KONFLIK NELAYAN TRADISIONAL DAN NELAYAN MODERN DI SIBOLGA.

KONFLIK NELAY AN TRADISIONAL
DAN MODERN DI SffiOLGA

-J

PROGRAM PASCASARJANA
PROGBA.M STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2006

TESI S

KONFLIK NELAYAN TRADISIONAL
DAN MODERN DI SIBOLGA
Disusun dan diajukan oleh :
ACHMAD RIZA SIREGAR
NIM: Ol5050028

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
Pada Tanggal

Agustus 2006 dan dinyatakan telah memenuhi
Salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains
Program S_!u_9i Antropologi Sosial
~-

Medan,
Agustus 2006
t" •.
Menyetuliu
:}
Tim Pembimbing
1 /oltf~

-

f;:tLW
p:;:HPUS1 AKJ.\J\.f\t .
1 l ( l l ,1\. • '··
~ -:r- · ,_ ...
\


1!t;_ P
RJ
~ 'f';} >:

l)

ACRMADRTZA SffiEGAR
NTM: 01505001 5

ABSTRAK

Achmad Riza Siregar, Konnik Nelayan Tradisional dan Nelayan Modem di Sibolga,
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2006
Dalam sejarah dunia dan bangsa-bangsa, k.ita melihat kenyataan bahwa konflik
senantiasa ada dalam setiap perjalanan hidup manusia. Seperti pendapat aliran konflik,
bahwa konflik merupakan gejala yang melekat pada setiap masyarakat dalam arti tidak
ada masyarakat yang tidak mengalami konflik. Bisa dikatakan bahwa konflik telah
ummat manusia di samping merugikan
mempengaruhi peradaban dan ~emajun

kehidupan manusia itu sendiri.
Konflik antara nelayan tradisionil melawan nelayan modem tidak terfepas dari
perbedaan di antara mereka, apakah perbedaan jenis tekhnologi yang dipergunakan
ataupun perbedaan yang bersifat sosial ekonomi. Konflik diantara nelayan tetjadi
bermula dari munculnya jenis alat tangkap "pukat harimau" atau "Jaring trawl" pada
tahun 1970-an. Pada awalnya alat tangkap ini diberikan secara lrredit kepada nelayan
tradisionaJ. Namun, karena kurangnya persiapan dan modal yang cukup membuat
nelayan yang menerima kredit inipun mengalami kegagalan. Keadaan ini menjadikan
para pengusaha padat modal yang menguasai pengoperasian-pukat harimau.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana konflik yang tetjadi diantara
nelayan tradisional dan nelayan modern, yakni dengan melihat wujud atau bentuk
pertentangan diantara keduanya yang diharapkan dapat mengungkapkan penyebab
konflik. Untuk itu, proses pengumpulan data dilakukan melalui metode obsevasi
partisipasi dan wawancara. Lokasi penelitian dilakukan pada nelayan yang
mengoperasikan alat tangkapnya di perairan Sibolga atau Teluk Tapian Nauli (Pantai
Barat Surnatera).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi pada
masyarakat nelayan tradisional dengan nelayan modem sangat tajam. l