KONTRIBUSI KECEPATAN LARI AWALAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP HASIL LOMPATAN NOMOR LOMPAT JAUH.

(1)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI KECEPATAN LARI AWALAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP HASIL LOMPATAN NOMOR LOMPAT JAUH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh:

Dede Willianto Pratama 0901275

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIDKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

“Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul KONTRIBUSI KECEPATAN LARI AWALAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP HASIL LOMPATAN NOMOR LOMPAT JAUHini sepenuhnya benar-benar karya saya sendiri. Tidak ada plagiariasme di dalamnya yang merupakan plagiat dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya”.

Bandung, Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan

Ttd.

Dede Willianto Pratama NIM.0901275


(3)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Dede Willianto Pratama NIM : 0901275

JUDUL : KONTRIBUSI KECEPATAN LARI AWALAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP HASIL LOMPATAN NOMOR LOMPAT JAUH

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd NIP. 196812181994021001

Pembimbing II

Nida’ul Hidayah, M. Si NIP. 197209131998022001

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua

Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd NIP 196210231989031001


(4)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu\ ABSTRAK

KONTRIBUSI KECEPATAN LARI AWALAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP HASIL LOMPATAN NOMOR LOMPAT JAUH

Pembimbing I : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd. Pembimbing II : Nida’ul Hidayah, M.Si.

Dede Willianto Pratama*

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh?. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama terhadap hasil lompatan pada nomor lompat jauh. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan yaitu diduga terdapat kontribusi yang berarti antara kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode studi korelasi. Adapun teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling, dengan jumlah sampel 9 orang yang terdiri dari atlet babak kualifikasi porda putra dan putri nomor lompat jauh PASI Kota Bandung. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu; 1) Alat ukur untuk mengukur kecepatan lari awalan adalah dengan tes sprint 30 meter, 2) Alat ukur untuk mengukur kelentukan togok adalah dengan The Modified Sit and Reach Test, dan Alat ukur untuk hasil lompatan dengan tes kemampuan lompat jauh.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari analisis data mengenai kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh, maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1) Kecepatan lari awalan memberikan korelasi yang berarti sebesar 0,876 terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh dan kontribusi yang diberikan sebesar 76,73 %.

2) Kelentukan togok memberikan korelasi yang berarti sebesar 0,732 terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh dan kontribusi yang diberikan sebesar 53,58 %.

3) Kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama

memberikan korelasi sebesar 0,875 terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh dan kontribusi yang diberikan sebesar 76,56 %. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan dari kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh.


(5)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Rumusan Masalah... 5

C.Tujuan Penelitian... 6

D.Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 8

A.Kajian Pustaka... 8

1. Hakekat Lompat Jauh... 8

a. Pengertian Lompat Jauh... 8

b. Tahapan-tahapan pada pelaksanaan Lompat Jauh... 9

2. Teknik-teknik Melayang pada Lompat Jauh... 13

a. Teknik The Sail (gaya jongkok)... 14

b. Teknik The Hang (gaya gantung)... 14

c. Teknik The Hitch Kick (berjalan diudara)... 15


(6)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Komponen Kondisi Fisik... 16

a. Komponen Kondisi Fisik Lompat Jauh... 16

b. Hakekat Kecepatan Lari Awalan... 19

c. Hakekat Kelentukan Togok... 21

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh... 22

a. Hakekat Dari Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh... 22

b. Hubungan Faktor Eksogen Dan Endogen Terhadap Prestasi Lompat Jauh... 24

B.Kerangka Pemikiran... 27

1. Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Terhadap Hasil Lompatan... 27

2. Kontribusi Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan... 28

C.Hipotesis Penelitian... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 30

A.Lokasi dan Subjek Penelitian... 30

1. Lokasi Penelitian... 30

2. Subjek Penelitian... 30

B.Populasi dan Sampel Penelitian... 30

1. Populasi Penelitian... 30

2. Sampel Penelitian... 31

C.Desain Penelitian... 31

D.Tempat dan Waktu Penelitian... 34

E. Metode Penelitian... 34

F. Definisi Oprasional... 35

G.Instumen Penelitian... 36

H.Prosedur Pengumpulan Data... 36

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 39


(7)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

A.Hasil Pengolahan Data... 45

B.Uji Signifikansi Koefisien Korelasi... 47

C.Pembahasan Hasil Pengolahan Dan Analisis Data... 49

D.Diskusi Temuan... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 52

A.Kesimpulan... 52

B.Saran... 52

1. Bagi Pembina... 52

2. Bagi Pelatih... 52

3. Bagi Atlet... 52

4. Bagi Rekan Mahasiswa... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54

LAMPIRAN – LAMPIRAN... 56


(8)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN Gambar

2.1 Gambar Tahap Lari Awalan... 11

2.2 Gambar Tahap Pelaksanaan Pada Saat Take Off... 12

2.3 Gambar Tahap Pelaksanaan Pada Saat Melayang Diudara... 13

2.4 Gambar Tahap Pelaksanaan Pada Saat Mendarat... 14

2.5 Gambar Rangkaian Keseluruhan Teknik Dalam Nomor Lompat Jauh.. 14

2.6 Gambar Teknik The Sail (gaya jongkok)... 15

2.7 Gambar Teknik The Hang (gaya gantung)... 16

2.8 Gambar Teknik Hitch Kick (berjalan diudara)... 17

2.9 Gambar Hubungan Kecepatan Dengan Hasil Lompatan... 21

3.1 Gambar Pelaksanaan Tes Kecepatan Lari... 38

3.2 Gambar Pelaksanaan The Modified Sit and Reach Test... 39

3.3 Gambar Pelaksanaan Tes Kemampuan Lompat Jauh... 40

Bagan 2.1 Bagan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi... 25

2.2 Bagan Struktur Prestasi Nomor Lompat Jauh... 27

3.1 Bagan Desain Penelitian... 33


(9)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Hubungan Kecepatan lari dengan Hasil Lompatan... 21

3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-variabel Penelitian... 35

4.1 Nilai Rata-rata dan Simpangan baku ke Tiga Variabel... 45

4.2 Hasil Pengujian Distribusi Normal ke Tiga Variabel... 46

4.3 Besarnya Hubungan Antara Variabel... 47

4.4 Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi... 47

4.5 Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda... 48

4.6 Persentase Dukungan Variabel X1 (Kecepatan lari awalan), X2 (Kelentukan togok) dengan Variabel Y (Hasil lompatan nomor lompat jauh)... 49


(10)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokan menjadi lari, lempar, dan lompat.Kata ini berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang berarti “kontes”.Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti Celtic,Teuton dan Gotsh yang juga digemari oleh orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah, dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Melalui olahraga dapat dibentuk manusia yang sehat jasmani,rohani, serta mempunyai kepribadian, disiplin, sportifitas yang tinggi sehingga pada akhirnya akan terbentuk manusia yang berkualitas. Suatu kenyataan yang bisa diamati dalam dunia olahraga, menunjukan kecenderungan adanya peningkatan prestasi olahraga yang pesat dari waktu kewaktu baik didaerah, nasional, maupun internasional. Hal ini dapat dilihat dari pemecahan rekor yang terus dilakukan pada cabang olahraga tertentu, penampilan teknik yang efektif dan efesien dengan ditunjang oleh kondisi fisik yang baik.

Menurut Satriya dkk (2007:58) mengemukakan bahwa: “Keadaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek kejiwaan yang berupa peningkatan motivasi kerja, rasa percaya diri, ketelitian dan lain sebagainya”.Dengan adanya kecenderungan prestasi yang meningkat, maka untuk berpartisipasi dan bersaing antar atlet dalam kegiatan olahraga prestasi harus dikembangkan kualitas fisik, teknik, psikologi dan sosial yang dituntut oleh cabang olahraga tertentu.


(11)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu melalui pengembangan dan pembinaan di masyarakat, olahraga wajib diajarkan di sekolah-sekolah dari sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat pertama, dan sekolah tingkat menengah.

Nomor lompat pada olahraga atletik dapat dikelompokan menjadi dua yaitu lompat horizontal dan lompat vertikal. Nomor horizontal tujuan lompatannya memindahkan titik badan sejauh mungkin melompat di dalam area lapangan lompat atau bak pasir. Nomor lompat horizontal ini terdiri dari nomor lompat jauh dan lompat jangkit. Sedangkan Nomor lompat vertikal bertujuan memindahkan titik berat badan setinggi mungkin yang termasuk dalam lompat ini adalah nomor lompat tinggi dan lompat galah. Bahagia dkk (1999:15), menjelaskan bahwa :

Nomor-nomor lompat dalam atletik adalah lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat galah. Tujuan lompat adalah memindahkan jarak horizontal titik berat badan pelompat sejauh mungkin (lompat jauh, lompat jangkit), dan memindahkan titik berat badan setinggi mungkin (lompat tinggi, lompat galah).

Olahraga lompat jauh berkembang pesat di daerah Eropa bahkan sekarang olahraga ini dikenal di seluruh Negara-negara dimuka bumi ini. Dalam kejuaraan nasional maupun internasional. Olahraga ini menjadi salah satu inti dari cabang atletik, oleh karena itu lompat jauh sangat penting peranannya dalam kejuaraan-kejuaraan olahraga nasional maupun internasional. Lompat jauh adalah cabang olahraga atletik yang bertujuan melompat dengan pencapaian jarak lompatan sejauh-jauhnya. Menurut Syarifuddin (1992:90) mengemukakan bahwa:

Lompat jauh sebagai suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh jauhnya.


(12)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada saat pelaksanaannya, pelompat melakukan gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh mungkin kesebuah letak pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang dihasilkan oleh tubuh. Menurut Kosasih (1985:83) mengemukakan bahwa: “yang menjadi tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya yang mempunyai empat unsur gerakan yaitu; awalan, tolakan, sikap badan di udara, sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat”.

Dalam lompat jauh terdapat beberapa macam gaya yang umum dipergunakan oleh pelompat, yaitu: gaya jongkok, gaya menggantung atau disebut juga gaya lenting dan gaya jalan di udara. Lompat jauh merupakan suatu rangkaian gerak yang didalamnya terdapat aspek teknik yang berhubungan satu sama lainnya seperti; fase awalan (Approach), fase tolakan (Take off), fase melayang (Flight) dan fase mendarat

(Landing).

Faktor mendasar yang harus dimiliki oleh seorang pelompat adalah kemampuan penguasaan keterampilan teknik dan kemampuan kondisi fisik. Kondisi fisik yang memadai akan menunjang penampilan lompat jauh ketika melakukan lompatan. Maka, kondisi fisik menjadi hal yang penting bagi pelompat sebab kondisi fisik sebagai fondasi untuk belajar teknik, taktik, strategi, dan mental. (Giriwijoyo, 2007) menyatakan bahwa:

Kondisi fisik yang baik harus dimiliki seorang atlet karena merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan dan penting sekali dalam mencapai prestasi yang tinggi. Disamping itu, kondisi fisik yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga.

Menurut Sajoto (1990:16) bahwa komponen kondisi fisik terdiri dari: “1) kekuatan, 2) daya tahan, 3) daya ledak, 4) kecepatan, 5) kelentukan, 6) keseimbangan, 7) kelincahan, 8) koordinasi, 9) ketepatan, dan 10) reaksi”.


(13)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari sekian komponen fisik yang mempengaruhi hasil lompatan, akan diteliti tentang kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan pada nomor lompat jauh. Kecepatan lari merupakan salah satu komponen kondisi fisik dasar yang dapat mempengaruhi hasil lompatan nomor pada lompat jauh, karena dengan kecepatan lari awalan seorang pelompat dapat menambah dorongan tenaga ke depan dan kekuatan pada saat melakukan tolakan atau take off. Menurut Dick (1989) yang dikutip oleh Satriya dkk (2007:73) kecepatan adalah „kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat‟. Jarver (2009:24) mengemukakan bahwa; “Jauhnya lompatan yang dapat dicapai tergantung pada kecepatan lari, kekuatan, dan percepatan pada saat take off (memindahkan kecepatan horizontal ke gerakan bersudut)”.

Selain kecepatan lari awalan, Unsur kondisi fisik lain yang dibutuhkan dalam lompat jauh adalah kelentukan togok. Kelentukan merupakan salah satu aspek kondisi fisik yang sangat penting dalam pencapaian prestasi optimal. Adapun pengertian kelentukan menurut Sajoto (1990:17): “Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya terutama otot-otot, ligamen-ligamen disekitar persendian”.

Peranan kelentukan togok atau kelentukan tubuh dibutuhkan pada saat melayang di udara, selain itu juga, kelentukan togok dibutuhkan pada saat akan mendarat. Kelentukan togok mendukung laju kecepatan tubuh ke depan serta dapat menunjang jauhnya tubuh ke depan waktu mendarat. Mengenai kelentukan togok

Harsono (1988:163), mengemukakan: “adalah kemampuan untuk melakukan gerakan

dalam ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot tertentu, tendon dan ligamen.” Jadi kelentukan togok dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi terutama


(14)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendi-sendi dalam kolumna vertebralis, Sehingga dapat menunjang terhadap jarak hasil lompatan.

Aspek-aspek biomekanika dalam nomor lompat jauh ditentukan oleh jarak dan tinggi lompatan, seperti yang dikemukakan oleh Sidik (2010:57) menyatakan bahwa: “Jarak dan tinggi lompatan ditentukan oleh tiga parameter yaitu, 1) Kecepatan saat bertolak (velocity at take off), 2) sudut tolakan (angle of take off), dan 3) tinggi titik pusat massa saat bertolak (height of the centre of mass at take off).

Prestasi atlet lompat jauh sangat ditentukan oleh fase gerakan meliputi; awalan, tolakan, melayang diudara dan mendarat, oleh karena ke empat fase tersebut merupakan suatu rangkaian gerakan yang saling berhubungan dan urutan gerakannya tidak terputus satu dengan lainnya.

Akan tetapi sejauh ini belum diketahui bahwa pelompat yang mempunyai kecepatan lari awalan dan kelentukan togok yang baik belum tentu akan menunjang terhadap hasil lompatan ataupun sebaliknya. Hal inilah yang melatar belakangi permasalahan penelitian ini. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh pada atlet babak kualifikasi porda nomor lompat jauh PASI Kota Bandung.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh. Dengan demikian yang menjadi pertanyaan penelitian yang harus dijawab secara ilmiah adalah:

1. Apakah terdapat kontribusi yang signifikan dari kecepatan lari awalan terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh?

2. Apakah terdapat kontribusi yang signifikan dari kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh?


(15)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah terdapat kontribusi yang signifikan dari kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh?

C.Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya.Menurut Subana dan Sudrajat (2011:71) bahwa:“Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan untuk memecahkan permasalahan yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah. Karena itu, tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya”. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kontribusi dari kecepatan lari awalan terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh.

2. Untuk mengetahui kontribusi dari kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh.

3. Untuk mengetahui kontribusi dari kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh.

D.Manfaat Penelitian

Apabila penelitian ini telah selesai dan terbukti berarti, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis:

a. Dapat memberikan informasi, inovasi dan keilmuan yang bermanfaat bagi para Pembina olahraga, pelatih, dan atlet lompat jauh mengenai kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan pada nomor lompat jauh.

b.Dapat dijadikan pedoman bagi para Pembina olahraga, pelatih, atlet sebagai salah satu pertimbangan dalam menyusun program latihan fisik dalam cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya.


(16)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Secara praktis:

a. Dapat memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan kualitas dan

produktivitas sumber daya manusia terutama para Pembina, pelatih, atlet dan lembaga olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya.

b. Dapat dijadikan acuan bagi para Pembina, pelatih, atlet dalam melaksanakan proses pelatihan lompat jauh terutama dalam menyusun metode dan bentuk pelatihan untuk meningkatkan hasil lompatan.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab pertama adalah pendahuluan yang didalamnya berisi terntang latar belakang dari penelitian mengenai kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh. Selanjutnya merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi. Dalam bab ini juga dipaparkan tujuan penelitian dan pembuatan skripsi serta struktur organisasi skripsi. Bab kedua terdiri dari kajian pustaka, kerangka penelitian, dan hipotesis penelitian sehubungan dengan kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh. Bab ketiga menjabarkan mengenai metode penelitian yang didalamnya berisi tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, definisi oprasional, instrumen penelitian, pelaksanaan pengumpulan data, dan prosedur pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam skripsi ini. Kemudian Bab keempat memaparkan mengenai hasil penelitian, dimana terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan dan analisis data yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Bab kelima merupakan kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis temuan penelitian


(17)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan situasi, tempat, dimana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Pajajaran - Bandung atau di Lapangan Atletik Pajajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat atau memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah atlet babak kualifikasi porda lompat jauh PASI Kota Bandung yang berjumlah 9 orang atlet sebagai populasi. Kemudian semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan atas tujuan

tertentu.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian diperlukan suatu sumber yang disebut populasi. Dalam hal ini Arikunto (2010:173) pengertian populasi sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka populasi dapat diartikan sebagai suatu subjek yang mempunyai sifat-sifat atau karakteristik yang berbeda dan dapat dipakai dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet babak kualifikasi porda lompat jauh PASI Kota Bandung yang terdiri dari 9 orang atlet.


(18)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Sampel Penelitian

Setelah menentukan populasi, langkah selanjutnya adalah menentukan sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki populasinya. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010:174) bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Meneliti jumlah sampel populasi besar membutuhkan biaya dan kesempatan yang lebih besar. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan bertujuan untuk memeperkecil kekeliruan pengambilan sampel sehingga sedapat mungkin terhindar dari diperolehnya sampel yang tidak representatif.

Untuk penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk dijadikan acuan dalam menentukan sampel peneltian, akan tetapi untuk memilih sampel harus diketahui dahulu dari sifat populasinya. Hal ini sesuai yang dikemukakan Nasution (2009:101) bahwa, “Tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sampling .menurut Arikunto (2010:183) sebagai berikut : “Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu”.

Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 9 orang atlet babak kualifikasi porda lompat jauh PASI Kota Bandung.

C. Desain Penelitian

Penelitian deskriptif mempunyai berbagai macam desain penelitian. Penggunaan desain penelitian di sesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang hendak diteliti. Desain penelitian diperlukan dalam suatu penelitian karena desain penelitian dapat menjadi pegangan yang lebih jelas dalam


(19)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan penelitiannya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain paradigma ganda (multiple) dengan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut :

r1-y

r2-y

R12-y

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X1 : Tes Kecepatan Lari

X2 : Tes Kelentukan Togok

X1X2 : Tes Kecepatan Lari dan Kelentukan Togok

Y : Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh r1-y : Koefisien korelasi X1 dan Y

r2-y : Koefisien korelasi X2 dan Y

r12-y : Koefisien korelasi X1, X2, dan Y

X

1

X

2


(20)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Jadwal yang terencana dengan baik, sangat menentukan terhadap kelencaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang direncanakan pada penelitian yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel penelitian yang akan diselidiki, sebagai berikut:

POPULASI

SAMPEL

Tes Kecepatan Lari

Tes Kelentukan

Togok Tes Hasil Lompatan

Nomor Lompat Jauh

Pengolahan Data dan Analisis


(21)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-Variabel Penelitian

No Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

1 Tes Kecepatan Lari

Awalan

Sabtu, 14 Desember 2013 8.00-10.00 WIB Lapang Atletik Pajajaran-Bandung

2 Tes Kelentukan Togok Minggu, 15 Desember

2013 8.00-10.00 WIB Lapang Atletik Pajajaran-Bandung

3 Tes Hasil Lompatan

Nomor Lompat Jauh

Senin, 16 Desember 2013 8.00-10.00 WIB Lapang Atletik Pajajaran-Bandung

E. Metode Penelitian

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan dari kecepatan lari awalan, dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif diungkap oleh Arikunto (2010:3) yaitu sebagai berikut : “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelediki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

Jenis metode deskriptif yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Dengan menggunakan metode korelasional, maka akan mampu mengungkapkan atau menggambarkan seberapa besar kontribusi kecepatan lari


(22)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

awalan dan kelentukan terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh. Mengenai penjelasan metode deskriptif, Arikunto (2010:4) mengemukakan bahwa : “Penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kontribusi atau dukungan antar dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan terhadap data memang sudah ada”.

F. Definisi Oprasional

Untuk mendapat data yang diperlukan, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Kontribusi menurut Poerwadarminta (1986:521) adalah “Uang iuran,

sumbangan atau dukungan terhadap perkumpulan.” Dalam hal ini, adalah dukungan dari kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh.

2. Kecepatan lari menurut Harsono (2001:36) adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dalam hal ini, kecepatan lari yang dibutuhkan oleh seorang atlet lompat jauh dalam melakukan lari awalan.

3. Kelentukan Togok menurut Harsono (1988:163) “ adalah kemampuan untuk

melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot tertentu, tendon dan ligamen.” Jadi kelentukan togok dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi terutama sendi-sendi dalam kolumna vertebralis, Sehingga dapat menunjang terhadap jarak hasil lompatan.

4. Lompat jauh Menurut Syarifuddin (1992:90) adalah Lompat jauh sebagai

suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh jauhnya.


(23)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes. Mengenai tes, Nurhasan

dan Cholil (2007:3) menjelaskan bahwa: “tes merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data”. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 3 bentuk tes, yaitu:

1. Tes Kemampuan Kecepatan Lari.

2. Tes Kemampuan Kelentukan Togok.

3. Tes Kemampuan Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh.

Adapun alat pengumpul data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Alat ukur untuk mengukur kecepatan lari adalah dengan tes sprint 30 meter dengan reliabilitas tes 0,93 dan validitas tes 0,87 (Nurhasan dan Cholil, 2007:104).

2. Alat ukur untuk mengukur kelentukan togok adalah dengan The Modified Sit

dan Reach Test dengan reliabilitas tes 0,92 dan validitas tes tergolong face

validity (Nurhasan dan Cholil, 2007:177).

3. Alat ukur untuk mengukur hasil lompatan dengan tes kemampuan lompat jauh

secara maksimal.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan hasil pengetesan yang obyektif maka, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan tes. Tujuan dari prosedur pelaksanaan tes dan pengukuran ini untuk memudahkan teste dalam melakukan tes sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Untuk hal tersebut, maka akan dijelaskan petunjuk-petunjuk prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut:

1. Tes Kecepatan Lari (Speed).

 Tujuan : Untuk mengukur komponen kecepatan lari

 Alat : Stop watch, meteran, lintasan 30 meter, peluit, bendera start, alat tulis dan kertas.


(24)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Peleksanaan tes : Orang coba bersedia dengan sikap start berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “Ya” orang coba berusaha lari secepat mungkin (maksimal) mencapai garis start finish. Tiap orang coba diberi kesempatan dua kali percobaan.

 Skor : Catatan waktu tempuh terbaik dari dua kali kesempatan diambil sebagai data dari penelitian. Waktu dicatat dalam satuan detik.

Untuk lebih jelasnya mengenai tes kecepatan lari dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3.1 Tes kecepatan lari (Sumber: Dokumentasi pribadi) 2. The modified sit and reach test

 Tujuan : Untuk mengukur fleksibilitas dari pinggul dan punggung juga elastisitas otot-otot hamstring.

 Alat : meteran, lembar observarsi pencatatan hasil tes dan alat tulis.

 Pelaksanaan tes : orang coba duduk tegak dengan kedua ibu jari kaki rata dengan pinggir alat ukur. Orang coba kemudian melakukan gerakan membungkukan atau merenggutkan badan ke depan sambil meluruskan tangan kedepan dengan kaki dibuka selebar mungkin.


(25)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Skor : Besarnya kekuatan tarikan otot punggung orang coba dapat dilihat pada alat pengukur setelah orang coba melakukan. Orang coba diberikan kesempatan sebanyak dua kali, dan diambil skor terbaiknya.

Untuk lebih jelasnya mengenai tes The modified Sit and Reach dapat dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini :

Gambar 3.2

The Modified Sit dan Reach Test (Sumber: Dokumentasi pribadi)

3. Tes Kemampuan lompat jauh

 Tujuan : Untuk mengukur kemampuan lompat jauh.

 Alat : Alat tulis, bendera atau peluit, pita ukuran (meteran) dan lintasan atau lapang lompat jauh (bak pasir).

 Pelaksanaan tes : Orang coba berada dalam posisi berdiri tegak dan berada dalam ancang-ancang atau awalan. Setelah ada aba-aba orang coba melakukan lompat jauh. Orang coba melakukan lompatan lompat jauh semaksimal mungkin.


(26)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Skor : Untuk melihat hasil lompatan tarik meteran hingga tegang dan tegak lurus terhadap garis tumpuan atau perpanjangannya. Semua lompatan harus diukur dari jejak atau bekas tanda jatuh pada tempat pendaratan (bak pasir) yang dibuat oleh setiap bagian tubuh atau anggota tubuh orang coba. Menuju ke garis tumpuan atau tolakan atau garis perpanjangan garis tumpuan. Tentukan jarak yang dicapai orang coba. Orang coba diberi kesempatan untuk melakukan lompat jauh sebanyak dua kali dan diambil jarak terjauh sebagai data.

Untuk lebih jelasnya mengenai tes kemempuan lompat jauh dapat dilihat pada Gambar 3.4 dibawah ini :

Gambar 3.3

Tes kemampuan lompat jauh (Sumber: Dokumentasi pribadi)

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Untuk pengolahan data penulis menggunakan prosedur pengolahan data dari buku mata kuliah statistik yang disusun oleh Nurhasan, dkk (2008). Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur adalah sebagai berikut :


(27)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅

Keterangan :

̅ = Rata- rata yang dicari/mean

∑ = Jumlah dari X1

X1 = Skor mentah

n = Jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus :

̅

Keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari X = Skor mentah

̅ = Rata-rata dari skor mentah n = Jumlah sample

3. Setelah menempuh langkah-langkah tadi barulah mencari T-skor dengan menggunakan rumus :

T-skor = 50 + 10 ̅

(untuk jarak)


(28)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

T-skor = Skor standar yang dicari X = Skor yang diperoleh seseorang ̅ = Nilai rata-rata

S = Simpangan baku

Rumus- rumus di atas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data hasil tes pada tahap sebenarnya. Yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan pengolahan data untuk memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.

4. Menguji normalitas dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non perametrik yang dikenal dengan “Uji Lilliefors”. Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

4.1. Pengamatan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku Z1

Z2...Zn dengan menggunakan rumus : Z =

̅

(X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)

4.2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F (Z1) = P(Z ≤ Z1)

4.3. Menghitung proporsi Z1, Z2,...Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Z1 jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus :

S(s)= 4.4. Hitung selisih F(Z1) – S(Z1)

4.5. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga tersbesar itu ɑ untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka LO dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari uji


(29)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nol bila populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari Ltabel, dalam hal lain hipotesis diterima.

5. Menghitung korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan rumus ,yaitu:

Keterangan:

rxy = Korelasi yang dicari

∑X = Jumlah X

∑Y = Jumlah Y ∑XY = Jumlah X kali Y ∑X² = Jumlah X² ∑Y² = Jumlah Y²

6. Menghitung signifikasi koefesien korelasi perhitungannyan dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

t =

Keterangan :

t = t hitung yang dicari

r = Koefesien korelasi variabel n = Jumlah Sampel

r² = Hasil perhitungan korelasi dikuadratkan


(30)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefesien korelasi dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2ɑ) < t < t(1-1/2ɑ). Pada taraf nyata ɑ = 0,05 dengan dk = n – 2

dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka HO ditolak.

7. Menghitung koefesien korelasi ganda dengan menggunakan rumus:

Ryx

1

x

2

=

Keterangan:

RyX1X2 = Koefesien korelasi yang dicari

ryx1 = Koefesien korelasi antara y dan x1

ryx2 = Koefesien korelasi antara y dan x2

r12 = Koefesien korelasi antara x1 dan x2

8. Menguji koefesien korelasi ganda dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus :

F =

Keterangan :

F = F hitung yang dicari

R = Koefesien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefesien korelasi ganda bersifat nyata tidak nyata dengan ketentuan bila harga Fhitung lebih besar dari Ftabel pada


(31)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

taraf nyata ɑ = 0,05 dengan dk = (n-k-1), maka koefesien kontribusi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.

9. Menghitung koefesien determinasi dengan rumus :

D = r² x 100%

Keterangan :

D = Koefesien determinasi r = Kuadrat dari korelasi 100% = Konstanta tetap


(32)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini, yang dilakukan terhadap atlet babak kualifikasi porda lompat jauh putra dan putri PASI Kota Bandung yang mempunyai kemampuan dari aspek teknik dan fisik yang hampir seimbang.Terdapat kontribusi yang signifikan antara kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh. Maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kecepatan lari awalan memberikan korelasi yang berarti terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh sebesar 0,856 dengan kontribusi sebesar 76,73% 2. Kelentukan togok memberikan korelasi yang berarti terhadap hasil lompatan

nomor lompat jauh sebesar 0,732 dengan kontribusi sebesar 53,58 %

3. Kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama

memberikan korelasi yang berarti terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh sebesar 0,875 dengan kontribusi sebesar 76,56 %

B. Saran

Saran yang diajukan ditujukan untuk pembina, pelatih, dan atlet pada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya, serta peneliti selanjutnya. Berikut adalah saran yanag diajukan:

1. Bagi pembina pada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya untuk lebih meningkatkan proses pembinaan yang berkesinambungan terhadap atlet.

2. Bagi pelatihpada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya untuk lebih memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang berkualitas yang dapat menunjang terhadap kemampuan teknik dasar dan peningkatan prestasi atlet itu sendiri.

3. Bagi atlet agar tidak mengabaikan aspek-aspek lainya seperti teknik, taktik, dan mental yang dapat menunjang terhadap peningkatan prestasi atlet yang maksimal.


(33)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan suatu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh, penulis menganjurkan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan kajian ulang yang lebih mendalam dengan mencoba komponen kondisi fisik lainnya serta dari aspek psikis (mental) yang dapat meningkatkan prestasi cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya.


(34)

54

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. ( 2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bahagia, Y. et al. (1999). Atletik. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu faal olahraga: Fungsi Tubuh Manusia Pada

Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI

Bandung.

Harsono, (1988).Coaching: Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Harsono, (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Hay, G. James. (1993). The Biomechanics of Sport Techniques. New Jersey: Prentice Hall. Englewood Cliffs.

Hidayat, I. (1999). Biomekanika. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Ibrahim dan Komarudin. (2007). Modul Psikologi Kepelatihan. Bandung: Jurusan Pendididkan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Jarver, Jess. (2009). Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: CV. Pionir Jaya. Kosasih, Engkos (1985). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori Dan

Metode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependididkan.

Matjan, Bastinus. N. (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendididkan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nugraha, E. (1995). Teori Dasar Nomor Lompat. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Nurhasan, H. dan Cholil, H. D. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Nurhasan, Cholil dan Hidayah. N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika.


(35)

55

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sajoto, M. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga. Semarang: Penerbit Dahara Prize

Satriya, Sidik. Z.D dan Imanudin, I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Setiawan, I. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB Bandung.

Sidik, Z.D. (2010). Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Subana.M.dan Sudrajat. (2011). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Syarifuddin, Aip. (1992). Atletik. Jakarta: Depdikbud. Sumber Lain:

http:/eprints. Uns.ac.id/4321/1/162-296-1sm.pdf. (2012). Menjelaskan mengenai

faktor eksogen dan endogen yang mempengaruhi pelompat jauh. yang

diunduh pada tanggal 20 Oktober 2013.

http://kamarudin05.blogspot.com/2012/11/kontribusi-panjang-tungkai-dan-kelentukan.html. (2012). menjelaskan mengenai kelentukan salah satu

aspek yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi optimal. Yang diunduh

pada tanggal 20 Oktober 2013.

http:/olahragakepelatihan.blogspot.com/2012/07/lompat jauh html. (2012).

Menjelaskan mengenai komponen fisik yang berpengaruh terhadap hasil lompatan. Yang diunduh pada tanggal 20 Oktober 2013.


(1)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefesien korelasi dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2ɑ) < t < t(1-1/2ɑ). Pada taraf nyata ɑ = 0,05 dengan dk = n – 2

dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka HO ditolak.

7. Menghitung koefesien korelasi ganda dengan menggunakan rumus:

Ryx

1

x

2

=

Keterangan:

RyX1X2 = Koefesien korelasi yang dicari

ryx1 = Koefesien korelasi antara y dan x1

ryx2 = Koefesien korelasi antara y dan x2

r12 = Koefesien korelasi antara x1dan x2

8. Menguji koefesien korelasi ganda dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus :

F =

Keterangan :

F = F hitung yang dicari

R = Koefesien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefesien korelasi ganda bersifat nyata tidak nyata dengan ketentuan bila harga Fhitung lebih besar dari Ftabel pada


(2)

taraf nyata ɑ = 0,05 dengan dk = (n-k-1), maka koefesien kontribusi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.

9. Menghitung koefesien determinasi dengan rumus :

D = r² x 100%

Keterangan :

D = Koefesien determinasi r = Kuadrat dari korelasi 100% = Konstanta tetap


(3)

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini, yang dilakukan terhadap atlet babak kualifikasi porda lompat jauh putra dan putri PASI Kota Bandung yang mempunyai kemampuan dari aspek teknik dan fisik yang hampir seimbang.Terdapat kontribusi yang signifikan antara kontribusi kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh. Maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kecepatan lari awalan memberikan korelasi yang berarti terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh sebesar 0,856 dengan kontribusi sebesar 76,73% 2. Kelentukan togok memberikan korelasi yang berarti terhadap hasil lompatan

nomor lompat jauh sebesar 0,732 dengan kontribusi sebesar 53,58 %

3. Kecepatan lari awalan dan kelentukan togok secara bersama-sama memberikan korelasi yang berarti terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh sebesar 0,875 dengan kontribusi sebesar 76,56 %

B. Saran

Saran yang diajukan ditujukan untuk pembina, pelatih, dan atlet pada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya, serta peneliti selanjutnya. Berikut adalah saran yanag diajukan:

1. Bagi pembina pada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya untuk lebih meningkatkan proses pembinaan yang berkesinambungan terhadap atlet.

2. Bagi pelatihpada cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya untuk lebih memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang berkualitas yang dapat menunjang terhadap kemampuan teknik dasar dan peningkatan prestasi atlet itu sendiri.

3. Bagi atlet agar tidak mengabaikan aspek-aspek lainya seperti teknik, taktik, dan mental yang dapat menunjang terhadap peningkatan prestasi atlet yang maksimal.


(4)

4. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan suatu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan kecepatan lari awalan dan kelentukan togok terhadap hasil lompatan nomor lompat jauh, penulis menganjurkan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan kajian ulang yang lebih mendalam dengan mencoba komponen kondisi fisik lainnya serta dari aspek psikis (mental) yang dapat meningkatkan prestasi cabang olahraga atletik nomor lompat jauh khususnya.


(5)

54

Dede Willianto Pratama, 2014

Kontribusi Kecepatan Lari Awalan Dan Kelentukan Togok Terhadap Hasil Lompatan Nomor Lompat Jauh

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. ( 2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bahagia, Y. et al. (1999). Atletik. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Giriwijoyo, S. (2007). Ilmu faal olahraga: Fungsi Tubuh Manusia Pada

Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI

Bandung.

Harsono, (1988).Coaching: Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Harsono, (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Hay, G. James. (1993). The Biomechanics of Sport Techniques. New Jersey: Prentice Hall. Englewood Cliffs.

Hidayat, I. (1999). Biomekanika. Bandung: FPOK IKIP Bandung.

Ibrahim dan Komarudin. (2007). Modul Psikologi Kepelatihan. Bandung: Jurusan Pendididkan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Jarver, Jess. (2009). Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: CV. Pionir Jaya. Kosasih, Engkos (1985). Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo.

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori Dan

Metode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependididkan.

Matjan, Bastinus. N. (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendididkan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nugraha, E. (1995). Teori Dasar Nomor Lompat. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Nurhasan, H. dan Cholil, H. D. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Nurhasan, Cholil dan Hidayah. N. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika.


(6)

55

Sajoto, M. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga. Semarang: Penerbit Dahara Prize

Satriya, Sidik. Z.D dan Imanudin, I. (2007). Metode Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung. Setiawan, I. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB Bandung.

Sidik, Z.D. (2010). Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Subana.M.dan Sudrajat. (2011). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Syarifuddin, Aip. (1992). Atletik. Jakarta: Depdikbud. Sumber Lain:

http:/eprints. Uns.ac.id/4321/1/162-296-1sm.pdf. (2012). Menjelaskan mengenai

faktor eksogen dan endogen yang mempengaruhi pelompat jauh. yang

diunduh pada tanggal 20 Oktober 2013.

http://kamarudin05.blogspot.com/2012/11/kontribusi-panjang-tungkai-dan-kelentukan.html. (2012). menjelaskan mengenai kelentukan salah satu

aspek yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi optimal. Yang diunduh

pada tanggal 20 Oktober 2013.

http:/olahragakepelatihan.blogspot.com/2012/07/lompat jauh html. (2012).

Menjelaskan mengenai komponen fisik yang berpengaruh terhadap hasil lompatan. Yang diunduh pada tanggal 20 Oktober 2013.