KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA.

(1)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA

(Studi Deskriptif Atlet Pelajar Tenis Meja Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

SANDI SETIAWAN 1000714

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JUNI 2014


(2)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYATAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA

Oleh,

SANDI SETIAWAN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sandi Setiawan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Nina Sutresna, M.Pd NIP. 196412151989012001

Pembimbing II

Drs. Dede Rohmat N, M.Pd NIP. 196312091988031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr. R. Boyke Mulyana NIP. 196210231989031001


(4)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

ABSTRAK

KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK DENGAN PRESTASI ATLET CABANG OLAHRAGA

TENIS MEJA

Dosen Pembimbing : Dr. Nina Sutresna

Drs. Dede Rohmat N, M.Pd

Sandi Setiawan* 2014

Latar belakang yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah pentingnya aspek mental dan kondisi fisik dalam olahraga tenis meja antara lain kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Masalah penelitian adalah apakah terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet pelajar kabupaten Sumedang sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah : 1) Skala kecerdasan emosional. 2)

Bleep test. 3) Sistem setengah kompetisi. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) Terdapat

korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. 2) Terdapat korelasi antara daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. 3) Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Mengacu pada hasil penelitian, disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi cabang olahraga tenis meja, disarankan agar pembina dan pelatih hendaknya memperhatikan komponen-komponen aspek mental dan kondisi fisik yang memberikan dukungan terhadap prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Dalam hal ini aspek mental yang dimaksud adalah kecerdasan emosional dan kondisi fisik yang dimaksud adalah daya tahan aerobik.


(5)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii


(6)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

ABSTRACT

CORRELATION OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND RESISTANCE KEMMPUAN AEROBIC PERFORMANCE WITH TABLE TENNIS ATHLETE

SPORT BRANCH

Dosen Pembimbing: Dr. Nina Sutresna

Drs. Dede Rohmat N, M. Pd.

Sandi Setiawan* 2014

The background is the reference authors in this study is the importance of the mental aspect and the physical conditions in the sport of table tennis, among others, emotional intelligence and the ability of the aerobic endurance athlete achievement sport of table tennis. The research problem is whether there is a correlation between emotional intelligence and aerobic endurance together with the achievements of athletes sport of table tennis. This study used a descriptive method. Population and samples used in this study are student athletes Sumedang district as many as 10 people. Research instruments are: 1) Scale of emotional intelligence. 2) Bleep test. 3) System-robin. The results of the study as follows: 1) There is a correlation between emotional intelligence and achievement sport of table tennis athletes. 2) There is a correlation between the aerobic endurance athlete achievement sport of table tennis. 3) There is a correlation between emotional intelligence and aerobic endurance together with the achievements of athletes sport of table tennis. Referring to the results of the study, it was concluded that there is a significant correlation between emotional intelligence and aerobic endurance together with the achievements of sport of table tennis, it is recommended that coaches and trainers should consider the components of the mental aspect and the physical conditions that provide support for the achievement of athletes sport of table tennis. In this case the question is the mental aspect of emotional intelligence and physical condition in question is aerobic endurance.


(7)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv


(8)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTRAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Struktur Organisasi Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, ANGGAPAN DASAR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hakekat Olahraga Tenis Meja 7

1. Perkembangan Olahraga Tenis Meja di Indonesia... 2. Definisi dan Karakteristik Cabang Olahraga Tenis Meja...

a. Aspek Kondisi Fisik dalam Olahraga Tenis Meja... 1) Kecepatan... 2) Kekuatan... 3) Daya Tahan... 4) Kelentukan... b. Aspek Teknik dalam Cabang Olahraga Tenis Meja...

7 8 9 9 10 10 11 11


(9)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

1) Teknik Memegang Bet (Grip)... 2) Posisi Sikap Sedia (Stance) ... 3) Kerja Kaki (Footwork) ... 4) Pukulan (Stroke) ... c. Aspek Taktik dalam Olahraga Tenis Meja... d. Aspek Mental dalam Cabang Olahraga Tenis Meja...

12 13 13 14 14 15 B. Hakekat Kecerdasan Emosional ...

1. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 2. Faktor Kecerdasan Emosional ... 3. Kecerdasan emosional dalam Prestasi Cabang Olahraga

Tenis Meja ... 15 15 17

19

C. Hakekat Daya Tahan Aerobik... 20

1. Definisi Daya Tahan... 2. Daya Tahan Aerobik... 20 22 D. Anggapan Dasar... 23

E. Hipotesis Penelitian... 25

BAB III MTODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sample Peneltian... 26

B. Desain Penelitian... 27

C. Metode Penelitian... 30

D. Definisi Operasional Variabel... 31

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 37

G. Teknik Pengumpulan Data... 42

H. Analisis Data... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. ... 47

B. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 49


(10)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA... 57

LAMPIRAN ... 59 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(11)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Kisi-kisi Instrumen Skala Kecerdasan emosional ……… 33

3.2. Hasil Uji Validitas Skala Kecerdasan Emosional ……… 38

3.3. Kisi-kisi Instrumen Skala Kecerdasan emosional ( Setelah Uji Validitas ) ……… 39

3.4. Interprestasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi) ………... 41

4.1. Nilai Rata-rata dan simpangan Baku Ketiga Variabel ………... 47

4.2. Hasil Pengujian Distribusi Normal Ketiga Variabel ……… 48

4.3. Besarnya Hubungan Antara Variabel ……….. 49

4.4. Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal ………... 49

4.5. Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda ……….. 50

4.6. Persentase Dukungan Variabel X1 (Kecerdasan emosional), X2 (Daya Tahan Aerobik) dengan Variabel Y (Prestasi Atlet) ………. 51


(12)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Gambar Halaman

3.1. Lintasan Bleep Test………... 36

Bagan

3.1. Desain Penelitian……….. 28

3.2. Arus Kegiatan Penelitian ………... 29


(13)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Tes Kecerdasan Emosional ………... 59

2. Hasil Tes Daya Tahan Aerobik………. 61

3. Hasil Tes Prestasi Atlet………. 62

4. Data Hasil T-skor Tes Kecerdasan emosional, Tes Daya Tahan Aerobik, dan Tes Hasil Prestasi Atlet ………...... 63

5. Uji Normalitas Liliefors Tes Kecerdasan emosional ………... 64

6. Uji Normalitas Liliefors Tes Daya Tahan Aerobik ……….. 65

7. Uji Normalitas Liliefors Tes Hasil Prestasi Atlet………. 66

8. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dengan Hasil Prestasi Atlet ………... 67

9. Perhitungan Koefisien Korelasi Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Prestasi Atlet …………... 68

10. Perhitungan Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dan Daya Tahan Aerobik dengan Prestasi Atlet ………. 69

11. Uji Koefisien Korelasi Kecerdasan emosional dengan Prestasi Atlet………. 70

12. Uji Koefisien Korelasi Daya Tahan Aerobik dengan Prestasi Atlet ………...………. 72


(14)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

13. Uji Koefisien Kecerdasan Emosional dengan Daya

Tahan Aerobik ………... 74

14. Uji Korelasi Ganda Kecerdasan Emosional dan Daya Tahan Aerobik Secara Bersama-sama dengan Prestasi Atlet……….. 76

15. Determinasi………... 78

16. Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors………. 80

17. Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z………... 81

18. Nilai Presentil untuk Distribusi t………... 82

19. Nilai Presentil untuk Distribusi F………... 83

20. Dokumentasi Penelitian……… 85

21. Surat Pengesahan Judul dan Penunjuk Dosen Pembimbing ………. 88


(15)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati masyarakat. Hampir semua daerah di Indonesia mengenal dan mempunyai atlet tenis meja, dimulai dari anak – anak sampai dewasa bahkan veteran. Permainan ini tidak memerlukan tempat yang luas dan peralatanya relatif murah, sehingga olahraga ini banyak dijadikan sebagai olahraga rekreasi baik itu di sekolah maupun di perkantoran.

Tenis meja adalah permainan yang dibatasi dengan net dan dimainkan satu lawan satu atau dua lawan dua dengan cara bola dipantulkan satu kali baik di meja sendiri maupun di meja lawan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soetomo (1985:45) sebagai berikut:

Tenis meja adalah suatu jenis permainan yang dipukul oleh seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net yang dipasang di atas tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati atas net ini harus memantulkan di meja pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas net yang dipukul oleh seseorang silih bergantian dan memukulnya sendiri setelah bola memantul pada permukaan meja. Jadi tidak langsung dipukul/di-volley.

Pendapat di atas, dapat memberikan gambaran bahwa pada saat permainan tenis meja berlangsung, seorang pemain dituntut untuk memukul dan mengembalikan bola ke meja lawan dari semua sasaran atau penjuru meja, setelah bola tersebut terlebih dahulu memantul pada meja/bidang permainan sendiri. Dengan demikian seorang pemain akan berusaha untuk melangkah ke depan, ke belakang, ke kiri, ataupun ke kanan sesuai dengan arah bola yang dikembalikan oleh pihak lawan main. Seorang pemain tenis meja harus mempunyai agilitas dan daya tahan yang bagus untuk dapat memukul/mengembalikan bola, hal ini dikarenakan arah bola yang dikembalikan pihak lawan sangat cepat, terarah dan


(16)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2

menempati sudut/penjuru yang jauh dari jangkauan dan angka yang harus di perolehnya sangat banyak.

Permainan bola kecil ini merupakan olahraga yang mempunyai karakter cepat, sehingga bagi seseorang yang bermain tenis meja diperlukan kemampuan-kemampuan tertentu, seperti ketangkasan, kecerdasan, refleks, dan daya bereaksi tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar (1976:10), bahwa: “Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang sangat mementingkan ketangkasan, kecerdasan, refleks dan daya bereaksi tinggi”. Dengan demikian, untuk dapat menjadi seorang pemain tenis meja yang baik yang diharapkan dapat berprestasi di Nasional dan Internasional, selain bakat yang harus dimiliki, juga harus pula dilengkapi dengan unsur-unsur tersebut di atas, dan ditunjang dengan daya tahan aerobik yang sangat bagus.

Perkembangan olahraga tenis meja pada saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme masyarakat dalam mengembangkan olahraga tenismeja yaitu dengan bermunculan perkumpulan-perkumpulan tenis meja di tiap daerah baik dalam pembinaan usia pelajar maupun usia dewasa. Melihat perkembangan demikian cabang olahraga tenismeja sekarang cenderung menginginkan ke arah prestasi. Untuk menunjang keberhasilan dalam pembinaan atlet tenis diperlukan kondisi fisik yang baik, oleh karena kondisi fisik yang baik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Sajoto (1988:57) bahwa: “Kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik mempunyai peranan penting untuk meningkatkan prestasi.

Pengda PTMSI Jawa Barat (2000:94) mengatakan bahwa : “Latihan fisik/kondisi fisik untuk tenis meja meliputi: daya tahan, kekuatan, kelentukan, kecepatan, kekuatan+daya tahan (stamina), kekuatan+kecepatan (power) dan kelincahan”. Dari semua komponen kondisi fisik tersebut merupakan suatu satu


(17)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3

kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Di sini semakin jelas bahwa permainan tenis meja sangat membutuhkan komponen-komponen kondisi fisik.

Dalam konteks penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik. Kedua komponen tersebut dapat memberikan peran yang penting terhadap pencapaian prestasi olahraga khususnya dalam hasil seleksi pada cabang olahraga tenis meja.

Latihan daya tahan aerobik bertujuan untuk menekan denyut nadi istirahat ( Nadi Basal ) serendah mungkin dan mendorong denyut nadi kerja maksimal setinggi mungkin. Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerobik dan anaerobik. Kapasitas anaerobik sangat terbatas kerja pada VO2Max hanya bisa dipertahankan beberapa menit saja, untuk mempertahankan kerja dalam waktu lama, kerja tersebut harus harus dilakukan dibawah 100% VO2Max. Kecerdasan emosional dalam konteks penelitian ini adalah bagaimana seorang atlet memainkan tempo, juga penggunaan taktik agar dapat mengontrol permainan sesuai dengan taktik yang diinginkan dalam waktu yang sangat lama.

Daya tahan aerobik merupakan salah satu faktor pendorong tercapainya prestasi, karena dengan daya tahan aerobik yang bagus seorang atlet akan mampu menjalankan program latihan dari pelatihnya. Latihan teknik dan taktik akan terasa ringan ketika seorang atlet mempunyai daya tahan aerobik yang bagus, proses drilling dalam latihan akan lebih banyak yang mengakibatkan otomatisasi gerak akan semakin mungkin terjadi lebih cepat ketimbang dengan atlet yang daya tahan aebiknya jelek.

Kecerdasan emosional mendorong seorang atlet untuk sadar akan pentingnya latihan, terutama atlet pelajar yang harus membagi fokusnya terhadap pelajaran di sekolah dan juga jam bermain bersama teman – temannya. Selain itu dalam menjalankan program latihan yang berulang – ulang akan ada rasa jenuh, akan ada tahapan overload dimana atlet harus mampu berlatih dengan beban yang melebihi kapasitas atlet tersebut. Disini jelas atlet yang mempunyai kecerdasan


(18)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4

emosional yang baik akan mampu mengelola emosi, dan memotivasi diri sendiri untuk mau berlatih demi sebuah prestasi.

Ada tidaknya hubungan yang berarti antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik terhadap prestasi atlet tenis meja belum diteliti secara mendalam. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut sebagai informasi ilmiah yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembang olahraga tenis meja di sekolah maupun di klub-klub tenis meja.

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi masalah sehingga dapat membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas dan lebih akurat dalam pelaksanaannya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan daya tahan aerobik.

2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi atlet pelajar cabang olahraga tenis meja.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet pelajar Sumedang yang mengikuti POPWILDA tenis meja kabupaten Sumedang sebanyak 10 orang. 4. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan teknik korelasional.

5. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket skala kecerdasan emosional untuk mengetahui hasil tingkat kecerdasan emosional, bleep test untuk mengukur daya tahan aerobik, dan bertanding menggunakan sistem setengah kompetisi untuk menentukan prestasi.


(19)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5

Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis menggunakan beberapa pertanyaan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

2. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

3. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

D. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

2. Untuk mengetahui korelasi antara kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

3. Untuk mengetahui korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja?

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

1) Secara teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah serta masukan bagi segenap insan olahraga terutama bagi para pengurus dan pembina PTMSI dan pihak yang berkomitmen terhadap pembinaan atlet khususnya pembinaan atlet cabang olahraga tenis meja.


(20)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pelatih bidang olahraga tenis meja dalam menentukan pola permaianan atlet guna pengembangan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

c. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menentukan latihan kondisi fisik dan sebagai satu pertimbangan dalam penyusunan program latihan dan perkembangan atlet cabang olahraga tenis meja.

2) Secara praktis

a. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan, terutama untuk pelatih juga atlet cabang olahraga tenis meja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam proses latihan.

b. Dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama bagi para pelatih, pembina olahraga dan para atlet cabang olahraga tenis meja untuk meningkatkan prestasi pada cabang olahraga tenis meja.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Struktur organisasi dalam penulisan skripsi yang peneliti ambil adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan yang di dalamnya berisi a) Latar Belakang; b) Identifikasi Masalah; c) Rumusan Masalah; d) Tujuan Penelitian; e) Manfaat Penelitian; dan f) Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang di dalamnya berisi a) Hakekat Olahraga Tenis Meja; b) Hakekat Kecerdasan Emosional; c) Hakekat Daya Tahan Aerobik; d) Anggapan Dasar; e) Hipotesis. Bab III, Metode Penelitian yang di dalamnya berisi a) Lokasi dan Sampel Penelitian; b) Desain Penelitian; c) Metode Penelitian; d) Definisi Operasional Variabe; e) Instrumen Penelitian; f) Proses Pengembangan Instrumen; g) Teknik Pengumpulan Data; h) Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan yang di dalamnya terdiri dari a) Deskripsi Data; b) Hasil Pengolahan Data; c) Uji


(21)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7

Signifikansi Koefesien Korelasi; d) Diskusi Penemuan. BAB V yang di dalamnya terdiri dari a) Kesimpulan; b) Saran.


(22)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Populasi

Penelitian dilaksanakan di GOR Pengcab PTMSI Kabupaten Sumedang Jalan Lingkungan Tegalsari RT 02 RW 02 Kelurahan Talun Kecamatan Sumedang Utara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh atlet tenis meja pelajar Kabupaten Sumedang sejumlah 50 orang. Atlet pelajar binaan kabupaten Sumedang merupakan atlet yang selalu mampu meraih medali di kejuaraan-kejuaraan resmi yang diadakan oleh Pengda PTMSI bahkan di kejuraan nasional.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar diperoleh sampel yang benar-benar berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah metode purposive sampling, yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Disamping itu, Arikunto (2010:183) menjelaskan tentang syarat-syarat dari teknik purposive sampling adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key


(23)

27

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.

Berdasarkan uraian di atas, dengan menggunakan teknik tersebut sampel yang diperoleh sebanyak 10 orang adalah atlet yang menjadi tim POPWILDA tenis meja Kabupaten Sumedang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Merupakan atlet atau anggota yang terdaftar di PTM se-Kabupaten Sumedang

b. Atlet yang dijadikan sampel berumur 14 - 17 tahun. c. Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan.

d. Mempunyai pengalaman yang cukup baik dalam permainan dan pertandingan tenis meja.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian, karena itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian yang dilakukan. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana, terkait dengan desain penelitian Nasution (2004:40) menjelaskan bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.

Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut: 1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian

2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran 3. Analisis data


(24)

28

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik serta variabel terikatnya adalah prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dirancang oleh Sugiyono (2012:68) dalam bagan berikut:

r1.y

r1.2

r2.y

r12.y

Bagan 3.1 Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2012:68)

Keterangan :

X1 : Kecerdasan emosional

X2 : Daya tahan aerobik

Y : Prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. r1.2 : Koefisien korelasi X1 dan X2

r1. y : Koefisien korelasi X1 dan Y

r2. y : Koefisien korelasi X2 dan Y

R12. y : Koefisien korelasi X1, X2 dan Y

Terkait dengan proses penelitian ada beberapa prosedur yang dilalui penulis mulai dari penelusuran sebagai penentuan judul sampai dengan kesimpulan. Dalam pelaksanaan penelitian yang ditempuh sebagaimana dirancang oleh Arikunto dalam Nasehudin (2012:67) dalam bagan berikut:

Y X1


(25)

29

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah 10 Menarik Kesimpulan

Langkah 8 Mengumpulkan Data

Langkah 9 Analisis Data

Langkah 11 Menyusun Laporan

Langkah 7

Menentukan dan Memilih Instrumen Langkah 6a

Menentukan Variabel Langkah 6b

Menentukan Sumber Data

Langkah 10 Menarik Kesimpulan

Langkah 8 Mengumpulkan Data

Langkah 9 Analisis Data

Langkah 11 Menyusun Laporan

Langkah 2 Studi Pendahuluan

Langkah 3 Merumuskan Masalah

Langkah 5

Memilih Pendekatan/Metode

Langkah 7

Menentukan dan Memilih Instrumen Langkah 6a

Menentukan Variabel

Langkah 4a Hipotesis Langkah 4

Merumuskan Anggapan Dasar

Langkah 6b Menentukan Sumber Data Langkah 1


(26)

30

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.2

Bagan Arus Kegiatan Penelitian Sumber: Diadopsi dari Nasehudin (2012:67)

Dari bagan di atas, dijelaskan langkah-langkah penelitian yang diadopsi dari Nasehudin (2012:67) diantaranya meliputi: a) memilih masalah yang akan diteliti, b) studi pendahuluan yang melatar belakangi penelitian, c) merumuskan masalah, d) merumuskan anggapan dasar dan menentukan hipotesis penelitian, e) memilih metode penelitian, f) mengumpulkan data dilapanagan, g) menentukan variabel dan sumber data untuk diteliti, h) menentukan dan menyusun instrument penelitian, i) menganalisis data yang diperoleh, j) menarik kesimpulan, dan k) menyusun laporan untuk diketahui orang lain.

C. Metode Penelitian

Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu, metode penelitian juga merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian sebab baik atau tidaknya penelitian tergantung dari pertanggungjawaban dari metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik korelasional. Mengenai pengertian metode penelitian deskriptif Arikunto (2010:3) menjelaskan bahwa: “Penelitian deskriftif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”. Kemudian lebih lanjut mengenai teknik korelasional, Arikunto (2010:4) menjelaskan: “Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa


(27)

31

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

D. Definisi Operasional Variabel

Sebagai upaya menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menafsirkan, maka dijelaskan definisi operasional masing-masing variable dalam penelitian sebagai berikut.

1. Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional dalam penelitian didefiniskan sebagai kemampuan atlet tenis meja pelajar Sumedang untuk memodifikasi sesuatu keadaan yang timbul baik dari dalam diri atlet maupun dari luar diri atlet baik itu saat latihan maupun saat bertanding untuk mencapai prestasi. Kecerdasan emosional menurut Goleman ( 2002 : 512 ) adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapanya (the appropriateness of emotion

and its expresiiion) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,

motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Indikator seorang atlet mempunyai kecerdasan emosional yang baik ditandai dengan ; a) atlet memiliki kesadaran diri dalam melaksanakan program latihan, b) atlet dapat mengendalikan diri sehingga emosi yang timbul tidak berlebihan, c) atlet dapat memotivasi diri untuk berprestasi, d) atlet peka terhadap perasaan orang lain dan dapat memanfaatkanya dengan sesuai, dan e) atlet dapat bekerja sama dengan pelatih juga pendukungnya.


(28)

32

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daya tahan aerobik menurut Prawirasaputra (2000:69) berarti kerja otot dan gerakan otot yang dilakukan menggunakan oxigen guna melepaskan energi dari bahan – bahan otot. Dalam konteks kondisi fisik sebagaimana kita ketahui pengangkutan dan penyerapan oksigen ke otot diangkut oleh sistem kardiovaskular. Latihan aerobik menuntun kita untuk memperkuat sistem kardiovaskular dan suatu peningkatan kemampuan dalam menggunakan oksigen didalam otot sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta mampu pulih dengan sangat cepat. Indikator dalam tes dan pengukuran daya tahan aerobik adalah besarnya VO2Max atlet tenis meja pelajar Kabupaten Sumedang.

3. Prestasi Atlet Tenis Meja

Prestasi yang dimaksud dalam penelitian adalah peringkat yang dicapai oleh atlet menggunakan sistem setengah kompetisi. Seperti yang dikemukakan Qohar yang dikutip oleh Gozali dan Nasehudin (2012:233) Prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa usaha yang baik, baik berupa pengetahuan maupun keterampilan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, untuk mencapai suatu keberhasilan maka diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Berdasarkan penjelasan di atas, alat ukur atau instrument tes yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala kecerdasan emosional, bleep

test, dan untuk prestasi atlet cabang olahraga tenis meja menggunakan sistem


(29)

33

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun lebih lanjut mengenai instrumen penelitian di atas dan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

1. Skala Kecerdasan Emosional

Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, bekerjasama dengan orang lain (Goleman, 2004 : 57) yang berguna untuk mengukur sejauhmana korelasi kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja pelajar Kabupaten Sumedang.

Penyusunan alat ukur ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk

Blue Print pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional

No Definisi

Konseptual Faktor Indikator

Nomor

Item jumlah + -

1. Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu sendiri. (Goleman, 2005:58) Mengenali emosi diri

a. Mengenali dan memahami emosi diri sendiri

27, 46

14,

34 4

b. Memahami penyebab timbulnya emosi 1, 47, 18 32 4

2. Menangani perasaan agar dapat terungkap dengan pas. (Goleman, 2005:58) Mengelola emosi a. Mengendalikan Emosi 16, 36, 37, 49 3, 21,

48 7

b. Mengekspresikan emosi dengan tepat 15, 45, 50 5 4


(30)

34

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan. (Goleman, 2005:58) Memotivasi diri sendiri

a. Optimis 2,

7, 38 26, 28, 35 6 b. Dorongan berprestasi 6, 20, 31, 33 19, 39 6

4 Keterampilan bergaul dan mengetahui bagaimana perasaan oranglain. (Goleman, 2005:58) Mengenali emosi orang lain

a. Peka terhadap perasaan orang lain 9, 11, 29, 40 8 5 b. Mendengarkan masalah orang lain 22, 41 10,

17 4

5 Keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi. (Goleman, 2005:59) Membina hubungan

a. Dapat bekerja sama

13, 44

12,

43 4

b.Dapat berkomunikasi. 4, 25 23, 24, 30,

42 6

T O T A L 50

Skala kecerdasan emosional disusun dengan menggunakan Skala Likert yang dimodifikasi yang terdiri dari 4 alternatif jawaban,dengan alasan :

a). Kategori undecided, yaitu mempunyai arti ganda, bisa juga diartikan netral atau ragu-ragu

b). Dengan tersedianya jawaban di tengah, menimbulkan kecenderungan jawaban di tengah (central tendency effect)


(31)

35

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c). Menurut Sutrisno (1991:19) maksud jawaban dengan empat tingkat kategori untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah tidak sesuai, sehingga dapat mengurangi data penelitian yang hilang.

Sistem penilaian skala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Item Positif : sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1)

b) Item negatif : sangat setuju (1), setuju (2), tidak setuju (3), sangat tidak setuju (4).

2. Bleep Test

a. Tujuan : untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2max.

b. Peralatan : meteran, lintasan datar, cones, kaset bleep test dan tape recorder c. Prosedur pelaksanaan :

1. Siapkan tempat yang datar dan nyaman (tidak licin dan aman) untuk berlari antara 2 titik berjarak 20 meter, tandai kedua titik tersebut dengan garis atau benda lainya.

2. Apabila luasnya tempat memadai untuk test beberapa peserta sekaligus, maka lintasan dapat diatur secara seri ataupun pararel asalkan setiap peserta dapat mendengar aba-aba dengan jelas.

3. Siapkan cd/ tape sesuai dengan format rekaman yang dimiliki & Sound System yang memadai sesuai dengan peserta test. Semakin banyak peserta yang ikut dalam satu kali test pelaksanaan test semakin cepat. 4. Pastikan cd/ tape berbunyi sebagaimana mestinya agar tidak

terjadi pengulangan tes karena masalah teknis pada sound system dan kelistrikan.

5. Siapkan kertas dan alat tulis untuk mencatat nama pesrta dan level berlarinya.


(32)

36

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. M ulail

ah test

8. S etia

p permulaan level akan berbunyi "beep"beep"beep"

9. Didalam masing-masing level setiap pemberhentian antar-jemput akan berbunyi "tut"

10.Kedua bunyi tersebut menandakan peserta harus telah berada pada salah satu titik (A atau B) dan mulai meninggalkan titik tersebut

11.Apabila berbunyi salah satu bunyi diatas (no 8 & 9) dan peserta belum berada pada salah satu titik A atau B maka peserta tersebut dinyatakan gugur atau berhenti pada level tersebut.

12.Peserta yang masih sanggup mengikuti aba-aba pada rekaman harus terus melanjutkan tes walaupun peserta lain yang start bersamaan sudah berguguran.

Gambar. 3.1 Lintasan Bleep Test

( Sumber: http://www.ptgear.co.uk )


(33)

37

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengukuran prestasi tenis meja diambil berdasarkan hasil pertandingan yang dilakukan antar peserta menggunakan sistem setengah kompetisi. Penilaian prestasi sampel melalui pertandingan ini dilakukan dengan berdasarkan argumentasi bahwa, sampel ( sumber data ) memiliki karakteristik yang hamper sama, antara lain :

1. Sampel berusia 14 – 16 tahun 2. Telah menjalani latihan ± 5 tahun

3. Memiliki karakteristik yang hampir sama

4. Pertandingan dilaksanakan dengan mempertandingkan semua sampel Penentuan prestasi didasarkan kepada hasil pertandingan, dengan point yang diperoleh oleh pemenang adalah 3, sedangkan yang kalah tidak mendapatkan point. Jika terdapat dua peserta dengan point yang sama maka yang dihitung adalah head to head antara peserta yang pointnya sama. Sementara kalau terdapat tiga peserta dengan point yang sama maka yang dihitung adalah selisih nilainya.

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Angket Skala Kecerdasan Emotional

1.1. Uji Validitas Item

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkapkan kecerdasan emosional. Pengujian alat pengumpul data menggunakan rumus product-moment yang dituliskan dalam Riduwan (2012:138) sebagai berikut :


(34)

38

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r hitung = n Σ xy –( Σx )(Σy)

{n Σ x2 –(Σ x)2 } {n Σ y2 –(Σ y)2

Keterangan :

r hitung = Koefisien Korelasi

Σ xi = Jumlah skor item

Σ yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Pengujian validitas skala kecerdasan emosional dilakukan dengan 50 item angket dengan jumlah subjek 30 atlet, tampak bahwa hasil pengujian validitas terhadap 50 item untuk mengukur kecerdasan emosional menunjukan bahwa tiga belas item dinyatakan tidak valid yakni nomor 1, 5, 10, 13, 14, 24, 26, 34, 35, 41, 42, 46, dan 47. Dengan demikian maka ketiga belas item tersebut tidak akan diikut sertakan dalam analisis data selanjutnya. Dengan kata lain, instrument yang digunakan untuk analalisis kecerdasan emosional terdiri dari 37 item. Adapun item pertanyaan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Skala kecerdasan Emosional

No Faktor Indikator Nomor Item jumlah

Favorable Unfavorable

1. Mengenali Emosi Diri

a. Mengenali dan memahami emosi diri sendiri

27, 46* 14*, 34*

1

b. Memahami penyebab timbulnya emosi

1*, 47*, 18

32


(35)

39

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengelola Emosi

a. Mengendalikan Emosi

16, 36, 37, 49

3, 21, 48

7

b.Mengekspresikan emosi dengan tepat

15, 45, 50 5*

3

3 Memotivasi diri sendiri

a. Optimis 2, 7, 38 26*, 28, 35*

4

b. Dorongan berprestasi

6, 20, 31, 33

19, 39

6

4 Mengenali Emosi Orang lain

a. Peka terhadap perasaan orang lain

9, 11, 29, 40

8

5

b. Mendengarkan masalah orang lain

22, 41* 10*, 17

2

5 Membina Hubungan

a. Dapat bekerja sama

13*, 44 12, 43

3

b. Dapat

berkomunikasi.

4, 25 23, 24*, 30,

42* 4

T O T A L 37

Ket : Tanda (*) nomor item yang gugur

Setelah dilakukannya uji validitas instrument, maka diperoleh item soal yang telah valid dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut adalah kisi-kisi angket skala kecerdasan emosional setelah dilakukana uji validitas, dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Skala kecerdasan Emosional ( Stelah Uji Validitas )

No Faktor Indikator Nomor Item Jumlah


(36)

40

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengenali Emosi Diri a.Mengenali dan memahami emosi diri sendiri 27 1 b.Memahami penyebab timbulnya emosi

15,18 32

3

2. Mengelola Emosi a) Mengendalikan Emosi 10, 16, 36,34, 37 3, 21 7 b)Mengekspresikan emosi dengan tepat

24, 35

2

3 Memotivasi diri sendiri

a. Optimis 1,2, 7, 28

4 b. Dorongan berprestasi 6,20, 31, 33 5,19, 6

4 Mengenali Emosi Orang lain

c. Peka terhadap perasaan orang lain

9, 11, 29 8,10

5

d.Mendengarkan masalah orang lain

22 17

2

5 Membina Hubungan

c. Dapat bekerja sama

14 12, 13

3

d.Dapat

berkomunikasi.

4, 25 23, 30 4

T O T A L 37

1.2. Uji reliabilitas Item

Setelah validitas masing-masing item diuji, selanjutnya instrument tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2006;178). Instrument yang sudah dapat dipercaya atau reliable akan menghasilkan data yang


(37)

41

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrument merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dengan kondisi yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur tentang skala kecerdasan emosional adalah dengan rumus metode Alpha yang dituliskan dalam Riduwan (2009:115) sebagai berikut:

r11 = 1 –

Keterangan :

r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item

St = Varians total

K = Jumlah item

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel 2007, maka diperoleh koefisien reliabilitas pada angket skala kecerdasan emosional yaitu sebesar 0.781. Berdasarkan kriteria Riduwan yang dapat dilihat pada tabel 3.4, angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas Tinggi. Dengan demikian, angket skala kecerdasan emosional dapat dikatakan memadai untuk digunakan sebagai instrument penelitian.

Tabel 3.4

Interpretasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi)

Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi


(38)

42

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi

Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah

Antara 0, 000 – 0, 199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012: 98)

2. Bleep Test

Uji validitas dan realibilitas bleep test menggunanakan face validity. Nazir (1988) yang terdapat dalam situs http://violetatniyamani.blogspot.com diunduh tanggal 19 juni 2014 menjelaskan tentang “Face validity adalah

validitas yang berhubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur”. Dari pendapat tersebut alat ukur dikatakan valid apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini isi dari alat ukur bleep test sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengetahui kemampuan daya tahan aerobik seorang atlet.

3. Sistem Setengah Kompetisi

Uji validitas dan realibilitas sistem setengah kompetisi menggunanakan

face validity. Nazir (1988) yang terdapat dalam situs http://violetatniyamani.blogspot.com diunduh tanggal 19 juni 2014 menjelaskan tentang “Face validity adalah validitas yang berhubungan apa

yang nampak dalam mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur”. Dari pendapat tersebut alat ukur dikatakan valid apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengan apa yang ingin diukur. Dalam peneltian ini isi dari alat ukur sistem setengah kompetisi sesuai dengan tujuan peneliti untuk mengetahui prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.


(39)

43

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis memperoleh dan mengumpulkan data penelitian ini menggunakan item tes serta menggunakan metode angket tertutup. Angket tertutup digunakan untuk memperoleh informasi tentang kecerdasan emosional, tes yang digunakan untuk memperoleh hasil kemampuan daya tahan aerobik penulis menggunakan

bleep test, sedangkan tes untuk memperoleh tingkatan prestasi diambil

berdasarkan hasil pertandingan dengan menggunakan sistem setengah kompetisi. Untuk lebih rinci maka pengumpulan data yang diakukan oleh penulis sebagai berikut :

1. Bleep test

2. Angket/skala kecerdasan emosional 3. Sistem setengah kompetisi

H. Analisis Data

Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan rumus-rumus statistika, kemudian setelah itu analisis data. Rumus-rumus yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini, yaitu:

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata dari setiap variabel, dengan menggunakan rumus:

n X X  i Keterangan :

X = Skor rata-rata yang dicari = Jumlah

i = Skor mentah n = Jumlah sampel


(40)

44

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus:

1

)

(

2

n

X

X

S

i Keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah

X = Rata-rata skor mentah

n = Jumlah sampel

3. Menghitung T-Skor dengan rumus T-skor = 50 + 10 

      S x x (Untuk Jarak)

= 50 + 10 

      S x x (Untuk Waktu) Keterangan :

T-Skor = Skor standar yang dicari X = Skor yang diperoleh

x = Rata-rata skor mentah S = Simpangan baku

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ……. Zn

dengan rumus

S X X ZI


(41)

45

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(X dan S = rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing sampel) b. Untuk bilangin baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

c. Menghitung proporsi Z1, Z2, …. Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1.

Jika proporsi ini dinyatakan dengan S(s)= banyaknya …

n Z Z Z

Z1 2... n 1

d. Menghitung selisih F(Z1) – S(Z1)

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada berilah simbol Lo.

f. Dengan bantuan table L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L.

g. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L untuk uji liliefors, dengan taraf nyata = 0.05. kriterianya adalah: - Hipotesa diterima apabila Lo < L = normal

- Hipotesa ditolak apabila Lo > L = tidak normal

5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Rumus yang dipergunakan adalah:

rxy =

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2 2 y y n x x n y x y x n Keterangan:

Rxy = Korelasi yang dicari n = Jumlah sampel

= Jumlah X Y = Jumlah Y

XY = Jumlah X dikali Y X2 = Jumlah X2


(42)

46

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Menghitung signifikan koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:

t =

Keterangan:

t = t hitung yang dicari

r = koefisien yang dicari n = jumlah sampel

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata =

0.05 dengan dk = n-2 dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak.

7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi ganda dengan menggunakan rumus:

Ryx1x2 =

Keterangan:

Ryx1x2 = Koefisien korelasi yang dicari

ryx1 = Koefisien korelasi antara y dan x1

ryx2 = Koefisien korelasi antara y dan x2

rx1x2 = Koefisien korelasi antara x1 dan x2

8. Menguji signifikan koefisien korelasi ganda atau multiple dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:

F

hitung

=


(43)

47

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

F = F hitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas

n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga F hitung lebih

besar dari Ftabel pada taraf nyata = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka

koefisien korelasi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.

9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus: D = r2 x 100%

Keterangan:

D = Determinasi R = Koefisien 100% = Konstanta tetap


(44)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan analisis data, maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

2. Terdapat korelasi antara kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

3. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, pemulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga tenis meja, harus memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan dukungan dan dapat menunjang prestasi atlet pada cabang olahraga tenis meja. Faktor kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dapat memberikan hubungan dan dukungan terhadap prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Selain faktor tersebut, para pelatih atau pembina olahraga ini juga tetap memperhatikan aspek-aspek teknik, fisik, taktik dan mental yang lebih spesifik.

2. Bagi para atlet cabang olahraga tenis meja disarankan untuk lebih mengembangkan kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik, karena dalam hal ini seorang atlet yang mempunyai kecerdasan emosional dan


(45)

56

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan daya tahan aerobik yang baik akan dapat menjalankan strategi yang efektif dan atlet akan mampu mengontrol permainan dengan baik dalam jangka waktu lebih lama tanpa merasa lelah yang berlebihan.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang aspek yang berhubungan dengan prestasi cabang olahraga tenis, penulis menganjurkan untuk mencoba komponen-komponen lainnya baik itu dalam teknik, taktik, fisik dan mental yang dapat meningkatkan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih tinggi tingkatanya dan kajian yang mendalam.

5. Bagi lembaga terkait khususnya Pengcab PTMSI Kabupaten Sumedang, umumnya bagi para PTM di Kabuptaen Sumedang yang melakukan pembinaan atlet, sebaiknya tidak hanya memperhatikan aspek teknik dan taktik tetapi harus mulai memperhatikan aspek mental dan kondisi fisik atletnya, karena selama ini proses latihan masih dengan motede otodidak dan empiris sehingga perkembangan prestasi atlet belum dimaksimalkan.


(46)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 57

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Giriwijoyo,S dan Sidik,D. (2012). Ilmu Faal Olahraga ( Fissiologi Olahraga ). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

--- (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Goleman, Daniel.(2005). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gozali,N dan Nasehudin,T (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Hodges (1996). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Kertamanah, Alek. (2003). Teknik Dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada.

Kusmaedi, Nurlan. (1993). Tenis Meja. Diktat FPOK IKIP Bandung Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.

Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

--- (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Pengda PTMSI Jawa Barat. (2000). Sekitar Tenis Meja Jawa Barat. Bandung. Satriya, dkk. (2010). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI


(47)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 58

58

Siregar,MF. (1976). Ilmu Pengetahuan Melatih. Proyek Pembinaan Prestasi Olahraga.

Simpson, Peter. (1986). Tehnik Bermain Pingpong. Bandung: Pionir. Soetomo. (1985). Permainan Tenis Meja. Jakarta: CV. Maju Jaya.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sutarmin. (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia Prawisaputra,S. dkk. (2000). Dasar – dasar Kepelatihan. Sumedang : KONI

Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Azwar, Saifuddin. (1986). Konsep Validitas. Diakses dari http://violetatniyamani.blogspot.com.


(1)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Menghitung signifikan koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan

pendekatan uji-t dengan rumus:

t =

Keterangan:

t = t hitung yang dicari r = koefisien yang dicari n = jumlah sampel

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata =

0.05 dengan dk = n-2 dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak.

7. Menghitung derajat hubungan tiga variabel atau koefisien korelasi ganda dengan menggunakan rumus:

Ryx1x2 =

Keterangan:

Ryx1x2 = Koefisien korelasi yang dicari

ryx1 = Koefisien korelasi antara y dan x1

ryx2 = Koefisien korelasi antara y dan x2

rx1x2 = Koefisien korelasi antara x1 dan x2

8. Menguji signifikan koefisien korelasi ganda atau multiple dengan menggunakan pendekatan statistik uji-F dengan rumus:

Fhitung =


(2)

47

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

F = F hitung yang dicari

R = Koefisien korelasi yang dicari K = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga F hitung lebih

besar dari Ftabel pada taraf nyata = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka

koefisien korelasi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.

9. Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus: D = r2 x 100%

Keterangan:

D = Determinasi

R = Koefisien


(3)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan analisis data, maka dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

2. Terdapat korelasi antara kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

3. Terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik secara bersama-sama dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

B. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, pemulis mempunyai saran-saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga tenis meja, harus memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan dukungan dan dapat menunjang prestasi atlet pada cabang olahraga tenis meja. Faktor kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dapat memberikan hubungan dan dukungan terhadap prestasi atlet cabang olahraga tenis meja. Selain faktor tersebut, para pelatih atau pembina olahraga ini juga tetap memperhatikan aspek-aspek teknik, fisik, taktik dan mental yang lebih spesifik.

2. Bagi para atlet cabang olahraga tenis meja disarankan untuk lebih

mengembangkan kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik, karena dalam hal ini seorang atlet yang mempunyai kecerdasan emosional dan


(4)

56

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan daya tahan aerobik yang baik akan dapat menjalankan strategi yang efektif dan atlet akan mampu mengontrol permainan dengan baik dalam jangka waktu lebih lama tanpa merasa lelah yang berlebihan.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang aspek yang berhubungan dengan prestasi cabang olahraga tenis, penulis menganjurkan untuk mencoba komponen-komponen lainnya baik itu dalam teknik, taktik, fisik dan mental yang dapat meningkatkan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja.

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih tinggi tingkatanya dan kajian yang mendalam.

5. Bagi lembaga terkait khususnya Pengcab PTMSI Kabupaten Sumedang,

umumnya bagi para PTM di Kabuptaen Sumedang yang melakukan pembinaan atlet, sebaiknya tidak hanya memperhatikan aspek teknik dan taktik tetapi harus mulai memperhatikan aspek mental dan kondisi fisik atletnya, karena selama ini proses latihan masih dengan motede otodidak dan empiris sehingga perkembangan prestasi atlet belum dimaksimalkan.


(5)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Giriwijoyo,S dan Sidik,D. (2012). Ilmu Faal Olahraga ( Fissiologi Olahraga ). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

--- (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Goleman, Daniel.(2005). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gozali,N dan Nasehudin,T (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Hodges (1996). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Kertamanah, Alek. (2003). Teknik Dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada.

Kusmaedi, Nurlan. (1993). Tenis Meja. Diktat FPOK IKIP Bandung Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung: PT. Jemar.

Nurhasan dan Cholil, D.H. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.

--- (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Pengda PTMSI Jawa Barat. (2000). Sekitar Tenis Meja Jawa Barat. Bandung. Satriya, dkk. (2010). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK UPI


(6)

Sandi Setiawan, 2014

Korelasi kecerdasan emosional dan kemampuan daya tahan aerobik dengan prestasi atlet cabang olahraga tenis meja

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

58

Siregar,MF. (1976). Ilmu Pengetahuan Melatih. Proyek Pembinaan Prestasi Olahraga.

Simpson, Peter. (1986). Tehnik Bermain Pingpong. Bandung: Pionir. Soetomo. (1985). Permainan Tenis Meja. Jakarta: CV. Maju Jaya.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Sutarmin. (2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia Prawisaputra,S. dkk. (2000). Dasar – dasar Kepelatihan. Sumedang : KONI

Kabupaten Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Azwar, Saifuddin. (1986). Konsep Validitas. Diakses dari