PENGEMBANGAN DISAIN LEMBAR JAWABAN PILIHAN GANDA BRAILLE UNTUK TUNANETRA.

(1)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 3

C. Pertanyaan Penelitian 4

D. Tujuan Penelitian 4

E. Manfaat Penelitian 5

F. Definisi Konsep 6

G. Metode Penelitian 7

H. Lokasi dan Subjek Penelitian 8

BAB II PENGEMBANGAN DISAIN LEMBAR JAWABAN PILIHAN GANDA BRAILLE UNTUK TUNANETRA

A. Tunanetra 9

B. Braille 11

C. Konsep Lembar Jawaban 15


(2)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

E. Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille 31

BAB III METODE PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian 38

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 39

C.Prosedur Pelaksanaan Penelitian 41

D.Tahap perolehan kepercayaan hasil penelitian 44

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian 45

F. Teknik Analisis Data Penelitian 47

G. Pengembangan Instrumen Penelitian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 52

B. Pembahasan 92

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 127

B. Rekomendasi 129

DAFTAR PUSTAKA 132

LAMPIRAN-LAMPIRAN ALAT PENGUMPUL DATA DATA PENELITIAN


(3)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DISAIN LEMBAR JAWABAN PILIHAN GANDA BRAILLE(LJPGB PANDUAN PENGISIAN LEMBAR JAWABAN PILIHAN GANDA BRAIILE (LJPGB)


(4)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini belum ada lembar jawaban pilihan ganda khusus bagi siswa tunanetra. lembar jawaban pilihan ganda yang digunakan pada saat ini oleh mereka hanya berupa kertas kosong kadang-kadang tanpa identitas, hanya pembubuhan cap panitia atau cap sekolah penyelenggara, bahkan penggunaan Lembar Jawaban Komputer(LJK) yang biasa digunakan oleh siswa di sekolah biasa pernah dilakukan ketika mengikuti ujian nasional.

Lembar Jawaban Pilihan Ganda yang selama ini digunakan oleh siswa tunanetra sebagaimana dipaparkan di atas, peneliti mencermati ada beberapa kelemahan yang dapat dianggap merugikan obyektivitas pengerjaan dan hasil jawaban siswa tunanetra. Kelemahan tersebut, seperti: (1) keharusan menulis identitas, sedangkan desain yang peruntukkan siswa awas yang hanya melingkari atau menghitamkan bulatan-bulatan utnuk identitas sehingga memberikan pengalaman yang bervariasi; (2) tidak dapat dihindari penulisan tanda tambahan pada penulisan angka pada Braille yang memerlukan tenaga dan waktu jika dibandingkan dengan model LJK yang digunakan siswa awas, (3) pemasangan reglet ketika harus berpindah antar baris pada lembar jawaban pilihan ganda, akan mengganggu konsentrasi ketika menjawab soal; (4) kesalahan pemindahan posisi reglet yang menyebabkan terjadinya penumpukan hasil jawaban sehingga hasil jawaban tidak dapat dibaca. Kondisi seperti ini memungkinkan adanya ketidak


(5)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 nyamanan ketika mengikuti ujian dengan menggunakan lembar jawaban, karena selain harus berpikir materi pelajaran yang diujikan ditambah dengan bentuk lembar jawaban yang belum nyaman digunakan dan hingga saat ini belum ada desain baru untuk mereka yang tunanetra.

Siswa tunanetra memiliki cara yang unik ketika menjawab soal dengan menggunakan lembar jawaban kosong, dari hasil pengamatan awal siswa tunanetra dalam menjawab soal, yaitu dengan menulis salah satu pilihan yakni hurup a, b, c atau d dengan menggunakan tulisan Braille, dengan berurut ke samping atau ke bawah, dan jika tidak diberitahukan cara penyusunan jawaban sejak awal maka hasil jawaban pada lembar jawaban akan berbeda-beda urutan sesuai dengan kehendak siswa.

Ujian yang diadakan bersamaan dengan siswa awas dan bersifat nasional maka mereka mengikuti pola yang telah ditentukan secara umum pada saat itu, seperti menggunakan Lembar Jawaban Komputer(LJK), cara pelaksanaanya pun dibantu oleh pendamping awas untuk mengisikan jawaban pada LJK tersebut, sedangkan tunanetra hanya menyebutkan jawaban yang dipilihnya.

Perhatian kepada tunanetra ketika melaksanakan ujian yang membutuhkan desain lembar jawaban pilihan ganda tersendiri serta disesuaikan dengan tingkat hambatan yang dimilikinya perlu ditingkatkan, sebagai konsekuensinya dibutuhkan berbagai upaya yang melibatkan segala bentuk kemampuan guru, strategi, media, metoda yang efektif untuk mereka terutama dalam kegiatan evaluasi, khususnya penyediaan lembar jawaban yang nyaman untuk digunakan


(6)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 sebagai media pendukung berhasilnya pembelajaran, jika dibandingkan dengan siswa awas berbagai bentuk lembar jawaban, mulai dari lembar jawaban yang dibuat oleh guru hingga lembar jawaban yang didesain dengan menggunakan komputer dengan tujuan memberikan kenyamanan dan keakuratan hasil jawaban telah banyak dijumpai dengan berbagai desain sehingga sangat memungkinkan jika dilakukan pemeriksaan silang.

Pemeriksaan silang ternyata lembar jawaban yang dibuat untuk tunanetra mengalami hambatan, karena orang yang menguasai tulisan Braille berkurang, atau terlalu bertele-tele dalam memeriksa sehingga berpengaruh kepada waktu pemeriksaan hasil ujian. Dari latar belakang itulah maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan mengenai lembar jawaban pilihan ganda Braille untuk tunanetra.

Latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk mendesain lembar jawaban pilihan ganda untuk tunanetra dengan meramu antara Braille dengan pola lembar jawaban awas yang digunakan disekolah biasa sehingga muncullah sebuah lembar jawaban yang baru untuk tunanetra.

B. Fokus Penelitian

Tidak begitu banyak ditemukan desain lembar jawaban pilihan ganda untuk siswa tunanetra sehingga masih memberikan peluang untuk mendesain bentuk lembar jawaban pilihan ganda baru untuk mereka.

Informasi tentang lembar jawaban pilihan ganda untuk siswa tunanetra agak sulit bagi peneliti ketika memperoleh referensi sebagai pendukung penelitian


(7)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4 ini, sehingga peneliti akan memfokuskan hanya pada pengembangan disain lembar jawaban pilihan ganda Braille(LJPGB) untuk siswa tunanetra, yang diperoleh dari data di lapangan.

Desain lembar jawaban pilihan ganda Braille ini tidak mengaitkan hasil nilai jawaban yang diperoleh siswa tunanetra ketika menjawab soal dalam bentuk pilihan ganda, tetapi penelitian ini terfokus kepada “bagaimana desain lembar jawaban pilihan ganda untuk siswa tunanetra”?

C. Pertanyaan Penelitian

Untuk menjawab fokus penelitian di atas, disusun pertanyaan penulisan sebagai berikut:

1. Komponen-komponen apa yang terdapat dalam lembar jawaban Braille tes pilihan ganda untuk siswa tunanetra yang digunakan saat ini?

2. Faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam mendesain lembar jawaban tes pilihan ganda untuk tunanetra?

3. Bagaimanakah bentuk desain lembar jawaban tes pilihan ganda untuk tunanetra?

4. Bagaimana hasil uji coba terbatas melalui Focus Group Discussion (FGD)?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penulisan ini dilakukan untuk mendesain lembar jawaban Braille tes pilihan ganda bentuk baru untuk siswa tunanetra.


(8)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5 1. Mengetahui komponen-komponen yang seharusnya ada dalam lembar

jawaban Braille pada tes pilihan ganda untuk siswa tunanetra.

2. Memperoleh faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mendisain lembar jawaban tes pilihan ganda untuk anak tunanetra.

3. Merumuskan desain lembar jawaban Braille untuk tes pilihan ganda pada siswa tunanetra.

4. Mengetahui hasil ujicoba terbatas dengan menggunkan Focus Group Discussion (FGD)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Sekolah

1)Dapat dipakai disain baru lembar jawaban pilihan ganda Braille, di lingkungan sekolah maupun di masyarakat yang berkaitan dengan pemberian pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus.

2)Dapat dijadikan bahan acuan bagi para tenaga kependidikan seperti kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, laboran, dan lain-lain dalam memberikan pelayanan pembelajaran terhadap perserta didik berkebutuhan khusus.


(9)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6 Membantu memudahkan proses pemeriksaan pada lembar jawaban siswa tunanetra dan dapat membantu guru awas yang kurang menguasai Braille-nya.

c. Siswa/ Pemakai

1) Tersedianya lembar jawaban pilihan ganda Braille yang efektif dan efisien untuk digunakan oleh siswa tunanetra, guru khusus serta selain guru untuk tunanetra.

2) Memberikan pengalaman yang beraneka ragam dengan adanya berbagai banyak pilihan desain lembar jawaban pilihan ganda Braille untuk tunanetra.

F. Definisi Konsep

Untuk memudahkan pemahaman tentang penelitian yang akan dilakukan, maka dijelaskan aspek-aspek penelitian sebagai berikut:

1. Pengembangan

Disain lembar jawaban ini merupakan hasil dari menambahkan pada lembar jawaban yang digunakan saat ini, dengan memuat yang tidak ada pada lembar jawaban pilihan ganda Braille sebelumnya.


(10)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7 Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan sebuah objek, sistem, komponen atau struktur. Disain tersebut dapat berupa proposal, gambar, model, maupun deskripsi. (wordpress.com 2011). Disain yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lebih dekat kepada pembuatan prototipe Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille, bukan merupakan perencanaan pembuatan lembar jawaban, dengan maksud, seperti yang sampaikan oleh Adriyan Gemi Putra(2012) prototipe ini merupakan contoh untuk mempermudah pengujian sebelum diperbanyak. Lembar jawaban ini dapat diuji jika telah terwujud dalam sebuah lembaran jawaban yang siap digunakan oleh siswa tunanetra.

3. Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille(LJPGB)

Lembar jawaban yang terpisah dari naskah soal, berbentuk lembar jawaban soal pilihan ganda yang dicetak dalam bentuk Braille.

4. Tunanetra

Secara awam tunanetra mempunyai arti orang yang tidak dapat melihat.

Dari sudut edukasional, seseorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajarannya dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau teknik-teknik tertentu sehingga dia dapat belajar tanpa penglihatan atau dengan penglihatan yang terbatas. (Didi Tarsidi. 2011).


(11)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8 Tunanetra dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan kebutuhan alat tes berupa lembar jawaban untuk menjawab soal dalam bentuk pilihan ganda, sehingga memerlukan didisain yang khusus untuk mereka sesuai dengan kaidah-kaidah disain, lembar jawaban dan ketunanetraan.

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskrptif melalui pendekatan R&D kualitatif. Teknik pengumpulan data pada peneltian ini menggunakan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan kajian kepustakaan terhadap sumber-sumber yang dapat memberikan data dan informasi yang benar, akurat dan lengkap.

H. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dijadikan objek dalam penulisan ini adalah di SLBN Citeureup Cimahi. Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa tunanetra tingkat sekolah lanjutan pertama luar biasa dan guru yang mengajar pada tunanetra yang teridiri dari guru awas dan guru tunanetra di SLBN Citerueup Cimahi.


(12)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 38

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai: (1) pendekatan penelitian, (2) strategi/desain penelitian, (3) lokasi dan Subjek penelitian, (4) prosedur penelitian, (5) teknik pengumpulan data penelitian, (6) teknik analisis data penelitian.

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskritptif dengan pendekatan R&D kualitatif, peneliti berusaha untuk memahami, mengungkap, dan menjelaskan berbagai gambaran terhadap kejadian-kejadian yang terdapat di lapangan. Setelah dihasilkan data dari lapangan, kemudian dirangkum menjadi suatu kesimpulan deskriptif.

Alasan pemilihan pendekatan ini karena penelitian ini berupaya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, mengutamakan proses bagaimana data dapat diperoleh sehingga data tersebut menjadi akurat dan layak digunakan dalam penelitian. Data atau informasi yang diungkap berupa kata-kata baik secara lisan maupun secara tertulis yang diperoleh dari Subjek tentang pendapatnya pada saat dilakukan penelitian.

Mengenai penelitian kualitatif Djam’an Satori(2009:25) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah:

Penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisa data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.


(13)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 39 Gambaran hasil penelitian yang diperoleh yaitu berupa uraian atau

penjelasan dalam bentuk narasi, dokumen lembar jawaban yang telah digunakan dan masih digunakan, tentang berbagai macam pendapat dari subjek secara objektif, untuk mendukung pembuatan desain LJPGB untuk tunanetra.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di SLB SLBN-A Cimahi Jl. Sukarasa No. 40 Citeureup Cimahi Utara Kota Cimahi, merupakan

pusat sumber di kota Cimahi yang pernah menjadi salah satu sekolah yang memiliki sarana percetakan Braille yang memadai untuk memenuhi kebutuhan buku Braille dan sering dijadikan tempat pem-Braille-an naskah ujian nasional untuk sekolah tingkat dasar maupun tingkat lanjutan dengan penyaluran hasil cetakan buku cakupan wilayah meliputi: Jawa Barat, Sumatra dan Kalimantan.

2. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru yang dimaksud adalah guru yang mengajar di tingkat lanjutan pertama maupun tingkat lanjutan atas baik yang tunanetra maupun guru awas dan siswa tunanetra.


(14)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40 Gambaran Subjek sebagai berikut :

Tabel 3.1 Gambaran Subjek Guru

NO NAMA USIA L/P JABATAN PENDIDIKAN Keterangan

1. ADS 38 Th P Guru Kelas VII S1/PLB Bukan

Tunanetra

2. ARS 40Th L Guru Kelas VII

S1/B.

INDONESIA IKIP

Tunanetra

3. SBG 38 Th L Guru Kelas X S1/PLB UPI Tunanetra

4. HNF 46 Th P Guru Kelas VII – XI S1 PLB UNINUS

Bukan Tunanetra

5. KAS 50 Th P Guru Kelas VII – XI S1/PLB UPI Bukan Tunanetra

6. RDY 50 Th P Guru Kelas VII – XI S1 PLB UNINUS

Bukan Tunanetra

Tabel 3.2. Gambaran Subjek Siswa

NO NAMA USIA L/P KELAS

1 HN 14 Th L Kelas VII

2 RND 16 Th L Kelas XI

3 AR 18 Th L Kelas XI

4 IN 15 Th P Kelas IX

5 Hdi 14 Th L Kelas IX

6 Had 15 Th L Kelas VIII


(15)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 41 C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah terwujudnya sebuah rancangan atau desain lembar jawaban pilihan ganda Braille untuk tunanetra. Prosedur yang dilalui pada penelitian ini secara garis besar ditempuh dengan tiga tahap yaitu : 1) studi kondisi objektif LJPGB untuk tunanetra yang digunakan saat ini, 2) hasil dari analisis studi kondisi objektif saat ini dan merumuskan draf desain

LJPGB untuk tunanetra 3) tahap validasi melalui focus group discussion, 4) finalisasi desain LJPGB untuk tunanetra.

1. Tahap Studi Kondisi Objektif Penggunaan LJPGB untuk Tunanetra Saat Ini

Pijakan dasar dalam penyusunan draf desain LJPGB untuk tunanetra ini diperlukan studi atau kajian kondisi objektif lembar jawaban pilihan ganda Braille untuk tunanetra yang digunakan saat ini. proses penghimpunan data melalui teknik observasi, wawancara dan studi dokumen.

Kondisi yang ingin diungkap pada penelitian ini adalah LJPGB untuk tunanetra meliputi aspek (a) Komponen-komponen apa yang terdapat dalam LJPGB untuk siswa tunanetra yang digunakan saat ini, (b) Faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam mendesain LJPGB untuk tunanetra (c) factor pendukung dan penghambat dalam mendesain LJPGB untuk tunanetra, serta ingin d) diketahui hasil uji coba terbatas melalui Focus Group Discussion (FGD)


(16)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 42 2. Tahap Analisis Hasil Studi Pendahuluan dan Merumuskan Draft

LJPGB untuk Tunanetra

Peneliti menghimpun data hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen yang diperoleh dari tahap kondisi objektif di atas. Kemudian data tersebut dianalisis untuk dijadikan bahan rumusan draf LJPGB untuk Tunanetra.

Dalam menyusun draf LJPGB untuk Tunanetra, selain mempertimbangkan hasil tahap pendahuluan dan hasil analisis, peneliti juga memperhatikan komponen-komponen apa yang terdapat dalam LJPGB untuk siswa tunanetra, serta faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam mendesain LJPGB, dan disain (tata letak huruf awas dengan Braille, ketebalan kertas, pembubuhan tanda lain selain tanda Braille dan awas), dari komponen dan faktor tersebut sebagai acuan untuk dilakukan ujicoba, maka dibuat draf disain LJPGB untuk tunanetra.

3. Pembuatan Draf Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille

Draf disain LJPGB yang dibuat berdasarkan data empirik dari lembar jawaban Braille yang digunakan sebelumnya sampai kepada rancangan yang belum ada pada lembar jawaban pilihan ganda Braille sebelumnya, draf disusun sebagai berikut:

a. Identitas yang terdiri dari:

Nama Sekolah :


(17)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43 Nama Peserta :

Mata Pelajaran :

Hari tanggal :

Identitas ditulis dengan huruf awas, dan identitas tersebut ditulis dengan huruf awas dan Braille.

b. Nomor urut soal ditulis dalam huruf awas dan Braille yang berada di dalam kotak persegi panjang.

c. Pilihan Jawaban(option)

Pilihan jawaban dibuat empat pilihan jawaban yaitu: A, B, C dan D, ditulis dalam tulisan Braille dan huruf awas pada saru tempat, tanda lain yang menyertai pilihan jawaban ditambah dengan garis berwarna hitam yang melingkar mengelilingi huruf pilihan jawaban tersebut, dalam satu lingkaran.

Draf LJPGB dilakukan validasi sebelum dilakukan ujicoba, untuk menyempurnakan disain yang telah dirancang.

4. Validasi

Validasi dilakukan melalui Focus group discussion (FGD). Peserta FGD terdiri dari unsur guru tunanetra dan guru awas yang mengajar di tingkat lanjutan pertama maupun tingkat lanjutan atas baik yang tunanetra maupun guru awas dan siswa tunanetra.

Peserta FGD diminta tanggapannya untuk dilakuan perbaikan terhadap draf desain LJPGB. Dengan melibatkan tiga unsur tersebut


(18)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44 diharapkan dapat menyempurnakan LJPGB yang berasal dari masukan

peserta FGD sehingga draf LJPGB menjadi lebih baik dan dapat digunakan oleh guru, siswa pada kegiatan tes dengan bentuk soal pilihan ganda. Selanjutnya peneliti menyusun draf desain LJPGB dari hasil penyempurnaan FGD.

LJPGB hasil penyempurnaan dari FGD, kemudian diujicoba sampai kepada bentuk lembar jawaban yang sesuai dengan harapan atau tahap disain akhir LJPGB. Adapun yang ingin diungkap dari diujicoba yaitu:

5. Finalisasi/Tahap Akhir Disain LJPGB

Data dari kegiatan FGD dianalisis untuk dijadikan dasar dalam menyusun rancangan/disain LJPGB tahap perbaikan draf LJPGB, dengan mengambil intisari penyempurnaan dari hasil uji coba melalui FGD, peneliti menyuguhkan sebuah bentuk disain lembar jawaban pilihan ganda Braille bentuk akhir.

D. Tahap perolehan kepercayaan hasil penelitian

Untuk memperoleh kepercayaan hasil penelitian ini dilakuan dua tahapan perlakuan yaitu:

1. Member check

Pada tahap ini desain LJPGB diperbanyak dan dibagikan kepada responden. Tujuannya untuk diamati dan dipelajari atau dinilai kesesuaiannya dengan informasi yang telah mereka kemukakan. Langkah


(19)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45 ini dilakukan setiap selesai wawancara, dengan cara mendiskusikan

kepada responden yang bersangkutan untuk mendapat koreksi atau bila perlu adanya penjelasan tambahan.

2. Triangulasi

Tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi serta studi dokumentasi, yaitu untuk memperoleh keabsahan data yang diperoleh dari suatu sumber tertentu dan dengan alat pengumpul data atau informasi tertentu diperiksa dan dibandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain dengan metode yang berbeda.

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Upaya peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan maka peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pada tahap studi kondisi objektif ketiga teknik tersebut untuk mengetahui kondisi LJPGB ada saat ini.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap tiga unsur Subjek yaitu: guru awas, guru tunanetra dan siswa. Wawancara dilakukan berlandaskan kepada pertanyaan penelitian a) Komponen-komponen apa yang terdapat dalam lembar jawaban Braille tes pilihan ganda untuk siswa tunanetra yang digunakan saat ini, b) Faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dalam mendesain lembar jawaban tes pilihan ganda untuk tunanetra c)


(20)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 46 Bagaimanakah bentuk desain lembar jawaban tes pilihan ganda untuk

tunanetra, dan hasil ujicoba LJPGB.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan penelitian terhadap aktivitas subjek penelitian.

Dalam hal ini observasi dilakukan pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan guru pada saat menjelaskan tata cara penggunaan LJPGB terhadap siswa..

b. Kegiatan guru pada saat memeriksa LJPGB. c. Kegiatan siswa pada saat menggunakan LJPGB.

Alat yang digunakan dalam kegiatan observasi adalah pedoman observasi.

3. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data lainnya adalah studi dokumentasi. yaitu meliputi:

a. Format-format

LJPGB

b. Petunjuk penggunaan

LJPGB


(21)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 47 F. Teknik Analisis Data Penelitian

Bagian ini menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan teknik analisis data yang dikembangkan dalam penelitian, meliputi : 1) proses pencatatan data, 2) teknik analisis data, dan 3) teknik pemeriksaan dan keabsahan data.

1. Kegiatan Pencatatan Data

Untuk memudahkan ketika menganalisis data yaitu melalui pencatatan data, membuat tanda-tanda sebagai petunjuk tertentu (coding), memilih alat yang digunakan, dan mengadakan analisis data.

a. Pencatatan data

Tahapan pencatatan dilakukan sebagai berikut :

1) Menggunakan kata kunci dalam melakukan pencatatan awal selama wawancara, observasi, dan studi dokumentasi berlangsung. 2) Perluasan yang merupakan bentuk catatan lapangan yang terdiri

dari catatan deskriptif dan reflektif yang merupakan tanggapan peneliti

3) Melakukan perbaikan (revisi)

b. Memilih alat yang mudah digunakan

Memilih alat yang dipakai untuk mengumpulkan data menggunakan alat pencatat, antara lain menyiapkan notes, pinsil, pulpen/ballpoint, alat perekam, handycam.


(22)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 48 c. Melakukan analisis data

Analisis data dilakukan secara maju berkelanjutan dan intensif setelah selesainya pengumpulan data.

2. Cara Menganalisa Data

Data yang terkumpul dianalisis secara berkelanjutan selama proses penelitian berlangsung dari tahap pengumpulan data sampai akhir. Analisis data yang dimaksud adalah kegiatan yang merupakan lanjutan dari langkah pengolahan data. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data ini yaitu melalui reduksi data, penyajian data atau display data serta penarikan kesimpulan dan pemeriksaan kembali dengan cermat.

Pemilahan data dilakuan peneliti untuk memilih data yang relevan dengan tujuan penelitian. Informasi dari lapangan dijadikan bahan mentah, untuk diringkas, disusun lebih sistematis, serta diangkat inti-intinya sehingga mudah dikendalikan.

Penyajian data (display data) dilakukan untuk melihat gambaran/deskripsi keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Peneliti berupaya untuk mengelompokkan serta menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan.

Penarikan kesimpulan dan pemeriksaan kembali data untuk memperoleh makna dari data yang dikumpulkan untuk mencari hubungan, perbedaan, atau persamaan. Pengambilan kesimpulan dengan


(23)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 49 membandingkan kesesuaian pernyataan Subjek dengan makna yang

terkandung dalam pelaksanaan dan dokumen.

3. Teknik pemeriksaan dan keabsahan data penelitian

Keabsahan data perlu dilakukan pemeriksaan agar hasil penelitian tidak diragukan dan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala aspek. Keabsahan data yang diperoleh dari lapangan harus mencapai pada tingkat derajat kepercayaan atau kredibilitas, seperti dikemukakan oleh Maleong (2004:327), sebagai berikut :

a. Perpanjangan keikut sertaan, maksudnya adalah peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. b. Ketekunan pengamatan, mencari secara konsisten interprestasi dengan

berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.

c. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, untuk pengecekan pembanding terhadap data tersebut. Dalam hal ini membandingkan antara hasil observasi dengan hasil wawancara.

d. Pengecekan sejawat. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.

e. Analisis kasus negatif. Analisis dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh-contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

f. Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data dalam pemeriksaan derajat kepercayaan.

Penelitian kualitatif yang menghasilkan berupa data atau informasi tingkat kebermaknaannya tergantung kepada: 1) triangulasi, yaitu dengan pengecekan kebenaran data dengan melakukan perbandingan data yang diperoleh dari sumber lain, 2) penggunaan bahan


(24)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 50 3) member check, yaitu dengan melakukan konfirmasi kepada nara

sumber diakhir wawancara.

G. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian dan pertanyaan penelitian maka peneliti menyusun tiga instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang ditujukan kepada guru-guru. Dalam pengembangan instrument atau pedoman tersebut peneliti membuat kisi-kisi terlebih dahulu.


(25)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 51 KISI-KISI DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

ALUR PENELITIAN

Studi Kondisi Objektif

Melalui teknik

wawancara, observasi dan studi dokumen

Aspek yang digali:

1. Komponen-komponen yang terdapat dalam lembar jawaban Braille tes pilihan ganda untuk peserta didik tunanetra yang digunakan saat ini.

2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mendesain lembar jawaban tes pilihan ganda untuk tunanetra 3. Disain LJPGB

REVISI

DESAIN LJPGB FINAL UJI COBA: DESAIN LJPGB UNTUK TUNANETRA VALIDASI DRAFT: Validasi dilakukan melalui

FGD DRAFT: DESAIN LJPGB UNTUK TUNANETRA ANALISIS: Hasil Kajian Kondisi


(26)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 52 3.1. Bagan Alur Bahasan Disain LJPGB


(27)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 127 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Lembar jawaban pilihan ganda untuk siswa tunanetra telah dikembangkan, sehingga LJPGB berbeda dengan model sebelumnya. Perubahan ini merupakan hasil dari penelitian kondisi objektif di lapangan dengan pengolahan data yang telah dikumpulkan dan dikaji, lahirlah sebuah LJPGB ini diharapkan dapat menjawab tantangan kebutuhan lembar jawaban pilihan ganda untuk tunanetra. Perubahan yang telah dilakukan meliputi: komponen-komponen yang harus ada pada lembar jawaban, yang mencakup kolom identitas, nomor urut pilihan jawaban dan pilihan jawaban dengan tidak membedakan dengan acuan yang dibuat untuk siswa reguler.

LJPGB ini sebagai lembar jawaban pilihan ganda yang dapat menjawab tantangan kebutuhan LJPGB untuk tunanetra, yang diwujudkan dari faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dari pengadaan LJPGB, dukungan terhadap LJPGB dari sumber daya manusia yang kreatif, perkembangan teknologi sampi terwujudnya disain LJPGB dan hambatan dari hasil penelitian ini belum mampu diproduksi dalam sekala masal, yang erat


(28)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 128 kaitan dalam mengikuti ujian dengan soal pilihan ganda yang banyak digunakan

baik untuk kebutuhan pendidikan atau pun tes penerimaan pegawai baru, terutama untuk tunanetra yang ingin menjadi pegawai.

Kelebihan dari LJPGB ini, selain dapat diperiksa oleh orang awas, siswa tunanetra mampu bekerja secara mandiri tidak perlu membawa pendamping untuk membantu mengisikan jawaban pada lembar jawaban, seperti yang sering dilakukan ketika menggunakan LJK pada Ujian Nasional disekolah reguler, bahkan di UPI hal ini masih berlangsung. Dampak positip dari disain ini terhadap biaya menyewa/mengongkosi pendamping, serta dapat mengurangi kecurigaan terhadap siswa tunanetra ketika hasil ujian diperoleh.

LJPGB disain baru merupakan paduan antara lembar jawaban braille dengan lembar jawaban peilihan ganda yang digunakan siswa awas dan disertai dengan tanda lain sehingga diperoleh hasil: a) keterbacaan tulisan, menjadikan LJPGB ini dapat digunakan dengan nyaman; b) ukuran kertas menggunakan ukuran kertas A4 untuk mendekatkan kesamaan ukuran LJK yang digunakan siswa reguler; c) penggunaan patokan jarak antar huruf yang telah disesuaikan dengan mobilitas tangan di atas lembar jawaban, karena menggunakan jarak mesin tik perkin yang telah teruji keakuratannya; d) penggunaan huruf awas pada LJPGB merupakan kelebihan dari lembar jawaban pilihan ganda Braille sebelumnya yang terkesan polos tak berwarna, dan untuk membantu memudahkan proses pemeriksaan; e) pemeriksa LJPGB setelah tes dilakukan dapat dikerjakan oleh tunanetra maupun awas, bahkan yang tidak menguasai


(29)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 129 f) garis pemisah pada pilihan jawaban merupakan penyempurnaan yang lebih

rinci agar tidak terjadi kebablasan saat membaca pilihan jawaban, dan sebagai indikator untuk mengurangi kesalahan menjawab/memilih; g) merevisi salah menjawab dapat dilakukan sampai empat kali perubahan pilihan layaknya LJK yang digunakan siswa reguler, karena memiliki tanda lain selain Braille dan awas yaitu torehan yang melingkari pada pilihan jawaban; h) torehan melingkar pada pilihan jawaban ciri khas LJPGB ini yang memberikan pengalaman baru bagi siswa tunanetra ketika menggunakan lembar jawaban. Hasil pengujian LJGB dapat diterima oleh siswa tunanetra dengan memberikan pernyataan “lembar jawaban ini bisa digunakan dan merupakan lembar jawaban model baru”

Melalui pengujian sederhana diperoleh hasil LJPGB dapat digunakan oleh siswa tunanetra.

B. Rekomendasi

 LJPGB untuk tunanetra ini merupakan jawaban dari kekosongan para peneliti dalam mewujudkan kebutuhan tunanetra terhadap alat evaluasi berupa lembar jawaban pilihan ganda yang dapat dibaca oleh tunanetra dan awas, sampai saat ini belum ada model baru yang dapat dijadikan acuan untuk membuat lembar jawaban yang dijadikan standar dalam membuat lembar jawaban pilihan ganda Braille. Peneliti masih memiliki hambatan dengan mesin pencetak untuk memproduksi LJPGB ini secara masal. Oleh karena itu terbuka peluang bagi peneliti lain untuk mengembangkan alat


(30)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 130 untuk memproduksi lembar jawaban pilihan ganda braille, yang mampu

mencetak lembar jawaban dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan siswa tunanetra. LJPGB yang dibuat oleh peneliti masih dilakukan secara manual, hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk penelitian di dalam kelas atau keperluan sekolah dengan jumlah yang terbatas.

 Universitas Pendidikan Indonesia diharapkan memberikan dukungan kepada jurusan teknik mesin untuk membuat alat produksi LJPGB, karena model LJPGB ini akan membantu ketika tes penerimaan mahasiswa baru. Calon mahasiswa yang masuk universitas ini tidak hanya mahasiswa reguler, tetapi calon mahasiswa tunanetra masih berdatangan dan bentuk soal ujian pun masih menggunakan bentuk soal pilihan ganda.

 Dinas Pendidikan diharapkan menggunakan model LJPGB ini jika alat produksi LJPGB telah terwujud, karena model ini akan sangat membantu pada kegiatan ujian di sekolah maupun ujian nasional yang masih menggunakan bentuk soal pilihan ganda yang disertai dengan lembar jawaban . Dinas Pendidikan sudah saatnya membuat kebijakan dalam memberikan kenyamanan terhadap pelayanan pendidikan khususnya tunanetra. Dinas Pendidikan perlu mengikuti dinamika perkembangan alat-alat evaluasi yang erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia, terutama dukungan terhadap inovator-inovator pendidikan yang ada di wilayah tanggungjawabnya. Pembuatan soal ujian untuk tunanetra salah satu bentuk produk yang menjadi agenda Dinas Pendidikan, tidak hanya terbatas kepada pembuatan soal pilihan ganda, tetapi sampai kepada


(31)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 131 pengadaan LJPGB menjadi satu paket yang tidak terpisah dari pembuatan

soal, terutama dalam penyelenggaraan ujian sekolah atau nasional. Dinas Pendidikan perlu mendorong berupa dana maupun kebijakan kepada sekolah-sekolah yang mengembangkan alat evaluasi dalam meningkatkan pelayanan pendidikan.

 Sekolah yang memiliki siswa tunanetra agar selalu menyediakan LJPGB yang telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Penyediaan bahan tersebut dapat bekerjasama dengan pusat sumber pelayanan tunanetra sebagai pengembang dan penyedia alat evaluasi tunanetra untuk sekolah lain, dalam memberikan pelayanan pendidikan.

 Siswa tunanetra perlu meningkatkan kemampuan keterampilan membaca Braille, jangan merasa cukup dengan bantuan media serba audio. Karena LJPGB ini telah dirancang dengan mengurangi peranan penggunaan reglet dan pendamping pembaca soal sekaligus membaca pilihan jawaban, sehingga melalui lembar jawaban braille ini, siswa tunanetra menuju kepada kemandirian.


(32)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 132 DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2010). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. (2005). Menciptakan Lingkungan Inklusif Ramah Terhadap

Pembelajaran, Jakarta: Direktorat PLB tersedia

www.idp-europe.org/docs/LIRP_1.pdf

I.Ketut wesna.(1996). Pendidikan Terpadu Untuk Anak Tunanetra. Jakarta: Subdit PSLB Jakarta.

Laksmi Vara Prasaad Eye Institut. (2003). One Year Fellowship Program in Vision Rehabilitation Service. Banjara Hils, Hyderabad: LVPEI.

Mahmud, Muhdar (2011). Optimalisasi Potensi Slb Negeri Cileunyi Menjadi Sekolah Yang Ideal. (online) Tersedia di

www.scribd.com/doc/75861496/1-ASESMEN-ABK-2

Moleong. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali. (Online): tersedia

http://bincangmedia.wordpress.com/2011/03/28/relasi-media-dan-konsumtivisme-pada-remaja/

Najmuddin, M. (2007). Sejarah Perkembangan Al Quran Braille di Indonesia. Yogjakarta. (Online):Tersedia

di

http://www.jalancahaya.org/sejarah-perkembangan-al-quran-braille-di-indonesia.htm l

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Online): tersedia di

www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/104.pdf

Perkins School for the Blind (2007). Howe Press History. (Online). Tersedia:

http://www.perkins.org. Downloaded 18 January 2007

Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses untuk Peserta didik tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan tunalaras. Tersedia:

dikdas.kemdiknas.go.id/content/product/peraturan_menteri/8. html


(33)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 133 Putra, A. G. (2012) Testing-And-Refinement (online) : tersedia di

http://branchoftheworld.wordpress.com/ Downloaded 18

January 2012

Rahardja, D. (2006). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. University Of Tsukuba: Criced.

Sitepu, B.P.(2010). Teknik Membuat Abstrak (online), tersedia di

http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/09/30/teknik-membuat-abstrak Downloaded 18 Mei 2012

Sudjana, Nana dan Rivai. A. (2001). Teknologi Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiarmin, M. (2011). Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Dalam Perspektif

Pendidikan Inklusif. Tersedia

file.upi.edu/...SUGIARMIN/artikel_untuk_dies_natalis.pdf Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan. Bandung : Reflika Aditama.

Tanirejda T. (2011). Penelitian Kualitatif (Sebuah Pengantar), Bandung; Alfabeta.

Tarsidi D.(2007). Braille. Bandung: Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca-Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tarsidi, D. (2009). Modul Pembelajaran Braille: (Online): tersedia di

http://www.tarsidi.com-

a.googlepages.com/BMP_Braille.zip

Thoha, M.Chabib. (2001). Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Watanabe Tetsuya & Oouchi Susumu.( 2004) A Study Of Legible Braille Patterns

On Capsule Paper: Diameters Of Braille Dots And Their Interspaces On Original Ink-Printed Paper. Tersedia: http://www.zychem-ltd.co.uk/zy-tex.htm


(1)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 128

kaitan dalam mengikuti ujian dengan soal pilihan ganda yang banyak digunakan baik untuk kebutuhan pendidikan atau pun tes penerimaan pegawai baru, terutama untuk tunanetra yang ingin menjadi pegawai.

Kelebihan dari LJPGB ini, selain dapat diperiksa oleh orang awas, siswa tunanetra mampu bekerja secara mandiri tidak perlu membawa pendamping untuk membantu mengisikan jawaban pada lembar jawaban, seperti yang sering dilakukan ketika menggunakan LJK pada Ujian Nasional disekolah reguler, bahkan di UPI hal ini masih berlangsung. Dampak positip dari disain ini terhadap biaya menyewa/mengongkosi pendamping, serta dapat mengurangi kecurigaan terhadap siswa tunanetra ketika hasil ujian diperoleh.

LJPGB disain baru merupakan paduan antara lembar jawaban braille dengan lembar jawaban peilihan ganda yang digunakan siswa awas dan disertai dengan tanda lain sehingga diperoleh hasil: a) keterbacaan tulisan, menjadikan LJPGB ini dapat digunakan dengan nyaman; b) ukuran kertas menggunakan ukuran kertas A4 untuk mendekatkan kesamaan ukuran LJK yang digunakan siswa reguler; c) penggunaan patokan jarak antar huruf yang telah disesuaikan dengan mobilitas tangan di atas lembar jawaban, karena menggunakan jarak mesin tik perkin yang telah teruji keakuratannya; d) penggunaan huruf awas pada LJPGB merupakan kelebihan dari lembar jawaban pilihan ganda Braille sebelumnya yang terkesan polos tak berwarna, dan untuk membantu memudahkan proses pemeriksaan; e) pemeriksa LJPGB setelah tes dilakukan dapat dikerjakan oleh tunanetra maupun awas, bahkan yang tidak menguasai


(2)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 129

f) garis pemisah pada pilihan jawaban merupakan penyempurnaan yang lebih rinci agar tidak terjadi kebablasan saat membaca pilihan jawaban, dan sebagai indikator untuk mengurangi kesalahan menjawab/memilih; g) merevisi salah menjawab dapat dilakukan sampai empat kali perubahan pilihan layaknya LJK yang digunakan siswa reguler, karena memiliki tanda lain selain Braille dan awas yaitu torehan yang melingkari pada pilihan jawaban; h) torehan melingkar pada pilihan jawaban ciri khas LJPGB ini yang memberikan pengalaman baru bagi siswa tunanetra ketika menggunakan lembar jawaban. Hasil pengujian LJGB dapat diterima oleh siswa tunanetra dengan memberikan pernyataan “lembar jawaban ini bisa digunakan dan merupakan lembar jawaban model baru”

Melalui pengujian sederhana diperoleh hasil LJPGB dapat digunakan oleh siswa tunanetra.

B. Rekomendasi

 LJPGB untuk tunanetra ini merupakan jawaban dari kekosongan para peneliti dalam mewujudkan kebutuhan tunanetra terhadap alat evaluasi berupa lembar jawaban pilihan ganda yang dapat dibaca oleh tunanetra dan awas, sampai saat ini belum ada model baru yang dapat dijadikan acuan untuk membuat lembar jawaban yang dijadikan standar dalam membuat lembar jawaban pilihan ganda Braille. Peneliti masih memiliki hambatan dengan mesin pencetak untuk memproduksi LJPGB ini secara masal. Oleh karena itu terbuka peluang bagi peneliti lain untuk mengembangkan alat


(3)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 130

untuk memproduksi lembar jawaban pilihan ganda braille, yang mampu mencetak lembar jawaban dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan siswa tunanetra. LJPGB yang dibuat oleh peneliti masih dilakukan secara manual, hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk penelitian di dalam kelas atau keperluan sekolah dengan jumlah yang terbatas.

 Universitas Pendidikan Indonesia diharapkan memberikan dukungan kepada jurusan teknik mesin untuk membuat alat produksi LJPGB, karena model LJPGB ini akan membantu ketika tes penerimaan mahasiswa baru. Calon mahasiswa yang masuk universitas ini tidak hanya mahasiswa reguler, tetapi calon mahasiswa tunanetra masih berdatangan dan bentuk soal ujian pun masih menggunakan bentuk soal pilihan ganda.  Dinas Pendidikan diharapkan menggunakan model LJPGB ini jika alat

produksi LJPGB telah terwujud, karena model ini akan sangat membantu pada kegiatan ujian di sekolah maupun ujian nasional yang masih menggunakan bentuk soal pilihan ganda yang disertai dengan lembar jawaban . Dinas Pendidikan sudah saatnya membuat kebijakan dalam memberikan kenyamanan terhadap pelayanan pendidikan khususnya tunanetra. Dinas Pendidikan perlu mengikuti dinamika perkembangan alat-alat evaluasi yang erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia, terutama dukungan terhadap inovator-inovator pendidikan yang ada di wilayah tanggungjawabnya. Pembuatan soal ujian untuk tunanetra salah satu bentuk produk yang menjadi agenda Dinas Pendidikan, tidak hanya terbatas kepada pembuatan soal pilihan ganda, tetapi sampai kepada


(4)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 131

pengadaan LJPGB menjadi satu paket yang tidak terpisah dari pembuatan soal, terutama dalam penyelenggaraan ujian sekolah atau nasional. Dinas Pendidikan perlu mendorong berupa dana maupun kebijakan kepada sekolah-sekolah yang mengembangkan alat evaluasi dalam meningkatkan pelayanan pendidikan.

 Sekolah yang memiliki siswa tunanetra agar selalu menyediakan LJPGB yang telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Penyediaan bahan tersebut dapat bekerjasama dengan pusat sumber pelayanan tunanetra sebagai pengembang dan penyedia alat evaluasi tunanetra untuk sekolah lain, dalam memberikan pelayanan pendidikan.

 Siswa tunanetra perlu meningkatkan kemampuan keterampilan membaca Braille, jangan merasa cukup dengan bantuan media serba audio. Karena LJPGB ini telah dirancang dengan mengurangi peranan penggunaan reglet dan pendamping pembaca soal sekaligus membaca pilihan jawaban, sehingga melalui lembar jawaban braille ini, siswa tunanetra menuju kepada kemandirian.


(5)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 132

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2010). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. (2005). Menciptakan Lingkungan Inklusif Ramah Terhadap

Pembelajaran, Jakarta: Direktorat PLB tersedia

www.idp-europe.org/docs/LIRP_1.pdf

I.Ketut wesna.(1996). Pendidikan Terpadu Untuk Anak Tunanetra. Jakarta: Subdit PSLB Jakarta.

Laksmi Vara Prasaad Eye Institut. (2003). One Year Fellowship Program in Vision Rehabilitation Service. Banjara Hils, Hyderabad: LVPEI.

Mahmud, Muhdar (2011). Optimalisasi Potensi Slb Negeri Cileunyi Menjadi Sekolah Yang Ideal. (online) Tersedia di

www.scribd.com/doc/75861496/1-ASESMEN-ABK-2

Moleong. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali. (Online): tersedia

http://bincangmedia.wordpress.com/2011/03/28/relasi-media-dan-konsumtivisme-pada-remaja/

Najmuddin, M. (2007). Sejarah Perkembangan Al Quran Braille di Indonesia. Yogjakarta. (Online):Tersedia

di

http://www.jalancahaya.org/sejarah-perkembangan-al-quran-braille-di-indonesia.htm l

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Online): tersedia di

www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/104.pdf

Perkins School for the Blind (2007). Howe Press History. (Online). Tersedia:

http://www.perkins.org. Downloaded 18 January 2007

Permendiknas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses untuk Peserta didik tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan tunalaras. Tersedia:

dikdas.kemdiknas.go.id/content/product/peraturan_menteri/8. html


(6)

Sutan Syapruddin, 2012

Pengembangan Disain Lembar Jawaban Pilihan Ganda Braille Untuk Tunanetra

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 133

Putra, A. G. (2012) Testing-And-Refinement (online) : tersedia di

http://branchoftheworld.wordpress.com/ Downloaded 18

January 2012

Rahardja, D. (2006). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. University Of Tsukuba: Criced.

Sitepu, B.P.(2010). Teknik Membuat Abstrak (online), tersedia di

http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/09/30/teknik-membuat-abstrak Downloaded 18 Mei 2012

Sudjana, Nana dan Rivai. A. (2001). Teknologi Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiarmin, M. (2011). Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Dalam Perspektif

Pendidikan Inklusif. Tersedia

file.upi.edu/...SUGIARMIN/artikel_untuk_dies_natalis.pdf Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan. Bandung : Reflika Aditama.

Tanirejda T. (2011). Penelitian Kualitatif (Sebuah Pengantar), Bandung; Alfabeta.

Tarsidi D.(2007). Braille. Bandung: Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca-Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tarsidi, D. (2009). Modul Pembelajaran Braille: (Online): tersedia di

http://www.tarsidi.com-

a.googlepages.com/BMP_Braille.zip

Thoha, M.Chabib. (2001). Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Watanabe Tetsuya & Oouchi Susumu.( 2004) A Study Of Legible Braille Patterns On Capsule Paper: Diameters Of Braille Dots And Their Interspaces On Original Ink-Printed Paper. Tersedia: http://www.zychem-ltd.co.uk/zy-tex.htm