TEKNOLOGI BIO PROSES TEPUNG BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN BIO AVAILABILITYNYA SEBAGAI PAKAN UNGGAS.
TEKNOLOGI BIO PROSES TEPUNG BULU AYAM UNTUK MENINGKATKAN
BIO AVAILABILITYNYA SEBAGAI PAKAN UNGGAS
Oleh
Mirnawati, Ade Djulardi, Abdi Darma
Nomor Kontrak : 023/SP2H/PP/DP2M/III/2007
ABSTRAK
Tujuan penelitian : 1) Untuk mengetahui pengaruh jenis kapang dosis inokulum dan lama
fermentasi terhadap kandungan bahan kering, protein kasar dan retensi nitrogen serta kandungan
asam amino metionin dan lisin tepung buIu ayam fermentasi (TBAF). 2) Untuk mengetahui
pengaruh pemanfaatan tepung bulu ayam fermentasi (TBAF) yang terbaik pada tahap 1 dalam
ransum ayam broiler.
Metode yang digunakan pada penelitian tahap 1 adalah metode experimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 x 3 dengan 3 ulangan untuk setiap
kombinasi perlakuan. Perbedaan antara perlakuan diuji dengan duncants multiple rang test
(DMRT) menurut Steel & Tome (1990). Adapun faktor perlakuan adalah sebagai berikut : Faktor
pertama adalah jenis kapang (A) : Al = Cunninghmnelia spp lipi, A2 = Cunninghamelia spp
Iokal.Faktor kedua adalah dosis inokulum(B): BI= 5 ml, B2 = 10 mI, B3 = 15 ml. Parameter yang
diamati: Bahan kering, kandungan protein kasar, retensi nitrogen dan kandungan asam amino.
Tahap 2 dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan
ransum dan 4 ulangan. Perbedaan antara perlakuan diuji dengan uji Duncant (DMRT) menurut
Steel and Tome (1990). Ransum perlakuan adalah sebagai berikut : A = Ransum tanpa TBAF
( kontrol), B = Penggantian 25% tepung ikan dengan TBAF, C = Penggantian 50% tepung ikan
dengan TBAF, D = Penggantian 75% tepung ikan dengan TBAF, E = Penggantian 100% tepung
ikan dengan TBAF. Perubahan yang diamati selama penelitian : konsumsi ransum, pertambahan
bobot badan dan konvensi ransurn ayam broiler. Dari basil penelitian tahap 1 terlihat bahwa tidak
terdapat interaksi (P>O,05) antara Jenis kapang(A), dosis inokulum(B) dan lama fermentasi(C)
terhadap bahan kering (BK), protein kasar (PK), clan Retensi nitrogen. Begitu juga masingmasing faktor jenis kapang, dosis inokulum dan lama fermentasi memperlihatkan pengaruh yang
berbeda tidak nyata (P
BIO AVAILABILITYNYA SEBAGAI PAKAN UNGGAS
Oleh
Mirnawati, Ade Djulardi, Abdi Darma
Nomor Kontrak : 023/SP2H/PP/DP2M/III/2007
ABSTRAK
Tujuan penelitian : 1) Untuk mengetahui pengaruh jenis kapang dosis inokulum dan lama
fermentasi terhadap kandungan bahan kering, protein kasar dan retensi nitrogen serta kandungan
asam amino metionin dan lisin tepung buIu ayam fermentasi (TBAF). 2) Untuk mengetahui
pengaruh pemanfaatan tepung bulu ayam fermentasi (TBAF) yang terbaik pada tahap 1 dalam
ransum ayam broiler.
Metode yang digunakan pada penelitian tahap 1 adalah metode experimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 x 3 dengan 3 ulangan untuk setiap
kombinasi perlakuan. Perbedaan antara perlakuan diuji dengan duncants multiple rang test
(DMRT) menurut Steel & Tome (1990). Adapun faktor perlakuan adalah sebagai berikut : Faktor
pertama adalah jenis kapang (A) : Al = Cunninghmnelia spp lipi, A2 = Cunninghamelia spp
Iokal.Faktor kedua adalah dosis inokulum(B): BI= 5 ml, B2 = 10 mI, B3 = 15 ml. Parameter yang
diamati: Bahan kering, kandungan protein kasar, retensi nitrogen dan kandungan asam amino.
Tahap 2 dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan
ransum dan 4 ulangan. Perbedaan antara perlakuan diuji dengan uji Duncant (DMRT) menurut
Steel and Tome (1990). Ransum perlakuan adalah sebagai berikut : A = Ransum tanpa TBAF
( kontrol), B = Penggantian 25% tepung ikan dengan TBAF, C = Penggantian 50% tepung ikan
dengan TBAF, D = Penggantian 75% tepung ikan dengan TBAF, E = Penggantian 100% tepung
ikan dengan TBAF. Perubahan yang diamati selama penelitian : konsumsi ransum, pertambahan
bobot badan dan konvensi ransurn ayam broiler. Dari basil penelitian tahap 1 terlihat bahwa tidak
terdapat interaksi (P>O,05) antara Jenis kapang(A), dosis inokulum(B) dan lama fermentasi(C)
terhadap bahan kering (BK), protein kasar (PK), clan Retensi nitrogen. Begitu juga masingmasing faktor jenis kapang, dosis inokulum dan lama fermentasi memperlihatkan pengaruh yang
berbeda tidak nyata (P