ketika di udara, sikap badan saat jatuh atau mendarat.


(27)

10

1. Awalan

Awalan adalah gerakan-gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan dan lompatan. Awalan harus dilakukan dengan secepat-cepatnya dan jangan merubah langkah saat melakukan tolakan.Untuk awalan pada lompat jauh, jaraknya berbedabeda tergantung dari kemampuan masing-masing. Awalan harus dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan merubah langkah pada saat akan melompat.

Panjang pendekatan jarak biasanya konsisten untuk seorang atlet. Pendekatan dapat bervariasi antara 12 dan 19 langkah di tingkat pemula dan menengah, sementara di tingkat elite mereka lebih dekat dengan antara 20 dan 22 langkah. Jarak yang tepat dan jumlah langkah-langkah dalam pendekatan tergantung pada pengalaman jumper, teknik berlari cepat, dan tingkat pengkondisian. Konsistensi dalam pendekatan sangat penting karena merupakan pesaing tujuan untuk selalu dekat ke bagian depan papan takeoff mungkin tanpa menyeberangi garis dengan setiap bagian dari kaki.

2. Tumpuan atau Tolakan

Tumpuan atau tolakan adalah gerakan pada papan tolakan dengan kaki yang terkuat yaitu meneruskan ke kecepatan horisontal ke kekuatan vertikal secara cepat seperti yang dikatakan oleh Aip Syarifuddin (1992 : 91) bahwa tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horisontal ke gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat.


(28)

Tumpuan dapat dilakukan dengan baik dengan kaki kiri ataupun kaki kanan, tergantung kaki mana yang lebih dominan. Setelah kaki depan menumpu secara tepat pada balok tolakan segera diikuti kaki yang lain ke arah depan atas dengan dibantu oleh ayunan lengan searah dengan tolakan. Menurut Zafar Sidik (2010: 66) pada fase tolakan berguna untuk memaksimalkan kecepatan vertikal dan guna memperkecil hilangnya kecepatan horizintal.

3. Melayang

Menurut Aip Syarifuddin (1992: 92 -93) sikap gerakan badan di udara sangat erat hubungannya dengan kecepatan awalan dan kekuatan tolakan, karena pada waktu pelompat lepas dari papan tolakan badan si pelompat akan dipengaruhi oleh suatu kekuatan yaitu gaya gravitasi. Untuk itu, kecepatan lari awalan dan kekuatan pada waktu menolak harus dilakukan oleh si pelompat untuk mengetahui daya tarik bumi tersebut.Dengan demikian jelas bahwa pada nomor lompat (khususnya lompat jauh), bahwa kecepatan dan kekuatan tolakan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil tolakan. Tetapi dengan mengadakan suatu perbaikan bentuk dan cara-cara melompat maka akan dapat memperbaiki hasil lompatan.

Menurut Bernhard (1993:83) fase melayang berhubungan langsung dengan perpindahan, karena itu latihan gerakan akhirnya akan terjadi dari lompatan dengan ancang-ancang yang tidak terlalu panjang.

Dalam penelitian ini gaya yang digunakan adala lompat jauh gaya jongkok. Yang dimaksud dengan gaya jongkok dalam nomor lompat jauh,


(29)

12

dimana pada saat melayang di udara kedua kaki pelompat dibawa ke depan selanjutnya seolah-olah sedang melakukan jongkok dan selanjutnya mendarat dibak lompat. Setelah tolakan dilakukan dengn keras dan kuat ayunkan tungkai kanan kedepan atas, tungkai kiri mengikuti dan dirapatkan ketungkai kanan dan kedua tangan diayunkan kedepan. Pada waktu akan mendarat kedua ditekuk kedua kaki rapat serta kedua lengan lurus kedepan.

Untuk lebih jelas tentang gaya jongkok dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1. Gerakan Gaya Jongkok Sumber. Zafar Sidik (2010: 67)

4. Mendarat

Melakukan pendaratan adalah bagian akhir dari lompat jauh.Keberhasilan dalam lompat jauh terletak pada pendaratan. Pada pendaratan yang mulus akan berpengaruh terhadap jarak, keselamatan dan keindahan. Pada saat mendarat titik berat badan harus dibawa ke muka dengan jalan membungkukkan badan hingga lutut hampir merapat, dibantu pula dengan julurantangan ke muka. Pada waktu mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan suatu momentum membawa


(30)

badan ke depan, di atas kaki. Mendarat merupakan suatu gerakan terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh.

Sedangkan menurut Aip Syarifuddin (1992: 95) sikap mendarat pada lompat jauh baik untuk lompat gaya jongkok, gaya menggantung, maupun gaya berjalan di udara adalah sama yaitu pada waktu akan mendarat kedua kaki di bawa ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan, kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan kedua lutut dibengkokkan (ditekuk), berat badan dibawa ke depan supaya tidak jatuh ke belakang, kepala ditundukkan, kedua tangan ke depan. Untuk lebih jelasnya gambar di bawah ini menunjukkan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dari take off sampai sikap mendarat.Hal yang penting disaat mendarat banyak para atlet atau siswa ketika mendarat tidak memperhatikan posisi badan dan pandangan mata yang selalu tertuju pada kondisi pendaratan artinya siswa harus semampu mungkian meraih gerakan pendaran dengan tungkai yang benar-benar maksimal tungkai lurus kedepan.

B. Kondisi Fisik

Prinsip dasar lompat jauh adalah meraih kecepatan awal yang setinggi-tingginya sambil tetap mampu melakukan tolakan yang kuat ke atas dengan satu kaki untuk meraih ketinggian saat melayang yang memadai sehingga dapat menghasilkan lompatan yang jauh. Untuk itu kondisi fisik dan teknik yang memadahi perlu dimiliki oleh seoarang pelompat jauh.


(31)

14

Pengaruh kondisi fisik akan terlihat pada kecepatan pelompat ketika melakukan awalan dan power otot tungkai pada saat melompat serta kelentukan togok saat melayang. Sedangkan keserasian gerak awalan dan kekuatan tolakan sangat bergantung pada kemampuan tekniknya. Apabila kecepatan lari dan power ini dilakukan dengan teknik yang baik maka akan menghasilkan jarak yang baik pula.

Kondisi fisik yang baik tentunya sangat diperlukan untuk mendapat prestasi yang baik pula. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kondisi fisik tersebut secara mantap, sehingga mendapatkan kondisi tubuh yang lebih siap dalam menghadapi suatu perlombaan, maka dibutuhkan suatu program latihan yang baik dan didasarkan pada prinsip-prinsip latihan yang berkualitas pula. Sejalan dengan hal ini, Harsono (1988: 153) menjelaskan sebagai berikut:

“Program latihan kondisi fisik haruslah direncanankan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk prestasi yang lebih baik”.

Secara umum kondisi fisik yang perlu dimiliki dan dilatih terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan. Adapun komponen kondisi fisik yang dimaksud, Harsono (1988: 100) menyebutkan beberapa komponen kondisi fisik yang perlu dikembangkan adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power. Dari semua komponen kondisi fisik yang perlu dikembangkan tersebut penulis ingin meneliti tiga komponen kondisi fisik yaitu: power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha dan kecepatan lari.


(32)

1. Power Tungkai

Otot merupakan bagian yang paling dominan dalam melakukan gerakan. Dalam tubuh manusia otot-otot bekerja sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkan serta sesuai dengan bagian dan tempat-tempatnya. Saat melakukan tolakan dalam lompat jauh diperlukan daya ledak otot kaki yang kuat, dengan daya ledak yang maksimal maka diharapkan menghasilkan lompatan yang maksimal. Berhubungan dengan daya ledak otot kaki maka dalam hal ini otot tungkai sangat berperan besar dalam melakukan tolakan dalam lompat jauh.

Power sama dengan eksplosif dan sama dengan daya ledak. Menurut U. Jonath, dkk (1987: 15) menggantikan daya eksplosif adalah kemampuan sistem otot untuk mengatasi tekanan dalam kontraksi yang tinggi. Menurut Suharno HP (1998 36) Power adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh. Sedangkan menurut M. Sajoto (1999: 17) Power yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kemudian Menurut Bompa dalam kegiatan olahraga power dapat dikenali dari peranannya pada suatu cabang olahraga, misalnya menolak dan melompat, Sulistianta (2010: 20). Kemudian M. Sajoto (1999: 8) daya otot (moscular power) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Lebih lanjut daya otot dimaksudkan sama dengan kekuatan eksplosif power dari otot tergantung


(33)

16

pada dua faktor yang saling berkaitan yaitu kontraksi dan kecepatan. Daya ledak otot dalam praktek olahraga digunakan untuk melompat, meloncat, melempar, menendang, dan sebagainya. Daya ledak sangat bermanfaat bagi atlet dalam mencapai prestasi maksimal khusunya lompat jauh.

Prestasi lompat jauh sangat tergantung pada kemampuan untukmengangkat titik berat badannya. Untuk dapat mengangkat titik beratbadan pelompat memerlukan kekuatan daya ledak otot tungkai. Makinkuat tolakan atau power yang dimiliki pelompat maka akan semakin jauhkemungkinan melakukan lompatan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa power tungkai adalah kemampuan otot untuk meledakkan tenaga pada tungkai secara maksimal dalam waktu yang singkat. Dengan demikian power tungkai sangat mempengaruhi tolakan pada saat melakukanlompat jauh, untuk dapat melakukan tolakandibutuhkan power tungkai yang kuat. Selain power tungkai, kecepatan pada saat melakukan awalan lari juga sangat membantu daya ledak (power) otot pada saat melakukan tolakan, kekuatan yang dihasilkan dari tolakan merupakan hasil gabungan antara kekuatandan kecepatan. Pada saat melakukan tolakan sebaiknya menggunakan kaki terkuat sebagai tumpuan tolakan untuk memperoleh hasil lompatan yang maksimal.


(34)

2. Panjang Tungkai

Panjang adalah jarak membujur dari ujung ke ujung. Dalam melakukanlompatan panjang kaki dibutuhkan untuk meraih jarak sejauh-jauhnya. Biladitinjau dari Biomekanika maka gerakan tungkai, ayunan lengan dan togok saatberlari lebih banyak didominasi oleh kekuatan otot-otot pada masing-masingorgan.

Menurut Sudarminto (1992: 93) menjelaskan bahwa kerangka tubuhmanusia tersusun atas sistim pengungkit. Pengungkit adalah suatu batang yangkaku bergerak dalam suatu busur lingkaran mengitari sumbunya, makageraknya disebut gerak rotasi atau angular. Pada waktu obyek bergerak dalamlintasan busur maka jarak yang ditempuh oleh tiap titik yang ada disepanjangbatang pengungkit akan berbeda-beda. Artinya makin dekat letaknya titik itudari sumbu geraknya makin kecil geraknya makin jauh letaknya titik itu darisumbu geraknya makin besar jaraknya.

Menurut Subagyo dan Sigit Nugroho (2010:45) menjelaskan bahwapanjang tungkai (tulang kaki) disusun oleh tulang paha (femur), tempurunglutut, tulang kering (tibia), dan tulang betis (fibula). Serta pergelangan kakidisusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid, navikular, kuneiformis, danjari-jari.

M. Sajoto (1999:2) mengemukakan bahwa “salah satu aspek biologis yang ikut menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan


(35)

18

postur tubuh”. Lebih lanjut M. Sajoto (1999:2) mengemukakan bahwa struktur dan postur tersebut meliputi:

a). Ukuran tinggi dan panjang tubuh b). Ukuran besar, lebar dan berat tubuh c). Somatotype (bentuk tubuh)

Seorang olahragawan atau atlet yang memiliki proporsi badan yangtinggi biasanya diikuti dengan ukuran tungkai yang panjang, meskipun hal itutidak selalu demikian. Ukuran tungkai yang panjang tidak selalu memberikankeuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan kelincahan masihdibutuhkan komponen pendukung lain yang dperlukan untuk membantu dalammencapai jangkauan langkah yang panjang.

Komponen yang dibutuhkan untuk mendukung jangkauan langkahyang panjang diantaranya adalah kemampuan biomotor, teknik, koordinasi,serta proporsi fisik yang bagus didalamnya, sehingga semakin panjangtungkainya akan dapat diikuti dengan jangkauan langkah yang semakin panjangsehingga waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu jarak tertentu dalamlari akan semakin pendek, dengan kata lain waktu tempuhnya menjadi lebihcepat dan energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit.

Tungkai merupakan bagian tubuh yang penting bagi pelompat jauh. Ukuran panjang tungkai sebagai salah satu unsur postur tubuh juga ikut menentukan terhadap pencapaian prestasi olahraga. Apalagi dalam lompat jauh yang sebagian besar geraknya menggunakan tungkai. Dariuaraian di


(36)

atas dapat disimpulkan bahwa panjang tungkai adalah jarak antarapangkal paha sampai dengan pangkal kaki seseorang. Istilah ini selanjutnyaakan dipergunakan dalam penulisan ini, mengingat istilah panjang tungkaisudah merupakan istilah umum yang dipakai dalam kegiatan olahraga.

3. Lingkar Paha

Paha merupakan bagian tungkai bagian atas yang tersusun atas tulang pangkal paha dan tulang paha (femur) serta beberapa otot penyusunnya. Saat melakukan tolakan dalam lompat jauh diperlukan daya ledak otot kaki yang sangat kuat, dengan daya ledak yang maksimal maka diharapkan dapat menghasilkan hasil lompatan maksimal. Berhubungan dengan daya ledak otot kaki maka dalam hal ini otot-otot paha berperan sangat besar dalam melakukan tolakan dalam lompat jauh. Dengan adanya otot paha yang kuat sangat memungkinkan untuk menghasilkan daya ledak atau power yang kuat pula.

Berkenaan dengan tulang dan otot paha yang kuat dalam membentuk power maka hal ini sangat memungkinkan membentuk suatu lingkat paha yang besar dalam pengukuran antopometrinya. Dengan lingkar paha yang besar dan kuat dapat memungkinkan memberi kontribusi positif dalam prestasi lompat jauh.


(37)

20

Gambar 2. Struktur otot tungkai atas (H. Syaifuddin 1997: 45) 4. Kecepatan Lari

Lari cepat (sprint) dapat mengembangkan unsur kecepatan, kekuatan otot. Kaitannya dengan peningkatan prestasi lompat jauh, lari cepat sangat memberikan sumbangan yang cukup besar. Sprint sebagai salah satu faktor yang mendukung olahraga lompat jauh. Sprint yang baik membutuhkan reaksi cepat, akselerasi yang baik, dan jenis lari yang efisien. Lompatan seseorang dapat maksimal apabila terlebih dahulu dilakukan awalan, sehingga semakin cepat awalan yang dilakukan maka semakin jauh hasil lompatan. Kecepatan berfungsi sebagai pendorong saat melakukan lompatan dan tubuh menjadi ringan saat melayang di udara dan kecepatan dibutuhkan untuk memperoleh daya ledak saat lepas landas dari tumpuan.

Menurut M.Sajoto (1995:19) kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan yang berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yan sesingkat-singkatnya. Sedangkan menurut Dikdik Zafar (2010:02) kecepatan adalah hasil kecepatan gerakan dari kontraksi


(38)

otot secara cepat dan kuat (powerfull) melalui gerakan yang halus (smooth) dan efesien (efficient).

Pada lompat jauh tahapan awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan yang maksimal sebelum mencapai papan tumpuan. Awalan dilakukan dengan berlari yang semakin lama mendekati kecepatan maksimal, namun masih terkendali (terkontrol) untuk melakukan tolakan. Sehingga kecepatan dari awalan akan menghasilkan satu gaya dorong ke depan secara maksimal. Tujuan dari ancang-ancang seperti dijelaskan oleh

Djumidar (2001: 12) adalah sebagai berikut: “Tujuan dari ancang-ancang

adalah untuk mendapatkan kecepatan horisontal yang setinggi-tingginya agar dorongan masa ke depan lebih besar. Di samping memperhatikan

penyaluran kekuatan pada gerak berikutnya”. Sedangkan menurut

Sulistianta (2010: 80), “Kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mendapat hasil yang baik dalam lompat jauh tergantung pada kecepatan lari sebagai awalan atau ancang-ancang dalam melakukan lompat jauh. C. Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian yang dilakukan Catur Joko Susanto, dengan judul: Kontribusi Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, dan Lingkar Paha dengan Hasil Tendangan Penalty Sepakbola pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada


(39)

22

tahun 2013 dengan sampel atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang berjumlah 25 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah one shoot modelatau satu kali pengambilan data dan teknik analilis data menggunakan korelasi product momentdengan hasil sebagai berikut:

a. Panjang tungkai dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang signifikan dengan kontribusi 56,25%.

b. Kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang signifikan dengan kontribusi 67,24%.

c. Lingkar paha dengan hasil tendangan penalty memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan kontribusi 7, 29%.

Terdapat perdapat perbedaan antara hasil penelitian yang kami lakukan dengan penelitian tersebut, diantaranya adalah penelitian Catur Joko Susanto terdapat 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat, cabang olahraga yang diteliti yaitu sepakbola sedangkan dalam penelitian yang kami lakukan adalah lompat jauh, selain itu juga sampel yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang berjumlah 25 orang, sedangkan penelitian kami menggunakan siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang.

2. Hasil penelitian Arief Maulana Syamsu, dengan judul: Hubungan Panjang Lengan, Panjang Tungkai, dan Power Tungkai dengan Prestasi Belajar Lompat Jangkit Siswa Kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima Pesawaran. Hasil penelitian besarnya hubungan antara panjang lengan dengan hasil belajar


(40)

lompat jangkit sebesar 0,7962. Besarnya hubungan antara panjang tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,7319. Dan besarnya hubungan antara power tungkai dengan hasil belajar lompat jangkit sebesar 0,9191. Dengan begitu panjang lengan, panjang tungkai, dan power tungkai memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar lompat jangkit siswa kelas VIII.C SMPN.1 Way Lima Pesawaran dan power tungkai merupakan variable yang paling berpengaruh.

Inti dari kesimpulan-kesimpulan yang kami peroleh dari penelitian di atas dibandingkan dengan penelitian kami terdapat perbedaan yaitu:

a. Populasi dan sampel yang digunakan b. Ubahan yang diteliti

c. Cabang olahraga yang diteliti

D. Kerangka Pikir

Atletik telah dilakukan sejak awal sejarah manusia dengan berbagai cara seperti aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan-gerakan alamiah/wajar seperti jalan, lari, lompat dan melempar. Sepanjang perkembangannya atletik telah mengalami perubahan, pembaharuan, namun selalu dalam keadaan yang rasional. Misalnya, jarak-jarak untuk standar perlombaan ditentukan kemudian adanya peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap atlet.

Atletik merupakan cabang olahraga yang selalu dilombakan baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional, karena cabang atletik merupakan


(41)

24

salah satu cabang olahraga terpenting dalam pelaksanaan Olimpiade modern. Cabang atletik dilaksanakan di semua negara, karena nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya memegang peranan penting dalam pengembangan kondisi fisik. Atletik sering disebut induk dari segala jenis cabang olahraga, oleh karena itu sering pula menjadi dasar pokok untuk pengembangan/peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan dapat diperhitungkan sebagai suatu ukuran kemajuan suatu negara.

Cabang olahraga atletik terdiri dari beberapa nomor yang dilombakan, nomor-nomor yang dilombakan terdiri dari nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Salah satu nomor lompat yang dilombakan adalah nomor lompat jauh. Selain sebagai salah satu nomor yang dilombakan lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang diajarkan dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah.

Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tumpuan lompat jauh adalah untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke sebuah bak lompat atau tempat pendaratan. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Karena tujuan lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik tertentu ke bak pendaratan, dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian, menolak, melayang di udara, dan mendarat.


(42)

Seperti pada cabang olahraga lainnya, dalam lompat jauh juga membutuhkan kondisi fisik yang baik, karena dengan adanya kondisi fisik yang baik tentunya dapat memberikan hasil yang baik pula. Dalam penelitian ini ada beberapa aspek kondisi fisik yang perlu diperhatikan dalam lompat jauh diantaranya adalah power tungkai, panjang tungkai, lingkar paha, dan kecepatan lari.

Power Tungkai merupakan unsur yang sangat mendukung dalam lompat jauh. Power tungkai diperlukan ketika seorang pelompat melakukan urutan gerakan lompat jauh yang dimulai dari tahap awalan dan gerakan saat tahapan menolak. Power atau daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Lebih lanjut daya otot dimaksudkan sama dengan kekuatan eksplosif power dari otot tergantung pada dua faktor yang saling berkaitan yaitu kontraksi dan kecepatan. Daya ledak otot dalam praktek olahraga digunakan untuk melompat, meloncat, melempar, menendang, dan sebagainya. Dengan demikian seorang pelompat juga harus memiliki power tungkai yang kuat untuk dapat menghasilkan hentakan yang maksimal. Daya ledak otot tungkai diperlukan pada saat gerakan menolak agar mendapatkan hasil yang maksimal. Makin kuat tolakan atau daya ledak yang dimiliki pelompat maka akan semakin jauh kemungkinan melakukan lompatan.

Atlet yang mempunyai struktur dan postur tubuh yang tinggi biasanya dapat dipengaruhi oleh panjang tungkai. Dengan tungkai yang panjang seseorang yang mempunyai badan yang tinggi mempunyai pusat berat badan yang tinggi


(43)

26

dibandingkan dengan seseorang yang bertubuh pendek. Karena pada dasarnya pelompat jauh berusaha untuk mengangkat pusat berat badan lebih tinggi keatas untuk dapat melayang diatas bak lompatan. Selain itu dengan tungkai yang panjang seorang pelompat akan lebih mudah dalam melakukan raihan jarak yang jauh, baik saat melakukan lari, tolakan dan juga saat mendarat.

Kaitannya dengan penelitian ini, lingkar paha merupakan unsur fisik yang mempengaruhi hasil lompat jauh. Lingkar paha yang besar memungkinkan mempunyai otot penyusun yang kuat. Hal dimungkinkan dapat menghasilkan power tungkai yang kuat pula sehingga dapat memberi sumbangan yang maksimal terhadap hasil lompat jauh. Berkenaan dengan tulang dan otot paha yang kuat dalam membentuk power maka hal ini sangat memungkinkan membentuk suatu lingkat paha yang besar dalam pengukuran antopometrinya. Dengan lingkar paha yang besar dan kuat dapat memungkinkan memberi kontribusi positif dalam hasil jarak lompat jauh.

Dalam awalan lompat jauh, kecepatan sangat dibutuhkan untuk memperoleh hasil lompatan yang jauh, kecepatan dapat diperoleh dengan lari sprint. Dengan demikian unsur dasar dari suatu lompat jauh, salah satunya kecepatan lari saat melakukan awalan. Kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan. Untuk dapat melompat jauh ke depan diperlukan berlari secepat mungkin bertujuan untuk meningkatkan kecepatan horizontal secara maksimal tanpa menimbulkan hambatan pada waktu melompat. Seorang pelompat jauh


(44)

harus mengetahui kecepatan tertinggi yang dapat dikendalikan untuk memeperoleh lepas landas yang seimbang.

Atletik

Gambar 3. Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Menurut Moh. Nazir (2005: 163) bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Berdasarkan teoritik dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian adalah:

1. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan power tungkai dengan hasil lompat jauh.

H1: Ada hubungan yang signifikan power tungkai dengan hasil lompat jauh.

Power Tungkai

Panjang Tungkai

Lingkar Paha

Kecepatan Lari


(45)

28

2. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh.

H1: Ada hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh.

3. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan lingkar paha dengan hasil lompat jauh.

H1: Ada hubungan yang signifikan lingkar paha dengan hasil lompat jauh.

4. H0: Tidak ada hubungan yang signifikan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.

H1: Ada hubungan yang signifikan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh.


(46)

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat jauh pada siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 108) survei yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung kemudian menganalisa faktor-faktor tersebut. Setelah data diperoleh kemudian dianalisa untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi tersebut dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji korelasi.

B. Variabel

Adapun variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (independent variable, X) meliputi:

a. Power tungkai (X1) b. Panjang tungkai (X2) c. Lingkar paha (X3) d. Kecepatan lari (X4)


(47)

30

2. Variabel terikat (dependent variable, Y) adalah hasillompat jauh.

C. Desain Penelitian

Gambar 4. Desain Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel 1. Power Tungkai

Yang dimaksud power tungkai dalam penelitian ini adalah kemampuan otot untuk meledakkan tenaga pada tungkai secara maksimal dalam waktu yang singkat. Power tungkai disini diukur menggunakan vertical jump (tes loncat tegak).

2. Panjang tungkai

Panjang tungkai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran panjang kaki siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo dari pangkal paha sampai telapak kaki yang diukur menggunakan alat dari anthropometer berskala sentimeter (cm).

X1

X2

X3

X4


(48)

3. Lingkar paha

Lingkar paha diukur menggunakan alat dari anthropometer, yaitu diukur keliling paha dan diameter paha menggunakan skala sentimeter (cm). 4. Kecepatan lari

Kecepatan lari dalam penelitian ini diambil melalui lari sprint dengan jarak 40 meter, kemudian yang dicatat adalah waktu tempuh dengan satuan detik.

5. Lompat jauh

Lompat jauh dalam penelitian ini adalah lompat jauh dengan gaya jongkok (Tuck).

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimasud untu diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:130) Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Menurut Sugiyono, (2011: 117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Maka disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan digunakan dalam penarikan kesimpulan penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi. Menurut Margono (2009:121) Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil


(49)

32

dengan menggunakan cara tertentu. Menurut Sugiyono, (2011: 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi dan Arikunto (2006 : 134) untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan pendapat diatas, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu mengikut sertakan seluruh siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang berjumlah 40 orang. Dengan demikian penelitian ini dikatakan penelitian populasi.

F. Instrumen Penelitian

Prinsip suatu penelitian adalah melakukan pegukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan instrument penelitian sebagaimana diungkapkan Sugiyono (1997: 80) sebagai berikut “Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena yang diamati itu disebut variabel”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 160) menjelaskan bahwa: “ Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.”

Instrumen penelitian secara garis besar bisa digolongkan menjadi dua, yaitu yang berbentuk tes dan non tes, namun sesuai dengan penelitian ini penulis


(50)

menggunakan instrumen penelitian berupa tes. Mengenai tes Arikunto (2006: 150) menjelaskan sebagai berikut “ Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

Adapun secara garis besar teknik alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat bentuk tes. Empat bentuk alat pengumpulan data tersebut yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes kemampuan Power Tungkai

Menggunakan tes loncat tegak/Vertical Jump (Johnson and Nelson, 1986), Mulyono (2010: 75) dengan Koefisien reliabilitas 0,97 dan validitas 0,98. Alat/fasilitas:

a. Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas.

b. Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada diinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala 150cm.

c. Serbuk kapur dan alat penghapus

d. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis. Pelaksanaan:

Testi berdiri menghadap dinding dengan salah satu lengan diluruskan ke atas, lalu dicatat tinggi jangkauan tersebut. Kemudian testi berdiri dengan bagian samping tubuhnya ke arah tembok, lalu dia mengambil sikap jongkok sehingga lututnya membentuk sudut kurang lebih 45 derajat.


(51)

34

Setelah itu testi berusaha melompat ke atas setinggi mungkin. Pada saat titik tertinggi dari lompatan itu ia segera menyentuhkan jari dari salah satu tangannya pada papan ukuran, kemudian mendarat dengan kedua kaki. Testi diberi kesempatan 3 kali percobaan.

Skor: ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga lompatan tersebut sebagai hasil tes vertical jump. Hasil vertical jump diperoleh dengan cara raihan tertinggi dari salah satu lompatan dikurangi tinggi raihan tanpa lompatan.

Gambar 5. Tes Loncat Tegak

2. Tes Mengukur Panjang Tungkai

a. Tujuan : untuk mengukur panjang tungkai

b. Peralatan : Anthropometer (skala cm), alat tulis dan formulir c. Pelaksanaan :


(52)

Testi dalam posisi berdiri tegak kemudian menentukan salah satu tungkai yang akan diukur, dan menentukan letak tulang paha tersebut, kemudian gunakan alat yang ada dalam anthropometer hingga tegak lurus tentukan panjang hingga batas kaki.

d. Penilaian: skor yang diperoleh testi adalah hasil pengukuran dari panjang tungkai dengan satuan sentimeter (cm).

3. Tes Mengukur Lingkar Paha

a. Tujuan : untuk mengukur lingkar paha.

b. Peralatan :Anthropometer (skala cm), alat tulis, dan formulir. e. Pelaksanaan :

c. Testi dalam posisi berdiri tegak kemudian menentukan salah satu paha yang akan diukur, kemudian gunakan salah satu alat dalam Anthropometer untuk mengukur lingkar paha tersebut lalu catat hasilnya dengan skala sentimeter (cm).

d. Penilaian: skor yang diperoleh testi adalah hasil pengukuran dari lingkar paha dengan satuan sentimeter (cm).


(53)

36

4. Tes Kecepatan Lari

Tes kecepatan lari menggunakan tes lari 40 meter, Furqon (1999: 16) dengan tujuan mengetes kecepatan lari awalan. Adapun prosedur pelaksanaan pengukuran tes lari 40 meter adalah sebagai berikut:

Alat/fasilitas:

a. Lapangan datar jarak minimal 50 meter, dibatasi garis start dan finis dengan jarak 40 meter dan lebar 1, 22 meter.

b. Stopwatch

c. Peluit, alat tulis, dan formulir. Pelaksanaan:

a. Dengan aba-aba “siap” testi siap lari dengan start berdiri, setelah aba-aba “yaak” bersamaan peluit ditiup, testi lari secepat-cepatnya menempuh jarak 40 meter sampai melewati garis finish.

b. Kecepatan lari dihitung dari saat bendera diangkat sampai pelari melewati garis finish

c. Kecepatan dicatat sampai dengan 0,1 detik, bila memungkinkan dicatat sampai dengan 0,01 detik


(54)

5. Tes Lompat Jauh

a. Tujuan tes lompat jauh adalah untuk mengukur lompatan paling jauh. b. Alat/fasilitas:

- Bak lompat jauh - Tiga orang petugas - Meteran

- Bendera

- Formulir penilaian dan alat tulis c. Pelaksanaan

Sebelum dilaksanakan tes dan pengukuran testi dikumpulkan untuk melakukan pemanasan dan selanjutnya diberi penjelasan secukupnya untuk tes lompat jauh. Secara bergiliran testi melakukan tes lompat jauh dan setiap testi mendapat tiga kali kesempatan. Pengukuran jarak lompatan diukur dari tolakan sampai jatuhnya anggota badan yang paling belakang setelah melakukan lompatan. Kemudian catat hasil lompatan testi.

d. Penilaian: jarak terjauh yang dapat dicapai oleh testi dari tiga kali kesempatan yang diukur dalam meter (m).

G. Analisis Data

Untuk mengolah dan mengolah dan menganalisis data-data yang diperoleh maka diperlukan rumus-rumus statistik yang sesuai dengan penelitian ini. dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus statistik dari Nurhasan (2008:22).


(55)

38

1. Untuk menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus:

Keterangan:

= Rata-rata yang dicari = Jumlah dari Xi Xi = Skor mentah n = Jumlah sampel

2. Menghitung koefisien, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan variabel. Dengan rumus Product Moment menurut Nurhasan (2008: 51) :

Keterangan:

rxy = Kontribusi yang dicari n = Jumlah sampel

∑x = Jumlah X ∑y = Jumlah Y ∑x2

= Jumlah kuadrat variabel X ∑y2

= Jumlah Y

3. Penghitungan korelasi power tungkai (X1) dengan hasil lompat jauh (Y) Berdasarkan tabel 8 (lampiran) diperoleh data penghitungan sebagai berikut:

=


(56)

=

=

=

=

=0,9422

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara X1 dengan Y.

4. Penghitungan korelasi panjang tungkai (X2) dengan hasil lompat jauh (Y) Berdasarkan tabel 9 (lampiran) diperoleh data penghitungan sebagai berikut:

=

=

=

=

=

=0,7852


(57)

40

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang kuat antara X2 dengan Y.

5. Penghitungan korelasi lingkar paha (X3) dengan hasil lompat jauh (Y) Berdasarkan tabel 10 (lampiran) diperoleh data penghitungan sebagai berikut:

=

=

=

=

=

=0,6619

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang kuat antara X3 dengan Y.

6. Penghitungan korelasi kecepatan lari (X4) dengan hasil lompat jauh (Y) Berdasarkan tabel 11 (lampiran) diperoleh data penghitungan sebagai berikut:

=


(58)

=

=

=

=

=- 0,9484

Dari tabel 1 tentang interpretasi koefisien nilai r, hasil diatas menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara X4 dengan Y.

7. Menghitung koefisien determinasi dengan rumus D = r2 x 100%

Keterangan:

D = determinasi r = Koefisien 100% = Konstanta tetap

a. D = r2x 100 %

D = (0,9422)2 x 100 % D = 88,77 %

Artinya variabel X1 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh


(59)

42

b. D = r2x 100 %

D = (0,7852)2 x 100 % D = 61,65 %

Artinya variabel X2 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh

sebesar 61,65 % dan sisanya 38,35 % ditentukan oleh variabel lainnya.

c. D = r2x 100 %

D = (0,6619)2 x 100 % D = 43,81 %

Artinya variabel X3 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh

sebesar 43,81 % dan sisanya 56,19 % ditentukan oleh variabel lainnya.

d. D = r2x 100 %

D = (- 0,9484)2 x 100 % D = 89,94 %

Artinya variabel X4 memberikan kontribusi terhadap hasil lompat jauh

sebesar 89,94 % dan sisanya 10,06 % ditentukan oleh variabel lainnya.

Menurut Husaini dan Purnomo (2006: 200) nilai r terbesar adalah +1, dan terkecil adalah -1 sehingga dapat ditulis -1 ≤ r ≤ +1. Untuk r = +1 disebut hubungannya positif sempurna dan hubungannya linier langsung sangat tinggi. Sebaliknya jika r = -1 disebut hubungannya negatif sempurna dan hubungannya tidak langsung sangat tinggi. Kemudian nilai interpretasi koefisien nilai r dapat dikonsultasikan dalam tabel berikut:


(60)

Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r, Sugiyono (2011: 183) Interval Koefisien

Korelasi

Interpretasi Hubungan 0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat 0,20 – 0,39 lemah 0,00 – 0,19 Sangat lemah

8. Menentukan kriteria signifikasi korelasi, jika –rtabel ≤ rhitung ≤ rtabel maka H1 ditolak dan korelasinya tidak signifikan.


(61)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

2. Terdapat hubungan yang signifikan panjang tungkai dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar paha dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan lari dengan hasil lompat jauh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo.

- Variable kecepatan lari memiliki hubungan yang paling besar dengan hasil lompat jauh.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi SMA Negeri 1 Gadingrejo agar terus melatih siswanya dan manemukan bakat siswa, serta memperbaiki sarana dan prasarana olahraga


(62)

di sekolah, sehingga terjadi peningkatan prestasi belajar di bidang lompat jauh maupun cabang olahraga yang lainnya.

2. Bagi para guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar lompat jauh perlu memberikan ltihan untuk meningkatkan power tungkai dan kecepatan lari siswa.

3. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi serta dapat ditindak lanjuti lagi dengan fakta-fakta lain yang diteliti misalnya kelentukan togok, kekuatan otot perut, tebal lemak paha, tinggi badan atau variabel lainnya.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. DEPDIKBUD, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Atmojo, Mulyono Biyakto. 2010. Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/

Olahraga. UNS Press, Surakarta.

Benhard, Gunter. 1993. Prinsip Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit, dan Loncat Galah. Dahara Prize, Semarang.

Djumidar. 2001. Dasar-dasar Atletik. Universitas Terbuka, Jakarta.

Djumindar, Mochammad. 2004.Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik dalam Bermain. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Furqon. H, dkk. 1999. Pedoman Bakat Olahraga model Sport Search. PUSLITBANG-OR UNS, Surakarta.

Giriwijoyo, dkk. 2005. Manusia dan Olahraga. ITB, Bandung

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Olahraga. Tambak Kusuma, Jakarta.

Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2006. Pengantar Statistika. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Jonath, dkk.1987. Lari dan Loncat Latihan Teknik dan Taktik. PT. Rosda Jayaputra Offset, Jakarta.

Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.


(64)

Nurhasan, Hasanudin, Dudung. 2008. Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI, Bandung.

Sajoto, M. 1999. Kekuatan dan Kondisi Fisik. Effhara Daharsa Prize, Semarang. Sidik, Dikdik Zafar. 2010. Pedoman Mengajar Atletik. PT. Remaja Roesdakarya,

Bandung.

Subagyo dan Sigit Nugroho. 2010. Kinesiologi Pendidikan Jasmani. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Sudarminto. 1992. Kinesiologi Olahraga. Direktorat Pendidikan Tinggi dan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan R&D. CV. Alfabeta, Bandung.

Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Tarsito, Bandung

Suharno HP. 1998. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Sulistianta, Heru. 2010. Ahtletics For All. Metro Lampung

Susanto, Catur Joko. 2013. Kontribusi Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, dan Lingkar Paha dengan Hasil Tendangan Penalty Sepakbola Pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung (Skripsi). FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Syamsu, Arief Maulana. 2013. Hubungan Panjang Lengan, Panjang Tungkai, dan Power Tungkai dengan Prestasi Belajar Lompat Jangkit Siswa Kelas VIII.C SMPN 1 Way Lima Pesawaran (Skripsi). FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung.


(65)

59

Lampiran 1. Hasil Penelitian Lompat Jauh Siswa Putra Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo

NO NAMA Power

Tungkai Panjang Tungkai Lingkar Paha Kecepatan Lari Hasil Lompat Jauh

1 Aji Popowiranta 46 88 55 4,57 4,34

2 Arif Ramadan 24 72 40 6,77 3,15

3 Bima Dwi Mukti 48 90 58 4,53 4,55

4 Firman Kusuma Yudha 27 74 44 6,29 3,3 5 Hadi Johar Prakoso 47 89 57 4,56 4,47 6 Kiki Adi Prasetyo 32 75 45 6,15 3,34

7 Muhammad Rizki 52 92 60 4,32 4,6

8 Tajudin Afgani 53 93 61 4,28 4,7

9 Tamyizul Muchtar 40 78 47 5,32 3,56

10 Yoga Fatoni 44 83 53 4,88 3,87

11 Amin Toto Haryono 39 78 47 5,34 3,55 12 Gideon Hutabalian 34 76 45 5,78 3,45

13 Ibnu Ali Laila 56 94 62 4,28 4,78

14 Iqbal Al Bifary 52 92 60 4,32 4,6

15 Irham Maulana 45 83 54 4,68 4

16 Kholid Zakki Mubaroq 46 88 55 4,57 4,34 17 Muhammad Alzaid P 43 80 52 5,08 3,78 18 Muhammdad Ramadi 47 89 57 4,56 4,47

19 Raju Hardian 48 90 58 4,56 4,55

20 Rezki Adi Nugroho 53 93 61 4,28 4,7 21 Agam Aji Ferdiherian 48 90 59 4,45 4,56

22 Ari Kurniawan 52 92 60 4,32 4,6

23 Deri Erisandi 36 77 46 5,78 3,46

24 Dimas Agung Pratama 48 90 58 4,45 4,56 25 Kus Juli Prayugo 38 78 47 5,35 3,55 26 Muhammad Rizqi B 37 77 46 5,75 3,47


(66)

Lanjutan Lampiran 1.

No. NAMA Power

Tungkai Panjang Tungkai Lingkar Paha Kecepatan Lari Hasil Lompat Jauh

27 Muhammad Ridho 32 75 45 6,11 3,35

28 Tio Ari Sandi 44 83 53 4,88 3,87

29 Vicky Aji Pangestu 52 92 60 4,32 4,57

30 Abdi Johan M 45 83 54 4,68 4

31 Agung Anugrah 43 80 50 5,11 3,78

32 Aldi Rifqillah 22 92 68 6,88 2,22

33 Ali Ansyorul Haq 25 74 42 6,44 3,25 34 Arya Dhana Kusuma 56 94 62 4,28 4,78 35 Galih Muharram H P 25 74 42 6,44 3,25 36 M Hilal Aji Suryono 43 79 50 5,21 3,68

37 Mohammad Reza R 37 78 46 5,68 3,54

38 Muhammad Desyan 42 78 47 5,23 3,67

39 Sigit Prastowo 32 75 45 6,15 3,34


(67)

61

Lampiran 2. Penghitungan Korelasi Power Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh

No Nama Siswa X1 Y X12 Y2 X1Y

1 Aji Popowiranta 46 4,34 2116 18,8356 199,64

2 Arif Ramadan 24 3,15 576 9,9225 75,6

3 Bima Dwi Mukti 48 4,55 2304 20,7025 218,4 4 Firman Kusuma Yudha 27 3,3 729 10,89 89,1 5 Hadi Johar Prakoso 47 4,47 2209 19,9809 210,09 6 Kiki Adi Prasetyo 32 3,34 1024 11,1556 106,88 7 Muhammad Rizki 52 4,6 2704 21,16 239,2 8 Tajudin Afgani 53 4,7 2809 22,09 249,1 9 Tamyizul Muchtar 40 3,56 1600 12,6736 142,4 10 Yoga Fatoni 44 3,87 1936 14,9769 170,28 11 Amin Toto Haryono 39 3,55 1521 12,6025 138,45 12 Gideon Hutabalian 34 3,45 1156 11,9025 117,3 13 Ibnu Ali Laila 56 4,78 3136 22,8484 267,68 14 Iqbal Al Bifary 52 4,6 2704 21,16 239,2

15 Irham Maulana 45 4 2025 16 180

16 Kholid Zakki Mubaroq 46 4,34 2116 18,8356 199,64 17 Muhammad Alzaid P 43 3,78 1849 14,2884 162,54 18 Muhammdad Ramadi 47 4,47 2209 19,9809 210,09 19 Raju Hardian 48 4,55 2304 20,7025 218,4 20 Rezki Adi Nugroho 53 4,7 2809 22,09 249,1 21 Agam Aji Ferdiherian 48 4,56 2304 20,7936 218,88 22 Ari Kurniawan 52 4,6 2704 21,16 239,2 23 Deri Erisandi 36 3,46 1296 11,9716 124,56 24 Dimas Agung Pratama 48 4,56 2304 20,7936 218,88 25 Kus Juli Prayugo 38 3,55 1444 12,6025 134,9 26 Muhammad Rizqi B 37 3,47 1369 12,0409 128,39 27 Muhammad Ridho 32 3,35 1024 11,2225 107,2 28 Tio Ari Sandi 44 3,87 1936 14,9769 170,28 29 Vicky Aji Pangestu 52 4,57 2704 20,8849 237,64 30 Abdi Johan Marwansyah 45 4 2025 16 180 31 Agung Anugrah 43 3,78 1849 14,2884 162,54 32 Aldi Rifqillah 22 2,22 484 4,9284 48,84 33 Ali Ansyorul Haq 25 3,25 625 10,5625 81,25 34 Arya Dhana Kusuma 56 4,78 3136 22,8484 267,68 35 Galih Muharram H P 25 3,25 625 10,5625 81,25


(68)

Lanjutan Lampiran 2

No. Nama Siswa X1 Y X12 Y2 X1Y

36 M Hilal Aji Suryono 43 3,68 1849 13,5424 158,24 37 Mohammad Reza R 37 3,54 1369 12,5316 130,98 38 Muhammad Desyan 42 3,67 1764 13,4689 154,14 39 Sigit Prastowo 32 3,34 1024 11,1556 106,88 40 Yoga Hutama Adi N 52 4,6 2704 21,16 239,2 Jumlah 1685 158,2 74375 640,2936 6874,02

Cara Mencari Koefisien Korelasi Power Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh rX1Y = √ ( )

=

=

=

=

=

=0,9422

D = r2x 100 %

D = (0,9422)2 x 100 % D = 88,77 %


(69)

63

Lampiran 3. Penghitungan Korelasi Panjang Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh

No Nama Siswa X2 Y X22 Y2 X2Y

1 Aji Popowiranta 88 4,34 7744 18,8356 381,92 2 Arif Ramadan 72 3,15 5184 9,9225 226,8 3 Bima Dwi Mukti 90 4,55 8100 20,7025 409,5 4 Firman Kusuma Yudha 74 3,3 5476 10,89 244,2 5 Hadi Johar Prakoso 89 4,47 7921 19,9809 397,83 6 Kiki Adi Prasetyo 75 3,34 5625 11,1556 250,5 7 Muhammad Rizki 92 4,6 8464 21,16 423,2 8 Tajudin Afgani 93 4,7 8649 22,09 437,1 9 Tamyizul Muchtar 78 3,56 6084 12,6736 277,68 10 Yoga Fatoni 83 3,87 6889 14,9769 321,21 11 Amin Toto Haryono 78 3,55 6084 12,6025 276,9 12 Gideon Hutabalian 76 3,45 5776 11,9025 262,2 13 Ibnu Ali Laila 94 4,78 8836 22,8484 449,32 14 Iqbal Al Bifary 92 4,6 8464 21,16 423,2

15 Irham Maulana 83 4 6889 16 332

16 Kholid Zakki Mubaroq 88 4,34 7744 18,8356 381,92 17 Muhammad Alzaid P 80 3,78 6400 14,2884 302,4 18 Muhammdad Ramadi 89 4,47 7921 19,9809 397,83 19 Raju Hardian 90 4,55 8100 20,7025 409,5 20 Rezki Adi Nugroho 93 4,7 8649 22,09 437,1 21 Agam Aji Ferdiherian 90 4,56 8100 20,7936 410,4 22 Ari Kurniawan 92 4,6 8464 21,16 423,2 23 Deri Erisandi 77 3,46 5929 11,9716 266,42 24 Dimas Agung Pratama 90 4,56 8100 20,7936 410,4 25 Kus Juli Prayugo 78 3,55 6084 12,6025 276,9 26 Muhammad Rizqi B 77 3,47 5929 12,0409 267,19 27 Muhammad Ridho 75 3,35 5625 11,2225 251,25 28 Tio Ari Sandi 83 3,87 6889 14,9769 321,21 29 Vicky Aji Pangestu 92 4,57 8464 20,8849 420,44

30 Abdi Johan M 83 4 6889 16 332

31 Agung Anugrah 80 3,78 6400 14,2884 302,4 32 Aldi Rifqillah 92 2,22 8464 4,9284 204,24 33 Ali Ansyorul Haq 74 3,25 5476 10,5625 240,5 34 Arya Dhana Kusuma 94 4,78 8836 22,8484 449,32


(70)

Lanjutan Lampiran 3.

No Nama Siswa X2 Y X22 Y2 X2Y

35 Galih Muharram H P 74 3,25 5476 10,5625 240,5 36 M Hilal Aji Suryono 79 3,68 6241 13,5424 290,72 37 Mohammad Reza R 78 3,54 6084 12,5316 276,12 38 Muhammad Desyan 78 3,67 6084 13,4689 286,26 39 Sigit Prastowo 75 3,34 5625 11,1556 250,5 40 Yoga Hutama Adi N 92 4,6 8464 21,16 423,2 Jumlah 3350 158,2 282622 640,2936 13385,48

Cara Mencari Koefisien Korelasi Panjang Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh

rX2Y =

√ ( )

=

=

=

=

=

=0,7852

D = r2x 100 %

D = (0,7852)2 x 100 % D = 61,65 %


(71)

65

Lampiran 4. Penghitungan Korelasi Lingkar Paha dengan Hasil Lompat Jauh

No Nama Siswa X3 Y X32 Y2 X3Y

1 Aji Popowiranta 55 4,34 3025 18,8356 238,7 2 Arif Ramadan 40 3,15 1600 9,9225 126 3 Bima Dwi Mukti 58 4,55 3364 20,7025 263,9 4 Firman Kusuma Yudha 44 3,3 1936 10,89 145,2 5 Hadi Johar Prakoso 57 4,47 3249 19,9809 254,79 6 Kiki Adi Prasetyo 45 3,34 2025 11,1556 150,3 7 Muhammad Rizki 60 4,6 3600 21,16 276 8 Tajudin Afgani 61 4,7 3721 22,09 286,7 9 Tamyizul Muchtar 47 3,56 2209 12,6736 167,32 10 Yoga Fatoni 53 3,87 2809 14,9769 205,11 11 Amin Toto Haryono 47 3,55 2209 12,6025 166,85 12 Gideon Hutabalian 45 3,45 2025 11,9025 155,25 13 Ibnu Ali Laila 62 4,78 3844 22,8484 296,36 14 Iqbal Al Bifary 60 4,6 3600 21,16 276

15 Irham Maulana 54 4 2916 16 216

16 Kholid Zakki Mubaroq 55 4,34 3025 18,8356 238,7 17 Muhammad Alzaid P 52 3,78 2704 14,2884 196,56 18 Muhammdad Ramadi 57 4,47 3249 19,9809 254,79 19 Raju Hardian 58 4,55 3364 20,7025 263,9 20 Rezki Adi Nugroho 61 4,7 3721 22,09 286,7 21 Agam Aji Ferdiherian 59 4,56 3481 20,7936 269,04 22 Ari Kurniawan 60 4,6 3600 21,16 276 23 Deri Erisandi 46 3,46 2116 11,9716 159,16 24 Dimas Agung Pratama 58 4,56 3364 20,7936 264,48 25 Kus Juli Prayugo 47 3,55 2209 12,6025 166,85 26 Muhammad Rizqi B 46 3,47 2116 12,0409 159,62 27 Muhammad Ridho 45 3,35 2025 11,2225 150,75 28 Tio Ari Sandi 53 3,87 2809 14,9769 205,11 29 Vicky Aji Pangestu 60 4,57 3600 20,8849 274,2

30 Abdi Johan M 54 4 2916 16 216

31 Agung Anugrah 50 3,78 2500 14,2884 189 32 Aldi Rifqillah 68 2,22 4624 4,9284 150,96 33 Ali Ansyorul Haq 42 3,25 1764 10,5625 136,5 34 Arya Dhana Kusuma 62 4,78 3844 22,8484 296,36 35 Galih Muharram H P 42 3,25 1764 10,5625 136,5 36 M Hilal Aji Suryono 50 3,68 2500 13,5424 184


(72)

Lanjutan Lampiran 4.

No Nama Siswa X3 Y X32 Y2 X3Y

37 Mohammad Reza R 46 3,54 2116 12,5316 162,84 38 Muhammad Desyan 47 3,67 2209 13,4689 172,49 39 Sigit Prastowo 45 3,34 2025 11,1556 150,3 40 Yoga Hutama Adi N 60 4,6 3600 21,16 276 Jumlah 2111 158,2 113377 640,2936 8461,29

Cara Mencari Koefisien Korelasi Lingkar Paha dengan Hasil Lompat Jauh rX3Y = √ ( )

=

=

=

=

=

=0,6619

D = r2x 100 %

D = (0,6619)2 x 100 %


(73)

67

Lampiran 5. Penghitungan Korelasi Kecepatan Lari dengan Hasil Lompat Jauh

No Nama Siswa X4 Y X42 Y2 X4Y

1 Aji Popowiranta 4,57 4,34 20,8849 18,8356 19,8338 2 Arif Ramadan 6,77 3,15 45,8329 9,9225 21,3255 3 Bima Dwi Mukti 4,53 4,55 20,5209 20,7025 20,6115 4 Firman Kusuma Yudha 6,29 3,3 39,5641 10,89 20,757 5 Hadi Johar Prakoso 4,56 4,47 20,7936 19,9809 20,3832 6 Kiki Adi Prasetyo 6,15 3,34 37,8225 11,1556 20,541 7 Muhammad Rizki 4,32 4,6 18,6624 21,16 19,872 8 Tajudin Afgani 4,28 4,7 18,3184 22,09 20,116 9 Tamyizul Muchtar 5,32 3,56 28,3024 12,6736 18,9392 10 Yoga Fatoni 4,88 3,87 23,8144 14,9769 18,8856 11 Amin Toto Haryono 5,34 3,55 28,5156 12,6025 18,957 12 Gideon Hutabalian 5,78 3,45 33,4084 11,9025 19,941 13 Ibnu Ali Laila 4,28 4,78 18,3184 22,8484 20,4584 14 Iqbal Al Bifary 4,32 4,6 18,6624 21,16 19,872 15 Irham Maulana 4,68 4 21,9024 16 18,72 16 Kholid Zakki Mubaroq 4,57 4,34 20,8849 18,8356 19,8338 17 Muhammad Alzaid P 5,08 3,78 25,8064 14,2884 19,2024 18 Muhammdad Ramadi 4,56 4,47 20,7936 19,9809 20,3832 19 Raju Hardian 4,56 4,55 20,7936 20,7025 20,748 20 Rezki Adi Nugroho 4,28 4,7 18,3184 22,09 20,116 21 Agam Aji Ferdiherian 4,45 4,56 19,8025 20,7936 20,292 22 Ari Kurniawan 4,32 4,6 18,6624 21,16 19,872 23 Deri Erisandi 5,78 3,46 33,4084 11,9716 19,9988 24 Dimas Agung Pratama 4,45 4,56 19,8025 20,7936 20,292 25 Kus Juli Prayugo 5,35 3,55 28,6225 12,6025 18,9925 26 Muhammad Rizqi B 5,75 3,47 33,0625 12,0409 19,9525 27 Muhammad Ridho 6,11 3,35 37,3321 11,2225 20,4685 28 Tio Ari Sandi 4,88 3,87 23,8144 14,9769 18,8856 29 Vicky Aji Pangestu 4,32 4,57 18,6624 20,8849 19,7424 30 Abdi Johan M 4,68 4 21,9024 16 18,72 31 Agung Anugrah 5,11 3,78 26,1121 14,2884 19,3158 32 Aldi Rifqillah 6,88 2,22 47,3344 4,9284 15,2736 33 Ali Ansyorul Haq 6,44 3,25 41,4736 10,5625 20,93 34 Arya Dhana Kusuma 4,28 4,78 18,3184 22,8484 20,4584 35 Galih Muharram H P 6,44 3,25 41,4736 10,5625 20,93 36 M Hilal Aji Suryono 5,21 3,68 27,1441 13,5424 19,1728


(74)

Lanjutan Lampiran 5.

No Nama Siswa X4 Y X42 Y2 X4Y

37 Mohammad Reza R 5,68 3,54 32,2624 12,5316 20,1072 38 Muhammad Desyan 5,23 3,67 27,3529 13,4689 19,1941 39 Sigit Prastowo 6,15 3,34 37,8225 11,1556 20,541 40 Yoga Hutama Adi N 4,32 4,6 18,6624 21,16 19,872 Jumlah 204,95 158,2 1074,949 640,2936 792,5078

Cara Mencari Koefisien Korelasi Kecepatan Lari dengan Hasil Lompat Jauh rX4Y = √ ( )

=

=

=

=

=

=- 0,9484

D = r2x 100 %

D = (- 0,9484)2 x 100 %


(75)

69


(76)

(77)

71

Gambar 13. Tempat Penelitian


(78)

Gambar 15. Peneliti memberi arahan dan pemanasan


(79)

73

Gambar 17. Peneliti memberi arahan tes loncat tegak


(80)

Gambar 19. Pelaksanaan tes loncat tegak


(81)

75

Gambar 21. Pelaksanaan tes lari 40 meter


(82)

Gambar 23. Pengukuran panjang tungkai


(83)

77

Gambar 25. Pengukuran panjang tungkai


(84)

Gambar 27. Pengukuran lingkar paha


(85)

79

Gambar 29. Pelaksanaan tes lompat jauh


(86)

Gambar 31. Pelaksanaan tes lompat jauh


(87)

81

Gambar 33. Foto penelitibersama guru pamong


(88)

(89)

(90)

(91)

(92)

(93)

(94)

(95)

(96)

(97)

(98)

(99)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOKPADA SISWA KELAS X SMA N 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

3 14 63

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI, BERAT BADAN, TINGGI BADAN, DAN LINGKAR PAHA DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MENGGALA TULANG BAWANG

12 41 64

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SD NEGERI DANASRI KIDUL

0 4 60

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL LOMPATAN DALAM LOMPAT JAUH.

1 4 28

Hubungan kecepatan lari 100 meter, panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Islam Karangpucung Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2006/2007.

0 0 74

Hubungan kecepatan lari 100 meter, panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VIII SMP Islam Karangpucung Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2006/2007.

0 1 73

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, KUKUATAN OTOT TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN DABIN IVKARANGRAYUNG GROBOGAN.

0 0 15

HUBUNGAN KECEPATAN LARI CEPAT(SPRINT), POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA N 2 WONOGIRI TAHUN 2015.

0 2 123

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN PRESTASI LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGTANJUNG KEC. ALIAN KAB. KEBUMEN.

0 3 104

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH SISWA KELAS ATAS SD NEGERI DENGGUNG KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN.

1 15 100