PENDIDIKAN KARAKTER DI TK AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN: Studi Kasus tentang Pelaksanaan Pendidikan Karakter di TK Al-AzharSyifa Budi Parahyangan Bandung.
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Metode Penelitian ... 11
E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 12
F. Struktur Organisasi Penulisan ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI/ TAMAN KANAK-KANAK A. Konsep Pendidikan Karakter ... 14
B. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi... 52
B. Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode Penelitian ... 52
C. Penjelasan Istilah ... 54
D. Instrumen Penelitian ... 55
E. Teknik Pengumpulan Data ... 56
F. Analisis Data ... 65
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 68
B. Pembahasan ... 129
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 148
(2)
LAMPIRAN –LAMPIRAN BIODATA PENULIS
(3)
TABEL
2.1 Nilai Universal ... 17
3.1 Kisi-Kisi Penelitian ... 56
3.2 Subjek Penelitian Wawancara ... 62
4.1 Data Ketenagaan ... 60
4.2 Kondisi Peserta Didik ... 72
4.3 Latar Belakang Orang Tua Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 72
4.4 Sarana Prasarana ... 72
4.5 Materi Hubungan Indikator Dengan Hasil Belajar Siswa “Pengembangan Diri” ... 74
4.6 Pengembangan Agama ... 76
4.7 18 Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa ... 80
3.2 Subjek Penelitian Wawancara ... 62
4.1 Data Ketenagaan ... 60
4.2 Kondisi Peserta Didik ... 72
4.3 Latar Belakang Orang Tua Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 72
4.4 Sarana Prasarana ... 72
4.5 Materi Hubungan Indikator Dengan Hasil Belajar Siswa “Pengembangan Diri” ... 74
(4)
GAMBAR
4.1 Gate TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan ... 68 4.2 Suasana penyambutan kedatangan anak didik di pagi hari ... 89 4.3 Penanaman nilai “Religius” melalui pelaksanaan praktek ibadah wudhu .. 98 4.4 Penanaman nilai “Religius” melalui praktek ibadah shalat berjamaah di
mushola ... 98 4.5 Penanaman nilai “Disiplin” melalui pembiasaan berbaris rapi setelah
setelah selesai mengerjakan tugas ... 99 4.6 Penanaman nilai “Disiplin” melalui pembiasaan berbaris sebelum masuk
kelas ... 100 4.7 Penanaman nilai “Cinta Tanah Air” melalui pembiasaan upacara bendera
setiap hari Senin ... 101 4.8 Penanaman nilai “Cinta Tanah Air” melalui kegiatan pengenalan makanan
tradisional Indonesia ... 101 4.9 Penanaman nilai “Gemar Membaca” melalui kegiatan membaca buku saat
belajar atau istirahat ... 102 4.10 Penanaman nilai “Semangat Kebangsaan” melalui pengenalan budaya
nusantara ... 103 4.11 Penanaman nilai “Semangat Kebangsaan” melalui kegiatan Festival Pakaian
Tradisional ... 104 4.12 Penanaman nilai “Tanggung Jawab” melalui metode
bermain peran ... 105 4.13 Penanaman nilai “Tanggung Jawab” melalui metode pemberian tugas ... 105 4.14 Penanaman nilai “Rasa Ingin Tahu” melalui metode karya
wisata ... 106 4.15 Penanaman nilai “Rasa Ingin Tahu” melalui metode praktek langsung .... 107 4.16 Penanaman nilai “Demokrasi” melalui metode bermain peran “pemilihan
ketua kelas” ... 108 4.17 Penanaman nilai “Peduli Sosial” melalui kegiatan bakti sosial yang
diserahkan melalui pihak Harian Umum Pikiran Rakyat ... 109 4.18 Penanaman nilai “Menghargai Prestasi” atas keberanian anak didik tampil di
atas pentas ... 110 4.19 Penanaman nilai “Peduli Lingkungan” menanam pohon singkong melalui
metode karya wisata ... 111 4.20 Penanaman nilai “Peduli Lingkungan” melalui kegiatan operasi semut .... 111 4.21 Penanaman nilai “Bersahabat/ Komunikatif. Guru bertindak
sebagai teman bagi anak ... 112 4.22 Penanaman nilai “Bersahabat/ Komunikatif” melalui permaianan
kerja sama ... 113 4.23 Penanaman nilai “Mandiri” melalui pembiasaan memakai/
melepas sepatu sendiri ... 114 4.24 Penanaman nilai “Mandiri” melalui pembiasaan menggosok gigi sendiri
setelah makan ... 114 4.25 Penanaman nilai “Cinta Damai” melalui keteladanan ... 115 4.26 Penanaman nilai “Kerja Keras” melalui kegiatan Cooking Session ... 117
(5)
4.28 Penanaman nilai “Jujur” Guru menanyakan apa yang dirasakan anak secara individu ... 118 4.29 Penanaman nilai “Toleransi” dengan membiasakan anak tidak mengganggu
teman yang sedang mengerjakan tugas ... 119 4.30Suasana Penyampaian Laporan Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa
(6)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
“Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/ karakter bangsa (manusia) itu sendiri”.
Pada dasawarsa terakhir ini, krisis kepercayaan diri bangsa Indonesia cukup memprihatinkan. Berbagai tindakan negatif banyak terjadi, mulai dari perilaku seks bebas, tawuran pelajar dan mahasiswa, hingga marak dan lumrahnya kasus bunuh diri. Dunia pendidikan telah memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan, tetapi melupakan tujuan utama pendidikan, yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (nilai dan karakter) secara simultan dan seimbang. Terpuruknya bangsa Indonesia dewasa ini tidak hanya disebabkan oleh krisis ekonomi, melainkan juga oleh krisis yang berakar dari kurangnya penanaman pendidikan karakter dalam praktek-praktek pendidikan dan kehidupan.
Karakter adalah kunci keberhasilan individu. Sejak 2500 tahun yang lalu, Socrates (Mujid, 2011:2) telah berkata bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good dan smart. Begitu pula dalam sejarah Islam, sekitar 1400 tahun yang lalu, Muhammad Saw, Sang
(7)
nabi terakhir dalam ajaran Islam juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk menyempurnakan akhlak dan mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character).
Secara historis terkait nilai-nilai karakter yang penting dikembangkan, sebenarnya dalam masyarakat Indonesia pernah tumbuh nilai-nilai karakter yang bernilai luhur, diantaranya gotong royong, tepo seliro, tolong menolong, dan ramah tamah.
Selama beberapa tahun hingga sekarang, gerakan “pendidikan karakter’
telah ditempatkan untuk menjadi solusi atas apa yang masyarakat rasakan sebagai kemerosotan dalam karakter moral bangsa umumnya dan orang-orang muda pada khususnya. Oleh karena itu, Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2011 dan Pencanangan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter menyatakan: Penentu Kemajuan Bangsa adalah Keunggulan pemikiran dan kehebatan karakter (Nugraha, 2012:2).
Pada hakikatnya, tujuan pendidikan nasional tidak boleh melupakan landasan konseptual filosofi pendidikan. Arah pendidikan hendaklah dapat membebaskan dan mampu menyiapkan generasi masa depan untuk dapat bertahan hidup (survive) dan berhasil menghadapi tantangan-tantangan zamannya.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I yang berbunyi :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualisasi agama, pengendalian diri,
(8)
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”
Merujuk pada Undang-Undang tersebut di atas, dalam konteks pendidikan karakter, kemampuan yang harus dikembangkan pada peserta didik melalui persekolahan adalah berbagai kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan (tunduk patuh pada konsep ketuhanan) dan mengemban amanah sebagai pemimpin di dunia. Kemampuan yang perlu dikembangkan pada peserta didik Indonesia adalah kemampuan mengabdi pada Tuhan yang menciptakannya, kemampuan untuk menjadi dirinya sendiri, kemampuan untuk hidup secara harmoni dengan manusia dan makhluk lainnya, dan kemampun untuk menjadikan dunia ini sebagai wahana kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Betapa pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik. Melalui pendidikan karakter inilah para peserta didik lebih berpeluang memiliki perilaku yang bertanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa. Stephen R. Covey (Ginanjar, 2005: 51) menyatakan taburlah gagasan, petiklah perbuatan, taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan, petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib. Artinya, untuk membangun karakter dibutuhkan sebuah mekanisme pelatihan yang terarah dan tiada henti secara berkesinambungan.
Disadari bahwa untuk membangun karakter dibutuhkan sebuah mekanisme yang tiada henti secara berkesinambungan, maka pembentukan pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini. Sejalan dengan tujuan dari
(9)
pendidikan anak usia dini yaitu dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, ditandai dengan karakter, budi pekerti luhur, pandai dan terampil.
Periode usia dini (0 s/d 6 tahun) yang juga dikenal sebagai usia emas (golden age) merupakan masa yang sangat vital untuk menumbuhkembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak. Para pakar psikologi anak meyakini bahwa pemberian layanan yang tepat kepada sang buah hati, baik layanan pendidikan, kesehatan, maupun pengasuhan, akan membawa manfaat besar bagi mereka setelah dewasa.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukkan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada anak adalah usaha yang strategis.
Namun masalah serius yang tengah dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Proses belajar juga berlangsung secara pasif dan kaku sehingga menjadi tidak menyenangkan bagi anak. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu” ). Semuanya ini telah “membunuh” karakter anak sehingga menjadi tidak kreatif. Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “ knowledge, feeling,
(10)
loving, dan acting”. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan
“latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Selain itu keberhasilan pendidikan karakter ini juga harus ditunjang dengan usaha memberikan lingkungan pendidikan dan sosialisasi yang baik dan menyenangkan bagi anak.
Persaingan tahun 2021 yang menjadi beban banyak orang tua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai negara di dunia. Adalah orang-orang yang senang belajar, terampil menyelesaikan masalah, komunikator yang efektif, berani mengambil risiko, punya integritas -jujur, dapat dipercaya, dapat diandalkan, dan penuh perhatian, toleransi, dan luwes yang bisa bersaing kelak. Itu adalah karakter yang bagus.
Hasil penelitian di AS menyebutkan bahwa 90 % kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Didukung pula penelitian lain yang menunjukkan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh emotional quotient.
Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal. Untuk itu, peran keluarga, lembaga pendidikan dan pemerintah sangat penting. Begitu pentingnya pendidikan karakter, sehingga setiap lembaga pendidikan diharapkan
(11)
melaksanakannya, termasuk pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), termasuk di Taman Kanak-kanak (TK).
Pesan Mendiknas Mohammad Nuh dalam tabloid Asah Asuh edisi Mei
2010 (Zainal Aqib, 2011: 7) dinyatakan bahwa “Karakter pribadi seseorang,
sebagian besar dibentuk oleh pendidikannya. Karena itu, untuk membentuk pribadi yang terpuji, tanpa cela, dan bertanggung jawab, mutlak dibutuhkan pendidikan yang berkualitas pendidikan karakter”.
Diantara lembaga PAUD yang sudah merespon akan pentingnya pendidikan karakter adalah TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan sudah dilakukan sekitar 10 tahun ke belakang, tepatnya saat didirikannya TK tersebut. Pendidikan karakter yang dianut dan diterapkan bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah dan menjadi ruh dalam setiap proses pembelajaran, seperti yang tersurat dalam visi sekolah yaitu merencanakan penyelenggaraan dan menumbuhkembangkan pendidikan wawasan unggulan dengan sistem spiritualisasi pendidikan dalam rangka pola Al-Azharisasi Syifa Budi menuju pembentukan manusia seutuhnya-insan kamil, character and nation building-manusia paripurna dalam rangka the Islamic way of life.
Disamping nilai karakter yang dianut berdasarkan ramuan ke-khasan dari sekolah Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan pun menambahkan nilai karakter pada pembelajaran yang bersumber dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan sebagai salah satu lembaga pendidikan anak usia
(12)
dini formal mengembangkan pembelajaran yang dapat membentuk integritas karakter dan kepribadian cendekiawan muslim dan berakhlak mulia, memiliki keseimbangan dan keserasian antara individual (fardiah) dan sosial (jama’iyah) yang keduanya merupakan fitrah pada diri manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan berorientasi pada pendidikan berwawasan unggul, yakni mengembangkan sistem Spiritualisasi Pendidikan dan Life Skills dalam pelayanan pembelajaran, pembiasaan akhlak dan perilaku peserta didik. Penerapan pendidikan karakter dilakukan secara holistik dan berkelanjutan. Hal ini terlihat dari perencanaan, pembelajaran serta evaluasi pembelajaran, juga dari kerjasama peran orangtua dalam rangka menjaga kelangsungan penerapan pendidikan karakter yang telah dilakukan di sekolah dengan dibiasakan pula dilakukan di rumah.
Pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan dipandang sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kepercayaan masyarakat dalam hal ini orang tua peserta didik untuk menyekolahkan anaknya di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, yang makin hari makin bertambah. Para orang tua mempercayakan pendidikan secara menyeluruh, termasuk pendidikan karakter oleh pihak sekolah.
Untuk menyatakan secara objektif, bahwa pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan sudah baik dibutuhkan penelitian. Oleh karena itu, peneliti menjadikannya sebagai bahan untuk penelitian pendidikan karakter di TK. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memilih judul dalam penelitian ini
(13)
adalah sebagai berikut : “PENDIDIKAN KARAKTER DI TK AL-AZHAR
SYIFA BUDI PARAHYANGAN” (Studi Kasus tentang Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Bandung) B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan umum penelitian ini adalah Bagaimanakah pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Secara khusus rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut.
1. Bagaimana perencanaan program pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
a. Apakah tujuan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
b. Mencakup hal-hal apa saja materi program pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
c. Bagaimana rancangan metode dan langkah-langkah kegiatan pendidikan karakter yang direncanakan di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan? d. Siapa yang direncanakan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan
karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan? Apa saja peran dan keterlibatan dari mereka masing-masing?
2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
a. Apa ruang lingkup materi pendidikan karakter yang secara nyata dilakukan di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
(14)
b. Bagimana implementasi pendidikan karakter (metode dan langkah) di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
c. Siapa yang terlibat secara nyata dalam pelaksanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan? Apa saja peran dan keterlibatan dari mereka masing-masing?
3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
a. Aspek apa saja yang dievaluasi dalam pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
b. Bagaimana cara melakukan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan? Teknik dan instrumen apa saja yang digunakan dalam evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
c. Siapa saja yang melakukan kegiatan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan? Apa saja peran dan keterlibatan dari mereka masing-masing?
d. Seperti apa bentuk laporan hasil pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran empirik tentang:
(15)
1. Perencanaan program pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
a. Tujuan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. b. Hal/ materi program pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi
Parahyangan.
c. Rancangan metode dan langkah-langkah kegiatan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
d. Pihak yang direncanakan terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Peran dan keterlibatan dari mereka masing-masing.
2. Pelaksanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan a. Ruang lingkup materi pendidikan karakter yang secara nyata dilakukan di
TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
b. Implementasi pendidikan karakter (metode dan langkah-langkah) di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
c. Pihak yang terlibat secara nyata dalam pelaksanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Peran dan keterlibatan dari mereka masing-masing.
3. Pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
a. Aspek yang dievaluasi dalam pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
(16)
b. Cara melakukan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan berikut teknik dan instrumen yang digunakan dalam evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. c. Pihak yang melakukan kegiatan evaluasi pendidikan karakter di TK
Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan juga peran dan keterlibatan dari mereka masing-masing.
d. Bentuk laporan hasil pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Muhammad Ali (1985: 123) menyatakan bahwa studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode studi kasus adalah upaya mempelajari suatu kasus atau kejadian secara lebih intensif, terperinci dan mendalam mengenai latar belakang suatu keadaan individu, masyarakat, dan lembaga kemudian dihimpun dan dianalisis sehingga terungkap dengan baik mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Dalam penelitian studi kasus ini, jenis data yang diambil adalah kualitatif, dimana
(17)
data diambil dari pengamatan langsung oleh peneliti mengenai pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Manfaat/ signifikansi penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
Dari hasil studi ini diharapkan dapat memperkaya kajian bagi insan pendidikan dalam menambah keilmuan tentang pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah dan pendidik
Memberikan masukan dan sumbangan informasi untuk lebih mengenal dan memahami tentang pendidikan karakter, agar kajian keilmuan maupun pelaksanaannya lebih utuh, sehingga tidak ada kesalahan dalam penerapan pendidikan karakter di masa yang akan datang.
b. Bagi Orang tua
Dalam mengasuh dan mendidik anak dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak dan mengutamakan pada pendidikan karakter.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan kajian penelitian lebih lanjut dalam melakukan penelitian yang lebih luas dan mendalam mengenai pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
(18)
F. Struktur Organisasi Penulisan
Bab 1 berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifkansi penelitian.
Bab 2 kajian pustaka yang pertama membahas konsep pendidikan karakter yang meliputi pengertian, sejarah pemunculan, proses pembentukan, tahap-tahap pendidikan karakter, tujuan, ciri dasar, identifikasi, prinsip pengembangan, dan strategi pengembangan pendidikan karakter. Pada bagian yang kedua membahas mengenai pendidikan karakter anak usia dini.
Bab 3 metode penelitian yang memaparkan secara lebih rinci metode yang akan digunakan dalam penelitian, lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasional serta analisis data.
Bab 4 hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan hasil penelitian yang terdiri dari pengolahan atau analisis data serta pembahasan atau analisis temuan.
Bab 5 simpulan dan rekomendasi, simpulan menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan penelitian.
(19)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi
Studi kasus ini dilaksanakan di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, berlokasi di jalan Cimareme no 340, Kelurahan Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah pelaksana harian, kepala, guru, psikolog, ketua komite sekolah, dan anak-anak kelompok A dan B TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan yang berjumlah 79 orang. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. B. Metode Penelitian dan Justfikasi Penggunaan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untk memaparkan gambaran secara empirik mengenai pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Untuk lebih memfokuskan penelitian, tujuan penelitian tersebut diuraikan lagi ke dalam beberapa tujuan khusus yaitu mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan dan mengkajinya secara mendalam.
Guna mencapai tujuan penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian harus mendapatkan gambaran yang utuh dan terperinci mengenai pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dipaparkan untuk
(20)
keperluan ini peneliti menggunakan metode studi kasus. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana dan Ibrahim (2004 : 69) menjelaskan bahwa “Kelebihan dari studi kasus adalah peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh”. Mendalam, artinya mengungkap semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai yang mempengaruhi dirinya. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang ia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
Metode studi kasus merupakan bagian dari penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif sendiri diantaranya untuk membuat penggambaran tentang sesuatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskripsi situasi (Mohamad Ali : 1985, 121), juga untuk membuat gambaran secara sistematis dan akurat dari fenomena-fenomena yang ada, atau hubungan-hubungan antara fenomena yang diteliti apa adanya tanpa perlakuan-perlakuan khusus. Berkaitan dengan hal tersebut, alasan peneliti menggunakan metode studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran apa adanya (alamiah) mengenai pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan secara mendalam, terperinci, dan utuh.
Dalam penelitian ini, data yang diambil jenis data kualitatif, dimana data diambil dari pengamatan langsung oleh peneliti mengenai pendidikan
(21)
karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan yang berlangsung secara alamiah tanpa adanya intervensi dari peneliti.
C. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis memandang perlu menuliskan penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan.
Istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan karakter adalah sebuah transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Hal tersebut dinyatakan oleh Fakry Gaffar (Dharma Kesuma, dkk: 2011, 5). 2. Perencanaan pendidikan karakter adalah suatu proses perencanaa
secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari pendidikan karakter.
3. Tujuan pendidikan karakter adalah merubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
4. Materi pendidikan karakter berkaitan dengan pengertian/ konsep, prinsip, fakta atau pemecahan masalah dari pendidikan karakter. 5. Metode pendidikan karakter adalah cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan karakter yang telah ditetapkan.
6. Langkah-langkah pendidikan karakter yang dimaksudkan dalam penelitian adalah prosedur atau tahapan yang ditempuh dalam
(22)
pelaksanaan atau penerapan metode dalam pendidikan karakter. Terkait dengan penelitian ini langkah-langkah yang dimaksudkan adalah serangkaian kegiatan atau tahapan yang ditempuh dalam penerapan pendidikan karakter di TK Al Azhar Syifa Budi Parahyangan.
7. Metode pendidikan karakter adalah langkah-langkah atau prosedur pendidikan karakter termasuk penilaian, dalam rencana pendidikan karakter agar tujuan pendidikan karakter tercapai.
8. Evaluasi pendidikan karakter adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan pendidikan karakter secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing komponennya (Arikunto, 2004).
9. Laporan pendidikan karakter adalah kegiatan merumuskan dan mengkomunikasikan hasil penilaian guru tentang pendidikan karakter kepada orang tua dan pihak-pihak yang relevan.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Nasution (Sugiyono, 2011: 306) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan,
(23)
bahkan hasil yang diharpkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan beberapa teknik yaitu studi dokumentasi, observasi, wawancara, dan triangulasi, dengan berdasar pada kisi-kisi instrumen sebagai berikut :
Tabel 3. 1
KISI-KISI PENELITIAN Judul Penelitian : Pendidikan Karakter di TK
Lokasi Penelitian : TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan (ASBP)
Jl. Cimareme No. 340 Padalarang Kab. Bandung Barat
No. Tujuan/ Masalah
Penelitian
Data/ Informasi yang diperlukan Teknik
Pengumpulan Data
Sumber Data
Umum Khusus
1. Memperoleh
gambaran perencanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi
Parahyangan (ASBP).
Tujuan
pendidikan karakter di TK ASBP.
Tujuan umum
pendidikan karakter di TK ASBP.
Tujuan khusus
pendidikan karakter di TK ASBP. Studi Dokumen Dokumen Pendidikan Karakter di TK ASBP
Wawancara Pelaksana
harian ASBP
Kepala
TK ASBP
Guru TK
ASBP
Materi program
pendidikan karakter di TK ASBP.
Materi program
pendidikan
karakter di
kelompok A.
Wawancara Kepala
TK ASBP
(24)
Materi program pendidikan
karakter di
kelompok B. Studi Dokumen Dokumen Program Pendidikan Karakter TK ASBP Rancangan
metode untuk
kegiatan pendidikan karakter di TK ASBP.
Metode-metode yang direncanakan
digunakan dalam
pendidikan
karakter di TK
ASBP. Studi Dokumen Dokumen Program Pendidikan Karakter TK ASBP
Wawancara Kepala
TK ASBP Guru TK ASBP Rancangan langkah-langkah dalam kegiatan pendidikan karakter di TK ASBP.
Langkah-langkah
yang
direncanakan dalam penerapan pendidikan karakter melalui pembiasaan.
Langkah-langkah
yang
direncanakan dalam penerapan pendidikan
karakter yang
terintegrasi dengan kegiatan bidang pengembangan lain. Studi Dokumen Dokumen Program Pendidikan Karakter TK ASBP
Wawancara Kepala
TK ASBP
Guru
TK ASBP
Rancangan
sumber daya
manusia yang
direncanakan
terlibat dalam
pendidikan karakter di TK ASBP.
Pihak yang
direncanaka.n
terlibat dalam
pendidikan karakter di TK ASBP.
Peran dan
keterlibatan orang-orang yang direncanakan
terlibat dalam
pendidikan karakter di TK ASBP. Studi Dokumen Dokumen Program Pendidika n Karakter
di TK
ASBP
Wawancara Kepala
TK ASBP
Guru TK
ASBP
2. Memperoleh
gambaran pelaksanaan pendidikan karakter di TK ASBP.
Ruang lingkup
materi pendidikan
karakter yang
secara nyata
dilakukan di TK ASBP.
Ruang lingkup
pendidikan
karakter yang
secara nyata
disampaikan di
kelompok A.
Ruang lingkup
Observasi KBM
Pelaksana an pendidika n karakter
Wawancara Guru TK
(25)
karakter yang
secara nyata
disampaikan di
kelompok B.
Metode yang
digunakan dalam rangka implementasi pendidikan karakter di TK ASBP.
Melalui kegiatan
pembiasaan.
Melalui kegiatan
yang terintegrasi
dengan bidang
pengembangan lain.
Observasi KBM
pelaksana an pendidika n karakter
Wawancara Guru TK
ASBP
Sumber daya
manusia yang
terlibat secara
nyata dalam
pendidikan karakter di TK ASBP.
Peran dan
keterlibatan dalam penanaman pendidikan karakter (Kepala,
guru, orangtua,
psikolog ).
Observasi KBM
pelaksana an pendidika n karakter
Wawancara Kepala
TK ASBP
Guru TK
ASBP
Perwakila
n Komite Sekolah/ Orang tua
Psikolog TK ASBP
3. Memperoleh
gambaran pelaksanaan evaluasi pendidikan karakter di TK ASBP.
Pelaksanaan
evaluasi.
Aspek yang
dievaluasi dalam pendidikan karakter di TK ASBP.
Studi Dokumen
Dokumen Pendidika n Karaker
di TK
ASBP
Wawancara Kepala
TK ASBP
Guru TK
ASBP
Pelaksanaan
evaluasi pendidikan karakter di TK ASBP.
Teknik Evaluasi
oPelaksanaan
penggunaan instrumen evaluasi pendidikan karakter melalui pembiasaan.
oPelaksanaan
evaluasi pendidikan
karakter yang
terintegrasi
dengan bidang
Observasi Kegiatan
evaluasi pendidika n karakter
Wawancara Kepala
TK ASBP
Guru TK
(26)
lain.
Teknik Evaluasi
oPelaksanaan
penggunaan instrumen evaluasi pendidikan
karakter yang
terintegrasi
dengan bidang
pengembangan lain.
Peran dan
keterlibatan pihak-pihak yang
terkait dalam
evaluasi pendidikan karakter.
Peran dan
keterlibatan Kepala TK.
Peran dan
keterlibatan guru.
Peran dan
keterlibatan. orangtua
Peran dan
keterlibatan psikolog.
Wawancara Kepala
TK ASBP
Guru TK
ASBP
Perwakila
n Komite Sekolah
Psikolog TK ASBP
Bentuk laporan
hasil evaluasi
pendidikan karakter di TK ASBP.
Studi
Dokumen
Buku Laporan Pendidika n Catatan mingguan kemajuan perkemba ngan pendidika n karakter Catatan bulanan kemajuan pendidika n karakter
Wawancara Kepala
TK ASBP
Guru TK
(27)
a. Observasi
Observasi merupakan teknik yang secara kontekstual langsung atau tidak langsung melibatkan peneliti dalam situasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran atau secara khusus pada proses pembelajaran berlangsung di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Mohammad Ali (1985 :91) mengatakan bahwa observasi atau pengamatan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sanasial Faisal dalam Sugiyono (2011 : 310) mengatakan bahwa observasi diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak terstruktur (unstructuriamated observation).
Dalam observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi terus terang atau tersamar, yaitu dalam hal ini peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Observasi sudah dilakukan peneliti sejak bulan Oktober 2012
(28)
b. Wawancara
Esterberg dalam (Sugiyono, 2011 : 317) menyatakan bahwa “a meeting f two persons to exchange information n idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Wawancara dilakukan khususnya dengan pelaksana harian, kepala, guru, psikolog, dan ketua komite sekolah TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Untuk melakukan wawancara tersebut, peneliti menyiapkan pedoman wawancara.
Wawancara dalam penelitian deskrkriptif (dalam hal ini penelitian studi kasus) adalah alat pengumpul data yang paling penting. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang berkepentingan dengan maksud tertentu dan dalam bentuk yang terstruktur maupun tidak terstruktur, yaitu melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan kemudian ditambah pertanyaan-pertanyaan baru yang tidak terdapat dalam daftar pertanyaan, hal tersebut muncul dikarenakan
(29)
jawaban yang berkembang diluar pertanyaan yang sudah dipersiapkan tetapi masih relevan dengan masalah penelitian yang sedang dikaji. Wawancara juga digunakan sebagai teknik penyerta pada saat melakukan observasi dan analisis dokumentasi.
Wawancara dilakukan berdasarkan pada manfaat wawancara dalam implementasinya terhadap suatu penelitian kualitatif yaitu mengumpulkan informasi verbal, memperoleh kelengkapan dan kejelasan informasi serta bagaimana subjek penelitian memandang sesuatu menurut perspektif, pengalaman dan perasaannya. Wawancara yang dilakukan yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara meskipun dalam pelaksanaannya tidak terlalu mengikat (fleksibel).
Tabel 3. 2
Subjek Penelitian Wawancara
No. Jabatan Initial
1. Pelaksana Harian Si
2. Kepala TK Nh
3. Psikolog Em
4. Guru Kelas Elw
5. Guru Kelas In
6. Guru Kelas Dh
(30)
Secara garis besar wawancara akan difokuskan pada :
a. Upaya peneliti menggali dan mendalami informasi tentang focus penelitian yang berkembang sebelum peneliti memasuki lapangan penelitian. Terutama tentang latar belakang berdirinya TK, landasan, visi, misi yang ingin dicapai, tuajuan pendidikan dan penentuan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan karakter.
b. Upaya menggali informasi tentang fakta dan data yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang tidak tertangkap selama observasi.
c. Wawancara dilakukan ketika memverifikasi data yang diperoleh atau kesimpulan dari suatu pengamatan. Hal ini dilakukan agar tafsiran tidak subjektif.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitikberatkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalamm hal dokumen Bogdan menyatakan “In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an invidual which describes his or her own actions, experiences and belief” (Sugiyono, 2011:329).
(31)
Dalam penelitan ini, studi dokumentasi digunakan untuk menggali data dan informasi yang berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
Studi dokumentasi yang dilakukan untuk meneliti dan mengkaji dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian, mempelajari dan mendalami berbagai literatur yang berkenaan dengan pendidikan karakter, juga dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut dengan menggunakan kamera digital sebagai alat perekam.
Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan, yakni data :
a) Profil TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan b) Kurikulum Pendidikan Karakter:
1) Program Tahunan
2) Rencana Kegiatan Mingguan 3) Rencana Kegiatan Harian 4) Matriks Program
5) Penilaian Pendidikan Karakter;
a) Laporan semester pendidikan karakter b) Laporan pra-semester pendidikan karakter c) Laporan bulanan pendidikan karakter d) Laporan mingguan pendidikan karakter c) Buku Komunikasi Anak Didik
(32)
d) Data guru (ketenagaan/ kualifikasi guru) TK Al-Azhar Sifa Budi Parahyangan
e) Data siswa (jumlah peserta didik 3 tahun ke belakang) d. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat mengggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dan berbagai sumber data
F. Analisis Data
Kegiatan terakhir setelah data dikumpulkan dan diperkirakan telah memiliki tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, dilanjutkan dengan tahap penganalisaan data. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan bersifat narati kualitatif, hal ini dikarenakan data yang diperoleh bersifat kualitatif. Analisis data dilakukan secara berangsur setiap selesai mendapatkan data dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Dalam menafsirkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan tidak bersifat men-genelisir, tapi diarahkan pada menemukan esensi atau hal-hal mendasar dari kenyataan.
Pada kegiatan analisis data selanjutnya adalah proses triangulasi yaitu proses pengecekan keabsahan data yang ada dari teknik-teknik pengumpulan data. Misalnya data yang diperoleh dari seorang informan (sumber data) yang diperoleh dari hasil wawancara dicek dengan
(33)
pengamatan. Proses triangulasi sangat penting dilakukan, bila perlu diulangi lagi dengan wawancara, pengamatan dokumen yang lain, sehingga ditemukan kenyataan yang sesungguhnya. Demikian proses pengumpulan dan analisis data dilakukan secara terus menerus melalui proses cek-dan re-cek, analisis dan re-analisis sehingga ditemukan fakta-fakta yang sesungguhnya secara menyeluruh. Dalam melakukan analisis data, peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Kegiatan mereduksi data meliputi : penyeleksian, memfokuskan, simplikasi dan transformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatan-catatan lapangan. Data mentah diseleksi, diklarifikasi berdasarkan aspek permasalahan penelitian dan diringkas dengan maksud agar mudah dipahami dari peneliti dan mempermudah dalam pengambilan kesimpulan.
b. Display Data
Setelah data yang telah diringkas lalu ditulis dalam pola analisis untuk dianalisis. Data disajikan dalam bentuk table atau matriks agar mudah dipahami dan mempermudah dalam pengambilan kesimpulan. c. Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah terakhir dari tahap analsiis data ini adalah menafsirkan atau menginterpretasikan data yang telah disusun, karena meskipun data telah disajikan secara jelas, data tersebut tidak memiliki arti jika tidak dilengkapi dengan interpretasi. Penafsiran data yang dilakukan dalam
(34)
penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
d. Tahap Pelaporan
Langkah terakhir dari penelitian ini adalah penulisan dan penyusunan laporan tertulis yang berisi tentang rangkaian kegiatan dan hasil penelitian yang disusun secara sistematis.
(35)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan
Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah baik atau buruk, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi serta kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-harinya.
Berdasarkan hasil penelitian penulis tentang pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, maka terdapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
Perencanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan ditujukan untuk mewujudkan cita-cita lembaga yaitu menumbuh kembangkan anak yang memiliki kekuatan spiritual seutuhnya sehingga menjadi insan kamil, memiliki karakter yang kuat dan bakat menjadikan nilai-nilai Islam sebagai sarana menjalankan kehidupannya.
Keseluruhan cita-cita pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan dituangkan ke dalam visi, misi dan tujuan lembaga. Pengemasan keseluruhan cita-cita, visi-misi dan tujuan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan secara umum dituangkan ke dalam kerangka perencanaan yang meliputi tujuan, isi kegiatan, cara penyampaian, dan penilaian. Keempat
(36)
komponen tersebut dikemas secara utuh mulai dari perencanaan makro hingga perencanaan mikronya.
Program pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan sudah dijalankan sejak berdirinya TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, hal ini ditandai dengan tersuratnya tujuan pendidikan karakter dalam visi dan misi Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, yaitu “merencanakan, menyelenggarakan dan menumbuhkembangkan pendidikan wawasan unggulan dengan sistem Spiritualisasi Pendidikan dalam rangka Pola Al-Azharisasi Syifa Budi menuju pembentukan manusia seutuhnya – insan kamil, character and nation building – manusia paripuna dalam rangka the islamic way of life”
Berangkat dari visi tersebut, maka pendidikan karakter disusun menjadi kegiatan yang terintegrasi dalam keseluruhan aktivitas pembelajaran sebagai gambaran kehidupan sehari-hari bagi anak usia dini. Adapun jenis program pembelajaran yang dapat mencerminkan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan adalah melalui pengembangan diri dan pengembangan agama serta wawasan kebangsaan.
Tujuan umum pendidikan TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan mempersiapkan cendekiawan muslim yang bertauhid, berakhlak mulia, cakap, dan terampil, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi agama, masyarkat dan negara Republik Indonesia serta mampu menerapkan agama Islam dan ilmu pengetahuan dalam memelihara dan meningkatkan martabat nusa dan bangsa.
Tujuan khusus pendidikan TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan adalah membentuk integritas karakter dan kepribadian cendekiawan muslim yang
(37)
memiliki keseimbangan dan keserasian antara individualistik (fardhiyyah) dan sosialistik (jamai’yyah) yang kedua-duanya menerapkan fitrah dan prinsip pada diri manusia berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
Perencanaan pembelajaran yang baik terdiri atas tujuan, isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis.
Perencanaan pendidikan karakter TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, yang dituangkan secara periodik ke dalam program tahunan, semester, mingguan, dan harian, materi pendidikan karakter sudah jelas dimasukkan kedalam komponen perencanaan tersebut, akan tetapi dalam rencana kegiatan harian, materi pendidikan karakter hanya disajikan dalam bentuk nilai karakter saja, tanpa diperjelas dengan indikator pengembangan yang seharusnya dibuat oleh guru sendiri, sehingga materi pendidikan karakter dapat lebih operasional dan mudah dipahami dalam rangka pelaksanaannya nanti.
Selanjutnya dalam komponen metode dan langkah-langkah yang direncanakan dalam program pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, tidak dijumpai komponen tersebut, baik dalam rencana kegiatan mingguan (RKM) juga rencana kegiatan harian (RKH). Hal ini tentu saja mengakibatkan kebingungan dari guru saat akan menjalankan rencana kegiata tersebut dalam kegiatan sehari-hari.
Dalam pembuatan perencanaan pihak yang terlibat sudah lengkap, yaitu kepala dan guru TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan. Semua pihak membuat
(38)
perencanaan pendidikan karakter sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
Pelaksanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan sudah berjalan dengan baik, hal ini ditandai dengan keseluruhan perencanaan yang dibuat untuk pelaksanaan pendidikan karakter dapat terealisasi dengan baik dan tersaji kepada anak dengan memadai. Adapun materi yang dominan terutama nilai atau ruang lingkup materi religius dan semangat kebangsaan serta cinta tanah air.
Pelaksanaan pendidikan karakter tersebut berhasil karena didukung oleh penggunaan metode yang bervariasi, bimbingan guru yang memadai, peran psikolog, penyelenggara sekolah, serta dukungan dan kerjasama orang tua murid. Adapun metode yang digunakan meliputi bercerita, bercakap-cakap, tanya jawab, pemberian tugas, praktek langsung, bernyanyi, bersyair, karya wisata, dan bermain peran. Keterlibatan anak secara aktif dalam setiap kegiatan terlihat jelas. Kondisi lingkungan yang kondusif, saling menghormati, dan nyaman membuat program pendidikan karakter berjalan optimal sesuai harapan.
Peran pelaksana harian, kepala TK, guru, psikolog, orangtua sebagai mitra sekolah juga seluruh warga sekolah dikedepankan pada keteladanan. Melalui keteladanan, anak akan meniru perilaku yang dicontohkan orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya. Selain keteladanan, para warga sekolah berperan sesuai
(39)
dengan tugas pokok dan fungsinya secara profesional dalam rangka pelaksanaan pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
3. Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
Evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan dilakukan secara berkala, objektif, dan bermakna, dengan aspek yang dievaluasi yaitu pengetahuan (knowledge), perilaku yang muncul dan sikap (behavior).
Evaluasi tersebut menggunakan beragam teknik mulai dari observasi, wawancara, catatan anekdot, kunjungan rumah (Home Visit), penugasan ( Formative Assesment), unjuk kerja (Performance), dan portfolio. Akan tetapi nilai karakter yang dievaluasi tidak diperjelas dalam bentuk indikator, sehingga lebih operasional dan memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan nilai karakter yang diharapkan dicapai.
Sedangkan dalam bentuk laporan pendidikan karakter yang dibuat oleh guru TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan berbentuk uraian/ deskripsi/ narasi serta format ceklis secara periodik yaitu evaluasi mingguan, bulanan, triwulan, dan semester. Karena begitu banyak periode pelaporan pendidikan karakter yang harus dibuat guru bagi orang tua dan pihak lain yang berkepentingan, membuat guru letih dan memakan banyak waktu untuk dapat mengerjakannya.
B. Rekomendasi
Tanpa mengabaikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh seluruh pihak di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, peneliti merekomendasi beberapa
(40)
hal, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, antara lain:
1. Perencanaan Program Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
a. Guru dalam membuat perencanaan perlu mencantumkan indikator materi / nilai karakter yang akan dikembangkan serta metode dalam rencana kegiatan harian (RKH) agar mudah dibaca dan dipahami, serta lebih operasional.
b. Kepala TK perlu memberikan pemahaman ataupun petunjuk bagi guru dalam membuat perencanaan yang lebih jelas dan operasional dalam rangka program pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan a. Dalam melaksanakan pendidikan karakter, kultur sekolah yang sudah
terjaga, diharapkan terus terpelihara sebagai cerminan pendidikan karakter yang terealisir dengan baik
b. Guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan diri dalam memfasilitasi anak, serta meningkatkan kemampuan diri dalam merespon ide-ide atau gagasan yang muncul, dan lebih fleksibel dalam mengimplementasikan perencanaan pendidikan karakter yang telah dibuat.
(41)
c. Penyelenggara Pendidikan Karakter:
1) Bagi TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan: agar pendidikan karakter terus ditingkatkan sehingga dampaknya semakin baik kepada anak. Upaya yang dapat dilakukan antara lain...
2) Bagi Lembaga lain: Lembaga lain yang akan mereplika model pendidikan karakter sesuai yang dikembangkan oleh TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan hendaklah : a) Meminta ijin secara resmi kepada pemilik TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, b) mempelajari secara seksama semua dokumen pengembagan kurikulum pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan sehingga dapat melaksanakan dengan baik, c) Melakukan observasi atau studi banding secara langsung ke lokasi, sehingga praktek nyatanya dapat dilihat secara langsung, d) Melakukan kerjasama secara formal sehingga pendidikan karakter yang direplikasi dapat dipertanggungjawabkan secara penuh.
3. Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
a. Guru perlu mencantumkan indikator pengembangan dari nilai karakter yang akan dikembangkan, sebagai alat ukur yang jelas untuk menilai perkembangan pendidikan karakter dari setiap anak.
b. Guru perlu terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam menyajikan laporan evaluasi pendidikan karakter yang disampaikan pada orang tua atau pihak yang berkepentingan lainnya.
(42)
c. Penyelenggara TK perlu membuat terobosan pembuatan laporan evaluasi pendidikan karakter yang lebih efektif dan efisien, sehingga memudahkan guru dengan tetap menjaga kwalitas laporan penilaian pendidikan karakter. d. Peneliti selanjutnya, penulis merekomendasi agar lebih komprehenshif, hendaknya dapat meneliti outcomes dari hasil pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ginanjar Ary. (2006). ESQ Emotional Spiritual Quetient. Jakarta. Arga.
Amiruddin, Aam. (2011). Sudahkah Kudidik Anakku dengan Benar?. Bandung. Khazanah Intelektual.
.
Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung. Yrama Widya.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2010). Pedoman Penanaman Nilai-Nilai Karakter Kebangsaan Pada Program Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional
Faizah, D U. (2009). Anak-Anak yang Digegas. Jakarta: Cindy Grafika.
Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Gramedia.
Hanafiah, N. dan Suhana C. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Kesuma, D. Triatna, C. dan Permana J. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Majid, A. dan Andayani, D. (2010). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung: Insan Cita Utama.
(44)
Masitoh, Setiasih Ocih, Djoehaeni Henny. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Mohammad, Ali. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung. Angkasa.
Mulyasa. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta. Bumi Aksara.
Munir, Abdullah. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah. Yogyakarta. Pedagogia.
Muslich, Masnur. (2010). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Bandung: Bumi Aksara.
Nugraha, Ali. (2012). “Pendidikan Karakter Anak Usia Dini”. Makalah pada Seminar Nasional PAUD Holistik Berbasis Karakter. Surabaya.
Saelan, Maulwi. (2002). Spiritualisasi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Syifa Budi Jakarta.
Samani, M. dan Hariyanto, (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Santrock, JW. (2007). Perkembangan Anak Terjemahan Rachmawati Mila dan Kuswanti Anna. Jakarta. Erlangga.
Saptono. (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. Bandung. Esensi.
Slavin, Robert. (2008). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Terjemahan Samosir Marianto. Jakarta. PT Indeks.
(45)
Solehudin, M. (2011). “Strengthening Character Education in Early Childhood” Makalah pada Seminar Internasional. Bandung.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyono. dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Suwito, Umar. Dkk. (2008). Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter?. Yogyakarta. Lembaga Penelitian UNY dan Tiara Wacana.
Wahyudin,Uyu. dan Agustin, Mubiar (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung. Refika Aditama.
(46)
(1)
c. Penyelenggara Pendidikan Karakter:
1) Bagi TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan: agar pendidikan karakter terus ditingkatkan sehingga dampaknya semakin baik kepada anak. Upaya yang dapat dilakukan antara lain...
2) Bagi Lembaga lain: Lembaga lain yang akan mereplika model pendidikan karakter sesuai yang dikembangkan oleh TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan hendaklah : a) Meminta ijin secara resmi kepada pemilik TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan, b) mempelajari secara seksama semua dokumen pengembagan kurikulum pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan sehingga dapat melaksanakan dengan baik, c) Melakukan observasi atau studi banding secara langsung ke lokasi, sehingga praktek nyatanya dapat dilihat secara langsung, d) Melakukan kerjasama secara formal sehingga pendidikan karakter yang direplikasi dapat dipertanggungjawabkan secara penuh.
3. Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan Karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
a. Guru perlu mencantumkan indikator pengembangan dari nilai karakter yang akan dikembangkan, sebagai alat ukur yang jelas untuk menilai perkembangan pendidikan karakter dari setiap anak.
b. Guru perlu terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam menyajikan laporan evaluasi pendidikan karakter yang disampaikan pada orang tua atau pihak yang berkepentingan lainnya.
(2)
c. Penyelenggara TK perlu membuat terobosan pembuatan laporan evaluasi pendidikan karakter yang lebih efektif dan efisien, sehingga memudahkan guru dengan tetap menjaga kwalitas laporan penilaian pendidikan karakter. d. Peneliti selanjutnya, penulis merekomendasi agar lebih komprehenshif, hendaknya dapat meneliti outcomes dari hasil pendidikan karakter di TK Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ginanjar Ary. (2006). ESQ Emotional Spiritual Quetient. Jakarta. Arga.
Amiruddin, Aam. (2011). Sudahkah Kudidik Anakku dengan Benar?. Bandung. Khazanah Intelektual.
.
Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung. Yrama Widya.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2010). Pedoman Penanaman Nilai-Nilai Karakter Kebangsaan Pada Program Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementrian Pendidikan Nasional
Faizah, D U. (2009). Anak-Anak yang Digegas. Jakarta: Cindy Grafika.
Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Gramedia.
Hanafiah, N. dan Suhana C. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Kesuma, D. Triatna, C. dan Permana J. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Majid, A. dan Andayani, D. (2010). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung: Insan Cita Utama.
(4)
Masitoh, Setiasih Ocih, Djoehaeni Henny. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Mohammad, Ali. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung. Angkasa.
Mulyasa. (2011). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta. Bumi Aksara.
Munir, Abdullah. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah. Yogyakarta. Pedagogia.
Muslich, Masnur. (2010). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Bandung: Bumi Aksara.
Nugraha, Ali. (2012). “Pendidikan Karakter Anak Usia Dini”. Makalah pada Seminar Nasional PAUD Holistik Berbasis Karakter. Surabaya.
Saelan, Maulwi. (2002). Spiritualisasi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Syifa Budi Jakarta.
Samani, M. dan Hariyanto, (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Santrock, JW. (2007). Perkembangan Anak Terjemahan Rachmawati Mila dan Kuswanti Anna. Jakarta. Erlangga.
Saptono. (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis. Bandung. Esensi.
Slavin, Robert. (2008). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Terjemahan Samosir Marianto. Jakarta. PT Indeks.
(5)
Solehudin, M. (2011). “Strengthening Character Education in Early Childhood” Makalah pada Seminar Internasional. Bandung.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyono. dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Suwito, Umar. Dkk. (2008). Tinjauan Berbagai Aspek Character Building Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter?. Yogyakarta. Lembaga Penelitian UNY dan Tiara Wacana.
Wahyudin,Uyu. dan Agustin, Mubiar (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung. Refika Aditama.
(6)