BURUNG HANTU SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS SCREEN PRINTING.

(1)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BURUNG HANTU SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS SCREEN PRINTING

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh

RISKA MILANTI 0800157

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BURUNG HANTU SEBAGAI OBJEK BERKARYA

SENI GRAFIS SCREEN PRINTING

Oleh Riska Milanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Riska Milanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

BURUNG HANTU SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS

SCREEN PRINTING

Disusun oleh :

RISKA MILANTI

NIM : 0800157

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Drs. Moch. Oscar Sastra, M. Pd. NIP. 195810131987031001

Pembimbing II

Yulia Puspita, M.Pd. NIP. 198107012005012004

Di ketahui oleh :

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M.Pd NIP. 197206131999031001


(4)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

BURUNG HANTU SEBAGAI OBJEK BERKARYA SENI GRAFIS

SCREEN PRINTING

Disusun oleh :

RISKA MILANTI

NIM : 0800157

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Penguji I

Drs. Untung Supriyanto, M. Pd. NIP. 195210161986011001

Penguji II

Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196506181992031003

Penguji III

Suryadi, S.Pd. M.Sn. NIP. 197206131999031001


(5)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(6)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Riska Milanti, 2013. Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis

Screen Printing.

Burung hantu jenis Tyto Alba dapat dimanfaatkan menjadi pembasmi hama tikus pada lahan pertanian. Dikarenakan beberapa jenis burung hantu menjadikan tikus sebagai makanan utamanya, hal tersebut menjadi latar belakang skripsi penciptaan ini. Manusia hanya memanfaatkan siklus rantai makanan pada suatu ekositem, dimana burung hantu merupakan predator tikus, sehingga tidak menimbulkan resiko pencemaran pada lingkungan. Rumusan masalah pada penciptaan adalah, bagaimana konsep karakter dan prilaku burung hantu, dan ananlisis visual burung hantu dalam berkarya seni grafis proses screen printing teknik stencil blockout. Tujuan pembuatan skripsi penciptaan yaitu untuk mengeksplorasi konsep karakter dan prilaku burung hantu pada karya seni grafis proses screen printing teknik stencil blockout, serta menganalisis visual karya seni grafis berobjek burung hantu.

Seluruh penggarapan karya berobjek burung hantu menggunakan teknik

stencil blockout. Teknik ini merupakan salah satu teknik yang terdapat dalam

cabang seni grafis screen printing. Merekam tekstur oil pastel atau dermatograph merupakan salah satu ciri khas dari stencil blockout. Maka dari itu, goresan-goresan khas oil pastel dan dermatograph sangat penting sebagai identitas serta ciri khas estetik dari teknik ini.

Adapun hasil dari penciptaan yaitu menghasilkan enam karya seni grafis

screen printing diantaranya memvisualkan burung hantu jenis serak sebanyak

lima karya, dan beluk telinga pendek sebanyak satu karya. Keseluruhan karya memiliki ukuran yang tidak sama satu dengan yang lainnya, penggunaan warna yang beragam, dan dicetak dengan jumlah seri yang berbeda. Visualisasi dari keenam karya seni grafis ini menampilkan karakter, prilaku, gestur, serta ekspresi yang berbeda-beda pada setiap karyanya. Keenam karya seni grafis ini mengandung konsep yang merepresentasikan prilaku kehidupan serta karakter dari jenis burung hantu tersebut. Berdasarkan teori serta kajian terkait burung hantu, diantaranya terdapat pembahasan mengenai kelebihan serta karakter dari burung hantu jenis Tyto Alba dan Beluk Telinga Pendek. Disamping analisis konsep, terdapat pula pembahasan mengenai analisis visual karya seni grafis

screen printing. Analisis visual karya dilatarbelakangi kajian teori mengenai

unsur-unsur seni rupa, pengetahuan mengenai karakter serta prilaku burung hantu secara umum untuk jenis tertentu. Semua karya penciptaan ini banyak mengandung tekstur-tekstur sebagai daya tarik, sekaligus mengisi ruang kosong.

Diharapkan skripsi penciptaan ini dapat menambah ragam ide atau gagasan dalam berkarya seni grafis, dan juga termasuk cabang-cabang ilmu seni rupa lainnya. Semoga informasi yang disajikan dapat menjadi suatu tambahan wawasan, dan ilmu pengetahuan bagi kalangan Pendidikan Seni Rupa pada khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya.


(7)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

Riska Milanti, 2013. Owls as an Object to Create Graphic Art Screen Printing.

Owl Tyto Alba types can be utilized as a pest exterminator of rats on agricultural land. Because of some type owl make rat as food source, it becomes the background thesis creation. Humans only make use of the food chain cycle at a ekositem, where owls are predators of rats, so as not to pose a risk of pollution on the environment. The formulation of the problem to the creation is, how the concept of the character and behavior of owl, and owl visual ananlisis in the working process of printmaking technique of screen printing stencil blockout. The purpose of the thesis is to explore the concept of the creation of the character and behavior of owls on graphic artwork process screen printing stencil technique blockout, and analyze the visual graphic art owl object.

The entire process works owl object using a stencil technique blockout. This technique is one of the techniques contained in the graphic arts branch of screen printing. Record the texture of oil pastel or dermatograph is one of the typical characteristics of stencil blockout. Thus, the scratches typical of oil pastel and dermatograph are very important as identity and aesthetic characteristics of this technique.

s a result of the creation of the six graphic works of art produce screen printing them visualize the kind of Tyto Alba owl five works, and Beluk Telinga Pendek outs as much as one work. Overall the paper has a size that is not equal to each other, the use of various colors, and printed with a number of different series. Visualization of graphic artwork in the sixth featuring the character, attitude, gestur, as well as the different expressions on each of his work. This graphic artwork sixth contains concepts that represent the behavior of the life and character of the owl species. Based on theory and related study owls, among them there is a discussion of the advantages as well as characters from Tyto Alba types and Beluk Telinga Pendek.

Besides analysis concept, there is also a debate on analysis visual works of art graphic a screen printing. Analysis of visual works derived from the study of the theory about the elements of art, knowledge about the character and behavior of owls in General for certain types. All the works of the creation of this contains a lot of textures as an attraction, as well as to fill the empty space. The creation of this thesis is expected to be able to add various ideas or ideas in graphic art works, and also includes the branches of other art disciplines. Hopefully the information presented can be an additional insights, and Science Education for the fine arts in particular, and society in General.


(8)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penciptaan ... 1

B. Rumusan Masalah Penciptaan ... 2

C. Tujuan Penciptaan ... 2

D. Manfaat Penciptaan ... 3

E. Definisi Operasional... 3

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI PENCIPTAAN ... 5

A. Seni grafis ... 5

1. Definisi Seni Grafis ... 5

2. Cetak saring (Serigraphy) ... 5

3. Blockout Stencil ... 6

B. Unsur-Unsur Rupa ... 6

1. Unsur Garis ... 6

2. Unsur Shape (Bentuk) ... 7

3. Unsur Texture (Tekstur) ... 8

4. Unsur Warna ... 9

a. Hue ... 9

b. Value ... 11


(9)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Fungsi atau Peranan Warna ... 12

C. Kesatuan (Unity) ... 13

D. Komposisi (Composition) ... 13

E. Keseimbangan (Balance) ... 13

F. Proporsi (Proportion) ... 14

G. Objek ... 14

1. Animal Figure ... 14

2. Burung Hantu ... 15

3. Beluk Telinga Pendek ... 17

4. Serak ... 18

H. Konsep Penciptaan ... 19

BAB III METODE PENCIPTAAN ... 21

A. Ide Berkarya ... 21

B. Kontemplasi ... 22

C. Stimulasi ... 22

D. Pengolahan Ide ... 22

E. Bagan Proses Berkarya ... 23

F. Alat dan Bahan ... 23

1. Alat ... 23

a. Alat Gambar ... 23

b. Screen ... 24

c. Rakel ... 24

d. Meja Cetak ... 25

e. Lakban Plastik ... 25

f. Kain Lap ... ` 26

g. Wadah Pencampur Tinta ... 26

h. Kuas ... 27

2. Bahan... 27

a. Tinta/Ink Printing ... 27


(10)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Lem Berbasis Air ... 28

d. Oil Pastel dan Dermatograph ... 29

e. Aerosol Fixative ... 30

f. Minyak Tanah ... 30

G. Proses Pembuatan Karya ... 30

1. Pembuatan Sketsa ... 30

2. Pemindahan Sketsa pada Screen ... 31

3. Melapisi Screen dengan Lem ... 32

4. Pengeringan Lem ... 32

5. Penghapusan Jejak Oil Pastel dan Dermatograph ... 33

6. Pengolahan Tinta ... 33

7. Proses Pencetakan ... 34

H. Proses Pewarnaan Setiap Karya ... 34

1. Karya 1 ... 34

2. Karya 2 ... 36

3. Karya 3 ... 37

4. Karya 4 ... 38

5. Karya 5 ... 39

6. Karya 6 ... 40

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA ... 41

A. Karya 1 ... 41

1. Konsep Karya ... 41

2. Analisis Visual Karya ... 42

B. Karya 2 ... 45

1. Konsep Karya ... 45

2. Analisis Visual Karya ... 46

C. Karya 3 ... 48

1. Konsep Karya ... 48

2. Analisis Visual Karya ... 49


(11)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Konsep Karya ... 51

2. Analisis Visual Karya ... 52

E. Karya 5 ... 54

1. Konsep Karya ... 54

2. Analisis Visual Karya ... 55

F. Karya 6 ... 57

1. Konsep Karya ... 57

2. Analisis Visual Karya ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

DAFTAR ISTILAH ... 66


(12)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keanekaragaman hewan di Indonesia sangat bervariasi dan tersebar luas di seluruh pulau dan provinsi. Terdiri dari bermacam-macam famili dari masing-masing kelasnya, dan tentu memiliki karakteristik dan keunikan berbeda-beda. Contohnya burung hantu yang berasal dari kelas aves dan termasuk famili

Tytonidae dan Strigidae. Beberapa kelebihan serta keunikan dari burung hantu

dipandang oleh penulis sebagai sisi yang menarik. Salah satu kelebihannya yang belum diketahui oleh banyak orang, yaitu mengenai manfaat burung hantu bagi kehidupan manusia khususnya bagi petani.

Menurut salah satu informasi yang didapat oleh penulis mengenai burung hantu dari salah satu surat kabar yaitu Kompas edisi Jumat 6/7 2012, bahwa di daerah Kabupaten Demak, khususnya di Desa Tlogoweru dan sekitarnya telah membudidayakan burung hantu sebagai pembasmi hama tikus. Sejak tahun 2011 Desa Tlogoweru mulai menekan angka serangan tikus dari 40-50 persen menjadi satu sampai dengan dua persen. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat telah menjadikan kegiatan ini program utama dan akan diajukan ke tingkat provinsi agar lebih banyak lagi petani yang membudidayakan burung hantu.

Informasi ini cukup menarik bagi penulis, bahwasanya selama ini banyak orang mengenal burung hantu sebagai burung yang lekat dengan kesan menyeramkan yang tidak logis, tanpa mengetahui manfaatnya bagi kehidupan manusia. Setelah mengetahui manfaatnya, penulis mencari informasi lebih banyak lagi mengenai burung hantu diantaranya mempelajari spesies dan karakteristiknya, mengetahui habitatnya, dan lain-lain sehingga menimbulkan ketertarikan tersendiri terhadap burung karnivora ini. Berangkat dari alasan tersebut penulis menjadikan burung hantu sebagai objek berkarya seni grafis. Ini merupakan cara dan sekaligus wujud kepedulian penulis terhadap sektor pertanian.

Beberapa alasan pun menjadi latar belakang penulis mengapa memilih seni grafis. Salah satunya yaitu keinginan penulis untuk ikut serta mempopulerkan seni


(13)

2

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

grafis pada kalangan masyarakat. Menambah wawasan tentang kesenirupaan pada masyarakat luas bahwa karya seni rupa tidak hanya lukisan, patung, maupun batik saja. Selain itu seni grafis juga memiliki keistimewaan tersendiri bagi penulis. Diantaranya yaitu harus menguasai teknik, membutuhkan ketelitian, melatih kesabaran, serta kerapihan disamping kita memperhatikan aspek visualisasi karya. Dari alasan tersebut penulis merasa tertarik pada salah satu cabang seni rupa ini, sebagai media visualisasi dari objek burung hantu.

Dalam dunia seni grafis dikenal dengan beberapa macam teknik, yaitu cetak relief, intaglio, planografi, dan stensil. Cetak saring atau screen printing merupakan salah satu cabang dari stensil. Melalui karya berobjek burung hantu ini penulis menginginkan tekstur oil pastel dapat terekam dalam karya. Tujuannya sederhana saja, penulis sengaja menampilkan tekstur khas dari oil pastel yang menambah kesan artistik pada karya, yang dapat dicetak berulang kali. Teknik ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru bagi masyarakat bahwa cetak saring tidak hanya dengan teknik afdruk saja yang telah banyak berkembang pada usaha-usaha sablon saat ini.

B. Rumusan Masalah Penciptaan

Perlu adanya batasan mengenai masalah yang akan dibahas agar lebih terarah dan mengenai sasaran. Berikut merupakan masalah yang akan dibahas : 1. Bagaimana konsep karakter serta prilaku burung hantu dalam berkarya seni

grafis screen printing stencil blockout ?

2. Bagaimana analisis visual karya berobjek burung hantu dalam karya seni grafis screen printing stencil blockout ?

C. Tujuan Penciptaan

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, berikut ini adalah tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya grafis ini adalah :

1. Mengeksplorasi karakter dan prilaku burung hantu dalam berkarya seni grafis


(14)

3

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Menganalisis visual karya berobjek burung hantu dalam berkarya seni grafis

screen printing stencil blockout.

D. Manfaat Penciptaan

Setelah karya seni grafis ini selesai digarap, penulis berharap terdapat manfaat yang dapat diambil dari karya tersebut, diantaranya yaitu :

1. Bagi penulis ini merupakan pengalaman berkarya yang berharga, selain berkarya saat mengenyam pendidikan di Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan dapat menjadi motivasi untuk lebih meningkatkan kreativitas penulis.

2. Menambah keragaman objek dalam berkarya seni rupa pada umumnya dan berkarya seni grafis pada khususnya.

3. Bagi masyarakat luas hendaknya karya ini dapat menjadi sebuah media yang dapat menyampaikan informasi yang terkandung di dalam karya tersebut. 4. Mengenalkan seni grafis pada kalangan masyarakat luas yang belum telalu

mengetahui seni grafis.

E. Definisi Operasional

Burung hantu : Burung yang mencari makan pada malam hari dan

bermata tajam seperti celepuk.

Objek : Benda, hal, dsb yang dijadikan sasaran untuk diteliti

atau diperhatikan.

Berkarya : Mencipta.

Seni Grafis : Karya seni yang proses pembuatannya menggunakan

teknik cetak, biasanya diatas kertas.

Screen Printing : Nama lain dari sablon atau serigrafi menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil.


(15)

4

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai alasan-alasan penulis mengambil tema burung hantu sebagai objek berkarya dan juga alasan memilih teknik grafis sebagai media untuk memvisualisasikan karya.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi kajian teori-teori yang menunjang, untuk memperdalam tema yang diangkat sehingga penulis memiliki latar belakang pengetahuan. Pengetahuan tersebut meliputi kajian seni grafis, kemudian cetak saring, unsur-unsur seni rupa, serta penjelasan mengenai burung hantu mengenai karakter, sifat, serta ciri-ciri fisiknya.

BAB III METODE PENCIPTAAN

Menjelaskan mengenai proses pembuatan karya. Dari mulai proses pertama kali muncul ide berkarya, kemudian kontemplasi, dan cara penulis menstimulus karya, dan mengolah ide tersebut, serta dilanjutkan dengan proses pembuatan karya.

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Pada bab ini khusus menampilkan hasil karya berupa dokumentasi lengkap dengan analisis pada setiap karya. Menganalisis karya dengan mengacu pada teori yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya yaitu pada landasan teori.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi mengenai kesimpulan dari keseluruhan proses berkarya seni grafis ini dan saran yang ingin disampaikan penulis kepada pihak-pihak tertentu sebagai masukan agar lebih baik lagi.


(16)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Ide Berkarya

Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi

Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini

berjenis animasi tetapi bentuk visualnya menghampiri realis. Dari situlah penulis mulai mencari informasi mengenai burung hantu khususnya jenis Tyto alba, yang merupakan pemeran utama film tersebut.

Penulis melakukan kajian pustaka terhadap burung hantu dan menemukan satu pengetahuan baru mengenai burung hantu ini. Bersumber dari sebuah surat kabar yaitu Kompas edisi Jumat 6/7 2012, diketahui bahwa dengan memanfaatkan burung hantu jenis Tyto Alba manusia dapat menekan perkembangan hama tikus pada lahan pertanian atau perkebunan. Dengan memanfaatkan siklus rantai makanan, dimana burung hantu menjadi predator dari tikus itu sendiri. Meskipun begitu bukan hanya jenis Tyto Alba yang menjadikan tikus sebagai makan utamanya, tetapi jenis ini dapat lebih mudah dipelihara dan dimanfaatkan. Hal ini telah dilakukan di beberapa tempat di Indonesia, dengan hasil yang cukup baik. Melalui karya seni grafis yang mengambil subject matter burung hantu ini khususnya jenis Tyto Alba dan Asio Flammeus, diharapkan dapat menggugah masyarakat mengenai pentingnya memperkaya ilmu pengetahuan untuk kelangsungan hidup yang lebih baik lagi. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan kita selain mengenyam pendidikan pada instansi formal.

Melalui teknik cetak saring stencil blockout, diharapkan penulis dapat mempublikasikan informasi tersebut. Alasan lain yang melatarbelakangi penulis memilih seni grafis, dikarenakan teknik ini mempunyai beragam cara untuk bereksperimentasi dalam berkarya. Oleh karena itu, dalam pengerjaannya penulis dapat melakukan pencampuran beberapa teknik blockout lainnya, untuk mendapatkan kesan berbeda dan menonjolkan ciri khas seni grafis itu sendiri.


(17)

22

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Karakter dari oil pastel dengan tekstur yang sengaja ditampilkan akan menambahkan ragam karakter screen printing teknik blockout.

B. Kontemplasi

Penulis melakukan kontemplasi dengan cara berdiskusi dengan teman, dan memperbanyak variasi visual tentang burung hantu baik secara langsung maupun dalam bentuk gambar. Setelah dirasakan cukup, dilanjutkan dengan penggarapan bentuk objek tersebut kedalam sketsa. Tentunya proses pembuatan sketsa ini telah melalui tahap eksplorasi warna, bentuk, serta komposisi dari objek burung hantu tersebut. Bentuk sketsa tersebut akan menjadi sebuah gambaran kasar hasil cetakan karya grafis screen printing.

C. Stimulasi

Seni grafis cetak saring sendiri memiliki ruang eksplorasi yang cukup banyak untuk dikembangkan. Dengan keberagaman teknik cetak saring blockout tersebut, penulis dapat memilih karakter visual karya yang telah direncanakan. Oleh karena itu, karakter karya screen printing stencil blockout, diperkirakan dapat mewakili karakter oil pastel.

Setelah menentukan ide atau gagasan untuk berkarya, penulis berusaha mencari informasi dengan melakukan kajian pustaka, observasi, berdiskusi, dan sebagainya untuk mendukung karya tersebut, dan berusaha untuk terus merangsang ide dan mengembangkannya, agar lebih menarik. Disamping itu penulis menambah pembendaharaan visual mengenai karya-karya seni grafis, khususnya karya seni grafis screen printing melalui buku, majalah, media online, dan katalog pameran.

D. Pengolahan Ide

Penetapan ide atau gagasan yang telah melalui berbagai tahap pertimbangan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan sketsa. Pengolahan ide juga merupakan proses pengolahan konsep, yang akan diwujudkan ke dalam


(18)

23

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bentuk karya seni grafis, dimulai dengan olah rasa, memperhatikan faktor internal dan eksternal.

E. Bagan Proses Berkarya

Bagan 3.1. Bagan Proses Berkarya

F. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Alat Gambar

Pensil digunakan pada saat menggambar outline pada screen sesuai sketsa yang dibuat. Tentunya dengan memilih satu warna apakah yang akan digarap terlebih dahulu. Sedangkan penggaris, penghapus, dan pisau cutter digunakan untuk kepentingan proses pengerjaan karya sesuai dengan kebutuhan.

Eksternal: melihat, mengamati Internal: memori, persepsi, intelegensi Ide gagasan Burung hantu Kontemplasi Telaah fakta Stimulasi

Teori seni, filsafat seni, sejarah Penelitian media :

Teknik, material

Berkarya seni grafis

Karya seni grafis Ujian sidang Penyelesaian karya Apresiator Studi pustaka Observasi : Mengamati objek Studi awal: Pemotretan sketsa objek


(19)

24

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1. Cutter, Pensil, Penggaris, dan Penghapus Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Screen

Screen yang digunakan untuk mencetak pada kertas adalah T90.

Alasannya karena pencetakan pada kertas membutuhkan kerapatan serat yang lebih padat dibandingkan dengan pencetakan pada kain. Ukuran screen harus lebih besar dengan ukuran gambar yang akan digarap, tujuannya supaya gambar yang tercetak pada kertas tidak terlalu sempit pada satu sisi kertas.

Gambar 3.2. Screen T90 Berbagai Ukuran Sumber : Dokumentasi Pribadi

c. Rakel

Rakel disini berfungsi sebagai alat untuk meratakan tinta pada proses pencetakan. Seperti halnya dengan screen, rakel untuk mencetak pada kertas berbeda untuk pencetakan pada kain. Rakel untuk kertas cenderung lebih keras tidak elastis seperti rakel kain. Penggunaan ukuran rakel harus sesuai dengan


(20)

25

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ukuran gambar yang akan dicetak, untuk menghindari pencetakan berulang kali yang menyebabkan hasil cetakan tidak maksimal.

Gambar 3.3. Rakel untuk Kertas Berbagai Ukuran Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Meja Cetak

Meja cetak berkaca ini merupakan tempat untuk proses pencetakan. Meja ini dilengkapi dengan penjepit screen, yang fungsinya untuk menjaga posisi

screen agar tidak bergeser pada saat proses pencetakan berlangsung. Selain ada

penjepit untuk screen, meja kaca ini dilengkapi juga dengan lampu penerang di bawah kaca. Lampu penerang dapat dirangkai terpisah dari meja, sehingga lebih fleksibel untuk diletakkan pada saat proses pencetakan.

Gambar 3.4. Meja Cetak Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Lakban Plastik

Lakban plastik berfungsi untuk membatasi sisi-sisi screen, agar tinta lebih mudah dibersihkan setelah proses pencetakan selesai.


(21)

26

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.5. Lakban Plastik Sumber : Dokumentasi Pribadi

f. Kain Lap

Berfungsi untuk membersihkan sisa tinta yang menempel pada screen, atau sebagai pembersih peralatan lainnya. Kain yang digunakan dapat berupa kain bekas, asalkan tidak kasar dan serat kain tidak mudah menempel pada screen.

Gambar 3.6. Kain Lap Sumber : Dokumentasi Pribadi

g. Wadah Pencampur Tinta

Penggunaan wadah yang transparan akan memudahkan kita untuk melihat hasil pencampuran warna. Ukuran wadah pun disesuaikan dengan kebutuhan volume tinta yang dibutuhkan, sehingga tidak terlalu besar ataupun kecil.


(22)

27

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.7. Wadah Pencampur Tinta Sumber : Dokumentasi Pribadi

h. Kuas

Kuas berbagai ukuran ini digunakan untuk berbagai kepentingan. Diantaranya untuk proses pembuatan cetakan pada screen dengan detail gambar yang tidak terkejar oleh karakter oil pastel. Disamping itu pula kuas digunakan untuk pengolesan bedak pada bidang hasil cetakan, jika diperlukan.

Gambar 3.8. Kuas Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Bahan

a. Tinta / Ink Printing

Tinta berbasis minyak ini akan berlawanan dengan perintang pada screen yang berupa lem berbasis air. Oleh karena itu tinta jenis ini cocok untuk digunakan, dan tinta jenis ini mudah untuk dicampur.


(23)

28

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.9. Tinta Cetak Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Kertas

Kertas yang digunakan penulis untuk proses pencetakan adalah jenis kertas BC untuk hasilkarya yang telah jadi, sedangkan kertas concorde untuk

margin pada proses pembingkaian karya.

Gambar 3.10. Kertas Berbagai Ukuran Sumber : Dokumentasi Pribadi

c. Lem Berbasis Air

Lem disini berguna sebagai negatif pada proses pembuatan cetakan pada

screen. Alasan memilih lem berbasis air karena, tinta cetak yang digunakan

memiliki kandungan minyak. Seperti kita ketahui bahwa teknik screen printing

stencil blockout adalah memanfaatkan sifat saling berlawanan kedua bahan


(24)

29

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.11. Lem Cair Berbasis Air Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Oil pastel dan Dermatograph

Oil pastel dan dermatograph memiliki peranan penting disini, diantaranya

untuk proses pembuatan gambar sketsa, dan juga proses pembuatan cetakan pada

screen.

Gambar 3.12. Oil pastel dan Dermatograph Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Aerosol Fixative

Aerosol fixative digunakan pada saat karya telah selesai digarap, fungsinya


(25)

30

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.13. Aerosol Fixative Sumber : Dokumentasi Pribadi

f. Minyak Tanah

Minyak tanah berfungsi untuk membersihkan jejak oil pastel atau

dermatograph pada screen pada proses pembuatan cetakan. Selain itu juga,

minyak tanah berfungsi membersihkan sisa tinta yang menempel pada screen setelah proses pencetakan selesai.

Gambar 3.14. Minyak Tanah Sumber : Dokumentasi Pribadi

G. Proses Pembuatan Karya

Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai proses pembuatan karya, yaitu sebagai berikut:

1. Pembuatan Sketsa

Pembuatan sketsa dilakukan agar karya lebih terarah dan terencana. Ukuran sketsa akan menjadi satu berbanding satu dengan hasil karya yang akan


(26)

31

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dicetak. Proses ini akan mempermudah penulis untuk memindahkan gambar pada

screen. Selain itu, penulis memilih untuk menggambar sketsa menggunakan

media oil pastel, alasannya agar karaker gambar pada sketsa akan sesuai dengan hasil cetakan.

Gambar 3.15. Pembuatan Sketsa Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Pemindahan Sketsa pada Screen

Pemindahan gambar sketsa pada screen dilakukan dengan cara menjiplaknya, dengan memisahkan warna yang satu dan yang lainnya, karena proses pencetakan hanya dilakukan untuk satu warna saja. Pada tahap ini terkadang kita harus berpikir keras untuk menciptakan goresan yang sama dengan sketsa yang telah digambar. Hal ini dapat dipermudah dengan penggunaan tekstur benda-benda yang menurut kita dapat mewakili karakter goresan pada sketsa. Disini kita dituntut untuk lebih kreatif dan berinovasi dengan benda bertekstur yang ada di sekitar kita, menggunakan oil pastel atau dermatograph.

Gambar 3.16. Pemindahan Sketsa pada Screen Sumber : Dokumentasi Pribadi


(27)

32

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Melapisi Screen dengan Lem

Setelah melakukan pemindahan gambar sesuai dengan sketsa pada screen, bagian yang tidak terkena oil pastel akan ditutupi oleh lapisan lem. Secara otomatis oil pastel yang berbasis minyak dan lem yang berbasis air akan saling terpisah satu sama lain, sehingga lem hanya akan menutupi bagian yang tidak terkena oil pastel atau dermatograph.

Gambar 3.17. Proses Penutupan dengan Lem Sumber : Dokumentasi Pribadi

Proses ini harus dilakukan dengan cermat dan terlatih. Lem dioleskan pada

screen bagian bawah dalam posisi screen berdiri, kemudian ditarik ke atas

menggunakan rakel dengan cepat dalam satu tarikan saja. Jika melebihi satu tarikan maka tekstur oil pastel atau dermatograph yang halus tidak terekam, karena tertutupi lem yang terlalu banyak.

4. Pengeringan Lem

Gambar 3.18. Proses Pengeringan Lem Sumber : Dokumentasi Pribadi


(28)

33

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proses pengeringan lem pada screen dapat dilakukan dengan cara dijemur dengan memanfaatkan cahaya matahari, atau dengan menggunakan hair dryer selama beberapa menit sampai lem menjadi kering.

5. Penghapusan Jejak Oil Pastel dan Dermatograph

Setelah lem kering, proses selanjutnya adalah menghapus jejak oil pastel dan dermatograph yang menempel pada screen menggunakan lap kain yang dibasahi minyak tanah. Lap kain tersebut digosok-gosokan ke daerah oil pastel, pada bagian depan dan belakang screen secara bersamaan sampai bersih.

Gambar 3.19. Proses Penghapusan Oil Pasteldan Dermatograph Sumber : Dokumentasi Pribadi

6. Pengolahan Tinta

Mencampur atau mengolah tinta merupakan bagian yang cukup sulit dan penting. Pada tahap ini penulis harus lebih cermat untuk mengolah warna sesuai dengan keinginan.

Gambar 3.20. Pengolahan Tinta Sumber : Dokumentasi Pribadi


(29)

34

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7. Proses Pencetakan

Proses pencetakan dilakukan di atas meja kaca yang dilengkapi lampu pada bagian bawah kaca. Selanjutnya yaitu memposisikan screen di atas meja dengan dijepit, agar keadaan screen tidak berubah atau bergeser saat proses pencetakan. Tuangkan tinta yang telah diolah pada screen secukupnya, dan tarik tinta dari depan ke belakang sejajar dengan penjepit screen menggunakan rakel. Hindari penarikan dari sisi samping screen karena kemungkinan screen akan berubah posisi pada setiap penarikannya.

Gambar 3.21. Proses Pencetakan Sumber : Dokumentasi Pribadi

Posisi rakel pada saat ditarik adalah berdiri atau tegak lurus. Selain itu usahakan hanya menarik satu tarikan pada setiap pencetakan, agar tekstur yang diharapkan dapat tercetak dengan baik dan hasil cetakan lebih maksimal.

H. Proses Pewarnaan Setiap Karya

Berikut ini merupakan perwakilan foto proses penambahan warna pada karya.

1. Karya 1

Dicetak menggunakan rakel dengan ukuran panjang 33 cm, 25 cm, dan 15 cm pada screen ukuran 40x60 cm dan 30x40 cm dengan tipe screen T90. Proses pencetakan dilakukan di atas kertas ukuran A2 jenis BC dan terdiri dari 10 edisi dan dicetak dengan 14 kali warna yang berbeda.


(30)

35

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.22. Proses Pewarnaan Karya 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi


(31)

36

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Karya 2

Dicetak pada screen ukuran 50x40 cm dan 30x40 cm dengan kerapatan T90 menggunakan rakel ukuran 33 cm dan 25 cm. Proses pencetakan dilakukan di atas kertas ukuran A3 jenis BC dan terdiri dari 13 edisi dan dicetak dengan 14 kali warna yang berbeda.

Gambar 3.23. Proses Pewarnaan Karya 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi


(32)

37

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Karya 3

Dicetak pada screen ukuran 30x40 cm dan 25x35 cm dengan kerapatan T90 menggunakan rakel ukuran 25 cm dan 15 cm. Proses pencetakan dilakukan di atas kertas ukuran A3 jenis BC dan terdiri dari 11 edisi dan dicetak dengan tujuh kali warna yang berbeda.

Gambar 3.24. Proses Pewarnaan Karya 3 Sumber : Dokumentasi Pribadi


(33)

38

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Karya 4

Dicetak pada screen ukuran 60x40 cm dengan kerapatan T90 menggunakan rakel ukuran 25 cm dan 15 cm. Proses pencetakan dilakukan di atas kertas ukuran A3 jenis BC dan terdiri dari 11 edisi dan dicetak dengan 12 kali warna yang berbeda.

Gambar 3.25. Proses Pewarnaan Karya 4 Sumber : Dokumentasi Pribadi


(34)

39

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Karya 5

Dicetak pada screen ukuran 60x40 cm dengan kerapatan T90 menggunakan rakel ukuran 25 cm. Proses pencetakan dilakukan di atas kertas ukuran A3 jenis BC dan terdiri dari lima edisi dan dicetak dengan sepuluh kali warna yang berbeda.

Gambar 3.26. Proses Pewarnaan Karya 5 Sumber : Dokumentasi Pribadi


(35)

40

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Karya 6

Dicetak pada screen ukuran 50x40 cm dan 30x40 cm dengan kerapatan T90 menggunakan rakel ukuran 25 cm dan 15 cm. Proses pencetakan dilakukan di atas kertas ukuran A3 jenis BC dan terdiri dari 11 edisi dan dicetak dengan delapan kali warna yang berbeda.

Gambar 3.27. Proses Pewarnaan Karya 6 Sumber : Dokumentasi Pribadi


(36)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan tidak lepas dari poin-poin yang menjadi rumusan masalah dan berikut adalah kesimpulan dari rumusan masalah tersebut. Dalam skripsi penciptaan ini penulis membuat enam karya seni grafis dengan teknik cetak saring, dengan ukuran yang berbeda-beda. Keseluruhan karya ini mengandung pesan dan maksud yang ingin disampaikan. Meskipun begitu tujuan utama dari penulis adalah ingin memperkenalkan karakter dari sosok burung hantu jenis serak dan beluk telinga pendek. Dengan memperhatikan proses pengerjaan dari keseluruhan karya dan penulisan karya tulis, penulis akan menyimpulkan beberapa hal terkait dengan pengerjaan skripsi penciptaan ini.

Berbicara mengenai konsep, penulis telah membuka panca indra untuk mencari ide kemudian mengolahnya, sehingga menghasilkan konsep yang mengikat keseluruhan karya ke dalam satu bahasan pokok. Konsep secara teknik dirasakan cukup tercapai karena penulis berusaha maksimal dalam setiap penggarapan karya. Perencanaan warna yang telah diterapkan pada sketsa cukup terwakilkan pada hasil karya seni grafis yang telah jadi. Begitupun dengan unsur pendukung lainnya yang telah dikonsepkan oleh penulis. Kedisiplinan diri, kemampuan menguasai teknik, serta pengalaman menjadi faktor utama yang mendukung kelancaran pembuatan karya.

Karakter dan ciri khas fisik dari burung hantu jenis serak dan beluk telinga pendek, menjadi sudut pandang utama yang ingin penulis visualkan. Dengan melakukan proses kontemplasi dan stimulasi terhadap subject matter tersebut, penulis dapat mengolah pengetahuan serta rasa yang diungkapkan melalui sebuah karya. Proses asistensi dengan pembimbing juga menjadi bagian dari proses penciptaan sebuah karya sesuai dengan harapan penulis. Beberapa karakter khas dari kedua jenis burung hantu ini telah dipilih untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam proses penciptaan karya. Ekspresi dan gestur dari kedua jenis burung hantu ini menjadi perhatian penulis untuk menghasilkan karya yang lebih


(37)

61

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menarik. Karena gestur dan ekspresi sudah menjadi suatu identitas dari sebuah karya berobjek binatang.

Untuk jenis beluk telinga pendek, penulis memilih untuk sudut pandang

close up, hal ini sengaja dipilih agar warna hitam yang melingkari matanya yang

tajam lebih menjadi pusat perhatian dari apresiator. Hal ini sudah cukup terealisasikan dalam karya ke lima yang digarap dengan sepuluh warna berbeda.

Selain karya kelima, penulis memilih objek Tyto Alba untuk karya yang lainnya. Dimana jenis ini menjadi mayoritas konsep dari keseluruhan karya. Penulis mengeksplor jenis ini dengan karakter fisiknya, mulai dari warna bulu, bentuk wajah, gerakannya, dan habitatnya. Pada karya pertama penulis mulai menampilkan bentuk fisik dengan lebih terkonsentrasi, di dukung dengan ukuran karya lebih besar dari karya yang lainnya. Secara visual, unsur-unsur pendukung pada karya ini cukup mewakili apa yang ingin penulis tampilkan. Sedangkan untuk karya-karya selanjutnya penulis mulai menggarap objek dengan sentuhan unsur seni rupa yang berbeda dari karya pertama. Garis-garis dan garapan bidang yang tidak terlalu tegas, menghasilkan visual yang sedikit berbeda. Penulis menyadari bahwa teknik seni grafis screen printing memiliki banyak ruang kreasi untuk terus dikembangkan. Hal ini dilakukan agar pengolahan karya lebih matang dengan penguasaan teknik serta pengolahan warna yang maksimal lagi tanpa mengabaikan konsep utama keseluruhannya.

Disamping itu, penggunaan warna-warna yang lebih berani dalam mengolah objek, beserta background yang tentunya berlawanan dengan kehidupan burung hantu pada umumnya yaitu hewan nokturnal. Semua ini didasarkan dari alasan penulis yang ingin menampilkan sisi positif, atau cara pandang berbeda mengenai burung hantu, yang mungkin selama ini masyarakat jarang mengetahuinya. Sedikit banyak pesan ini dapat tersampaikan pada apresiator dengan baik jika didukung dengan proses apresiasi yang serius.


(38)

62

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Kegiatan akan berkarya seni grafis screen printing memberikan suatu pengalaman estetik bagi penulis. Pengalaman tersebut merupakan hasil dari kepekaan panca indra seorang seniman, untuk mengolah rasa menjadi sebuah karya seni. Peka terhadap lingkungan sekitar yang sarat akan informasi-informasi bermanfaat dapat digubah menjadi karya seni rupa. Berikut merupakan beberapa tips yang dapat menjadi saran atau masukan bagi mahasiswa, yang ingin mendalami teknik seni grafis screen printing stencil blockout.

Membahas sedikit pengalaman penulis pada proses pengerjaan karya tidak terlepas dari kegagalan, serta usaha penulis untuk mempelajari kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi. Kendala yang sering di alami pada saat proses pembuatan karya yaitu sebagi berikut. Pertama, tidak tercapainya cetakan screen sesuai dengan keinginan penulis. Misalkan lubang pada screen terlalu sedikit dari harapan atau terlalu banyak. Kesalahan ini sering terjadi pada saat proses merekam tekstur tertentu. Faktor penyebab lubang pada screen terlalu sedikit bisa bermacam-macam, contohnya proses pelapisan lem pada screen tidak dilakukan satu kali tarikan. Selain itu, posisi rakel dan screen yang tidak tegak lurus pada saat melapisi lem dan menuangkan lem terlalu sedikit atau terlalu banyak juga dapat menjadi salah satu faktornya. Jika lubang terlalu banyak pada screen bisa diakibatkan dari terkstur yang terlalu kuat atau tekstur terlalu kasar. Jika kesalahan ini telah terjadi, dan menjadi ragu untuk melakukan proses pencetakan, lebih baik untuk mengulang kembali membuat cetakan pada screen, untuk hasil yang lebih baik lagi.

Kedua, proses pewarnaan yang tidak sesuai dengan keinginan. Mencampur atau mengolah warna primer menjadi warna yang diharapkan bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses pengolahan warna memang terlihat mudah, tetapi membutuhkan pengetahuan, dan pengalaman mengenai pencampuran warna yang baik. Terkadang proses ini lumayan memakan waktu, serta perlu pengujicobaan. Sesuai pengalaman yang penulis alami, warna pada tempat pengolahan akan terkesan sudah memenuhi keinginan, tetapi setelah dicetak warna tersebut menjadi lebih tua dan tentunya tidak sama dengan tujuan. Sebaiknya mengolah warna


(39)

63

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lebih muda dibandingkan dengan warna yang menjadi tujuan, dan jangan berhenti untuk mengujicobakan pada kertas lain sebelum pada kertas kerja.

Sedikit pembahasan mengenai pengalaman penulis selama proses pegerjaan karya seni grafis screen printing, semoga dapat menjadi masukan bagi mahasiswa ataupun siapa saja yang ingin berkarya seni grafis.


(40)

64

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daftar Pustaka

Buku

Ali, L. et al. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-Dua). Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Amir. et al. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: BASEN Press.

Bambang-Widodo, S. (2000). Burung Hantu Pengendali Tikus Alami. Yogyakarta: Kanisius.

Biegeleisen, J.I. dan Arthur, C.M. (1958). Silk Screen Teqhniques. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Biegeleisen, J.I, (1971). Screen Printing. New York: Billboard Publications, Inc. Ebdi-Sanyoto, S. (2009). Nirmana. Yogyakarta: Jalasutra.

Farndon, J. (2003). Ensiklopedia Mini Hewan. Jakarta: Erlangga For Kids. Rachbini. (1978). Sablon Screen Printing. Surabaya: Pendidikan Nasional.

Sahman, H. (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sony-Kartika, D.(2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains. Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB

Tory-Peterson, R. et al. (1986). Burung (The Birds). Jakarta: Tira Pustaka Jakarta. Wong, W. (1986). Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung: ITB

Bandung.

Majalah dan Surat Kabar

Bujono, Bambang. (2008). “Dicari Poster Perjuangan Masa Kini. Visual Art (28

Desember 2008).

Widi, Hendriyo. (2012). “Hantu” Itu Terus Memburu Tikus. Kompas (11 Juli

2012).

Internet

Darwin, C. R. (1872). The expression of the emotions in man and animals.

London.[Online]


(41)

65

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

http://darwinonline.org.uk/content/frameset?itemID=F1142&viewtype=t ext&pageseq=1. [5 Januari 2012]

Saff, D. and Sacilotto D. (1978). Printmaking: History and Processes with

emphasis on the multitude of techniques. [Online]

Tersedia: http://www.britannica.com/EBchecked/topic/477079/printmaking.

[6 Agustus 2012]

Wulandari, W.S. (2008).”Seni Grafis Yogyakarta dalam Wacana Seni

Kontemporer”. Jurnal Seni Grafis [Online], 2, 99-111. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 5&ved=0CFQQFjAE&url=http%3A%2F%2Fjournal.itb.ac.id%2Fdownl oad.php%3Ffile%3DD08075.pdf% .[5 Agustus 2012]

Siregar, Aminudin, TH. (2012). “trienale Seni Grafis Indonesia IV 2012”. Buku

[Online], (7), 16 halaman. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.bentarabud aya.com%2Fjakarta%2FBuku%2520Panduan%2520Trienal%2520IV%2 5202012.pdf&ei=AAF8UMCqFsT5rAfy4YGQDA&usg=AFQjCNHTx EEg06t_jsuQtB0EC8dfRfDtjw&sig2=BSK6flt9cpAJ8My5uETH1g . [15 oktober 2012].


(1)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan tidak lepas dari poin-poin yang menjadi rumusan masalah dan berikut adalah kesimpulan dari rumusan masalah tersebut. Dalam skripsi penciptaan ini penulis membuat enam karya seni grafis dengan teknik cetak saring, dengan ukuran yang berbeda-beda. Keseluruhan karya ini mengandung pesan dan maksud yang ingin disampaikan. Meskipun begitu tujuan utama dari penulis adalah ingin memperkenalkan karakter dari sosok burung hantu jenis serak dan beluk telinga pendek. Dengan memperhatikan proses pengerjaan dari keseluruhan karya dan penulisan karya tulis, penulis akan menyimpulkan beberapa hal terkait dengan pengerjaan skripsi penciptaan ini.

Berbicara mengenai konsep, penulis telah membuka panca indra untuk mencari ide kemudian mengolahnya, sehingga menghasilkan konsep yang mengikat keseluruhan karya ke dalam satu bahasan pokok. Konsep secara teknik dirasakan cukup tercapai karena penulis berusaha maksimal dalam setiap penggarapan karya. Perencanaan warna yang telah diterapkan pada sketsa cukup terwakilkan pada hasil karya seni grafis yang telah jadi. Begitupun dengan unsur pendukung lainnya yang telah dikonsepkan oleh penulis. Kedisiplinan diri, kemampuan menguasai teknik, serta pengalaman menjadi faktor utama yang mendukung kelancaran pembuatan karya.

Karakter dan ciri khas fisik dari burung hantu jenis serak dan beluk telinga pendek, menjadi sudut pandang utama yang ingin penulis visualkan. Dengan melakukan proses kontemplasi dan stimulasi terhadap subject matter tersebut, penulis dapat mengolah pengetahuan serta rasa yang diungkapkan melalui sebuah karya. Proses asistensi dengan pembimbing juga menjadi bagian dari proses penciptaan sebuah karya sesuai dengan harapan penulis. Beberapa karakter khas dari kedua jenis burung hantu ini telah dipilih untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam proses penciptaan karya. Ekspresi dan gestur dari kedua jenis burung hantu ini menjadi perhatian penulis untuk menghasilkan karya yang lebih


(2)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menarik. Karena gestur dan ekspresi sudah menjadi suatu identitas dari sebuah karya berobjek binatang.

Untuk jenis beluk telinga pendek, penulis memilih untuk sudut pandang

close up, hal ini sengaja dipilih agar warna hitam yang melingkari matanya yang

tajam lebih menjadi pusat perhatian dari apresiator. Hal ini sudah cukup terealisasikan dalam karya ke lima yang digarap dengan sepuluh warna berbeda.

Selain karya kelima, penulis memilih objek Tyto Alba untuk karya yang lainnya. Dimana jenis ini menjadi mayoritas konsep dari keseluruhan karya. Penulis mengeksplor jenis ini dengan karakter fisiknya, mulai dari warna bulu, bentuk wajah, gerakannya, dan habitatnya. Pada karya pertama penulis mulai menampilkan bentuk fisik dengan lebih terkonsentrasi, di dukung dengan ukuran karya lebih besar dari karya yang lainnya. Secara visual, unsur-unsur pendukung pada karya ini cukup mewakili apa yang ingin penulis tampilkan. Sedangkan untuk karya-karya selanjutnya penulis mulai menggarap objek dengan sentuhan unsur seni rupa yang berbeda dari karya pertama. Garis-garis dan garapan bidang yang tidak terlalu tegas, menghasilkan visual yang sedikit berbeda. Penulis menyadari bahwa teknik seni grafis screen printing memiliki banyak ruang kreasi untuk terus dikembangkan. Hal ini dilakukan agar pengolahan karya lebih matang dengan penguasaan teknik serta pengolahan warna yang maksimal lagi tanpa mengabaikan konsep utama keseluruhannya.

Disamping itu, penggunaan warna-warna yang lebih berani dalam mengolah objek, beserta background yang tentunya berlawanan dengan kehidupan burung hantu pada umumnya yaitu hewan nokturnal. Semua ini didasarkan dari alasan penulis yang ingin menampilkan sisi positif, atau cara pandang berbeda mengenai burung hantu, yang mungkin selama ini masyarakat jarang mengetahuinya. Sedikit banyak pesan ini dapat tersampaikan pada apresiator dengan baik jika didukung dengan proses apresiasi yang serius.


(3)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Kegiatan akan berkarya seni grafis screen printing memberikan suatu pengalaman estetik bagi penulis. Pengalaman tersebut merupakan hasil dari kepekaan panca indra seorang seniman, untuk mengolah rasa menjadi sebuah karya seni. Peka terhadap lingkungan sekitar yang sarat akan informasi-informasi bermanfaat dapat digubah menjadi karya seni rupa. Berikut merupakan beberapa tips yang dapat menjadi saran atau masukan bagi mahasiswa, yang ingin mendalami teknik seni grafis screen printing stencil blockout.

Membahas sedikit pengalaman penulis pada proses pengerjaan karya tidak terlepas dari kegagalan, serta usaha penulis untuk mempelajari kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi. Kendala yang sering di alami pada saat proses pembuatan karya yaitu sebagi berikut. Pertama, tidak tercapainya cetakan screen sesuai dengan keinginan penulis. Misalkan lubang pada screen terlalu sedikit dari harapan atau terlalu banyak. Kesalahan ini sering terjadi pada saat proses merekam tekstur tertentu. Faktor penyebab lubang pada screen terlalu sedikit bisa bermacam-macam, contohnya proses pelapisan lem pada screen tidak dilakukan satu kali tarikan. Selain itu, posisi rakel dan screen yang tidak tegak lurus pada saat melapisi lem dan menuangkan lem terlalu sedikit atau terlalu banyak juga dapat menjadi salah satu faktornya. Jika lubang terlalu banyak pada screen bisa diakibatkan dari terkstur yang terlalu kuat atau tekstur terlalu kasar. Jika kesalahan ini telah terjadi, dan menjadi ragu untuk melakukan proses pencetakan, lebih baik untuk mengulang kembali membuat cetakan pada screen, untuk hasil yang lebih baik lagi.

Kedua, proses pewarnaan yang tidak sesuai dengan keinginan. Mencampur atau mengolah warna primer menjadi warna yang diharapkan bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses pengolahan warna memang terlihat mudah, tetapi membutuhkan pengetahuan, dan pengalaman mengenai pencampuran warna yang baik. Terkadang proses ini lumayan memakan waktu, serta perlu pengujicobaan. Sesuai pengalaman yang penulis alami, warna pada tempat pengolahan akan terkesan sudah memenuhi keinginan, tetapi setelah dicetak warna tersebut menjadi lebih tua dan tentunya tidak sama dengan tujuan. Sebaiknya mengolah warna


(4)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lebih muda dibandingkan dengan warna yang menjadi tujuan, dan jangan berhenti untuk mengujicobakan pada kertas lain sebelum pada kertas kerja.

Sedikit pembahasan mengenai pengalaman penulis selama proses pegerjaan karya seni grafis screen printing, semoga dapat menjadi masukan bagi mahasiswa ataupun siapa saja yang ingin berkarya seni grafis.


(5)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daftar Pustaka

Buku

Ali, L. et al. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-Dua). Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Amir. et al. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: BASEN Press.

Bambang-Widodo, S. (2000). Burung Hantu Pengendali Tikus Alami. Yogyakarta: Kanisius.

Biegeleisen, J.I. dan Arthur, C.M. (1958). Silk Screen Teqhniques. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Biegeleisen, J.I, (1971). Screen Printing. New York: Billboard Publications, Inc. Ebdi-Sanyoto, S. (2009). Nirmana. Yogyakarta: Jalasutra.

Farndon, J. (2003). Ensiklopedia Mini Hewan. Jakarta: Erlangga For Kids. Rachbini. (1978). Sablon Screen Printing. Surabaya: Pendidikan Nasional.

Sahman, H. (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sony-Kartika, D.(2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains. Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB

Tory-Peterson, R. et al. (1986). Burung (The Birds). Jakarta: Tira Pustaka Jakarta. Wong, W. (1986). Beberapa Asas Merancang Dwimatra. Bandung: ITB

Bandung.

Majalah dan Surat Kabar

Bujono, Bambang. (2008). “Dicari Poster Perjuangan Masa Kini. Visual Art (28

Desember 2008).

Widi, Hendriyo. (2012). “Hantu” Itu Terus Memburu Tikus. Kompas (11 Juli

2012).

Internet

Darwin, C. R. (1872). The expression of the emotions in man and animals.

London.[Online]


(6)

Riska Milanti, 2013

Burung Hantu Sebagai Objek Berkarya Seni Grafis Screen Printing Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

http://darwinonline.org.uk/content/frameset?itemID=F1142&viewtype=t ext&pageseq=1. [5 Januari 2012]

Saff, D. and Sacilotto D. (1978). Printmaking: History and Processes with

emphasis on the multitude of techniques. [Online]

Tersedia: http://www.britannica.com/EBchecked/topic/477079/printmaking.

[6 Agustus 2012]

Wulandari, W.S. (2008).”Seni Grafis Yogyakarta dalam Wacana Seni

Kontemporer”. Jurnal Seni Grafis [Online], 2, 99-111. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 5&ved=0CFQQFjAE&url=http%3A%2F%2Fjournal.itb.ac.id%2Fdownl oad.php%3Ffile%3DD08075.pdf% .[5 Agustus 2012]

Siregar, Aminudin, TH. (2012). “trienale Seni Grafis Indonesia IV 2012”. Buku

[Online], (7), 16 halaman. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 1&cad=rja&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.bentarabud aya.com%2Fjakarta%2FBuku%2520Panduan%2520Trienal%2520IV%2 5202012.pdf&ei=AAF8UMCqFsT5rAfy4YGQDA&usg=AFQjCNHTx EEg06t_jsuQtB0EC8dfRfDtjw&sig2=BSK6flt9cpAJ8My5uETH1g . [15 oktober 2012].