ANALISIS HUBUNGAN ANTARA EFIKASI-DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIANYA.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA EFIKASI-DIRI SISWA DENGAN
HASIL BELAJAR KIMIANYA
Dakkal Harahap
Jurusan Pendidikan Kimia UMTS Padangsidimpuan
ABSTRACT
The current study is aimed to determine the relations of students self-efficacy towards the
students self-achievement in chemistry at XI grade of Senior High School in Padangsidempuan City. The
research involved 3 senior high schools, namely SMA Negeri 1, SMA Negeri 3 and SMA Negeri 7 in
Padangsidimpuan city with total sample 145 respondens. Research tool including questionnaire, and
standardized exams. Students self-efficacy data obtained through questionnaire filled by themselves,
while the data of learning achievement for chemical subject was obtained from the results of student
evaluation study for chemical about the chemical equilibrium at XI grade in first semester, and learning is
done by chemicals teachers. Technical data analysis used SPSS version 13 and the correlation between
students’ self-efficacy toward the student achievement is tested by pearson product moment correlation
and regression linear. The research result shows that students self-efficacy (X) has a positive relationship
and significant achievements for students achievement in chemistry. This is evidenced by the value of
correlation r =0.303 at α = 5 %, with coefficient determination 0.092 which means 9.2% achievement for
students chemistry studying, and the rest 90.8% was influenced by other factors. From the study results
can be concluded that there is the positive and significant relationship between students self-efficacy
towards students achievement in chemical study for high school students in the Padangsidimpuan city.
Therefore, it is recommended for chemistry teachers increase the self-efficacy.
Keyword: self-efficacy, students achievement
Mathematic and Science Study (TIMSS) pada
Pendahuluan
Kimia merupakan mata pelajaran yang
sulit dan membosankan bagi sebahagian siswa
karena pelajaran kimia sangat identik dengan
nama zat, rumus, dan hitung-hitungan sehingga
menjadi
momok
menimbulkan
yang
banyak
menghindari
menakutkan
para
pelajaran
siswa
yang
yang
dilihat bahwa prestasi belajar siswa di bidang
sains menduduki peringkat ke 37 dari 44
Negara. Hal ini menunjukkan bahwa kelemahan
siswa kita terletak pada lemahnya kompetensi
yang dimiliki siswa, Frenky (2006).
Menurut Adesoji (2008) salah satu
tersebut,
(http://www.wahyumedia.com). Mata pelajaran
kimia merupakan mata pelajaran yang termasuk
pada rumpun sains.
tahun 2003. Dari hasil tes TIMSS itu dapat
Kemampuan kompetisi,
keterampilan dan prestasi siswa Indonesia dalam
hal sains masih lemah, hal ini didasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Trens In
atribut terpenting dari sains adalah pemecahan
masalah, konsekuensi pada siswa yang belajar
sains
tidak
mendapatkan
sesuatu
tanpa
pemecahan masalah. Ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai korelasi positif terhadap
peningkatan hasil belajar sains yaitu kurikulum,
42
media, guru, proses belajar mengajar. Kemudian
yang diperlukan dalam mencapai prestasi yang
Brahim (2007) berpendapat bahwa dari sejumlah
diinginkan
faktor-faktor tersebut, proses pembelajaranlah
Efikasi diri yang dimiliki guru dan siswa sangat
faktor yang cukup penting, karena dalam proses
berbeda satu sama lain. Hasil Penelitian yang
itu terjadi intraksi antara guru dengan siswa.
dilakukan
diistilahkan dengan
Stajkovic
dan
Efikasi-diri.
Luthans
(1998)
Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan
mengemukakan bahwa orang yang memiliki
menjadi dua aspek, yakni aspek kemampuan
efikasi-diri yang tinggi akan mampu meraih cita-
(ability) dan aspek kepribadian (personality).
cita
Aspek kemampuan meliputi prestasi belajar,
dibandingkan dengan orang yang rendah efikasi-
inteligensia,
aspek
dirinya. Hal ini tidak tergantung pada jenis
kepribadian meliputi watak, sifat, penyesuaian
keterampilan atau keahlian guru atau siswa
diri, minat, emosi, sikap dan motivasi, Djaali
tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang
(2008). Hal ini menggambarkan bahwa untuk
apa yang dapat dilakukan, dan menyangkut
mencapai tujuan, harapan dan keberhasilan yang
seberapa besar usaha yang dikeluarkan dalam
di inginkan seorang siswa dalam belajar
suatu tugas dan seberapa lama ia bertahan dalam
dipengaruhi
dan
mencapai tujuan. Uraian ini menggambarkan
kepribadiannya. Kamampuan-kemampuan yang
bahwa efikasi-diri merupakan faktor yang sangat
dimiliki siswa merupakan suatu prilaku baru
penting dalam pencapaian prestasi belajar baik
yang ia dapatkan dari proses belajar. Belajar
guru maupun siswa yang memiliki kemampuan
akan membawa siswa kepada suatu perubahan
dan kepribadian yang utuh.
dan
bakat
oleh
sedangkan
kemampuan
dengan
baik,
kerja
lebih
maksimal
”behavioral change, aktual maupun potensial”
Efikasi-diri siswa adalah kepercayaan
yang pada intinya memiliki kecakapan hidup
siswa untuk menentukan bagaimana dia merasa,
yang baru, Suryabrata (2008). Tentu, apa yang
berfikir, memotivasi dan berprilaku. Kemudian
didapatkan dalam proses belajar itu diperlukan
siswa percaya akan kemampuannya untuk
kemampuan
meningkatkan
untuk
mengorganisir
dan
prestasi
setelah
diberikan
menampilkan tindakan baru untuk memperoleh
pekerjaan serta peristiwa yang mempengaruhi
perubahan tingkah laku serta prestasi belajar
kehidupannya.
kimia siswa.
menghasilkan beragam efek melalui empat
Kemampuan untuk mengorganisir dan
Kepercayaan
ini
akan
proses besar, yaitu; kognitif, motivasi, afektif
menampilkan tindakan itu disebut
Bandura
dan proses pemilihan tindakan. Pemilihan
sebagai
Bandura
tindakan yang dimaksud adalah hal yang akan
efikasi-diri.
Sebagaimana
(1977) mengemukakan bahwa pertimbangan
seseorang
akan
kemampuannya
dilakukan setelah mengikuti pembelajaran.
untuk
mengorganisir dan menampilkan tindakan baru
Bandura (1994) mengatakan manusia
yang
kuat
efikasi-diri akan
meningkatkan
43
prestasi pribadi dan kesejahteraannya dalam
dan Schunk (1996) motivasi itu merujuk kepada
berbagai strategi. Jika siswa yang memiliki
apa yang akan dilakukan siswa, namun itu
efikasi tinggi maka ia cenderung untuk memilih
didefenisikan sebagai kemampuan yang akan ia
tugas
dalam
lakukan. Teori motivasi yang mereka buat
menghadapi suatu tantangan baru dan ia merasa
terikat pada kemampuan, harapan dan nilai serta
bila efikasi untuk mencapai tujuan itu tinggi
bagaimana
siswa akan berusaha untuk lebih berhasil
Dimana; (1) Nilai, kepercayaan siswa akan
menyelesaikan
pentingnya nilai tugas, (2) Harapan, kepercayaan
yang
menantang
tugas
dan
dan
gigih
lebih
lama
bentuk
motivasinya.
mengerjakan tugas yang sulit, Bandura (1997).
siswa
Ini menentukan bahwa jika siswa yang memiliki
melakukan dan menyelesaikan tugas (3) Afektif,
efikasi-diri yang tinggi akan berusaha meraih
reaksi
prestasi, lebih optimis dan selalu mencoba
melakukan evaluasi. Jadi, pertanyaan yang
mencari solusi pemecahan tugas-tugas yang
diajukan
sulit.
motivasi
pencapaian prestasi itu selalu dikaitkan dengan
melalui pilihan yang dibuat dengan tujuan yang
motivasinya, kenapa ia tidak memiliki motivasi
ditetapkan. Siswa yang memiliki kepercayaan
yang baik dalam mengerjakan tugas. Menurut
dan kemampuan yang tinggi memiliki motivasi
Printrich dan Schunk (1996) itu disebabkan oleh
yang tinggi, mengerjakan tugas dengan lebih
tidak
cepat dan meraih tujuan lebih baik.
kemampuannya menyelesaikan tugas itu.
Efikasi-diri
Sedangkan
mempengaruhi
emosional
ada
mereka
kemampuannya
untuk
adalah
diri
sendiri
mengapa
kepercayaan yang
tinggi
untuk
dan
setiap
akan
(1995)
Siswa yang memiliki kepercayaan akan
mengungkapkan bahwa siswa yang rendah
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas
tingkat efikasinya akan memilih tugas yang
akan memiliki motivasi yang tinggi dan sesulit
lebih mudah dan menghindar dari tugas secara
apapun tugas itu pasti ia lewati dengan tenang
keseluruhan serta berupaya untuk tidak bekerja
karena siswa ini sangat suka dengan tantangan
dan siswa seperti ini lebih mudah menyerah. Hal
bukan justru menghindari tugas-tugas yang sulit.
ini menandakan bahwa siswa yang efikasi-diri
Siswa yang demikian juga memiliki kepribadian
rendah mudah putus asa, tidak suka menghadapi
yang utuh karena dia tau apa yang mesti ia
kesulitan
dengan
lakukan dengan situmulus yang ia terima,
pencapaian tujuan yang mengakibatkan motivasi
misalnya; dalam belajar kimia siswa tidak
untuk belajar kurang sehingga prestasi yang
memahami konsep mol maka siswa yang
dicapai tidak memuaskan dan bahkan buruk.
memiliki kepercayaan akan kemampuannya
dalam
Efikasi-diri
Zimmerman
terhadap
belajar,
erat
pesimis
kaitannya
dengan
akan bertanya dan pertanyaan itu disampaikan
motivasi siswa dan nilai yang diharapkan setelah
dengan penuh hormat karena ia berharap untuk
belajar. Sebagaimana dijelaskan oleh Printrich
mencapai harapan yang ia inginkan.
44
Prestasi belajar berasal dari kata ”
menggambarkan penguasaan siswa atas materi
prestation” yang diartikan ciptaan hasil usaha.
pelajaran atau prilaku yang relatif menetap
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988
sebagai akibat adanya proses belajar yang
prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan,
dialami siswa dalam jangka waktu tertentu.
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
Sunarto dan Hartono (2002) mengatakan
pembelajaran, yang ditunjukkan dengan tes atau
prestasi belajar adalah kemampuan seseorang
angka. Dja`ali (2008) Suatu prestasi sangat
dalam menguasai sejumlah program setelah
berkaitan
program
erat
dengan
harapan.
Harapan
selesai
dan
prestasi
ini
bisa
seseorang terbentuk melalui belajar dalam
dilambangkan dalam bentuk nilai (angka)
lingkungannya
selalu
sehingga mencerminkan keberhasilan belajar
mengandung standar keunggulan. Oleh Nawawi
atau Prestasi belajar kimia siswa dalam periode
(1981) berpendapat bahwa prestasi adalah
tertentu.
tingkat keberhasilan siswa mempelajarai materi
pengertian prestasi belajar adalah segala hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
usah yang dilakukan oleh siswa dalam belajar.
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
Istilah prestasi belajar disekolah selalu diartikan
sejumlah pembelajaran tertentu. Sedangkan
dengan nilai-nilai yang berwujud angka yang
Winkel (1991) prestasi adalah bukti keberhasilan
diperoleh dari hasil belajar dan dinyatakan
usaha yang dapat dicapai. Kemudian Pamangsa
dalam raport. Ini menjelaskan bahwa prestasi
(2008) menjelaskan Prestasi belajar juga sering
siswa diukur dari nilai raport yang ia peroleh.
dikatakan sebagai hasil perbuatan belajar yang
Kemudian
melukiskan taraf kemampuan seseorang setelah
pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang
ia belajar dan berlatih dengan sengaja, sehingga
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
menimbulkan perubahan tingkah laku ke arah
sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
yang lebih maju. Hal yang sama diungkapkan
Sedangkan menurut Nasution (1996) prestasi
Suryabrata (2008), prestasi adalah kemampuan
belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai
aktual yang dapat diukur langsung dengan alat
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
dan tes tententu.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
dan
suatu
harapan
Abdullah (2008) menyebutkan prestasi
Wirawan
(1976)
Poerwanto
(1986)
menyebutkan
memberikan
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan
belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu
psikomotor,
kegiatan atau usaha yang dapat memberikan
kurang
kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria
alat tes tertentu. Uraian ini menjelaskan bahwa
tersebut.
prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik
terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang
sebaliknya
memuaskan
jika
dikatakan
seseorang
prestasi
belum
Berdasarkan pengertian di atas, maka
dapat
dijelaskan
bahwa
prestasi
belajar
45
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
Padangsidimpuan yang menjadi sekolah pavorit
siswa dalam menerima, menolak dan menilai
dan memiliki murid terbanyak pada tingkat
informasi-informasi
diperoleh
dalam
SMA Negeri. Pertimbangan lain adalah Kota
Prestasi
belajar
Padangsidimpuan merupakan kota pendidikan
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan
dengan persentase kelulusan siswa mencapai 98,
sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran
72 % pada tahun ajaran 2007-2008, merupakan
yang dinyatakan dalam bentuk nilai.
urutan kedua tertinggi standard kelulusan setelah
proses
belajar
yang
mengajar.
Beberapa
dalam
Kabupaten Serdang Bedagai se-Sumatera Utara
siswa
(http://shafwanhasby.22web.net) serta memiliki
diantaranya: a). Sebagian lulusan dari sekolah-
prioritas pembangunan dalam bidang pendidikan
sekolah melahirkan siswa yang tidak mampu
dengan peningkatan kualitas guru dan sarana
hidup mandiri, b). Rendahnya kompetensi dan
operasional pendidikan, Bappeda dan BPS Kota
prestasi belajar sains siswa, c). Para siswa
Padangsidimpuan 2008.
pencapaian
permasalahan
pretasi
belajar
menganggap
bahwa
mata
merupakan
pelajaran
kimia
pelajaran kimia
Penelitian ini dilakukan dalam rentang
dan
waktu bulan September 2008 sampai Juli 2009.
kemampuan
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas
siswa dalam mengorganisir tindakan untuk
XI IPA yang berjumlah 480 orang yang terdiri
memperoleh tingkah laku baru dalam mencapai
dari (a) SMA Negeri 1 sebayak 165 siswa (4
prestasi belajar siswa yang mumpuni. Semua
kelas), (b) SMA Negeri 3 berjumlah 200 siswa
masalah diatas diduga karena rendahnya efikasi-
(5 kelas) dan (c) SMA Negeri 7 berjumlah 115
diri siswa dalam pembelajaran.
siswa (3 kelas). Kemudian sampel dipilih
membosankan,
d).
yang
Kurangnya
sulit
berdasarkan proporsional random sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dengan imbangan
Metode
Metode penelitian meliputi tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
desain penelitian, prosedur penelitian, tehnik
pengumpulan data, pengembangan instrumen
dan tehnik analisis data. Penelitian ini dilakukan
di 3 SMA Negeri Kelas XI IPA di Kota
Padangsidimpuan yaitu SMA Negeri 1, SMA
atau proporsi, hal ini dilakukan karena jumlah
subjek penelitian di tiap sekolah tidak sama.
Sampel diambil dengan ”n = 30 % N” dimana n
= jumlah sampel, N = jumlah populasi (
Arikunto,
1999)
sehingga
jumlah
sampel
sebanyak 145 siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian
Negeri 3, dan SMA Negeri 7. Pemilihan tempat
korelasional
antara
penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa
(independent
variable)
hasil observasi dilapangan hanya ke-3 sekolah
belajar kimia siswa (dependent variable).
dari
Dimana pembelajaran kesetimbangan kimia
SMA
Negeri
yang
ada
di
Kota
efikasi-diri
dengan
siswa
prestasi
46
sudah dilakukan guru mata pelajaran terlebih
Angket
dahulu, oleh karena data prestasi belajar siswa
indikator-indikator efikasi-diri siswa pada
dijaring setelah permasalahannya berlalu,
kerangka teoritis dengan kisi-kisi instrumen;
maka penelitian ini dapat juga disebut expost
(a) efikasi-diri dalam membaca, (b) efikasi-
facto. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
diri dalam tes persiapan, (c) efikasi-diri dalam
dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: (a)
mencatat (d) Efikasi-diri dalam belajar, dan
mengadaptasi kuisioner kuisioner efikasi-diri
(e) efikasi-diri dalam menyelesaikan tugas.
siswa dari Self-Efficacy For Learning (SELF)
Zimmerman, dkk (2005) sebagai instrumen
penelitian, kemudian dilakukan modifikasi dari
segi bentuk dan isi selanjutnya pada angket ini
dilakukan uji validitasnya. (b) menyusun soal tes
prestasi
belajar
dan
menvalidkannya.
(c)
menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. (d)
mengumpulkan
data
penelitian
dengan
menyebarkan angket dan memberikan tes pada
siswa.
(e)
melakukan
tabulasi
mendekripsikan
data
melakukan
persyaratan
Angket
ini
berdasarkan
merupakan
angket
tertutup dengan tehnik pengukuran dilakukan
dengan memiliki lima alternatif jawaban yaitu
1 = Tidak pernah, 2 = Jarang, 3 = Kadangkadang, 4 = Sering, 5 = Selalu, yang diisi
dengan seberapa sering guru melaksanakan
kegiatan tersebut, kemudian diuji persyaratan
distribusi respons dan reliabilitas.
Tes
dan
penelitian.
dikembangkan
prestasi
belajar
siswa
(f)
kesetimbangan kimia disusun peneliti dalam
untuk
bentuk pilihan ganda dengan lima arternatif
menetapkan tehnik analisis data yang akan
jawaban. Penyusunan tes berdasarkan pada
digunakan. (g) melakukan uji hipotesis. (h)
teori prestasi belajar yang meliputi semua sub
uji
hasil
data
ini
analisis
menarik kesimpulan.
pembelajaran pada kesetimbangan kimia,
Tenhik pengumpulan data meliputi
intrumen
penelitian,
pengembangan
kisi-kisi
instrumen
Intrumen efikasi-diri
intrumen,
penelitian.
siswa diukur dengan
menggunakan kuisioner efikasi-diri siswa
yang diadaptasi dari Self-Efficacy For Learning
(SELF)
Zimmerman,
dkk
(2005)
dengan
melakukan modifikasi baik secara isi dan
konstruksi (bentuk) untuk mempermudah
dalam memahami angket tersebut yang
kisi-kisi dan pengelompokan berdasarkan
aspek bloom yang dapat menggambarkan
tingkat
prestasi
belajar
siswa.
Tehnik
pemberian skor dilakukan secara dikotomi
yaitu jawaban salah diberi skor 0 sedangkan
jawaban benar diberi skor 1. untuk analisis
dilakukan pemberian skor dalam rentang 0100, sehingga untuk setiap butir tes diberi
bobot 100: 30 = 3,33. Misalnya subjek didik
menjawab 15 soal benar maka skor akhirnya
semula berjumlah 57 item menjadi 39 item.
47
15 x 3,33 = 49,95 (pembulatan skor 50). Tes
terhadap prestasi belajar kimia dan juga
prestasi belajar siswa terlebih dahulu diuji
mengukur seberapa besar kontribusi efikasi-diri
cobakan untuk mengetahui distribusi respons,
siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa di
reliabilitas,
SMA Negeri di Kota Padangsidimpuan. Adapun
daya
pembeda,
dan
indeks
hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah;
kesukaran.
Jenis
digunakan
analisis
dalam
statistik
penelitian
ini
yang
adalah
statistik inferensial yang juga disebut statistik
probabilitas
karena
kesimpulan
yang
H0
: ρy = 0 (tidak ada hubungan X terhadap
Y)
Ha
: ρy ≠ 0 (ada hubungan X terhadap Y)
Dengan kalimat:
H0
:
Tidak
terdapat
hubungan
antara
diberlakukan untuk populasi berdasarkan data
efikasi-diri siswa (X) terhadap presatasi
sampel yang kebenarannya bersifat peluang
belajar kimia siswa (Y)
(probability).
di
Sedangkan
tehnik
analisis
statistik
menggunakan
parametrik
program
SPSS
dengan
13.0
Negeri
di
Kota
Padangsidimpuan.
statistik yang dipakai merupakan tehnik
analisis
SMA
Ha
: Terdapat hubungan antara efikasi-diri
siswa (X) terhadap prestasi belajar kimia
for
siswa (Y) di
windows.
SMA
Negeri
di
Kota
Padangsidimpuan.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian
Pengujian
hipotesis
ini
untuk
hipotesis
pertama
diperoleh
berdasarkan Tabel 1. sebagai berikut:
mengetahui hubungan antara efikasi-diri siswa
Tabel 1. Korelasi antara efikasi-diri siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa.
Prestasi Belajar
Kimia Siswa
Pearson Correlation
Prestasi Belajar Kimia Siswa
Sig. (1-tailed)
N
Efikasi-diri
Siswa
1.000
.303
Efikasi-diri Siswa
Prestasi Belajar Kimia Siswa
.303
1.000
.
.000
Efikasi-diri Siswa
Prestasi Belajar Kimia Siswa
.000
.
145
145
Efikasi-diri Siswa
145
145
48
Uji
Jika dilihat dari perhitungan Tabel 1,
hipotesis
dilakukan
dengan
maka korelasi antara variabel ”efikasi-diri
menggunakan kriteria sebagai berikut; jika
siswa” dengan ”prestasi belajar kimia siswa”
probabilitas atau signifikansi0,05 maka H0 diterima dan Ha
berarti jika variabel efikasi-diri siswa besar,
ditolak.
maka variabel prestasi belajar kimia siswa akan
probabilitas sebesar 0,00
HASIL BELAJAR KIMIANYA
Dakkal Harahap
Jurusan Pendidikan Kimia UMTS Padangsidimpuan
ABSTRACT
The current study is aimed to determine the relations of students self-efficacy towards the
students self-achievement in chemistry at XI grade of Senior High School in Padangsidempuan City. The
research involved 3 senior high schools, namely SMA Negeri 1, SMA Negeri 3 and SMA Negeri 7 in
Padangsidimpuan city with total sample 145 respondens. Research tool including questionnaire, and
standardized exams. Students self-efficacy data obtained through questionnaire filled by themselves,
while the data of learning achievement for chemical subject was obtained from the results of student
evaluation study for chemical about the chemical equilibrium at XI grade in first semester, and learning is
done by chemicals teachers. Technical data analysis used SPSS version 13 and the correlation between
students’ self-efficacy toward the student achievement is tested by pearson product moment correlation
and regression linear. The research result shows that students self-efficacy (X) has a positive relationship
and significant achievements for students achievement in chemistry. This is evidenced by the value of
correlation r =0.303 at α = 5 %, with coefficient determination 0.092 which means 9.2% achievement for
students chemistry studying, and the rest 90.8% was influenced by other factors. From the study results
can be concluded that there is the positive and significant relationship between students self-efficacy
towards students achievement in chemical study for high school students in the Padangsidimpuan city.
Therefore, it is recommended for chemistry teachers increase the self-efficacy.
Keyword: self-efficacy, students achievement
Mathematic and Science Study (TIMSS) pada
Pendahuluan
Kimia merupakan mata pelajaran yang
sulit dan membosankan bagi sebahagian siswa
karena pelajaran kimia sangat identik dengan
nama zat, rumus, dan hitung-hitungan sehingga
menjadi
momok
menimbulkan
yang
banyak
menghindari
menakutkan
para
pelajaran
siswa
yang
yang
dilihat bahwa prestasi belajar siswa di bidang
sains menduduki peringkat ke 37 dari 44
Negara. Hal ini menunjukkan bahwa kelemahan
siswa kita terletak pada lemahnya kompetensi
yang dimiliki siswa, Frenky (2006).
Menurut Adesoji (2008) salah satu
tersebut,
(http://www.wahyumedia.com). Mata pelajaran
kimia merupakan mata pelajaran yang termasuk
pada rumpun sains.
tahun 2003. Dari hasil tes TIMSS itu dapat
Kemampuan kompetisi,
keterampilan dan prestasi siswa Indonesia dalam
hal sains masih lemah, hal ini didasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Trens In
atribut terpenting dari sains adalah pemecahan
masalah, konsekuensi pada siswa yang belajar
sains
tidak
mendapatkan
sesuatu
tanpa
pemecahan masalah. Ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai korelasi positif terhadap
peningkatan hasil belajar sains yaitu kurikulum,
42
media, guru, proses belajar mengajar. Kemudian
yang diperlukan dalam mencapai prestasi yang
Brahim (2007) berpendapat bahwa dari sejumlah
diinginkan
faktor-faktor tersebut, proses pembelajaranlah
Efikasi diri yang dimiliki guru dan siswa sangat
faktor yang cukup penting, karena dalam proses
berbeda satu sama lain. Hasil Penelitian yang
itu terjadi intraksi antara guru dengan siswa.
dilakukan
diistilahkan dengan
Stajkovic
dan
Efikasi-diri.
Luthans
(1998)
Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan
mengemukakan bahwa orang yang memiliki
menjadi dua aspek, yakni aspek kemampuan
efikasi-diri yang tinggi akan mampu meraih cita-
(ability) dan aspek kepribadian (personality).
cita
Aspek kemampuan meliputi prestasi belajar,
dibandingkan dengan orang yang rendah efikasi-
inteligensia,
aspek
dirinya. Hal ini tidak tergantung pada jenis
kepribadian meliputi watak, sifat, penyesuaian
keterampilan atau keahlian guru atau siswa
diri, minat, emosi, sikap dan motivasi, Djaali
tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang
(2008). Hal ini menggambarkan bahwa untuk
apa yang dapat dilakukan, dan menyangkut
mencapai tujuan, harapan dan keberhasilan yang
seberapa besar usaha yang dikeluarkan dalam
di inginkan seorang siswa dalam belajar
suatu tugas dan seberapa lama ia bertahan dalam
dipengaruhi
dan
mencapai tujuan. Uraian ini menggambarkan
kepribadiannya. Kamampuan-kemampuan yang
bahwa efikasi-diri merupakan faktor yang sangat
dimiliki siswa merupakan suatu prilaku baru
penting dalam pencapaian prestasi belajar baik
yang ia dapatkan dari proses belajar. Belajar
guru maupun siswa yang memiliki kemampuan
akan membawa siswa kepada suatu perubahan
dan kepribadian yang utuh.
dan
bakat
oleh
sedangkan
kemampuan
dengan
baik,
kerja
lebih
maksimal
”behavioral change, aktual maupun potensial”
Efikasi-diri siswa adalah kepercayaan
yang pada intinya memiliki kecakapan hidup
siswa untuk menentukan bagaimana dia merasa,
yang baru, Suryabrata (2008). Tentu, apa yang
berfikir, memotivasi dan berprilaku. Kemudian
didapatkan dalam proses belajar itu diperlukan
siswa percaya akan kemampuannya untuk
kemampuan
meningkatkan
untuk
mengorganisir
dan
prestasi
setelah
diberikan
menampilkan tindakan baru untuk memperoleh
pekerjaan serta peristiwa yang mempengaruhi
perubahan tingkah laku serta prestasi belajar
kehidupannya.
kimia siswa.
menghasilkan beragam efek melalui empat
Kemampuan untuk mengorganisir dan
Kepercayaan
ini
akan
proses besar, yaitu; kognitif, motivasi, afektif
menampilkan tindakan itu disebut
Bandura
dan proses pemilihan tindakan. Pemilihan
sebagai
Bandura
tindakan yang dimaksud adalah hal yang akan
efikasi-diri.
Sebagaimana
(1977) mengemukakan bahwa pertimbangan
seseorang
akan
kemampuannya
dilakukan setelah mengikuti pembelajaran.
untuk
mengorganisir dan menampilkan tindakan baru
Bandura (1994) mengatakan manusia
yang
kuat
efikasi-diri akan
meningkatkan
43
prestasi pribadi dan kesejahteraannya dalam
dan Schunk (1996) motivasi itu merujuk kepada
berbagai strategi. Jika siswa yang memiliki
apa yang akan dilakukan siswa, namun itu
efikasi tinggi maka ia cenderung untuk memilih
didefenisikan sebagai kemampuan yang akan ia
tugas
dalam
lakukan. Teori motivasi yang mereka buat
menghadapi suatu tantangan baru dan ia merasa
terikat pada kemampuan, harapan dan nilai serta
bila efikasi untuk mencapai tujuan itu tinggi
bagaimana
siswa akan berusaha untuk lebih berhasil
Dimana; (1) Nilai, kepercayaan siswa akan
menyelesaikan
pentingnya nilai tugas, (2) Harapan, kepercayaan
yang
menantang
tugas
dan
dan
gigih
lebih
lama
bentuk
motivasinya.
mengerjakan tugas yang sulit, Bandura (1997).
siswa
Ini menentukan bahwa jika siswa yang memiliki
melakukan dan menyelesaikan tugas (3) Afektif,
efikasi-diri yang tinggi akan berusaha meraih
reaksi
prestasi, lebih optimis dan selalu mencoba
melakukan evaluasi. Jadi, pertanyaan yang
mencari solusi pemecahan tugas-tugas yang
diajukan
sulit.
motivasi
pencapaian prestasi itu selalu dikaitkan dengan
melalui pilihan yang dibuat dengan tujuan yang
motivasinya, kenapa ia tidak memiliki motivasi
ditetapkan. Siswa yang memiliki kepercayaan
yang baik dalam mengerjakan tugas. Menurut
dan kemampuan yang tinggi memiliki motivasi
Printrich dan Schunk (1996) itu disebabkan oleh
yang tinggi, mengerjakan tugas dengan lebih
tidak
cepat dan meraih tujuan lebih baik.
kemampuannya menyelesaikan tugas itu.
Efikasi-diri
Sedangkan
mempengaruhi
emosional
ada
mereka
kemampuannya
untuk
adalah
diri
sendiri
mengapa
kepercayaan yang
tinggi
untuk
dan
setiap
akan
(1995)
Siswa yang memiliki kepercayaan akan
mengungkapkan bahwa siswa yang rendah
kemampuannya dalam menyelesaikan tugas
tingkat efikasinya akan memilih tugas yang
akan memiliki motivasi yang tinggi dan sesulit
lebih mudah dan menghindar dari tugas secara
apapun tugas itu pasti ia lewati dengan tenang
keseluruhan serta berupaya untuk tidak bekerja
karena siswa ini sangat suka dengan tantangan
dan siswa seperti ini lebih mudah menyerah. Hal
bukan justru menghindari tugas-tugas yang sulit.
ini menandakan bahwa siswa yang efikasi-diri
Siswa yang demikian juga memiliki kepribadian
rendah mudah putus asa, tidak suka menghadapi
yang utuh karena dia tau apa yang mesti ia
kesulitan
dengan
lakukan dengan situmulus yang ia terima,
pencapaian tujuan yang mengakibatkan motivasi
misalnya; dalam belajar kimia siswa tidak
untuk belajar kurang sehingga prestasi yang
memahami konsep mol maka siswa yang
dicapai tidak memuaskan dan bahkan buruk.
memiliki kepercayaan akan kemampuannya
dalam
Efikasi-diri
Zimmerman
terhadap
belajar,
erat
pesimis
kaitannya
dengan
akan bertanya dan pertanyaan itu disampaikan
motivasi siswa dan nilai yang diharapkan setelah
dengan penuh hormat karena ia berharap untuk
belajar. Sebagaimana dijelaskan oleh Printrich
mencapai harapan yang ia inginkan.
44
Prestasi belajar berasal dari kata ”
menggambarkan penguasaan siswa atas materi
prestation” yang diartikan ciptaan hasil usaha.
pelajaran atau prilaku yang relatif menetap
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988
sebagai akibat adanya proses belajar yang
prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan,
dialami siswa dalam jangka waktu tertentu.
atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
Sunarto dan Hartono (2002) mengatakan
pembelajaran, yang ditunjukkan dengan tes atau
prestasi belajar adalah kemampuan seseorang
angka. Dja`ali (2008) Suatu prestasi sangat
dalam menguasai sejumlah program setelah
berkaitan
program
erat
dengan
harapan.
Harapan
selesai
dan
prestasi
ini
bisa
seseorang terbentuk melalui belajar dalam
dilambangkan dalam bentuk nilai (angka)
lingkungannya
selalu
sehingga mencerminkan keberhasilan belajar
mengandung standar keunggulan. Oleh Nawawi
atau Prestasi belajar kimia siswa dalam periode
(1981) berpendapat bahwa prestasi adalah
tertentu.
tingkat keberhasilan siswa mempelajarai materi
pengertian prestasi belajar adalah segala hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk
usah yang dilakukan oleh siswa dalam belajar.
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
Istilah prestasi belajar disekolah selalu diartikan
sejumlah pembelajaran tertentu. Sedangkan
dengan nilai-nilai yang berwujud angka yang
Winkel (1991) prestasi adalah bukti keberhasilan
diperoleh dari hasil belajar dan dinyatakan
usaha yang dapat dicapai. Kemudian Pamangsa
dalam raport. Ini menjelaskan bahwa prestasi
(2008) menjelaskan Prestasi belajar juga sering
siswa diukur dari nilai raport yang ia peroleh.
dikatakan sebagai hasil perbuatan belajar yang
Kemudian
melukiskan taraf kemampuan seseorang setelah
pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang
ia belajar dan berlatih dengan sengaja, sehingga
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
menimbulkan perubahan tingkah laku ke arah
sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.
yang lebih maju. Hal yang sama diungkapkan
Sedangkan menurut Nasution (1996) prestasi
Suryabrata (2008), prestasi adalah kemampuan
belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai
aktual yang dapat diukur langsung dengan alat
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
dan tes tententu.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila
dan
suatu
harapan
Abdullah (2008) menyebutkan prestasi
Wirawan
(1976)
Poerwanto
(1986)
menyebutkan
memberikan
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan
belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu
psikomotor,
kegiatan atau usaha yang dapat memberikan
kurang
kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria
alat tes tertentu. Uraian ini menjelaskan bahwa
tersebut.
prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik
terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang
sebaliknya
memuaskan
jika
dikatakan
seseorang
prestasi
belum
Berdasarkan pengertian di atas, maka
dapat
dijelaskan
bahwa
prestasi
belajar
45
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki
Padangsidimpuan yang menjadi sekolah pavorit
siswa dalam menerima, menolak dan menilai
dan memiliki murid terbanyak pada tingkat
informasi-informasi
diperoleh
dalam
SMA Negeri. Pertimbangan lain adalah Kota
Prestasi
belajar
Padangsidimpuan merupakan kota pendidikan
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan
dengan persentase kelulusan siswa mencapai 98,
sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran
72 % pada tahun ajaran 2007-2008, merupakan
yang dinyatakan dalam bentuk nilai.
urutan kedua tertinggi standard kelulusan setelah
proses
belajar
yang
mengajar.
Beberapa
dalam
Kabupaten Serdang Bedagai se-Sumatera Utara
siswa
(http://shafwanhasby.22web.net) serta memiliki
diantaranya: a). Sebagian lulusan dari sekolah-
prioritas pembangunan dalam bidang pendidikan
sekolah melahirkan siswa yang tidak mampu
dengan peningkatan kualitas guru dan sarana
hidup mandiri, b). Rendahnya kompetensi dan
operasional pendidikan, Bappeda dan BPS Kota
prestasi belajar sains siswa, c). Para siswa
Padangsidimpuan 2008.
pencapaian
permasalahan
pretasi
belajar
menganggap
bahwa
mata
merupakan
pelajaran
kimia
pelajaran kimia
Penelitian ini dilakukan dalam rentang
dan
waktu bulan September 2008 sampai Juli 2009.
kemampuan
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas
siswa dalam mengorganisir tindakan untuk
XI IPA yang berjumlah 480 orang yang terdiri
memperoleh tingkah laku baru dalam mencapai
dari (a) SMA Negeri 1 sebayak 165 siswa (4
prestasi belajar siswa yang mumpuni. Semua
kelas), (b) SMA Negeri 3 berjumlah 200 siswa
masalah diatas diduga karena rendahnya efikasi-
(5 kelas) dan (c) SMA Negeri 7 berjumlah 115
diri siswa dalam pembelajaran.
siswa (3 kelas). Kemudian sampel dipilih
membosankan,
d).
yang
Kurangnya
sulit
berdasarkan proporsional random sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dengan imbangan
Metode
Metode penelitian meliputi tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
desain penelitian, prosedur penelitian, tehnik
pengumpulan data, pengembangan instrumen
dan tehnik analisis data. Penelitian ini dilakukan
di 3 SMA Negeri Kelas XI IPA di Kota
Padangsidimpuan yaitu SMA Negeri 1, SMA
atau proporsi, hal ini dilakukan karena jumlah
subjek penelitian di tiap sekolah tidak sama.
Sampel diambil dengan ”n = 30 % N” dimana n
= jumlah sampel, N = jumlah populasi (
Arikunto,
1999)
sehingga
jumlah
sampel
sebanyak 145 siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian
Negeri 3, dan SMA Negeri 7. Pemilihan tempat
korelasional
antara
penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa
(independent
variable)
hasil observasi dilapangan hanya ke-3 sekolah
belajar kimia siswa (dependent variable).
dari
Dimana pembelajaran kesetimbangan kimia
SMA
Negeri
yang
ada
di
Kota
efikasi-diri
dengan
siswa
prestasi
46
sudah dilakukan guru mata pelajaran terlebih
Angket
dahulu, oleh karena data prestasi belajar siswa
indikator-indikator efikasi-diri siswa pada
dijaring setelah permasalahannya berlalu,
kerangka teoritis dengan kisi-kisi instrumen;
maka penelitian ini dapat juga disebut expost
(a) efikasi-diri dalam membaca, (b) efikasi-
facto. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
diri dalam tes persiapan, (c) efikasi-diri dalam
dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: (a)
mencatat (d) Efikasi-diri dalam belajar, dan
mengadaptasi kuisioner kuisioner efikasi-diri
(e) efikasi-diri dalam menyelesaikan tugas.
siswa dari Self-Efficacy For Learning (SELF)
Zimmerman, dkk (2005) sebagai instrumen
penelitian, kemudian dilakukan modifikasi dari
segi bentuk dan isi selanjutnya pada angket ini
dilakukan uji validitasnya. (b) menyusun soal tes
prestasi
belajar
dan
menvalidkannya.
(c)
menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. (d)
mengumpulkan
data
penelitian
dengan
menyebarkan angket dan memberikan tes pada
siswa.
(e)
melakukan
tabulasi
mendekripsikan
data
melakukan
persyaratan
Angket
ini
berdasarkan
merupakan
angket
tertutup dengan tehnik pengukuran dilakukan
dengan memiliki lima alternatif jawaban yaitu
1 = Tidak pernah, 2 = Jarang, 3 = Kadangkadang, 4 = Sering, 5 = Selalu, yang diisi
dengan seberapa sering guru melaksanakan
kegiatan tersebut, kemudian diuji persyaratan
distribusi respons dan reliabilitas.
Tes
dan
penelitian.
dikembangkan
prestasi
belajar
siswa
(f)
kesetimbangan kimia disusun peneliti dalam
untuk
bentuk pilihan ganda dengan lima arternatif
menetapkan tehnik analisis data yang akan
jawaban. Penyusunan tes berdasarkan pada
digunakan. (g) melakukan uji hipotesis. (h)
teori prestasi belajar yang meliputi semua sub
uji
hasil
data
ini
analisis
menarik kesimpulan.
pembelajaran pada kesetimbangan kimia,
Tenhik pengumpulan data meliputi
intrumen
penelitian,
pengembangan
kisi-kisi
instrumen
Intrumen efikasi-diri
intrumen,
penelitian.
siswa diukur dengan
menggunakan kuisioner efikasi-diri siswa
yang diadaptasi dari Self-Efficacy For Learning
(SELF)
Zimmerman,
dkk
(2005)
dengan
melakukan modifikasi baik secara isi dan
konstruksi (bentuk) untuk mempermudah
dalam memahami angket tersebut yang
kisi-kisi dan pengelompokan berdasarkan
aspek bloom yang dapat menggambarkan
tingkat
prestasi
belajar
siswa.
Tehnik
pemberian skor dilakukan secara dikotomi
yaitu jawaban salah diberi skor 0 sedangkan
jawaban benar diberi skor 1. untuk analisis
dilakukan pemberian skor dalam rentang 0100, sehingga untuk setiap butir tes diberi
bobot 100: 30 = 3,33. Misalnya subjek didik
menjawab 15 soal benar maka skor akhirnya
semula berjumlah 57 item menjadi 39 item.
47
15 x 3,33 = 49,95 (pembulatan skor 50). Tes
terhadap prestasi belajar kimia dan juga
prestasi belajar siswa terlebih dahulu diuji
mengukur seberapa besar kontribusi efikasi-diri
cobakan untuk mengetahui distribusi respons,
siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa di
reliabilitas,
SMA Negeri di Kota Padangsidimpuan. Adapun
daya
pembeda,
dan
indeks
hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah;
kesukaran.
Jenis
digunakan
analisis
dalam
statistik
penelitian
ini
yang
adalah
statistik inferensial yang juga disebut statistik
probabilitas
karena
kesimpulan
yang
H0
: ρy = 0 (tidak ada hubungan X terhadap
Y)
Ha
: ρy ≠ 0 (ada hubungan X terhadap Y)
Dengan kalimat:
H0
:
Tidak
terdapat
hubungan
antara
diberlakukan untuk populasi berdasarkan data
efikasi-diri siswa (X) terhadap presatasi
sampel yang kebenarannya bersifat peluang
belajar kimia siswa (Y)
(probability).
di
Sedangkan
tehnik
analisis
statistik
menggunakan
parametrik
program
SPSS
dengan
13.0
Negeri
di
Kota
Padangsidimpuan.
statistik yang dipakai merupakan tehnik
analisis
SMA
Ha
: Terdapat hubungan antara efikasi-diri
siswa (X) terhadap prestasi belajar kimia
for
siswa (Y) di
windows.
SMA
Negeri
di
Kota
Padangsidimpuan.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian
Pengujian
hipotesis
ini
untuk
hipotesis
pertama
diperoleh
berdasarkan Tabel 1. sebagai berikut:
mengetahui hubungan antara efikasi-diri siswa
Tabel 1. Korelasi antara efikasi-diri siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa.
Prestasi Belajar
Kimia Siswa
Pearson Correlation
Prestasi Belajar Kimia Siswa
Sig. (1-tailed)
N
Efikasi-diri
Siswa
1.000
.303
Efikasi-diri Siswa
Prestasi Belajar Kimia Siswa
.303
1.000
.
.000
Efikasi-diri Siswa
Prestasi Belajar Kimia Siswa
.000
.
145
145
Efikasi-diri Siswa
145
145
48
Uji
Jika dilihat dari perhitungan Tabel 1,
hipotesis
dilakukan
dengan
maka korelasi antara variabel ”efikasi-diri
menggunakan kriteria sebagai berikut; jika
siswa” dengan ”prestasi belajar kimia siswa”
probabilitas atau signifikansi0,05 maka H0 diterima dan Ha
berarti jika variabel efikasi-diri siswa besar,
ditolak.
maka variabel prestasi belajar kimia siswa akan
probabilitas sebesar 0,00