MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING PRIS PADA SISWA KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh TIA TUSTIAJAT

0701097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lari Sprint Melalui Permainan Kucing Pris Pada Siswa

Kelas IV SD Negeri Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang”. Ini

beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuia dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, 7 Juni 2011

TiaTustiajat


(3)

Disetujui dan Disyahkan oleh Pembimbing : Pembimbing I

Drs. H. Hendra Somantri, M. Pd. NIP.194709201967011001

Pembimbing II

Drs. Respaty Mulyanto, M . Pd. NIP. 195905201988131002

Mengetahui: Ketua Prodi,

Dr. Ayi Suherman, M. Pd. NIP. 1960021511984111001


(4)

i

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Pemecahan Masalah ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 12

E. Manfaat Penelitian ... 12

F. Batasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

A. Kajian Teoritis ... 15

1. Filsafat dan Konsep Dasar Pendidikan Jasmani... 15

a. Filsafat Pendidikan Jasmani ... 15

b. Konsep Pendidikan Jasmani, Pendidikan Olahraga, dan Pendidikan Kesehatan ... 17

c. Tujuan Pendidikan Jasmani... 18

d. Pendidikan Jasmani. ... 19

e. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. ... 20


(5)

ii

3. Pembelajaran Atletik di SD ... 24

a. Pengertian Lari Sprint.. ... 27

b. Pengenalan Gerakan Lari.. ... 27

c. Berbagai Bentuk Pengenalan Gerakan Lari. ... 28

d. Variasi dan Kombinasi Berbagai Bentuk Pengenalan Gerakan Lari.. ... 29

e. Mengajarkan Teknik Lari. ... 30

f. Nomor Lari Jarak Pendek. ... 31

4. Permainan Kucing Pris.. ... 33

a. Latar Belakang. ... 33

b. Tujuan... 33

c. Manfaat... 33

d. Sasaran... 33

e. Aturan Permainan... 33

B. Kajian Praktis ... 42

1. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan ... 42

C. Hipotesis Tindakan... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

1. Lokasi Penelitian ... 45

2. Waktu Penelitian ... 45

3. Jadwal. ... 46

B. Subjek Penelitian ... 46

C. Metode dan Desain Penelitian ... 47

1. Metode Penelitian ... 47

2. Desain Penelitian ... 49

D. Prosedur Penelitian... 51

1. Tahapan Perencanaan (Planning) ... 51


(6)

iii

3. Tahapan Observasi (Observer) ... 60

4. Tahapan Analisis dan Refleksi (Reflection) ... 60

5. Re Planning (Perencanaan Ulang).. ... 61

E. Instrumen Penelitian... 61

1. IPKG 1... 61

2. IPKG 2... 62

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 62

4. Tes Hasil Belajar... . 63

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 65

G. Validasi Data ... 68

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Paparan Data Awal ... 71

B. Paparan Data Tindakan ... 83

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 83

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 83

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 87

c. Paparan Data Hasil Siklus I... 93

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 98

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 106

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 106

b. Paparan Data Pelakasanaan Siklus II ... 110

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 116

d. Analisis dan Reflesi Siklus II ... 121

3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 130

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 130

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 134

c. Paparan Data Hasil Siklus III ... 143

d. Analisis dan Refleksi Siklus III... 148

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 157


(7)

iv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 180

A. Kesimpulan ... 180

B. Saran ... 182

DAFTAR PUSTAKA...184

LAMPIRAN ... 186

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 186

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 191

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 197

4. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 202

5. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 203

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 204

7. Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus I ... 205

8. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 206

9. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 207

10.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 208

11.Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus II ... 209

12.Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 210

13.Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 211

14.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 212

15.Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus III ... 213

16.Lembar Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 214

17.Lembar Observasi Kinerja Guru ... 219

18.Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 222


(8)

v

20.Jadwal Penelitian ... 227

21.Foto Pelaksanaan Siklus I, II, III ... 228


(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Awal Kemampuan Gerak Dasar Lari Sprint... 8

3.1 Jadwal Penelitian.. ... 46

4.1 Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Penbelajaran. ... 73

4.2 Data Awal Hasil Observasi Kinerja Guru. ... 75

4.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa. ... 78

4.4 Data Awal Kemampuan Gerak Dasar Lari Sprint... 80

4.5 Hasil Observasi Perencanaan Penbelajaran Siklus I. ... 86

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I. ... 91

4.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 94

4.8 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus I ... 97

4.9 Rekafitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus I ... 99

4.10 Rekafitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus I ... 101

4.11 Rekafitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 103

4.12 Rekafitulasi Data Peningkatan Hasil Tes Belajar Siklus I ... 105

4.13 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 109

4.14 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 114

4.15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 117

4.16 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus II... 120

4.17 Rekafitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus II ... 122

4.18 Rekafitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Siklus II... 124

4.19 Rekafitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 126

4. 20 Rekafitulasi Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 128


(10)

vii

4. 22 Data Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 133

4. 23 Lembar Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 141

4. 24 Lembar Observsi Aktivitas Siswa Siklus III ... 144

4. 25 Daftar Nilai Hasil Tes Tindakan Siklus IIII ... 146

4. 26 Rekafitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus III ... 149

4. 27 Rekafitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Siklus III ... 150

4. 28 Rekafitulasi Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 152

4. 29 Rekafitulasi Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 154

4. 30 Rekafitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Siklus III. ... 155

4. 31 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus. ... 162

4. 32 Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus. ... 174

4. 33 Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Persentase Ketuntasan. ... 175


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 : Lapangan Kucing Pris... 37

2.2 : Star Jongkok... 38

2.3 : Sikap Lari... 40

2.4 : Melewati Garis Finis ... 41


(12)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 : Grafik Tingkatan Perencanaan Kinerja Guru ………. 160

4.2 : Grafik Tingkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ………. 162

4.3 : Grafik Peningkatan Observasi Aktivitas Siswa ... 174

4.4 : Grafik Peningkatan Kelulusan Siswa Data Awal, Siklus I, Siklus II,

Siklus III... 176

4.5 : Grafik Peningkatan Dari Data Awal Sampai Pada Siklus III... 177


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Menurut Cholik dan Lutan (1995/1996:14).

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan


(14)

bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan kaitannya dengan permainan dan olahraga. Meskipun banyak yang menganggap bahwa tiada perbedaan antara ketiganya, kajian secara khusus menunjukkan ciri masing-masing meskipun saling melingkupi. Permainan, jadi aktivitas bermain, terutama merupakan aktivitas kegembiraan. Bermain adalah jenis yang non-kompetitif, atau non-pertandingan dari kegembiraan gerak fisik. Meskipun bermain tidak selau harus fisikal. Bermain tidak perlu harus olahraga atu pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya.

Olahraga selalu beraturan dan merupakan permainan yang kompetitif. Olahraga sering dipandang sebagai bermain secara teratur, yang dapat membawanya lebih mendekati pendidikan jasmani. Meskipun demikian penelaahan lebih jauh akan memperlihatkan bahwa olahraga selalu berisikan pertandingan atau perlombaan.

Cholik (1996 : 14) menulis bahwa.

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorangsebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.


(15)

Pendidikan jasmani memiliki kedua elemen bermain dan olahraga, tapi tidak mesti harus selalu ada, baik salah satu atau dalam takaran yang berimbang antara keduanya.

Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani semuanya mengandung bentuk gerak fisik, dan ketiganya dapat cocok dalam konteks pendidikan jika dipakai untuk tujuan pendidikan tertentu. Bermain dapat dipakai sebagai rekreasi dan kegembiraan, tanpa tujuan pendidikan, sama seperti olahraga yang dapat hidup demi olahraga itu sendiri tanpa nilai pendidikan. Olahraga profesional tidak memiliki tujuan pendidikan, namun ia tetap olahraga karena pelakunya tidak selalu harus amatir.

Olahraga dan bermain dapat mata untuk kesenangan, semata-mata untuk pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan atau kegembiraan tidak terpisahkan dari pendidikan, keduanya dapat dan harus disatukan.

Siapapun orangnya, yang pasti telah mengalami masa kecil tentu pernah terlibat dalam permainan anak-anak. Permainan anak-anak itu sendiri dilakukan baik di desa maupun di kota. Setiap anak tidak terlepas dari keinginan melakukan permainan dengan kawan-kawan sebayanya. Bahkan kadang-kadang mereka menghabiskan waktunya untuk melakukan permainan yang menang mengasikkan.

Berbicara tentang permainan anak-anak setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Permainan anak-anak di daerah Jawa Barat, tentu berbeda dengan permaian anak di daerah jawa Tengah dan Jawa Timur. Permainan


(16)

anak-anak jawa Tengah dan Jawa Timur pun berbeda dengan permainan anak-anak-anak-anak dari bali, sasak, sumbawa, atau daerah lainnya. Hal itu sangat bergantung kepada lingkungan daerahnya dan kreativitas orang yang menciptakan permainan itu.

Sejak zaman dahulu permainan anak-anak tidak terlepas dari keadaan lingkungannya. Jauh sebelum permainan sepak bola, bola voli, ding-dong atau permainan modern lainnya. Telah bermunculan permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-anak. Lingkungan memang amat berpengaruh terhadap lahirnya permainan anak-anak. Masyarakat Bosnia misalnya, yang hidup dalam situasi peperangan, telah melahirkan permainan perang-perangan dengan senjata mainan. Anak-anak Bosnia itu masih kelihatan gembira apabila sedang bermain perang-perangan. Anak-anak pedesaan yang memiliki tanah lapang yang luas memanfaatkan tanah lapang itu untuk permainan. Anak-anak kota yang kehilangan kesempatan menggunakan lapangan yang luas, cukup puas dengan permainan pedang dan topeng Power Ranger dan lain sebagainya. Jadi, jelas lingkungan sangat berpengaruh terhadap lahirnya permainan anak-anak.

Atletik berasal dari bahasa yunani, yaitu athlon atau athlum yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet). Syarifuddin (1992:1)

menulis. “ Dengan demikian dapatlah dikemukakan, bahwa atletik adalah

salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau diperlombakan yang


(17)

Bangsa primitif mencari nafkah dengan jalan berburu dan menangkap ikan, serta membela dirinya dari serangan binatang buas atau melawan keadaan alam. Untuk kepentingan itu mereka harus memiliki kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan keuletan. Kesemuanya itu dilakukan dengan berjalan, berlari, melompat, dan melempar agar tidak kehilangan sasarannya.

Di dalam perlombaan atletik ada nomor-nomor yang dilakukan di lintasan (track) dan ada nomor-nomor yang dilakukan di lapangan (field).

Oleh karena itu atletik di Amerika dinamakan “Track and Field”.

Di Indonesia, atletik dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Oleh karena itu, atletik diperkenalkan dan dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, maka maju mundurnya prestasi atletik sangat tergantung pada sejauh mana kualitas guru pendidikan jasmani menyampaikan materi pembelajaran atletik.

Nomor-nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik secara garis besar dapat dijadikan 3 bagian, yaitu : Nomor jalan dan lari, nomor lompat, dan nomor lempar. Salah saru cabang atletik yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu cabang lari sprint.

Lari sprint adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh


(18)

kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai dengan melewati garis akhir (finis/finish). Sarifuddin (1992 : 41) menyatakan bahwa.

Dalam lari jarak pendek (sprint), ada tiga teknik yang harus dipahami

dan dikuasai, yaitu mengenai : “teknik start, teknik lari dan teknik melewati garis finis”. Dari ketiga macam teknik lari sprint tersebut,

Penguasaannya sangat penting untuk mencapai prestasi maksimal. Sedangkan penggunaannya, tergantung dari pada si atletnya itu sendiri.

Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint dan aktivitas anak dalam pembelajaran pendidikan jasmani, penulis mencoba membuat suatu model pembelajaran permainan kucing pris sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Yang dilatar belakangi guru hanya menyampaikan dalam bentuk komando, hanya menyampaikan dari aspek-aspek motorik saja, dan aktivitas siswa pada saat pembelajaran yang belum optimal.

Harus diketahui bahwa merencanakan pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk permainan kucing pris untuk anak, yang tidak boleh kita lupakan bahwa pendidikan jasmani harus mencakup unsur gerak, gembira, dan belajar. Ketiga unsur pokok ini akan menjadikan mereka terhadap hasil yang baik dan menjadikan lebih mencintai apa yang telah dilakukannya. Apapun bentuk permainannya, bila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sportif akan membuahkan hasil yang diharapkan oleh tujuan pendidikan jasmani yaitu anak diberi kebebasan dalam bergerak tanpa diatur oleh gurunya akan


(19)

menghasilkan pembelajaran yang baik, apabila direncanakan dengan matang dan dijelaskan secara gamblang kepada anak yang akan melakukannya.

Berdasarkan hasil tes melakukan lari sprint dengan menggunakan gerak dasar yang benar bisa dilihat hanya ada 7 orang yang lulus dari 32 siswa dan 25 siswa yang belum bisa melakukan gerak dasar lari sprint dengan baik sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam melakukan gerak dasar lari sprint diantaranya cara star, sikap lari dan melewati garis finis, hal itu dikarenakan dari kinerja guru dan aktivitas siswa, diantaranya sebagai berikut:

1.Guru kurang mengembangkan metode, materi, teknik maupun media

pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan sehingga pembelajaran penjas bersifat monoton dan kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran lari sprint.

2.Guru kurang memberikan penguatan dan motivasi terhadap siswa.

3.Siswa merasa jenuh dengan pola pembelajaran yang terlalu ketat mengarah

pada pola pembelajaran gerak dasar lari sprint.

4.siswa kurang memahami dan kurang menguasai keterampilan gerak dasar

dalam lari sprint.

Untuk mengetahui kemampuan awal pada gerak dasar lari sprint. Maka peneliti melakukan tes gerak dasar lari sprint.

Adapun nilai yang diperoleh siswa dari tes gerak dasar lari sprint dapat dilihat pada tabel 1.1.


(20)

Tabel 1.1

Data Awal Kemampuan Geraka Dasar Lari Sprint

Disebabkan karena siswa kurang memahami tentang gerak dasar lari sprint yang benar. Ditinjau dari permasalahan tersebut, peneliti memberikan tindakan kelas terhadap gerak dasar lari sprint dalam bentuk permainan, yang

No Nama

Aspek yang dinilai

Skor Nilai

Ket Tafsiran

Cara Start Jongkok Sikap Lari Melewati Garis Finis

1 2 3 1 2 3 1 2 3 T TT B C K

1 Yunengsih    3 33  

2 Deni    7 78  

3 Melia Susan    3 33  

4 Siti. H    3 33  

5 Siti Mariah    3 33  

6 Diki. K    7 78  

7 Titin Agustini    3 33  

8 Ade. F    4 44  

9 Siti Rohayati    3 33  

10 Sopian. A    3 33  

11 Sendi Oktora    3 33  

12 Intan. O    4 44  

13 Lulu A. R    3 33  

14 Asri Adriani    3 33  

15 Anggita. R    4 44  

16 Suhendar. D    4 44  

17 Aep Saepudin    3 33  

18 Pitriyani    3 33  

19 Zahrul Sidik    3 33  

20 Reza Rizqi. A   7 78  

21 Dandi Rizal. F    4 44  

22 Dian P. S    3 33  

23 Dani Sevia   7 78  

24 Arif Maulana    4 44  

25 Ajeng S. M    4 44  

26 Diana    3 33  

27 Ifan Ramdan    7 78  

28 Ari. G    3 33  

29 Fitria    3 33  

30 M. Faisal. F    7 78  

31 Bondan. F    7 78  

32 Arizal Al. A    4 44  

Jumlah 23 4 5 25 7 0 23 9 0 159 1459 7 25 0 7 25

Presentase 72

% 12 % 16 % 78 % 22

% 0

72 %

18

% 0 22 % 78 %

22 %

78 %


(21)

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan gerak dasar lari sprint. Salah satu bentuk permainan yang bisa diterapkan pada pembelajaran lari jarak pendek di SD yaitu melalui bentuk permainan kucing pris. (Kamus Wapedia. Com.2009) menerangkan bahwa.

Kucing pris atau bentengan adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 8 sampai 12 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang atau

garis sebagai ’benteng’. Tujuan pertama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih ’benteng’ lawan dengan menyentuh tiang

atau menginjak garis yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakan kata benteng. Diarea benteng biasanya ada area aman dimana untuk grup yang memiliki tiang atau garis itu sudah berada di area aman tanpa takut terkena lawan.

Dalam permainan ini, biasanya semua anggota mempunyai tugas seperti penyerang, mata-mata, pengganggu, dan penjaga benteng. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.

Melalui pembelajaran permainan kucing pris, pemebelajaran lari sprint akan menjadi lebih menarik, dan siswa tidak akan cepat bosan, siswa mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran, memotivasi kreativitas dan semangat belajar siswa, selain itu siswa dapat belajar sambil bermain.

Apabila pembelajaran lari sprint tidak dikemas dalam bentuk permainan maka pemebelajaran atletik akan menjadi kegiatan yang membosankan. Bahkan akan tumbuh sikap tidak senang pada anak-anak terhadap lari sprint, kemampuan gerak dasarnya pun tidak akan meningkat.


(22)

Dari paparan di atas, maka penulis mengambil judul “ Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lari Sprint Melalui Permainan Kucing Pris Pada Siswa Kelas IV SDN Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten

Sumedang”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut. Permasalahan tersebut akan penulis rumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan

kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV ?

2. Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV ?

3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV ?

4. Bagaimana peningkatan belajar siswa dalam pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV ?


(23)

C. Cara Pemecahan Masalah

Untuk dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mencoba menerapkan pembelajaran lari sprint melalui permainan kucing pris sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV SD Negri Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang.

Dengan pembelajaran permainan kucing pris ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan gerak dasar lari sprint, karena materi pembelajaran gerak dasar lari sprint sangat penting bagi siswa dasar untuk dipelajari.

Permainan ini juga dapat menarik minat siswa untuk lebih semangat dan tidak mudah jenuh. Karena permainan yang sifatnya diperlombakan sangat disukai oleh siswa SD khususnya kelas IV. Selain itu dengan permainan kucing pris ini secara tidak langsung guru dapat menerapkan gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV walaupun tidak disadari secara langsung oleh siswa.

Perencanaan pada siklus I yaitu melakukan permainan kucing pris dengan diawali sikap star jongkok, pada siklus II masih dengan diawali sikap star jongkok tetapi larinya harus lurus dan memperhatikan sikap lari, kemudian pada siklus III ini yaitu dengan diawali sikap star jongkok, larinya harus lurus dan memperhatikan sikap lari, juga pada saat menangkap lawan harus seperti sikap melewati garis finis supaya gerak dasar lari sprint meningkat pada setiap siklusnya.


(24)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dicapai dari penelitian ini adalah.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV.

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai

upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV.

4. Untuk mengetahui peningkatan belajar dalam pembelajaran sebagai upaya

meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian, yaitu:

1. Bagi Siswa

Dapat membuat pembelajaran olahraga pendidikan jasmani lebih menyenangkan, serta membuat siswa antusias dan dapat memudahkan siswa dalam penguasaan gerak dasar lari sprint.


(25)

2. Bagi Guru

Dapat memberikan model pembelajaran yang menarik untuk menyampaikan materi pembelajaran tentang gerak dasar lari sprint, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas guru dan mempermudah cara penyampain serta menjadi variatif, sehingga siswa merasa antusias dan tidak bosan dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Dapat meberikan inovasi baru dalam meningkatkan pembelajaran ditingkat pendidikan, dapat menutupi tentang kekurangan fasilitas sekolah, dan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. 4. Bagi Peneliti Yang Lain

Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan model dan media pembelajaran dalam pendidikan.

F. Batasan Istilah

Untuk manghindari salah tafsir terhadap permasalahan pokok yang diteliti, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang perlu diketahui yaitu.

a. Permainan kucing pris adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup,

masing-masing terdiri dari 8 sampai 12 orang. Masing-masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang atau garis

sebagai ’benteng’. Tujuan pertama permainan ini adalah untuk menyerang

dan mengambil alih ’benteng’ lawan dengan menyentuh tiang atau


(26)

benteng. Diarea benteng biasanya ada area aman dimana untuk grup yang memiliki tiang atau garis itu sudah berada di area aman tanpa takut terkena lawan. (Kamus Wapedia. Com.2009)

b. Lari Sprint adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh

jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan seluruh kekuatannya mulai awal (mulai dari start) sampai dengan melewati garis akhir (finis/finish). (Syarifuddin 1992 :41)

c. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.( Cholik dan Lutan (1995/1996:14)

d. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua yang dilakukan oleh

manusia sejak zaman yunani kuno sampai dewasa ini. (Syarifuddin dan Muhadi (1992:59)

e. Gerak dasar Atletik adalah suatu dorongan dalam usaha mengalihkan

bentuk-bentuk gerakan yang telah dimiliki anak sebelum memasuki sekolah menjadi bentuk-bentuk gerakan dasar yang mengarah pada gerakan dasar atletik. ( Syarifuddin (1992:18)


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cibenda

Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Adapun pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut.

a. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru penjas tersebut

dalam pelaksanaan program sekolah, kususnya dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint.

b. Sekolah tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga hal ini

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

c. Peneliti lebih hapal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa

sehingga memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswanya yang selama ini dianggap bermasalah, dan memudahkan peneliti untuk memantau, merevisi, dan mencari data-data yang diperlukan selama penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011. Lamanya penelitian kurang lebih selama lima bulan.


(28)

3. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu penelitian selama 5 bulan yaitu mulai bulan Februsri 2011 sampai bulan Juni 2011. Adapun jadwal penelitiannya ada pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

URAIAN KEGIATAN

WAKTU PENELITIAN

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan dan Pembekalan

Perencanaan Pelaksanaan siklus 1 Pelaksanaan siklus 2 Pelaksanaan siklus 3

Pengolahan Data Penyusunan Laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibenda, yang berjumlah 32 orang siswa terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Pemilihan kelas IV sebagai subyek penelitian dilandasi atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukan di kelas IV banyak kesulitan dalam melakukan gerak dasar lari sprint.


(29)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Adapun tindakan yang digunakan dalam pembelajaran, yakni melalui permainan kucing pris sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan reaksi gerak dasar lari sprint.

Banyak definisi mengenai penelitian tindakan kelas, diantaranya dikemukakan oleh Wira atmadja (2006:13).

Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dimana mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih terjadi dalam proses pembelajaran tersebut. Apabila proses inquiri dan perbaikan pembelajaran


(30)

dilakukan secara terus menerus diyakini sepenuhnya bahwa kemampuan proffesional guru akan terus meningkat.

Penggunaan PTK ditujukan untuk kepentingan praktisi di lapangan dalam hal ini guru kelas dan bukan untuk kepentingan sendiri. Artinya melalui PTK dapat mendorong dan membangkitkan para praktisi di lapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap aktivitas kinerja profesionalnya guna meningkatkan iklim belajar dan situasi sosial di sekolah menuju arah yang lebih baik.

Penelitian tindakan kelas memberi pengaruh positif terhadap peningkatan kerja guru dalam memberikan pelayanan pendidikan yang telah baik dengan kemampuan untuk membagi kelas dalam kelompok kerja dan diskusi. Membagi tugas kelompok, memimpin dan dan melakukan fungsi fasilitator dan moderator dalam diskusi kelompok dan kelas. Serta melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Disamping itu bagi siswa terjadi peningkatan belajar dalam bentuk kelompok dan bukan hanya belajar individual, kerjasama, membuat dan melaksanakan tugas, berpartisipasi dalam diskusi kelompok dan kerja dengan mengemukakan pendapat dan bertanya, serta belajar menghargai pendapat siswa yang lainnya. Pendapat tersebut sejalan dengan definisi yang dikemukakan

Kasbolah (1999), yakni. “ Penelitian tindakan kelas adalah penelitian


(31)

Ditinjau dari segi akademis PTK bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas bukan penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium, tetapi merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan permasalahan keseharian di Sekolah Dasar. Dalam PTK, peneliti tidak bertindak sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dalam hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan dan guru sebagai pelaku dan pengumpul informasi atau data, akan tetapi siswa dimungkinkan secara aktif berperan dalam melaksanakan tindakan.

Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan Taggrat, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang. Satu siklus kegiatan yang terdiri dari perencanaan tindakan (plan), pelaksanaan tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect). Untuk memudahkan pemahaman tentang tahapan-tahapan siklus tersebut secara visual dapat dilukiskan dalam gambar 3.1.


(32)

Gambar 3.1

Model Kemmis dan Taggart (Kasbolah,1998:111)

Gambar di atas, diawali dengan perencanaan (planning) yaitu perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah : pelaksanaan (actiaon) yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya ; pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan ; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini,


(33)

akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ketindakan sampai dengan target yang telah ditetapkan dapat tercapai.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan

perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dan memuaskan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran olahraga atletik gerak dasar lari sprint melalui sebuah RPP perbaikan.

b. Membuat lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati kinerja

guru dan aktivitas siswa.

c. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang gerak dasar lari sprint.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. fokusnya adalah upaya


(34)

meningkatkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran gerak dasar lari sprint. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut.

1. Siklus I

1) Kegiatan awal

a) Guru melakukan apersepsi.

b) Guru membariskan siswa 4 bersaf

c) Guru mengecek kehadiran siswa.

d) Guru memimpin do’a.

e) Guru memimpin senam pemanasan baik statis maupun dinamis.

2) Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan tentang melakukan gerak dasar lari sprint

melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star.

b) Guru mencontohkan gerakan gerak dasar lari sprint melalui

permainan kucing pris dengan diawali sikap star.

c) Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok untuk melakukan

permainan kucing pris.

d) Guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan gerakan gerak

dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star yang telah dicontohkan oleh guru sebelumnya dengan peraturan yang telah ditentukan, seperti pada gambar berikut ini:


(35)

Sikap Star Jongkok

maju untuk memancing lawan keluar berlari menangkap lawan jika sudah ada aba-aba dari pemancing

yang ada di belakang

Gambar 3.2 Permainan kucing pris dengan diawali sikap star jongkok

Keterangan :

1. : pemain pengejar/penjaga

2. : pemain pemancing

3. : arah lari.

: garis batas

e) Guru mengevaluasi kegiatan siswa tentang pembelajaran gerak

dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star melalui tes lari memindahkan batu dengan jarak 25 meter dan kesempatan 2 kali.

3) Kegiatan akhir

a) Guru menyuruh siswa berkumpul untuk penenangan.

b) Guru memberikan koreksi dan nasehat tentang pembelajaran gerak

dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star.


(36)

c) Guru menutup pembelajaran dan siswa dikondisikan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

4). Tindak Lanjut

a) Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat

teknik gerak dasar lari sprint.

b. Siklus II

1. Kegiatan awal

b) Guru membariskan siswa menjadi empat bersaf.

c) Guru mengecek kehadiran siswa

d) Guru memimpin do’a.

e) Guru melakukan apersepsi.

f) Guru memimpin pemanasan melalui senam statis dan senam

samba.

2. Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan peraturan permainan kucing pris.

 Siswa yang mengejar harus berada pada posisi star jongkok dan

pada waktu mengejar harus berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan siswa yang dikejarnya pun tidak boleh berlari berkolak-kelok tetapi harus berlari lurus.

b) Guru mencontohkan gerakan gerak dasar lari sprint melalui

permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari.


(37)

c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok beranggota 8 orang.

d) Guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan gerak dasar lari

sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari yang telah dijelaskan dan dicontohkan oleh guru dengan peraturan yang telah ditentukan, seperti pada gambar 4.2 dan 4.3.

Gambar permainan kucing pris

Gerakan lari pemain pengejar

Gambar 3.3

Permainan kucing pris dengan diawali sikap star jongkok, dan lari lurus dengan memperhatikan sikap lari

Keterangan :

1. : pemain pengejar/penjaga

2. : pemain pemancing

3. : arah lari.


(38)

e) Guru mengevaluasi kegiatan siswa tentang pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari melalui tes lomba memindahkan batu dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari.

3) Kegiatan akhir

a) Guru menyuruh siswa untuk berkumpul untuk melakukan penenangan.

b) Guru dan siswa melakukan diskusi tentang pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari.

c) Guru memberikan koreksi dan nasehat tentang pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari. d) Guru menutup pembelajaran dan siswa dikondisikan untuk

mengikuti pelajaran selanjutnya. 4) Tindak Lanjut

a) Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat


(39)

Siklus III

1) Kegiatan awal

a) Guru membariskan siswa menjadi empat bersaf.

b) Guru mengecek kehadiran siswa

c) Guru memimpin do’a.

d) Guru melakukan apersepsi.

e) Guru memimpin pemanasan melalui senam statis dan senam samba

2) Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan peraturan permainan kucing pris.

Siswa yang mengejar harus berada pada posisi star jongkok dan pada waktu mengejar harus berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan siswa yang dikejarnya pun tidak boleh berlari berkolak-kelok tetapi harus berlari lurus, dan menangkap lawan seperti gerakan sikap melewati garis finis. b) Guru mencontohkan gerakan gerak dasar lari sprint melalui

permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan menangkap lawan seperti gerakan sikap melewati garis finis.

c) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, tiap kelompok beranggota 8 orang.

d) Guru menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan menangkap


(40)

lawan seperti gerakan sikap melewati garis finis yang telah dijelaskan dan dicontohkan oleh guru dengan peraturan yang telah ditentukan, seperti pada gambar 4.3.

Gambar 3.4

Permainan kucing pris dengan diawali sikap star jongkok,dan lari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan menangkap lawan seperti gerakan

melewati garis finis

Keterangan :

4. : pemain pengejar/penjaga

5. : pemain pemancing

6. : arah lari.

: garis batas

e) Guru mengevaluasi kegiatan siswa tentang pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan menangkap lawan seperti gerakan sikap melewati garis finis melalui tes lomba memindahkan batu.


(41)

3) Kegiatan akhir

a) Guru menyuruh siswa untuk berkumpul untuk melakukan penenangan.

b) Guru dan siswa melakukan diskusi tentang pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan menangkap lawan seperti gerakan sikap melewati garis finis.

c) Guru memberikan koreksi dan nasehat tentang pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan menangkap lawan seperti gerakan sikap melewati garis finis. d) Guru menyimpulkan hasil belajar siswa tentang pembelajaran gerak

dasar lari sprint melalui permainan kucing pris dengan diawali sikap star, dan berlari lurus dengan memperhatikan sikap lari, dan menangkap lawan seperti gerakan sikap melewati garis finis.

e) Guru menutup pembelajaran dan siswa dikondisikan untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

4) Tindak Lanjut

a) Siswa disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya lebih meningkat kemampuan gerak dasar lari sprint


(42)

3. Tahap Observasi

Dengan observasi peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Adapun fokus yang diamati dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint adalah kinerja guru dan aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.

4. Tahap Refleksi

Adapun langkah-langkah analisis dan refleksi yang dilakukan adalah sbb.

a. Pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses tindakan

b. Analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi atau data

yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan

tindakan.

d. Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru,

peneliti dan pihak lain yang terlibat.

e. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam

sekenario pembelajaran dengan berdasarkan pada analisis data proses dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.


(43)

5. Re Planning (Perencanaan Ulang)

Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan guru dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis bersama-sama dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan refleksi untuk kegiatan selanjutnya . Re

planning dalam penelitian ini adalah.

a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data

mengenai proses dan hasil tindakan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian kualitatif, peneliti dan guru sebagai praktikan merupakan instrumen pengumpul data yang utama.

Sedangkan tekhnik yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data di lapangan adalah sebagai berikut:

1. IPKG 1

Lembar instrumen penilaian kinerja guru (IPKG 1) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran yang dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV SDN Cibenda pada setiap siklus yaitu pada tanggal 19 April, 03 Mei dan 10 Mei 2011. (Lembar IPKG 1 terlampir)


(44)

2. IPKG 2

Lembar instrumen penilaian kinerja guru (IPKG 2) ini digunakan sebagai alat ukur dan mengetahui kemampuan melaksanakan pembelajaran yang dilakukan guru khususnya dalam pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris pada siswa kelas IV SDN cibenda pada setiap siklus yaitu pada tanggal 19 April, 03 Mei dan 10 Mei 2011. (lembar IPKG 2 terlampir)

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris berlangsung pada setiap siklus yaitu pada tanggal 19 April, 03 Mei dan 10 Mei 2011. Adapun alat evaluasi yang digunakan adalah format penilaian dengan kriteria penilaian sebagai berikut. (Lembar aktivitas siswa terlampir)

1. Kerjasama

a. Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran

b. Memberi semangat terhadap anggota lain

c. Tidak serakah/ tidak ingin menang sendiri

2. Kejujuran

a. Tidak bersikap curang

b. Menghargai keputusan wasit


(45)

3. Disiplin

a. Mematuhi petunjuk guru

b. Mengikuti kesepakatan bersama

c. Tidak berbuat semaunya

4. Tanggung Jawab

a. Memperbaiki kesalahan

b. Melaksanakan tugas dengan baik yang telah di sepakati bersama

c. Mematuhi peraturan yang kesepakatan yang di buat bersama

Deskriptor

3 = jika siswa melakukan 3 indikator 2 = jika siswa melakukan 2 indikator 1 = jika siswa melakukan 1 indikator Kategori :

9- 12 = Baik (B) 5- 8 = Cukup (C)

1- 4 = Kurang (K)

4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan peningkatan yang diperoleh semua siswa kelas IV SDN Cibenda tentang gerak dasar lari sprint melalui permainan kucing pris. Jenis evaluasi yang dilakukan adalah tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam melakukan gerak dasar lari sprint dengan lomba memindahkan batu


(46)

dan peraturan yang sebenarnya pada setiap siklus yaitu pada tanggal 19 April, 03 Mei dan 10 Mei 2011. Adapun alat evaluasi yang digunakan adalah format penilaian dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

 Sikap Start

a) Sikap kedua kaki dengan lutut kaki kanan dan ujung kaki kiri sejajar

serta jarak antara jarak keduanya satu kepalan tangan.

b) Sikap kedua tangan disimpan di samping badan.

c) Pandangan ke depan

 Sikap Lari :

a) Lari dengan memakai ujung kaki.

b) Lutut dan paha di angkat tinggi.

c) Ayunan lengan atau tangan dari belakang ke depan.

d) Badan condong ke depan.

 Melewati Garis Finis :

a) Menjatuhkan dada kedepan

b) Menjatuhkan bahu kedepan

c) Lari terus secepat-cepatnya

Keterangan :

1. Diberikan skor 3 jika hanya tiga indikator tampak

2. Diberikan skor 2 jika hanya dua indikator tampak


(47)

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

1) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

2) Jenis Data : jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari.

(a) Hasil belajar

(b) Rencana pembelajaran

(c) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran (d) Tes gerak dasar lari sprint

b. Cara Pengambilan Data

1) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa,

2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan

diambil dengan menggunakan lembaran observasi,

3) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di

kelas, diambil dari observasi, hasil tes, dan RPP yang dibuat guru.

4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan

didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes hasil pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negri Cibenda. Data pada penelitian ini terdiri dari data proses dan data hasil belajar.


(48)

c. Data hasil belajar

Untuk teknik pengolahan data hasil belajar menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), KKM yang digunakan di SDN Cibenda sebesar 70 % kriteria gerak dasar lari sprint adalah menganaisis sikap tubuh pada saat (star, berlari, dan melewati garis finis)

1. Sikap Start Jongkok :

a) Sikap kedua kaki dengan lutut kaki kanan dan ujung kaki kiri

sejajar serta jarak antara jarak keduanya satu kepalan tangan.

b) Sikap kedua tangan disimpan di samping badan.

c) Pandangan ke depan

2. Sikap Lari :

a) Lari dengan memakai ujung kaki.

b) Lutut dan paha di angkat tinggi.

c) Ayunan lengan atau tangan dari belakang ke depan.

d) Badan condong ke depan.

3. Melewati Garis Finis :

a) Menjatuhkan dada kedepan

b) Menjatuhkan bahu kedepan

c) Lari terus secepat-cepatnya

Keterangan : B = Baik C = Cukup K = Kurang


(49)

Keterangan :

1. Diberikan skor 3 jika hanya tiga indikator tampak 2. Diberikan skor 2 jika hanya dua indikator tampak 3. Diberikan skor 1 jika hanya satu indikator tampak

2. Analisi Data

Proses analisis data dimulai dengan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari hasil observasi dan tes hasil belajar. Setelah itu data-data dirangkum menjadi poin yang terjaga keabsahannya.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan dan sesudah di lapangan.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber yaitu observasi, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, serta dokumen. Setelah data tersebut dibaca, dipelajari dan ditelaah, kemudian data tersebut direduksi yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, peryataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Selanjutnya data disusun dalam satuan-satuan kemudian dikategorisasikan. Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.


(50)

G. Validasi data

Untuk menetapkan validasi data (keabsahan data) yang diperoleh, kita memerlukan teknik pemeriksaan data.

Tekhnik Validasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Member Check

Member Check dilakukan untuk meninjau kembali kebenaran dan keaslian data penelitian dengan mengkonfirmasikan pada sumber data”.

Fungsi member check adalah untuk mengetahui keabsahan data terhadap kebenaran data yang diperoleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni dengan cara mengkonfirmasikan kepada subjek penelitian, maupun sumber lain yang berkompeten.

Pada kesempatan ini peneliti mengemukakan keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut dengan melakukan kegiatan pengecekan terhadap :

a. Daftar Kelas IV SDN Cibenda

b. Buku induk

c. Jadwal pelajaran dan,

d. Agenda harian

2. Triangulasi

Dalam proses ini peneliti melakukan pengecekan terhadap validasi data yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan data atau informasi


(51)

dengan memanfaatkan sumber data, metode pengumpulan data, dan teori lain yang menunjang.

Atas dasar tersebut penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Mengkaji kurikulum yang berlaku yaitu KTSP 2006

2. Menentukan materi yang sesuai dengan materi pembelajaran

3. Menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

4. Menentukan waktu pelaksanaan

5. Penulis mengadakan diskusi dengan guru penjas dan kepala

sekolah SDN Cibenda

3. Audit Trail

Audit trail adalah cara memeriksa keabsahan data dengan cara

diskusi, dalam hal ini peneliti dengan berbekal catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi, kemudian dikonfirmasikan kepada peserta diskusi. Dan dalam audit trail ini juga memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan. Selain itu peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti.

4. Expert Opinion

Expert Opinion merupakan validasi data yang dilakukan dengan

meminta para ahli penelitian tindakan kelas untuk menilai penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan expert opinion terhadap dosen yang berkepentingan serta kepada dosen pembimbing, peneliti


(52)

mengemukakan temuan-temuan serta hambatan-hambatan yang diperoleh selama penelitian dan meminta solusi bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang diperoleh kepada dosen pembimbing 1 dan 2

1. Drs. H. Hendra Somantri, M.Pd.

2. Drs. Respati Mulyanto, M.Pd.

Sedangkan waktu pelaksanaan yang dilakukan penulis yaitu selama kegiatan bimbingan dalam penyusunan penelitian berlangsung.


(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai permainan kucing pris untuk meningkatkan geak dasar lari sprint pada siswa kelas IV SDN Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti akan menyimpulkan tahapan perencanaan pembelajaran, pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran meningkatkan gerak dasar lari sprint dengan permainan kucing pris, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar siswa pada pembelajaran ini, saat melakukan dan setelah melakukan pembelajaran permainan kucing pris. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran yang dituliskan kedalam bentuk RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan permainan kucing pris.


(54)

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan pengetesan juga dilakukan pada akhir pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi,

wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi kerja sama, kejujuran, disiplin dan tanggung jawab sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes perbuatan atau tes praktek melakukan permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penerapan permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint. Siklus I diperoleh dengan hasil 71%, pada siklus II memperoleh 83% dan pada siklus III memperoleh 100%. Jadi terlihat dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan sampai akhirnya mencapai target yang sudah ditentukan.

3. Hasil Aktivitas Siswa

Berdasarkan data hasil aktivitas siswa dalam permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan presentase hasil aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatakn yaitu dari siklus I 13 siswa atau (34%), pada siklus II 16 siswa atau (50%) dan pada siklus III mencapai 31 siswa atau


(55)

(97%) yang mencapai nilai maksimal atau kriteria B (baik). Untuk yang belum mencapai nilai maksimal dari siklus I sebanyak 21 siswa atau (66%), pada siklus II mencapai 16 siswa atau (50%) dan untuk siklus III mencapai 1 siswa yang belum tuntas dalam pembelajarannya atau (3%).

4. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil tes praktek belajar siswa dalam permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan presentase hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan yaitu dari siklus I tidak ada yang mencapai kriteria Baik atau 12.5%, pada siklus II sekitar 37% yang mencapai kriteria Baik dan pada siklus III sebanyak 78% yang mencapai kriteria Baik, jadi terlihat ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

B.Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memberikan model pembelajaran yang menarik untuk menyampaikan materi pelajaran tentang permainan kucing pris, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap gerak dasar lari sprint dan kreativitas guru dan mempermudah cara penyampaian materi sehingga siswa tidak mudah bosan dan tidak mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran olahraga.


(56)

2. Bagi Siswa

Siswa dapat membuat pembelajaran olahraga menjadi lebih menarik dan menyenangkan serta dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran permainan kucing pris. Metode pembelajaran ini dapat digunakan untuk siswa kelas IV atau siswa kelas III dan kelas yang lebih tinggi, karena akan mempermudah siswa untuk melakukan meningkatkan gerak dasar lari sprint.

3. Bagi Lembaga

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan

jasmani.

b. Dapat menerapkan permainan kucing pris pada pembelajaran lainnya

untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint dan keaktifan siswa dalam pembelajaran olahraga.

4. Bagi Peneliti Yang Lainnya

a. Bagi peneliti yang lainnya berminat mengembangkan permainan

kucing pris sebagai media pembelajaran untuk memilih permainan ini yang menjadikan siswa lebih kreatif.

b. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian,

disarankan supaya mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Adang, Suherman, (1999/2000), Dasar-Dasar Penjaskes, Depdikbud, Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

---, (2001). “Evaluasi Pendidikan Jasmani”, Departemen Pendidikan

Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olah Raga Jakarta

Aip Syarifuddin, (1992), “ Atletik “, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

---, (1993). “ Pendidikan Jasmani dan Kesehatan”, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Diretorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

---, (1999), “ Rekavitalisasi Keterlantaran Pengajaran dalam

Pendidikan jasmani”, Diktat Kuliah Pedagogi Oahraga, UPI-Press,FPOK-UPI bandung.

Depdikbud 1986, Kurikulum Sekolah Dasar Kls I s/d VI, Garir-garis Besar Program Pengajaran Olahraga dan Kesehatan. (Jakarta; Dirjen PDM). Dikdik Zafar Sidik, Komarudin, (2008) Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik.

jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseatan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Jaya, Ricky Saputra. (2007). Larisprint . Tersedia : Http //www.riki

1987.blogspot.com/.(13 Desember 2009)

Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas.

Malang:DEPDIKBUD.

Moleong, J. Lexy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sukintaka ( 1992).Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992.


(58)

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan, Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Wapedia, (2009).Pengertian Bebentengan. Tersedia : Http :

//wpedia.mobi/id/benteng_%28permainan%29.(03 Desember 2009). Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.


(59)

(1)

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint pada siswa kelas IV, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan pengetesan juga dilakukan pada akhir pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi,

wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi kerja sama, kejujuran, disiplin dan tanggung jawab sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes perbuatan atau tes praktek melakukan permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III, peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penerapan permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint. Siklus I diperoleh dengan hasil 71%, pada siklus II memperoleh 83% dan pada siklus III memperoleh 100%. Jadi terlihat dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan sampai akhirnya mencapai target yang sudah ditentukan.

3. Hasil Aktivitas Siswa

Berdasarkan data hasil aktivitas siswa dalam permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan presentase hasil aktivitas siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatakn yaitu dari siklus I 13 siswa atau (34%), pada siklus II 16 siswa atau (50%) dan pada siklus III mencapai 31 siswa atau


(2)

(97%) yang mencapai nilai maksimal atau kriteria B (baik). Untuk yang belum mencapai nilai maksimal dari siklus I sebanyak 21 siswa atau (66%), pada siklus II mencapai 16 siswa atau (50%) dan untuk siklus III mencapai 1 siswa yang belum tuntas dalam pembelajarannya atau (3%).

4. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil tes praktek belajar siswa dalam permainan kucing pris untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan presentase hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan yaitu dari siklus I tidak ada yang mencapai kriteria Baik atau 12.5%, pada siklus II sekitar 37% yang mencapai kriteria Baik dan pada siklus III sebanyak 78% yang mencapai kriteria Baik, jadi terlihat ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III.

B.Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memberikan model pembelajaran yang menarik untuk menyampaikan materi pelajaran tentang permainan kucing pris, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap gerak dasar lari sprint dan kreativitas guru dan mempermudah cara penyampaian materi sehingga siswa tidak mudah bosan dan tidak mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran olahraga.


(3)

2. Bagi Siswa

Siswa dapat membuat pembelajaran olahraga menjadi lebih menarik dan menyenangkan serta dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran permainan kucing pris. Metode pembelajaran ini dapat digunakan untuk siswa kelas IV atau siswa kelas III dan kelas yang lebih tinggi, karena akan mempermudah siswa untuk melakukan meningkatkan gerak dasar lari sprint.

3. Bagi Lembaga

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Dapat menerapkan permainan kucing pris pada pembelajaran lainnya untuk meningkatkan gerak dasar lari sprint dan keaktifan siswa dalam pembelajaran olahraga.

4. Bagi Peneliti Yang Lainnya

a. Bagi peneliti yang lainnya berminat mengembangkan permainan kucing pris sebagai media pembelajaran untuk memilih permainan ini yang menjadikan siswa lebih kreatif.

b. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan supaya mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adang, Suherman, (1999/2000), Dasar-Dasar Penjaskes, Depdikbud, Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

---, (2001). “Evaluasi Pendidikan Jasmani”, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olah Raga Jakarta

Aip Syarifuddin, (1992), “ Atletik “, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

---, (1993). “ Pendidikan Jasmani dan Kesehatan”, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Diretorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

---, (1999), “ Rekavitalisasi Keterlantaran Pengajaran dalam

Pendidikan jasmani”, Diktat Kuliah Pedagogi Oahraga,

UPI-Press,FPOK-UPI bandung.

Depdikbud 1986, Kurikulum Sekolah Dasar Kls I s/d VI, Garir-garis Besar Program Pengajaran Olahraga dan Kesehatan. (Jakarta; Dirjen PDM). Dikdik Zafar Sidik, Komarudin, (2008) Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik.

jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseatan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Jaya, Ricky Saputra. (2007). Larisprint . Tersedia : Http //www.riki

1987.blogspot.com/.(13 Desember 2009)

Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas.

Malang:DEPDIKBUD.

Moleong, J. Lexy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sukintaka ( 1992).Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjas, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan 1992.


(5)

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan, Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Wapedia, (2009).Pengertian Bebentengan. Tersedia : Http :

//wpedia.mobi/id/benteng_%28permainan%29.(03 Desember 2009). Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.


(6)

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS V SDN NAGRAK I KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 68

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN LOMPAT PANTUL (PLYOMETRICS) PADA SISWA KELAS IV SDN I KALIWULU KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON.

0 1 43

MENINGKATKAN KELINCAHAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CIKARAMAS I KECAMATAN TANJUNGMEDAR KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 40

Penerapan Permainan Rintangan Untuk Meningkatkan Pergerakan lutu pada gerak dasar lari sprint Di SDN Nyalindung II Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang”.

0 2 60

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT 80 METER MELALUI PERMAINAN PERANGKAP BATMAN (PenelitianTindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN 1 Kubangkarang Kecamatan Karangsembung Kabupaten Cirebon).

0 2 42

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TOLAKAN PADA LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN PEREPET JENGKOL DI KELAS IV SDN KADU KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 47

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) (PTK Di Kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang).

0 0 46

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BALERANTE KECAMATAN PALIMANAN KABUPATEN CIREBON.

1 1 44

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN KUCING DAN TIKUS BAGI SISWA KELAS VSDN 2 BUNGKO KECAMATAN KAPETAKAN KABUPATEN CIREBON.

0 1 54

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT PADA CABANG ATLETIK MELALUI PERMAINAN BEBENTENGAN PADA SISWA KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

1 5 48