Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Prososial pada Anggota Organisasi "X" Indonesia yang Berada di Kota Bandung.
Iv Universitas Kristen Maranatha Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai jenis motivasi prososial yang dominan pada anggota organisasi “X” Indonesia yang berada di kota Bandung. Dalam penelitian ini menggunakan variable motivasi prososial yang dilandasi dari teori Reykowosky yang terdiri dari 3 jenis motivasi yaitu Ipsocentirc Motivation, Endocentric Motivation dan Intrinsic Motivation.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah berbentuk skenario berjumlah 10 item yang didasarkan dari teori Reykowsky dan dikembangkan oleh peneliti lalu
disebarkan kepada 41 anggota organisasi “X” Indonesia yang berstatus aktif. Penlitian ini menggunakan Expert Validity.
Berdasarkan hasil pengelolahan data memperlihatkan 85,4 % didominasi oleh Intrinsic Motivation, 14,6 % lainnya Endocentric Motivation dan tidak terdapat Ipsocentric Motivation. Dominasi ini terdapat pada anggota yang mendapatkan reaksi positif dan pengajaran yang positif dari lingkungan sosial dan pola asuh.
Saran yang dapat diajukan bagi anggota organisasi “X” Indonesia yang berada di kota
Bandung adalah untuk memberikan reaksi positif berupa feedback dalam setiap kegiatan yang diadakan agar lebih memberikan motivasi kepada setiap diri anggota organisasi dalam memberikan pertolongan.
(2)
v Universitas Kristen Maranatha Abstract
The research aimed to describe about the dominant prosocial motivation type that the members organization's "X" Indonesia in Bandung city. In this study variable is prosocial motivation that is based on the theory Reykowosky which consists of three types of motivation are Ipsocentirc Motivation, Motivation Endocentric and Intrinsic Motivation.
In the accordance with the objective of this study measuring instruments is used scenario with 10 items that are based on the theory developed by reseacher to the 41 active member in this
organization’s “X” Indonesia. The research used expert validity.
Based on the results data processing shows 85.4% of members dominance have a intrinsic prosocial motivation and 14.6% of members have endocentric motivation, and no member who has ipsocentric motivation. This dominance was found in members who get a positive reaction and positive teaching of the social environment and parenting.
An advice which can be given to the member of “X” Indoneisan organization in bandung is giving a positive response in form of giving the feedback on every activity which is held. For that it can gives some motivation for each member in giving a help.
(3)
ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... ii
LEMBAR PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iii
ABSTRAK (BAHASA INDONESIA) ... iv
ABSTRACT (BAHASA INGGRIS) ...v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1. Latar Belakang Masalah ...1
1.2. Identifikasi Masalah ...5
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...5
1.3.1. Maksud Penelitian ...5
1.3.2. Tujuan Penelitian ...5
1.4. Kegunaan Penelitian ...6
1.4.1. Kegunaan Teoritis ...6
1.4.2. Kegunaan Praktis ...6
(4)
x Universitas Kristen Maranatha
1.6. Asumsi ...14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...15
2.1. Motivasi Prososial ...15
2.1.1. Definisi Tingkah Laku dan Motivasi Prososial ...15
2.1.2. Definisi Motivasi Prososial ...16
2.1.3. Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Motivasi Prososial ...16
2.1.4. Aspek-aspek motivasi Prososial ...18
2.1.5. Jenis – Jenis Motivasi Prososial ...19
2.1.6. Faktor- faktor yang dapat memperngaruhi Perkembangan Motivasi Prososial ...23
2.2. Pengertian Organisasi ...25
2.3. Teori Perkembangan Dewasa Awal ...26
2.3.1. Ciri – Ciri Masa Dewasa Awal ...26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...28
3.1. Rancangan Penelitian ...28
3.2. Definisi Operasional ...29
3.2.1. Definisi Operasional ...29
3.3. Alat Ukur ...32
3.3.1. Kisi – Kisi Alat Ukur...32
3.3.2. Sistem Penilaian ...36
3.3.3. Data Pribadi dan Data Penunjang ...37
3.3.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...37
3.3.4.1. Uji Validitas ...37
(5)
xi Universitas Kristen Maranatha
3.4. Populasi Sasaran dan Teknik Sampling ...38
3.4.1. Populasi Sasaran ...38
3.4.2. Karakteristik Sampel ...38
3.4.3. Teknik Penarikan Sampel ...38
3.5. Teknik Analisis Data ...39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...40
4.1. Gambaran Umum Responden ...40
4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...40
4.2. Gambaran Hasil Penelitian ...40
4.2.1. Gambaran Hasil Penelitian Motivasi Prososial ...41
4.2.2. Tabulasi Silang Jenis Motivasi Prososial dengan Jenis Kelamin ...41
4.2.3. Tabulasi Silang Jenis Motivasi Prososial dengan Usia ...42
4.2.4. Tabulasi Silang Jenis Motivasi Prososial dengan Aspek – Aspek Motivasi Prososial ...42
4.2.4.1 Tabulasi silang Jenis Motivasi dengan Aspek Kondisi Awal ...43
4.2.4.2 Tabulasi silang Jenis Motivasi dengan Aspek Hasil Yang Diantisipasi ...43
4.2.4.3 Tabulasi silang Jenis Motivasi dengan Aspek Kondisi Yang Memudahkan ...44
4.2.4.4 Tabulasi silang Jenis Motivasi dengan Aspek Kondisi Yang Menghambat ... 44
4.2.4.5 Tabulasi Silang Jenis Motivasi dengan Aspek Karakteristik Kualitas dan Tindakan ...45
4.2.5. Tabulasi Silang Jenis Motivasi dengan Faktor Eksternal ...46
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian...47
(6)
xii Universitas Kristen Maranatha
5.1. Kesimpulan ...53
5.2. Saran ...53
5.2.1. Saran Teoritis ...53
5.2.2. Saran Praktis ...54
DAFTAR PUSTAKA ...55
DAFTAR RUJUKAN ...56
(7)
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pikir ...13
(8)
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 33
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40
Tabel 4.2 Gambaran Hasil Penelitian ... 41
Tabel 4.3 Tabulasi Silang Jenis Motivasi Prososial dengan Jenis Kelamin...41
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Jenis Motivasi Prososial dengan Usia ... 42
Tabel 4.5 Tabulasi silang Jenis Motivasi Prososial dengan Aspek Kondisi Awal ... 43
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Jenis Motivasi Prososial dengan Aspek Hasil yang Diantisipasi ... 43
Tabel 4.7 Tabulasi silang Jenis Motivasi Prososial dengan Aspek Kondisi yang Memudahkan... 44
Tabel 4.8 Tabulasi silang Jenis Motivasi Prososial dengan Aspek Kondisi yang Menghambat......45
Tabel 4.9 Tabulasi silang Jenis Motivasi Prososial dengan Aspek Karakteristik Kualitas dan Tindakan ... 45
(9)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan, (Stephen P. Robbins,
Arcan,1994). Tujuan tersebut pastilah berbeda-beda satu dan lainnya, misalnya dapat berupa
laba, pelayanan sosial, peningkatan pendidikan, pembinaan karir dan sebagainya. Di negara
kita ini organisasi dapat digolongkan menjadi beberapa bidang yaitu: organisasi dalam bidang
politik, organisasi dalam bidang agama, organisasi dalam bidang pendidikan, organisasi
dalam bidang olahraga, organisasi dalam bidang sosial (mirzaafirdaus -
organisasi-organisasi-di-indonesia.html , diakses 15 april 2014).
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu
hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Salah satunya adalah Organisasi “X” Indonesia yang merupakan suatu organisasi sosial yaitu pengabdian masyarakat yang bersifat
internasional. Organisasi ini terdiri dari sekumpulan remaja-remaja berjiwa pengabdian yang
mempersatukan diri dan mendorong anak muda untuk mengembangkan kualitas untuk
mengabdi pada tugas-tugas kemanusiaan tanpa mempersoalkan politik, agama, ras, etnis dan
kebangsaan dan berada di bawah naungan dari Organisasi “Y”. Organisasi ini berpusatkan di USA. Organisasi “ X” juga dibagi menjadi 2 yaitu Alpha dan Omega. Alpha dirancang untuk
(10)
2
Universitas Kristen Maranatha anak muda berusia 12-18 tahun dan omega untuk 18-30 tahun. Alpha lebih fokus pada
pengembangan kepribadian secara individual maupun sosial remaja dan praremaja dan
memberikan fondasi yang kuat ketika belajar makna kepemimpinan dan pelayanan.
Sedangkan Omega fokus pada pengembangan kepribadian dari sisi personal dan profesional
dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan persiapan untuk terlibat dan
berkontribusi pada masyarakat. Tidak ada syarat khusus untuk dapat bergabung dalam organisasi “X” Indonesia ini.
Ada pula Organisasi “X” Indonesia yang termasuk ke dalam Omega yang berada di wilayah Bandung yang terbagi menjadi 2 club, yaitu Club “L” dan Club “U”. Total anggota yang berada di kota Bandung sendiri telah memiliki jumlah anggota sebanyak 59 anggota,
yang terdiri dari 41 anggota aktif, 18 anggota yang berstatus tidak aktif karena tidak
membayar iuran anggota, dan tidak hadir dalam segala acara yang diadakan oleh organisasi (
Periode 2015-2016).
Motto Organisasi “X” adalah “Kami Mengabdi” atau “We Serve”. Tujuan dan maksud dari organisasi “X” Indonesia adalah menawarkan kesempatan kepada para remaja untuk membantu sesamanya melalui kegiatan pelayanan masyarakat yang terorganisasi dan
produktif, memberikan kesempatan kepada para remaja untuk mengembangkan kemampuan
kepemimpinan, baik secara individu maupun kelompok, melalui kerjasama dengan para
anggota yang lain serta melalui pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan perhatian dari para anggota organisasi “X” terhadap masyarakat sekitarnya yang kurang mampu dan beruntung dan memerlukan bantuan, mengembangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat
pengabdian masyarakat seperti menjadi sukarelawan dalam kegiatan kemasyarakatan,
mengumpulkan dan menyalurkan makanan, baju bekas bagi yang membutuhkan. Dalam hal lingkungan hidup organisasi “X” juga membantu dalam hal menjadi sukarelawan di fasilitas daur ulang, mengajarkan masyarakat tentang manfaat penghijauan, mengatur kampanye
(11)
3
Universitas Kristen Maranatha membersihkan lingkungan sekitar. Pelayanan kesehatan seperti mengadakan bakti sosial
pengobatan masal, tes gula darah, donor darah dan memberikan perhatian kepada anak – anak , sehingga dapat terwujud sikap serta kepribadian sebagian pemimpin, menghimpun
pengalaman. Berdasarkan pada motto dari Orgaisasi “X” maka diharapkan anggota Organisasi “X” yang bergabung akan menampilkan motivasi prososial.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Janusz Reykowsky,1982 motivasi prososial
adalah dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri yang
menimbulkan semacam kekuatan agar seseorang berbuat atau bertingkah laku untuk mencapai
tujuan yaitu memberi perlindungan, perawatan, dan meningkatkan kesejahteraan dari objek
sosial eksternal baik itu manusia secara perorangan, kelompok, atau suatu perkumpulan
secara keseluruhan, institusi sosial atau sesuatu yang menjadi simbol seperti contohnya adalah
ideologi atau sistem moral. Menurut Janusz Reykowsky, (Eisenberg; 1982) terdapat pula jenis –jenis dari motivasi prososial yaitu ipsocentric motivation, endocentric motivation, intrinsic prosocial motivation. Sebagai contoh para anggota organisasi “X” ingin mencari teman dan menambah teman, hal ini dapat disebut juga ipsocentric motivation dimana adanya dorongan,
keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk membantu orang lain karena adanya
keuntungan pribadi seperti pujian dan penghargaan dalam memberikan bantuan kepada orang lain yang dibantu. Organisasi “X” membantu atau menolong orang lain yang membutuhkan karena disebabkan oleh adanya perasaan sebagai aturan atau norma yang sudah menjadi
kewajibannya untuk menolong orang yang susah dapat disebut juga endocentric motivation
dimana adanya dorongan, keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk membantu
orang lain karena adanya norma atau aturan dalam memberikan bantuan kepada orang yang dibantu. Adapula di dalam organisasi “X” yang memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang yang membutuhkan karena adanya rasa empati yang mendalam untuk dapat membantu
(12)
4
Universitas Kristen Maranatha sebagai contoh dimana anggota Organisasi “X” mengatakan memiliki motivasi untuk masuk dalam Organisnasi “X” karena ingin membantu masyarakat yang membutuhkan atau melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan harapan ingin membantu untuk
mensejahterakan atau memperbaiki hidup orang lain.
Pada periode 2010- 2011, organisasi “X” Indonesia yang berada di Bandung memiliki total anggota 67 orang. Saat periode 2011-2012 jumlah anggota 59 anggota dan pada tahun
2012-2013 jumlah anggota menjadi 57 anggota. Periode 2013-2014 total anggota 59 anggota.
Pada Periode 2014- 2015 jumlah anggota 59 anggota.
Pada periode 2015- 2016 organisasi “X” Indonesia yang berada di kota Bandung mencatat adanya sebagian dari anggotanya jarang aktif untuk membantu atau hadir dalam
kegiatan-kegiatan organisasi, misalnya bakti sosial dari 4 kegiatan selama periode 2015- 2016
rata- rata hanya sekitar 9 orang yang hadir membantu atau ikut serta dari total 41 anggota
dengan status aktif, dengan berbagai macam alasan seperti sedang bekerja, kuliah dan
lain-lain ( Sumber: data Skretaris periode 2015-2016 Organisasi “X” yang berada di Kota Bandung). Dengan adanya kondisi tersebut setiap kegiatan bakti sosial, jumlah aggota yang
hadir sangat sedikit sehingga menghambat kegiatan bakti sosial. Disisi lain dapat menghambat organisasi “X” Indonesia yaitu tidak dapat mewujudkan motto dan tujuan dari organisasi “X” Indonesia dan agar Organisasi “X” ini dapat bertahan lebih lama. Para anggota Club “L” dan “U”organisasi “X” sangat diharapkan dapat melakukan pengabdian masyarakat dan memiliki motivasi yang didasari dari dalam dirinya untuk membantu orang
lain yang membutuhkan. Berdasarkan hasil survei awal kepada 8 orang anggota dari Organisasi “X” Indonesia sebanyak 5 dari 8 orang (62,5 %) mengatakan memiliki motivasi untuk masuk dalam Organisnasi “X” karena ingin membantu masyarakat yang membutuhkan atau melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan harapan ingin membantu untuk
(13)
5
Universitas Kristen Maranatha karena ingin mencari teman dan menambah teman dan 2 dari 8 orang (25 %) karena ingin
menambah pengalaman dalam berorganisasi. Dengan adanya alasan yang beragam dari para anggota organisasi “X” Indonesia yang berada di kota Bandung menunjukkan adanya perbedaan tipe dari motivasi prososial pada para anggotanya.
Oleh karena adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan itu peneliti ingin meneliti untuk mengetahui jenis jenis Motivasi Prososial pada setiap anggota Organisasi “X” Indonesia yang berada di Kota Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari penelitian ini ingin diketahui apakah jenis motivasi prososial yang dominan pada
anggota Organisasi "X" Indonesia yang berada di kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk mengetahui gambaran mengenai jenis motivasi prososial yang paling dominan
pada anggota Organisasi "X" Indonesia yang berada di kota Bandung.
1.3.2 T ujuan penelitian
Untuk mendapatkan informasi mengenai jenis motivasi prososial yaitu ipsocentric
motivation, endocentric motivation dan intrinsic prososial motivation yang dominan pada
anggota Organsisasi "X" Indonesia yang berada di Bandung dan faktor- faktor yang
(14)
6
Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Memberikan informasi kepada ilmu psikologi khususnya psikologi sosial mengenai jenis motivasi prososial pada anggota Organisasi "X" yang bergerak di bidang
pelayanan masyarakat atau sosial di Kota Bandung.
Sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin mendalami mengenai motivasi prososial.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Untuk memberikan informasi pada anggota Organisasi "X" Indonesia berada di kota Bandung mengenai motivasi apa yang sebaiknya mereka miliki untuk dapat
memajukan tujuan dari Organisasi tersebut.
1.5 Kerangka Pemikiran
Anggota organisasi “X” terdiri dari para remaja yang berumur sekitar 18-30 tahun yang dituntut untuk memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi sesuai dengan tujuan dari
organisasi "X" Indonesia ini untuk mengabdi dan melayani masayarakat. Tujuan dan maksud dari Organisasi “X” Indonesia adalah menawarkan kesempatan kepada para remaja untuk membantu sesamanya melalui kegitan pelayanan masyarakat dan mengembangkan
kegiatan-kegiatan yang bersifat pengabdian masyarakat, sebab itu para anggota organisasi “X” Indonesia memerlukan adanya rasa peduli dari tiap diri anggotanya masing- masing. Rasa
peduli itu dapat muncul melalui motivasi dari anggota organisasi "X" pada saat memberikan
bantuan dan melayani masyarakat di sekitarnya atau akan menimbulkan motivasi prososial
(15)
7
Universitas Kristen Maranatha mencapai tujuan yaitu memberi perlindungan, perawatan, dan meningkatkan kesejahteraan
bagi orang lain. Mekanisme motivasi dari tingkah laku prososial yang dimiliki oleh seseorang
dapat dijelaskan melalui pendekatan kognitif, karena semua proses yang terjadi pada
mekanisme tersebut terjadi pada kognisi individu. Ada 2 sumber yang berada pada setiap
individu yang memiliki posisi penting dalam sistem kognitif yaitu yang pertama adalah
standar yang berhubungan dengan kesejahteraan individu ( Standards of Well- Being),
misalnya status seseorang atau tingkat kebutuhan akan kepuasaan dimana motivasi prososial
yang dipengaruhi oleh standar ini pada umumnya memiliki nilai mencari keuntungan pribadi
atau untuk kesejahteraan diri sendiri atau untuk menghindari hilangnya keuntungan pribadi.
Sedangkan yang kedua adalah standar perilaku sosial ( Standards of Social Behavior) atau
disebut juga dengan standar moral dimana proses yang didasari oleh keinginan untuk
memberikan kesejahteraan kepada orang yang memiliki kebutuhan ditolong dan keinginan
untuk memperbaiki kondisi orang lain.
Menurut Reykowski ( 1982 ) setiap perilaku prososial memiliki alasan - alasan yang
menimbulkan kebebasan bagi anggota organisasi "X" untuk memutuskan akan menolong atau
tidak. Pada dasarnya, dalam setiap diri individu sudah terdapat motivasi untuk menolong.
Melewska dan Muszynski ( Einsenberg, 1982) mengatakan bahwa tindakan moral seperti
menolong, dikontrol oleh motif - motif yang berbeda. Reykowski ( 1982) mengatakan bahwa
perilaku prososial memiliki bebagai macam jenis motif dan membedakan motif prososial
menjadi tiga yaitu ipsocentric motivation, endocentric motivation, dan intrinsic prosocial
motivation. Ipsocentric adalah dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
meningkatkan kesejahteraan orang yang dibantu, karena adanya keuntungan pribadi atau
untuk menghindari kerugian pribadi. Endocentric Motivation adalah dorongan yang berasal
dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dibantu, karena
(16)
8
Universitas Kristen Maranatha terakhir adalah intrinsic prososial motivation dimana dorongan yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dibantu, karena adanya rasa empati
untuk mengubah kondisi orang menjadi lebih sejahtera. Jenis motivasi prososial Intrinsic
prosocial motivation akan memperlihatkan kerja yang optimal yang diberikan oleh para
anggota dari Organisasi "X", karena anggota dari organisasi "X" ini tidak mengalami
kesulitan untuk menentukan perilaku yang tepat dalam memberikan bantuan kepada para
orang yang akan dibantunya.
Reykowski (1982) membedakan ketiga jenis motivasi prososial berdasarkan 5 aspek.
Aspek yang pertama ialah kondisi awal yaitu suatu harapan yang merangsang seseorang untuk
melakukan tindakan prososial. Aspek yang kedua adalah hasil yang diantisipasi kerena
melakukan tindakan prososial. Aspek yang ketiga adalah kondisi yang memudahkan yaitu
kondisi yang mendukung untuk melakukan tindakan prososial. Aspek yang keempat adalah
kondisi yang menghambat untuk melakukan tindakan prososial. Aspek kelima adalah
karakteristik kualitas dan tindakan.
Pada ipsocentric motivation dimana kondisi awalnya menekankannya kepada harapan dari anggota Organisasi “X” untuk mendapatkan reward social (pujian, keuntungan materi, dsb) atau mencegah hukuman, dimana anggota Organisasi “X” menolong orang lain karena ingin mendapatkan pujian dan penghargaan dari teman- temannya. Hasil yang diantisipasinya adalah karena menekankan bahwa anggota organisasi “X” akan mendapatkan keuntungan pribadi berupa pujian jika melakukan tindakan prososial, dimana anggota Organisasi “X” menolong karena subjek mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pujian atau reward. Kondisi
yang mendukung untuk melakukan tindakan prososial adalah adanya harapan dari anggota organisasi “X” terhadap reward yang meningkat atau adanya ketakutan kehilangan reward jika melakukan tindakan prososial. Kondisi yang menghambat ipsocentric motivation adalah
(17)
9
Universitas Kristen Maranatha “X” yang menolong orang lain telah berpikir terlebih dahulu jika ia menolong maka ia akan mendapatkan pujian, dan bila tidak maka ia tidak akan mendapatkan pujian atau reward.
Karakteristik kualitas dan tindakannya adalah menunjukan minat yang rendah terhadap
kebutuhan orang lain, sehingga dalam menolong atau berbagi kurang memperhatikan
kebutuhan orang lain dan minat lebih terarah pada keuntungan pribadi, dimana aggota organisasi “X” Indonesia yang memberikan bantuan kepada orang lain lebih diarahkan kepada adanya pujian atau reward yang didapatnya, bukan berasal dari kebutuhan orang itu yang
seharusnya.
Pada endocentric motivation dimana Kondisi awalnya menekankan kepada kondisi yang akan membawa anggota organisasi “X” untuk dapat mengaktualisasikan norma- norma pribadi yang relevan, dimana anggota Organisasi “X” menolong orang lain karena berdasarkan akan adanya norma yang berlaku di masyarakat misal untuk membantu orang
lain yang membutuhkan atau sedang mengalami musibah bencana. Hasil yang diantisipasinya
adalah menekankan dengan melakukan tindakan prososial akanmembawa peningkatan yang
positif terhadap self-esteem dan mencegah penurunan self-estempada anggota organisasi “X”.
Kondisi yang mendukung untuk melakukan tindakan prososial adalah terpenuhinya
aspek-aspek moral yang sesuai dengan nilai-nilai moral pribadi anggota organisasi “X”. Kondisi yang menghambat jika menekankan pada aspek-aspek dari diri anggota organisasi “X” yang tidak dihubungkan dengan norma sosial ( seperti karena stress, kerugian, berjuang untuk
meraih prestasi). Karakteristik kualitas dan tindakannya menunjukan tingkat ketepatan
penawaran pertolongan rendah dan minat untuk menolong orang lain diukur dari sudut pandang anggota organisasi “X”, sehingga dalam menolong atau berbagi, kebutuhan yang ditolong dipandang berdasarkan pengalaman dari anggota organisasi “X”.
Intrinsic prosocial motivation dimana kondisi awalnya menekankan pada kondisi yang
(18)
10
Universitas Kristen Maranatha memperbaiki kondisi orang lain menjadi lebih baik. Sedangkan hasil yang diantisipasinya menekankan dengan melakukan tindakan prososial , anggota organisasi “X” akan mendapatkan kepuasan dalam diri dengan memperbaiki kondisi orang lain menjadi lebih baik.
Kondisi yang mendukung intrinsic prosocial motivation adalah pemahaman dari anggota organisasi “X” terhadap kebutuhan orang lain yang ditolong, dimana anggota organisasi “X” memusatkan perhatian pada kebutuhan orang lain. Kondisi yang menghambat intrinsic
prosocial motivation adalah egosentris yaitu memusatkan pada kebutuhan pribadi anggota organisasi “X”. Karakteristik kualitas dan tindakan dari intrinsic prosocial motivation
menunjukan minat yang tingi terhadap kebutuhan-kebutuhan orang lain dan berada pada
derajat akurasi yang tinggi dalam memberikan bantuan, sehingga dalam menolong dan
berbagi lebih memperhatikan dan memahami kebutuhan yang ditolong dan pada saat
menolong orang lain, waktu dan materi pertolongan disesuaikan dengan kebutuhan orang lain.
Terdapat juga faktor - faktor yang memengaruhi motivasi prososial yaitu faktor
eksternal dan internal (Reykowski ,1982) . Faktor eksternal yaitu pola asuh dan lingkungan
sosialnya, sedangkan faktor internalnya adalah usia, dan jenis kelamin. Dalam pola asuh
orang tua menyimpulkan bahwa seseorang yang diajarkan untuk menolong orang lain dengan
hadiah yang bersifat materi dan berasal dari luar akan menimbulkan ipsocentric motivation.
Sebaliknya, seseorang yang diberikan informasi mengenai efek sosial dari tindakan mereka,
meskipun tanpa adanya reward dari luar maka akan berkembang Intrinsic prosocial
motivation, (Kochanska, 1980). Perbedaan motivasi prososial dapat diperngaruhi oleh
bagaimana orang tua mengajarkan anaknya mengenai tingkah laku prososial ( Janus
Reykowsky dalam Eisenbrerg, 1982: 390). Dimana orang tuanya mengajarkan menolong
orang lain karena adanya hadiah atau reward yang diberikan maka akan berkembang jenis
Ipsocentric Motivation dalam dirinya dan bila orang tuanya menolong orang lain tanpa
(19)
11
Universitas Kristen Maranatha Lingkungan sosial dapat berupa lingkungan pendidikan ataupun lingkungan teman
sebaya yang akan berperngaruh kepada perkembangan tingkah laku prososial pada setiap
anggota organisasi "X" Indonesia. Lingkungan sosial juga memiliki pengaruh, seperti adanya
kontak yang dilakukan berkali-kali dan feedback dari orang yang dibantu mengenai akibat
dari perilaku anggota organisasi "X" yang membantu sehingga akan memunculkan Intrinsic
prosocial motivation. H. Paspalanowa ( 1979) dalam penelitiannya menemukan bahwa subjek
yang diklasifikasikan dengan menggunakan teknik peer-nomination sebagai kelompok
prososial pada faktanya bergantung pada ekpektasi dari lingkungan sosial, mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh kelompok tersebut. ditemukan bahwa sikap anggota organisasi “X” terhadap orang asing bergantung pada norma kelompok, mereka dapat berperilaku menolong
jika hal ini diharapkan oleh kelompok dan juga tidak menolong jika kelompok tidak peduli
terhadap orang asing tersebut. Berdasarkan hal tersebut, motivasi prososial dapat dipengaruhi
oleh interaksi dalam proses sosialisasi seseorang dengan lingkungannya ( Eisenberg, 1982).
Faktor Internal yang dapat memengaruhi perkembangan dari motivasi prososial yang
pertama adalah faktor usia. Penelitian mengenai motivasi prososial dengan usia memusatkan
perhatian kepada kemurahan hati atau kedermawanan sebagai indikatornya. Penelitian dari
Barnet, coke &Bradshaw Froming & Underwood , menggunakan penyebaran usia yang besar
dimana pengaruh usia yang signifikan ditemukan. Usia memengaruhi bentuk atau jenis
tingkah laku prososial seperti menyumbangkan uang atau barang kepada korban bencana dan
tingkah laku tersebut sejalan dengan usia para orang yang memberikan bantuan
(Radke-yarrow, 1983; Underwood & Moore, 1982), makin bertambah usia maka kemampuan kognitif
berkembang, sehinga memberi peluang besar pula untuk menampilkan tingkah laku prososial. Dimana pada anggota organisasi “X” Indonesia yang tediri dari para dewasa awal yang seharusnya sudah memiliki perkembangan kognitif yang cukup matang, sehingga mereka
(20)
12
Universitas Kristen Maranatha Faktor internal lainnya adalah jenis kelamin. Dalam penelitian para ahli tentang
perbedaan jenis kelamin dengan motivasi prososial diperoleh gambaran yang tidak pasti sama
yang menggambarkan bahwa salah satu jenis kelamin memiliki kecenderungan lebih besar
untuk melakukan tingkah laku prososial ( Eisenberg, 1982). Sebagian penelitian menunjukan
hasil yang signifikan pada studi tentang perbedaan orang yang menolong yang berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan dalam motivasi prososial, sementara penelitian lain
memperoleh hasil sebaliknya. Pada sejumlah penelitian ( Eisenberg – Hand, 1979, Eisenberg – Geisheker, 1979) menunjukan tidak adanya perbedaan signifikan antara anggota orang berjenis kelamin laki – laki dan yang perempuan dalam hal kedermawanan.
Raven- rubin, 1983 ( Eisenberg,1982) dalam penelitiannya juga menunjukan hasil
bahwa motivasi prososial pada orang yang menolong yang berjenis kelamin perempuan lebih
tinggi, namun dalam tindakan prososial, perempuan lebih rendah dibandingkan laki –laki. Hal ini dijelaskan mereka dengan adanya kecenderungan wanita lebih terikat dengan nilai – nilai kemanusiaan dan berada pada pihak yang menerima bantuan. Sementara itu laki- laki berada
pada posisi yang pemberi bantuan sehingga perilaku prososial lebih tinggi. Dari penjelasan
perbedaan laki- laki, perempuan dalam hal kecenderungan tindakan prososial dapat
disimpulkan bahwa tidak ada signifikansi perbedaan jenis kelamin terhadap motivasi prososial. Dimana bila dihubungkan dengan organisasi “X” Indonesia ini, pada organisasi “X” ini tidak terlalu terlihat terdapat perbedaan yang signifikan antara laki- laki atau perempuan ketika melakukan tindakan prososial dalam membantu orang lain.
Dari penjelasan di atas , kerangka pikir yang dapat digambarkan adalah sebagai
(21)
13
Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir
Faktor yang memengaruhi:
- Internal - Eksternal
Endocentric Motivation Ipsocentric Motivation
Motivasi Prososial Anggota Organisasi “X”
Indonesia yang berada di kota Bandung
Intrinsic Prosocial Motivation 5 Aspek Motivasi Prososial
1) Kondisi Awal
2) Hasil yang Diantisipasi
3) Kondisi yang Memudahkan
4) Kondisi yang Menghambat
5) Karakteristik Kualitas dan Tindakan
(22)
14
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian
1) Para anggota Organisasi “X” Indonesia yang memberikan bantuan atau menolong orang lain yang membutuhkan dilandasi oleh adanya Motivasi Prososial.
2) Motivasi Prososial yang ditampilkan oleh anggota Organisasi “X” Indonesia dapat dibedakan menjadi 3 jenis motivasi yaitu ipsocentric motivation, endocentric motivation dan
intrinsic prosocial motivation.
3) Motivasi Prososial dapat dilihat melalui aspek yang membentuknya yaitu kondisi awal
yang mendahuluinya, hasil yang diantisipasi, kondisi yang memudahkan, kondisi yang
(23)
53 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan pengelolahan data mengenai jenis motivasi prososial pada anggota Organisasi “X” Indonesia yang berada di kota Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar anggota Organisasi “X” Indonesia yang berada di kota Bandung memiliki jenis motivasi intrinsic motivation, sebagian lagi anggota memiliki jenis endocentric
motivation dan tidak ada anggota yang memiliki jenis ipsocentric motivation yang mendasari
diri anggota dalam memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.
2. Dominansi intrinsic motivation terdapat pada anggota yang mendapatkan rekasi
positif berupa pengajaran dan reaksi dari lingkungan sosial dan pola asuhnya.
3. Tidak terdapat pola yang konsisten pada jenis kelamin laki – laki atau perempuan terhadap jenis motivasi prososial.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, peneliti mengajukan beberapa
saran, yaitu:
5.2.1 Saran Teoritis
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian motivasi prososial dapat mempertimbangkan untuk melihat pengaruh reaksi positif dan
pengajaran dari lingkungan sosial dan pola asuh terhadap Intrinsic Prosocial
(24)
54
Universitas Kristen Maranatha Bagi peneliti lanjutan dapat menggunakan alat ukur dengan bentuk wawancara
sebagai tambahan untuk menjaring aspek – aspek motivasi prososial agar meminimalkan terjadinya hasil yang bias.
5.2.2 Saran Praktis
Bagi para anggota supaya lebih saling terbuka atau saling memberikan feedback terhadap pengalaman – pengalamannya mengenai hasil dari bakti sosial atau membantu orang yang membutuhkan sehingga membantu anggota
(25)
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI PROSOSIAL PADA
ANGGOTA ORGANISASI “X” INDONESIA YANG BERADA DI KOTA
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Oleh:
YULIANI ANDRIANO
NRP: 1130167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
(26)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan
penyertaan-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI PROSOSIAL PADA ANGGOTA ORGANISASI
“X” INDONESIA YANG BERADA DI KOTA BANDUNG”.
Tujuan dari penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai tugas akhir untuk
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah skripsi di Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan kekurangan dalam Skripsi ini.
Namun, peneliti berharap agar dalam segala kekurangannya, skripsi ini masih dapat
memberikan manfaat bagi Fakultas Psikologi dan mahasiswa lainnya yang ingin melanjutkan
penelitian ini. Untuk itu, peneliti terbuka terhadap segala saran dan kritik yang dapat
membantu penyempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, perkenankan peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Irene P.Edwina, M.Si., Psikolog, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Kristen Maranatha.
2. Dra. Fifie Nurofia, M.Psi., MM. selaku dosen pembimbing utama yang telah
banyak memberikan motivasi, bimbingan, dan pengarahan kepada peneliti dalam
proses penyelesaian laporan ini.
3. Windu Wulan Sari, S.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang
(27)
vii
4. Dr. Carolina Nitimihardjo dan Dra. Kuswardhini, M.Psi, psikolog selaku dosen
pembahas seminar usulan penelitian peneliti, yang telah memberikan masukan dan
kritikan demi penyempurnaan laporan penelitian ini.
5. Seluruh pegawai TU fakultas psikologi yang telah membantu peneliti dalam surat
izin maupun informasi-informasi yang berguna bagi peneliti dalam menyelesaikan
laporan penelitian.
6. Paola Dewiyanti, selaku saudara dan President Multi District 307 Indonesia
periode 2012-2013 di Organisasi “X” yang telah banyak membantu penelitian dalam memberikan masukan – masukan dan data yang diperlukan oleh peneliti. 7. Para presiden club Organisasi “X” dan anggota Organisasi “X” Indonesia yang
berada di kota Bandung yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan
bantuannya dalam penelitian ini.
8. Kedua orangtua dan saudara peneliti yang telah memberikan, doa, kasih
sayangnya, saran, masukan dan segala fasilitas yang dibutuhkan serta
dukungannya.
9. Sahabat peneliti, Dewi Yuliani, Sharlen, Siska Natalia, Yuliani, Claudia Gristie,
Dinda Rahmi, Prita Hana, Margaretta Kiki, Claudia Purnama, Leni Dwi Handini,
Kennaldy, Venesya A sebagai teman-teman peneliti yang telah memberikan
banyak bantuan dan dukungan pada peneliti selama proses pengerjaan penelitian
ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung sampai penelitian ini
(28)
viii
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan masukan dan saran dari pembaca. Akhir kata, semoga
laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, Oktober 2016
(29)
55 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Eisenberg, Nancy. 1982. The Development Of Prosocial Behavior. New York : Academic Press.
Hurlock, Elizabeth B. 1986. Developmental Psychology. 3rd Ed, New Delhi: McGraw Hill, Inc.
Atkinson, John W.1964.An Introduction To Motivation. Canada: D.van Nostrand Company.
Sugiono.2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia.
(30)
56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Christina, Gracia.2006. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Prososial pada Guru Sekolah
Dasar Kristen “X” Bandung.
Sarindo, Nadya Vegi.2007. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Prososial Pada Pengurus Rumah Cemara yang Menghadapi HIV/AIDS.
Tri Pamungkas, Faolima.2009. Studi Deskriptif Mengenai Jenis Motivasi Prososial pada
Asisten Mahasiswa di Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.
Mirzaafirdaus. Organisasi – Organisasi di Indonesia. Mei 2012. (Online),
(http://mirzaafirdaus.blogspot.com/2012/05/30-organisasi-organisasi-diindonesia.html, diakses April 2014).
Organisasi “Y” Internasional. (Online),(http://members.organisasi “y”.org/EN/organisasi
(1)
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI PROSOSIAL PADA
ANGGOTA ORGANISASI “X” INDONESIA YANG BERADA DI KOTA
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha Bandung
Oleh:
YULIANI ANDRIANO
NRP: 1130167
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
(2)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan
penyertaan-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI PROSOSIAL PADA ANGGOTA ORGANISASI
“X” INDONESIA YANG BERADA DI KOTA BANDUNG”.
Tujuan dari penyusunan laporan penelitian ini adalah sebagai tugas akhir untuk
memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah skripsi di Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan kekurangan dalam Skripsi ini.
Namun, peneliti berharap agar dalam segala kekurangannya, skripsi ini masih dapat
memberikan manfaat bagi Fakultas Psikologi dan mahasiswa lainnya yang ingin melanjutkan
penelitian ini. Untuk itu, peneliti terbuka terhadap segala saran dan kritik yang dapat
membantu penyempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, perkenankan peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Irene P.Edwina, M.Si.,
Psikolog
, selaku dekan Fakultas Psikologi UniversitasKristen Maranatha.
2. Dra. Fifie Nurofia, M.Psi., MM. selaku dosen pembimbing utama yang telah
banyak memberikan motivasi, bimbingan, dan pengarahan kepada peneliti dalam
proses penyelesaian laporan ini.
3. Windu Wulan Sari, S.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang
(3)
4. Dr. Carolina Nitimihardjo dan Dra. Kuswardhini, M.Psi, psikolog selaku dosen
pembahas seminar usulan penelitian peneliti, yang telah memberikan masukan dan
kritikan demi penyempurnaan laporan penelitian ini.
5. Seluruh pegawai TU fakultas psikologi yang telah membantu peneliti dalam surat
izin maupun informasi-informasi yang berguna bagi peneliti dalam menyelesaikan
laporan penelitian.
6. Paola Dewiyanti, selaku saudara dan President Multi District 307 Indonesia
periode 2012-2013 di Organisasi “X” yang telah banyak membantu penelitian dalam memberikan masukan – masukan dan data yang diperlukan oleh peneliti. 7. Para presiden club Organisasi “X” dan anggota Organisasi “X” Indonesia yang
berada di kota Bandung yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan
bantuannya dalam penelitian ini.
8. Kedua orangtua dan saudara peneliti yang telah memberikan, doa, kasih
sayangnya, saran, masukan dan segala fasilitas yang dibutuhkan serta
dukungannya.
9. Sahabat peneliti, Dewi Yuliani, Sharlen, Siska Natalia, Yuliani, Claudia Gristie,
Dinda Rahmi, Prita Hana, Margaretta Kiki, Claudia Purnama, Leni Dwi Handini,
Kennaldy, Venesya A sebagai teman-teman peneliti yang telah memberikan
banyak bantuan dan dukungan pada peneliti selama proses pengerjaan penelitian
ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung sampai penelitian ini
(4)
viii
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan masukan dan saran dari pembaca. Akhir kata, semoga
laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, Oktober 2016
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Eisenberg, Nancy. 1982. The Development Of Prosocial Behavior. New York : Academic Press.
Hurlock, Elizabeth B. 1986. Developmental Psychology. 3rd Ed, New Delhi: McGraw Hill, Inc.
Atkinson, John W.1964.An Introduction To Motivation. Canada: D.van Nostrand Company.
Sugiono.2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia.
(6)
56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Christina, Gracia.2006. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Prososial pada Guru Sekolah Dasar Kristen “X” Bandung.
Sarindo, Nadya Vegi.2007. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Prososial Pada Pengurus Rumah Cemara yang Menghadapi HIV/AIDS.
Tri Pamungkas, Faolima.2009. Studi Deskriptif Mengenai Jenis Motivasi Prososial pada Asisten Mahasiswa di Fakultas Psikologi di Universitas “X” di Bandung.
Mirzaafirdaus. Organisasi – Organisasi di Indonesia. Mei 2012. (Online),
(http://mirzaafirdaus.blogspot.com/2012/05/30-organisasi-organisasi-diindonesia.html, diakses April 2014).
Organisasi “Y” Internasional. (Online),(http://members.organisasi “y”.org/EN/organisasi “x”/index.php, diakses April 2014).