KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITAS PANGGUL TERHADAP HASIL PANJAT DINDING KATEGORI RINTISAN (LEAD) PADA CABANG OLAHRAGA PANJAT DINDING.

(1)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta ; PT.rineka Cipta.

Damiri, Achmad (1994). Anatomi Manusia. Diklat FPOK UPI Bandung

Giriwijoyo Y.S.santosa (1992). Ilmu faal olaharaga. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Harsono, (1988). Coaching dan aspek aspek psikologis dalam coaching. Jakarta; C.V. Tambak Kusuma.

Lutan, R., Berliana, Sunaryadi, Y. (2007). Penelitian pendidikan dalam pelatihan olaharaga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Nurhasan, Hasanudin. (2007). Statistik. Bandung; FPOK UPI Bandung.

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Fisik Dalam Olahraga. Semarang. Dahara Prize.

Solehudin, Adi. (2006). Diktat Panjat Tebing PAMOR. Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung. Tasito

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta. Suharto. (1997). Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta: Departemen

D&K Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi.


(2)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Pustaka utama

Tarigan, Beltasar. (2009) Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal (Sebuah Analisis Kritis), Bandung: FPOK UPI. Tim Penyusun FPTI, (1997) Panjat Tebing. Jakarta : DEPDIKBUD

, (2006) Pedoman Kompetisi Panjat Tebing Indonesia. Jakarta FPTI. Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI

Bandung Sumber lainnya

Catros. (2007). Sejarah Pendakian Gunung Dan Panjat Tebing Di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://catros.wordpress.com/20/07/03/29/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-Indonesia/ [29 maret 2007]


(3)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Panjat tebing merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini mulai digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang berjiwa muda. Hal ini terlihat dari bertambah banyaknya perkumpulan olahraga panjat tebing baik di kota mupun didaerah, yang tergabung dalam suatu perkumpulan Federasi Panjat Tebing Indonesia yang biasa disingkat dengan FPTI, komunitas pencinta alam, klub panjat tebing, dan lain-lain.

Sejalan dengan perkembangan olahraga di indonesia salah satunya adalah olahraga panjat. Olahraga panjat terbagi menjadi dua macam yakni panjat tebing yang dilaksanakan di tebing yang sesungguhnya dan panjat dinding yang di laksanakan di dinding buatan. Sebagai mana di ketahui olahraga panjat dinding termasuk jenis kategori olahraga populer di kalangan remaja pada akhir-akhir ini, hal ini terbukti dengan seringnya di laksanakan kejuaraan-kejuaraan panjat dinding dari sekala daerah, nasional, bahkan sampai tingkat nasional. Olahraga panjat dinding tersebut telah di gemari dan di jadikan olahraga tantangan bagi para generasi muda, di samping itu olahraga yang penuh tantangan dan harus di lakukan dengan keberanian dan keterampilan ini merupakan salah satu olahraga kompetitif (prestasi) sehingga pembinaannya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tujuan akhir mencapai prestasi maksimal dapat terwujud.


(4)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Sejarah panjat tebing dunia yaitu pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis dibawah pimpinan Anthoine De Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097m) dikawasan Vercors Massif . Pada tahun 1976 Harry Sulistiarto mulai memanjat tebing Citatah yang kemudian dijadikan patok pertama kali panjat tebing modern di Indonesia.

Dinding panjat pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1988 oleh 4 atlet pemanjat Perancis yang diundang atas kerjasama kantor MENPORA dengan KEDUBES Perancis di Jakarta, dan sekaligus memberikan kursus singkat. Menjelang akhir acara, terbentuk federasi panjat gunung dan tebing Indonesia (FPTGI) yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI).

Pada abad ke 20 kegiatan panjat dinding bukan hanya merupakan olahraga kompetitif, melainkan olahraga petualangan, pendidikan, rekreasi dan rehabilitasi.Pengertian panjat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menaiki (pohon dsb) dengan kaki dan tangan. Menurut DEPDIKBUD (1997:6) menjelaskan bahwa panjat tebing adalah:

aktivitas yang menumbuhkan kemampuan fisik untuk dapat memanjat lebih tinggi, kemampuan tekhnik untuk menempatkan kaki dan tangan pada permukaan dinding, kemampuan untuk mengatur strategi dan menentukan jalur dan kemampuan berfikir untuk mengambil keputusan yang cepat, guna mencapai tempat yang lebih tinggi.

Olahraga panjat tebing merupakan olahraga yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan penuh dengan tantangan sehingga pada saat memanjat orang tersebut harus memiliki fisik yang kuat, pematangan teknik untuk dapat menempatkan posisi tubuh lebih tepat agar tidak jatuh, kemampuan strategi


(5)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

agar tidak salah mengambil poin yang mengakibatkan kesulitan memanjat lebih tinggi dan berfikir untuk mengambil keputusan cepat guna lebih memperkecil waktu tempuh.

Pada olahraga panjat tebing, terutama pada pada olahraga tebing buatan (dinding) dipertandingkan tiga nomer pertandingan yaitu kategori rintisan (kesulitan/difficult), kategori kecepatan (speed) dan jalur pendek atau sering disebut dengan boulder. Setiap nomer yag dipertandingkan dalam olahraga panjat tebing buatan memiliki tingkat kesulitan berbeda. Pada kategori rintisan, pemanjatan harus pandai membaca jalur pemanjatan untuk dapat mencapai puncak tertinggi tebing buatan.Pada kategori kecepatan (speed) pemanjatan dilakukan secara top roop (tali sudah dikaitkan di top agar pemanjat sudah berada dalam posisi aman) jadi apabila pemanjat terjatuh, tali pengaman yang sudah dikaitkan di top sebagai pengaman utamanya. Untuk katgori rintisan dan speed pemanjat diatur atau dijaga oleh belayer (rekan pemanjat yang berada dibawah yang mengatur turunya pemanjat. Pada kategori jalur pendek atau boulder, pemanjat harus pandai membaca jalur dan harus memiliki keberanian untuk melompat, atlet tidak menggunakan pengaman tubuh, pengaman hanya diberikan dengan cara menyimpan matras dibawah tebing /papan untuk pengamanan bila atlet terjatuh.

Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti kategori rintisan. Dalam olahraga panjat tebing kategori rintisan, yang dinilai adalah puncak tertinggi pemanjatan. Pemanjat yang paling tinggi memanjat adalah pemenangnya. Untuk mencapai pemanjatan paling tinggi, pemanjat harus


(6)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

memiliki lengan yang kuat, flexsibilitas panggul dan pemanjat juga harus pandai membaca jalur pemanjatan atau disebut orientasi medan yang dilaksanakan sebelum pemanjatan dimulai.

Pemanjatan harus pandai membaca jalur pemanjatan untuk dapat mencapai puncak tertinggi tebing buatan dan pemanjat diatur oleh belayer. FPTI (2006:7) menyatakan sebagai berikut:

Kompetisi rintisan atau lead merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan dengan cara merintis (leading), atlet diamankan (di belay) dari bawah, setiap cincin kait dikaitkan dilakukan secara berurutan sesuai peraturan, dan ketinggian yang dicapai (atau dalam hal terdapat pemanjatan menyamping (traverse) atau lelangit (roof), jarak terpanjang sepanjang sumbu pemanjatan) menentukan posisi atlet pada satu babak kompetisi.

Dari kutipan diatas di tarik kesimpulan bahwa rintisan (lead) merupakan kompetisi dimana pemanjat melakukan pemanjatan di dinding dan di-belay oleh teman satu team, setiap pemanjat memasang pengaman secara berurutan sesuai peraturan dan ketinggian yang di capai. Seorang pemanjat untuk mencapai garis finish tersebut tidak mudah di perlukan keterampilan dan kondisi fisik yang baik, dikarenakan dalam cabang olahraga panjat dinding khususnya kategori rintisan sangat sulit karena dalam pertandingan ini pemanjat harus memiliki kondisi fisik yang ekstra atau lebih pemanjat pun harus pandai memilih pegangan dan pijakan untuk bisa melangkah ke atas hingga menyelesaikan pertandingan dengan sempurna, untuk itu seorang pemanjat memerlukan kekuatan otot lengan dan flexsibilitas panggul yang baik maka kedua komponen di atas mesti di latih sehingga bisa mendukung atlet untuk mencapai hasil yang maksimal. Adapun pengertian kekuatan


(7)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

menurut Satriya dkk (2007:61) menjelaskan “kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap

suatu tahanan”.

Fleksibilitas menurut Satriya dkk (2007:72) adalah “kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya. Ruang gerak sendi pada setiap tubuh tergantung pada struktur sendi, elastisitas otot, dan ligamen”. Fleksibilitas tubuh diperlukan atlet untuk bergerak bebas karena dalam kategori rintisan ini banyak jalur-jalur yang memerlukan fleksibilitas panggul supaya dalam pergerakan menuju atas (finish) pergerakannya bisa luwes dan tidak kaku sehingga akan memaksimalkan hasil panjat untuk mencapai finish. kekuatan lengan dan fleksibilitas panggul merupakan salah satu faktor penunjang yang berpengaruh terhadap gerakan pemanjat untuk mencapai titik terakhir (keatas). Oleh karena itu penulis ingin mengetahui sejauh mana kontribusi dari kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul terhadap hasil panjat dinding kategori rintisan pada cabang olahraga panjat.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui seberapa besar kotribusi yag diberikan oleh kekuatan otot lengan dan flexsibilitas panggul terhadap hasil pemanjatan dalam ketegori rintisan (lead) maka terdapat suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul yang penulis kemukakan.


(8)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

1. Apakah terdapat kontribusi yang cukup besar dari koefisiensi korelasi kekuatan otot lengan terhadap hasil panjat dinding dalam kategori rintisan?

2. Apakah terdapat kontribusi yang cukup besar dari koefisiensi korelasi fleksibilitas panggul terhadap hasil panjat dinding dalam kategori rintisan?

3. Apakah terdapat kontribusi yang cukup besar dari koefisiensi korelasi signifikan antara kekuatan otot lengan dan flexsibilitas panggul secara bersama-sama terhadap hasil panjat dinding kategori rintisn pada cabang olahraga panjat dinding?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran serta penjelasan mengenai kontribusi kekuatan otot lengan dan flexibilitas panggul terhadap hasil panjat dinding kategori rintisan (lead) pada cabang olahraga panjat dinding.

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi koefisiensi korelasi kekuatan otot lengan terhadap hasil panjat dinding dalam kategori rintisan 2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi koefisiensi korelasi

fleksibilitas panggul terhadap hasil panjat dinding dalam kategori rintisan


(9)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi koefisiensi korelasi antara kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul secara bersamaan terhadap hasil panjat dinding dalam kategori rintisan

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca, adapun keinginan penulis dalam pembuatan penelitian ini yaitu :

1. Secara teoretis

a) Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan, khususnya bagi disiplin ilmu pendidikan kepelatihan olahraga

b) Sebagai informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya bagi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan sebagai lembaga yang mencetak calon pelatih Olahraga dan tenaga pengajar atau guru mata pelajaran pendidikan jasmani.

c) Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk menentukan latihan kondisi fisik yang dibutuhkan oleh atlet panjat tebing.

2. Secara praktis

a) Dapat digunakan sebagai acuan bagi para pelatihan terkait dengan pelatihan olahraga.

b) Sebagai bahan pertimbangan bagi para pelatih olahraga dalam pembinaan olahraga.


(10)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

c) Para atlet dan pelatih dapat mengetahui kondisi fisik apa saja yang paling dominan dalam melakukan pemanjatan terutama dalam kategori rintisan.

E. Batasan Penelitian

Pembatasan masalah ditujukan agar lebih terarah dan tidak melebar supaya dapat kesepahaman penafsiran, seperti dijelaskan oleh Surakhmad

(1990 : 36) sebagai berikut: “Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk

memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyidik tetapi juga dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya : tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lainnya yang timbul

dari rencana tersebut”. Dalam hal ini kontribusi kekuatan otot lengan dan flexsibilitas tubuh terhadap hasil panjat dinding dalam kategori rintisan, maka dalam penelitian ini aspek yang di teliti terbatas :

1. Penelitian ini adalah kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul terhadap hasil panjat dinding kategori rintisan (lead) pada cabang olahraga panjat dinding.

2. Sumber data atau populasi adalah mahasiswa pencinta alam UKM PAMOR FPOK UPI Bandung.

3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif.

F. Definisi Operasional

1. Kekuatan otot lengan menurut Harsono (1988:177) memaparkan tentang kekuatan otot lengan yaitu : “Kekuatan otot adalah komponen


(11)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

yang sangat pentig guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, mengapa?

a. Oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.

b. Kekuatan memegang peranan yang penting dalam menlindungi otot/orang dari kemungkinan cedera.

c. Dengan kekuatan, atlet akan dapat lebih cepat memukul lebih keras, melempar, dan membanting lebih efesien, membantu memperkuat fleksibilitas sendi-sendi.

kekuatan otot lengan dalam panjat dinding digunakan untuk memegang point agar tubuh tidak terjatuh pada saat melakukan pemanjatan.

2. Fleksibilitas menurut Satriya dkk (2007:72) adalah kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya. Ruang gerak sendi pada setiap tubuh tergantung pada struktur sendi, elastisitas otot, dan ligamen. Fleksibilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fleksibilitas tubuh bagian panggul dalam panjat dinding flexibilitas tubuh khususnya bagian panggul digunakan untuk menggapai point-point atau jalur yang telah disediakan oleh panitia penyelenggara.

3. Kategori rintisan menurut FPTI (2006:7) Kompetisi rintisan atau lead merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan dengan cara merintis (leading), atlet diamankan (di belay) dari bawah, setiap cincin kait dikaitkan dilakukan secara berurutan sesuai peraturan, dan ketinggian


(12)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

yang dicapai (atau dalam hal terdapat pemanjatan menyamping (traverse) atau lelangit (roof), jarak terpanjang sepanjang sumbu pemanjatan) menentukan posisi atlet pada satu babak kompetisi dalam konteks penelitian ini yang dimaksud dengan kategori rintisan berhubungan dengan kontribusi kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul.


(13)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode dilihat dari efektivitasnya, efisienya dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dengan hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Dalam hal ini Arikunto (2006:160) menjelaskan bahwa: “Metode

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”. Dalam suatu penelitian, untuk dapat mencari jawaban terhadap

masalah penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Terdapat beberapa bentuk metode penelitian yang biasa digunakan


(14)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

dalam penelitian suatu masalah, seperti: metode historis, deskriptif dan eksperimen.

Metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan pemerolehan dan analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001:64) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan kepada masalah-masalan aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Hal serupa yang dikemukakan oleh M.Iqbal (2002:22) bahwa, “Metode

deskriptif merupakan metode penelitian yang di maksudkan untuk pengumpulan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, yaitu gejala yang

apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat digambarkan sifat dari metode deskriptif selain untuk mengumpulkan informasi atau data, metode deskriptif juga memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah yang aktual. Kemudian, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menetapkan hubungan antara variable satu dengan variable lain, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional.


(15)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Mengenai langkah pelaksanaan metode deskriptif, Surakhmad (2004:129)

mengatakan: “… tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan pengolahan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu”. Data yang diperoleh

dari hasil tes masih merupakan data mentah yang harus diolah sehingga data tersebut mempunyai arti. Selanjutnya Surakhmad (2004:140) mengemukakan ciri-ciri metode penelitian deskriptif sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kembali dianalisis.

Berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif dengan teknik korelasi maka dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kontribusi kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul terhadap hasil panjat dinding kategori rintisan (lead) pada cabang olahraga panjat dinding.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan agar proses penelitian terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sudjana dan Ibrahim (2009:196) menjelaskan, “Rencana penelitian atau usulan penelitian atau reseach proposal adalah rancangan yang menggambarkan atau menjelaskan apa yang

hendak diteliti dan sebagaimana penelitian dilaksanakan”. Pada penelitian ini


(16)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

r x1.x2.y

r x1.y

r x2.y

a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian b. Mengumpulkan data dan pelaksanaan tes c. Mengolah data

d. Menganalisis data e. Menetapkan kesimpulan

Sedangkan desain penelitian yang digunakan penulis adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas : kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul

(X1,X2)

2. Variabel terikat : Hasil panjat dinding kategori rintisan (Y)

Adapun rancangan atau desain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan berikut ini:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Sumber: Sugiyono (2010:10) Keterangan :

X1 : Kekuatan otot lengan X2 : Fleksibilitas panggul

X1

X2


(17)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Y : Hasil panjat dinding kategori rintisan r x1.y : Koefisien Korelasi X1 dan Y

r x2.y : Koefisien Korelasi X2 dan Y r x1.x2.y : Koefisien Korelasi X1.X2 dan Y

Berdasarkan desain penelitian tersebut di atas, maka penulis dapat membuat langkah-langkah penelitian dalam pengumpulan data sebagai berikut:

Gambar 3.2. Langkah-langkah Penelitian

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Tes panjat dinding kategori rintisan

Pengolahan Dan Analisis Data

Kesimpulan Tes flexibilitas

Panggul DATA Tes kekuatan otot

lengan

POPULASI


(18)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Untuk memperoleh pemecahan masalah tentu diperlukan adanya data. Data termaksud diperoleh dari objek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2006:130), menjelaskan

sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Lebih lanjut menurut M.Iqbal (2002:58), jelaskan bahwa: “Populasi adalah totalitas dari semua

objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang

akan diteliti”. Populasi dalam penelitian ini mahasiswa pencinta alam PAMOR FPOK UPI yang masih aktif kuliah.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber informasi/data. Sampel yang akan diambil sebagai percobaan harus diperhatikan. Menurut Arikunto (2006:131), dikatakan sebagai berikut : “Sampel dalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono

(2002:56) menjelaskan bahwa : “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian dapat dilakukan sebagai berikut: sampel random, sampel berstrata, sampel wilayah, sampel proporsi, sampel bertujuan, sampel kuota, sampel kelompok, sampel kembar. (Arikunto, 2006).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampel bertujuan atau sampling purposive dalam menentukan sampel, karena tidak semua anggota PAMORFPOK UPI bandung


(19)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

yang dijadikan sampel tapi hanya anggota PAMOR yang masih aktif dalam perkuliahan.“Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu.” Arikunto (2006:139). Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2002:61)

sebagai berikut: “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel sebanyak 20 orang. Adapun populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah para anggota PAMOR FPOK UPI yang aktif kuliah.

D. Instrumen Penelitian

Guna tercapainya keberhasilan penelitian yang akan diselenggarakan penulis, maka instrumen penelitian yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan dan atau pengukurannya. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto

(2006:150) bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Adapun alat

ukur yang penulis gunakan terdiri dari 3 (tiga) item tes yaitu :

1. Tes kemampuan kekuatan otot lengan, tujuannya untuk mengukur kemampuan kekuatan otot lengan. Alat ukur yang digunakan adalah Tes


(20)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Angkat Tubuh (pull-up) 60 detik. Dinilai banyaknya mengangkat yang syah atau dengan benar.

2. Tes fleksibilitas panggul, tujuannya untuk mengukur kelentukan panggul. Alat ukur yang digunakan adalah flesi (flexometer) dengan realibitas tes 0,92 validitas tes face validity.

3. Tes panjat dinding kategori rintisan , tujuannya untuk mengetahui prestasi dalam menghitung point yang tergapai oleh seorang pemanjat, menghitung titik terakhir pencampaian pemanjatan dan menhitung catatan waktu pemanjatan.

E. Prosedur Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran

Tujuan dari prosedur pelaksanaan tes dan pengukuran ini untuk memudahkan teste dalam melakukan tes sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

1. Tes Kekuatan Otot Lengan

a. Tujuan : mengukur kekuatan otot lengan b. Alat/Fasilitas :tes angkat tubuh (pull-up) 60 detik c. Pelaksanaan tes :

1) Testee bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan, dan tungkai lurus.


(21)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

3) Kemudian testee mengangkat tubuhnya, dengan membengkokan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula.

4) Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60 detik.

d. Penskoran :

Data yang diambil dari testee sebagai data penelitian adalah jumlah kemampuan testee dalam hasil mengangkat tubuh sebanyak-banyaknya dalam waktu 60 detik dengan alat tes angkat tubuh (pull-up).


(22)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Gambar 3.3

Tes angkat tubuh (pull-up) 2. Tes Fleksibilitas Panggul

a. Tujuan : Mengukur fleksibilitas

b. Alat/fasilitas : - Tangga tembok tegak 90 deajat/ bangku swedia - Pita pengukur

c. Pelaksanaan :Orang coba berdiri tegak di atas alat ukur dengan kedua kaki rapat dan kedua ujung ibu jari kaki rata dengan pinggir alat ukur. Badan dibungkukan kebawah, tangan lurus, renggutkan badan perlahan-lahan, sejauh mungkin , kedua tangan menelusuri alat ukur dan berhenti pada jangkauan yang terjauh.

d. Penskoran : jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh orang coba dari dua kali percobaan, yang diukur dalam cm (senti meter).

Mengenai alat ukur ini secara umum terdiri dari bangkuyang terbuat dari kayu, danukuran yang sudahtersediaoleh pita ukur, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4:


(23)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Gambar 3.4

Flesi (flexometer) Flexibilitas

3. Tes Panjat Dinding Kategori Rintisan

a. Tujuan : mengukur prestasi dalam satuan waktu, menghitung point yang tergapai oleh seorang pemanjat, menghitung titik terakhir penyampaian pemanjatan

b. Alat dan Fasilitas : papan panjat, harnest, carabiner, karmantel, figure eight, stopwatch, dan alat tulis.

c. Pelaksanaan tes :Testee bersiap melakukan pemanjatan di bawah papan panjat Setelah mendengar aba-aba testee melakukan pemanjatan seperti pertandingan sesungguhnya, memasangkan carabiner di setiap hanger yang telah di pasang di papan panjat. Waktu dihidupkan saat mengawali start dan diberhentikan saat testee selesai mengaitkan seluruh carabiner ke hanger.


(24)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

d. Penskoran : mengukur waktu dalam pemanjatan, menghitung point yang tergapai oleh seorang pemanjat, menghitung titik terakhir penyampaian pemanjatan

F. Prosedur Pengolahan Dan Analisis Data

Setelah data diperoleh dari tes dan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengolahnya dengan menggunakan rumus-rumus statistika. Rumus-rumus

statistika yang digunakan dalam penelitian ini di kutip dari buku ”Hand Out Statistika” Nurhasan (2002) dan buku “Metode Statistika” Sudjana (1989).

Adapun langkah- langkah pengolahan data dalam penelitian ini terdapat di halaman berikutnya:

1. Menghitung nilai rata-rata dari hasil data mentah setiap variabel.

Menurut Nurhasan (2002: 21) “rata-rata adalah suatu nilai yang

mencerminkan keadaan suatu kelompok secara keseluruhan”.

Rumus untuk menghitung rata-rata adalah:

Keterangan:

 : Nilai rata-rata yang dicari

i : Jumlah skor yang didapat

n : Banyak sampel

2. Menghitung simpangan baku dari semua variabel. =

n Xi


(25)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

Menurut Nurhasan (2002: 35) “simpangan baku adalah rentang penyebaran

skor-skor dan besarnya penyimpangan suatu skor dari nilai rata-rata yang di

standarisir”.

Rumus yang digunakan adalah:

= Σ( 1− )

2

� −1

Keterangan :

S : Simpangan baku 1 : Nilai yang didapat � : Nilai rata-rata n : Banyaknya sampel 3. Menghitung T-skor

Menurut Nurhasan (2002: 41) “T-skor adalah suatu cara mengubah skor mentah (raw score) ke dalam skor baku (skor standar)”. T-skor berfungsi untuk menyetarakan skor-skor yang berbeda satuan ukurannya, membandingkan skor yang diperoleh dan mempunyai bobot yang berbeda dan menggabungkan skor tes yang berbeda satuan ukurannya.

Rumus yang digunakan adalah:


(26)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

= 50 + 10 (� −�)( untuk Waktu )

Arti unsur-unsur pada halaman sebelumnya adalah T-skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang/peristiwa � = nilai rata-rata

S = Simpangan baku

4 Menguji normalitas dristibusi data dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors.

5 Menguji normalitas data, untuk mengatahui apakah data tersebut normal atau tidak, maka harus mengadakan uji normalitas secara non parametrik dengan menggunakan uji Liliefors.

Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1,X2,...Xn dijadikan bilangan baku 1, 2...n dengan menggunakan rumus:

S X Xi

i

 

( X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel )


(27)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian menghitung peluang.

  

Z

i

P

Z

i

Z

i

F

c. Selanjutnya dihitung proporsi 1,2....n yang lebih kecil atau sama dengan i. Jika ini dinyatakan oleh S (1), maka

 

n

yang

Banyaknya

S

n i

i

1

,

2

,...

d. Hitung selisih F

 

i -S

 

i kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini adalah Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, bandingkan Lo dengan nilai kritis yang diambil dari daftar untuk taraf

nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa

populasi berdistribusi normal, jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis diterima. f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini

dengan nilai kritis Lo yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji Leliefors, dengan taraf nyata  = 0,05.

Kriterianya adalah:

1. Hipotesis diterima apabila Lo < L = Normal 2. Hipotesis ditolak apabila Lo > L = Tidak normal


(28)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

1. Menghitung koefisien korelasi

Perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut:

nxy –(∑x) (∑y) rxy =

{nx2–(∑x)2} {ny2 –(∑y)2}

= Korelasi yang dicari � =Jumlah sampel x =Skor pada variabelx y =Skor pada variabel y x = Jumlah x

y =Jumlah y xy =Jumlah x kali y x =Jumlah dari kuadrat x y =Jumlah dari kuadrat y

2. Menghitung uji signifikan korelasi dengan rumus:

ℎ� �� = � −

2

1− 2

Keterangan :


(29)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

r : Koefisien korelasi yang dicari n : banyaknya sampel

Kriteria : -t (1- ½α )< � < t(1- ½α )

3. Menghitung derajat hubungan tiga variable atau koefisien korelasi multipel dengan menggunakan rumus:

12 = 1

2 + 2 2 2

1. 2. 12

1− 122

Keterangan :

Ry12 : kolerasi berganda yang dicari

ry1 : koefisien kolerasi antara variabel y dan x1 ry2 : koefisien kolerasi antara variabel y dan x2 ry12 : koefisien kolerasi antara variabel x1 dan x2

4. Menghitung signifikan koefisien korelasi. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi variabel-variabel dengan hasil prestasi panjat dinding kategori rintisan (lead).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

�ℎ� �� = �

2 /

1−�2 ( 1)

Keterangan :

F = Nilai signifikan ganda k = Jumlah variabel bebas


(30)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

R = Korelasi ganda antara �1 dan �2 n = Jumlah sampel

5. Langkah terakhir adalah mencari seberapa besar presentase dukungan atau kontribusi dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan rumus determinan sebagai berikut :

Keterangan :

D: determinan atau presentase dukungan r2: kuadrat dari korelasi

100% :konstantatetap D = r2 x 100%


(31)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada BAB IV, mengenai kontribusi kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul dengan hasil panjat dinding kategori rintisan pada cabang olahraga panjat dinding, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi yang cukup besar dari koefisiensi korelasi signifikan sebesar 82,81% antara kekuatan otot lengan dengan hasil panjat dinding kategori rintisan pada cabang olahraga panjat dinding.

2. Terdapat kontribusi yang cukup besar dari koefisiensi korelasi signifikan sebesar 40,96% antara fleksibilitas panggul dengan hasil panjat dinding kategori rintisan pada cabang olahraga panjat dinding.

3. Terdapat kontribusi yang cukup besar dari koefisiensi signifikan antara kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul secara bersama-sama dengan hasil panjat dinding kategori rintisan sebesar 42,25% pada cabang olahraga panjat dinding.

B. Saran

Dari pengolahan dan analisis data mengenai kontribusi antara kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul dengan hasil panjat dinding kategori rintisan, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:


(32)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

1. Bagi para pembina dan pelatih cabang olahraga panjat dinding, dalam proses pembinaan atlet panjat terutama untuk meningkatkan kemampuan dalam panjat dinding, khususnya kategori rintisan maka sebaiknya memperhatikan komponen-komponen fisik. Seperti halnya kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul harus lebih diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil panjat dinding khususnya kategori rintisan. Selain itu perlu diperhatikan juga metode latihan, dan program latihan.

2. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian seberapa besar kontribusi atau pengaruh yang diberikan oleh komponen-komponen dasar fisik terhadap kemampuan panjat dinding, penulis menganjurkan untuk mencoba komponen-komponen fisik lainnya terhadap cabang olahraga panjat dinding maupun cabang olahraga yang lain.

3. Berkaitan dengan peneilitan yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih representatif dan kajian yang lebih dalam.


(33)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian... 8


(34)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hakikat Olahraga Panjat Tebing ... 11

1. Sejarah Panjat Tebing……… 12

2. Kategori Dalam Panjat Tebing……….. 14

3. Tingkat Kesulitan (grade) Pada Cabang Olahraga Panjat tebing……….. 16

4. Pijakan dan Pegangan Pada Olahraga Panjat Tebing... . 17

5. Peralatan Olahraga Panjat Tebing………. 19

6. Peraturan Pemanjatan……… 25

B. Komponen Kondisi Fisik Dalam Panjat Tebing ... 25

1. Dukungan Kekuatan Lengan………. 26

2. Flexibilitas Panggul……… 29

C. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian ... 33

1. Kerangka Pemikiran……….. 33

2. Hipotesis………. 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 37

B. Desain Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 41

1. Populasi……….. 41


(35)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Prosedur Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran ... 44

F. Prosedur Pengolahan dan Analisa Data ... 47

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 54

B. Uji Prasyarat Analisis ... 55

C. Diskusi Penemuan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran-saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 66


(36)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tingkat Kesulitan (Grade) pada Olahraga Panjat Tebing………….. .. 16

4.1. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 54

4.2. Hasil Pengujian Distribusi Normal dari Ketiga Variabel ... 55

4.3. Besarnya Hubungan Antara Variabel ... 56

4.3. Hasil Uji Signifikansi Tunggal ... 57

4.5. Hasil Perhitungan Nilai Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda ... 58

4.6. Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Korelasi Determinasi antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 59


(37)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tali karnmantel ... 20

2.2. Macam-macam carabiner ... 21

2.3. Tambatan (anchore) ... 21

2.4. Seat harnes ... 22

2.5. Full body harnes ... 23

2.6. Chalk bag ... 23

2.7. Sepatu panjat ... 24

2.8. Ascender dan discender ... 24

2.9. Otot lengan bagian depan dan belakang... 29

3.1. Desain penelitian ... 40

3.2. Langkah-langkah penelitian ... 41

3.3. Tes angkat tubuh (pull-up)……… 45


(38)

Arvin Pratama Apendi, 2012

Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan (Lead) Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan, Flexibilitas Panggul

Dan Hasil Panjat Dinding ... 66

2. Menghitung T-skor Tiap Variabel ... 67

3. Uji Normalitas Liliefors Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan (X1) .... 68

4. Uji Normalitas Liliefors Hasil Tes Fleksibilitas Panggul (X2) ... 69

5. Uji Normalitas Liliefors Hasil Tes Panjat Dinding (Y) ... 70

6. Data Hasil Perhitungan Korelasi Tunggal (X1) Dengan (Y) ... 71

7. Data Hasil Perhitungan Korelasi Tunggal (X2) Dengan (Y) ... 73

8. Data Hasil Perhitungan Korelasi Ganda (X1) Dengan (X2) ... 75

9. Korelasi Ganda Antara Kekuatan Otot Lengan dan Feksibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding ... 77

10.Lampiran Tabel Statistik ... 79

11.Foto–Foto Penelitian ... 82

12.Surat Keputusan Pengesahan Judul ... 87

13.Surat Izin Penelitian ... 88


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian... 8


(2)

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Hakikat Olahraga Panjat Tebing ... 11

1. Sejarah Panjat Tebing……… 12

2. Kategori Dalam Panjat Tebing……….. 14

3. Tingkat Kesulitan (grade) Pada Cabang Olahraga Panjat tebing……….. 16

4. Pijakan dan Pegangan Pada Olahraga Panjat Tebing... . 17

5. Peralatan Olahraga Panjat Tebing………. 19

6. Peraturan Pemanjatan……… 25

B. Komponen Kondisi Fisik Dalam Panjat Tebing ... 25

1. Dukungan Kekuatan Lengan………. 26

2. Flexibilitas Panggul……… 29

C. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian ... 33

1. Kerangka Pemikiran……….. 33

2. Hipotesis………. 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 37


(3)

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Prosedur Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran ... 44

F. Prosedur Pengolahan dan Analisa Data ... 47

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 54

B. Uji Prasyarat Analisis ... 55

C. Diskusi Penemuan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran-saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 66


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Tingkat Kesulitan (Grade) pada Olahraga Panjat Tebing………….. .. 16

4.1. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 54

4.2. Hasil Pengujian Distribusi Normal dari Ketiga Variabel ... 55

4.3. Besarnya Hubungan Antara Variabel ... 56

4.3. Hasil Uji Signifikansi Tunggal ... 57

4.5. Hasil Perhitungan Nilai Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda ... 58

4.6. Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Korelasi Determinasi antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 59


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tali karnmantel ... 20

2.2. Macam-macam carabiner ... 21

2.3. Tambatan (anchore) ... 21

2.4. Seat harnes ... 22

2.5. Full body harnes ... 23

2.6. Chalk bag ... 23

2.7. Sepatu panjat ... 24

2.8. Ascender dan discender ... 24

2.9. Otot lengan bagian depan dan belakang... 29

3.1. Desain penelitian ... 40

3.2. Langkah-langkah penelitian ... 41

3.3. Tes angkat tubuh (pull-up)……… 45


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan, Flexibilitas Panggul

Dan Hasil Panjat Dinding ... 66

2. Menghitung T-skor Tiap Variabel ... 67

3. Uji Normalitas Liliefors Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan (X1) .... 68

4. Uji Normalitas Liliefors Hasil Tes Fleksibilitas Panggul (X2) ... 69

5. Uji Normalitas Liliefors Hasil Tes Panjat Dinding (Y) ... 70

6. Data Hasil Perhitungan Korelasi Tunggal (X1) Dengan (Y) ... 71

7. Data Hasil Perhitungan Korelasi Tunggal (X2) Dengan (Y) ... 73

8. Data Hasil Perhitungan Korelasi Ganda (X1) Dengan (X2) ... 75

9. Korelasi Ganda Antara Kekuatan Otot Lengan dan Feksibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding ... 77

10.Lampiran Tabel Statistik ... 79

11.Foto–Foto Penelitian ... 82

12.Surat Keputusan Pengesahan Judul ... 87

13.Surat Izin Penelitian ... 88