ANALISIS HUBUNGAN ANTARA EFIKASI-DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIANYA.

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA EFIKASI-DIRI SISWA DENGAN
HASIL BELAJAR KIMIANYA
Dakkal Harahap
Jurusan Pendidikan Kimia UMTS Padangsidimpuan

ABSTRACT
The current study is aimed to determine the relations of students self-efficacy towards the
students self-achievement in chemistry at XI grade of Senior High School in Padangsidempuan City. The
research involved 3 senior high schools, namely SMA Negeri 1, SMA Negeri 3 and SMA Negeri 7 in
Padangsidimpuan city with total sample 145 respondens. Research tool including questionnaire, and
standardized exams. Students self-efficacy data obtained through questionnaire filled by themselves,
while the data of learning achievement for chemical subject was obtained from the results of student
evaluation study for chemical about the chemical equilibrium at XI grade in first semester, and learning is
done by chemicals teachers. Technical data analysis used SPSS version 13 and the correlation between
students’ self-efficacy toward the student achievement is tested by pearson product moment correlation
and regression linear. The research result shows that students self-efficacy (X) has a positive relationship
and significant achievements for students achievement in chemistry. This is evidenced by the value of
correlation r =0.303 at α = 5 %, with coefficient determination 0.092 which means 9.2% achievement for
students chemistry studying, and the rest 90.8% was influenced by other factors. From the study results
can be concluded that there is the positive and significant relationship between students self-efficacy
towards students achievement in chemical study for high school students in the Padangsidimpuan city.

Therefore, it is recommended for chemistry teachers increase the self-efficacy.
Keyword: self-efficacy, students achievement

Mathematic and Science Study (TIMSS) pada

Pendahuluan
Kimia merupakan mata pelajaran yang
sulit dan membosankan bagi sebahagian siswa
karena pelajaran kimia sangat identik dengan
nama zat, rumus, dan hitung-hitungan sehingga
menjadi

momok

menimbulkan

yang

banyak


menghindari

menakutkan
para

pelajaran

siswa

yang
yang

dilihat bahwa prestasi belajar siswa di bidang
sains menduduki peringkat ke 37 dari 44
Negara. Hal ini menunjukkan bahwa kelemahan
siswa kita terletak pada lemahnya kompetensi
yang dimiliki siswa, Frenky (2006).
Menurut Adesoji (2008) salah satu

tersebut,


(http://www.wahyumedia.com). Mata pelajaran
kimia merupakan mata pelajaran yang termasuk
pada rumpun sains.

tahun 2003. Dari hasil tes TIMSS itu dapat

Kemampuan kompetisi,

keterampilan dan prestasi siswa Indonesia dalam
hal sains masih lemah, hal ini didasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Trens In

atribut terpenting dari sains adalah pemecahan
masalah, konsekuensi pada siswa yang belajar
sains

tidak

mendapatkan


sesuatu

tanpa

pemecahan masalah. Ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai korelasi positif terhadap
peningkatan hasil belajar sains yaitu kurikulum,

42

media, guru, proses belajar mengajar. Kemudian

yang diperlukan dalam mencapai prestasi yang

Brahim (2007) berpendapat bahwa dari sejumlah

diinginkan

faktor-faktor tersebut, proses pembelajaranlah


Efikasi diri yang dimiliki guru dan siswa sangat

faktor yang cukup penting, karena dalam proses

berbeda satu sama lain. Hasil Penelitian yang

itu terjadi intraksi antara guru dengan siswa.

dilakukan

diistilahkan dengan

Stajkovic

dan

Efikasi-diri.

Luthans


(1998)

Pada dasarnya jiwa manusia dibedakan

mengemukakan bahwa orang yang memiliki

menjadi dua aspek, yakni aspek kemampuan

efikasi-diri yang tinggi akan mampu meraih cita-

(ability) dan aspek kepribadian (personality).

cita

Aspek kemampuan meliputi prestasi belajar,

dibandingkan dengan orang yang rendah efikasi-

inteligensia,


aspek

dirinya. Hal ini tidak tergantung pada jenis

kepribadian meliputi watak, sifat, penyesuaian

keterampilan atau keahlian guru atau siswa

diri, minat, emosi, sikap dan motivasi, Djaali

tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang

(2008). Hal ini menggambarkan bahwa untuk

apa yang dapat dilakukan, dan menyangkut

mencapai tujuan, harapan dan keberhasilan yang

seberapa besar usaha yang dikeluarkan dalam


di inginkan seorang siswa dalam belajar

suatu tugas dan seberapa lama ia bertahan dalam

dipengaruhi

dan

mencapai tujuan. Uraian ini menggambarkan

kepribadiannya. Kamampuan-kemampuan yang

bahwa efikasi-diri merupakan faktor yang sangat

dimiliki siswa merupakan suatu prilaku baru

penting dalam pencapaian prestasi belajar baik

yang ia dapatkan dari proses belajar. Belajar


guru maupun siswa yang memiliki kemampuan

akan membawa siswa kepada suatu perubahan

dan kepribadian yang utuh.

dan

bakat

oleh

sedangkan

kemampuan

dengan

baik,


kerja

lebih

maksimal

”behavioral change, aktual maupun potensial”

Efikasi-diri siswa adalah kepercayaan

yang pada intinya memiliki kecakapan hidup

siswa untuk menentukan bagaimana dia merasa,

yang baru, Suryabrata (2008). Tentu, apa yang

berfikir, memotivasi dan berprilaku. Kemudian

didapatkan dalam proses belajar itu diperlukan


siswa percaya akan kemampuannya untuk

kemampuan

meningkatkan

untuk

mengorganisir

dan

prestasi

setelah

diberikan

menampilkan tindakan baru untuk memperoleh

pekerjaan serta peristiwa yang mempengaruhi

perubahan tingkah laku serta prestasi belajar

kehidupannya.

kimia siswa.

menghasilkan beragam efek melalui empat

Kemampuan untuk mengorganisir dan

Kepercayaan

ini

akan

proses besar, yaitu; kognitif, motivasi, afektif

menampilkan tindakan itu disebut

Bandura

dan proses pemilihan tindakan. Pemilihan

sebagai

Bandura

tindakan yang dimaksud adalah hal yang akan

efikasi-diri.

Sebagaimana

(1977) mengemukakan bahwa pertimbangan
seseorang

akan

kemampuannya

dilakukan setelah mengikuti pembelajaran.

untuk

mengorganisir dan menampilkan tindakan baru

Bandura (1994) mengatakan manusia
yang

kuat

efikasi-diri akan

meningkatkan

43

prestasi pribadi dan kesejahteraannya dalam

dan Schunk (1996) motivasi itu merujuk kepada

berbagai strategi. Jika siswa yang memiliki

apa yang akan dilakukan siswa, namun itu

efikasi tinggi maka ia cenderung untuk memilih

didefenisikan sebagai kemampuan yang akan ia

tugas

dalam

lakukan. Teori motivasi yang mereka buat

menghadapi suatu tantangan baru dan ia merasa

terikat pada kemampuan, harapan dan nilai serta

bila efikasi untuk mencapai tujuan itu tinggi

bagaimana

siswa akan berusaha untuk lebih berhasil

Dimana; (1) Nilai, kepercayaan siswa akan

menyelesaikan

pentingnya nilai tugas, (2) Harapan, kepercayaan

yang

menantang

tugas

dan

dan

gigih

lebih

lama

bentuk

motivasinya.

mengerjakan tugas yang sulit, Bandura (1997).

siswa

Ini menentukan bahwa jika siswa yang memiliki

melakukan dan menyelesaikan tugas (3) Afektif,

efikasi-diri yang tinggi akan berusaha meraih

reaksi

prestasi, lebih optimis dan selalu mencoba

melakukan evaluasi. Jadi, pertanyaan yang

mencari solusi pemecahan tugas-tugas yang

diajukan

sulit.

motivasi

pencapaian prestasi itu selalu dikaitkan dengan

melalui pilihan yang dibuat dengan tujuan yang

motivasinya, kenapa ia tidak memiliki motivasi

ditetapkan. Siswa yang memiliki kepercayaan

yang baik dalam mengerjakan tugas. Menurut

dan kemampuan yang tinggi memiliki motivasi

Printrich dan Schunk (1996) itu disebabkan oleh

yang tinggi, mengerjakan tugas dengan lebih

tidak

cepat dan meraih tujuan lebih baik.

kemampuannya menyelesaikan tugas itu.

Efikasi-diri

Sedangkan

mempengaruhi

emosional

ada

mereka

kemampuannya

untuk

adalah

diri

sendiri

mengapa

kepercayaan yang

tinggi

untuk

dan

setiap

akan

(1995)

Siswa yang memiliki kepercayaan akan

mengungkapkan bahwa siswa yang rendah

kemampuannya dalam menyelesaikan tugas

tingkat efikasinya akan memilih tugas yang

akan memiliki motivasi yang tinggi dan sesulit

lebih mudah dan menghindar dari tugas secara

apapun tugas itu pasti ia lewati dengan tenang

keseluruhan serta berupaya untuk tidak bekerja

karena siswa ini sangat suka dengan tantangan

dan siswa seperti ini lebih mudah menyerah. Hal

bukan justru menghindari tugas-tugas yang sulit.

ini menandakan bahwa siswa yang efikasi-diri

Siswa yang demikian juga memiliki kepribadian

rendah mudah putus asa, tidak suka menghadapi

yang utuh karena dia tau apa yang mesti ia

kesulitan

dengan

lakukan dengan situmulus yang ia terima,

pencapaian tujuan yang mengakibatkan motivasi

misalnya; dalam belajar kimia siswa tidak

untuk belajar kurang sehingga prestasi yang

memahami konsep mol maka siswa yang

dicapai tidak memuaskan dan bahkan buruk.

memiliki kepercayaan akan kemampuannya

dalam

Efikasi-diri

Zimmerman

terhadap

belajar,

erat

pesimis

kaitannya

dengan

akan bertanya dan pertanyaan itu disampaikan

motivasi siswa dan nilai yang diharapkan setelah

dengan penuh hormat karena ia berharap untuk

belajar. Sebagaimana dijelaskan oleh Printrich

mencapai harapan yang ia inginkan.

44

Prestasi belajar berasal dari kata ”

menggambarkan penguasaan siswa atas materi

prestation” yang diartikan ciptaan hasil usaha.

pelajaran atau prilaku yang relatif menetap

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988

sebagai akibat adanya proses belajar yang

prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan,

dialami siswa dalam jangka waktu tertentu.

atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

Sunarto dan Hartono (2002) mengatakan

pembelajaran, yang ditunjukkan dengan tes atau

prestasi belajar adalah kemampuan seseorang

angka. Dja`ali (2008) Suatu prestasi sangat

dalam menguasai sejumlah program setelah

berkaitan

program

erat

dengan

harapan.

Harapan

selesai

dan

prestasi

ini

bisa

seseorang terbentuk melalui belajar dalam

dilambangkan dalam bentuk nilai (angka)

lingkungannya

selalu

sehingga mencerminkan keberhasilan belajar

mengandung standar keunggulan. Oleh Nawawi

atau Prestasi belajar kimia siswa dalam periode

(1981) berpendapat bahwa prestasi adalah

tertentu.

tingkat keberhasilan siswa mempelajarai materi

pengertian prestasi belajar adalah segala hasil

pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk

usah yang dilakukan oleh siswa dalam belajar.

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

Istilah prestasi belajar disekolah selalu diartikan

sejumlah pembelajaran tertentu. Sedangkan

dengan nilai-nilai yang berwujud angka yang

Winkel (1991) prestasi adalah bukti keberhasilan

diperoleh dari hasil belajar dan dinyatakan

usaha yang dapat dicapai. Kemudian Pamangsa

dalam raport. Ini menjelaskan bahwa prestasi

(2008) menjelaskan Prestasi belajar juga sering

siswa diukur dari nilai raport yang ia peroleh.

dikatakan sebagai hasil perbuatan belajar yang

Kemudian

melukiskan taraf kemampuan seseorang setelah

pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang

ia belajar dan berlatih dengan sengaja, sehingga

dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar

menimbulkan perubahan tingkah laku ke arah

sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

yang lebih maju. Hal yang sama diungkapkan

Sedangkan menurut Nasution (1996) prestasi

Suryabrata (2008), prestasi adalah kemampuan

belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai

aktual yang dapat diukur langsung dengan alat

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

dan tes tententu.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila

dan

suatu

harapan

Abdullah (2008) menyebutkan prestasi

Wirawan

(1976)

Poerwanto

(1986)

menyebutkan

memberikan

memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan

belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu

psikomotor,

kegiatan atau usaha yang dapat memberikan

kurang

kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan

mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria

alat tes tertentu. Uraian ini menjelaskan bahwa

tersebut.

prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik
terhadap proses dan hasil belajar siswa, yang

sebaliknya

memuaskan

jika

dikatakan
seseorang

prestasi
belum

Berdasarkan pengertian di atas, maka
dapat

dijelaskan

bahwa

prestasi

belajar

45

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki

Padangsidimpuan yang menjadi sekolah pavorit

siswa dalam menerima, menolak dan menilai

dan memiliki murid terbanyak pada tingkat

informasi-informasi

diperoleh

dalam

SMA Negeri. Pertimbangan lain adalah Kota

Prestasi

belajar

Padangsidimpuan merupakan kota pendidikan

seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan

dengan persentase kelulusan siswa mencapai 98,

sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran

72 % pada tahun ajaran 2007-2008, merupakan

yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

urutan kedua tertinggi standard kelulusan setelah

proses

belajar

yang

mengajar.

Beberapa

dalam

Kabupaten Serdang Bedagai se-Sumatera Utara

siswa

(http://shafwanhasby.22web.net) serta memiliki

diantaranya: a). Sebagian lulusan dari sekolah-

prioritas pembangunan dalam bidang pendidikan

sekolah melahirkan siswa yang tidak mampu

dengan peningkatan kualitas guru dan sarana

hidup mandiri, b). Rendahnya kompetensi dan

operasional pendidikan, Bappeda dan BPS Kota

prestasi belajar sains siswa, c). Para siswa

Padangsidimpuan 2008.

pencapaian

permasalahan

pretasi

belajar

menganggap

bahwa

mata

merupakan

pelajaran

kimia

pelajaran kimia

Penelitian ini dilakukan dalam rentang

dan

waktu bulan September 2008 sampai Juli 2009.

kemampuan

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas

siswa dalam mengorganisir tindakan untuk

XI IPA yang berjumlah 480 orang yang terdiri

memperoleh tingkah laku baru dalam mencapai

dari (a) SMA Negeri 1 sebayak 165 siswa (4

prestasi belajar siswa yang mumpuni. Semua

kelas), (b) SMA Negeri 3 berjumlah 200 siswa

masalah diatas diduga karena rendahnya efikasi-

(5 kelas) dan (c) SMA Negeri 7 berjumlah 115

diri siswa dalam pembelajaran.

siswa (3 kelas). Kemudian sampel dipilih

membosankan,

d).

yang

Kurangnya

sulit

berdasarkan proporsional random sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dengan imbangan

Metode
Metode penelitian meliputi tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
desain penelitian, prosedur penelitian, tehnik
pengumpulan data, pengembangan instrumen
dan tehnik analisis data. Penelitian ini dilakukan
di 3 SMA Negeri Kelas XI IPA di Kota
Padangsidimpuan yaitu SMA Negeri 1, SMA

atau proporsi, hal ini dilakukan karena jumlah
subjek penelitian di tiap sekolah tidak sama.
Sampel diambil dengan ”n = 30 % N” dimana n
= jumlah sampel, N = jumlah populasi (
Arikunto,

1999)

sehingga

jumlah

sampel

sebanyak 145 siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian

Negeri 3, dan SMA Negeri 7. Pemilihan tempat

korelasional

antara

penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa

(independent

variable)

hasil observasi dilapangan hanya ke-3 sekolah

belajar kimia siswa (dependent variable).

dari

Dimana pembelajaran kesetimbangan kimia

SMA

Negeri

yang

ada

di

Kota

efikasi-diri
dengan

siswa
prestasi

46

sudah dilakukan guru mata pelajaran terlebih

Angket

dahulu, oleh karena data prestasi belajar siswa

indikator-indikator efikasi-diri siswa pada

dijaring setelah permasalahannya berlalu,

kerangka teoritis dengan kisi-kisi instrumen;

maka penelitian ini dapat juga disebut expost

(a) efikasi-diri dalam membaca, (b) efikasi-

facto. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan

diri dalam tes persiapan, (c) efikasi-diri dalam

dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: (a)

mencatat (d) Efikasi-diri dalam belajar, dan

mengadaptasi kuisioner kuisioner efikasi-diri

(e) efikasi-diri dalam menyelesaikan tugas.

siswa dari Self-Efficacy For Learning (SELF)
Zimmerman, dkk (2005) sebagai instrumen
penelitian, kemudian dilakukan modifikasi dari
segi bentuk dan isi selanjutnya pada angket ini
dilakukan uji validitasnya. (b) menyusun soal tes
prestasi

belajar

dan

menvalidkannya.

(c)

menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. (d)
mengumpulkan

data

penelitian

dengan

menyebarkan angket dan memberikan tes pada
siswa.

(e)

melakukan

tabulasi

mendekripsikan

data

melakukan

persyaratan

Angket

ini

berdasarkan

merupakan

angket

tertutup dengan tehnik pengukuran dilakukan
dengan memiliki lima alternatif jawaban yaitu
1 = Tidak pernah, 2 = Jarang, 3 = Kadangkadang, 4 = Sering, 5 = Selalu, yang diisi
dengan seberapa sering guru melaksanakan
kegiatan tersebut, kemudian diuji persyaratan
distribusi respons dan reliabilitas.
Tes

dan

penelitian.

dikembangkan

prestasi

belajar

siswa

(f)

kesetimbangan kimia disusun peneliti dalam

untuk

bentuk pilihan ganda dengan lima arternatif

menetapkan tehnik analisis data yang akan

jawaban. Penyusunan tes berdasarkan pada

digunakan. (g) melakukan uji hipotesis. (h)

teori prestasi belajar yang meliputi semua sub

uji

hasil

data

ini

analisis

menarik kesimpulan.

pembelajaran pada kesetimbangan kimia,

Tenhik pengumpulan data meliputi
intrumen

penelitian,

pengembangan

kisi-kisi

instrumen

Intrumen efikasi-diri

intrumen,
penelitian.

siswa diukur dengan

menggunakan kuisioner efikasi-diri siswa
yang diadaptasi dari Self-Efficacy For Learning
(SELF)

Zimmerman,

dkk

(2005)

dengan

melakukan modifikasi baik secara isi dan
konstruksi (bentuk) untuk mempermudah
dalam memahami angket tersebut yang

kisi-kisi dan pengelompokan berdasarkan
aspek bloom yang dapat menggambarkan
tingkat

prestasi

belajar

siswa.

Tehnik

pemberian skor dilakukan secara dikotomi
yaitu jawaban salah diberi skor 0 sedangkan
jawaban benar diberi skor 1. untuk analisis
dilakukan pemberian skor dalam rentang 0100, sehingga untuk setiap butir tes diberi
bobot 100: 30 = 3,33. Misalnya subjek didik
menjawab 15 soal benar maka skor akhirnya

semula berjumlah 57 item menjadi 39 item.
47

15 x 3,33 = 49,95 (pembulatan skor 50). Tes

terhadap prestasi belajar kimia dan juga

prestasi belajar siswa terlebih dahulu diuji

mengukur seberapa besar kontribusi efikasi-diri

cobakan untuk mengetahui distribusi respons,

siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa di

reliabilitas,

SMA Negeri di Kota Padangsidimpuan. Adapun

daya

pembeda,

dan

indeks

hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah;

kesukaran.
Jenis
digunakan

analisis

dalam

statistik

penelitian

ini

yang
adalah

statistik inferensial yang juga disebut statistik
probabilitas

karena

kesimpulan

yang

H0

: ρy = 0 (tidak ada hubungan X terhadap

Y)
Ha

: ρy ≠ 0 (ada hubungan X terhadap Y)

Dengan kalimat:
H0

:

Tidak

terdapat

hubungan

antara

diberlakukan untuk populasi berdasarkan data

efikasi-diri siswa (X) terhadap presatasi

sampel yang kebenarannya bersifat peluang

belajar kimia siswa (Y)

(probability).

di

Sedangkan

tehnik

analisis

statistik

menggunakan

parametrik

program

SPSS

dengan
13.0

Negeri

di

Kota

Padangsidimpuan.

statistik yang dipakai merupakan tehnik
analisis

SMA

Ha

: Terdapat hubungan antara efikasi-diri
siswa (X) terhadap prestasi belajar kimia

for

siswa (Y) di

windows.

SMA

Negeri

di

Kota

Padangsidimpuan.

Hasil dan Pembahasan
Pengujian

Pengujian

hipotesis

ini

untuk

hipotesis

pertama

diperoleh

berdasarkan Tabel 1. sebagai berikut:

mengetahui hubungan antara efikasi-diri siswa

Tabel 1. Korelasi antara efikasi-diri siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa.

Prestasi Belajar
Kimia Siswa
Pearson Correlation

Prestasi Belajar Kimia Siswa

Sig. (1-tailed)

N

Efikasi-diri
Siswa

1.000

.303

Efikasi-diri Siswa
Prestasi Belajar Kimia Siswa

.303

1.000

.

.000

Efikasi-diri Siswa
Prestasi Belajar Kimia Siswa

.000

.

145

145

Efikasi-diri Siswa

145

145

48

Uji

Jika dilihat dari perhitungan Tabel 1,

hipotesis

dilakukan

dengan

maka korelasi antara variabel ”efikasi-diri

menggunakan kriteria sebagai berikut; jika

siswa” dengan ”prestasi belajar kimia siswa”

probabilitas atau signifikansi0,05 maka H0 diterima dan Ha

berarti jika variabel efikasi-diri siswa besar,

ditolak.

maka variabel prestasi belajar kimia siswa akan

probabilitas sebesar 0,00