RELEVANSI PROGRAM PENATARAN JARAK JAUH DENGAN TUNTUTAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU SD : Studi Deskriptif Evaluatif Bahan dan Pelaksanaan Kegiatan PPPG Tertulis Ditjen Pendidikan Dasar Dan Menengah.
RELEVANSI PROGRAM PENATARAN JARAK JAUH
DENGAN TUNTUTAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL GURU SD
( Studi Deskriptif Evaluatif Bahan dan Pelaksanaan Kegiatan
PPPG Tertulis Ditjen Pendidikan Dasar Dan Menengah )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
4£
Oleh :
Drs. MOH. UZER USMAN
NIM. 9 8 9 5 8 2
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2001
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof Dr. R. Ibrahim, MA.
Pembimbing II
/
Prof. Dr. Oemar Hamalik
ABSTRAK
Mob. Uzer Usman : Relevansi Program Penataran Jarak Jauh dengan Tuntutan
Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar. ( Studi Deskriptif Evaluatif Bahan dan
Pelaksanaan Kegiatan Pusat Pengembangan Penataran Gum Tertulis Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasardan Menengah).
Kemampuan professional guru masih menjadi permasalahan yang belum
memuaskan. Berdasarkan salah satu penelitian, penguasaan gum terhadap mata
pelajaran masih di bawah standar yang diharapkan, hal ini mempakan salah satu
indikator masih rendahya kemampuan profesional guru. Oleh karena itu maka
tidaklah mengherankan jika guru belum dapat melakukan pekerjaannya secara
profesional.
Rendahnya kemampuan profesional gum ada hubungannya dengan upayaupaya yang dilakukan yang salah satunya melalui penataran. Atas dasar itu penulis
termotivasi untuk meneliti dan mengkaji tentang : Relevansi program penataran jarak
jauh dengan tuntutan kemampuan profesional gum SD. Dengan tujuan ingin
mengungkapkan secara empiris tentang relevansi program penataran jarak jauh
dengan tuntutan kemampuan profesional gum SD yang meliputi konsep program
penataran jarak jauh, tuntutan kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan
pembelajaran dan relevansi/kesesuaian program penataran jarakjauh dengan tuntutan
kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan pembelajaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif
mempakan pendekatan yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Selanjutnya deskripsi
hasil evaluatifdipergunakan sebagai bahan kesimpulan dan rekomendasi.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa:
1.Program penataran jarak jauh telah dapat memberikan pengetahuan, keterampian
dan sikap secara umum relevan dengan tuntutan kemampun profesional gum SD
dalam pengelolaan pembelajaran. Hal tersebut dapat diliht dari hasil perbandingan
antara tujuan pembelajaran yang terdapat dalam setiap mata tataran dalam kelompok
mata tataran dasar-dasar kependidikan ( MKDK ) denga deskripsi kemampuan
profesional gum SD secara implicit dapat dinyatakan bahwa antara kedua tujuan
tersebut memiliki relevansi, karena sesuai dengan criteria yang dikembangkan.
2.Semua deskripsi kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan pembelajaran
yangterdiri dari kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan
pembelajaran dan kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran adalah relevan
dengan yang dipersiapkan dalam program penataran karena didukung oleh beberapa
pokok bahasan padamata tataran dasarkependidikan (MKDK).
Kemampuan merencanakan pembelajaran mendapat dukungan dari mata tataran :
Desain pembelajaran, Strategi pembelajaran, Perkembangan belajar anak didik,
Pengelolaan kelas dan Evaluasi pembelajaran. Kemampuan melaksanakan
pembelajaran mendapat dukungan dari mata tataran : Strategi pembelajaran, Landasan
kependidikan, Desain pembelajaran, Bimbingan belajar dan evaluasi pembelajaran.
Kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran mendapat dukungan dari mata
tataran Evaluasi pembelajaran.
3.Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada penataran jarak jauh menggunakan
system penyajian pembelajaran jarak jauh dan kegiatan pembelajaranya menggunakan
modul yang dipelajari petatar baik secara mandiri maupun kelompok dalam waktu
yang telah ditetapkan yang diarahkan pada upaya-upaya pembentukkan kemampuan
professional guru SD.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN
{
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMAKASIH
fii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
\
ALatar Belakang Masalah
BAB II
B.Perumusan dan Pembatasan Masalah
10
C.Definisi Operasional
14
D.Kerangka Pemikiran
17
E.Tujuandan Manfaat
19
F.ProsedurPenelitian
20
PENATARAN JARAK JAUH SEBAGAI UPAYA MENINGKAT
KAN MUTU PROFESI GURU.
A.Konsep Dasar Profesi Gum
22
B.Peranan Penataran Jarak Jauh dalam Meningkatkan Mutu Profesi
Gum
36
C.Pola Pengembangan Penataran Jarak Jauh
40
D.Landasan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
54
BAB III
B A B IV
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
55
B.SumberData
56
C.Teknik Pengumpulan Data
58
D.Instrumen Pengumpul Data
61
E.Tahap-tahap Penelitian
62
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
68
1.Deskripsi Program Penataran Jarak Jauh
68
2.Deskripsi Kemampuan profesioanal gum SD
dalam Pengelolaan Pembelajaran
78
3.Deskripsi Kesesuaian program penataran dengan
tuntutan kemampuan Profesional gum Sekolah Dasar
B.Analisis Hasil Penelitian
1.Program Penataran Jarak Jauh
80
87
87
2.Kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan pembelajaran
93
3.Relevansi program penataran dengan tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar
BAB V
99
KESIMPULANDANREKOMENDASI
A. Kesimpulan
193
B. Rekomendasi
112
DAFTAR PUSTAKA
118
LAMPIRAN - LAMPIRAN
VI
DAFTAR BAGAN
Halaman
1 Relevansi program penataran jarak jauh dengan kompetensi professional
gum Sekolah Dasar
U
2. Prosedur pelaksanaan penelitian
21
3. TugasGum
29
4. Pola Pengembangan Belajar Jarak Jauh
44
Vll
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Instmmen pengumpul data
6]
2. Stmktur program penataran Jarak Jauh
72
3. Relevansi program penataran dengan tuntutan kemampuan Professional gum Sekolah Dasar
81
vni
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.
Berbagai upaya penyempurnaan dalam bidang pendidikan sampai saat ini
masih terus dilakukan, akibatnya muncul berbagai peraturan pendidikan untuk
saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan-peraturan yang sudah tidak
relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
produktifitas kerja para gum, upaya tersebut antara lain diberlakukannya UndangUndang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan lahirnya Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara nomor : 26 /Menpan/1989 tentang Angka Kredit bagi jabatan gum dalam
lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam SK Menpan itu, guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan
kemampuan profesionalnya baik secara perseorangan melalui pendidikan dan
pelatihan maupun secara bersama-sama melalui kegiatan penataran. Peraturan
Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 tentang tenaga kependidikan, fasal 31
menegaskan bahwa : Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya
sesuai
dengan
tuntutan
perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi sertapembangunan bangsa.
Kemampuan profesional guru amatlah penting dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara bahwa :
" Perwujudan system dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan
bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggungjawab,
berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia".
Peningkatan kualitas pendidikan akan terkait pula dengan upaya
peningkatan kemampuan profesional guru. Karena apabila kita lihat kontribusi
logika peningkatan mutu ini, maka akan terjadi keterkaitan sebagai berikut. Upaya
mendidik adalah upaya membangun masa depan bangsa yang lebih baik yang
memiliki daya saing tinggi di era global nanti, dan upaya ini hanya akan tercapai
bila pendidikan berperan sebagai lembaga konservatif dan pembaham. Untuk itu
kualitas pendidikan hams senantiasa ditingkatkan sesuai dengan tuntutan
pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan berawal dari upaya memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran gum dan siswa dalam kelas. Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan apabila gum dapat melakukanya. Dan untuk
dapat melakukannya, maka ia hams memiliki kemampuan profesional yang
berkenaan dengan tugas-tugas pembelajaran. Karena pekerjaan gum termasuk
pekerjaan profesional yang memerlukan persyaratan tertentu yang dituntut oleh
profesi tersebut.
Hal ini ditegaskan pula oleh Prof.Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam
bukunya Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum ( 1988 : 213 ) bahwa :
"Bertolak dari asumsi bahwa pekerjaan gum adalah pekerjaan
professional, mempunyai implikasi bahwa setiap gum haras memenuhi
persyaratan yang dituntut oleh profesi tersebut dan hams bekerja dan
bersikap secara professional pula. Kemampuan professional itu tentu
hams sejalan dengan peranan gum temtama di sekolah sebagai lembaga
pendidikan professional".
Dengan demikian, maka kemampuan professional gum begitu pentingnya
dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, karena kemampuan profesional
guru mempakan salah satu faktor penentu dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan mempakan tugas yang tidak ringan
sebab melibatkan berbagai macam faktor diantaranya kualitas input pendidikan,
kualitas sumber daya pendidikan, kualitas program pembelajaran dan yang tidak
kalah pentingya adalah kualitas kemampuan profesional gum.
Hal tersebut diperkuat oleh Ace Suryadi dari Balitbang Depdiknas dalam
makalahnya pada kesempatan Training Advokasi Gum Tingkat Nasional yang
diselenggarakan Senat Mahasiswa FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
pada tanggal 3 Mei 2000 bahwa :
"Dengan tanpa mengabaikan peranan dari faktor-faktor penting lainnya,
kualitas gum telah ditemukan oleh berbagai studi sebagai salah satu
faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten.
Dalam studi-studi tersebut guru yang bermutu adalah yang mampu
membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala-kendala
sumber daya dan lingkungannya. Namun untuk menghasilkan guru yang
berkualitas juga mempakan tugas yang tidak mudah".
Oleh karena itu, kemampuan profesional gum hams senantiasa
ditingkatkan melalui berbagai upaya, temtama upaya dari gum itu sendiri untuk
senantiasa meningkatkan
kemampuan
profesionalnya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pengajar. Kewajiban gum dalam meningkatkan kemampuan
profesionalnya tidak hanya berguna bagi dirinya, tetapi mempunyai makna yang
positif bagi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Usaha apapun yang
dilaksanakan dalam bidang pendidikan pada akhirnya adalah untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Garis Garis Besar
Haluan Negara yakni untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin, kerja keras, tangguh, bertanggungjawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional
juga haras mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air,
mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan
dengan itu, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa
percaya diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan
demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertangggngjawab atas pembangunan bangsa.
Hal tersebut, sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) yakni pembangunan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan#er|pdu^
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jaMSni flafr * J
/T£g £yV T -'*
^
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa taifeelkg^ai \^ y
kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk itu perlu diusahakan :
1. Pembentukkan manusia Pancasila sebagai manusia nasional yang berkualitas
tinggi dan mampu mandiri.
2. Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh serta
mengandung makna terwujudnya kemampuan bangsa menangkal setiap
ajaran, faham, budayadan idiologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Atas dasar tujuan tersebut di atas, maka tanggungjawab gura amat berat
dan tidak semudah apa yang diucapkan, sebab gura adalah pendidik kader-kader
bangsa yang haras dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusip, sebab
situasi pembelajaran bersifat unik, sederhana dan kompleks. Sebagaimana yang
diungkapkanoleh Prof.Dr. Oemar Hamalik (1978 : 20 ) bahwa :
"Situasi pengajaran bersifat unik tetapi sederhana. Dikatakan unik oleh
sebab ia berkenaan dengan manusia yang belajardan yang mengajar dan
bertalian erat dengan manusia dalam masyarakat, yang kesemuanya
menunjukkan keunikannya. Disebut sederhana, oleh sebab situasi
pengajaran itu dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan
sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja".
Untuk itu diperlukan gura yang betul-betul memahami akan tugas dan
kewajibannya yang antara lain sebagi pendidik, pengajar dan pelatih.
"Gura sebagai pendidik ataupun pengajar merapakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap
perbincangan mengenai perabahan kurikulum, pengadaan alat-alat
belajar sampai kepada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan
oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan
betapa signifikanposisi gura dalam dunia pendidikan". ( Drs. Muhibbin
Syah, 1995:224)
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa gura sebagai
pendidik dan pengajar berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan kemampuan
profesionalnya sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pembangunan bangsa, kiranya banyak upaya yang harus
ditempuh gura untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya, antara lain
dengan mengikuti kegiatan penataran. Keberadaan penataran sebagai wahana
untuk pengembangan disiplin ilmu yang ia gelutinya, memperkaya pengetahuan
dan memperluas wawasan kependidikan, kiranya amat diperlukan.
Sejalan dengan apa yang diuraikan di atas, bahwa untuk mengantisipasi
upaya gura
dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya, maka Pusat
Pengembangan Penataran Gura Tertulis yang telah berdiri sejak tahun 1950 yang
merapakan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan penataran jarak jauh.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, bahwa PPPG Tertulis adalah unit
pelaksana teknis pengembangan penataran jarak jauh. Lembaga ini berada di
bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional. Pelaksanaan kegiatannya berada dalam lingkup koordinsi
Direktorat Pendidikan Gura dan Tenaga Teknis. Pelaksanaan kegiatan PPPG
Tertulis mencakup pelayanan terhadap semua gura di lingkungan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, yaitu para gura Taman Kanak-Kanak,
gura Sekolah Dasar, Gura Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan gura Sekolah
Menengah Umum yang memerlukan atau penataran jarakjauh.
Pelayanan penataran
dilakukan baik terhadap para gura yang karena
kondisinya tak memungkinkan untuk meninggalkan sekolah untuk mengikuti
program penataran tatap muka, dan para guru yang ingin memperoleh bahan-
bahan tertulis sebagai pelengkap dari penataran tatap muka yang pernah
diikutinya, maupun paragura yang ingin memperoleh bahan pengayaan.
Untuk melaksanakan tugasnya PPPG Tertulis memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Menyusun program penataran tertulis sebagai pelengkap penataran lisan.
2. Menentukan materi, menyusun naskah, mengadakan dan menyampaikan
bahan penataran kepada peserta penataran jarakjauh.
3. Melaksanakan evaluasi atas program dan pelaksanaan program penataran
jarak jauh.
4. Mengembangkan materi dan cara penyajian materi penataran. (Selayang
Pandang PPPG Tertulis, 1999 ).
Jadi melalui lembaga PPPG Tertulis ini, diharapkan para guru yang
mengikuti kegiatan penataran jarak jauh dapat meningkatkan kemampuan
profesionalnya. Hal ini sesuai denganmisi PPPG Tertulis berikut ini.
Misi PPPG tertulis adalah melaksanakan penataran penyegaran (refresing
in sevice training) dan penataran pengayaan (enrichment in service training)
secara jarak jauh bagi gura dan tenaga pendidikan di lingkungan Direktorat
Pendidikan Dasar Dan Menengah dengan cara :
1. Memberikan pelayanan kepada gura-gura Taman Kanak-Kanak, SD, SLTP
dan gura Sekolah Menengah Umum untuk meningkatkan mutu kinerja mereka
dalam melaksanakan kurikulum di lapangan melalui penataran jarakjauh.
2. Memberikan pelayanan kepada gura-gura Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan gura Sekolah Menengah Umum
untuk melengkapi bekal pemantapan sebagai tambahan atas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dan sikap serta kepribadian yang telah dimiliki
dengan caramenyajikan bahan penyegaran dan bahan pengayaan.
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan pelayanannya terhadap guru-guru
tersebut, maka PPPG Tertulis dalam menyusun program penatarannya hendaknya
memperhatikan akan tuntutan kemampuan profesional guru SD yang benar-benar
diperlukannya. Sehingga dengan demikian terdapat adanya relevansi antara
program penataran tertulis (penataran jarak jauh) dengan tuntutan kemampuan
profesional gura SD, sebab apabila tidak demikian, maka upaya untuk
meningkatkan kualitas gura akan menjadi sia-sia. Sebagaimana yang dihawatirkan
oleh pengamat pendidikan yang juga Deputi Bidang Pemasyarakatan HAM,
Meneg Urasan HAM yakni Dr. Hafid Abbas yang menyoroti masalah pembinaan
karir guru bawa:
"Dia mengatakan, pembinaan gura dengan pola penataran yang dilakukan
selama ini bukan berdasarkan kebutuhan, sekian puluh tahun pola
penataran dilakukan, tapi hasilnya tidak terlihat dengan jelas".
(Republika 27 April 2000)
Isue
kehawatiran
tersebut
wajar dan dapat saja terjadi bila
penyelenggaraan penataran tidak didasarkan atas kebutuhan yang dirasakan gura
di lapangan dan terkesan hanya untuk memperoleh sertifikat penataran sebagai
bukti fisik bagi pengajuan angka kredit jabatan gura dari pada peningkatan
kemampuan profesionalnya. Hal inipun mendapat perhatian dari praktisi dan ahli
pendidikan Prof.Dr. Winarno Surakhmad bahwa :
"Penataran tidak peduli melihat hubungan prestasi kerja guru dengan
tingkat kesejahteraan gura yang mengerdilkan profesionalisme.
Penataran hanya memberikan peluang gura untuk melupakan sebentar
kondisi yang mencekam, melupakan sebentar tugas menyiapkan lulus
Ebtanas. Penataran memberikan peluang untuk keluar dari ratinitas.
8
Kemudian ternyata sertifikat yang diperoleh sebagai tanda telah
mengikuti penataran dengan memuaskan, itu lebih berguna untuk
kenaikan pangkat dari pada untuk kenaikan kemampuan professional".
(Kompas, 24 April 2000)
Dan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Ace Suryadi dari Balitbang
Depdiknas dalam makalahnya yang berjudul Gura Profesional bahwa :
"Berbagai temuan penelitian menunjukkan beberapa kehawatiran jika
guru-guru kita ternyata belum sepenuhnya menguasai kemampuan
profesinya. Berdasarkan salah satu penelitian, penguasaan gura terhadap
mata pelajaran memang masih berada di bawah standar yang
diharapkan. Oleh karena itu maka tidaklah mengherankan jika guru
belum dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional.
Atas dasar hasil temuan penelitian tersebut tentang rendahnya penguasaan
gura terhadap mata pelajaran yang merapakan salah satu indicator bahwa
kemampuan profesional gura masih rendah yang perlu senantiasa ditingkatkan.
Upaya peningkatan kemampuan profesional guru dapat dilakukan dengan
berbagai cara sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian tedahulu yang
diantaranya melalui penataran jarak jauh yang memiliki peranan penting
khususnya dalam menghadapi era informasi saat ini, maka penataran jarak jauh
mempunyai nilai strategis dan banyak keuntungan/kelebihan yang diperoleh.
Oemar Hamalik ( 1999 : 4 ) dalam rancangan bukunya yang berjudul :
"Pengelolaan Program Pembelajaran Jarak Jauh" menjelaskan bahwa system
pembelajaran jarak jauh banyak memiliki kelebihan :
1.Tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan efektif.
2.Peserta didik takperlu meninggalkan pekerjaannya sewaktu mengikuti
kegiatan pembelajaran jarakjauh, kecuali untuk mengikuti kegiatan tutori
al yang jadwalnya dapat disusun tersendiri.
3.Peserta didik dapat mengikuti program pembelajaran sesuai dengan kece
patan dan kemampuannya sendiri.
4.Peserta didik dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiat
an belajarmandiri, baik dengan bimbingan tutor ataupun tidak.
5.Peserta didik dapatmengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelan jutan karena penilaian ditikberatkan padapenilaian sendiri.
6.Peserta didik benar-benar menjadi titik pusat kegiatan pembelajaran kare
na ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk mengem bangkan diri pribadi.
Melihat begitu banyak manfaat dari pembelajaranjarakjauh ini, maka hal
inilah yang menjadi bahan pemikiran penulis untuk mengadakan studi/penelitian
tentang relevansi program penataran penataran jarak jauh terhadap tuntutan
kemampuan profesional gura Sekolah Dasar.
B.Perumusan dan Pembatasan Masalah.
Relevansi dalam dunia pendidikan merapakan salah satu kebijakan
pendidikan nasional yang apabila dipandang dari sudut sistem penyelenggaraan
penataran, maka relevansi memiliki berbagai dimensi yakni dimensi perencanaan
program, pelaksanaan program dan evaluasi program. Pada penelitian ini kajian
dibatasi pada masalah penyusunan program penataran jarakjauh dan relevansinya
terhadap tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar.
"Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai
kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan.
Dengan kata lain, pedidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh
dari pendidikan tersebut berguna atau fungsional bagi kehidupan (
Depdikbud, 1977:24).
Relevansi dapat dipandang sebagai suatu kesesuaian/keserasian antara
program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan profesional gura
Sekolah Dasar.
Penelitian ini ingin melihat kesesuaian/kaitan fungsional antara program
penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan profesional guru SD. Hal ini
10
dilakukan mengingat bahwa penyelenggaraan penataran jarak jauh bertujuan
untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan kurikulum di lapangan.
Apabila dilihat dari permasalahan yang akan dikaji, maka dapat dikemukakan
melalui paradigmakonseptual sebagai berikut.
Program Penataran Jarak
Kompetensi Profesional Gura SD
Jauh
Dalam Pengelolaan Pembelajaran
•
Tujuan
•
Isi/materi
•
Proses
V
\
V
♦
pembelajaran
♦
Perencanaan Pembelajaran
Melaksanakan
Pembelajaran
♦
Evaluasi Hasil dan Proses
Pembelajaran
Relevansi Program Penataran Jarak Jauh
Dengan Kompetensi Profesional Guru SD
Bagan 1 Relevansi Program Penataran
Jarak Jauh Dengan Kompetensi Profesional Guru SD
Tunututan kemampuan professional gura SD perlu diperhatikan dalam
perencanaan
program
penataran,
sehingga
pada
saat
dilaksanakan/di-
implementasikan mendapat respon dari para gura. Penyusunan program tersebut
tidak terlepas dari faktor input yakni para gura sebagai peserta penataran. Oleh
karena itu tuntutan kemampuan professional gura SD merapakan sumber
11
perencanaan program penataran jarak jauh dan untuk mengidentifikasi relevansi
program penataran tertulis dengan apa yang dibutuhkan oleh gura Sekolah Dasar
dalam rangka melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran, maka perlu adanya
studi analisis tentang kesesuaian/keterkaitan fungsional antara program penataran
jarak jauh dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar dalam
melaksanakan tugasnyadalam pembelajaran.
Kesesuaian/keterkaitan fungsional antara program penataran jarak jauh
dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar merapakan bahan
untuk memberikan pertimbangan atau nilai terhadap suatu relevansi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka inti permasalahan dalam penelitian
ini adalah mengkaji lebih lanjut mengenai relevansi program penataran jarak jauh
dengan tuntutan kemampuan professional gum Sekolah Dasar yang diarahkan
pada Program Penataran Gura Sekolah Dasar khususnya pada kelompok Mata
Tataran Dasar Kependidikan. Tuntutan kemampuan professional guru. Sekolah
Dasar diarahkan pada analisis kemampuan padapengelolaan pembelajaran. Untuk
memecahkan permasalahan tersebut, maka diperlukan kajian terhadap : Apakah
Program Penataran jarak jauh memiliki kesesuaian dengan tuntutan kemampuan
professional Gura Sekolah Dasar dalam pengelolaan pembelajaran ?
Permasalahan pokok tersebut di atas, agar lebih jelas dirumuskan dalam
beberapapertanyaan yang merapakan pembatasan masalah yakni sebagai berikut:
1. Apa konsep program penataran jarak jauh?
1.1 Apa tujuan dari program penataran jarak jauh ?
1.2 Bagaimana penjenjangan programnya ?
12
1.3 Bagaimana stmktur programnya ?
1.4 Bagaimana bahan ajarnya ?
1.5 Bagaimana strategi pembelajarannya ?
1.6 Bagaimana system penilaiannya?
1.7 Bagaimana supervisinya ?
2. Apa tuntutan kemampuan professional yang haras dimiliki gura Sekolah
Dasar dalam melaksanakan tugas kependidikan khusunya dalam pengelolaan
pembelajaran ?
2.1 Jenis kemampuan apa yang diperlukan dalam perencanaan pembelajaran ?
2.2 Jenis kemampuan apa yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran ?
2.3 Jenis kemampuan apa yang diperlukan dalam evaluasi pembelajaran ?
3. Kesesuaian antara program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan
professional gura Sekolah Dasar dalam pengelolaan pembelajaran.
3.1 Relevansi tujuan.
Apakah dalam setiap ramusan tujuan terdapat aspek perilaku dan isi dalam
upaya pembentukan kemampuan professional gura SekolahDasar ?
Atau apakah deskripsi kemampuan professional guru Sekolah Dasar
terdapat / tercakup dalam setiap ramusan tujuan program penataran jarak
jauh khususnyadalam Mata Tataran Dasar Kependidikan ?
3.2 Relevansi materi.
Apakah lingkup dan kedalaman (scope & sequence) materi penataran
memiliki
kesesuaian
terhadap
upaya
pembentukan
kemempuan
professional gura Sekolah Dasar ?
13
Atau apakah deskripsi kemampuan professional guru Sekolah Dasar
terdapat / tercakup dalam lingkup dan kedalaman (scope & sequence)
materi penataran jarak jauh ?
3.3 Relevansi proses pembelajaran.
Apakah dalam proses pembelajaran penataran terdapat / tercakup upayaupaya ke arah pembentukkan kemempuan professional guru Sekolah
Dasar ? Atau apakah deskripsi kemampuan professional guru Sekolah
Dasar terdapat / tercakup dalam upaya-upaya proses pembelajaran /
penataran ?
Jawaban mengenai berbagai,pertanyaan di atas, merapakan rajukan pokok
bagi peningkatan dan perbaikan penyelengaraan program penataran jarak jauh
yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Penataran Gura. Tertulis
Bandung, yang berorientasi pada tuntutan kemampuan profesional gura yang
secara nyata diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
khususnya dalampengelolaan pembelajaran.
C.Definisi operasional.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka
ada beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini yang perlu
ditegaskan secara operasional, sehingga dapat diperoleh sasaran yang jelas dalam
penelitian ini. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut.
1. Relevansi dapat diartikan sebagai kesesuaian, keserasian, hubungan antara
sesuatu hal. Terdapat adanya dua macam relevansi dalam kurikulum yakni
relevansi ke dalam (internal) dan relevansi ke luar ( eksternal). Relevansi ke
14
dalam (internal ) yaitu kesesuaian antara komponen-komponen dalam
kurikulum, yakni tujuan, isi, straktur program dan evaluasi. Relevansi ke luar (
eksternal ) yaitu kesesuaian antara isi kurikulum dengan kemajuan iptek
(R.Ibrahim, 1992 : 29 ). Hal ini diperkuat oleh Nana Syaodih Sukmadinata
(1997 : 150). Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan
dan perkembangan masyarakat. Relevansi ke dalam yaitu ada kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi,
proses penyampaian dan penilaian.
Pengertian elevansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah relevansi ke
luar ( eksternal ) yang dimaksudkan bahwa antara tujuan, isi dan proses
pembelajaran program penataran jarak jauh hendaknya relevan dengan
tuntutan kemampuan professional gura sekolah dasar.
2. Program yang dimaksud disini adalah meliputi baik tujuan, matri / content,
proses pembelajaran dan evaluasinya dalam penataran jarakjauh.
3. Penataran jarak jauh adalah merapakan salah satu jenis penataran yang
memberi kemungkinan bagi petatar untuk belajar tanpa haras meninggalkan
tempat tinggal dan tugas pekerjaannya yang diselenggarakan oleh Pusat
Pengembangan Penataran Gura Tertulis Bandung.
4. Tuntutan kemampuan profesional gura Sekolah Dasar adalah sejumlah
kemampuan / kompetensi yang haras dimiliki gura Sekolah Dasar dalam
melaksanakan
tugas
kependidikan
khususnya
dalam
pengelolaan
pembelajaran.
15
"Kemampuan/kompetensi mempunyai banyak makna, Broke dan Stone
(1975:235) dalam AT.Rusyan (1990 : 11 ) mengemukakan bahwa
kompetensi sebagai : ...descriptive of qualitative nature of teacher
behaviour appears to be entirely meaningful".
Kompetensi merapakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru
yang nampak sangat berarti.
Pendapat lain mengenai kemampuandikemukakan oleh Charles E.Johnson
(1974 : 3) dalam AT.Rusyan (1990 : 11 ) mengemukakan : "Competency as a
rational performance wich satisfatorily meets the
objective for a desired
condition".
Kompetensi merapakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Dari uraian tersebut, maka dapat didefinisikan sebagai suatu kesesuaian /
keserasian antara program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan
profesional gura Sekolah Dasar yang haras dimilikinya dalam melaksanakan tugas
kependidikan khususnya dalam pengelolaan pembelajaran.
Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan kesesuaian antara
program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan professional gura
Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a. Relevansi dalam hal tujuan program penataran jarak jauh dengan
deskripsi tuntutan kemampuan profesional guru Sekolah Dasar.
Kriteria relevansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiap tujuan
mengandung unsur perilaku dan isi dalam upaya pembentukkan pemahaman,
keterampilan dalam kemampuan professional gura Sekolah Dasar. Dengan
kata lain deskripsi kemamapuan professional gura Sekolah Dasar terdapat /
16
tercakup dalam unsur perilaku dan isi pada setiap ramusan tujuan program
penataran jarak jauh pada Mata Tataran Dasar Kependidikan yang meliputi
Dasar-dasar Kependidikan, Desain pembelajaran, Evaluasi pembelajaran,
Pengelolaan kelas, Strategi Pembelajaran dan Bimbingan Konseling.
b. Relevan dalam hal materi/content program penataran tertulis dengan
deskripsi tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkup dan
kedalaman (scope & sequence) materi penataran diarahkan pada
pembentukkan kemampuan professional gura SD. Dengan kata lain deskripsi
kemampuan professional gura SD tercakup/terdapat dalam lingkup dan
kedalaman materi Program Penataran jarak jauh khususnya dalam Mata
Tataran Dasar Kependidikan.
c. Relevansi dalam hal proses pembelajaran penataran jarak jauh dengan
deskripsi tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam proses
pembelajaran /penataran terdapat adanya upaya-upaya ke arah pembentukkan
kemampuan professional gura SD. Dengan kata lain deskripsi kemampuan
professional
gura SD terdapat/tercakup
dalam
upaya-upaya proses
pembelaj aran/penataran.
D. Kerangka Pemikiran.
Penelitian mengenai relevansi program penataran
jarak jauh dengan
tuntutan kemampaun profesional guru SD bertitik tolak dari kerangka pemikiran
sebagai berikut:
17
a. Pusat Pengembangan Penatran Gura Tertulis merapakan satu-satunya lembaga
yang menyelenggarakan penataran jarak jauh bagi gura-gura TK, SD, SLTP
dan SMU yang berada di bawah naungan Direktorat
Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen pendidikan Nasional. Penataran tertulis
sebagai penataran jarak jauh lebih praktis bila disebandingkan dengan jenis
penataran tatap muka. Alasannya karena penataran jarak jauh memberi
kemungkinan yang lebih luas bagi para petatar untuk belajar dalam
meningkatkan kemampuannya tanpa haras meninggalkan tempat dimana
petatar/gura bertugas, tidak terikat pada usia, keadaan kesehatan, status sosial
ekonomi, jam kerja maupun jarak tempat tinggal mereka dari tempat
penyelengaran penataran.
b. Nilai relevansi program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan
professional
gura
Sekolah
Dasar
ditentukan
dengan
adanya
kesesuaian/keterkaitan fungsional antara apa yang diberikan dalam penataran
dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar yang dapat
menunjang terhadap pelaksanaan tugas kependidikan khususnya dalam
pengelolaan pembelajaran.
c. Nilai relevansi dapat diperoleh melalui evaluasi program, yaitu suatu proses
pemberian pertimbangan mengenai nilai
dan arti dari suatu program /
kurikulum (S.Hamid Hasan, 1988).
d. Tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar merapakan suatu
keadaan yang
mendesak yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
program penataran jarak jauh.
Sehingga apa yang diprogramkan dalam
18
penataran jarak jauh tersebut benar-benar memilki kesesuaian dan keterkaitan
secara fungsional dengan tuntutan kemampuan professional gum Sekolah
Dasar.
E. Tujuan Dan Manfaat.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu ingin mengungkapkan
secara empiris tentang relevansi program penataran jarak jauh dengan tuntutan
kemampuan profesional gura Sekolah Dasar yang meliputi:
1. Konsep program Penataran jarak jauh yang meliputi hal-hal berikut :
Tujuan, Penjenjangan Program, Straktur Program, Bahan ajar, strategi
pembelajaran, sistem penilaian, pelaksanaan spervisi.
2. Deskripsi tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar yang
haras dimilikinya dalam melaksanakan tugas kependidikan khususnya
dalam
pengelolaan
pembelajaran
yang
terdiri
dari
:
Kemapuan
merencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan kemampuan
evaluasi pembelajaran.
3. Kesesuaian antara program penataran jarak jauh
kemampuan professional
dengan tuntutan
gura Sekolah Dasar dalam pengelolaan
pembelajaran. Yang terdiri dari : Relevansi tujuan penataran, relevansi
materi penataran dan relevansi dalam proses pembelajaran penataran.
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Secara praktis/oprasional.
19
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran dan atau
rekomendasi bagi kebijakan strategis dalam penyusunan program penatran
jarak jauh agar sesuai dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah
Dasar yang berorientasi pada need assessment.
Hasil penelitian inipun diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan pola
kerjasama kelembagaan antar instansi yang terkait untuk memperlancar
pelaksanaan program penataran jarak jauh.
b. Secara Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat pula bagi upaya memahami
pentingnya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program penataran
berdasarkan hasil evaluasi relevansi dengan tuntutan kemampuan professional
gura Sekolah Dasar.
c. Untuk Penelitian Lebih Lanjut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan yang lebih luas dan
sebagai bahan masukan untuk mengkaji lebih lanjut terhadap penyusunan
program penataran sehingga memiliki kesesuaian dengan apa yang dibutuhkan
gura Sekolah Dasar.
F. Prosedur Penelitian.
Untuk mendapat gambaran tentang prosedur pelaksanaan penelitian
termasuk cara penilaian relevansi yang akan ditempuh, maka dapat dilihat pada
bagan berikut:
20
Pra Survey
I
Rumusan Masalah
I
Proses Pengembang
an Kriteria
Tuntutan kemampuan
Program Penataran
Profesional Guru SD
Jarak Jauh
i
1Z
Kejupinjiudi) vang Imui*
Analisis Program
(iimiliki guru ihiiain
Penataran Jarak Jauh
PengeJo.'.i.-Mi !'einb«'l,>jaran
i±
AnalisfeKesesuaian Progiaro
Penataran Jarak Jauh
* J.,..-.,-,.
„
I
-aa,,...^•-,- J-.1,"
"*
Bagan 2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
21
BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis relevansi Program Penataran
Jarak Jauh dengan tuntutan Kemampuan Profesional Gura Sekolah Dasar.
Relevansi tersebut menyangkut tujuan, materi, proses pembelajaran dan juga
situasi aktual/nyata yang terdapat dalam dokumen Program Penataran Jarak Jauh,
khususnya dalam Mata Tataran Dasar Kependidikan.
Dari hasil analisis terhadap relevansi program penataran tersebut
diharapkan dapat diungkapkan (dideskripsikan) relevansi program Penataran Jarak
Jauh dengan Tuntutan Kemampuan Profesional Gura Sekolah Dasar. Dalam
penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data
yang bersifat deskriptif.
Selanjutnya deskripsi hasil analisis tersebut dipergunakan sebagai bahan
kesimpulan dan rekomendasi dalam penelitian ini.
Oleh karena itu metode penelitian yang dipergunakan dengan berdasarkan
pada deskripsi seperti disebutkan di atas, adalah metode deskriptif evaluatif.
Metode deskriptif evaluatif merapakan pendekatan yang menghasilkan data-data
deskriptif berapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam Lexy J.Moleong 2000 : 3). Metode
deskriptif evaluatif juga bermaksud mengumpulkan informasi mengenai status
atau gejala yang ada seperti apa adanya pada saat penelitian dilakukan dan juga
dilakukan evaluasi terhadap hasil deskripsi tersebut (Ary Domald 1985 : 322 ).
55
B. Sumber Data.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber,
baik sumber manusia maupun sumber non manusia seperti dokumen. Penentuan
sumber data manusia ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria yang perlu
dipertimbangkan antara lain :
1) Subyek sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang
yang menjadi kajian penelitian,
2) Subyek masih aktifatau terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut,
3) Subyek memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi (Spraley dalam
Sanafiah Faisal).
Adapun sumber data non manusia yang berapa dokumen resmi (tertulis)
ditetapkan selain atas dasar alasan/pertimbangan bahwa sumber data tersebut
tergolong relevan, telah ada/tersedia serta siap pakai dan sebagian data penelitian
terdapat dalam dokumen tesebut, sehingga datanya menjadi lebih kaya. Dokumen
berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai
pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian
data, dan merupakan baham utama dalam penelitian histories (Nasution !996 :
86).
Berdasarkan hal tersebut dan permasalahan penelitian, maka ada beberapa
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber data ini akan diuraikan
berdasarkanpertanyaan/ fokus penelitian.
Sumber data untuk mengungkap apa dan bagaimana konsep Program
Penataran Jarak Jauh, adalah :
56
1. Dokumen
tertulis
berapa
Pedoman
Penyelenggaraan
Program
Penataran Jarak Jauh.
2. Para pengelola program penataran yang terlibat secara langsung dalam
pelaksanaan program penataran yaitu: Kepala PPPG Tertulis, Kepala Bidang
Pelayanan Teknis, Kepala Seksi, Kepala Urasan dan Pimpinan Proyek.
Sumber data untuk mengungkap tuntutan aktual Kemampuan Profesional
yang haras dimiliki gura Sekolah Dasar dalam melaksanakan tugas kependidikan
khususnya dalam pengelolaan pembelajaran adalah :
1. Gura-gura peserta penataran Jarak Jauh yang terdiri dari 4 orang peserta yang
berasal dari wilayah Kabupaten Subang, Cianjur, Tasikmalaya dan Ciamis,
setiap kabupaten diwakili masing-masing satu orang peserta. Sehingga dengan
demikian diharapkan cukup representatif untuk dijadikan sample penelitian,
karena responden berasal dari berbagai daerah yang berbeda yang diharapkan
dapat memberikan masukan yang cukup bervariasi.
2. Kepala Sekolah dan Penilik yang merapakan atasan langsung atau sebagai
pembina guru-guru peserta penataran.
3. Dokumen tertulis berapa beberapa literatue yang relevan dengan
permasalahan penelitian.
Sumber data untuk mengungkap relevansi/kesesuaian Program Penataran
Jarak Jauh dengan tuntutan kemampuan profesional Gura Sekolah Dasar dalam
melaksanakan tugas kependidikan khusus dalam pengelolaan pembelajaran,
adalah :
57
1. Dokumen tertulis berapa Silabi Penataran atau Garis-garis Besar Program
Penataran ( GBPP ) setiap mata tataran yang termasuk dalam kelompok Mata
Tataran Dasar Kependidikan.
C. Teknik Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini data dikumpulkan atau diperoleh teratama oleh
peneliti sendiri dengan memasuki lapangan, dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai instramen utama. Adapun teknik pengumpulan data atau informasi untuk
keperluan pembahasan relevansi program penataran dengan tuntutan kemampuan
professional gura Sekolah Dasar, antara lain meliputi:
1.
Studi Dokumentasi.
Studi dokumentasi berintikan kegiatan pengamatan dan kajian terhadap
dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan fokus/permasalahan
penelitian. Dalam hal ini dokumen yang banyak dikaji adalah dokumen resmi
(dokumen internal) diantaranya berapa Pedoman Penyelenggaraan Program
Penataran Jarak Jauh yang dimaksudkan untuk mendapatkan data tertulis
tentang apa dan bagaimana konsep program Penataran Jarak Jauh. Dan Silabi
Penataran atau Garis-garis Besar Program Penataran ( GBPP ) setiap mata
tataran yang termasuk dalam kelompok Mata Tataran Dasar Kependidikan (
MTDK ) yang dimaksudkan untuk mengungkap data tertulis tentang relevansi
program penataran dengan tuntutan kemampuan profesional guru SD.
58
2. Wawancara.
Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data/ informasi tentang sesuatu
yang diketahui seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber data
dalam bentuk lisan. Wawancara merupakan percakapan melalui proses tanya
jawab secara lisan dan tatap muka yang diarahkan pada fokus masalah dalam
penelitian. Jadi dengan wawancara dimaksudkan untuk menggali data atau
informasi yang bersifat klasifikasi, pandangan atau pendapat untuk
mengungkap makna yang terkandung dari masalah yang diteliti. Wawancara
ini digunakan untuk memperoleh data/informasi yang tidak terjaring melalui
teknik lainnya.
Tujuan penggunaan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
data/informasi tentang apa dan bagaimana konsep Program Penataran Jarak
Jauh dan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar dalam
pembelajaran. Untuk memperoleh data/informasi tentang hal tersebut,
wawancara dilakukan terhadap para pengelola program penataran yang terlibat
secara langsung dalam pelaksanaan penataran antara lain Kepala PPPG
Tertulis, Kepala
Bidang Pelayanan Teknis, Kepala Seksi, Kepala
Urasan, Pimpinan Proyek, gura-gura peserta penataran serta Kepala Sekolah
dan Penilik sebagai atasan langsung/pembina gura-guru peserta penataran.
Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukn wawancara secara bebas dan tidak
terlalu formal serta tidak terikat pada raang dan waktu dan tidak berstruktur
artinya dari segi pertanyaannya tidak terstruktur secara kaku akan tetapi tetap
59
difokuskan kepada permasalahan penelitian untuk memperjelas masalah yang
diteliti.
3.
Observasi.
Sebelum mengumpulkan data / informasi yang dibutuhkan, peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi yang dimaksudkan
bukan hanya untuk
mengetahui situasi umum, juga untuk mengumpulkan data-data pokok.
Observasi sangat berguna pula bagi peneliti untuk menyesuaikan dengan
situasi lapangan tempat penelitian, memprediksi orang-orang yang akan
diminta informasi dan mempersiapkan kiat-kiat untuk mempermudah
mendapatkandata/informasi yang diperlukan.
Demikian beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini dan antara
teknik penelitian yang satu dengan yang lainnya tidak berdiri sendiri atau terpisah,
akan tetapi dimungkinkan adanya penggabungan lebih dari satu teknik penelitian
terhadap responden atau masalah yang sama. Hal ini dilakukan untuk dapat saling
melengkapi data/informasi yang diperlukan dan ketuntasan masalah yang diteliti.
60
D. Instrumen Pengumpul Data.
Untuk mendapat gambaran secara keseluruhan tentang pengumpulan data,
maka disusuninstrumen/kisi-kisi pengumpul data seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 1 Instrumen Pengumpul Data
No
Tujuan Pengumpulan
Data yang Diperlukan
SumberData
Data
Untukmengetahui apa dan
bimana konsep Program
jarak
jauh
Penataran
(tujuan, program, strategi
pembelajaran,supervisi dan
pengelola
an)
Untuk mengetahui tuntutan
kemampuan professional
kemampuan professional
Guru
guru
SD
dalam
Untuk mengetahui rele
vansi antara
program
penataran dengan tuntutan
kemampuan
Guru
professional
SDdalam
pengelolaan pembelajaran
(relevansi
tujuan,materi
dan proses pembelajaran)
Pedoman
Studi
bagaimana
konsep Penyelenggara
Program Penataran jarak an
Program
jauh (tujuan,program,
Penataran jarak
strategi
pembelajaran, jauh.
supervisi
pengeloaan)
pengelolaan pembelajaran
(perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran)
3.
Data tentang Apa dan
Data
tentang
SD
Teknik Peng
umpulan Data
Dokumen
tasi
Wawancara
dan
tuntutan
dalam
pengelolaan pembelajar
an
(perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran)
Guru-guru
SD
Penataran,
Kepala
Sekolah,
Penilik dan
Dokumen
Data tentang relevansi
SilabiPenataran
program
/
penataran
dengan tuntutan kemam
puan professional Guru
SD dalam pengelolaan
pembelajajaran
(rele
vansi tujuan, materi dan
proses pembelajaran)
Wawancara
peserta
Garis-garis
Besar Program
Studi Dokumen
tasi
Penataranan
(GBPP)
Mata
Tataran
Dasar Kepen
didikan.
61
E. Tahap-tahap Penelitian.
Merajuk pada pendapat Lexy J.Moleong tentang tahap-tahap penelitian,
maka tahap-tahap dalam penelitian ini terdiri dari tahap pra lapangan, tahap
pekerjaan lapangan serta tahap analisis data dan pelaporan.
1. Tahap Pra lapangan.
Kegiatan tahap pertama pada penelitian ini terdiri dari survey awal, dan
penyusunan rancangan penelitian. Kegiatan survey awal ini dilakukan pada
Pusat Pengembangan Penataran Gura Tertulis Bandung yang berlokasi di
Jl.Dr.Cipto No. 9 Bandung. Dari beberapa masalah yang ditemui, peneliti
tertarik dengan masalah relevansi program penataran dengan tuntutan
kemampuan profesional Gura SD yang sampai saat ini belum ada yang
menelitinya. Sehingga dengan demikian belum diketahui tingkat relevansi
program penataran dengan tuntutan kemampuan professional. Sedangkan
tuntutan yang terjadi di lapangan (masyarakat) menghendaki kemampuan gura
yang betul-betul profesioanl sehinga dapat berdampak positif terhadap
peningkatan kualitas pendidikan sebagaimana harapan masyarakat pada
umumnya. Oleh karena itu permasalahan tersebut perlu dikaji secara lebih
mendalam
sehingga
dalam
penelitian
ini
dijadikan
sebagai
fokus
permasalahan.
Dari permasalahan yang berhasil diidentifikasi ini, selanjutnya disusunlah
rancangan penelitian yang terdiri dari metode penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data yang disertai instrumen/kisi-kisi pengumpulan data.
62
Rancangan penelitian ini kemudian dikonsultasikan dengan
pembimbing
untuk mendapat persetujuan. Setelah mendapat persetujuan selanjutnya dibuat
surat izin atau pengantar untuk terjun ke lapangan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan.
Sebagai pedoman dan petunjuk tentang apa yang haras dilakukan pada tahap
pekerjaan lapangan, peneliti mengikuti prosedur yang disarankan oleh
S.Nasution ( 1988 : 33-34 ) yakni kegiatan orientasi, eksplorasi dan memberi
check.
a. Kegiatan Orientasi.
Dalam kegiatan orientasi ini peneliti berasaha mencoba:
1) Mengumpulkan dan mengkaji dokumen tertulis berapa Pedoman
Penyelenggaraan Program Penataran Jarak Jauh berikut Silabi
Penataran atau Garis-garis Besar Program Penataran (GBPP) yang
berkaitan dengan masalah penelitian,
2) Pengamatan situasi lingkungan penelitian,
3) Wawancara dengan gura-gura peserta penataran dan dengan para
pengelola program penataran untuk mempertajam fokus permasalahan.
Sebagai tindak lanjut pada tahap pra lapangn yang bara sebatas pada
identifikasi permasalahan.
b. Kegiatan Eksplorasi.
ff£ $r% "Wp ^
Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mendeskripsikan da|a^or^|s!^^M
\ \ *J?f*>*# y
diperoleh pada tahap orientasi agar dalam mengumpulkan^^^iMpm^j;
63
selanjutnya lebih terinci dan terarah pada hal-hal yang diperlulan dalam
rangka menganalisis masalah penelitian. Untuk itu perlu waktu yang
cukup dalam pelaksanaannya.
Pada kegiatan
eksplorasi
ini,
peneliti
berapaya
menghimpun
data/informasi secara terinci dan lengkap baik melalui studi dokumentasi
terhadap Pedoman Penyelenggaraan Program Penataran Jarak jauh
maupun terhadap Silabi Penataran atau Garis-garis Besar Program
Penataran (GBPP) kelompok Mata Tataran Dasar Kependidikan, observasi
terhadap situasi lapangan, maupun wawancara dengan gura-gura peserta
penataran dan para pengelola program penataran.
Studi dokumentasi disamping mendeskripsikan bahan tertulis yang
diperoleh dari Silabi Penataran (GBPP), juga untuk melihat berbagai
relevansi/kesesuaian yang ada antara program penataran jarak jauh dengan
tuntutan
kemampuan
professional
Gura
Sekolah
Dasar.
Untuk
mempermudah proses analisis program penataran tersebut, peneliti
melakukannya dengan cara pemetaan dalam bentuk matriks. Dengan
pemetaan tersebut dapat dengan mudah melihat berbagai hubungan atau
keterkaitan/kesesuaian antara program penataran dengan tuntutan
kemamp
DENGAN TUNTUTAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL GURU SD
( Studi Deskriptif Evaluatif Bahan dan Pelaksanaan Kegiatan
PPPG Tertulis Ditjen Pendidikan Dasar Dan Menengah )
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
4£
Oleh :
Drs. MOH. UZER USMAN
NIM. 9 8 9 5 8 2
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2001
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof Dr. R. Ibrahim, MA.
Pembimbing II
/
Prof. Dr. Oemar Hamalik
ABSTRAK
Mob. Uzer Usman : Relevansi Program Penataran Jarak Jauh dengan Tuntutan
Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar. ( Studi Deskriptif Evaluatif Bahan dan
Pelaksanaan Kegiatan Pusat Pengembangan Penataran Gum Tertulis Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasardan Menengah).
Kemampuan professional guru masih menjadi permasalahan yang belum
memuaskan. Berdasarkan salah satu penelitian, penguasaan gum terhadap mata
pelajaran masih di bawah standar yang diharapkan, hal ini mempakan salah satu
indikator masih rendahya kemampuan profesional guru. Oleh karena itu maka
tidaklah mengherankan jika guru belum dapat melakukan pekerjaannya secara
profesional.
Rendahnya kemampuan profesional gum ada hubungannya dengan upayaupaya yang dilakukan yang salah satunya melalui penataran. Atas dasar itu penulis
termotivasi untuk meneliti dan mengkaji tentang : Relevansi program penataran jarak
jauh dengan tuntutan kemampuan profesional gum SD. Dengan tujuan ingin
mengungkapkan secara empiris tentang relevansi program penataran jarak jauh
dengan tuntutan kemampuan profesional gum SD yang meliputi konsep program
penataran jarak jauh, tuntutan kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan
pembelajaran dan relevansi/kesesuaian program penataran jarakjauh dengan tuntutan
kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan pembelajaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif
mempakan pendekatan yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Selanjutnya deskripsi
hasil evaluatifdipergunakan sebagai bahan kesimpulan dan rekomendasi.
Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa:
1.Program penataran jarak jauh telah dapat memberikan pengetahuan, keterampian
dan sikap secara umum relevan dengan tuntutan kemampun profesional gum SD
dalam pengelolaan pembelajaran. Hal tersebut dapat diliht dari hasil perbandingan
antara tujuan pembelajaran yang terdapat dalam setiap mata tataran dalam kelompok
mata tataran dasar-dasar kependidikan ( MKDK ) denga deskripsi kemampuan
profesional gum SD secara implicit dapat dinyatakan bahwa antara kedua tujuan
tersebut memiliki relevansi, karena sesuai dengan criteria yang dikembangkan.
2.Semua deskripsi kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan pembelajaran
yangterdiri dari kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan
pembelajaran dan kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran adalah relevan
dengan yang dipersiapkan dalam program penataran karena didukung oleh beberapa
pokok bahasan padamata tataran dasarkependidikan (MKDK).
Kemampuan merencanakan pembelajaran mendapat dukungan dari mata tataran :
Desain pembelajaran, Strategi pembelajaran, Perkembangan belajar anak didik,
Pengelolaan kelas dan Evaluasi pembelajaran. Kemampuan melaksanakan
pembelajaran mendapat dukungan dari mata tataran : Strategi pembelajaran, Landasan
kependidikan, Desain pembelajaran, Bimbingan belajar dan evaluasi pembelajaran.
Kemampuan melaksanakan evaluasi pembelajaran mendapat dukungan dari mata
tataran Evaluasi pembelajaran.
3.Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada penataran jarak jauh menggunakan
system penyajian pembelajaran jarak jauh dan kegiatan pembelajaranya menggunakan
modul yang dipelajari petatar baik secara mandiri maupun kelompok dalam waktu
yang telah ditetapkan yang diarahkan pada upaya-upaya pembentukkan kemampuan
professional guru SD.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN
{
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMAKASIH
fii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR BAGAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
\
ALatar Belakang Masalah
BAB II
B.Perumusan dan Pembatasan Masalah
10
C.Definisi Operasional
14
D.Kerangka Pemikiran
17
E.Tujuandan Manfaat
19
F.ProsedurPenelitian
20
PENATARAN JARAK JAUH SEBAGAI UPAYA MENINGKAT
KAN MUTU PROFESI GURU.
A.Konsep Dasar Profesi Gum
22
B.Peranan Penataran Jarak Jauh dalam Meningkatkan Mutu Profesi
Gum
36
C.Pola Pengembangan Penataran Jarak Jauh
40
D.Landasan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh
54
BAB III
B A B IV
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
55
B.SumberData
56
C.Teknik Pengumpulan Data
58
D.Instrumen Pengumpul Data
61
E.Tahap-tahap Penelitian
62
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
68
1.Deskripsi Program Penataran Jarak Jauh
68
2.Deskripsi Kemampuan profesioanal gum SD
dalam Pengelolaan Pembelajaran
78
3.Deskripsi Kesesuaian program penataran dengan
tuntutan kemampuan Profesional gum Sekolah Dasar
B.Analisis Hasil Penelitian
1.Program Penataran Jarak Jauh
80
87
87
2.Kemampuan profesional gum SD dalam pengelolaan pembelajaran
93
3.Relevansi program penataran dengan tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar
BAB V
99
KESIMPULANDANREKOMENDASI
A. Kesimpulan
193
B. Rekomendasi
112
DAFTAR PUSTAKA
118
LAMPIRAN - LAMPIRAN
VI
DAFTAR BAGAN
Halaman
1 Relevansi program penataran jarak jauh dengan kompetensi professional
gum Sekolah Dasar
U
2. Prosedur pelaksanaan penelitian
21
3. TugasGum
29
4. Pola Pengembangan Belajar Jarak Jauh
44
Vll
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Instmmen pengumpul data
6]
2. Stmktur program penataran Jarak Jauh
72
3. Relevansi program penataran dengan tuntutan kemampuan Professional gum Sekolah Dasar
81
vni
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.
Berbagai upaya penyempurnaan dalam bidang pendidikan sampai saat ini
masih terus dilakukan, akibatnya muncul berbagai peraturan pendidikan untuk
saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan-peraturan yang sudah tidak
relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
produktifitas kerja para gum, upaya tersebut antara lain diberlakukannya UndangUndang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan lahirnya Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara nomor : 26 /Menpan/1989 tentang Angka Kredit bagi jabatan gum dalam
lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam SK Menpan itu, guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan
kemampuan profesionalnya baik secara perseorangan melalui pendidikan dan
pelatihan maupun secara bersama-sama melalui kegiatan penataran. Peraturan
Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 tentang tenaga kependidikan, fasal 31
menegaskan bahwa : Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya
sesuai
dengan
tuntutan
perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi sertapembangunan bangsa.
Kemampuan profesional guru amatlah penting dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara bahwa :
" Perwujudan system dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan
bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggungjawab,
berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia".
Peningkatan kualitas pendidikan akan terkait pula dengan upaya
peningkatan kemampuan profesional guru. Karena apabila kita lihat kontribusi
logika peningkatan mutu ini, maka akan terjadi keterkaitan sebagai berikut. Upaya
mendidik adalah upaya membangun masa depan bangsa yang lebih baik yang
memiliki daya saing tinggi di era global nanti, dan upaya ini hanya akan tercapai
bila pendidikan berperan sebagai lembaga konservatif dan pembaham. Untuk itu
kualitas pendidikan hams senantiasa ditingkatkan sesuai dengan tuntutan
pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan berawal dari upaya memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pembelajaran gum dan siswa dalam kelas. Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan apabila gum dapat melakukanya. Dan untuk
dapat melakukannya, maka ia hams memiliki kemampuan profesional yang
berkenaan dengan tugas-tugas pembelajaran. Karena pekerjaan gum termasuk
pekerjaan profesional yang memerlukan persyaratan tertentu yang dituntut oleh
profesi tersebut.
Hal ini ditegaskan pula oleh Prof.Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam
bukunya Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum ( 1988 : 213 ) bahwa :
"Bertolak dari asumsi bahwa pekerjaan gum adalah pekerjaan
professional, mempunyai implikasi bahwa setiap gum haras memenuhi
persyaratan yang dituntut oleh profesi tersebut dan hams bekerja dan
bersikap secara professional pula. Kemampuan professional itu tentu
hams sejalan dengan peranan gum temtama di sekolah sebagai lembaga
pendidikan professional".
Dengan demikian, maka kemampuan professional gum begitu pentingnya
dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, karena kemampuan profesional
guru mempakan salah satu faktor penentu dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan mempakan tugas yang tidak ringan
sebab melibatkan berbagai macam faktor diantaranya kualitas input pendidikan,
kualitas sumber daya pendidikan, kualitas program pembelajaran dan yang tidak
kalah pentingya adalah kualitas kemampuan profesional gum.
Hal tersebut diperkuat oleh Ace Suryadi dari Balitbang Depdiknas dalam
makalahnya pada kesempatan Training Advokasi Gum Tingkat Nasional yang
diselenggarakan Senat Mahasiswa FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
pada tanggal 3 Mei 2000 bahwa :
"Dengan tanpa mengabaikan peranan dari faktor-faktor penting lainnya,
kualitas gum telah ditemukan oleh berbagai studi sebagai salah satu
faktor penting dalam menentukan mutu pendidikan secara konsisten.
Dalam studi-studi tersebut guru yang bermutu adalah yang mampu
membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala-kendala
sumber daya dan lingkungannya. Namun untuk menghasilkan guru yang
berkualitas juga mempakan tugas yang tidak mudah".
Oleh karena itu, kemampuan profesional gum hams senantiasa
ditingkatkan melalui berbagai upaya, temtama upaya dari gum itu sendiri untuk
senantiasa meningkatkan
kemampuan
profesionalnya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pengajar. Kewajiban gum dalam meningkatkan kemampuan
profesionalnya tidak hanya berguna bagi dirinya, tetapi mempunyai makna yang
positif bagi peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Usaha apapun yang
dilaksanakan dalam bidang pendidikan pada akhirnya adalah untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Garis Garis Besar
Haluan Negara yakni untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, berdisiplin, kerja keras, tangguh, bertanggungjawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional
juga haras mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air,
mempertebal semangat kebangsaan, dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan
dengan itu, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa
percaya diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan
demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertangggngjawab atas pembangunan bangsa.
Hal tersebut, sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) yakni pembangunan pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan#er|pdu^
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jaMSni flafr * J
/T£g £yV T -'*
^
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa taifeelkg^ai \^ y
kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk itu perlu diusahakan :
1. Pembentukkan manusia Pancasila sebagai manusia nasional yang berkualitas
tinggi dan mampu mandiri.
2. Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh serta
mengandung makna terwujudnya kemampuan bangsa menangkal setiap
ajaran, faham, budayadan idiologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Atas dasar tujuan tersebut di atas, maka tanggungjawab gura amat berat
dan tidak semudah apa yang diucapkan, sebab gura adalah pendidik kader-kader
bangsa yang haras dapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusip, sebab
situasi pembelajaran bersifat unik, sederhana dan kompleks. Sebagaimana yang
diungkapkanoleh Prof.Dr. Oemar Hamalik (1978 : 20 ) bahwa :
"Situasi pengajaran bersifat unik tetapi sederhana. Dikatakan unik oleh
sebab ia berkenaan dengan manusia yang belajardan yang mengajar dan
bertalian erat dengan manusia dalam masyarakat, yang kesemuanya
menunjukkan keunikannya. Disebut sederhana, oleh sebab situasi
pengajaran itu dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan
sehari-hari, mudah dihayati oleh siapa saja".
Untuk itu diperlukan gura yang betul-betul memahami akan tugas dan
kewajibannya yang antara lain sebagi pendidik, pengajar dan pelatih.
"Gura sebagai pendidik ataupun pengajar merapakan salah satu faktor
penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap
perbincangan mengenai perabahan kurikulum, pengadaan alat-alat
belajar sampai kepada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan
oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan
betapa signifikanposisi gura dalam dunia pendidikan". ( Drs. Muhibbin
Syah, 1995:224)
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa gura sebagai
pendidik dan pengajar berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan kemampuan
profesionalnya sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pembangunan bangsa, kiranya banyak upaya yang harus
ditempuh gura untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya, antara lain
dengan mengikuti kegiatan penataran. Keberadaan penataran sebagai wahana
untuk pengembangan disiplin ilmu yang ia gelutinya, memperkaya pengetahuan
dan memperluas wawasan kependidikan, kiranya amat diperlukan.
Sejalan dengan apa yang diuraikan di atas, bahwa untuk mengantisipasi
upaya gura
dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya, maka Pusat
Pengembangan Penataran Gura Tertulis yang telah berdiri sejak tahun 1950 yang
merapakan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan penataran jarak jauh.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, bahwa PPPG Tertulis adalah unit
pelaksana teknis pengembangan penataran jarak jauh. Lembaga ini berada di
bawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional. Pelaksanaan kegiatannya berada dalam lingkup koordinsi
Direktorat Pendidikan Gura dan Tenaga Teknis. Pelaksanaan kegiatan PPPG
Tertulis mencakup pelayanan terhadap semua gura di lingkungan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, yaitu para gura Taman Kanak-Kanak,
gura Sekolah Dasar, Gura Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan gura Sekolah
Menengah Umum yang memerlukan atau penataran jarakjauh.
Pelayanan penataran
dilakukan baik terhadap para gura yang karena
kondisinya tak memungkinkan untuk meninggalkan sekolah untuk mengikuti
program penataran tatap muka, dan para guru yang ingin memperoleh bahan-
bahan tertulis sebagai pelengkap dari penataran tatap muka yang pernah
diikutinya, maupun paragura yang ingin memperoleh bahan pengayaan.
Untuk melaksanakan tugasnya PPPG Tertulis memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Menyusun program penataran tertulis sebagai pelengkap penataran lisan.
2. Menentukan materi, menyusun naskah, mengadakan dan menyampaikan
bahan penataran kepada peserta penataran jarakjauh.
3. Melaksanakan evaluasi atas program dan pelaksanaan program penataran
jarak jauh.
4. Mengembangkan materi dan cara penyajian materi penataran. (Selayang
Pandang PPPG Tertulis, 1999 ).
Jadi melalui lembaga PPPG Tertulis ini, diharapkan para guru yang
mengikuti kegiatan penataran jarak jauh dapat meningkatkan kemampuan
profesionalnya. Hal ini sesuai denganmisi PPPG Tertulis berikut ini.
Misi PPPG tertulis adalah melaksanakan penataran penyegaran (refresing
in sevice training) dan penataran pengayaan (enrichment in service training)
secara jarak jauh bagi gura dan tenaga pendidikan di lingkungan Direktorat
Pendidikan Dasar Dan Menengah dengan cara :
1. Memberikan pelayanan kepada gura-gura Taman Kanak-Kanak, SD, SLTP
dan gura Sekolah Menengah Umum untuk meningkatkan mutu kinerja mereka
dalam melaksanakan kurikulum di lapangan melalui penataran jarakjauh.
2. Memberikan pelayanan kepada gura-gura Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan gura Sekolah Menengah Umum
untuk melengkapi bekal pemantapan sebagai tambahan atas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dan sikap serta kepribadian yang telah dimiliki
dengan caramenyajikan bahan penyegaran dan bahan pengayaan.
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan pelayanannya terhadap guru-guru
tersebut, maka PPPG Tertulis dalam menyusun program penatarannya hendaknya
memperhatikan akan tuntutan kemampuan profesional guru SD yang benar-benar
diperlukannya. Sehingga dengan demikian terdapat adanya relevansi antara
program penataran tertulis (penataran jarak jauh) dengan tuntutan kemampuan
profesional gura SD, sebab apabila tidak demikian, maka upaya untuk
meningkatkan kualitas gura akan menjadi sia-sia. Sebagaimana yang dihawatirkan
oleh pengamat pendidikan yang juga Deputi Bidang Pemasyarakatan HAM,
Meneg Urasan HAM yakni Dr. Hafid Abbas yang menyoroti masalah pembinaan
karir guru bawa:
"Dia mengatakan, pembinaan gura dengan pola penataran yang dilakukan
selama ini bukan berdasarkan kebutuhan, sekian puluh tahun pola
penataran dilakukan, tapi hasilnya tidak terlihat dengan jelas".
(Republika 27 April 2000)
Isue
kehawatiran
tersebut
wajar dan dapat saja terjadi bila
penyelenggaraan penataran tidak didasarkan atas kebutuhan yang dirasakan gura
di lapangan dan terkesan hanya untuk memperoleh sertifikat penataran sebagai
bukti fisik bagi pengajuan angka kredit jabatan gura dari pada peningkatan
kemampuan profesionalnya. Hal inipun mendapat perhatian dari praktisi dan ahli
pendidikan Prof.Dr. Winarno Surakhmad bahwa :
"Penataran tidak peduli melihat hubungan prestasi kerja guru dengan
tingkat kesejahteraan gura yang mengerdilkan profesionalisme.
Penataran hanya memberikan peluang gura untuk melupakan sebentar
kondisi yang mencekam, melupakan sebentar tugas menyiapkan lulus
Ebtanas. Penataran memberikan peluang untuk keluar dari ratinitas.
8
Kemudian ternyata sertifikat yang diperoleh sebagai tanda telah
mengikuti penataran dengan memuaskan, itu lebih berguna untuk
kenaikan pangkat dari pada untuk kenaikan kemampuan professional".
(Kompas, 24 April 2000)
Dan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Ace Suryadi dari Balitbang
Depdiknas dalam makalahnya yang berjudul Gura Profesional bahwa :
"Berbagai temuan penelitian menunjukkan beberapa kehawatiran jika
guru-guru kita ternyata belum sepenuhnya menguasai kemampuan
profesinya. Berdasarkan salah satu penelitian, penguasaan gura terhadap
mata pelajaran memang masih berada di bawah standar yang
diharapkan. Oleh karena itu maka tidaklah mengherankan jika guru
belum dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional.
Atas dasar hasil temuan penelitian tersebut tentang rendahnya penguasaan
gura terhadap mata pelajaran yang merapakan salah satu indicator bahwa
kemampuan profesional gura masih rendah yang perlu senantiasa ditingkatkan.
Upaya peningkatan kemampuan profesional guru dapat dilakukan dengan
berbagai cara sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian tedahulu yang
diantaranya melalui penataran jarak jauh yang memiliki peranan penting
khususnya dalam menghadapi era informasi saat ini, maka penataran jarak jauh
mempunyai nilai strategis dan banyak keuntungan/kelebihan yang diperoleh.
Oemar Hamalik ( 1999 : 4 ) dalam rancangan bukunya yang berjudul :
"Pengelolaan Program Pembelajaran Jarak Jauh" menjelaskan bahwa system
pembelajaran jarak jauh banyak memiliki kelebihan :
1.Tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan efektif.
2.Peserta didik takperlu meninggalkan pekerjaannya sewaktu mengikuti
kegiatan pembelajaran jarakjauh, kecuali untuk mengikuti kegiatan tutori
al yang jadwalnya dapat disusun tersendiri.
3.Peserta didik dapat mengikuti program pembelajaran sesuai dengan kece
patan dan kemampuannya sendiri.
4.Peserta didik dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiat
an belajarmandiri, baik dengan bimbingan tutor ataupun tidak.
5.Peserta didik dapatmengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelan jutan karena penilaian ditikberatkan padapenilaian sendiri.
6.Peserta didik benar-benar menjadi titik pusat kegiatan pembelajaran kare
na ia senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk mengem bangkan diri pribadi.
Melihat begitu banyak manfaat dari pembelajaranjarakjauh ini, maka hal
inilah yang menjadi bahan pemikiran penulis untuk mengadakan studi/penelitian
tentang relevansi program penataran penataran jarak jauh terhadap tuntutan
kemampuan profesional gura Sekolah Dasar.
B.Perumusan dan Pembatasan Masalah.
Relevansi dalam dunia pendidikan merapakan salah satu kebijakan
pendidikan nasional yang apabila dipandang dari sudut sistem penyelenggaraan
penataran, maka relevansi memiliki berbagai dimensi yakni dimensi perencanaan
program, pelaksanaan program dan evaluasi program. Pada penelitian ini kajian
dibatasi pada masalah penyusunan program penataran jarakjauh dan relevansinya
terhadap tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar.
"Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai
kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan.
Dengan kata lain, pedidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh
dari pendidikan tersebut berguna atau fungsional bagi kehidupan (
Depdikbud, 1977:24).
Relevansi dapat dipandang sebagai suatu kesesuaian/keserasian antara
program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan profesional gura
Sekolah Dasar.
Penelitian ini ingin melihat kesesuaian/kaitan fungsional antara program
penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan profesional guru SD. Hal ini
10
dilakukan mengingat bahwa penyelenggaraan penataran jarak jauh bertujuan
untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan kurikulum di lapangan.
Apabila dilihat dari permasalahan yang akan dikaji, maka dapat dikemukakan
melalui paradigmakonseptual sebagai berikut.
Program Penataran Jarak
Kompetensi Profesional Gura SD
Jauh
Dalam Pengelolaan Pembelajaran
•
Tujuan
•
Isi/materi
•
Proses
V
\
V
♦
pembelajaran
♦
Perencanaan Pembelajaran
Melaksanakan
Pembelajaran
♦
Evaluasi Hasil dan Proses
Pembelajaran
Relevansi Program Penataran Jarak Jauh
Dengan Kompetensi Profesional Guru SD
Bagan 1 Relevansi Program Penataran
Jarak Jauh Dengan Kompetensi Profesional Guru SD
Tunututan kemampuan professional gura SD perlu diperhatikan dalam
perencanaan
program
penataran,
sehingga
pada
saat
dilaksanakan/di-
implementasikan mendapat respon dari para gura. Penyusunan program tersebut
tidak terlepas dari faktor input yakni para gura sebagai peserta penataran. Oleh
karena itu tuntutan kemampuan professional gura SD merapakan sumber
11
perencanaan program penataran jarak jauh dan untuk mengidentifikasi relevansi
program penataran tertulis dengan apa yang dibutuhkan oleh gura Sekolah Dasar
dalam rangka melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran, maka perlu adanya
studi analisis tentang kesesuaian/keterkaitan fungsional antara program penataran
jarak jauh dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar dalam
melaksanakan tugasnyadalam pembelajaran.
Kesesuaian/keterkaitan fungsional antara program penataran jarak jauh
dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar merapakan bahan
untuk memberikan pertimbangan atau nilai terhadap suatu relevansi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka inti permasalahan dalam penelitian
ini adalah mengkaji lebih lanjut mengenai relevansi program penataran jarak jauh
dengan tuntutan kemampuan professional gum Sekolah Dasar yang diarahkan
pada Program Penataran Gura Sekolah Dasar khususnya pada kelompok Mata
Tataran Dasar Kependidikan. Tuntutan kemampuan professional guru. Sekolah
Dasar diarahkan pada analisis kemampuan padapengelolaan pembelajaran. Untuk
memecahkan permasalahan tersebut, maka diperlukan kajian terhadap : Apakah
Program Penataran jarak jauh memiliki kesesuaian dengan tuntutan kemampuan
professional Gura Sekolah Dasar dalam pengelolaan pembelajaran ?
Permasalahan pokok tersebut di atas, agar lebih jelas dirumuskan dalam
beberapapertanyaan yang merapakan pembatasan masalah yakni sebagai berikut:
1. Apa konsep program penataran jarak jauh?
1.1 Apa tujuan dari program penataran jarak jauh ?
1.2 Bagaimana penjenjangan programnya ?
12
1.3 Bagaimana stmktur programnya ?
1.4 Bagaimana bahan ajarnya ?
1.5 Bagaimana strategi pembelajarannya ?
1.6 Bagaimana system penilaiannya?
1.7 Bagaimana supervisinya ?
2. Apa tuntutan kemampuan professional yang haras dimiliki gura Sekolah
Dasar dalam melaksanakan tugas kependidikan khusunya dalam pengelolaan
pembelajaran ?
2.1 Jenis kemampuan apa yang diperlukan dalam perencanaan pembelajaran ?
2.2 Jenis kemampuan apa yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran ?
2.3 Jenis kemampuan apa yang diperlukan dalam evaluasi pembelajaran ?
3. Kesesuaian antara program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan
professional gura Sekolah Dasar dalam pengelolaan pembelajaran.
3.1 Relevansi tujuan.
Apakah dalam setiap ramusan tujuan terdapat aspek perilaku dan isi dalam
upaya pembentukan kemampuan professional gura SekolahDasar ?
Atau apakah deskripsi kemampuan professional guru Sekolah Dasar
terdapat / tercakup dalam setiap ramusan tujuan program penataran jarak
jauh khususnyadalam Mata Tataran Dasar Kependidikan ?
3.2 Relevansi materi.
Apakah lingkup dan kedalaman (scope & sequence) materi penataran
memiliki
kesesuaian
terhadap
upaya
pembentukan
kemempuan
professional gura Sekolah Dasar ?
13
Atau apakah deskripsi kemampuan professional guru Sekolah Dasar
terdapat / tercakup dalam lingkup dan kedalaman (scope & sequence)
materi penataran jarak jauh ?
3.3 Relevansi proses pembelajaran.
Apakah dalam proses pembelajaran penataran terdapat / tercakup upayaupaya ke arah pembentukkan kemempuan professional guru Sekolah
Dasar ? Atau apakah deskripsi kemampuan professional guru Sekolah
Dasar terdapat / tercakup dalam upaya-upaya proses pembelajaran /
penataran ?
Jawaban mengenai berbagai,pertanyaan di atas, merapakan rajukan pokok
bagi peningkatan dan perbaikan penyelengaraan program penataran jarak jauh
yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Penataran Gura. Tertulis
Bandung, yang berorientasi pada tuntutan kemampuan profesional gura yang
secara nyata diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar
khususnya dalampengelolaan pembelajaran.
C.Definisi operasional.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka
ada beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini yang perlu
ditegaskan secara operasional, sehingga dapat diperoleh sasaran yang jelas dalam
penelitian ini. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut.
1. Relevansi dapat diartikan sebagai kesesuaian, keserasian, hubungan antara
sesuatu hal. Terdapat adanya dua macam relevansi dalam kurikulum yakni
relevansi ke dalam (internal) dan relevansi ke luar ( eksternal). Relevansi ke
14
dalam (internal ) yaitu kesesuaian antara komponen-komponen dalam
kurikulum, yakni tujuan, isi, straktur program dan evaluasi. Relevansi ke luar (
eksternal ) yaitu kesesuaian antara isi kurikulum dengan kemajuan iptek
(R.Ibrahim, 1992 : 29 ). Hal ini diperkuat oleh Nana Syaodih Sukmadinata
(1997 : 150). Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi dan proses belajar yang
tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan
dan perkembangan masyarakat. Relevansi ke dalam yaitu ada kesesuaian atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi,
proses penyampaian dan penilaian.
Pengertian elevansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah relevansi ke
luar ( eksternal ) yang dimaksudkan bahwa antara tujuan, isi dan proses
pembelajaran program penataran jarak jauh hendaknya relevan dengan
tuntutan kemampuan professional gura sekolah dasar.
2. Program yang dimaksud disini adalah meliputi baik tujuan, matri / content,
proses pembelajaran dan evaluasinya dalam penataran jarakjauh.
3. Penataran jarak jauh adalah merapakan salah satu jenis penataran yang
memberi kemungkinan bagi petatar untuk belajar tanpa haras meninggalkan
tempat tinggal dan tugas pekerjaannya yang diselenggarakan oleh Pusat
Pengembangan Penataran Gura Tertulis Bandung.
4. Tuntutan kemampuan profesional gura Sekolah Dasar adalah sejumlah
kemampuan / kompetensi yang haras dimiliki gura Sekolah Dasar dalam
melaksanakan
tugas
kependidikan
khususnya
dalam
pengelolaan
pembelajaran.
15
"Kemampuan/kompetensi mempunyai banyak makna, Broke dan Stone
(1975:235) dalam AT.Rusyan (1990 : 11 ) mengemukakan bahwa
kompetensi sebagai : ...descriptive of qualitative nature of teacher
behaviour appears to be entirely meaningful".
Kompetensi merapakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru
yang nampak sangat berarti.
Pendapat lain mengenai kemampuandikemukakan oleh Charles E.Johnson
(1974 : 3) dalam AT.Rusyan (1990 : 11 ) mengemukakan : "Competency as a
rational performance wich satisfatorily meets the
objective for a desired
condition".
Kompetensi merapakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Dari uraian tersebut, maka dapat didefinisikan sebagai suatu kesesuaian /
keserasian antara program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan
profesional gura Sekolah Dasar yang haras dimilikinya dalam melaksanakan tugas
kependidikan khususnya dalam pengelolaan pembelajaran.
Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan kesesuaian antara
program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan professional gura
Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a. Relevansi dalam hal tujuan program penataran jarak jauh dengan
deskripsi tuntutan kemampuan profesional guru Sekolah Dasar.
Kriteria relevansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiap tujuan
mengandung unsur perilaku dan isi dalam upaya pembentukkan pemahaman,
keterampilan dalam kemampuan professional gura Sekolah Dasar. Dengan
kata lain deskripsi kemamapuan professional gura Sekolah Dasar terdapat /
16
tercakup dalam unsur perilaku dan isi pada setiap ramusan tujuan program
penataran jarak jauh pada Mata Tataran Dasar Kependidikan yang meliputi
Dasar-dasar Kependidikan, Desain pembelajaran, Evaluasi pembelajaran,
Pengelolaan kelas, Strategi Pembelajaran dan Bimbingan Konseling.
b. Relevan dalam hal materi/content program penataran tertulis dengan
deskripsi tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkup dan
kedalaman (scope & sequence) materi penataran diarahkan pada
pembentukkan kemampuan professional gura SD. Dengan kata lain deskripsi
kemampuan professional gura SD tercakup/terdapat dalam lingkup dan
kedalaman materi Program Penataran jarak jauh khususnya dalam Mata
Tataran Dasar Kependidikan.
c. Relevansi dalam hal proses pembelajaran penataran jarak jauh dengan
deskripsi tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam proses
pembelajaran /penataran terdapat adanya upaya-upaya ke arah pembentukkan
kemampuan professional gura SD. Dengan kata lain deskripsi kemampuan
professional
gura SD terdapat/tercakup
dalam
upaya-upaya proses
pembelaj aran/penataran.
D. Kerangka Pemikiran.
Penelitian mengenai relevansi program penataran
jarak jauh dengan
tuntutan kemampaun profesional guru SD bertitik tolak dari kerangka pemikiran
sebagai berikut:
17
a. Pusat Pengembangan Penatran Gura Tertulis merapakan satu-satunya lembaga
yang menyelenggarakan penataran jarak jauh bagi gura-gura TK, SD, SLTP
dan SMU yang berada di bawah naungan Direktorat
Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen pendidikan Nasional. Penataran tertulis
sebagai penataran jarak jauh lebih praktis bila disebandingkan dengan jenis
penataran tatap muka. Alasannya karena penataran jarak jauh memberi
kemungkinan yang lebih luas bagi para petatar untuk belajar dalam
meningkatkan kemampuannya tanpa haras meninggalkan tempat dimana
petatar/gura bertugas, tidak terikat pada usia, keadaan kesehatan, status sosial
ekonomi, jam kerja maupun jarak tempat tinggal mereka dari tempat
penyelengaran penataran.
b. Nilai relevansi program penataran jarak jauh dengan tuntutan kemampuan
professional
gura
Sekolah
Dasar
ditentukan
dengan
adanya
kesesuaian/keterkaitan fungsional antara apa yang diberikan dalam penataran
dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar yang dapat
menunjang terhadap pelaksanaan tugas kependidikan khususnya dalam
pengelolaan pembelajaran.
c. Nilai relevansi dapat diperoleh melalui evaluasi program, yaitu suatu proses
pemberian pertimbangan mengenai nilai
dan arti dari suatu program /
kurikulum (S.Hamid Hasan, 1988).
d. Tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar merapakan suatu
keadaan yang
mendesak yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
program penataran jarak jauh.
Sehingga apa yang diprogramkan dalam
18
penataran jarak jauh tersebut benar-benar memilki kesesuaian dan keterkaitan
secara fungsional dengan tuntutan kemampuan professional gum Sekolah
Dasar.
E. Tujuan Dan Manfaat.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu ingin mengungkapkan
secara empiris tentang relevansi program penataran jarak jauh dengan tuntutan
kemampuan profesional gura Sekolah Dasar yang meliputi:
1. Konsep program Penataran jarak jauh yang meliputi hal-hal berikut :
Tujuan, Penjenjangan Program, Straktur Program, Bahan ajar, strategi
pembelajaran, sistem penilaian, pelaksanaan spervisi.
2. Deskripsi tuntutan kemampuan professional guru Sekolah Dasar yang
haras dimilikinya dalam melaksanakan tugas kependidikan khususnya
dalam
pengelolaan
pembelajaran
yang
terdiri
dari
:
Kemapuan
merencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan kemampuan
evaluasi pembelajaran.
3. Kesesuaian antara program penataran jarak jauh
kemampuan professional
dengan tuntutan
gura Sekolah Dasar dalam pengelolaan
pembelajaran. Yang terdiri dari : Relevansi tujuan penataran, relevansi
materi penataran dan relevansi dalam proses pembelajaran penataran.
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Secara praktis/oprasional.
19
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran dan atau
rekomendasi bagi kebijakan strategis dalam penyusunan program penatran
jarak jauh agar sesuai dengan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah
Dasar yang berorientasi pada need assessment.
Hasil penelitian inipun diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan pola
kerjasama kelembagaan antar instansi yang terkait untuk memperlancar
pelaksanaan program penataran jarak jauh.
b. Secara Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat pula bagi upaya memahami
pentingnya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program penataran
berdasarkan hasil evaluasi relevansi dengan tuntutan kemampuan professional
gura Sekolah Dasar.
c. Untuk Penelitian Lebih Lanjut.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan yang lebih luas dan
sebagai bahan masukan untuk mengkaji lebih lanjut terhadap penyusunan
program penataran sehingga memiliki kesesuaian dengan apa yang dibutuhkan
gura Sekolah Dasar.
F. Prosedur Penelitian.
Untuk mendapat gambaran tentang prosedur pelaksanaan penelitian
termasuk cara penilaian relevansi yang akan ditempuh, maka dapat dilihat pada
bagan berikut:
20
Pra Survey
I
Rumusan Masalah
I
Proses Pengembang
an Kriteria
Tuntutan kemampuan
Program Penataran
Profesional Guru SD
Jarak Jauh
i
1Z
Kejupinjiudi) vang Imui*
Analisis Program
(iimiliki guru ihiiain
Penataran Jarak Jauh
PengeJo.'.i.-Mi !'einb«'l,>jaran
i±
AnalisfeKesesuaian Progiaro
Penataran Jarak Jauh
* J.,..-.,-,.
„
I
-aa,,...^•-,- J-.1,"
"*
Bagan 2 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
21
BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis relevansi Program Penataran
Jarak Jauh dengan tuntutan Kemampuan Profesional Gura Sekolah Dasar.
Relevansi tersebut menyangkut tujuan, materi, proses pembelajaran dan juga
situasi aktual/nyata yang terdapat dalam dokumen Program Penataran Jarak Jauh,
khususnya dalam Mata Tataran Dasar Kependidikan.
Dari hasil analisis terhadap relevansi program penataran tersebut
diharapkan dapat diungkapkan (dideskripsikan) relevansi program Penataran Jarak
Jauh dengan Tuntutan Kemampuan Profesional Gura Sekolah Dasar. Dalam
penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data
yang bersifat deskriptif.
Selanjutnya deskripsi hasil analisis tersebut dipergunakan sebagai bahan
kesimpulan dan rekomendasi dalam penelitian ini.
Oleh karena itu metode penelitian yang dipergunakan dengan berdasarkan
pada deskripsi seperti disebutkan di atas, adalah metode deskriptif evaluatif.
Metode deskriptif evaluatif merapakan pendekatan yang menghasilkan data-data
deskriptif berapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati (Bogdan dan Tylor dalam Lexy J.Moleong 2000 : 3). Metode
deskriptif evaluatif juga bermaksud mengumpulkan informasi mengenai status
atau gejala yang ada seperti apa adanya pada saat penelitian dilakukan dan juga
dilakukan evaluasi terhadap hasil deskripsi tersebut (Ary Domald 1985 : 322 ).
55
B. Sumber Data.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber,
baik sumber manusia maupun sumber non manusia seperti dokumen. Penentuan
sumber data manusia ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria yang perlu
dipertimbangkan antara lain :
1) Subyek sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang
yang menjadi kajian penelitian,
2) Subyek masih aktifatau terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut,
3) Subyek memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi (Spraley dalam
Sanafiah Faisal).
Adapun sumber data non manusia yang berapa dokumen resmi (tertulis)
ditetapkan selain atas dasar alasan/pertimbangan bahwa sumber data tersebut
tergolong relevan, telah ada/tersedia serta siap pakai dan sebagian data penelitian
terdapat dalam dokumen tesebut, sehingga datanya menjadi lebih kaya. Dokumen
berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai
pokok penelitian, dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian
data, dan merupakan baham utama dalam penelitian histories (Nasution !996 :
86).
Berdasarkan hal tersebut dan permasalahan penelitian, maka ada beberapa
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber data ini akan diuraikan
berdasarkanpertanyaan/ fokus penelitian.
Sumber data untuk mengungkap apa dan bagaimana konsep Program
Penataran Jarak Jauh, adalah :
56
1. Dokumen
tertulis
berapa
Pedoman
Penyelenggaraan
Program
Penataran Jarak Jauh.
2. Para pengelola program penataran yang terlibat secara langsung dalam
pelaksanaan program penataran yaitu: Kepala PPPG Tertulis, Kepala Bidang
Pelayanan Teknis, Kepala Seksi, Kepala Urasan dan Pimpinan Proyek.
Sumber data untuk mengungkap tuntutan aktual Kemampuan Profesional
yang haras dimiliki gura Sekolah Dasar dalam melaksanakan tugas kependidikan
khususnya dalam pengelolaan pembelajaran adalah :
1. Gura-gura peserta penataran Jarak Jauh yang terdiri dari 4 orang peserta yang
berasal dari wilayah Kabupaten Subang, Cianjur, Tasikmalaya dan Ciamis,
setiap kabupaten diwakili masing-masing satu orang peserta. Sehingga dengan
demikian diharapkan cukup representatif untuk dijadikan sample penelitian,
karena responden berasal dari berbagai daerah yang berbeda yang diharapkan
dapat memberikan masukan yang cukup bervariasi.
2. Kepala Sekolah dan Penilik yang merapakan atasan langsung atau sebagai
pembina guru-guru peserta penataran.
3. Dokumen tertulis berapa beberapa literatue yang relevan dengan
permasalahan penelitian.
Sumber data untuk mengungkap relevansi/kesesuaian Program Penataran
Jarak Jauh dengan tuntutan kemampuan profesional Gura Sekolah Dasar dalam
melaksanakan tugas kependidikan khusus dalam pengelolaan pembelajaran,
adalah :
57
1. Dokumen tertulis berapa Silabi Penataran atau Garis-garis Besar Program
Penataran ( GBPP ) setiap mata tataran yang termasuk dalam kelompok Mata
Tataran Dasar Kependidikan.
C. Teknik Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini data dikumpulkan atau diperoleh teratama oleh
peneliti sendiri dengan memasuki lapangan, dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai instramen utama. Adapun teknik pengumpulan data atau informasi untuk
keperluan pembahasan relevansi program penataran dengan tuntutan kemampuan
professional gura Sekolah Dasar, antara lain meliputi:
1.
Studi Dokumentasi.
Studi dokumentasi berintikan kegiatan pengamatan dan kajian terhadap
dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan fokus/permasalahan
penelitian. Dalam hal ini dokumen yang banyak dikaji adalah dokumen resmi
(dokumen internal) diantaranya berapa Pedoman Penyelenggaraan Program
Penataran Jarak Jauh yang dimaksudkan untuk mendapatkan data tertulis
tentang apa dan bagaimana konsep program Penataran Jarak Jauh. Dan Silabi
Penataran atau Garis-garis Besar Program Penataran ( GBPP ) setiap mata
tataran yang termasuk dalam kelompok Mata Tataran Dasar Kependidikan (
MTDK ) yang dimaksudkan untuk mengungkap data tertulis tentang relevansi
program penataran dengan tuntutan kemampuan profesional guru SD.
58
2. Wawancara.
Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data/ informasi tentang sesuatu
yang diketahui seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber data
dalam bentuk lisan. Wawancara merupakan percakapan melalui proses tanya
jawab secara lisan dan tatap muka yang diarahkan pada fokus masalah dalam
penelitian. Jadi dengan wawancara dimaksudkan untuk menggali data atau
informasi yang bersifat klasifikasi, pandangan atau pendapat untuk
mengungkap makna yang terkandung dari masalah yang diteliti. Wawancara
ini digunakan untuk memperoleh data/informasi yang tidak terjaring melalui
teknik lainnya.
Tujuan penggunaan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
data/informasi tentang apa dan bagaimana konsep Program Penataran Jarak
Jauh dan tuntutan kemampuan professional gura Sekolah Dasar dalam
pembelajaran. Untuk memperoleh data/informasi tentang hal tersebut,
wawancara dilakukan terhadap para pengelola program penataran yang terlibat
secara langsung dalam pelaksanaan penataran antara lain Kepala PPPG
Tertulis, Kepala
Bidang Pelayanan Teknis, Kepala Seksi, Kepala
Urasan, Pimpinan Proyek, gura-gura peserta penataran serta Kepala Sekolah
dan Penilik sebagai atasan langsung/pembina gura-guru peserta penataran.
Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukn wawancara secara bebas dan tidak
terlalu formal serta tidak terikat pada raang dan waktu dan tidak berstruktur
artinya dari segi pertanyaannya tidak terstruktur secara kaku akan tetapi tetap
59
difokuskan kepada permasalahan penelitian untuk memperjelas masalah yang
diteliti.
3.
Observasi.
Sebelum mengumpulkan data / informasi yang dibutuhkan, peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi yang dimaksudkan
bukan hanya untuk
mengetahui situasi umum, juga untuk mengumpulkan data-data pokok.
Observasi sangat berguna pula bagi peneliti untuk menyesuaikan dengan
situasi lapangan tempat penelitian, memprediksi orang-orang yang akan
diminta informasi dan mempersiapkan kiat-kiat untuk mempermudah
mendapatkandata/informasi yang diperlukan.
Demikian beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini dan antara
teknik penelitian yang satu dengan yang lainnya tidak berdiri sendiri atau terpisah,
akan tetapi dimungkinkan adanya penggabungan lebih dari satu teknik penelitian
terhadap responden atau masalah yang sama. Hal ini dilakukan untuk dapat saling
melengkapi data/informasi yang diperlukan dan ketuntasan masalah yang diteliti.
60
D. Instrumen Pengumpul Data.
Untuk mendapat gambaran secara keseluruhan tentang pengumpulan data,
maka disusuninstrumen/kisi-kisi pengumpul data seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 1 Instrumen Pengumpul Data
No
Tujuan Pengumpulan
Data yang Diperlukan
SumberData
Data
Untukmengetahui apa dan
bimana konsep Program
jarak
jauh
Penataran
(tujuan, program, strategi
pembelajaran,supervisi dan
pengelola
an)
Untuk mengetahui tuntutan
kemampuan professional
kemampuan professional
Guru
guru
SD
dalam
Untuk mengetahui rele
vansi antara
program
penataran dengan tuntutan
kemampuan
Guru
professional
SDdalam
pengelolaan pembelajaran
(relevansi
tujuan,materi
dan proses pembelajaran)
Pedoman
Studi
bagaimana
konsep Penyelenggara
Program Penataran jarak an
Program
jauh (tujuan,program,
Penataran jarak
strategi
pembelajaran, jauh.
supervisi
pengeloaan)
pengelolaan pembelajaran
(perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran)
3.
Data tentang Apa dan
Data
tentang
SD
Teknik Peng
umpulan Data
Dokumen
tasi
Wawancara
dan
tuntutan
dalam
pengelolaan pembelajar
an
(perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran)
Guru-guru
SD
Penataran,
Kepala
Sekolah,
Penilik dan
Dokumen
Data tentang relevansi
SilabiPenataran
program
/
penataran
dengan tuntutan kemam
puan professional Guru
SD dalam pengelolaan
pembelajajaran
(rele
vansi tujuan, materi dan
proses pembelajaran)
Wawancara
peserta
Garis-garis
Besar Program
Studi Dokumen
tasi
Penataranan
(GBPP)
Mata
Tataran
Dasar Kepen
didikan.
61
E. Tahap-tahap Penelitian.
Merajuk pada pendapat Lexy J.Moleong tentang tahap-tahap penelitian,
maka tahap-tahap dalam penelitian ini terdiri dari tahap pra lapangan, tahap
pekerjaan lapangan serta tahap analisis data dan pelaporan.
1. Tahap Pra lapangan.
Kegiatan tahap pertama pada penelitian ini terdiri dari survey awal, dan
penyusunan rancangan penelitian. Kegiatan survey awal ini dilakukan pada
Pusat Pengembangan Penataran Gura Tertulis Bandung yang berlokasi di
Jl.Dr.Cipto No. 9 Bandung. Dari beberapa masalah yang ditemui, peneliti
tertarik dengan masalah relevansi program penataran dengan tuntutan
kemampuan profesional Gura SD yang sampai saat ini belum ada yang
menelitinya. Sehingga dengan demikian belum diketahui tingkat relevansi
program penataran dengan tuntutan kemampuan professional. Sedangkan
tuntutan yang terjadi di lapangan (masyarakat) menghendaki kemampuan gura
yang betul-betul profesioanl sehinga dapat berdampak positif terhadap
peningkatan kualitas pendidikan sebagaimana harapan masyarakat pada
umumnya. Oleh karena itu permasalahan tersebut perlu dikaji secara lebih
mendalam
sehingga
dalam
penelitian
ini
dijadikan
sebagai
fokus
permasalahan.
Dari permasalahan yang berhasil diidentifikasi ini, selanjutnya disusunlah
rancangan penelitian yang terdiri dari metode penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data yang disertai instrumen/kisi-kisi pengumpulan data.
62
Rancangan penelitian ini kemudian dikonsultasikan dengan
pembimbing
untuk mendapat persetujuan. Setelah mendapat persetujuan selanjutnya dibuat
surat izin atau pengantar untuk terjun ke lapangan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan.
Sebagai pedoman dan petunjuk tentang apa yang haras dilakukan pada tahap
pekerjaan lapangan, peneliti mengikuti prosedur yang disarankan oleh
S.Nasution ( 1988 : 33-34 ) yakni kegiatan orientasi, eksplorasi dan memberi
check.
a. Kegiatan Orientasi.
Dalam kegiatan orientasi ini peneliti berasaha mencoba:
1) Mengumpulkan dan mengkaji dokumen tertulis berapa Pedoman
Penyelenggaraan Program Penataran Jarak Jauh berikut Silabi
Penataran atau Garis-garis Besar Program Penataran (GBPP) yang
berkaitan dengan masalah penelitian,
2) Pengamatan situasi lingkungan penelitian,
3) Wawancara dengan gura-gura peserta penataran dan dengan para
pengelola program penataran untuk mempertajam fokus permasalahan.
Sebagai tindak lanjut pada tahap pra lapangn yang bara sebatas pada
identifikasi permasalahan.
b. Kegiatan Eksplorasi.
ff£ $r% "Wp ^
Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mendeskripsikan da|a^or^|s!^^M
\ \ *J?f*>*# y
diperoleh pada tahap orientasi agar dalam mengumpulkan^^^iMpm^j;
63
selanjutnya lebih terinci dan terarah pada hal-hal yang diperlulan dalam
rangka menganalisis masalah penelitian. Untuk itu perlu waktu yang
cukup dalam pelaksanaannya.
Pada kegiatan
eksplorasi
ini,
peneliti
berapaya
menghimpun
data/informasi secara terinci dan lengkap baik melalui studi dokumentasi
terhadap Pedoman Penyelenggaraan Program Penataran Jarak jauh
maupun terhadap Silabi Penataran atau Garis-garis Besar Program
Penataran (GBPP) kelompok Mata Tataran Dasar Kependidikan, observasi
terhadap situasi lapangan, maupun wawancara dengan gura-gura peserta
penataran dan para pengelola program penataran.
Studi dokumentasi disamping mendeskripsikan bahan tertulis yang
diperoleh dari Silabi Penataran (GBPP), juga untuk melihat berbagai
relevansi/kesesuaian yang ada antara program penataran jarak jauh dengan
tuntutan
kemampuan
professional
Gura
Sekolah
Dasar.
Untuk
mempermudah proses analisis program penataran tersebut, peneliti
melakukannya dengan cara pemetaan dalam bentuk matriks. Dengan
pemetaan tersebut dapat dengan mudah melihat berbagai hubungan atau
keterkaitan/kesesuaian antara program penataran dengan tuntutan
kemamp