Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi PT. Aseli Dagadu Djokdja dalam Kebertahanan Eksistensinya di Kota Jogja T1 362012068 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

1.1.KOMUNIKASI
Berikut ini beberapa pendapat menutut para ahli mengenai pengertian komunikasi
diantaranya : menurut Barnlund komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan
untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif mempertahankan atau
memperkuat ego. (Riswandi, 2009: 1-2). Komunikasi juga mengacu pada tindakan, baik
melalui satu orang atau lebih, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. (Rosmawati, 2010: 14).
Menurut Stuart dalam Deddy Mulyana (2000), komunikasi sebagai kata benda (noun),
communnication, berarti pertukaran simbol, pesan, dan informasi, proses pertukaran antar
individu melaui sistem simbol yang sama, seni untuk mengekspresikan gagasan, ilmu
pengetahuan tentang pengiriman informasi. (Suryanto, 2015: 48). Menurut Harold D.
Laswell (1948), fungsi komunikasi adalah pengawasan lingkungan, menghubungkan bagianbagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya dan menurunkan
warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya. (Nurudin, 2004 : 15-16).
1.2. S-M-C-R-F DALAM UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Dalam unsur-unsur komunikasi, terdapat S-M-C-R-F yang mempunyai arti S :
Source yang berarti sumber atau komunikator, M : Message yang berarti pesan, C : Channel
yang berarti saluran atau media yang digunakan. R : Receiver yang berarti penerima atau
komunikan. F : feedback yang berarti umpan balik atau terhadap respon yang diberikan.

(Liliweri, 2011 : 39).
a. Source: Menurut Orbe & Bruess (2005), Source atau yang biasa disebut
dengan Sumber ataupun Pengirim adalah orang yang membuat pesan. Dia merupakan
pemrakarsa yang ingin menyajikan pemikiran dan pendapat tentang suatu peristiwa atau
objek. Sebagai pengirim pesan yang bertujuan tertentu, maka pengirim tidak selalu berada
dalam posisi serba tahu atau serba kenal terhadap penerima, karena itu pengirim
mentransmisi pesan untuk mendapat respons demi menyamakan persepsi terhadap pesan.

(Liliweri, 2011: 39). Menurut Lasswell, sumber adalah pihak yang berinisiatif atau
mempunyai kebutuhan berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok,
organisasi, perusahaan, atau bahkan suatu negara. Kebutuhannya bervariasi, mulai dari
sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun,
menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideologi,
keyakinan agama, dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada di dalam
hatinya atau dalam pikirannya, sumber harus mengubah perasaan atau pemikiran tersebut ke
dalam seperangkat simbol verbal maupun non verbal yang idealnya dipahami oleh penerima
pesan. (Mulyana, 2014: 69).
b. Message : Menurut Orbe & Bruess (2005), Pesan adalah gagasan, perasaan
atau pemikiran yang telah di encode oleh pengirim atau di decode oleh penerima. Pada
umumnya pesan-pesan berbentuk sinyal, simbol, tanda-tanda atau kombinasi dari semuannya

dan berfungsi sebagai stimulus yang akan direspon oleh penerima. DeVito (1986), apabila
pesan ini berupa tanda, maka kita dapat membedakan tanda yang alami artinya tanda yang
diberikan oleh lingkungan fisik, tanda mana sudah dikenal secara universal. (Liliweri, 2011:
40). Pesan merupakan seperangkat simbol, verbal atau non verbal yang mewakili perasaan,
nilai, gagasan atau sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen makna, simbol yang
digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting
adalah kata-kata (bahasa) , yang tepat mendiskripsikan objek (benda), gagasan, dan perasaan,
baik ucapan, ataupun tulisan. Kata-kata memungkinkan kita berbagi pemikiran dengan orang
lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal seperti melalui tindakan atau isyarat
anggota tubuh, senyuman, tatapan mata, juga bisa melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan
sebagainya. (Mulyana, 2014: 70).
c. Channel : Channel atau saluran merupakan sarana untuk mengangkut atau
memindahkan pesan dari pengirim kepada penerima. Dalam komunikasi, semua pesan yang
dikirimkan harus melalui saluran, saluran bisa tunggal namun bisa juga banyak. Komunikasi
antara sesama dilakukan melalui bahan cetakan seperti buku, email atau telepon. (Liliweri,
2011: 40). Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan
yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran non verbal. Pada

dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun

kita juga bisa menggunakan kelima panca indra kita untuk menerima pesan dari orang lain.
(Mulyana, 2014: 70).
d. Receiver : Menurut Orbe & Bruess (2005), Receiver atau yang biasa disebut
dengan penerima adalah orang yang menafsirkan pesan yang diucapkan atau yang ditulis
(Liliweri, 2011: 39). DeVito (1986), sama seperti informasi mengenai objek atau peristiwa,
maka penerima tentu pernah mempunyai pengalaman sekecil apa pun terhadap pesan-pesan
tertentu, yang bisa sama atau berbeda dengan pengirim. Ketika suatu pesan diterima, maka
orang yang akan menerima menginterpretasi pesan-pesan ini kemudian dapat dikirimkan
kembali kepada pengirim. (Liliweri, 2011: 39). Penerima atau yang biasa disebut sasaran atau
tujuan yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu,
nilai, pengetahuan persepsi, pola pikir dan perasaanya, penerima pesan ini menerjemahkan
atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang diterima menjadi gagasan
yang dapat dipahami. (Mulyana, 2014: 71).
e. Feedback : Feedback atau yang disebut dengan umpan balik adalah respons
yang diberikan oleh penerima terhadap pesan yang dikirimkan oleh pengirim. Mungkin anda
mengatakan “saya tidak setuju dengan pendapat anda”, itulah respons. (Liliweri, 2011: 42).
2.3. STRATEGI KOMUNIKASI
Menurut Liliweri (2011: 239), strategi komunikasi merupakan konsep yang mengacu
pada suatu jaringan yang kompleks dari pemikiran, ide-ide, pengertian yang mendalam,
pengalaman, sasaran, keahlian, memory, persepsi, dan harapan yang membimbing untuk

menyusun suatu kerangka pemikiran umum agar kita dapat memutuskan tindakan-tindakan yang
spesifik bagi tercapainya tujuan. Menurut Anwar Arifin dalam buku “Strategi Komunikasi‟
menyatakan bahwa (Effendy, Onong Uchjana. 1990) : “Sesungguhnya suatu strategi adalah
keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai
tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi
(ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna
mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara
memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan

mudah dan cepat. (1984 :10)”

2.4. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN
:
Menurut Holmes & Houston, (1974) yang dikutip dari buku Faules. F. Don (2005 : 353),
perusahaan memiliki berbagai macam bentuk strategi komunikasi untuk meningkatkan kinerja di
dalam suatu perusahaan diantaranya terdapat strategi komunikasi perkuat harapan, strategi
komunikasi keterhubungan, strategi komunikasi keterhati-hatian, strategi komunikasi daya tahan,
dan strategi komunikasi kesediaan memaafkan.
1. Strategi Komunikasi Perkuat Harapan:
Menurut Bandura, (1997); Bandura, (1985); de Vries, Dijkstra, & Kuhlman, (1988),

perkuat harapan berarti

melihat, mempersepsi, dan menginterpretasikan kondisi hidup

sedemikian rupa sehingga anda percaya bahwa apa yang anda ingin miliki adalah mungkin untuk
anda pegang, miliki, atau dicapai.( Faules.F Don, 2005:353).
2. Strategi Komunikasi Keterhubungan:
Menurut Faules.F Don, (2005:357), pengaruh yang memelihara dan secara sosial
mendukung keluarga, kawan-kawan, tetangga, organisasi komunitas, dan ikatan dunia.
3. Strategi Komunikasi Kehati-hatian :
Menurut Borysenko, (1987); Salomon & Globerson, (1987); Langer, (1989). Keterhatihatian berarti mendorong kita untuk hidup seolah-olah setiap saat itu penting, yang berarti bahwa
setiap saat harus diperhatikan, dijaga, dan dihargai. (Faules.F Don, 2005:358). Lima prinsip
dasar kehati-hatian:
a. Tanpa Usaha Keras : tanpa usaha keras berarti membiarkan segala
alih-alih memaksanya untuk terjadi.

sesuatu terjadi

b. Tanpa Penilaian: tanpa penilaian, berarti menyaksikan peristiwa kehidupan dan
memperhatikan apa yang sebenarnya sedang terjadi-menerima peristiwa apa adanya.

c. Perspektif terbuka : memandang kehidupan dari suatu sudut pandang

yang segar,

melihat peristiwa dengan cara yang baru.
d. Kepercayaan diri: mengisyaratkan memiliki kepercayaan pada kebaikan anda sendiri
dan untuk menemukan kebaikan kepada orang lain dan di alam semesta.
e. Kesabaran: adalah menunggu dengan bijaksana. Ini menyangkut penderitaan tanpa
mengeluh, melatih kesabaran ketika anda ada di bawah provokasi dan tidak merasa
terganggu oleh hambatan, penundaaan dan kegagalan.
4. Strategi komunikasi daya tahan : Menurut Karya Maddi dan Kobasa (1984), daya tahan
merupakan seperangkat kepercayaan tentang diri sendiri, peristiwa di dunia, dan interaksi antara
keduanya yang berasal dari 3 faktor : komitmen, kontrol, tantangan. (Faules.F Don, 2005:361).
a. Komitmen: Menurut Goethe, filosofi Jerman, mengatakan pada saat seseorang secara
pasti mempunyai komitmen terhadap diri sendiri, maka nasib baik akan menggerakkan
anda. (Faules.F Don, 2005:361).
b. Kontrol: Menurut Hobbs (1987), kemandirian adalah inti management waktu karena ia
menghasilkan kepercayaan pada penilaian sendiri untuk melaksanakan kontrol yang
paling layak atas peristiwa-peristiwa terinspirasi yang dipilih. (Faules.F Don, 2005:362).
c. Tantangan: Menurut Gardner (1963), tanpa tantangan, anda mungkin akan berpikir

hidup adalah terbaik ketika ia ditandai dengan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan.
(Faules.F Don, 2005:362).
5. Strategi komunikasi kesediaan memaafkan: Menurut Buscaglia, (1972). Kesediaan
memaafkan berarti memberikan kesan bagaimana kita dapat bertindak positif ketika menghadapi
penghinaan, cemoohan dan semua bentuk negatif dalam kehidupan kita. (Faules.F Don,
2005:363).

2.5. PERBANDINGAN PENELITIAN SEBELUMNYA
Sebagai perbandingan teori penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu, untuk menentukan orijinalitas sebagai peneliti. Adapun terdapat tiga penelitian yang
membahas tentang PT. Aseli Dagadu Djokdja. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Sholehatun Nasiha di kota Yogyakarta. Teori yang digunakan yaitu komunikasi pemasaran,
dimana dengan berkomunikasi kegiatan pemasaran akan berlangsung dengan sedemikian rupa
dan dapat mencapai segala sesuatu yang diiginkan salah satunya adalah terjadinya proses
pembelian. Penelitian yang kedua yang dilakukan oleh Sumbo Tinarbuko di kota Yogyakarta.
Teori yang digunakan yaitu semiotika Design Oblong Dagadu Djokdja. Penelitian yang ketiga
yang dilakukan oleh Raden Sanjoyo di kota Yogyakarta. Teori yang digunakan yaitu
mengembangkan kreativitas SDM, mesin atau alat yang digunakan, bahan yang digunakan,
ukuran, lingkungan. Hasil penelitian ini membahas mengenai Jaminan Kualitas Dagadu Djokdja.


2.6. KERANGKA PIKIR

PT.Aseli Dagadu Djokdja.

S-M-C-R-F Dalam
Unsur-Unsur
Komunikasi
Strategi
Komunikasi

Strategi Komunikasi
Dalam Meningkatkan
Kinerja Perusahaan

1. Perkuat Harapan
2. Keterhubungan
3. Keterhati-hatian
4. Daya Tahan
5. Kesediaan Memaafkan


Kebertahanan Dagadu Di
Kota Jogja

Bagan 2.1. Kerangka Penelitian.