LANGKAH LANGKAH PENELITIAN ILMIAH (1)

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN ILMIAH
A. MEMILIH MASALAH
a. Dari Mana Masalah Diperoleh?
Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai
hal-hal yang aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja
apa saja. Masalah juga dapat diperoleh dari membaca buku. Dapat juga
masalah “diberi” oleh orang lain. Akan tetapi yang paling baik apabila
datang dari dirinya sendiri karena didorong oleh kebutuhan memperoleh
jawabannya. Dengan demikian maka penelitian akan berjalan sebaik-baiknya
karena peneliti menghayati dan mendalami masalahnya.
b. Masalah dan Judul Penelitian
1.

Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti

2.

Penelitian dapat dilaksanakan

3.


Tersedia faktor pendukung

4.

Hasil penelitian bermanfaat

Seorang ahli penelitian, yaitu Prof. Dr. Suhardjono dari Universitas
UNIBRAW memberikan petunjuk kepada peneliti mengenai persyaratan
penelitian yang baik dengan menggunakan istilah yang mudah diingat, yaitu
APIK, singkatan dari Asli, Penting, Ilmiah, dan Konsisten.
 Asli, artinya bukan jiplakan dari atau mengganti-ganti penelitian orang
lain, sehingga kelihatan bukan buatan sendiri. Penelitian yang baik apabila
berbeda dari penelitian yang sudah pernah diteliti oleh orang lain.
 Penting, artinya bahwa hasil penelitian itu bermanfaat dan dipandang
penting bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya bagi tugas yang
sedang dilaksanakan.
 Ilmiah, artinya menggunakan proses yang dibenarkan oleh teori penelitian,
yaitu mengikuti sistematika penelitian yang lazim berlaku.
 Konsisten, artinya ada keruntutan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain. Ketika peneliti sudah selesai menyusun laporan, sebaiknya

langsung mencermati kembali, apakah butir-butir pada kesimpulan sudah

runtut dengan rumusan dan tujuan penelitian atau belum. Kesimpulan
merupakan jawaban dari rumusan masalah dan memenuhi harapan yang
tertera dalam tujuan.
c. Jenis Permasalahan
Secara garis besar, peneliti mempermasalahkan fenomena atau gejala
atas tiga jenis:
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.
Sehubungan dengan jenis permasalahan ini terjadilah penelitian
deskriptif (termasuk di dalamnya survei), penelitian historis, dam
filosofis.
2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema
komparasi).

Dalam

penelitian

ini


peneliti

berusaha

mencari

permasalahan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti
atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada.
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema
korelasi).
Ada 2 macam problema korelasi, yaitu:
a. Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan berbahasa
Inggris dan kesetiaan ingatan.
b. Korelasi

sebab-akibat,

misalnya


korelasi

antara

teriknya

sinar

matahari dan larisnya es mambo.
Jenis-jenis permasalahan tersebut biasanya lalu dijadikan dasar dalam
merumuskan judul penelitian.
1. Peneliti ingin mengetahui status sesuatu
Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai
apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya,
maka penelitiannya

bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan atau

menerangkan peristiwa.
2. Peneliti ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih


Dalam melakukan perbandingan peneliti selalu memandang dua
fenomena atau lebih, ditinjau dari persamaan dan perbedaan yang
ada.
3. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua fenomena atau lebih
Telah disinggung di depan bahwa hubungan ini ada dua macam, yaitu
hubungan sejajar dan hubungan sebab-akibat. Penelitian hubungan
lebih dikenal dengan istilah penelitian korelasi. Menurut Borg & Gall
penelitian korelasi dalam banyak hal sama dengan penelitian kausal
komparatif, dan dalam kenyataannya koefesien korelasi biasanya
dihitung dari data penelitian kausal komparatif.
Banyak diantara para mahasiswa yang menanyakan, apa perbedaan
antara judul skripsi mahasiswa S1, tesis S2, dan disertasi S3. Apakah yang
berbeda

keluasannya,

rumusannya,

atau


apanya.

Jawaban

terhadap

pertanyaan itu dapat bermacam-macam, dan kadang-kadang selera pribadi
mewarnainya. Yang penting perlu dipahami adalah, bahwa semakin tinggi
jenjang pendidikan yang diikuti, tugas akhir mahasiswa dituntut semakin
memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan atau
kemaslahatan umum.
B. MERUMUSKAN JUDUL PENELITIAN
Bagaimana Merumuskan Judul Penelitian?
Agar judul penelitian tidak kelihatan panjang, maka yang
disebutkan hanya ciri yang ditonjolkan oleh peneliti saja. Selebihnya
diterangkan

di


luar

judul.

Sebelum

seorang

peneliti

memulai

kegiatannya meneliti, harus memulai membuat rancangan terlebih
dahulu. Ada beberapa hal yang wajib dilakukan dalam merumuskan judul penelitian
diantaranya sebagai berikut ini:


Judul dibuat singkat jangan terlalu panjang dan judul juga harus konsisten dengan rumusan
masalah.


Judul harus bisa menggambarkan isi penelitian secara keseluruhan seperti: jenis dan sifat



penelitian subjek penelitian, objek penelitian, tempat penelitian, dan kapan penelitian



dilakukan (tahun).
Judul harus berisi variabel-variabel yang akan diteliti.
Judul penelitian harus memperhatikan pendekatan yang dipilih kuantitatif atau kualitatif.
Kuantitatif (datanya berupa angka-angka) sedangkan kualitatif (datanya pertanyaan-




pertanyaan/ statemen).
Judul adalah penegasan bahwa masalah yang dijadikan penelitian penting untuk diteliti.
Hendaknya judul mengandung satu variabel atau dua variabel yang akan dilakukan
penelitian, ini karena judul merupakan bagian isi penelitian secara keseluruhan. Judul

penelitian yang baik hendaknya menggunakan kalimat pernyataan. Hal ini dikarenakan
supaya lebih mudah dipahami oleh para pembaca.

C. STUDI PENDAHULUAN
a. Pengertian Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan studi yang dilakukan sebelum peneliti (calon peneliti)
benar-benar melakukan penelitian. Yang dimaksud dengan Studi Pendahuluan adalah suatu
hal yang mula-mula harus dilakukan pada kegiatan/kajian penelitian Ilmiah demi
tercapainya tujuan penelitian. Selain itu, Studi pendahuluan juga merupakan studi yang
dilakukan untuk mempertajam arah studi utama. Studi pendahuluan merupakan kegiatan
yang dilakukan sebelum kegiatan penelitian sesungguhnya yang dapat menentukan
diteruskan atau dibatalkannya suatu penelitian. Dengan melakukan studi pendahuluan
penelitian yang akan kita lakukan itu akan lebih terarah. Dapat memperjelas masalah yang
akan kita pecahkan melalui penelitian tersebut.
b. Alasan menggunakan studi pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan persiapan yang
dilakukan oleh seorang peneliti, dengan tujuan untuk menentukan objek dan subjek
penelitian yang tepat, yang sesuai dengan tema penelitian yang menjadi fokus kajian
peneliti.


 Objek Penelitian, berkaitan dengan variabel-variabel yang dipilih oleh peneliti,
baik variabel masalah, maupun variabel-variabel yang diduga merupakan variabel
yang mempengaruhi variabel masalah. Dengan demikian, penentuan variabelvariabel penelitian melalui studi pendahuluan merupakan salah satu upaya dari
peneliti untuk memilih variabel-variabel yang tepat, yang secara empirik
merupakan variabel masalah dan variabel penyebab yang determinan, yang
mempengaruhi variabel masalah. Hal ini berarti bahwa untuk melakukan
penelitian atau memperoleh hasil penelitian yang berkualitas, bermanfaat dan
bermakna, maka seorang peneliti tidak cukup hanya berdasarkan pada teori-teori
saja dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya, karena belum tentu
variabel-variabel yang dipilih berdasarkan teori-teori tadi, merupakan variabel
yang sesuai secara empirik perlu untuk diteliti. Oleh karena itu sangatlah
dianjurkan apabila seorang peneliti dalam menentukan judul penelitiannya,
melakukan studi pendahuluan di samping melakukan kajian teori.
 Subjek Penelitian, berkaitan dengan responden. Memilih responden yang tepat
merupakan satu keharusan untuk memperoleh data/informasi yang memiliki
tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Oleh karena itu peneliti harus menetapkan
responden yang reliabel (terpercaya) dalam memberikan data/informasi yang
dibutuhkan untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti. Memilih responden
yang terpercaya antara lain dilakukan dengan mengkaji karakteristik-karakteristik
yang melekat pada responden tersebut, misalnya tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, jenis keahlian yang dimiliki, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
Karakteristik-karakteristik yang melekat pada responden tersebut kemudian
disesuaikan dengan kebutuhan akan data/informasi yang akan digunakan untuk
menjelaskan masalah/variabel yang dikaji.
c. Manfaat Studi Pendahuluan
Dalam pelaksanaan studi pendahuluan ini, manfaat yang kita dapatkan diantaranya yang
disampaikan oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Prosedur Penelitian, bahwa
manfaat studi pendahuluan adalah:
 Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti
 Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh

 Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi
 Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data
 Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memanfaatkan hasil.
Selain manfaat-manfaat tersebut di atas, dengan melakukan studi pendahuluan peneliti
menjadi yakin bahwa penelitiannya itu perlu dilakukan dan dapat dilaksanakan.
Dalam nada yang sama beberapa manfat dari studi pendahuluan juga disebutkan untuk:
 Mengetahui bahwa suatu permasalahan sudah pernah diteliti dan sudah dipecahkan,
sehingga dapat menghindari adanya penelitian yang berulang-ulang namun sebenarnya
sama.
 Dapat memperkuat keinginan untuk meneliti suatu permasalahan karena adanya
penelitian-penelitian lain yang relevan.
 Menghemat tenaga dan biaya dengan cara menjadikan penelitian terdahulu sebagai
sumber dokumen penelitian.
 Mengetahui apakah penelitian tersebut mampu untuk dilaksanakan oleh peneliti ataukah
justru akan menyulitkan.
Sebagai pedoman perlu tidaknya atau dapat tidaknya penelitian dilaksanakan, peneliti
harus ingat empat hal. Diantaranya:
1. Minat, perhatian, penguasaan pemecahan masalah merupakan modal utama dalam
meneliti. Sebagai contoh, mula-mula calaon peneliti berminat meneliti masalah anak
berkelainan bicara. Sesudah mengadakan studi pendahuluan diketahui bahwa sulit
mengumpulakan data karean anak itu sendiri sukar diajak bicara, orang tuanya tidak
bersifat terbuka. Maka itu, sebelum melanjutkan niatnya, sebaiknya calon peneliti ini
mempertimbangkan sekali lagi, apakah ia memang masih berminat terhadap
permasalahan anak berkelainan bicara tersebut atau tidak
2. Banyak factor yang menyebabkan seorang peneliti tidak dapat melaksanakan
rencananya. Factor tersebut antara lain: kemampuan, waktu, tenaga dan dana.
Misalnya saja seorang mahasiswa yang akan menyusun skripsi bermaksud meneliti
pengelolaan perusahaan-perusahaan rokok kretek. Dari studi pendahuluan diketahui
bahwa untuk dapat bertemu pimpinan sebuah perusahaan dibutuhkan waktu yang tidak
sedikit, karena setiap ia datang pimpinan perusahaan tersebut sedang sibuk sehingga
selalu saja tidak bisa ditemui. Dengan pengalaman studi pendahuluan mahasiswa tau

bahwa judul skripsi dan permasalahaan penelitian harus diganti karena mahasiswa
tersebut terikat pada masa studi yang terbatas. Jika dilaksanakan penelitiannya harus
mundur, maka dikhawatirkan waktu batas meneliti segera habis. Disamping itu, dana
untuk berkali-kali datang ke lokasi akan cukup banyak.
3. Penelitian yang akan dilakukan harus tersedia faktor pendukung. Sebagai hasil
tambahan peneliti harus sudah merumuskan judul penelitian, sudah disediakan dana,
sudah mengurus izin, dan berhasil. Yang menjadi permasalahan penelitian adalah
bagaimana sikap remaja di suatu desa K terhadap Progam kejar paket A. Dari studi
pendahuluan diketahui bahwa di desa K tidak cukup terdapat remaja karena sebagian
besar anak usia SD atau yang tidak tamat sekolah pergi ke kota untuk mencari
pekerjaan disebabkan karena keadaan social ekonomi penduduk rendah. Mereka
meninggalkan tempat tinggal dalam jangka waktu yang cukup lama. Dengan
demikian, maka penelitian ini tidak dapat diteruskan.
4. Hasil penelitian harus bermanfaat. Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan
efektifitas pengajaran modul dibandingkan dengan pengajaran klasifikasi. Dari studi
pendahuluan yakni membaca buku-buku di perpustakaan, diketahui bahwa sudah ada
beberapa laporan penelitian yang menjelaskan bagaimana efektifitas pengajaran modul
dibandingkan dengan pengajaran system lain. Dengan demikian, calon peneliti sudah
memperoleh jawaban atas pertanyaan walaupun belum melaksanakan penelitiannya.
Dalam keadaan seperti ini mau tidak mau calon peneliti tersebut harus mengurungkan
niatnya.
d. Cara Mengadakan Studi Pendahuluan
Seperti teori pengumpulan data pada umumnya, maka sumber pengumpulan informasi
untuk mengadakan studi pendahuluan ini dapat dilakukan pada tiga objek. Yang dimaksud
dengan objek disini adalah apa yang harus dihubungi, dilihat, diteliti atau dikunjungi yang kirakira akan memberikan informasi tentang data yang akan dikumpulkan. Ketiga objek tersebut ada
yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat (place), disingkat
menjadi tiga p: yaitu

1. Paper->dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis lainnya, baik berupa teori,
laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.

Studi ini juga disebut studi

kepustakaan atau literatur studi.
2. Person->bertemu, bertanya, dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.
3. Place-> tempat, lokasi atau benda-benda yang terdapat di tempat penelitian. Seseorang
yang berhasrat besar untuk mengadakan penelitian ke daerah pedalaman, mungkin
mengurungkan niatnya setelah mengadakan syudi pendahuluan, karena ternyata daerah
yang dikunjungi terlalu sulit untuk dicapai sehingga tidak akan seimbang antara biaya
yang dikeluarkan dengan hasil yang akan dicapai.

D.

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka adalah presentasi, klasifikasi dan evaluasi tentang apa yang telah
ditulis oleh peneliti-peneliti lain mengenai suatu subyek tertentu. Tinjauan pustaka
disusun berdasarkan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan masalah yang akan di
pecahkan.
Penelitian tidak akan bermanfaat kecuali jika peneliti melakukan sesuatu yang
baru atau berbeda. Melakukan sesuatu yang baru atau berbeda mensyaratkan peneliti
untuk mengetahui apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Dengan demikian tinjauan
pustaka di tulis untuk mengungkapkan adanya kesenjangan di dalam penelitian.
Penelitian baru diangkat dari tinjauan pustaka untuk menutup kesenjangan tersebut.
Jadi perlu dilakukan tinjauan pustaka lebih dahulu agar kemudian peneliti dapat
menyusun pertanyaan penelitian atau hipotesis. Agar dapat melakukan tinjauan pustaka
dengan benar, perlu dilihat kaitannya dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Jika
tidak, maka a).peneliti tidak akan mengetahui penelitian mana yang bermanfaat untuk
dibaca; dan b) tinjauan pustaka hanya akan merupakan ide-ide yang kasar (tidak
terbentuk) yang tidak ada gunanya.

Pertanyaan penelitian dan hipotesis memberikan petunjuk pada proses penulisan
tinjauan pustaka. Pertanyaan penelitian dan hipotesis tersebut tidak secara formal
dinyatakan setelah akhir tinjauan pustaka. Sebaliknya, tinjauan pustaka diperlukan agar
akhirnya peneliti dapat sampai pada pertanyaan penelitian dan hipotesis yang kuat.
Tujuan menulis tinjauan pustaka bukanlah mencoba memasukkan sebanyak
mungkin makalah dan merujuk kesemua hasil penelitian dalam bidang tersebut, tetapi
tinjauan pustaka memuat rujukan yang telah dipertimbangkan dengan matang. Pustaka
yang tidak ada hubungannya dengan bidang yang akan diteliti tidak perlu dimasukkan
dalam tinjauan pustaka.
Di dalam menulis tinjauan pustaka, peneliti perlu menunjukkan kemampuan
intelektualnya untuk mengenai informasi yang relevan, mensintesis dan mengevaluasinya
menurut hipotesis yang telah dikembangkan dan dijadikan panduan.
Tinjauan pustaka bukan hanya merupakan suatu ringkasan tetapi sintesis hasil
pencarian informasi yang disusun secara konseptual:
1. Mengorganisasikan informasi dan menghubungkannya dengan pertanyaan penelitian
atau hipotesis yang dikembangkan.
2. Mensintesis hasil menjadi ringkasan mengenai apa yang sudah dan apa yang belum
diketahui.
3. Mengidentifikasi beda pendapat yang ada di pustaka.
4. Mengembangkan pertanyaan untuk penelitian lebih lanjut.