MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT 80 METER MELALUI PERMAINAN PERANGKAP BATMAN (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon).

(1)

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT 80 METER MELALUI PERMAINAN PERANGKAP BATMAN

(PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung KabupatenCirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

MUHAMAD SUHADA SUKRI 0903305

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT 80 METER MELALUI PERMAINAN PERANGKAP BATMAN

(Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon

Oleh

Muhamad Suhada Sukri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhamad Suhada Sukri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT 80 METER MELALUI PERMAINAN PERANGKAP BATMAN PADA SISWA KELAS V SDN 1

KUBANGKARANG KECAMATAN KARANGSEMBUNG KABUPATEN CIREBON

Muhamad Suhada Sukri

NIM. 0903305

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Drs. Entan Saptani, M.Pd

NIP. 196204131987031001

Pembimbing II,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd

NIP. 196002061986031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi S-1 PGSD Penjas

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto, M. Pd


(4)

PERNYATAAN

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan Gerak

Dasar Lari Sprint 80 Meter Melalui Permainan Perangkap Batman

(PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan

Karangsembung Kabupaten Cirebon)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Sumedang, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

Muhamad Suhada Sukri NIM. 0903305


(5)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 9

1. Perumusan Masalah ... 9

2. Pemecahan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Batasan Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 13

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13

2. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 14

3. Tujuan Pendidikan Jasmani... 15

a. Perkembangan Pribadi ... 15

b. Hubungan antara Pribadi dan Lingkungan ... 15

c. Ketahanan Nasional ... 16

4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 16

5. Pengertian Atletik ... 17

6. Pengertian Lari Sprint ... 19

a. Teknik Start ... 20

b. Teknik Gerakan Lari Jarak Pendek ... 22

c. Teknik Melewati Garis Finish ... 22

7. Pembelajaran Sprint di Sekolah Dasar ... 23

8. Permainan Perangkap Batman ... 25

a. Pemain ... 26

b. Sifat Permainan ... 26

c. Alat yang Digunakan ... 27

d. Lapangan ... 28

e. Peraturan Permainan... 29

f. Pembelajaran Lari Sprint 80 Meter Melalui Permainan Perangkap Batman ... 29

B. Kajian Praktis ... 31


(6)

ii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Waktu Penelitian ... 34

B. Subjek Penelitian ... 35

C. Metode dan Desain Penelitian ... 36

1. Metode Penelitian ... 36

2. Desain Penelitian ... 37

D. Prosedur Penelitian ... 39

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 40

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 40

3. Observasi ... 41

4. Analisis dan Refleksi... 41

E. Instrumen Penelitian ... 42

1. Observasi ... 42

2. Format Observasi ... 43

a. Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 43

b. Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru ... 43

c. Observasi Aktifitas Siswa ... 43

3. Format Wawancara ... 43

4. Catatan Lapangan ... 43

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 44

1. Pengolahan Data Proses ... 44

2. Analisis Data ... 44

3. Validasi Data ... 45

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 46

1. Paparan Data Awal Perencanaan Pembelajaran ... 46

2. Paparan Data Awal Kinerja Guru ... 46

3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 47

4. Paparan Data Awal Hasil Tes ... 47

B. Paparan Data Tindakan ... 49

1. Paparan Data Siklus I ... 49

a. Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 49

b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus I ... 52

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 56

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 58

e. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus I ... 61

1) Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 62

2) Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 64

3) Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus I ... 66

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 68

2. Paparan Data Siklus II ... 70

a. Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 71


(7)

iii

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 78

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 80

e. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus II... ... 83

1) Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II... 83

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 85

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 87

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 89

3. Paparan Data Siklus III ... 92

a. Paparan Data Perencanaan Pembelajaran Siklus III... 92

b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus III ... 94

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 97

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 99

e. Paparan Data Analisis dan Refleksi Siklus III ... 103

1) Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 103

2) Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 104

3) Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus III ... 106

4) Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 107

C. Pembahasan ... 108

1. Pembahasan Perencanaan Pembelajaran ... 108

2. Pembahasan Kinerja Guru... 110

3. Pembahasan Aktivitas Siswa... 114

4. Pembahasan Hasil Belajar Siswa ... 116

5. Temuan Hasil Refleksi Penelitian ... 119

6. Pembuktian Hipotesis... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 127

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 129-204 RIWAYAT HIDUP ... 205


(8)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Hasil Awal Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari Sprint 80 Meter ... 6

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 35

4.1 Data Awal Tes Hasil Tes Gerak Dasar Lari Sprint 80 meter ... 48

4.2 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 50

4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 54

4.4 Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 56

4.5 Data Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 59

4.6 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 62

4.7 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 65

4.8 Rekapitulasi Hasil Aktifitas Siswa Siklus I ... 67

4.9 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I... 68

4.10 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 72

4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 76

4.12 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 78

4.13 Data Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II... 81

4.14 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 84

4.15 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Siklus II ... 86

4.16 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 88

4.17 Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 89

4.18 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 93

4.19 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 96

4.20 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 98

4.21 Data Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 100

4.22 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 103

4.23 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Siklus III ... 105

4.24 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 106


(9)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Langkah-Langkah pada Saat Berlari ... 18

2.2 Start Jongkok (Medium Start) pada Lari Sprint ... 20

2.3 Start Pendek ... 20

2.4 Start Menengah ... 21

2.5 Start Panjang ... 25

2.6 Teknik Melawati Garis Finish ... 22

2.7 Simpai-Simpai yang Diletakkan di Tanah sebagai Perangkap ... 27

2.8 Pemain Berlomba dalam Permainan yang Dibuat untuk Pembelajaran Lari Sprint ... 29


(10)

vi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

4.1 Tingkat Kelulusan Siswa Siklus I ... 70 4.2 Tingkat Kelulusan Siswa Siklus II ... 90 4.3 Tingkat Kelulusan Siswa Siklus III ... 108


(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Format Observasi dan Deskriptor Perencanaan Pembelajaran ... 129

2. Format Observasi dan Deskriptor Kinerja Guru ... 137

3. Format Observasi dan Deskriptor Aktifitas Siswa ... 141

4. Format Observasi dan Deskriptor Hasil Belajar ... 143

5. Format Observasi Catatan Lapangan ... 146

6. Format Observasi Wawancara ... 148

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 150

8. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 154

9. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 156

10.Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 158

11.Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus I ... 159

12.Hasil Observasi Catatan Lapangan ... 160

13.Hasil Observasi Wawancara Siswa Siklus I ... 161

14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 163

15.Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 168

16.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 170

17.Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 172

18.Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus II ... 174

19.Hasil Observasi Catatan Lapangan II ... 175

20.Hasil Observasi Wawancara Siswa Siklus II ... 176

21.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 178

22.Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 184

23.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 185

24.Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 187

25.Hasil Observasi Hasil Belajar Siklus III ... 189

26.Hasil Observasi Catatan Lapangan III ... 190

27.Hasil Observasi Wawancara Siswa Siklus III ... 191

28.Surat Izin Penelitian ... 193

29.SK Pembimbing ... 194

30.Monitoring Bimbingan ... 195

31.Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 196


(12)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran manusia yang berlangsung seumur hidup yang di dalamnya terdapat aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatakan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang RI Nomor II Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Menurut Cholik dan Lutan,(1997: 1) mengemukakan bahwa:

Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pendidikan. pendidikan jasmani itu merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan dan pendidikan jasmani juga erat hubungannya dengan aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula

dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meski banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meski saling melingkupi. Olahraga selalu beraturan dan merupakan permainan yag kompetitif. Olahraga sering dipandang sebagai bermain secara teratur, yang dapat membawanya lebih mendekati kepada pendidikan jasmani. Meski demikian penelaahan lebih jauh akan memperlihatkan bahwa olahraga selalu berisikan pertandingan atau perlombaan.


(13)

2

Olahraga profesional tidak memiliki tujuan pendidikan, namun ia tetap olahraga karena pelakunya tidak sesuai harus amatir. Olahraga adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang dilakukan secara intensif dengan mengerahkan segala daya dan upaya guna meningkatkan prestasi seoptimal mungkin dalam usaha untuk memenangkan suatu pertandingan atau perebutan kejuaraan suatu cabang olahraga.

Menurut Kemal dan Supandi (Husdarta,2010: 145) mengemukakan olahraga yaitu:

a. Disport/dispportare, yaitu bergerak dari suatu tempat lain (menghindarkan diri). Olahraga adalah suatu permulaan dari dan menimbulkan keinginan orang untuk menghindarkan diri atau melibatkan diri dalam kesenangan (rekreasi).

b. Field sport, mula-mula dikenal di inggris abad ke-18, kegiatannya dilakukan oleh para bangsawan/aristrocat, terdiri dari dua kegiatan pokok yaitu menembak dan berburu pada waktu senggang.

c. Desporter, berarti membuang lelah (bahasa perancis). d. Sport, sebagai pemuasan atau hobi (ensiklopedia Jerman).

e. Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti berenang, main bola, dsb. Olahraga adalah usaha untuk mengolah, melatih raga/tubuh manusia untuk menjadi sehat dan kuat.

Olahraga yang bertujuan untuk pendidikan ini identik dengan aktivitas Pendidikan jasmani yaitu cabang-cabang olahraga sebagai media pendidikan. Di antaranya cabang-cabang olahraga yang menjadi media sebagai pendidikan adalah Atletik, Sepak Bola, Bola Voli, Bulu Tangkis, dan lain-lain.

Ada beberapa cabang-cabang olahraga sebagai media pendidikan salah satunya adalah atletik. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon atau athlum yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, dan perjuangan. sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet).

Menurut Syarifuddin,(1992: 1) mengemukakan bahwa: “...Dengan demikian dapatlah dikemukakan, bahwa atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar”.

Di dalam perlombaan atletik ada nomor-nomor yang dilakukan di lintasan (track) dan ada nomor-nomor yang dilakukan di lapangan (field). Oleh karena itu


(14)

3

atletik di Amerika dinamakan “track and field”. Nomor lari terdiri dari 11 event individual dan etafet 4x 100m dan 4 x 400m.

Dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint dan aktivitas anak dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar itu sudah ditentukan di dalam kurikulum pendidikan jasmani yaitu 40m, 60m, dan 80m sampai maximal 100m. Untuk pelajaran lari sprint sebaiknya dikemas menggunakan permainan atau yang ada unsur bermainnya. Karena usia anak-anak sangat suka dan senang bermain dan hal-hal yang di dalamnya mengandung unsur permainan. Namun sebenarnya dalam permainan bukan hanya bersenang-senang saja melainkan juga kepribadiannya akan berkembang dan wataknya akan terbentuk juga. Menurut Rijsdorp (Sukintaka,1992: 7) mengemukakan bahwa: „anak yang bermain kepribadiannya akan berkembang, dan wataknya akan terbentuk juga‟.

Berbicara tentang permainan, anak-anak setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Dengan berbagai macam daerah yang ada di Indonesia, setiap permainan pasti berbeda, misalkan: permainan anak-anak di daerah Jawa Barat, tentu berbeda dengan permainan anak-anak di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Permainan anak-anak Jawa Tengah dan Jawa Timur pun berbeda dengan permainan anak-anak dari Bali, Sasak, Sumbawa, dan daerah lainnya. Permainan-permainan yang ada pada setiap masing-masing daerah merupakan hasil buah pikiran manusia itu sendiri. Permainan itu ada dikarenakan ada yang membuatnya dan hal ini sangat tergantung kepada lingkungan daerahnya dan kreativitasnya orang yang menciptakan permainan itu.

Menurut Huizinga (Sukintaka,1992: 6) mengemukakan bahwa: „Masalah permainan dalam perluasannya merupakan gejala kebudayaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan itu mempunyai makna pendidikan praktis‟.

Bermain dapat dipakai sebagai rekreasi dan kegembiraan, tanpa tujuan pendidikan, sama seperti olahraga yang dapat hidup demi olahraga itu sendiri tanpa nilai pendidikan, namun bermain dapat juga menjadi media bagi anak untuk mencapai tujuan pendidikan manakala terdapat aspek afektifnya, kognitifnya, dan psikomotornya. Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani semuanya


(15)

4

mengandung bentuk gerak fisik, dan ketiganya dapat cocok dalam konteks pendidikan jika dipakai untuk tujuan pendidikan tertentu.

Adapun hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 11 oktober 2012 di SDN 1 kubangkarang tentang pembelajaran atletik adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Guru penjas pada SDN 1 Kubangkarang sudah membuat RPP, dari perumusan tujuan pembelajaran yang terdiri dari rumusan tujuan pembelajaran, kejelasan rumusan, kejelasan cakupan rumusan, dan kesesuaian dengan kompetensi dasar, saya perhatikan RPP yang dijadikan pedoman oleh guru adalah RPP yang sudah jadi, terkadang dalam RPP yang sudah jadi itu biasanya disatukan tidak perjam pelajaran yakni 2x35 menit melainkan 4-5 pertemuan langsung, ditambah tidak adanya indikator pada RPP berkarakter langsung ke tujuan pembelajaran. Dalam pembuatan RPP guru membuat rumusan tujuan pembelajarannya, mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran, Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian, tampilan dokumen rencana pembelajaran dan kesemua itu belum memenuhi kriteria yang tercantum dalam IPKG 1.

2. Kinerja Guru

Pada saat pembelajaran guru hanya mengajarkannya secara komando hal ini bisa dilihat pada saat guru mengajar hanya menyuruh siswa melakukan seperti ini lalu lakukan seperti itu, pada saat pembelajaran guru terlihat kurang kreatif hal ini dapat dilihat karena pada saat mengajar guru memberikan permainan bebentengan kepada anak meskipun guru tersebut tahu kalau permainan bebentengan dilakukan berulang kali hanya sedikit memberikan kontribusi bagi gerak dasar lari sprint pada anak. tetapi tetap saja pada saat pembelajaran guru masih saja menggunakan permainan bebentengan, padahal jika diperhatikan dengan seksama dalam permainan bebentengan anak berlari kemana saja tanpa terarah anak bisa berlari dari depan terus mundur lagi kebelakang, sedikit lari lalu diam kemudian mundur terus lari lagi. pembelajaran lari sprint terlihat monoton karena guru mengajarkannya hanya begitu-begitu saja artinya hanya biasa-biasa saja dan tidak


(16)

5

ada yang baru dalam mengkemas bagaimana caranya agar pembelajaran lari sprint itu dapat menarik minat siswa.

3. Aktifitas Siswa

Siswa merasa jenuh terhadap pelajaran atletik khusnya lari sprint 80 meter hal ini bisa dilihat pada saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang mukanya murung dan tidak ceria, siswa kurang berantusias mengikuti pembelajaran hal ini bisa dilihat karena siswa pada saat pembelajaran berlangsung terlihat kurang bersemangat, siswa merasakan bosan terhadap pelajaran yang disampaikan hal ini bisa dilihat karena kebanyakan siswa melakukan aktifitas sendiri-sendiri seperti ngobrol dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung, siswa banyak yang bersenda gurau dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru.

4. Media dan Alat

Untuk media lapangan sudah memadai karena lapangannya yang luas. untuk alat, disekolah tersedia beberapa buah simpai hanya guru tidak memanfaatkan sebagai alat dalam meningkatkan gerak dasar lari sprint.

Berdasarkan observasi di atas, maka guru harus lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Siswa kelas terkadang merasa jenuh terhadap proses pembelajaran yang biasanya dilakukan di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon. Pada saat materi atletik, khususnya pada materi lari sprint 80 meter, ketika pada saat praktik lari sprint 80 meter, siswa hanya di ajarkan melalui demonstrasi yang sederhana, tidak mengajarkan secara detail. Karakter siswa itu pada umumnya sangat tinggi minat untuk bermain, tetapi guru tersebut hanya mengajak siswa bermain bebentengan saja.

Dari hasil observasi juga, kemudian dijadikan dasar untuk dilakukannya tes uji coba lari sprint dengan menggunakan gerak dasar lari sprint yang baik terhadap siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon. Hasil tes uji coba tersebut kemudian dijadikan data awal.

Dari hasil tes uji coba tersebut menunjukan bahwa siswa tidak mengerti teori gerak dasar lari sprint seperti cara start, sikap lari, dan pada saat melewati garis finis. Sehingga banyak siswa yang kesulitan dalam melakukan gerak dasar


(17)

6

lari sprint dengan baik dan kesimpulannya adalah siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon mengenai pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Tabel 1.1

Hasil Awal Tes Pembelajaran Gerak Dasar Lari Sprint 80 Meter Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon

No Nama Aspek yang Dinilai Skor Nilai KKM (70)

Sikap Awal/Start Pelaksanaan Gerak/lari Sikap Akhir/finish

T TT

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Ade Slamet √ √ √ 8 66,7 √

2. Andini √ √ √ 6 50 √

3. Andri DW P √ √ √ 5 41,7 √

4. Arul Fatuh R √ √ √ 9 75 √

5. Dea Fransiska D √ √ √ 4 33,3 √

6. Devi Herlinda √ √ √ 10 83,3 √

7. Fajar Amarudin √ √ √ 6 50 √

8. Galih P √ √ √ 6 50 √

9. Hamzah √ √ √ 5 41,7 √

10. Imas Ayu √ √ √ 6 50 √

11. Indri S √ √ √ 8 66,7 √

12. Juwita A √ √ √ 6 50 √

13. Lintang Ayu √ √ √ 5 41,7 √

14. M. Yuli N √ √ √ 8 66,7 √

15. M. Ramdani √ √ √ 9 75 √

16. Ramdani √ √ √ 6 50 √

17. Reni A √ √ √ 5 41,7 √

18. Risma H √ √ √ 9 75 √

19. Satri R F √ √ √ 6 50 √

20. Setiawati √ √ √ 7 58,3 √

21. Shegi √ √ √ 7 58,3 √

22. Surya Agung K √ √ √ 9 75 √

23. Sutarya P √ √ √ 6 50 √

24. Tomi Gunawan √ √ √ 9 75 √

25. Tri Asih W √ √ √ 9 75 √

26. Tri Sakti √ √ √ 8 66,7 √

27. Widiya Ayu N √ √ √ 5 41,7 √

28. Yosef P √ √ √ 10 83,3 √

29. Vena DW √ √ √ 8 66,7 √

30. Widia A √ √ √ 6 50 √

Jumlah 68 81 62 211 1758 8 22

Presentase%) 56,66 67,50 51,66 60 58,61 26,

66 73,3


(18)

7

Keterangan

Skor = jumlah tiap aspek penilaian Jumlah skor ideal = 12

Nilai = Jumlah skor x 100

12 (skor ideal)

Ketercapaian KKM = 70

Jumlah = Tiap kolom dijumlahkan

Prosentase tiap aspek penilaian = Jumlah kolom yang diperoleh x100 4 x 30 = 120 = (jumlah ideal)

Prosentase skor = Jumlah kolom yang diperoleh x100

12 x 30 = 360 ( jumlah ideal)

Prosentase nilai = Jumlah kolom yang diperoleh x100

100 x 30 = 3000 (skor ideal)

Prosentase KKM = Jumlah kolom yang diperoleh x 100

30 (Jumlah siswa)

Berdasarkan tabel 1.1, maka permasalahan yang timbul harus segera mendapatkan penanganan secara profesional demi tercapainya peningkatan kemampuan siswa serta kemajuan dibidang pendidikan terutama bidang olahraga, salah satunya ialah cabang olahraga Atletik, khususnya pada gerak dasarnya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan seorang guru pendidikan jasmani, karena sebagai guru pendidikan jasmani harus memiliki penggunaan pembelajaran yang inovatif sehingga proses pembelajaran akan tampak lebih menyenangkan bagi siswa, dan tercapainya tujuan pendidikan. Dalam permasalahan ini saya akan menggunakan permainan perangkap batman. permainan ini selain untuk menambah gairah siswa dalam proses pembelajaran juga sebagai alat dalam meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter.

Perangkap batman tersebut permainan yang dilakukan secara berkelompok dengan cara setiap siswa berlari menuju perangkap, kemudian siswa tersebut harus melepaskan diri dari perangkap tersebut, kemudian berlari lagi untuk menuju perangkap berikutnya dan harus melepaskan diri dari perangkap tersebut,


(19)

8

hingga akhirnya mencapai finish. Menurut Zafar dan Komarudin,(2008: 6)

“Sebuah ban diletakkan pada ujung dari jalur lintasan tiap tim. Para pelari berlari

menuju ban serta menerobosnya sebelum mulai lari pelari berikutnya dengan

suatu tepukan tangan”.

Menurut Soemitro,(1992: 133) mengemukakan bahwa :

Setelah semua siap, maka anak yang paling berdiri pada garis star harus mendengarkan aba-aba dari guru: siaaaap...yak!. anak tersebut harus lari cepat-cepat dengan melewati terowongan simpai, setelah melewati simpai yang terakhir pelari secepatnya kembali kebarisannya untuk memberi tepukan tangan kepada pelari kedua untuk lari melewati terowongan. Demikian seterusnya sampai anggota regu yang berlomba habis.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendapat yang pertama menggunakan satu alat yaitu hanya menggunakan satu buah ban namun jaraknya cukup yang memadai yaitu antara 15-20 meter, sedangkan pendapat yang kedua terdapat banyak rintangan namun jarak antara rintangan satu dengan yang lainya kurang memenuhi kriteria lari sprint yaitu 3-6 meter. Tetapi dari kedua pendapat yang berbeda tersebut masih terdapat kesamaan dan kesamaan antara keduanya yaitu permainan itu merupakan permainan secara berkelompok atau beregu.

Maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk mengangkat masalah ini untuk diteliti dan diberikan tindakan dengan judul penelitian

“Meningkatkan Gerak Dasar Lari Sprint 80 Meter melalui Permainan Perangkap Batman pada Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan

Karangsembung Kabupaten Cirebon”

Dengan permainan perangkap batman diharapkan siswa kelas V SDN Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon nantinya bisa melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter dengan baik dari sikap awalnya, pelaksanaan larinya dan juga pada saat sikap akhirnya, sehingga pada akhirnya siswa kelas V mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang telah ditentukan di Sekolah tersebut.


(20)

9

B.Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, mengacu pada judul penelitian penulis merumuskan masalah umum penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon ?

b. Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon ?

c. Bagaimana aktifitas siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon ?

d. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka pemecahan masalah yang harus dilakukan untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter adalah sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan, dalam tahapan ini guru merencanakan serta mempersiapkan segala macam media yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kemudian guru dapat menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan, tujuan, pokok kegiatan, dan hasil belajar yang diharapkan. Serta guru dapat menjelaskan tentang langkah-langkah kegiatan yang dapat meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter

b. Tahap pelaksanaan kinerja guru, pada tahapan ini guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam hal cara melakukan gerakan-gerakan dalam permainan perangkap batman. Serta memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih aktif melakukan pembelajaran.


(21)

10

c. Tahap pelaksanaan aktifitas siswa, pada tahapan ini guru dapat melihat aktifitas siswa melalui permainan perangkap batman yang sedang dilakukan, baik dari disiplin, keberanian, dan tanggung jawab.

d. Tahap upaya peningkatan kemampuan bagi hasil belajar siswa, pada tahapan ini guru dapat mengevaluasi siswa dengan cara memberikan tes, sehingga guru dapat melihat peningkatan kemampuan gerak dasar siswa pada pembelajaran lari sprint 80 meter.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon. 3. Untuk mengetahui Bagaimana aktifitas siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon. 4. Untuk mengetahui Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan gambaran umum di atas, dapat diperoleh informasi berkenaan dengan upaya meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon. Adapun manfaat yang diambil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :


(22)

11

1. Manfaat bagi siswa SD

a. Dapat memotivasi minat siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

b. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa. 2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter dengan menciptakan permainan perangkap batman.

b. Mengembangkan profesionalisme guru pendidikan jasmani dalam melakukan pembelajaran disekolah.

3. Manfaat bagi lembaga sekolah

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan, pengolahan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan jasmani.

4. Manfaat bagi penulis

a. Untuk dapat memahami Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis, ketika di sekolah dasar.

5. Manfaat bagi lembaga UPI kampus sumedang

a. Dapat meningkatkan mutu pendidikan jasmani di sekolah dan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Dapat memberikan citra positif kepada masyarakat tentang pendidikan jasmani, serta dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Meningkatkan adalah suatu jenjang atau tingkatan yang sistematis (Kamus

Besar Bahasa Indonesia)

Gerak dasar adalah gerak awal dari suatu gerakan yang telah baku pada teknik


(23)

12

Lari sprint adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak

dengan kecepatan semaksimal mungkin (Muhtar dan Irawati,2009: 14)

Delapan puluh (80) meter adalah jarak yang disesuaikan untuk anak sekolah

dasar dalam melakukan pembelajaran lari sprint.

Permainan adalah kegiatan yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang

merupakan kesepakatan dari komunitas tertentu; dalam permainan unsur-unsur kesenangan dan kepuasan tetap ada (Nurlan,2009: 7)

Perangkap batman adalah permainan dimana anak harus bersikap pada posisi

start kemudian berlari melewati sebuah perangkap dan ia harus bisa melepaskan diri dari perangkap tersebut sampai akhirnya menuju finish.


(24)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian adalah SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon. Alasan memilih SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon berdasarkan pertimbangan:

a. Sebagian besar siswa kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan

Karangsembung Kabupaten Cirebon memiliki minat dan motivasi yang relatif masih rendah dan tidak konstan terhadap kegiatan pembelajaran penjas khusunya lari sprint. Meski pada awalnya siswa kelas V bersemangat memulai kegiatan belajar penjas namun ditengah sampai akhir pembelajaran motivasi dalam belajarnya mulai menurun.

b. Peneliti adalah orang yang ingin melakukan sebuah penelitian, berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 11 oktober 2012 Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran oleh guru tidak memenuhi kriteria sesuai dengan IPKG 1 dan Pada saat pembelajaran guru hanya mengajarkannya secara komando hal ini bisa dilihat pada saat guru mengajar hanya menyuruh siswa melakukan seperti ini lalu lakukan seperti itu, pada saat pembelajaran guru terlihat kurang kreatif. aktivitas siswa, siswa nya merasa jenuh apalagi pada saat pembelajaran lari sprint, pada saat pembelajaran banyak siswa yang mukanya murung dan merasa tidak bersemangat saat belajar. Oleh karena itu peneliti memilih SDN Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon sebagai lokasi penelitian karena di lokasi tersebut terdapat lapangan yang cukup luas sebagai penunjang untuk melakukan sebuah penelitian ditambah lagi dengan alat-alat yang tersedia seperti simpai yang merupakan alat sebagai pendukung dalam penelitian.

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian adalah selama empat bulan, yaitu dari bulan Januari sampai bulan April alasan saya memilih waktu empat bulan karena Penlelitian Tindakan


(25)

35

Kelas dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa, maka kegiatan penelitian dilakukan untuk memperbaki dan meningkatkan hasil belajar, maka kegiatan penelitian dilakukan dalam berapa siklus hingga permasalahan dapat diatasi. Untuk itu diperlukan waktu yang cukup lama untuk penelitian ini.

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No

Penjelasan Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 Pembuatan

Proposal

2 Seminar Proposal 3 Revisi Proposal 4 Persiapan dan

Pembekalan 5 Pelaksanaan

Siklus I 6 Pelaksanaan

Siklus II 7 Pelaksanaan

Siklus III 8 Pengolahan Data 9 Penyusunan

Laporan 10 Sidang Skripsi

B.Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelasV SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Adapun alasan pemillihan subjek penelitian adalah berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2012 pada pembelajaran lari sprint motivasi siswa pada pembelajaran lari sprint adalah rendah. Karena pada saat pembelajaran siswa kurang memperhatikan dan tidak ada semangat sama sekali, banyak yang bercanda, banyak siswa yang ngobrol, dan ada siswa yang memakai celana seragam selama kegiatan pemebelajaran berlangsung. Dengan aktivitas atletik yang kurang aktif maka diperlukan upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui judul meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman.


(26)

36

C.Metode dan Desain Penelitian

Penelitian Tindakan Kelasa (PTK) merupakan penelitian dengan menggunakan siklus dan di dalam tiap siklusnya terdapat empat komponen yang pertama perencanaan (plannig), pelaksanaan (action), observasi (observer), dan refleksi (reflection).

1. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah penelitian yang dilakukan di kelas secara langsung sebagai upaya profesionalisme guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran.

Menurut Hopkins (Wiriaatmadja,2005: 11) mengemukakan bahwa:

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Menurut Kasbolah,(1999: 12) mengemukakan bahwa: ” Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas”.

Berdasarkan pendapat di atas Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang praktis dan merupakan tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, lalu dicarikan solusi sebagai usaha perbaikan seperti motivasi yang lebih rendah. aktivitas pembelajaran atletik merupakan permasalahan sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru penjas dan siswa di lapangan dan harus segera dicarikan solusinya maka mencari solusinya melalui Penelitian Tindakan Kelas atau action class room.

PTK merupakan penelitian yang praktis sebagai upaya untuk memperbaiki pembelajaran di kelas oleh karena itu saya mengambil penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki masalah yang terjadi di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon. Masalah yang saya hadapi adalah dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran guru penjas yang bersangkutan dalam membuat RPP kurang memenuhi kriteria dalam IPKG 1, untuk kinerja


(27)

37

gurunya, guru penjas yang bersangkutan dalam mengajarkan pembelajaran atletik khusunya lari sprint guru mengajarkannya secara komando, oleh karena itu aktivitas siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam pembelajaran lari sprint mengakibatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lari sprint banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu maka dilakukanlah sebuah penelitian untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan menggunakan action class room atau Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini.

Karakteristik utama penelitian tindakan yaitu penelitian dilakukan melalui refleksi diri, artinya dalam penelitian tindakan, pelaku praktik, seperti pendidik, merupakan pelaku utama penelitian. Karakteristik-karakteristik lainnya adalah adanya latar belakang permasalahan praktis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari pendidik, diselenggarakan secara kolaboratif antar peneliti, pendidik, kepala sekolah atau ketua penyelenggara, peserta didik, dan orang tua, serta masyarakat sekitar dan adanya peran ganda pendidik sebagai praktik sekaligus sebagai peneliti praksisnya sendiri.

Menurut Kasbolah,(1999: 22) mengemukakan bahwa:

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas antara lain sebagai berikut:

a. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan oleh guru sendiri. Sebagai pengelola program di kelas guru merupakan sosok yang benar-benar mengenal lapangan tempat dia mengajar.

b. Penelitian Tindakan Kelas berangkat dari permasalahan praktik faktual. Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

c. Penelitian Tindakan Kelas adalah adanya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas yang bersangkutan. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perubahan menuju perbaikan harus direncanakan secara cermat.

2. Desain Penelitian

Dari Permasalahan-permasalahan yang muncul di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru, aktivitas siswa, dan dari hasil belajar siswa maka upaya untuk mencari pemecahan masalahnya adalah menggunakan desain


(28)

38

penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah model rancangan Kemmis and Mc. Taggart. Bisa dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1

Model rancangan Kemmis and Mc. Taggart (Wiriaatmadja,2005: 66)

Alasan saya menggunakan rancangan dari model Kemmis and Mc. Tagaart karena model ini memiliki tahapan dalam setiap siklusnya yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Model yang membantu saya dalam penelitian, merupakan upaya dalam pemecahan masalah yang meliputi masalah rencana pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru, aktifitas siswa, dan hasil belajar. Dengan model Kemmis and Mc. Tagaart maka permasalahan yang ada di SDN 1

Kubangkarang Keccamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon dapat


(29)

39

Menurut Kasbolah,(1999: 113) mengemukakan bahwa:

Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan konsep asli Lewin yang kemudian disesuaikan dengan beberapa pertimbangan. Pakar ini secara eksklusif menerapkan buah pikirannya pada bidang pendidikan. pada tahun 1986 bersama dengan Wilf Carr menggalakkan istilah “Penelitian Tindakan

Pendidikan”. dalam Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi

diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model yang dikembangkan oleh Kemmis and Mc. Taggart dari Lewin dengan beberapa pertimbangan telah menghasilkan empat tahapan yaitu; perencanaan, palaksanaan, observasi dan refleksi. kembali ke perencanaan awal jika pada siklus pertama ditemukan masalah-masalah yang harus diperbaiki. Desain rancangan dari model Kemmis and Mc. Taggart akan sangat membantu dalam memecahkan permasa lahan yang ada di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon.

D.Prosedur Penelitian

Langkah-Langkah dalam Kemmis and Mc. Taggart terdapat observasi, refleksi, rencana, tindakan, observasi, dan refleksi kemudian perencanaan kembali bila pada rencana, tindakan, dan observasi yang pertama terdapat masalah-masalah yang belum terpecahkan.

Menurut Kasbolah,(1999: 115) mengemukakan bahwa:

Observasi: saya ikut dalam kegiatan berpasangan dan mendengarkan pembicaraan siswa. saya membuat rekaman dari beberapa pembicaraan dan membuat catatan. Refleksi: kegiatan percakapan cukup hidup dan muncul beberapa persoalan dari buku, saya akan melihat kembali atau memilih bahan dari buku teks.

Rencana: perlu dikembangkan suatu teknik wawancara dimana siswa A bertanya kepada siswa B dan jawaban dapat ditemukan berdasarkan materi yang ada. Apakah kegiatan ini akan membosankan siswa lagi? Bagaimana hal ini dapat dihindari? Mungkin saya dapat lebih melibatkan mereka agar mereka menjadi lebih aktif.


(30)

40

Tindakan : siswa merekam percakapan. Karena jumlah tape recorder tidak mencukupi, mereka berempat bergiliran untuk menyimak dan berbicara. Pada akhir kegiatan wawancara, mereka mendengarkan dan memberi komentar mengenai rekaman masing-masing.

Observasi: siswa kelihatan senang sekali dan kelihatannya berhasil mengumpulkan informasi sedikit demi sedikit dari bukku teks ketika mereka membuat pertanyaan dan jawaban untuk temannya.

Refleksi: secara pedagogis apakah sudah benar mengajar bahan melalui proses seperti ini? Saya harus berkonsultasi dengan kepala sekolah tentang hal ini. (Kemmis menyarankan agar guru menggunakan „teman sejawat yang kritis‟ sebagai suporter, teman sejawat dapat menjadi pengkritik yang ramah).

1. Tahap Perencanaan

Yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah membuat RPP yang sesuai dengan kriteria pada IPKG 1. Membuat sebuah tim di dalam penelitian, yang terdiri dari kepala sekolah, guru pamong, dan peneliti itu sendiri. Tim bekerja sebagai peneliti bertugas untuk membuat perencanaan perbaikan, langkah yang pertama adalah peneliti bertugas membuat RPP kemudian diberikan kepada guru pamong untuk diteliti kembali apakah RPP itu sudah cocok atau belum, kemudian meminta pendapat juga dari kepala sekolah, tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Alat yang digunakan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berupa simpai dan tali rapia sebagai penunjang dalam melakukan penelitian khususnya dalam memberikan pemecahan masalah pada pembelajaran lari sprint melalui permainan perangkap batman.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

RPP yang sudah dibuat kemudian dilaksanakan di lapangan yang ada di SDN 1 Kubangkarang, dalam pelaksanaan tindakan tim akan mempraktikkan apa yang telah disepakati saat membuat perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam RPP yang akan dipraktikkan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, setelah itu dilakukan evaluasi untuk mengetahui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajarnya.


(31)

41

Dengan demikian jika masih ada masalah yang belum terpecahkan maka dilakukan perbaikan RPP lagi.

3. Observer

Pada saat dilakukan pelaksanaan tindakan maka tim peneliti bertugas untuk mengobserver kejadian-kejadian pada saat pembelajaran berlangsung, hingga nantinya diketahui dari hasil penelitian itu adalah menemukan data-data yang memang terjadi saat pembelajaran berlangsung baik itu dari kinerja guru, apakah peneliti sudah cukup baik menyampaikan materi dan pada saat melaksanakan pembelajaran apakah sesuai dengan IPKG 2 atau tidak, lalu aktivitas siswa pada saat pembelajaran apakah siswa merasa senang atau tidak, bersemangat atau tidak dan apakah siswa sudah mengerti apa yang disampaikan oleh guru dan tidak merasa jenuh lagi, dan data hasil belajar siswa, setelah dilakukan pembelajaran lari sprint melalui permainan perangkap batman apakah ada peningkatan dalam hasil belajarnya dibandingkan pada saat pembelajaran lari sprint secara monoton, semua data-data itu dikumpulkan oleh tim peneliti untuk menentukan apakah perlu diperbaiki lagi atau memang sudah cukup karena telah mencapai terget yang telah ditentukan yaitu untuk Perencanaan 100%, untuk kinerja guru 100%, untuk aktivitas siswa 100% dan hasil belajar 80%.

4. Analisis dan refleksi

Analisis merupakan kumpulan Data-data yang diperoleh dari berbagai kejadian dan data itu adalah data kualitatif dan data kuantitatif kemudian dikembangkan untuk mencari kesimpulan dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Menurut Sugiyono,(2005: 89) mengemukakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(32)

42

Sedangkan menurut Susan Stainback (Sugiyono,2005: 88) mengemukakan

bahwa: „analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi‟.

Menurut Sugiyono,(2005: 89) mengemukakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa analis data merupakan kumpulan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi kemudian dipilih dan dipola mana-mana saja yang berkaitan dengan materi yang menjadi bahan penelitian untuk memebuat kesimpulan yang mudah difahami oleh diri sendiri maupaun oranglain atau bisa juga dikembangkan menjadi hipotesis untuk dicarikan lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan hipotesis penelitian.

E.Instrumen Penelitian

Dalam PTK ini tehnik-tehnik pengumpulan data melalui observasi 1. Observasi

Proses pembelajaran

Observasi yang digunakan merupakan observasi partisipatif jadi peneliti ikut mengamati kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran lari sprint, baik itu dari aktifitas siswanya pada saat pembelajaran berlangsung apakah siswa aktif pada saat pembelajaran, merasa senang, dan antusias mengikuti pemabelajaran lari sprint yang dimulai dengan proses perencanaan, proses perencanaan diawali dengan pembuatan RPP yang bagus yang kriterianya mengacu pada IPKG 1 dan pelaksanaan meliputi kegiatan awal, pada saat dilakukan pemanasan dilihat aktifitas siswanya, begitu juga dengan kegiatan inti dan kegiatan akhir bagaimana kinerja guru, aktifitas siswa dan hasil belajar pada pembelajaran lari sprint.


(33)

43

Menurut Nasution (Sugiyono,2005: 64) mengemukakan bahwa: „Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan‟.

Menurut Faisal (Sugiyono,2005: 64) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).

Berdasarkan pendapat di atas observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan, dan observasi ternyata banyak macamnya di antaranya: observasi secara terang-terangan dan tersamar, observasi yang tak berstruktur, dan observasi berpartisipasi atau dikenal dengan nama observasi partisipatif. Observasi partisipatif adalah di mana peneliti ikut dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Menurut Sugiyono,(2005: 64) mengemukakan bahwa:

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Berdasarkan pendapat di atas observasi ini menjadikan peneliti ikut terlibat, melakukan serta merasakan apa yang sedang dikerjakan oleh sumber data, dan dengan observasi partisipatif maka data akan lebih cepat terkumpul dan segera untuk dianalisis.

2. Format Observasi meliputi:

a. Observasi perencanaan pembelajaran b. Observasi pelaksanaan kinerja guru, dan c. Observasi aktifitas siswa

3. Format Wawancara 4. Catatan Lapangan a. Format kosong b. Kegiatan siswa c. Kegiatan guru d. Kegiatan pemanasan


(34)

44

e. Kegiatan inti

f. Kegiatan pelemasan 5. Kamera Foto

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses

Data tentang perencanaan, dalam perencanaan ternyata masih ada kriteria yang belum sesuai dengan IPKG 1, sehingga perlu diperbaiki oleh tim peneliti seperti rumusan pembelajaran dan lain sebagainya. Data hasil kinerja guru, di dalam pembelajaran lari sprint apa yang diajarkan oleh guru sudah sesuai dengan ketentuan IPKG 2. Data aktifitas siswa, siswa mungkin masih ada yang belum aktif dan belum antusias dalam pembelajaran lari sprint, masih ada siswa yang masih menjaili temannya, dan kurang bersemangat saat diajarkan pembelajaran lari sprint. Oleh sebab itu data-data tersebut harus dikumpulkan, dan data yang memang berhubungan dengan permasalahan yang sesuai dengan judul peneliti maka harus itulah yang dipilih untuk kemudian diolah, dicarikan pemecahannya dan diperbaiki.

Menurut Goetz dan Le Compte (Wiriaatmadja,2005: 137) menjelaskan

tentang analisis data kualitatif peran proses kognitif atau “berteori” mengenai

kategori abstrak dan hubungannya. Hal ini penting, karena akan membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang berlangsung didalam kelas yang ditelitinya.

Data-data tersebut kemudian diolah sehingga pada IPKG 1 masih 50% maka perlu ditingkatkan lagi terus menjadi 75% berarti mendekati bagus, dan sampai mecapai target akhirnya meningkat lagi menjadi 100%, begitu juga pada IPKG II masih 50% naik menjadi 75%, dan terus naik menjadi 100%, dan IPKG III juga sama dari 50% naik 75%, dan akhirnya menjadi 100%.

2. Analisis Data

Berawal dari pembuatan RPP pembelajaran lari sprint melalui parmainan perangkap batman lalu kemudian meminta persetujuan tim peneliti apakah sudah bagus, jika ternyata masih belum maka perlu diperbaiki lagi dan perlu ditingkatkan lagi sehingga dari kurang menjadi mendekati bagus. Begitu juga pada saat pelaksanaan pembelajaran lari sprint melalui permainan perangkap


(35)

45

batman yang dilakukan dilapangan SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon dengan menggunakan alat yaitu simpai dan tali rapia yang digunakan pada permainan perangkap batman untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint 80 meter, baik dari kegiatan awal, kegiatan inti, kemudian kegiatan akhir ternyata kinerja guru sudah sesuai dengan kriteria IPKG 2 dan jika belum maka diperbaiki sehingga terdapat peningkatan. Begitu juga aktifitas siswanya dan hasil belajarnya sehingga menjadi meningkat dibanding data awalnya.

3. Validasi Data

Keabsahan data dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan dengan tekhnik, member check, triangulasi, audit trail, dan ekspert opinion. Validasi data yang digunakan untuk penelitian ini mengecu pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja 2005: 168-171), yaitu:

a. Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan yang diperoleh selama pengamatan dengan cara mengkomfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra secara kolaboratif dan mempertimbangkan bahwa masing-masing instrument memiliki kelebihan dan kekurangan.

c. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran dari prosedur dan metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan pembimbing.

d. Expert Opinion, yaitu dengan mengecek kembali untuk terakhir kalinya terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar professional (dosen pembimbing).


(36)

122 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman pada prosesnya meliputi perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman, memberikan arahan dan acuan yang jelas karena dilaksanakan sesuai dengan format observasi rencana pembelajaran yang telah disiapkan oleh peneliti dan ditentukan serta disahkan oleh dosen pembimbing sebagai alat untuk menilai. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, siswa melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter yang menggunakan tiga buah perangkap yang masing-masing jaraknya adalah 20 meter. perolehan persentase perencanaan pembelajaran sebesar 64,15%. Perencanaan pembelajaran pada siklus II siswa melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui penggunaan permainan perangkap batman dengan dimodifikasi perangkap dan jaraknya dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 80,35%. Perencanaan pembelajaran pada siklus III siswa melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman dengan menggunakan satu buah perangkap dengan jarak antara garis start ke perangkap 40 meter dan dari perangkap ke garis finish 40 meter dengan perolehan persentase 100%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran meningkat dan telah mencapai target yang ditentukan.

2. Kinerja Guru

Kinerja guru tetap mengacu pada format observasi kinerja guru yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya. Kinerja guru untuk membuka pelajaran,


(37)

123

mengelola inti pembelajaran, mengkondisikan, memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman. Pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 68,33%, pada siklus II 83%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

3. Aktivitas Siswa

Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran guru harus memberikan motivasi pada siswa agar aktivitas siswa dapat meningkat. Disamping pengawasan dan peraturan yang ketat, tegas, jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar maksimal.

Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 43,33% dari jumlah 30 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 93,33% dari jumlah 30 siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 100% dari jumlah 30 siswa.

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa telah menunjukan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebesar 80%. Peningkatan pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter terbukti dari peningkatan setiap siklusnya dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter mencapai 17 siswa atau 56,66%, siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau 86,66% yang tuntas namun karena dalam siklus II terjadi kekurangan dalam proses sikap awal dan proses sikap akhirnya maka diperlukan perbaikan pada siklus selanjutnya sehingga keseluruhan total aspek sikap awal, pelaksanaan gerak dan aspek sikap akhirnya pada nantinya dapat mencapai target keseluruhan yaitu 80%. Kemudian pada siklus III meningkat menjadi 27 siswa atau 90% yang tuntas dan akhirnya target aspek keseluruhan dari mulai sikap awal, pelaksanaan gerak dan sikap akhir sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 80%.

B.Saran

Pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan


(38)

124

kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak dasar, disiplin, kerjasama, serta disiplin. Dengan memperhatikan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Penerapan permainan perangkap batman pada gerak dasar lari sprint 80 meter merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran atletik khususnya lari sprint 80 meter. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan. b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai

permainan-permainan untuk pembelajaran gerak dasar lari sprint. Sesuai dengan konteks lari sprint itu sendiri dimana terdapat sikap awal (start), pelaksanaan gerak (lari), dan sikap akhir (finish) sehingga permainan dengan pembelajaran akan sesuai, bukan dengan permainan yang maju mundur dan belak-belok, yang menjadikannya salah persepsi.

c. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya

e. Dalam pembelajaran lari sprint 80 meter guru lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para


(39)

125

siswa yang difasilitasi melalui penerapan permainan sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak dasar lari sprint tersebut misalkan saja permainan perangkap batman.

2. Bagi siswa

a. Keterampilan gerak dasar misalnya gerak dasar lari sprint 80 meter harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa. b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter yang

bermanfaat bagi dirinya.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

3. Bagi sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap pembelajaran lari sprint yang dinilai sangat menjenuhkan, maka perlu dikemas dalam sebuah permainan dan sebagai tanggung jawab dari pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas yang akan menunjang keberhasilan gerak dasar pada siswa, jika siswa memiliki potensi maka bisa diikut sertakan dalam O2SN yang diselenggarakan di kecamatan atau di kabupaten.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.


(40)

126

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran dengan menggunakan permainan atau menggunakan media.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter lebih lengkap lagi.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Bahagia, Yoyo Dkk. (2000). Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jendral Pendidikan Daasar dan Menengah.

Cholik, Toho dan Lutan Rusli. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Kamus Besar Bahasa Indonesia,(2005). Jakarta: Balai Pustaka

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud.

Kusmaedi, Nurlan. (2009). Permainan Tradisional. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Muhtar, Tatang dan Irawati, Riana. (2009). Atletik. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Nadisah.(1992). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Rukmana, Anin. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebuah Alternatif Peningkatan Profesionalisme Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soemitro. (1992). Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Ayi. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Syarifuddin, Aip. (1992). Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya.


(42)

Zafar, Dikdik dan Komarudin. (2008). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik Run-Jump-Throw Kemampuan Atetik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Indonesia.


(1)

mengelola inti pembelajaran, mengkondisikan, memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman. Pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 68,33%, pada siklus II 83%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

3. Aktivitas Siswa

Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran guru harus memberikan motivasi pada siswa agar aktivitas siswa dapat meningkat. Disamping pengawasan dan peraturan yang ketat, tegas, jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar maksimal.

Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 43,33% dari jumlah 30 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 93,33% dari jumlah 30 siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 100% dari jumlah 30 siswa.

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa telah menunjukan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebesar 80%. Peningkatan pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter terbukti dari peningkatan setiap siklusnya dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter mencapai 17 siswa atau 56,66%, siklus II meningkat menjadi 26 siswa atau 86,66% yang tuntas namun karena dalam siklus II terjadi kekurangan dalam proses sikap awal dan proses sikap akhirnya maka diperlukan perbaikan pada siklus selanjutnya sehingga keseluruhan total aspek sikap awal, pelaksanaan gerak dan aspek sikap akhirnya pada nantinya dapat mencapai target keseluruhan yaitu 80%. Kemudian pada siklus III meningkat menjadi 27 siswa atau 90% yang tuntas dan akhirnya target aspek keseluruhan dari mulai sikap awal, pelaksanaan gerak dan sikap akhir sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 80%.

B.Saran

Pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan


(2)

124

kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak dasar, disiplin, kerjasama, serta disiplin. Dengan memperhatikan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan di SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Penerapan permainan perangkap batman pada gerak dasar lari sprint 80 meter merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran atletik khususnya lari sprint 80 meter. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan. b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai

permainan-permainan untuk pembelajaran gerak dasar lari sprint. Sesuai dengan konteks lari sprint itu sendiri dimana terdapat sikap awal (start), pelaksanaan gerak (lari), dan sikap akhir (finish) sehingga permainan dengan pembelajaran akan sesuai, bukan dengan permainan yang maju mundur dan belak-belok, yang menjadikannya salah persepsi.

c. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter melalui permainan perangkap batman sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya

e. Dalam pembelajaran lari sprint 80 meter guru lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para


(3)

siswa yang difasilitasi melalui penerapan permainan sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak dasar lari sprint tersebut misalkan saja permainan perangkap batman.

2. Bagi siswa

a. Keterampilan gerak dasar misalnya gerak dasar lari sprint 80 meter harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa. b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak dasar lari sprint 80 meter yang

bermanfaat bagi dirinya.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

3. Bagi sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap pembelajaran lari sprint yang dinilai sangat menjenuhkan, maka perlu dikemas dalam sebuah permainan dan sebagai tanggung jawab dari pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas yang akan menunjang keberhasilan gerak dasar pada siswa, jika siswa memiliki potensi maka bisa diikut sertakan dalam O2SN yang diselenggarakan di kecamatan atau di kabupaten.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.


(4)

126

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran dengan menggunakan permainan atau menggunakan media.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint 80 meter lebih lengkap lagi.


(5)

Bahagia, Yoyo Dkk. (2000). Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Daasar dan Menengah.

Cholik, Toho dan Lutan Rusli. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Kamus Besar Bahasa Indonesia,(2005). Jakarta: Balai Pustaka

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud.

Kusmaedi, Nurlan. (2009). Permainan Tradisional. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Muhtar, Tatang dan Irawati, Riana. (2009). Atletik. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Nadisah.(1992). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Rukmana, Anin. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebuah Alternatif Peningkatan Profesionalisme Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soemitro. (1992). Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Ayi. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Syarifuddin, Aip. (1992). Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Zafar, Dikdik dan Komarudin. (2008). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik Run-Jump-Throw Kemampuan Atetik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Indonesia.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS V SDN NAGRAK I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 68

MENINGKATKAN GERAK DASARLARI SPRINT MELALUI PERMAINAN AKSELERASI BALANCE COORDINATION (ABC) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANEMBAHAN KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON.

0 0 40

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN LOMPAT PANTUL (PLYOMETRICS) PADA SISWA KELAS IV SDN I KALIWULU KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON.

0 1 43

MENINGKATKAN GERAK DASAR FOREHAND LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon).

1 10 49

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI ESTAFET MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PUNGUT PUNTUNG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SETU WETAN KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON.

1 2 44

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 47

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BALERANTE KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON.

1 1 44

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS BAGI SISWA KELAS VSDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON.

0 1 54

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING PRIS PADA SISWA KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 59

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA CABANG ATLETIK MELALUI PERMAINAN BEBENTENGAN PADA SISWA KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 48