TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING.

(1)

TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh

RACHMAN HERLAMBANG ADITYA 0800704

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012


(2)

TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Drs. Moch. Oscar Sastra, M. Pd. NIP. 195810131987031001

Pembimbing II

Suryadi, S.Pd. M.Sn. NIP. 197307142003121001

Di ketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M.Pd. NIP. 197206131999031001


(3)

Transformasi Bentuk Superman sebagai

Gagasan Berkarya Seni Grafis Proses

Screen Printing

Oleh

Rachman Herlambang Aditya Bernas

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Rachman Herlambang Aditya Bernas (2013) Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tugas akhir dengan judul

“TRANSFORMASI BENTUK TOKOH SUPERMAN SEBAGAI IDE

BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREENPRINTINGini, beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan pada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan


(5)

ABSTRAK

RACHMAN HERLAMBANG ADITYA, 2013. “TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI GRAFIS PROSES

SCREENPRINTING

Dari waktu ke waktu manusia akan selalu memiliki rasa tidak puas dengan apa yang telah diraih, memiliki impian menjadi istimewa layaknya superhero yang diidolakan, dan seiring berjalannya waktu pula manusia menjadi semakin realistis, penulis menyimak komik Superman dalam perkembangannya pun semakin menonjolkan sisi humanisme dan penuh dengan nilai-nilai moral lengkap dengan kelemahannya, esensi yang didapat terlepas dari keistimewaan yang dimilikinya, Superman tetaplah seperti manusia biasa yang memiliki kekurangan dan kelemahan sekalipun. Dengan kemunculan sosoknya, ini menjadi sebuah dorongan atau motivasi bagi orang agar dapat melakukan kebaikan tanpa adanya pamrih, setiap orang yang memiliki tokoh idola superhero, seakan-akan ia pun memiliki jiwa yang dimiliki tokoh yang ia idolakan, seperti halnya jiwa solidaritas, simpatik terhadap lingkungan sekitar yang menibulkan jiwa empati terhadap lingkungan yang ada disekelilingnya, pengaruh positif inilah yang bisa di petik dari apa sebenarnya fungsi figur seorang

superhero itu ada. Semua itu dituangkan dalam sebuah karya seni grafis proses screenprinting. Selain sebagai seni murni kini kehadiran seni grafis menambah

wadah dalam kegiatan berekspresi. Dari hasil penciptaan ini diharapkan dapat memotivasi orang agar dapat berbuat lebih dalam hidupnya serta menemukan berbagai inovasi dan ide segar yang dapat dijadikan acuan dalam berkarya.


(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya kemajuan di bidang teknologi dan seni, kini seni grafis modern mulai dikenal tidak hanya dari negara asalnya Jerman bahkan sudah mulai dikenal diseluruh dunia. Seni grafis seakan mendapat tempat tersendiri sebagai media berkarya diantara seni murni lainnya yaitu seni patung dan seni lukis. Seni Grafis merupakan salah satu dari cabang seni rupa murni lainnya, yang dimana prosesnya yakni memperbanyak atau menggandakan gambar yang diawali dengan proses kreatif atau sketsa diatas kertas.

Di Indonesia sendiri seni grafis mulai dikenal setelah bermunculan beberapa seniman grafis yang ikut serta dalam pameran kesenirupaan. Bahakan hasil karya grafis seniman-seniman Indonesia tidak hanya ditampilkan di dalam negeri saja, ada beberapa yang diikutsertakan dalam kompetisi di tingkat Internasioanl.

Jerman merupakan tempat kelahiran seni grafis modern dan sejarahnya mempunyai cirri fungsi ganda, yaitu sebagai alat desain bebas disatu sisi dan disisi lain sebagai alat reproduksi. Teknik-teknik cetakan gambar, yakni memperbanyak garis dan bidang permukaan, bisa ditelusuri sampai masa sebelum adanya pekembangan manusia. Namun fakta yang penting bagi seni grafis modern bukanlah tekniknya, melainkan cetakan di atas kertas.

(Christian Burchard, Goethe-Institute, Online-Redaction 2003)

Perkembangan dunia percetakan tidak dapat dipungkiri telah berjalan dengan pesat. Seiring dengan perkembangannya tersebut seni grafis memiliki dua arah dan fungsi yang berbeda, yakni seni grafis murni, dimana hanya sebagai kegiatan berekspresi diri kedalam sebuah karya melalui percetakan dan seni grafis terapan, yakni sebagai media desain grafis, seperti poster, dunia periklanan dan industri


(7)

dengan teknik-teknik grafis modern. Meski demikian secara dasar teknik-teknik yang dipergunakan sama dengan berbagai teknik yang sudah ada, hanya saja ada beberapa yang dapat digunakan dalam pembuatan seni grafis yang tidak jarang hasil yang dicapai pun lebih memuaskan.

Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mengambil arah dan fungsi seni grafis yang pertama dimana seni grafis dilakukan hanya sebagai media mengekspresikan diri kedalam sebuah karya seni grafis dengan proses cetak saring atau screen printing. Pada penciptaan karya seni grafis ini penulis mengambil tokoh superhero Superman sebagai subject matter. Ketertarikan penulis terhadap superhero asal Amerika Serikat yang diciptakan oleh seorang seniman Kanada Joe Shuster, dan penulis asal Amerika Serikat Jerry Siegel pada tahun 1932 yakni Superman, karena sejak kecil penulis gemar membaca komik dan serial kartun superhero keluaran detective comics (DC) seperti Superman dan Batman. Namun penulis lebih tertarik akan tokoh Superman karena berbeda dengan tokoh superhero yang lainnya. Jika superhero lain berusaha menutupi identitasnya dengan menggunakan topeng atau sejenisnya, lain halnya dengan Superman, justru ia menunjukan wajahnya ketika melawan musuh-musuhnya, dan ketika menjadi manusia biasapun ia akan menjadi sosok yang rendah hati dan polos sebagai seorang reporter. Karena menurut penulis akan sangat sulit bagi seseorang yang mempunyai kemapuan lebih tetapi harus tetap bersikap rendah hati, tidak hanya sekedar menunjukan kelebihanya saja, tokoh Superman ini pun seperti memenuhi impian manusia untuk memiliki kekuatan super sehingga bisa berbuat banyak dalam hidupnya.

Dari waktu ke waktu manusia akan selalu memiliki rasa tidak puas dengan apa yang telah diraih, memiliki impian menjadi istimewa layaknya superhero yang diidolakan, dan seiring berjalannya waktu manusia menjadi semakin realistis, penulis menyimak komik Superman dalam perkembangannya pun semakin menonjolkan sisi humanisme dan penuh dengan nilai-nilai moral lengkap dengan kelemahannya, terlepas dari keistimewaan yang dimilikinya, Superman tetaplah seperti manusia


(8)

biasa yang memiliki kekurangan dan kelemahan sekalipun. Dengan kemunculan sosoknya, ini menjadi sebuah dorongan atau motivasi bagi orang agar dapat melakukan kebaikan tanpa adanya pamrih, setiap orang yang memiliki tokoh idola superhero, seakan-akan ia pun memiliki jiwa yang dimiliki tokoh yang ia idolakan, seperti halnya jiwa solidaritas, simpatik terhadap lingkungan sekitar yang menibulkan jiwa empati terhadap lingkungan yang ada disekelilingnya, pengaruh positif inilah yang bisa di petik dari apa sebenarnya fungsi figur seorang superhero itu ada.

Superman pertama kali muncul dalam serial Action Comics ("Komik Aksi") edisi #1 di Amerika Serikat (30 Juni 1938) dan kemudian juga muncul di berbagai serial drama radio, acara televisi, film layar lebar, surat kabar, komik, novel, dan permainan video berbahasa Inggris.

Menurut informasi yang penulis dapat dari majalah Hai Magazine edisi

XXXVI/02/2012 halaman 56 “Kesuksesan film-film superhero di tahun 2000-an tidak terlepas dari kesuksesan yang diraih komik-komik yang muncul menjelang perang dunia kedua. Bahkan tokoh Superman yang dianggap sebagai superhero pertama kali muncul padatahun 1938, mendapat sambutan luar biasa dari para

pembaca di benua Amerika.”

Barkaitan dengan pernyataan diatas dengan kesuksesan petualangannya, Superman membantu menciptakan ragam pahlawan super dan populernya buku-buku komik Amerika Serikat seperti Batman, Green Lantern, Flash bahkan bagi rivalnya dari MARVEL Comics yang menciptakan ragam superhero sejenis seperti Captain America, Spiderman, Iron Man, X-Men dan masih banyak lagi. Ini sudah menjadi suatu efek domino yang lumrah dalam dunia industri komik-komik superhero. Tapi Superman masih dianggap superhero no satu sebagai pemicu timbulnya superhero baru. Sejak kemunculannya hingga sekarang Superman tetap menjadi superhero yang aksinya masih ditunggu, entah itu filmnya atau pun serial komik.


(9)

Melalui tokoh superhero ini penulis ingin memvisualisasikan karakter Superman kedalam bentuk karya grafis screen printing. Beberapa alasan pun menjadi latar belakang mengapa penulis memilih seni grafis sebagai media berkarya. Diantaranya yaitu keinginan dari penulis untuk ikut mempopulerkan seni grafis pada kalangan masyarakat umum yang masih awam terhadap karya seni grafis. Memperkaya pengetahuan tentang kesenirupaan, dan membantu menyampaikan pada masyarakat umum bahwa karya seni rupa tidak hanya sebatas menggambar, melukis atau mematung saja. Ada media lain yang tak kalah lebih indah hasilnya, dengan teknik-tekniknya yakni seni grafis, karena menurut penulis seni grafis itu memiliki keistimewaan tersendiri. Selain keberagaman teknik yang dimiliki, seni grafis menuntut pelakunya untuk bertindak teliti, disiplin, melatih daya visual, imajinasi, ketekunan serta ekstra kesabaran, untuk menghasilkan visualisasi karya yang diinginkan.

.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan sebelumnya penulis dapat merumuskan beberapa masalah. Berikut adalah rumusan masalahnya :

1. Bagaimana visualisasi karakter Superman dalam berkarya seni grafis screen

printing ?

2. Bagaimana proses berkarya seni grafis screen printing ?

C. Tujuan Penciptaan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya grafis ini adalah dapat menambah pembendaharaan ide atau gagasan untuk berkarya. Khususnya pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan pada umumnya kepada masyarakat luas. Dan diharapkan dapat menjadi sebuah inspirasi berkarya bagi pelaku seni lainnya.


(10)

Berikut adalah tujuan penciptaan karya berdasarkan rumusan masalahnya : 1. Mengeksplorasi bentuk karakter Superman menjadi karya seni grafis screen

printing .

2. Mendeskripsikan proses berkarya seni grafis screen printing

D. Manfaat Penciptaan

Setelah karya seni grafis ini selesai digarap, penulis berharap terdapat manfaat yang dapat diambil dari karya tersebut, diantaranya yaitu :

1. Bagi penulis ini merupakan pengalaman berkarya yang sangat berharga dalam meningkatkan kemampuan serta kreativitas dalam berkarya seni grafis selama mengenyam pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia

2. Sarana dan media ekspresi untuk meningkatkan apresiasi karya seni grafis. 3. Memperkenalkan seni grafis pada masyarakat umum.

4. Menambah ragam ojek karya seni grafis bagi pembendaharaan karya seni grafis di Indonesia.

E. Definisi Oprasional

Berangkat dari gagasan yang telah diutarakan diatas penulis melakukan berbagai kajian terhadap karya yang akan diciptakan dengan dilandasi dari studi pustaka yang meliputi pengkajian buku dan landasan teori lainnya seperti artikel, surat kabar, skripsi, dan juga melalui internet yang kemudian ditelaah apa yang bisa di masukan kedalam peulisan judul skripsi.

Transformasi : Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara memindahkan (trans=pindah) wujud atau figur dari objek lain ke objek yang digambar

Bentuk : Satu kesatuan atau komposisi dari unsure-unsur pendukung karya.


(11)

Superman : Tokoh fiksi karakter pahlawan super yang paling terkenal dan berpenaruh dari penerbit komik DC Comics Amerika Serikat. Gagasan : Rancangan yang tersusun di pikiran.

Berkarya : Mencipta

Seni Grafis : Cabang seni rupa yang proses pembuatannya menggunakan teknik cetak, biasanya dikertas dan tiap hasil cetakan dianggap sebagai kaya orisinil bukan salinan.

Proses : Urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain

Screen Printing : Cetak saring atau sablon merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Dapat juga diartikan kegiatan cetak mencetak dengan menggunakan kain kasa yang biasa disebut screen.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan serta pembacaan laporan penciptaan karya yang berjudul TRANSFORMASI BENTUK SUPERMAN SEBAGAI

GAGASAN BERKARYA SENI GRAFIS PROSES SCREEN PRINTING ini,

maka karya tulis ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut: A. BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai alasan penulis memilih teknik grafis sebagai media visualisasi karya dan menentukan Superman sebagai subject matter dalam berkarya.

B. BAB II LANDASAN TEORI

a. Kajian Teoritik, yaitu menjelaskan tentang Seni grafis cetak saring dan tokoh Superman yang menjadi subject matter garapan berkarya.


(12)

c. Konsep Penciptaan

C. BAB III METODE PENCIPTAAN

Menjelaskan tentang metode dan langkah-langkah yang penulis gunakan dalam membuat karya ini, yaitu:

a. Ide Berkarya b. Kontemplasi c. Stimulasi Berkarya d. Pengolahan Ide e. Proses Berkarya

1) Persiapan Alat dan Bahan 2) Tahap Pembuatan Sketsa 3) Tahap Persiapan Bahan 4) Tahap Pemindahan Sketsa 5) Tahap Pencetakan

6) Tahap Pemotretan Hasil Cetakan D. BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA

Pada bab ini penulis menampilkan hasil cetakan berupa dokumentasi karya lengkap dengan analisisnya serta konsep dari setiap karya.

E. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian terakhir ini berisi kesimpulan hasil dari proses penciptaan karya serta saran atau rekomendasi berkenaan dengan karya seni yang diciptakan.


(13)

23

BAB III

METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya

Superman adalah tokoh fiksi karakter superhero yang paling terkenal dan sangat berpengaruh di dunia dari salah satu penerbit komik asal Amerika Serikat yakni DC

Comics. Seperti kita ketahui, Superman bisa dikatakan adalah salah satu superhero

yang paling kuat, hingga mendapat julukan Man Of Steel atau si Manusia Baja. Sosoknya di gambarkan dengan perawakan yang besar dan gagah dan berkekuatan luar biasa.

Superman secara luas telah dianggap sebagai ikon budaya yang melambangkan kekuatan budaya Amerika Serikat. Dalam komiknya selalu diceritakan bahwasanya Superman dikenal dengan kukuatannya yang sangat dahsyat, lebih kuat dari lokomotif, lebih cepat dari peluru, Heat Vision dan X-Ray, serta kemampuan terbang, kecepatan dan lain-lain. Dimasa kecil penulis memiiki obsesi pada tokoh yang diidolakan. Mungkin seluruh anak didunia pernah merasakan bagaimana terobsesinya dengan tokoh yang diidolakannya. Menurut penulis karakter Superman memiliki identitas berbeda dengan superhero-superhero lainnya. Memiliki keunikan sendiri, dengan ciri khas yang hanya Superman punya, dengan kostumnya yang tidak begitu banyak menggunakan elemen berat. Memiliki warna utama serta lambang huruf S didadanya yang kemudian ini memungkinkan orang akan mudah mengenali sosok Superman, siapapun yang menggambar ulang, memerankan karakternya, secara tidak langsung dengan adanya elemen-elemen yang Superman miliki orang akan sangat mudah mengenali superhero yang satu ini.

Kecintaan penulis pada karakter Superman dibuktikan dengan penulis mengkoleksi apapun yang berkaitan dengan Superman. Mengumpulkan segala macam atribut, assesoris, dan benda-benda ber-icon Superman. Dari obsesi dan


(14)

hobby inilah kemudian muncul gagasan penulis mengangkat tokoh superhero idolanya Superman untuk diangkat menjadi ide berkarya dalam pembuatan tugas akhir. Gagasan ini diambil agar memudahkan penulis dalam berkarya, karena penulis percaya segala sesutau yang manusia lakukan akan berbuah baik jika berkaitan dengan apa yang disukai.

B. Kontemplasi

Dalam berkarya seni, ide atau gagasan yang muncul harus direnungkan dan dikaji terlebih dahulu. Kontemplasi itu sendiri merupakan kata yang sering digunakan dalam proses mencipta suatu karya. Sedangkan pengertian kontemplasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (edisi kedua) adalah renungan dan sebagainya dengan kebulatan pikiran atau perhatian penuh. Tahapan kontemplasi adalah tahapan dimana ide/gagasan yang sudah didapat kemudian direnungkan serta pencarian bentuk untuk divisulisasikan, lalu dieksekusi kedalam sebuah karya.

Kontemplasi ide merupakan kegiatan perenungan dengan sepenuh hati atau proses bermeditasi untuk merenungkan dan berpikir penuh secara mendalam untuk mencari nilai-nilai, karena manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan (Mustopo, 1989:122).

Kontemplasi menjadi bagian utama dalam proses pendalaman ide dengan melakukan penghayatan dan perenungan subject matter yang diambil serta memikirkan bahan, teknik, dan gaya yang akan digunakan dalam dalam mencipta suatu karya termasuk dalam pembuatan karya seni grafis ini.

C. Stimulus Berkarya

Stimulus atau stimulasi atau rangsangan merupakan sesuatu yang mendorong dalam menciptakan karya seni atau pembangkit rasa yang memacu kreatifitas dalam proses mencipta suatu karya. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan yang mengacu pada karya yang akan dibuat seperti pengumpulan data


(15)

gambar-gambar terhadap objek baik mencari di internet atau dari majalah-majalah film, studi literatur, serta membuat sketsa gambar objek sebagai acuan dalam menstimulasi karya-karya yang akan dibuat.

D. Pengolahan Ide

Pengolahan ide yang merupakan proses pengolahan konsep yang ada didalam otak yang kemudian diwujudkan kedalam bentuk suatu karya yang dimulai dengan olah rasa, memperhatikan faktor internal dan eksternal, sampai pada penuangan ide dalam bentuk sketsa. Tidak hanya melalui proses pembuatan sketsa, Ide berkarya juga penulis dapatkan dari beberapa sumber yang ada seperti majalah film, DVD, gambar-gambar, internet, dan karya-karya di luar karya grafis dari berbagai seniman baik lokal maupun mancanegara.

Untuk mempermudah pemahaman pola kerja yang harus dilakukan, penulis membuat kerangka bagan alur kerja dalam proses pembuatan karya ini, seperti yang ada pada bagian berikut ini:

Bagan 3.1 Kerangka proses berkarya


(16)

Kerangka bagan diatas berfungsi sebagai batasan bagi penulis dalam mengembnangkan idea tau gagasan dalam menciptakan karya seni grafis.

E. Proses Berkarya

1. Alat dan Bahan

Beikut ini adalah alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam proses pembuatan karya seni grafis screen printing.

Gambar 3.1 Kertas (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 3.2 Pensil (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(17)

Gambar 3.3 Crayon (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.4 Lem berbasis air (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.5 Koas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(18)

Gambar 3.6 Dematograph (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.7 Minyak Tanah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.8 Sarung Tangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(19)

Gambar 3.9 Kain Lap (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.10 Screen (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.11 Rakel (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(20)

Gambar 3.12 Cat Berbasis Minyak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.13 Gunting dan Selotip (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.14 Hair Dryer (Pengering rambut) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(21)

Gambar 3.15 Aerosol fixative (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.16 Cawan dan Sendok Aduk (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.17 Meja Sablon (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(22)

F. Proses Pembuatan Karya

a. Tahap ke-1

Pada tahap ini yang dilakukan adalah memindahkan objek dalam bentuk sketsa gambar ke permukaan screen. Proses tahap ini yakni sketsa gambar kembali di gambar ulang diatas permukaan screen dengan menggunakan crayon dan dematograf. Crayon dan dematografh ini nantinya akan menutupi bagian permukaan screen, sebelum tahap pemberian lem dilakukan.

Gambar 3.18 Pemindahan Sketsa Pada Screen. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

b. Tahap ke-2

Setelah sketsa selesai digambar diatas permukaan screen, kemudian permukaan screen diberi lem berbasis air yang selanjutnta diratakan menggunakan rakel. Fungsi lem diatas nantinya adalah untuk menutupi permukan screen yang tidak menyaring warna. Biasanya warna yang pertama kali di cetak adalah warna muda dan terang.


(23)

Gambar 3.19 Pembubuhan Lem Pada Pemukaan Screen. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Tahap ke-3

Selanjutnya permukaan screen yang telah diberi lem berbasis air diratakan menggunakan rakel, proses ini adalah proses dimana meratakan lam agar menutupi semua permukaan screen. Ditahap ini diperlukan kehati-hatian dan perhitungan yang tepat saat menuangkan lem diatas permukaan screen, karena kurang sedikit saja lem tidak menutupi permukaan screen akan berakibat fatal. Ketebalan serta ketipisan lem juga berpengaruh akan bagus atau tidaknya hasil cetakan.

Gambar 3.20 Proses Meratakan Lem (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(24)

d. Tahap ke-4

Ditahap ini screen yang telah diberi lem merata pada pemukaan screen dikeringkan dengan menggunakan pengering rambut (hair dryer). Selain mempercepat proses pengerjaan dalam tahap ini diperlukan ketelitian, karena keringnya lem ditentukan oleh intensitas tangan saat mengarahkan hair dryer dibagian-bagian yang terkena lem, ini berpengaruh pada pengahpusan crayon dan

dematografh ditahap selanjutnya.

Gambar 3.21 Proses Pengeringan Lem (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

e. Tahap ke-5

Setelah keempat proses diatas selesai selanjutanya membersihkan bagian yang tertutupi crayon dan dematgrafh menggunakan minyak tanah sebagai pembersihnya. Ini adalah proses dimana sebelum proses pencetakan karya dimulai. Pada proses pembersihan ini juga akan sangat berpengaruh terhadap hasil cetakan yang akan dicetak, ini ditentukan dari bersih atau tidaknya saat bagian yang tertutup crayon dan dematografh disapu menggunakan kain lap.


(25)

Gambar 3.22 Proses Membersihkan Crayon dan Dematografh (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

f. Tahap ke-6

Sebelum memulai tahap selanjutnya yaitu tahap penggapan karya, sebaiknya mengolah warna yang diinginkan. Prosesnya sediakan cawan dan sendok aduk untuk mencapur warna

Gambar 3.23 Proses Pengolahan Warna (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(26)

g. Tahap ke-7

Ini adalah tahap pewarnaan pada karya, tahap dimana dilakukan proses cetak mencetak. Biasanya warna yang pertama kali dicetak adalah warna muda telebih dahulu. Proses pencetakan dilakukan setelah proses sketsa dengan lem kemudian langkah selanjutnya dilakukan proses sablon.

Gambar 3.24 Proses Cetak Mencetak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(27)

h. Tahap ke-8

Ini adalah akhir dari setiap tahap, yaitu proses pembersihan cat berbasis minyak pada permukaan screen. Sebelum diblas dengan air, gosoklah bagian yang terkena tinta cat dengan menggunakan kain yang telah diberi minyak tanah. Gosok secara memutar dari bagian depan dam belakang

Gambar 3.25 Proses Membersihkan Tinta Cat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(28)

G. Proses Tahap Pencetakan Warna

Dari ke-6 karya yang dibuat, penulis mengambil salah satu contoh untuk proses tahap pencetakan. Tahap proses dibawah ini adalah karya ke-2 dari 6 karya yang penulis buat.

Gambar 3.26 Proses Tahapan Pencetakan Warna (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Seni grafis merupakan bagian dari seni rupa yang dalam proses pembuatannya menggunakan teknik cetak. Senin grafis memiliki berbagai macam teknik seperti cetak tinggi (relief print), cetak dalam (intaglio), cetak datar (planography) dan cetak saring (screenprinting). Perkembangan dunia percetakan tidak dapat dipungkiri telah berjalan dengan pesat. Seni grafis memiliki dua arah dan fungsi yang berbeda, yakni seni grafis murni, dimana hanya sebagai kegiatan berekspresi diri kedalam sebuah karya melalui percetakan dan seni grafis terapan, yakni sebagai media desain grafis, seperti poster, dunia periklanan dan industri dengan teknik-teknik grafis modern yang kini tanpa disadari sudah semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Seni grafis adalah salah satu wadah berkarya yang tak kalah lebih indah hasilnya dengan karya seni rupa lainnya seperti patung, lukis, batik atau kriya. Dengan keberagaman teknik-tekniknya seni grafis banyak memiliki hasil yang beragam pula, karena seni grafis itu memiliki keistimewaan tersendiri. Selain keberagaman teknik yang dimiliki, seni grafis menuntut pelakunya untuk bertindak teliti, disiplin, melatih daya visual, imajinasi, ketekunan serta ekstra kesabaran, untuk menghasilkan visualisasi karya yang diinginkan. Akan tetapi selain faktor-faktor diatas, keindahan itu tidak akan berhasil didapat apabila tidak didukung dengan objek yang mendukung sebagai gagasan berkarya. Apapun yang ada dimuka bumi ini dapat dijadikan olahan berkarya dan mencipta, hanya saja itu bergantung pada senimannya memilih objek yang ia inginkan untuk dituangkan kedalam karyanya. Pada pembuatan karya grafis untuk tugas akhir ini penulis memilih karakter superhero asal Amerika Serikat yakni Superman sebagai subject matter. Gagasan ini muncul ketika penulis berpikir bahwa apa yang dikerjakan akan terasa ringan apabila berkaitan dengan apa yang disukai. Pemilihan Superman sebagai objek pun tidak lepas dari apa


(30)

yang penulis sukai, sehingga dianggap menarik untuk dituangkan kedalam sebuah karya yakni karya seni grafis.

B. Saran

Membuat karya seni, khususnya seni grafis, dituntut untuk dapat menguasai teknik, kemampuan, serta pemahaman terhadap teori-teori seni dan perkembangan seni rupa masa kini. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang kreator, guna mengembangkan sikap profesionalisme di bidang proses kreatif berkarya seni. Sudah semestinya seorang kreator memiliki kepekaan terhadap rangsang dari lingkungan sekitarnya.

Harapan penulis, semoga karya ini dapat diterima dan menambah pengetahuan, wawasan dan dapat memberi motivasi untuk berkarya khususnya bagi mahasiswa dan pendidik di bidang kesenirupaan.

Untuk penulis sendiri, dengan berkarya seni grafis screenprinting ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, semoga dapat lebih mengolah rasa, memotivasi agar lebih baik lagi dimasa yang akan datang.


(31)

Daftar Pustaka

Buku:

Ali, Lukman. Dkk. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-Dua). Jakarta. Perum Balai Pustaka.

Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.

Amir. Dkk. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: BASEN Press Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Majalah:

Cinemags Magazines. 2006. Superman Return Edition. Bandung: PT Camila Internusa Film

Wizard Magazines.2008. Justice League of America/Superman Edisi #24, 43, 47. Jakarta: PT Putra Media Kreasi

Internet:

(Sumber http:// id.wikipedia.org/wiki/Jerry_Siegel#section1, 22 April 2012, pukul 19:30)


(1)

g. Tahap ke-7

Ini adalah tahap pewarnaan pada karya, tahap dimana dilakukan proses cetak mencetak. Biasanya warna yang pertama kali dicetak adalah warna muda telebih dahulu. Proses pencetakan dilakukan setelah proses sketsa dengan lem kemudian langkah selanjutnya dilakukan proses sablon.

Gambar 3.24 Proses Cetak Mencetak (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(2)

h. Tahap ke-8

Ini adalah akhir dari setiap tahap, yaitu proses pembersihan cat berbasis minyak pada permukaan screen. Sebelum diblas dengan air, gosoklah bagian yang terkena tinta cat dengan menggunakan kain yang telah diberi minyak tanah. Gosok secara memutar dari bagian depan dam belakang

Gambar 3.25 Proses Membersihkan Tinta Cat (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(3)

G. Proses Tahap Pencetakan Warna

Dari ke-6 karya yang dibuat, penulis mengambil salah satu contoh untuk proses tahap pencetakan. Tahap proses dibawah ini adalah karya ke-2 dari 6 karya yang penulis buat.

Gambar 3.26 Proses Tahapan Pencetakan Warna (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Seni grafis merupakan bagian dari seni rupa yang dalam proses pembuatannya menggunakan teknik cetak. Senin grafis memiliki berbagai macam teknik seperti cetak tinggi (relief print), cetak dalam (intaglio), cetak datar (planography) dan cetak saring (screenprinting). Perkembangan dunia percetakan tidak dapat dipungkiri telah berjalan dengan pesat. Seni grafis memiliki dua arah dan fungsi yang berbeda, yakni seni grafis murni, dimana hanya sebagai kegiatan berekspresi diri kedalam sebuah karya melalui percetakan dan seni grafis terapan, yakni sebagai media desain grafis, seperti poster, dunia periklanan dan industri dengan teknik-teknik grafis modern yang kini tanpa disadari sudah semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Seni grafis adalah salah satu wadah berkarya yang tak kalah lebih indah hasilnya dengan karya seni rupa lainnya seperti patung, lukis, batik atau kriya. Dengan keberagaman teknik-tekniknya seni grafis banyak memiliki hasil yang beragam pula, karena seni grafis itu memiliki keistimewaan tersendiri. Selain keberagaman teknik yang dimiliki, seni grafis menuntut pelakunya untuk bertindak teliti, disiplin, melatih daya visual, imajinasi, ketekunan serta ekstra kesabaran, untuk menghasilkan visualisasi karya yang diinginkan. Akan tetapi selain faktor-faktor diatas, keindahan itu tidak akan berhasil didapat apabila tidak didukung dengan objek yang mendukung sebagai gagasan berkarya. Apapun yang ada dimuka bumi ini dapat dijadikan olahan berkarya dan mencipta, hanya saja itu bergantung pada senimannya memilih objek yang ia inginkan untuk dituangkan kedalam karyanya. Pada pembuatan karya grafis untuk tugas akhir ini penulis memilih karakter superhero asal Amerika Serikat yakni Superman sebagai subject matter. Gagasan ini muncul ketika penulis berpikir bahwa apa yang dikerjakan akan terasa ringan apabila berkaitan


(5)

yang penulis sukai, sehingga dianggap menarik untuk dituangkan kedalam sebuah karya yakni karya seni grafis.

B. Saran

Membuat karya seni, khususnya seni grafis, dituntut untuk dapat menguasai teknik, kemampuan, serta pemahaman terhadap teori-teori seni dan perkembangan seni rupa masa kini. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang kreator, guna mengembangkan sikap profesionalisme di bidang proses kreatif berkarya seni. Sudah semestinya seorang kreator memiliki kepekaan terhadap rangsang dari lingkungan sekitarnya.

Harapan penulis, semoga karya ini dapat diterima dan menambah pengetahuan, wawasan dan dapat memberi motivasi untuk berkarya khususnya bagi mahasiswa dan pendidik di bidang kesenirupaan.

Untuk penulis sendiri, dengan berkarya seni grafis screenprinting ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, semoga dapat lebih mengolah rasa, memotivasi agar lebih baik lagi dimasa yang akan datang.


(6)

Daftar Pustaka

Buku:

Ali, Lukman. Dkk. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ke-Dua). Jakarta. Perum Balai Pustaka.

Dharsono. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.

Amir. Dkk. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: BASEN Press Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Majalah:

Cinemags Magazines. 2006. Superman Return Edition. Bandung: PT Camila Internusa Film

Wizard Magazines.2008. Justice League of America/Superman Edisi #24, 43, 47. Jakarta: PT Putra Media Kreasi

Internet:

(Sumber http:// id.wikipedia.org/wiki/Jerry_Siegel#section1, 22 April 2012, pukul 19:30)