KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING.

(1)

KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

(Stud Deskriptif Pada Eiger Climbing Club kategori Speed)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh : Andri Setia Hadi

1002038

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

(Studi Deskriptif Pada Eiger Climbing Club Kategori Speed)

Oleh Andri Setia Hadi

Sebuah skripsi diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program studi ilmu keolahragaan

© Andri Setia Hadi

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

vii

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 7 A. Kajian Pustaka ... 7

1. Panjat Tebing ... 7

a. Kategori dalam Panjat Tebing ... 8

1) Kategori Rintisan (lead) ... 8

2) Kategori Kecepatan (speed) ... 8

3) Kategori Jalur Pendek (bouldering) ... 9

b. Gerakan Dasar Pemanjatan ... 9

2. AnatomiOtot ... 13


(4)

4. Muscle Strength ... 16

5. Muscle Endurance ... 17

6. Kondisi Fisik dalam Panjat Tebing Kategori Speed ...18

7. Kecepatan ... 19

8. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... ... 20

B. Kerangka Pemikiran ... 21

C. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 23

B. Desain Penelitian... 24

C. Metode Penelitian ... 25

D. Definisi Operasional ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Uji Normalitas... 42

2. Pengujian Koefisien Korelasi ... 42

3. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 43

B. Pembahasan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN


(5)

ix

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Kategori Skor Panjat Speed ... 32

4.1. Hasil Tes dengan Nilai Rata-rata Sebelum Tskor ... 40

4.2. Nilai Rata-rata Setelah Standarisasi dengan Tskor ... 41

4.3. Hasil Uji Normalitas ... 42

4.4. Besar Hubungan Antar Variabel... 43

4.5. Hasil Koefesien Korelasi x1 x2 y ... 44

4.6. Hasil Korelasi Ganda ... 44


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Counterbalance ... ... 10

2.2. Pijakan Tipis ... ... 11

2.3. Pegangan Tangan ... ... 12

2.4. Pegangan Over hang ... 12

2.5. Anatomi Otot ... ... 13

3.1. DesainPenelitian ... ... 24

3.2. Tes Angkat Tubuh ... ... 28

3.3. Tes Angkat Beban... ... 29

3.4. Tes Kekuatan Tungkai (Squat) ... ... 30

3.5. Tes Daya Tahan Tungkai (Hurdle Jump)... ... 31

3.2. Langkah-langkah Penelitian ... ... 33


(7)

xi

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Tes Muscle Strength dan Endurance ... ... 52

2. Hasil Uji Normalitas Muscle Strength ... ... 53

3. Hasil Uji Normalitas Muscle Endurance ... ... 54

4. Hasil Uji Normalitas Kecepatan Pemanjatan ... ... 55

5.Hasil Uji Normalitas Ketiga Kelompok Test ... 56

6. Hasil Korelasi Ganda x1 x2 y ... 57

7. Data Pembantu Hasil Test ... 58

8. Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi x1 y ... 59

9. Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi x2 y ... 60

10. Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi x1 x2 ... 61

11. Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda ... 62


(8)

This research reverse by how is the important the component of phsical condition toward the speed of the climber on the rock climbing between muscle strength and mescle endurance. This research aims to know muscle strength and muscle endurance contribution toward the speed of rock climber sport. This research methode is using deskriptif wiht corelasional technique. The sampling is to be used in this research are the member of Eiger Climbing Club (ECC) 10 people is taken using purposive sampling technique. The isntrument to be used is pull down and squat test for arm and leg strength, pull up and hurdle jumpt test is to endurance arm and leg, whereas for the speed test by the rock climb. It is showing the obtained of muscle strength and muscle endurance contribution toward the speed of the climber. With the result of this research muscle strengt toward the speed of the climber is r = 0.764, with tcount = 3.350 > 1.812, muscle endurance toward the speed of the climber is r =

0.655 with tcont = 2.451 > 1.812, while the contribution research musle and strength and

muscle endurance is colectively toward the climber is R = 0.77, with Fcount = 5.729 > 4.740

Key word: rock climbing, muscle strength, muscle endurance, climb speed

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya komponen-komponen kondisi fisik terhadap kecepatan pemanjatan dalam panjat tebing diantaranya muscle strength dan muscle endurance. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kontribusi muscle strength dan muscle endurance terhadap kecepatan dalam olahraga panjat tebing. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota Eiger Climbing Club (ECC) sebanyak 10 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pull down dan squat untuk strength lengan dan tungkai, tes pull up dan hurdle jump untuk endurance lengan dan tungkai, sedangkan untuk tes kecepatannya dengan melakukan pemanjatan. Menunjukkan terdapat kontribusi muscle strength dan muscle endurance terhadap kecepatan pemanjatan. Dengan hasil penelitian muscle strength terhadap kecepatan pemanjatan adalah r = 0.764, dengan thitung = 3.350 > 1.812, muscle endurance

terhadap kecepatan pemanjatan adalah r = 0.655 dengan thitung =2.451 > 1.812, sedangkan

hasil penelitian kontribusi muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan adalah R = 0.77, dengan Fhitung = 5.729 > 4.740.


(9)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia olahraga banyak sekali perubahan yang menyebabkan seseorang merasa sehat jasmani maupun rohani nya. Seiring berjalanya waktu banyak sekali olahraga-olahraga atau cabang-cabang olahraga yang baru, diantara nya adalah panjat tebing atau panjat dinding, dengan gaya memanjat untuk mencapai ketinggian, dengan menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Banyak sebagian orang beranggapan olahraga panjat merupakan olahraga yang cukup ekstrim, karena olahraga ini seseorang harus mampu mencapai ketinggian. Panjat tebing menurut Anggid (Dalam Gladian Nasional, 2001, hlm. 2) bahwa: “Panjat tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan dan kekuatan tubuh dan kecerdikan serta keterampilan penggunaan peralatan dalam menyiasati tebing itu sendiri”. menggunakan alat yang safety procedure (prosedur yang aman) seseorang bisa memanjat ketinggian di tebing, atau bahkan tidak menggunakan alat sekalipun. pada umumnya olahraga ini dilakukan pada kontur batuan atau dinding terbuat dari papan yang memiliki point atau pegangan untuk tangan maupun dan pijakan untuk kaki dan tidak jarang memiliki kemiringan. Bagian tangan dan kaki yang dominan digunakan di olahraga ini untuk mencapai ketinggian.

Olahraga panjat merupakan salah satu cabang yang bisa dikatakan masih berkembang sampai saat ini. Karena olahraga ini bisa dikatagorikan cabang olahraga yang masih muda dalam pentas kejuaraan-kejuaraan, baik di benua maupun di dunia. Banyak pihak yang terus berusaha mengembangkan atau turut serta dalam eksistensi olahraga panjat tersebut. Olahraga panjat tergagas oleh adanya pendaki-pendaki gungun es yang menjulang tinggi sampai tidak bisa dilalui dengan cara berjalan kaki. Ratih (dalam Feierabend,


(10)

dkk. 2001, hlm. 10) mengemukakan bahwa ”...Mountaineering, the origins of climbing”.

Banyak katagori yang dimiliki oleh olahraga panjang tebing ini, terutama pada saat kompetisi atau kejuaraan. Salah satunya adalah kategori speed (kecepatan) dengan tali yang sudah dikaitkan di top roop (diatas tebing). Dengan seperti itu pemanjat akan aman atau menggantung saat terjatuh, tentunya dengan diatur oleh belayer atau seseorang yang mengamankan pemanjat dengan tali tersebut. FPTI (2006, hlm. 7) menjelaskan tentang pengertian kompetisi kategori kecepatan (speed): “Kompetisi kecepatan (speed) merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan secara tambat atas (top-rope) dan waktu yang diperlukan oleh atlet dalam menyelesaikan satu jalur menentukan posisi atlet pada satu babak kompetisi”.Melihat cara olahraga panjat seperti itu yaitu memanjat untuk mencapai ketinggian dengan tingkat kesulitanya, tentunya sangat dibutuhkan latihan diantaranya kekuatan otot dan daya tahan otot untuk menunjang sebuah keberhasilan ataupun prestasi dalam olahraga panjat tersebut.

Latihan beban merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan otot (muscle strength) atau daya tahan otot (muscle endurance) yang paling sering digunakan dalam olahraga. Latihan beban menurut Harsono (1988, hlm. 208) adalah, latihan-latihan yang sistematis dimana beban hanya digunakan sebagai alat untuk menambah kekuatan otot dengan berbagai tujuan tertentu, misalnya menjaga atau memperbaiki kondisi fisik. Latihan beban yaitu membangun jaringan otot dengan memicu dua jenis hipertropi; hipertropi miofibrilar dan hipertropi sarkoplasmik. Miofibrilar, lebih bersifat kekuatan dan kelenturan sedangkan sarkoplasmik menciptakan otot yang lebih besar.

Tidak cukup hanya latihan kekuatan yang hanya dibutuhkan oleh olahraga panjat ini, tentu nya latihan daya tahan kekuatan otot pun sangat dibutuhkan dan masih banyak yang lainya. Daya tahan kekuatan adalah


(11)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan otot untuk melawan rasa lelah dengan waktu yang lama. Daya tahan kekuatan ini tergantung pada: kekuatan maksimal dan daya tahan umum dan khusus (penyediaan energi aerob dan anaerob). Prinsip-prinsip ilmu faal pun harus dijadikan dasar dalam dunia pelatihan tersebut atau olahraga. Santoso dan Dikdik (2010, hlm. 213) mengemukakan bahwa :

Prinsip submaksimal dan adekuat adalah prinsip ilmu faal yang harus menjadi pegangan dalam penerapan-penerapan pelatihan khususnya di bidang olahraga dalam upaya meningkatkan kemampuan fungsional para olahragawan, baik pada olahraga prestasi maupun olahraga kesehatan. submaximal berarti besar usaha yang dilakukan kurang dari 100% sedang adekuat berarti besar usaha yang dilakukan pada setiap sesi latihan memadai yaitu mencapai minimal 60-70% dari kemampuan maksimalnya yang dimiliki pada saat itu.

Menurut Aryani (2010, hlm. 21) bahwa: pada olahraga panjat tebing, terutama pada tebing buatan (dinding) dipertandingkan tiga nomer pertandingan yaitu kategori rintisan (kesulitan atau difficult), kecepatan (speed) dan jalur pendek (bouldering). Setiap nomor olahraga panjat tebing buatan yang dipertandingkan memiliki tingkat kesulitan berbeda. Pada kesempatan ini penulis ingin menelaah lebih jauh kategori speed (kecepatan). Kategori ini dilakukan dengan cara top roop, dimana tali sudah dikaitkan di ujung atas tebing (top roop) yang sudah dalam posisi aman karena langsung terhubung dengan belayer. FPTI (2006, hlm. 7) menjelaskan tentang pengertian kategori kecepatan (speed) bahwa: “Kompetisi kecepatan (speed) merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan secara tambat atas (top-rope) dan waktu yang diperlukan oleh atlet dalam menyelesaikan satu jalur menentukan posisi atlit pada satu babak kompetisi”.

Ketika kita mengamati tingkah laku pemanjat tebing alam maupun tebing buatan maka bagian tubuh yang paling berperan pada saat bergerak memanjat adalah kedua tangan dan kedua kaki. Tangan mencari pegangan dan kaki mencari pijakan untuk terus naik dan dengan tetap menjaga keseimbangan untuk dapat naik lebih tinggi. Pegangan dan pijakan tidak selamanya tegak lurus, tetapi bervariasi kekiri dan kekanan tergantung pada


(12)

medan yang dipanjat. Mengamati hal tersebut di atas maka kekuatan, kecepatan dan daya tahan lengan maupun kaki merupakan potensi tubuh dalam kegiatan fisik (olahraga) ini sangat menentukan untuk menjadi pemanjat tebing untuk kategori speed. Kategori speed merupakan salah satu nomor yang ada pada cabang olahraga panjat tebing yang membutuhkan kemampuan seorang pemanjat untuk dapat bergerak secara cepat untuk mencapai target yang telah ditentukan. Untuk memperoleh hasil kemampuan fisik yang telah dikemukakan, maka perlu ditopang adanya muscle strength maupun muscle endurance yang baik pada kategori speed cabang olahraga panjat tebing. Muscle strength dan muscle endurance merupakan dua aspek yang dapat mengarahkan pada seorang pemanjat untuk membentuk kemampuan fisik khususnya di bagian lengan dan tungkai.

Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat capaian panjatan kategori speed (kecepatan) dengan melihat peranan antara muscle strength dan muscle endurance. Muscle strength atau kekuatan dalam panjat tebing kategori speed sangat penting, dengan mengangkat berat badan sendiri menggunakan lengan dan tungkainya, seorang pemanjat haruslah mampu mecapai top roop dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Disini membutuhkan kondisi fisik kekuatan yang besar, Harsono (1988, hlm. 177) mengemukakan bahwa: meskipun banyak aktivitas olahraga lebih memerlukan agilitas, fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, dan sebagainya, akan tetapi faktor-faktor tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar diperoleh hasil yang baik.

Seorang pemanjat di kategori speed harus melakukan pemanjatan 10-12 kali dalam setiap kompetisinya dan dihitung kecepatanya. Muscle endurance mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut (misalnya pull up atau scoot jump). Menyambung dari pernyataan itu Dick dkk (Dalam Harsono, 1988, hlm. 202) menyatakan daya tahan otot adalah kemampuan seluruh organisme tubuh unutk mengatasi lelah pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut


(13)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strength dalam waktu yang lama. tentunya ini dibutuhkan dalam panjat kategori speed, untuk menunjang penampilan seorang pemanjat dalam setiap kompetisi.

Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji lebih dalam untuk melihat kontribusi muscle strength dan muscle endurance terhadap hasil kecepatan dalam olahraga panjat.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah melihat dari pengalaman sebelumnya yang sering terjadi ketika dilapangan. Adapun masalah-masalah itu sebagai berikut:

1. Ketika pemanjatan sedang berlangsung seseorang tidak bisa menyelesaikan pemanjatanya dengan baik sehingga tidak mencapi top roop

2. Ketika di tengah-tengah tebing seseorang yang melakukan pemanjatan terlihat mengalami kelelahan otot, sehingga tidak kuat lagi mengangkat berat badan nya

3. Sejauh mana muscle strength dan muscle endurance berkontribusi dalam kecepatan pemanjatan

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengkaji lebih jauh kontribusi kekuatan otot dan daya tahan otot terhadap kecepatan dalam olahraga panjat.

Dari uraian diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat kontribusi yang signifikan muscle strength terhadap

kecepatan pemanjatan ?

2. Apakah terdapat kontribusi yang signifikan muscle endurance terhadap kecepatan pemanjatan?


(14)

3. Apakah terdapat kontribusi yang signifikan antara muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan dalam pemanjatan ?

D. Tujuan Penelitian

Penetapan dalam suatu tujuan kegiatan adalah penting sebagai tahap awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2009, hlm. 282) yaitu sebagai berikut: “tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditulis”.

Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Kontribusi muscle strength terhadap kecepatan dalam olahraga panjat tebing

2. Kontribusi muscle endurance terhadap kecepatan dalam olahraga panjat tebing

3. Kontribusi muscle srength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan dalam olahraga panjat tebing

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan keilmuan sebagai bahan

pertimbangan bagi lembaga yang menaungi olahraga panjat dinding atau panjat tebing dan lembaga-lembaga lain yang terkait didalamnya.

2. Secara praktis dapat dijadikan bahan pertimbangan pedoman bagi para pelatih dan atlit dalam menyusun atau mempersiapkan program latihan, khususnya yang memasukan latihan beban dalam program untuk penunjang prestasi atau kebugaran atlit.


(15)

48 Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data Statistika yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi yang signifikan muscle strength terhadap kecepatan pemanjatan

2. Terdapat kontribusi yang signifikan muscle endurance terhadap kecepatan pemanjatan

3. Terdapat kontribusi muscle strength dan muscle endurance yang signifikan secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan pada cabang olahraga panjat tebing

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga panjat tebing hendaknya memperhatikan komponen-komponen kondisi yang mempengaruhi Kemampuan muscle strength dan muscle endurance terutama untuk bagian tungkai agar bisa mengimbangi kekuatan otot lengan secara anatomis sesuai dengan cabang olahraga panjat tebing. Latihan untuk meningkatkan muscle endurance dapat dilakukan dengan metode-metode yang telah diakui terbukti di lapangan memberikan pengaruh terhadap kecepatan pemanjatan. Kelentukan, fleksibilitas dan faktor mental dalam olahraga ini juga sangat dibutuhkan untuk melengkapi kekurangan atau menambah performa pada saat pemanjatan.

2. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam dengan uji statistika yang lebih akurat agar diperoleh


(16)

hasil penelitian yang mampu memperkaya pengetahuan pada cabang olahraga panjat tebing terutama di kemampuan muscle strength dan muscle endurance pada kategori kecepatan.


(17)

48 Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data Statistika yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi yang signifikan muscle strength terhadap kecepatan pemanjatan

2. Terdapat kontribusi yang signifikan muscle endurance terhadap kecepatan pemanjatan

3. Terdapat kontribusi muscle strength dan muscle endurance yang signifikan secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan pada cabang olahraga panjat tebing

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga panjat tebing hendaknya memperhatikan komponen-komponen kondisi yang mempengaruhi Kemampuan muscle strength dan muscle endurance terutama untuk bagian tungkai agar bisa mengimbangi kekuatan otot lengan secara anatomis sesuai dengan cabang olahraga panjat tebing. Latihan untuk meningkatkan muscle endurance dapat dilakukan dengan metode-metode yang telah diakui terbukti di lapangan memberikan pengaruh terhadap kecepatan pemanjatan. Kelentukan, fleksibilitas dan faktor mental dalam olahraga ini juga sangat dibutuhkan untuk melengkapi kekurangan atau menambah performa pada saat pemanjatan.

2. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam dengan uji statistika yang lebih akurat agar diperoleh


(18)

hasil penelitian yang mampu memperkaya pengetahuan pada cabang olahraga panjat tebing terutama di kemampuan muscle strength dan muscle endurance pada kategori kecepatan.


(19)

50 Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aryani, Mela (2010). Hubungan tingkat kecemasan dan percaya diri dengan hasil pemanjatan pada olahraga panjat tebing kategori rintisan. Skripsi SI FPOK UPI, Bandung: tidak diterbitkan.

Direktorat jendral pariwisita (1998).Penjelasan mengenai pengertian Panjat tebing, Bandung.

Dwyer,& Davis. (2005). (ACSM) The American College of Sport and Medicine Health Related Physical Fitness Manual. Pennsylvania: Lippincott Williams & Wilkins.

Fierabend dkk (2001). Mountaineering the origins of climbing.Boston: Blsckwell

Giriwijoyo, dan Dikdik.(2010). Ilmu Faal Olahraga. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Gladian Nasional (2001), Penjelasan mengenai pengertian Panjattebing, Ujung

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung

Harsono. (2007). Teori dan Metodologi Pelatihan. Bandung

Harsono. (1988).Coaching dan Aspek – Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Hidayat, Toufik. (2013). “Hubungan antara Kekuatan Lengan, Daya Ledak Tungkai dan Kelincahan serta Kecepatan Memanjat Tebing di FPTI Pandeglang”. Skripsi SI FPOK UPI, Bandung: tidak diterbitkan

Idham, Anggid. (2014). “Hubungan Panjat Tebing dilihat dari Segi Anatomical Fitness dan Physiological Fitness Terhadap Kecepatan di UKM Pamor”. Skripsi SI FPOK UPI. Bandung: tidak diterbitkan

Imanudin, Iman. (2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli.dkk. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


(20)

Nilasari, Ratih. (2009).Proses Pembelajaran Olahraga Panjat Tebing di Pengcab FPTI Kab. Bandung (Studi Deskriptif Pada Proses Pembelajaran Olahraga Panjat Tebing di Pengcab FPTI Kab. Bandung). Skripsi SI FPOK UPI, Bandung: tidakditerbitkan.

Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran keolahragaan, Bandung: FPOK UPI.

Nurhasan dan Hasanudin. (2002). Tes dan Pengukuran keolahragaan, Bandung: FPOK UPI.

Pratama, Arvin. (2012). Kontribusi Kekuatan Otot Lengan dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (LEAD) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding). Skripsi SI FPOK UPI, Bandung: tidak diterbitkan

Solehudin, Adi. (2007). Diktat PanjatTebing PAMORFPOK UPI Bandung, Bandung: Pamor FPOK UPI.

Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suliztiarto. (2002). Rock Climbing, Jakarta: Publishing.

Supriatna, Heru. (2010). Pengaruh Tingkat Kebugaran Jasmani Terhadap Keterampilan Pemanjatan Tebing Pamor dan ECC, Bandung: tidak diterbitkan

Surakhmad (1990) Batasan Penelitian serta langkah langkahnya. Jakarta.

Tarigan, Beltasar. (2009) Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal (Sebuah Analisis Kritis), Bandung: FPOK UPI Tim Penyusun UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.


(21)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yusup, Ucup. dkk. (2008). Anatomi Manusia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber lain dari internet :

http://muscle.ucsd.edu/musintro/hypertrophy.shtml

http://www.flexonline.com/2009_mr_olympia_final_results/news/958 www.duniafitness.com


(22)

LAMPIRAN 1

Hasil test Muscle Strength dan Muscle Endurance

No

MS ME

tester Pull down quat Pull up Jumping

hurdle Speed

1 Indra 82,11 117,64 46 44 7,25

2 Ardiles 73,68 112,94 37 40 8,2

3 Ramadhan 73,68 105,88 42 40 8,6

4 Abdul haris 73,68 110,58 42 42 8

5 Ubay 78,95 110,58 44 42 7,8

6 Gunawan 78,95 101,17 42 42 7,9

7 Dede 78,95 105,88 38 40 8,4

8 Khaetamy 73,68 94,11 40 40 9,2

9 Ihsan 73,68 101,17 38 42 8,1

10 Raden 71,58 98,82 37 38 8,2

rata-rata 75,89 105,88 40,60 41,00 8,17

jumlah 758,94 1058,77 406 410 81,65

std 3,49 7,19 3,10 1,70 0,52


(23)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN 2

Hasil Uji Normalitas Test Muscle Strength

No tester Muscle Strength f F FZ Z P ≤ Z L

1 Khaetami 77,3 1 1 0,100 -1,37 0,0853 0,015

2 Raden 77,83 1 2 0,200 -1,34 0,0901 0,110

3 Ihsan 87,12 1 3 0,300 -0,80 0,2054 0,095

4 Ramadhan 93,67 1 4 0,400 -0,42 0,3372 0,063

5 Abdul Haris 100,2 1 5 0,500 -0,05 0,4801 0,020

6 Gunawan 102,22 1 6 0,600 0,07 0,5279 0,072

7 Ardiles 103,49 1 7 0,700 0,14 0,5557 0,144

8 Dede 108,77 1 8 0,800 0,45 0,6736 0,126

9 Ubay 115,3 1 9 0,900 0,82 0,7939 0,106

10 Indra 134,18 1 10 1,000 1,91 0,9719 0,028

rata-rata 100,01 lo terbesar yaitu 0.105 < L tabel 0.258 jumlah 1000,08 artinya data berdistribusi normal

std 17,35


(24)

LAMPIRAN 3

Hasil uji normalitas Tes Muscle Endurance No tester

Muscle

Endurance f F FZ Z P ≤ Z L

1 Raden 65,53 1 1 0,100 -1,59 0,0559 0,044

2 Ardiles 79,82 1 2 0,200 -0,90 0,1841 0,016

3 Dede 83,04 1 3 0,300 -0,75 0,2266 0,073

4 Khaetamy 89,49 1 4 0,400 -0,44 0,33 0,070

5 Ramadhan 95,94 1 5 0,500 -0,13 0,4483 -0,052

6 Ihsan 97,33 1 6 0,600 -0,06 0,4761 0,124

7 Abdul Haris 110,23 2 7,5 0,750 0,56 0,7123 -0,038

8 Gunawan 110,23 2 7,5 0,750 0,56 0,7123 -0,038

9 Ubay 116,68 1 9 0,900 0,87 0,8078 -0,092

10 Indra 137,42 1 10 1,000 1,87 0,9693 0,031

rata-rata 98,57 lo terbesar yaitu 0.148 < L tabel 0.258 jumlah 985,71 artinya data berdistribusi normal

std 20,78

varians 431,61


(25)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN 4

Hasil uji normalitas Tes Kecepatan Pemanjatan

No tester Speed f F FZ Z P ≤ Z L

1 Dede 39,71 3 2 0,200 -1,04 0,1492 0,051

2 Khaetamy 39,71 3 2 0,200 -1,04 0,1492 0,051

3 Raden 39,71 3 2 0,200 -1,04 0,1492 0,051

4 Ihsan 42,65 1 4 0,400 -0,75 0,2206 0,179

5 Gunawan 48,53 1 5 0,500 -0,15 0,4404 0,060

6 Ardiles 51,47 2 6,5 0,650 0,14 0,5557 0,094

7 Ubay 51,47 2 6,5 0,650 0,14 0,5557 0,094

8 Ramadhan 57,35 1 8 0,800 0,73 0,7673 0,033

9 Abdul Haris 63,24 1 9 0,900 1,33 0,9082 0,008

10 Indra 66,76 1 10 1,000 1,68 0,9535 0,047

rata-rata 50,06 lo terbesar yaitu 0.179 < L tabel 0.258 jumlah 500,60 artinya data berdistribusi normal

std 9,94


(26)

LAMPIRAN 5

Hasil Uji Normalitas Ketiga Kelompok Test

Butir Tes L hitung L Tabel Kesimpulan Muscle Strength

0.105

0.258 Normal Muscle Endurance

0.148

Test Kecepatan Pemanjatan 0.179

Kriteria pengujian :

Ho : data berdistribusi normal

Tolak Ho jika LoMaksimum> LTabel

Terima Ho jika LoMaksimum ≤ LTabel

Kesimpulan : Lo maksimum masing-masing kelompok hasil test ≤ LTabel artinya


(27)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN 6

Hasil Korelasi Ganda Muscle strength ( X1) Muscle endurance (X2) Dengan

Kecepatan pemanjatan (Y)

Korelasi R square F-Hitung F-Tabel Signifikansi X1.X2.Y 0.601 5.729 4.740 Signifikan

Kriteria pengujian :

Hubungan signifikan antara muscle strength dan muscle endurance dengan kecepatan pemanjatan karena nilai F hitung (5,729) > dari F table (4.740). Hipotesa yang menyatakan bahwa variabel muscle strength dan muscle endurance memiliki hubungan signifikan dengan kecepatan pemanjatan diterima. F hitung berada di daerah penolakan hipotesa nol.


(28)

LAMPIRAN 7

Data Pembantu Hasil Test untuk uji signifikansi Korelasi

No

tester Muscle Strength

Muscle Endurance

Kecepatan X12 X22 Y2 X1.X2 X1.Y1 X2 . Y1

1 Indra 134,8 111,05 66,76 0,00 12332,10 4456,90 0,00 0,00 7413,70

2 Ardiles 107,07 108,06 51,47 11463,98 11676,96 2649,16 11569,98 5510,89 5561,85

3 Ramadhan 98,26 123,48 57,35 9655,03 15247,31 3289,02 12133,14 5635,21 7081,58

4 Abdul 120,16 107,29 63,24 14438,43 11511,14 3999,30 12891,97 7598,92 6785,02

5 Ubay 102,67 100,15 51,47 10541,13 10030,02 2649,16 10282,40 5284,42 5154,72

6 Gunawan 104,03 103,91 48,53 10822,24 10797,29 2355,16 10809,76 5048,58 5042,75

7 Dede 112,84 107,67 39,71 12732,87 11592,83 1576,88 12149,48 4480,88 4275,58

8 Khaetamy 85,05 76,83 39,71 7233,50 5902,85 1576,88 6534,39 3377,34 3050,92

9 Ihsan 89,45 92,25 42,65 8001,30 8510,06 1819,02 8251,76 3815,04 3934,46

10 Raden 74,81 69,31 39,71 5596,54 4803,88 1576,88 5185,08 2970,71 2752,30

rata-rata 99,37 100,00 50,06 9048,50 10240,44 2594,84 8980,80 4372,20 5105,29 jumlah 894,34 1000 500,6 90485,01 102404 25948,38 89807,97 43721,98 51052,9

std 14,20 16,35 9,94


(29)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 8

Penghitungan Dan Pengujian Koefisien Korelasi

Muscle strength Terhadap Kecepatan pemanjatan

Diketahui : n = 10 ∑X12 = 108656.1 ∑X1 = 1029.14

Y = 500.6 ∑X1.Y = 52721.23

Rumus :

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( .

. 2 2 2

1 2 1 1 1 1

 

  y y n x x n y x y x n y x r 2 2 1 ) 6 . 500 ( 3 . 25948 . 10 ( ) 14 . 1029 ( 108656 . 10 ( ) 6 . 500 )( 14 . 1029 ( 23 . 52721 . 10 .     y x r ) 41 , 600 . 250 483 . 259 )( 129 . 1059 1086561 ( 5 , 187 . 515 3 . 527212    

(165.6)(54.2) 025 . 12    15602 025 . 12 0,77

Korelasi antara Muscle strength dengan kecepatan pemanjatan adalah 0,77 yang diartikan bahwa korelasinya kuat.

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal

t = 2 1 2 r n r   = 59 . 0 1 2 10 77 , 0   = 41 . 1 83 , 2 . 77 . 0 = 64 , 0 18 . 2 = 3.40

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi Muscle strength dengan kecepatan pemanjatan diperoleh t-hitung sebesar 3.350 yang lebih besar dari t-tabel (dk=8, α=0,05) = 1.812. Artinya, Ho yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan signifikan antara muscle strength terdapat kecepatan pemanjatan di Eiger Climbing Club (ECC) di tolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara muscle strength terhadap kecepatan pemanjatan di ECC.


(30)

Lampiran 9

Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi Muscle Endurance Terhadap Kecepatan Pemanjatan

Diketahui : n = 10 ∑X22 = 102404 ∑X2 = 1000

Y = 500.6 ∑Y2 = 2594.3 ∑X2Y = 51052.87

Rumus :

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( . 2 .

2

2

2

2

2

 

    y y n x x n y x y x n y x r ) 6 . 500 3 . 15948 . 10 )( ) 1000 ( 102404 . 10 ( ) 6 . 500 )( 1000 ( 87 . 51052 . 10 . 2

2

  y x r ) 4 , 600 . 250 259483 )( 000 . 1000 1024040 ( 500600 7 , 528 . 510     67 , 0 5 , 14605 929 . 9 ) 2 , 94 )( 155 ( 929 . 9 ) 6 , 882 . 8 24040 ( 929 . 9     

Korelasi antara Muscle endurance dengan kecepatan pemanjatan adalah 0,67 yang diartikan bahwa korelasinya kuat.

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal

t = 2 1 2 r n r   = 46 , 0 1 2 10 67 , 0   = 54 . 0 89 . 1 = 3.5

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi Muscle endurance terhadap kecepatan pemanjatan diperoleh t-hitung sebesar 2.451 yang lebih besar dari t-tabel (dk=8, α=0,05) = 1.812 Artinya, Ho yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara Muscle endurance terahadap kecepatan pemanjatan di tolak dan menerima Ha yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara muscle endurance terhadap kecepatan pemanjatan di Eiger


(31)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 10

Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi

Muscle strength dan Muscle endurance

Diketahui : n = 10 ∑X12 = 108656.1 ∑X1 = 1029.14

X2 = 1000

X1 X2 = 104777.5 ∑X22 = 102404

2 2 2 1 ) 1000 102404 . 10 ( ) 14 , 1029 ( 1 , 108656 . 10 ( ) 1000 )( 14 , 1029 ( 5 , 104777 . 10 .     x x r ) 102404 )( 1086561 ( 1029140 1047775  ) 155 )( 6 . 165 ( 65 . 186  = 668 . 25 18635 0.726

Korelasi antara Muscle strength dengan Muscle endurance adalah 0,726 yang diartikan bahwa korelasinya kuat.


(32)

Lampiran 11

Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda

Muscle strength dan Muscle endurance Terhadap Kecepatan pemanjatan

Diketahui:

�1. = 0.77

�2. = 0.67

�1. 2 = 0.726

Rumus:

� 1. 2.1 =

�2

1 1+�2 2 1−2 � 1 1� 2 1� 1 2

1− �2

1 2

= (0.77)

2+ (0.67)2−2 (0.77) (0.67) (0.726)

1− (0.726)2

= 0.593 + 0.449−0.744

1− 0.527

= 0.293

0.473

= 0.619

= �.

Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi ganda di atas, diperoleh korelasi muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan sebesar 0.787


(33)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Lampiran 11

� = �

2/

(1− �2)/� − � −1

= (0.787)

2/2

(1−(0.787)2)/1021

= 0.62/2

(1−0.62)/7

= 0.31

0.38/7

= 0.31

0.054 =�.

Berdasarkan hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda di atas, diperoleh korelasi muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan di atas, diperoleh Fhitung = 5.7 lebih besar dari Ftabel

(dk = 10 – 2 – 1 = 7, α = 0.05) = 4.74. Artinya Hoditolak. Dengan kesimpulan

yang didapat adalah terdapat kontribusi yang signifikan antara muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan di Eiger Climbing Club (ECC).


(34)

Lampiran 12

Gambar Saat Pengambilan Data


(35)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Foto Squat

Foto Tes Kecepatan Panjatan


(36)

(37)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa Anggota ECC


(1)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran 11

Penghitungan dan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda

Muscle strength dan Muscle endurance Terhadap Kecepatan pemanjatan

Diketahui: �1. = 0.77

�2. = 0.67

�1. 2 = 0.726

Rumus:

� 1. 2.1 =

�2

1 1+�2 2 1−2 � 1 1� 2 1� 1 2

1− �2 1 2

= (0.77)

2+ (0.67)2−2 (0.77) (0.67) (0.726)

1− (0.726)2

= 0.593 + 0.449−0.744 1− 0.527

= 0.293 0.473 = 0.619 = �.

Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi ganda di atas, diperoleh korelasi muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan sebesar 0.787


(2)

Lanjutan Lampiran 11

� = �

2/

(1− �2)/� − � −1

= (0.787)

2/2

(1−(0.787)2)/1021

= 0.62/2 (1−0.62)/7 = 0.31

0.38/7 = 0.31

0.054 =�.

Berdasarkan hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda di atas, diperoleh korelasi muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan di atas, diperoleh Fhitung = 5.7 lebih besar dari Ftabel (dk = 10 – 2 – 1 = 7, α = 0.05) = 4.74. Artinya Hoditolak. Dengan kesimpulan yang didapat adalah terdapat kontribusi yang signifikan antara muscle strength dan muscle endurance secara bersama-sama terhadap kecepatan pemanjatan di Eiger Climbing Club (ECC).


(3)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran 12

Gambar Saat Pengambilan Data


(4)

Foto Hurdle Jump

Foto Squat


(5)

Andri Setiahadi, 2014

KONTRIBUSI MUSCLE STRENGTH DAN MUSCLE ENDURANCE TERHADAP KECEPATAN PEMANJATAN PADA OLAHRAGA PANJAT TEBING


(6)

Foto Bersama Beberapa Anggota ECC