Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Budaya Organisasi di Departemen On Air Promotion PT. Surya Citra Televisi T1 362009040 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Penelitian ini hendak mengetahui secara mendalam budaya organisasi di
Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi, yang dibentuk dan
dipertunjukkan melalui interaksi anggota organisasi. Littlejohn & Foss (2005: 258)
menyatakan bahwa budaya organisasi adalah sesuatu yang dihasilkan dari interaksi
sehari-hari dalam organisasi. Bila orang-orang berinteraksi selama beberapa waktu,
mereka membentuk suatu budaya. Setiap budaya mengembangkan aturan dan normanorma yang mempengaruhi para anggota budaya itu. Tetapi orang-orang tidak hanya
dipengaruhi oleh budaya tersebut; mereka menciptakan budaya (Mulyana, 2005: 91).
Dapat dipahami bahwa terdapat proses kompleks dalam interaksi anggota organisasi
yang membentuk budaya organisasi. Departemen On Air Promotion PT Surya Citra
Televisi, merupakan organisasi yang memiliki perhatian lebih pada budaya organisasi.
Maka, penelitian ini ingin mengungkap bagaimana budaya organisasi Departemen On
Air Promotion PT Surya Citra berproses (dibentuk dan dipertunjukkan) melalui
interaksi anggotanya.
Cheney et al (2004: 76) menyatakan bahwa budaya merupakan suatu sistem
makna yang memandu konstruksi realitas pada suatu komunitas sosial, suatu sistem

makna yang menyusun bagaimana kita bertindak. Sehingga, ketika pemahaman ini
diterapkan pada budaya organisasi, maka dapat dipahami bahwa budaya organisasi
merupakan suatu sistem makna yang memandu anggota organisasi bertindak atau
bertingkah laku. Namun pemahaman terhadap pengertian budaya tidak bisa berhenti
di sini saja. Sebab pemahaman yang terbatas tersebut bisa saja memunculkan

interpretasi bahwa budaya adalah sesuatu yang ada di luar komunitas sosial, yang
dapat diberikan kepada komunitas sosial tersebut, dan pada gilirannya akan
mempengaruhi aktivitas manusia dalam komunitas sosial tersebut. Sehingga
pemahaman terhadap pengertian budaya sebagai sistem makna yang memandu
konstruksi sosial, perlu dikembangkan.
Penelitian ini menggunakan pemahaman tradisi sosiokultural pada teori
komunikasi. Teori komunikasi pada tradisi sosiokultural mengarah pada bagaimana
cara pemahaman, makna, norma, peran, dan aturan kita bekerja secara interaktif
dalam komunikasi. Teori-teori tersebut mengeksplor dunia interaksional dimana
manusia hidup. Teori pada tradisi ini menempatkan bahwa realitas bukanlah suatu
objek berbentuk seperangkat pengaturan di luar kita, melainkan realitas merupakan
sesuatu yang terkonstruk melalui proses interaksi di dalam grup, komunitas, dan
budaya (Littlejohn & Foss, 2005: 54-55). Maka realitas, termasuk budaya, merupakan
sesuatu yang terkonstruk di dalam interaksi komunitas sosial. Sehingga, tradisi

sosiokultural memunculkan pemahaman, bahwa budaya organisasi adalah suatu
sistem makna yang mempengaruhi proses interaksi atau bagaimana anggota suatu
organisasi itu bertindak dan bertingkah laku. Namun budaya organisasi bukanlah
seperangkat pengaturan yang berasal dari luar organisasi, melainkan budaya
organisasi merupakan hasil atau produk dari proses interaksi itu sendiri (Cheney et al,
2004: 77).
Hal ini kemudian menarik perhatian peneliti untuk meneliti budaya organisasi
pada Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi, dimana manajemen
Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi memiliki ketertarikan atau
perhatian lebih pada budaya organisasi. Di dalam perusahaan media, hampir semua
stasiun TV merubah sistem yang ada di dalamnya dengan alasan perkembangan

zaman dan lebih bisa bersinergi.1 Selain itu, karena peneliti sudah melakukan pra
penelitian di departement On Air Promotion tentang budaya organisasi.
Peneliti mengambil sebuah media televisi swasta untuk diteliti, karena di
media televisi swasta mempunyai budaya yang beragam termasuk departemen yang
ada di dalamnya, termasuk karya yang diciptakan. Sorotan peneliti terutama terhadap
budaya organisasi yang sudah ada dan berjalan di SCTV khususnya di departemen On
Air Promotion, karena di dalamnya mempunyai budaya organisasi yang berbeda


dengan media televisi swasta pada umumnya. Budaya organisasi di SCTV yang
diciptakan selama 20 tahun bisa berjalan mengikuti keinginan perusahaan. Peran dan
fungsi pemimpin bisa mentransfer pesan yang diinginkan perusahaan. Kekuatan
pemimpin yang membentuk budaya organisasi, budaya organisasi masih bisa berjalan
dan dipercayai oleh para anggota dalam bekerja. Hal ini yang berbeda dengan media
televisi swasta lainnya, karena beberapa media televisi swasta lainnya, ketika berganti
pemimpin akan berganti pula kebijakan dan budaya yang diajarkan. Di SCTV sendiri
jarang mengambil tenaga muda profesional untuk memimpin, karena biasanya SCTV
mengangkat senior untuk memimpin, jadi budaya tetap bisa terjaga. Dinamika ini
terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya
manusia agar dapat menyajikan layanan terbaik bagi pemirsanya.
Saat ini televisi telah menjangkau lebih dari sembilan puluh persen penduduk
di negara-negara berkembang. Televisi yang dahulu mungkin hanya menjadi
konsumsi kalangan dari umur tertentu, namun saat ini sebuah kotak ajaib dengan
beragam acara di dalamnya itu, dapat dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh
seluruh kalangan masyarakat tanpa ada batasan usia. Melalui tujuan produksi media
informasi yang disampaikan akan dikaitan dengan kehidupan masyarakat. Di dalam

1


Wawancara dengan Ponang Praptadi, Kepala Divisi Creative On Air Presentation PT Surya Citra Televisi.

produksi media lebih mementingkan keuntungan atau seni dan menyampingkan
kegunaan sosial.
Dalam sebuah industri media, komunikasi antar karyawan, atasan atau
bawahan harus terjalin dengan baik, yang menimbulkan harmonis dan menimbulkan
rasa nyaman dalam bekerja. Perusahaan membangun loyalitas kepada karyawan agar
mereka juga bisa mempunyai tanggung jawab dan komitmen. Hal ini yang
membentuk budaya dalam sebuah organisasi. Robbins (2001: 250) menyatakan bahwa
dalam suatu budaya yang kuat, nilai inti dipegang secara intensif oleh perusahaan dan
dianut bersama secara meluas. Karyawan yang telah menyatu dengan budaya
perusahaan akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga akan
merasakan kepuasan terhadap sistem-sistem yang ada, seperti penilaian kinerja,
promosi, gaji, hubungan interpersonal serta kepuasan terhadap pekerjaan secara
umum. Selain itu, pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab akan membuat
karyawan mampu menguasai keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan dan
berhasil melakukan perannya karena ada identitas tugas yang jelas dan tidak
mengarahkan pada ambiguitas peran.
Di SCTV sendiri terdapat beberapa divisi yang mempunyai job description
berdasarkan struktur organisasi. Di dalam divisi terdapat beberapa departement yang

dibentuk untuk lebih mudah dan lebih cepat menjalankan job description sesuai
kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi yang ada di SCTV, yaitu mempunyai 4
divisi utama: Direktorat Programming, Marketing & Sales, Finance dan Bussines
Development. Dalam tiap divisi yang ada di SCTV dibagi menjadi beberapa

departemen. Seperti divisi programming yang dibagi menjadi 4 departemen yaitu
Divisi Production, Divisi Planing & scheduling dan OPS, Divisi Acquisition,
Creative On Air Presentation. Kemudian di divisi Creative On Air Presentation

mempunyai 3 departemen yaitu Departemen On Air Promotion, Departemen
Postproduction, Departemen Graphic Presentation. Semua divisi ini yang harus

bersinergi dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Budaya organisasi yang sudah ada dan berjalan di SCTV khususnya di
departemen On Air Promotion, berbeda dengan media televisi swasta pada umumnya.

Budaya organisasi di departemen On Air Promotion sudah lama terbentuk selama 20
tahun. Permasalahannya adalah meski pun seringkali terjadi pergantian pimpinan di
departemen On Air Promotion, namun dalam prakteknya pimpinan yang baru sangat


sulit mengubah budaya organisasi yang sudah terbentuk semenjak awal.
Pacanowsky & Trujillo (dalam Littlejohn & Foss, 2005: 258) menyatakan
bahwa studi budaya organisasi dapat mengungkap budaya organisasi melalui
communication performances. Dengan memperhatikan communication performances,

peneliti akan dapat memahami bagaimana budaya organisasi bekerja dan terbentuk
melalui interaksi anggotanya. Sebagai organisasi lama, maka budaya yang dominan
yang sudah terbentuk dengan kuatnya dalam organisasi akan sulit untuk diubah di
kemudian hari, hal ini menjadi menarik bagi peneliti untuk memahami proses
terbentuk dan bekerjanya budaya organisasi Departemen On Air Promotion PT Surya
Citra Televisi yang sudah terbentuk lama. Berangkat dari fenomena tersebutlah, maka
peneliti tertarik untuk meneliti budaya organisasi pada Departemen On Air Promotion
PT Surya Citra Televisi.

1.2

Rumusan Masalah
Melalui uraian latar belakang, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini
adalah: bagaimana budaya organisasi Departement On Air Promotion di PT Surya
Citra Televisi melalui communication performances?


1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui
budaya organisasi Departement On Air Promotion Di PT Surya Citra Televisi melalui
communication performances : ritual, hasrat, sosialitas, politik organisasi, enkulturasi.

1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai adalah:
1. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada PT Surya Citra
Televisi agar dapat mengevaluasi segala hal yang menjadi kebutuhan dan keinginan
dari para pemirsa terkhusus dalam kegiatan penyiaran. Serta memberikan masukan
kepada Departement On Air Promotion dalam membantu kinerja Divisi programing.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan mahasiswa tentang halhal yang berkenaan dengan televisi dan menambah wawasan berkaitan dengan peran
Organisasi media. Penelitian ini juga bisa menjadi sebuah masukan dan acuan bagi

penelitian yang selanjutnya.

1.5

Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah budaya organisasi media terhadap
kualitas tayangan promo yang dihasilkan. Untuk memperjelas pembahasan akan
masalah yang terjadi dan agar dalam pembahasan tidak terjadi penyimpangan yang
terlalu jauh, maka akan ada batasan masalah sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti adalah budaya organisasi media di PT Surya Citra Televisi
khususnya Departement On Air Promotion.
2. Analisis juga difokuskan kepada Budaya Organisasi Departemen On Air Promotion
Di PT Surya Citra Televisi melalui communication performances yang dinyatakan
oleh teori Pacanowsky & Trujillo.
3. Objek penelitian adalah Departemen On Air Promotion PT Surya Citra Televisi.