Analisis Pengaruh Kurs Suku Bunga dan In
Analisis Pengaruh Kurs, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham
Index Mining di BEI Periode 2008-2017
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Seminar Proposal Skripsi”
Rokhmat Subagiyo, M.EI
Disusun Oleh :
1. Muhamad Abdurrohim
(17402153005)
Ekonomi Syariah 6-A
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kalau kita mengamati perkembangan pasar modal di negara-negara maju
ternyata pasar modal mempunyai peran yang sangat penting. Baik dari sisi
permintaan modal perusahaan yang biasa disebut emiten atau dalam bahasa
inggrisnya Issuer maupun sisi penawaran oleh pihak pemodal, yaitu masyarakat
yang biasa disebut investor. Sepertinya, keduanya sama-sama mendapatkan
keuntungan, sehingga pasar modal dapat terus berkembang. Maka, pasar modal
dijadikan tolak ukur kemodernan. Artinya, suatu bangsa atau negara berhak
menyandang predikat modern kalau pasar modalnya maju.
Salah satu kelebihan pasar modal adalah kemampuanya menyediakan
modal dalam jangka panjang dan tanpa batas. Dengan demikian, untuk membiayai
investasi pada proyek-proyek jangka panjang dan memerlukan modal yang besar,
sudah selayaknya para pengusaha menggunakan dana-dana dari pasar modal.
Sedangkan untuk membiayai investasi jangka pendek, seperti kebutuhan modal
kerja, dapat digunakan dana-dana (misalnya kredit) dari perbankan.1
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang tau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).2
Kegiatan perdagangan di Indonesia diarahkan pada terciptanya sistem
perdagangan nasional yang efisien dan efektif, mampu memanfaatkan peluang
pasar dalam dan luar negeri, membentuk harga yang wajar dan memperkokoh
kesatuan ekonomi nasional. Sasaran tersebut akan dapat tercapai jika mekanisme
1 Sawidji Widoatmojo, Pengetahua Pasar Modal Untuk Konteks Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2015), hal.5
2 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/saham.aspx
perdagangan berjalan dengan baik dan resiko yang melekat dalam kegiatan usaha
dapat dikendalikan. Salah satu resiko yang senantiasa terdapat dalam setiap usaha
khususnya perdagangan komoditi adalah resiko akibat adanya fluktuasi harga.
Resiko selalu melekat (inhernt) pada setiap kegiatan usaha dan keuntungan
perusahaan yang banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola resiko
perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana pengelola resiko harga
mempunyai peran strategis dalam mewujudkan sistem perdagangan nasional yang
efisien.3
Tujuan utama dari aktivitas perusahaan adalah memperoleh laba
maksimal. Laba dapat berperan penting dalam mempertahankan kelangsungan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus senantiasa meningkatkan laba dari
tahun ke tahun, dan salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan
perluasan usaha. Namun dalam perluasan usaha memerlukan dana tambahan, dana
tersebut bisa didapatkan melalui penerbitan saham. Penerbitan saham merupakan
kegiatan menghimpun dana eksternal yang berasal dari masyarakta maupun drai
badan usaha lainnya. Selain itu, terdapat alternatif sumber dana lain yaitu melalui
lembaga intermediasi keuangan, seperti perbankan atau lembaga non bank.
Didunia usaha terdapat suatu tempat untuk menghimpun dana yang disebut
dengan pasar modal.
Suku bunga di Indonesia ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) melalui
kebijakan moneternya yang bertujuan untuk mengontrol laju peredaran uang dan
laju investasi dalam negeri. Suku bunga dalam beberapa enelitian juga dipandang
sabagai salah satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham.
Investor menggunkana suku bunga sebagai tolak ukur (benchmark) untuk
mebandingkan return bila ingin berinvestasi. Jika tingkat bunga tinggi maka harga
saham rendah, begitu pula sebalinya jika tingkat bunga rendah maka harga saham
tinggi.
Kurs dapat digunakan untuk menunjukkan kondisi ekonomi nasional,
sehingga dapat digunakan sebagai acuan baik buruknya kondisi ekonomi
Indonesia dibandingkan negara lain. Kurs juga dipandang sebagai faktor yang
mempengaruhi harga saham. Kurs rupiah yang melemah terhadap mata uang asing
3 Pantas Lumban Batu, Pasar Derivatif Derivative Market, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2014), hal.4
(dalam hal ini US dollar) akan mempengarusi harga saham, melemahnya kurs
rupiah berdampak pada menurunnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan
sehingga mengakibtakan harga saham juga ikut menurun. Melemahnya kurs
menyebabkan nilai devden mangalami penurunan, pada kondisi ini investor tidak
tertarik untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Dengan dmeikian
pemerintah terhadap saham turun dan harga saham mengalami penurunan.
Inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang/jasa secara umum
mengalami kenaikan terus-menerus sehingga dapat menurunkan nilai mata uang
dinegara setempat. Inflasi harus dikendalikan dengan baik oleh pemerintah dan
bank sentral di masing-masing negara guna menjaga stabilitas moneter dan
stabilitas perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh meningkatnya jumlah uang
yang beredar di masyarakat, berkurangnya stok barang/jasa atau meningkatnya
permintaan atas barang/jasa.4 Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan
berkurangnya investasi disuatu negara, mendorong kenaikan suku bunga
mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan elaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan
merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.5
Rumusan Masalah
1. Apakah suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham Index
Mining di BEI perdiode 2008-2017 ?
2. Apakah kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham Index Mining
di BEI periode 2008-2017 ?
3. Apakah Inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham index Mining
di BEI periode 2008-2017 ?
4. Apakah suku bunga, kurs, inflasi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadao harga saham Index Mining di BEI periode 2008-2017?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah suku bunga berpengaruh signifikan terhadap
harga saham Index Mining di BEI periode 2008-2017.
2. Untuk mengetahui apakah kurs berpengarus signifikan terhadap harga
saham Index Mining di BEI periode 2008-2017.
4 Serfianto D. Purnomo, dkk, Buku Pintar Pasar uang & Pasar Valas, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2013), hal.112
5 Jimmy Hasoloan, Ekonomi Moneter, Cetakan 1, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal.34.
3. Untuk mengetahui apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga
saham Index Mining di BEI periode 2008-2017.
4. Euntuk mengetahu apakah suku bunga, kurs, inflasi secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap harga saham Index Mining di BEI periode
2008-2017.
Keguanaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan, referensi,
serta bukti empiris di bidang makro ekonomi serta pasar modal. Penelitian
ini juga dapat dijadikan tambahan bukti empiris untuk mendukung hasilhasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh suku bunga, kurs, inflasi
tehadap harga saham yang masih terdapat inkonsistensi hasil.
2. Kegunaan Praktis
Penerapan secara nyata dari penelitian ini dapat dilakukan oleh beberapa
pihak yang terlibat dalam psar modal. Bagi investor, penelitian ini dapat
membantu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap suku bunga, kurs,
dan inflasi sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham, selian itu
informasi dari penelitian ini juga dapata digunakan sebagai alat analisis
tambahan dalam mengambil keputusan investasi secara tepat. Bagi emiten
dan pemerintah, penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi
dalam menentukan kebijakan yang menyangkut suku bunga, kurs, dan
inflasi dalam pengaruhnya terhadap harga saham terutama pada harga
saham sektor Index Mining
3. Kegunaan bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat membantu dalam mengambil kriteria
sampel yang baik, agar hasil penelitian lebih akurat dan sesuai dengan
teori yang ada. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini juga dapat
membantu meningkatkan kewaspadaan terhadap suku bunga, kurs, dan
inflasi sebagai faktor yang mempengaruhi haga saham.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam ruang lingkup penelitian ini diambil suku bunga, kurs, dan inflasi
sebagai variabel independen dan harga saham Index Mining sebagai
variabel dependen. Penelitian ini menggunaka data sekunder (secondary
data). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian
berupa data terkait harga saham index mining, suku bunga, kurs, dan
inflasi dalam kurun waktu Januari 2008 sampai Desember 2017. Teknik
analisis yang digunakan yaitu Regresi Linier Berganda.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Objek penelitian ini adalah harga saham Index maining di BEI.
b. Periode penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan tergabung dalam Index Mining yang diambil apada
periode januari 2008 sampai 2017.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham index mining, suku
bunga, kurs, dan inflasi.
d. Sebagai indikator suku bunga, dan kurs digunakan data suku bunga
dan data transaksi kurs Bank Indonesia (BI) dari website resmi Bank
Indonesia (BI). Indikator Inflasi menggunakan data yang diambil dari
website resmi Badan Pusat Statisti (BPS). sedangkan untuk indikator
harga
saham
sektor
Index
Mining
diambil
dari
website
www.duniainvestasi.com.
Penegasan istilah
Penegasan istilah terdiri dari dua macam, yaitu penegasan konseptual dan
penegasan operasional.
1. Secara Konseptual
a. Suku Bunga
Suku bunga atau interest rate adalh tingkat suku bunga jangka pendek
dengan tenor satu bulan yang ditetapkan dan diumumkan oleh Bank
Indonesia (BI) secara periodik yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan
moneter guna mencapai target inflasi dan menjaga stabilitas nilai mata
uang rupiah.6
6 Surfianto D. Purnomo dkk, Pasar Uang & Pasar valas, (Jakarta: Gamedia Pustaka tama, 2013),
hal.100
b. Kurs Mata Uang
Kurs mata uang adalah nuilai sebuah mata uang dari suatu negara
tertentu yang diukur, dibandingkan atau dinyatakan dalam mata uang
negara lain. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi nilai sepertisuku
bunga, inflasi, dan keadaan politik serta ekonomi disetiap negara.7
c. Inflasi
Inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang/jasa secara umum
mengalami kenaikan terus-menerus. Iinflasi dapat disebabkan oleh
meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, berkurangnya
stok barang/jasa atau meningkatnya permintaan atas barang/jasa.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu
negara,
mendorong
kenaikan
suku
bunga,
mendorong
penanaman modal yang bersifat spekulatif,kegagalan pelaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat dan kesejahteraan masyarakat.
d. Harga Saham
Harga saham adalah harga pasar saham yang terbetuk melalui
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Harga saham di
bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut
akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat orang banya menjual
saham, maka harga saham tersebut cenderung akan megalami
penurunan.
2. Secara operasional
a. Suku Bunga
Suku bunga dalam penelitian ini adalah nilai besaran suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga yang memegang
otoritas tertinggi dalam kendali kebijakan moneter di Indonesia. Dalam
penelitian ini, nilai suku bunga sudah menggunakan data sekinder yang
diambil dari data suku bunga yang dikeluarkan ileh Bank Indonesia
melalui website http://www.bi.go.id.
b. Kurs Mata Uang
Data nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika merupakan kurs
tengah ,data uang rupiah terhadap mata uang dolar Amerika dengan
satuan rupiah. Dalam penelitian ini, nilai kurs sudah menggunakan
7 Ibit, Hal. 110.
data sekunder yang diambil dari data kurs yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia
melalui
website
http://www.bi.go.id.
kurs
diukur
menggunakan kurs tengah yaitu dengan menjumlah kurs jual dan kurs
beli lalu di bagi 2 (dua).
c. Inflasi
Inflasi dalam penelitian ini adalah besaran inflasi yang dikeluran oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang memiliki
kewenangan dalam menilai inflasi di Indonesia. Data inflasi yang
digunakan dalam penelitian ini sudah menggunkan data sekunder yang
diambil dari data inflasi yang dikelurkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) melalui website http://www.bps.go.id.
d. Harga Saham Index Mining
Dalam penelitian ini, harga saham Index Mining sudah menggunakan
data sekunder yang diambil dari data harga saha index Mining melalui
website www.duniainvestasi.com. Harga saham diukur menggunakan
harga saham penutupan (closing price).
LANDASAN TEORI
A. Pengertian atau Hakikat
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar tempat memperdagangkan instrumen keungan,
seperti saham (ekuitas/penyertaan), obligasi (surat utang), reksadana, produk
derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal dapat digunakan sebgai sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, dan sebagai sarana bagi
masyarakat untuk melakukan investasi. Pesar modal memfasilitasi berbagai sarana
dan prasarana kegiatan jual beli surat-surat berharga dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan dipasar modal merupakan instrumen
jangka panjang (lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, reksadana dan
berbagai instrumen derivativ seperti option, futures, waran, right dan lain-lain.8
2. Pengertian Saham
Saham (Share/Stock/Andeel/Andil) adalah salah satu instrumen pasar
modal yang paling umum dipergunakan karena saham mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari
seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Dengan
memiliki saham berarti kita ikut memiliki perusahaan sehingga berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perusahaan-perusahaan yang
ingin menambah modal usaha dapat menerbitkan saham dan kemudian menjual
saham tersebut melalui mekanisme Penawaran Umum (go public) dengan bantuan
perusahaan efek selaku penjamin emisi efek dan selakuk perantara pedagang efek.
Perusahaan yang telah go public dinamakan emiten, dan jika sahamnya
telah dimiliki oleh lebih dari 300 orang dan memiliki modal disetor diatas Rp. 3
miliar maka perusahaan emiten tersebut dapat berubah setatus menjadi perusahaan
publik. Emiten atau perusahaan publik digolongkan sebagai Perusahaan Terbuka
(Tbk) karena telah menjual sebagian sahamnya kepada publik atau masyarakat
investor.
Keuntungan yang di daptkan investor dengan membeli saham ada dua
macam:
8 Serfianto D. Purnomo, dkk, Buku Pintar Pasar uang & Pasar Valas, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2013), hal.18.
a) Mendapatkan Dividen
b) Mendapatkan Capital Gain
Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan
dan berasal dari keuntungan perusahaan setiap tahun. Deviden diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama,yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai,
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat berupa dividen saham yang
berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham
sehingga jumlah saham yang dimiliki pemodal akan bertambah dengan adanya
pembagian dividen tersebut.
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar
sekunder. Misalnya, investor membeli saham ABC dengan haraga Rp.3.000 per
saham kemudian menjual dengan harga Rp.3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp.500 untuk setiap saham yang
dijualnya.9
3. Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan mata
uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang
disebut sebagai presentase dari jumlah yang dipinjamkan. Tingkat suku bunga
dibedakan menjadi dua:
1. Suku bunga nominal, adalah suku bunga atas uang dalam ukuran uang
2. Suku bunga riil, karena inflasi dan dihitung sebagai bunga nominal
diurangi tingkat inflasi.
9 Ibid, hal.21-23.
Pada saat periode inflasi kita harus menggunakan suku bunga riil, bukan
suku bunga nominal, untuk menghitung hasil investasi dalam ukuran barangbarang yang didapat pertahun atas barang yang di investasikan.10
BI rate adalah tingkat suku bunga jangka pendek dengan tenor satu bulan
yang ditetapkan dan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) secara periodik yang
berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter guna mencapai target inflasi dan
menjaga stabilitas nimlai mata uang rupiah. Bi rate digunakan sebagai acuan
dalam operasi moneter guna mengarahkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) berjangka satu bulan hasillelang Operasi Pasar Terbuka (OPT) berada
disekitar Bi rate. Penetapan suku bunga BI rate diharapkan dapat mempegaruhi
tingkat suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), suku bunga simpanan
(tabungan dan deposito), suku bunga kredit, dan suku bunga lainnya dalam jangka
waktu yang lebih panjang.
BI rate diumumkan oleh dewan gubernur BI melalui Rapat Dewan
Gubernur (RDG) bulanan dan di implementasikan pada operasi moneter yang
dilakukan oleh BI melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter. Penetapan respons kebijakanmoneter
biasanya dilakukan dalam RDG triwulanan (Januari, April, Juli dan Oktober)
untuk berlaku selama triwulan berjalan.
Dalam setiap RDG triwulanan, Dewan Gubernur BI melakukan penilaian
menyeluruh terhadap kondisi perekonomian, makro perkiraan inflasi, dan
penentuan respon kebijakan moneter. Sedangkan dalam RDG bulanan, dewan
gubernur melakukan review atas perkembanganinflasi, nilai tukar, kondisi
moneter, dan likuiditas di pasar uang guna memonitor dan menilai apakah datadata tersebut telah sesuai dengan perkiraan yang dilakukan dalam RDG
triwulanan. Perubahan Bi rate dilakukan dalam kelipatan 25 basis point atau 25
bps sehingga perubahan Bi rate dapat dinyatakan dalam 25 bps, 50 bps, 75 bps
sesuai situasi moneter yang terjadi.
Bi rate di tetapkan oleh dewan gubernur BI terutama setelah mengamati
faktor inflasi. Dalam menetapkan Bi rate, dewan gubernur BI juga
mempertimbangkan berbagaiinformasi, seerti indikator pasar uang, hasil survei,
10 Jimmy Hasoloan, Ekonomi Moneter, Cetakan 1, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal.32.
informasi anekdotal, informasi variabel, pendapat ahli,penilaian terhadap faktor
resiko, dan ketidakpastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter.
BI rate kemudian diumumkan ke publik segera setelah ditetapkan dalam Rapat
Dewan Gubernur (RDG).11
4. Pengertian Kurs
Kurs mata uang adalah nilai sebuah mata uang negara tertentu yang di
ukur, dibandingkan, atau dinyatakan dalam mata uang negara lain. Contohnya,
kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS saat ini berkisar Rp.9.500 per 1 dolar
AS. Kurs mata uang terdiri ataskur jual dan kurs beli. Dalam perdagangan mata
uang melalui perbankan, perdagangan valas, atau via internet (online), biasanya
terjadi dua maccam transaksi, yaitu satu transaksi untuk membeli dan satu
transaksi untuk menjual. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi nilai tukar,
seperti suku bunga, inflasi, dan keadaan poltik serta ekonomi disetiap negara.
Apabila kurs rupiah terhadap mata uang asing meningkat berarti nilai mata uang
rupiah mengalami depresiasi (penurunan) sedangkan mata uang mengalami
apresiasi (kenaikan). Sedangkan jika kurs rupiah menurun berarti nilai mata uang
rupiah mengalami apresiasi (kenaikan) sedangkan nilai mata uang asing
mengalami depresiasi (penurunan).12
5. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang/jasa secara umum
mengalami kenaikan terus-menerus sehigga dapat menurunkan nilai mata uang
dinegara setempat. Kenaikan harga-harga barang/jasa baru dapat disebut
mengalami inflasi jika kenaikan harga-harga tersebut bersifat meluas sehingga
mempengaruhi kenaikan harga-harga barang/jasa yang lainnya.
Inflasi harus dikendalikan dengan baik oleh pemerintah dan bank sentral di
masing-masing
negara
guna
menjaga
stabilitas
moneter
dan
stabilitas
perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh meningkatknya jumlah uang yang
beredar di masyarakat, berkurangnya stok barang/jasa atau meningkatnya
perintaan atas barang/jasa.
11 Serfianto D. Purnomo, dkk, Buku Pintar Pasar uang & Pasar Valas, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2013), hal.100-101.
12 Ibid, hal.112.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
Inflasi dari dalam negeri, misalnya akibat terjadinya defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan/atau terjadinya
kegagalan pasar yang berakibat mahalnya harga-harga barang kebutuhn
masyarakat. Sementara inflasi dari luar negeri, adalah inflasi yang terjadi akibat
naiknya harga-harga barang impor.13
Menurut sebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a) Demand pull inflation. Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan
permintaan total, sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh.
Kondisi ini akan memicu kanaikan permintaan total dan menaikkan harga
serta menaikkan hasil produksi. Apabila kesempatan kerja penuh telah
tercapai, penambahan permintaan selanjtnya hanya menaikkan harga saja
(inflasi murni). Kemudian permintaan ini menyebabkan keseimbangan
GNP melebihi kesempatan kerja penuh dan akan menimbulkan infltionary
gap, inflationary gap inilah yang menyebabkan inflasi.
b) Cost push inflation. Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga
serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya
penurunan dalam oenawaran total sebagai akibat kenaikan biaya
produksi.14
Berdasarka keparahannya inflasi dapat dibedakan:
Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% per tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% per tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% per tahun)
Inflasi memiliki dampak psitif dan dampak negatif tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan
mengadakan investasi. Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tidak terkendali, keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu.
13 Ibid, hal.107.
14 Boediono, Ekonomi Moneter, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2014), hal.162.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal
yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.15
B. Kerangka Konseptual
Berdasakan kajian penelitian sebelumnya terkait pengaruh variabel suku
bunga, kurs, dan inflasi terhadap harga saham index mining yang dilakukan
Sugeng raharjo, Gadang ganggas rakasetya, Umi mardiyati, Vanesa pangemanan,
Anak agung gde aditya krisna, dkk. Didapatkan hasil yang berbeda-beda dan tidak
konsisten. Sehingga peneliti perlu melakukan kajian kembali tentang pengaruh
variabel suku bunga, kurs, inflasi terhadap harga saham index mining di Bursa
Eek Indonesia (BEI)
Alasan peneliti menggunakan variabel
suku bunga, kurs, dan inflasi
dikarenakan variabel tersebut merupakan variabel penting dalam mempengarui
harga saham perusahaan khususnya sektor mining. Selain itu, berdasarka kajian
teoritis dan empiris diperoleh bukti masih adanya ketidak konsistenan hasil dalam
penggunaan variabel suku bunga, kurs, dan inflasi sehinga diharapkan dengan
penelitian ulang akan memberikan jawaban atas kekhawatiran investor terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada index mining.
Selanjutnya dilakukan analisis data terhadap seluruh variabel yang
digunakan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi
linier berganda. Penggunaan analisis regresi linier berganda adalah data variabel
yang berkarakteristik runtun waktu (time series). Analisis ini dilakukan karena
analisis yang akan dilakukan mencakup kajian untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (suku bunga, kurs, inflasi) terhadap variabel dependen (harga
saham index mining).
15 Jimmy Hasoloan, Ekonomi Moneter, Cetakan 1, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal.34.
Kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:
Suku Bunga
H1
(X1)
H2
Harga Saham
Kurs
Index Mining (Y)
(X2)
H3
Inflasi
(X3)
H5
C. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Suku bunga terhadap Harga Saham Index Mining
Suku bunga dalam beberapa penelitian dipandang sebagai salah
satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Investor
menggunakan suku bunga sebagai tolak ukur untuk membandingkan
return bila ingin berinvestasi. Sugeng raharjo, Umi mardiyati, dan
Vanesa pangemanan dalam penelitian mereka menjelaskan hubungan
yang berbanding lurus (positif) antara tingkat suku bunga dan harga
saham. Sedangkan Anak agung gde aditya krisna, dkk dalam
penelitiannya menjelaskan hubungan yang berbanding terbalik (negtif)
antara tinkat suku bunga dan harga saham.
Dari paparan hasil penelitian tersebut terlhat inkonsistensi hasil
penelitian. Oleh karena itu, dilakukan kajan kembali untuk meberikan
gambaran yang jelas terhadap ada tidaknya pengaruh suku bunga
terhadap harga saham khususnya pada index mining.
Hipotesis 1: Suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham
index mining.
2. Pengaruh Kurs terhadap Harga Saham Index Mining
Kurs dalam beberapa penelitian dipandang sebagai salah satu
faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Investor
menggunakan Kurs sebagai tolak ukur untuk membandingkan return
bila ingin berinvestasi. Sugeng raharjo, dan Anak agung gde aditya
krisna, dkk dalam penelitian mereka menjelaskan hubungan yang
berbanding lurus (positif) antara Kurs dan harga saham. Sedangkan
Umi mardiyati, Vanesa pangemanan dalam penelitiannya menjelaskan
hubungan yang berbanding terbalik (negtif) antara Kurs dan harga
saham.
Dari paparan hasil penelitian tersebut terlhat inkonsistensi hasil
penelitian. Oleh karena itu, dilakukan kajan kembali untuk meberikan
gambaran yang jelas terhadap ada tidaknya pengaruh Kurs terhadap
harga saham khususunya pada index mining.
Hipotesis 2: Kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham index
mining.
3. Pengaruh Inflasi terhadap Harga Saham Index Mining
Inflasi dalam beberapa penelitian dipandang sebagai salah satu
faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Investor
menggunakan Inflasi sebagai tolak ukur untuk membandingkan return
bila ingin berinvestasi. Sugeng raharjo, Umi mardiyati, Gadang
ganggas, dan Anak agung gde aditya krisna, dkk dalam penelitian
mereka menjelaskan hubungan yang berbanding lurus (positif) antara
Inflasi dan harga saham. Sdangkan Vanesa pangemanan dalam
penelitiannya menjelaskan hubungan yang berbanding terbalik (negtif)
antara Inflasi dan harga saham.
Dari paparan hasil penelitian tersebut terlhat inkonsistensi hasil
penelitian. Oleh karena itu, dilakukan kajan kembali untuk meberikan
gambaran yang jelas terhadap ada tidaknya pengaruh Inflasi terhadap
harga saham khususnya pada index mining.
Hipotesis 3: Inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham index
mining.
4. Pengaruh Suku unga, Kurs, dan Inflasi secara bersama-sama terhadap
harga saham index mining
Berdasarkan hasil penelitian Sugeng raharjo, Gadang ganggas
rakasetya, Umi mardiyati, Vanesa pangemaan, dan Anak agung gde
aditya,dkk menghasilkan bahwa secara simultan suku bunga, kurs, dan
inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 4: Suku bunga, Kurs, Inflasi berpengaruh signifikan tehadap
harga saham index mining.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian exsplanatory
research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis.16
B. Populasi dan sampel
Menurut Rokhmat Subagiyo, populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 17
Dalam penelitian ini penulis menggambil data sekunder yang diperoleh dari web
Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan www.duniainvestasi.com. Berikut
kriteria yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Perusahaan (emiten) yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sepanjang periode januari 2008 sampai dengan desember 2017
2. Perusahaan (emiten) yang tetap bergabung dalam perusahaan pada
Index Maining (indeks perusahaan pertambangan) sepanjang periode
januari 2008 sampai dengan desember 2017.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh populasi sebanyak 45
perusahaan (emiten) pertambangan yang sekaligus digunakan sebagai sampel
dalam penelitian ini. Teknik penetuan sampel dalam penelitian ini non Probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.18 Sedangkan cara pengambilan sampel pada penilitan ini menggunakan
teknik sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.19
16 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan Penerapan, (Jakarta: Alim’s
Publishing, 2017), hal.154.
17 Ibid, hal. 154.
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009),
hal.122.
19 Ibid, hal. 124.
Daftar Pustaka
Widoatmojo, Sawidji. Pengetahuan Pasar Modal Untuk Konteks Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia, 2015.
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/saham.aspx
Lumban Batu, Pantas. Pasar Derivatif
Derivative Market. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2014.
Hasoloan, Jimmy. Ekonomi Moneter, Cetakan 1, Yogyakarta: Deepublish, 2014
D. Purnomo, Surfianto, dkk. Pasar Uang & Pasar valas. Jakarta: Gamedia
Pustaka tama, 2013.
Boediono, Ekonomi Moneter. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2014.
Subagiyo, Rohmat. Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan Penerapan.
Jakarta: Alim’s Publishing, 2017.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta,
2009.
Index Mining di BEI Periode 2008-2017
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Seminar Proposal Skripsi”
Rokhmat Subagiyo, M.EI
Disusun Oleh :
1. Muhamad Abdurrohim
(17402153005)
Ekonomi Syariah 6-A
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kalau kita mengamati perkembangan pasar modal di negara-negara maju
ternyata pasar modal mempunyai peran yang sangat penting. Baik dari sisi
permintaan modal perusahaan yang biasa disebut emiten atau dalam bahasa
inggrisnya Issuer maupun sisi penawaran oleh pihak pemodal, yaitu masyarakat
yang biasa disebut investor. Sepertinya, keduanya sama-sama mendapatkan
keuntungan, sehingga pasar modal dapat terus berkembang. Maka, pasar modal
dijadikan tolak ukur kemodernan. Artinya, suatu bangsa atau negara berhak
menyandang predikat modern kalau pasar modalnya maju.
Salah satu kelebihan pasar modal adalah kemampuanya menyediakan
modal dalam jangka panjang dan tanpa batas. Dengan demikian, untuk membiayai
investasi pada proyek-proyek jangka panjang dan memerlukan modal yang besar,
sudah selayaknya para pengusaha menggunakan dana-dana dari pasar modal.
Sedangkan untuk membiayai investasi jangka pendek, seperti kebutuhan modal
kerja, dapat digunakan dana-dana (misalnya kredit) dari perbankan.1
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang tau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).2
Kegiatan perdagangan di Indonesia diarahkan pada terciptanya sistem
perdagangan nasional yang efisien dan efektif, mampu memanfaatkan peluang
pasar dalam dan luar negeri, membentuk harga yang wajar dan memperkokoh
kesatuan ekonomi nasional. Sasaran tersebut akan dapat tercapai jika mekanisme
1 Sawidji Widoatmojo, Pengetahua Pasar Modal Untuk Konteks Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2015), hal.5
2 http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/saham.aspx
perdagangan berjalan dengan baik dan resiko yang melekat dalam kegiatan usaha
dapat dikendalikan. Salah satu resiko yang senantiasa terdapat dalam setiap usaha
khususnya perdagangan komoditi adalah resiko akibat adanya fluktuasi harga.
Resiko selalu melekat (inhernt) pada setiap kegiatan usaha dan keuntungan
perusahaan yang banyak ditentukan oleh kemampuan mengelola resiko
perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana pengelola resiko harga
mempunyai peran strategis dalam mewujudkan sistem perdagangan nasional yang
efisien.3
Tujuan utama dari aktivitas perusahaan adalah memperoleh laba
maksimal. Laba dapat berperan penting dalam mempertahankan kelangsungan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus senantiasa meningkatkan laba dari
tahun ke tahun, dan salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan adalah dengan
perluasan usaha. Namun dalam perluasan usaha memerlukan dana tambahan, dana
tersebut bisa didapatkan melalui penerbitan saham. Penerbitan saham merupakan
kegiatan menghimpun dana eksternal yang berasal dari masyarakta maupun drai
badan usaha lainnya. Selain itu, terdapat alternatif sumber dana lain yaitu melalui
lembaga intermediasi keuangan, seperti perbankan atau lembaga non bank.
Didunia usaha terdapat suatu tempat untuk menghimpun dana yang disebut
dengan pasar modal.
Suku bunga di Indonesia ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) melalui
kebijakan moneternya yang bertujuan untuk mengontrol laju peredaran uang dan
laju investasi dalam negeri. Suku bunga dalam beberapa enelitian juga dipandang
sabagai salah satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham.
Investor menggunkana suku bunga sebagai tolak ukur (benchmark) untuk
mebandingkan return bila ingin berinvestasi. Jika tingkat bunga tinggi maka harga
saham rendah, begitu pula sebalinya jika tingkat bunga rendah maka harga saham
tinggi.
Kurs dapat digunakan untuk menunjukkan kondisi ekonomi nasional,
sehingga dapat digunakan sebagai acuan baik buruknya kondisi ekonomi
Indonesia dibandingkan negara lain. Kurs juga dipandang sebagai faktor yang
mempengaruhi harga saham. Kurs rupiah yang melemah terhadap mata uang asing
3 Pantas Lumban Batu, Pasar Derivatif Derivative Market, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2014), hal.4
(dalam hal ini US dollar) akan mempengarusi harga saham, melemahnya kurs
rupiah berdampak pada menurunnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan
sehingga mengakibtakan harga saham juga ikut menurun. Melemahnya kurs
menyebabkan nilai devden mangalami penurunan, pada kondisi ini investor tidak
tertarik untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Dengan dmeikian
pemerintah terhadap saham turun dan harga saham mengalami penurunan.
Inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang/jasa secara umum
mengalami kenaikan terus-menerus sehingga dapat menurunkan nilai mata uang
dinegara setempat. Inflasi harus dikendalikan dengan baik oleh pemerintah dan
bank sentral di masing-masing negara guna menjaga stabilitas moneter dan
stabilitas perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh meningkatnya jumlah uang
yang beredar di masyarakat, berkurangnya stok barang/jasa atau meningkatnya
permintaan atas barang/jasa.4 Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan
berkurangnya investasi disuatu negara, mendorong kenaikan suku bunga
mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan elaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan
merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.5
Rumusan Masalah
1. Apakah suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham Index
Mining di BEI perdiode 2008-2017 ?
2. Apakah kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham Index Mining
di BEI periode 2008-2017 ?
3. Apakah Inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham index Mining
di BEI periode 2008-2017 ?
4. Apakah suku bunga, kurs, inflasi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadao harga saham Index Mining di BEI periode 2008-2017?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah suku bunga berpengaruh signifikan terhadap
harga saham Index Mining di BEI periode 2008-2017.
2. Untuk mengetahui apakah kurs berpengarus signifikan terhadap harga
saham Index Mining di BEI periode 2008-2017.
4 Serfianto D. Purnomo, dkk, Buku Pintar Pasar uang & Pasar Valas, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2013), hal.112
5 Jimmy Hasoloan, Ekonomi Moneter, Cetakan 1, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal.34.
3. Untuk mengetahui apakah inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga
saham Index Mining di BEI periode 2008-2017.
4. Euntuk mengetahu apakah suku bunga, kurs, inflasi secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap harga saham Index Mining di BEI periode
2008-2017.
Keguanaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan, referensi,
serta bukti empiris di bidang makro ekonomi serta pasar modal. Penelitian
ini juga dapat dijadikan tambahan bukti empiris untuk mendukung hasilhasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh suku bunga, kurs, inflasi
tehadap harga saham yang masih terdapat inkonsistensi hasil.
2. Kegunaan Praktis
Penerapan secara nyata dari penelitian ini dapat dilakukan oleh beberapa
pihak yang terlibat dalam psar modal. Bagi investor, penelitian ini dapat
membantu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap suku bunga, kurs,
dan inflasi sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham, selian itu
informasi dari penelitian ini juga dapata digunakan sebagai alat analisis
tambahan dalam mengambil keputusan investasi secara tepat. Bagi emiten
dan pemerintah, penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi
dalam menentukan kebijakan yang menyangkut suku bunga, kurs, dan
inflasi dalam pengaruhnya terhadap harga saham terutama pada harga
saham sektor Index Mining
3. Kegunaan bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat membantu dalam mengambil kriteria
sampel yang baik, agar hasil penelitian lebih akurat dan sesuai dengan
teori yang ada. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini juga dapat
membantu meningkatkan kewaspadaan terhadap suku bunga, kurs, dan
inflasi sebagai faktor yang mempengaruhi haga saham.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Masalah
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam ruang lingkup penelitian ini diambil suku bunga, kurs, dan inflasi
sebagai variabel independen dan harga saham Index Mining sebagai
variabel dependen. Penelitian ini menggunaka data sekunder (secondary
data). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian
berupa data terkait harga saham index mining, suku bunga, kurs, dan
inflasi dalam kurun waktu Januari 2008 sampai Desember 2017. Teknik
analisis yang digunakan yaitu Regresi Linier Berganda.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Objek penelitian ini adalah harga saham Index maining di BEI.
b. Periode penelitian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan tergabung dalam Index Mining yang diambil apada
periode januari 2008 sampai 2017.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham index mining, suku
bunga, kurs, dan inflasi.
d. Sebagai indikator suku bunga, dan kurs digunakan data suku bunga
dan data transaksi kurs Bank Indonesia (BI) dari website resmi Bank
Indonesia (BI). Indikator Inflasi menggunakan data yang diambil dari
website resmi Badan Pusat Statisti (BPS). sedangkan untuk indikator
harga
saham
sektor
Index
Mining
diambil
dari
website
www.duniainvestasi.com.
Penegasan istilah
Penegasan istilah terdiri dari dua macam, yaitu penegasan konseptual dan
penegasan operasional.
1. Secara Konseptual
a. Suku Bunga
Suku bunga atau interest rate adalh tingkat suku bunga jangka pendek
dengan tenor satu bulan yang ditetapkan dan diumumkan oleh Bank
Indonesia (BI) secara periodik yang berfungsi sebagai sinyal kebijakan
moneter guna mencapai target inflasi dan menjaga stabilitas nilai mata
uang rupiah.6
6 Surfianto D. Purnomo dkk, Pasar Uang & Pasar valas, (Jakarta: Gamedia Pustaka tama, 2013),
hal.100
b. Kurs Mata Uang
Kurs mata uang adalah nuilai sebuah mata uang dari suatu negara
tertentu yang diukur, dibandingkan atau dinyatakan dalam mata uang
negara lain. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi nilai sepertisuku
bunga, inflasi, dan keadaan politik serta ekonomi disetiap negara.7
c. Inflasi
Inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang/jasa secara umum
mengalami kenaikan terus-menerus. Iinflasi dapat disebabkan oleh
meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, berkurangnya
stok barang/jasa atau meningkatnya permintaan atas barang/jasa.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu
negara,
mendorong
kenaikan
suku
bunga,
mendorong
penanaman modal yang bersifat spekulatif,kegagalan pelaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat dan kesejahteraan masyarakat.
d. Harga Saham
Harga saham adalah harga pasar saham yang terbetuk melalui
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Harga saham di
bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut
akan cenderung meningkat. Sebaliknya, pada saat orang banya menjual
saham, maka harga saham tersebut cenderung akan megalami
penurunan.
2. Secara operasional
a. Suku Bunga
Suku bunga dalam penelitian ini adalah nilai besaran suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga yang memegang
otoritas tertinggi dalam kendali kebijakan moneter di Indonesia. Dalam
penelitian ini, nilai suku bunga sudah menggunakan data sekinder yang
diambil dari data suku bunga yang dikeluarkan ileh Bank Indonesia
melalui website http://www.bi.go.id.
b. Kurs Mata Uang
Data nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika merupakan kurs
tengah ,data uang rupiah terhadap mata uang dolar Amerika dengan
satuan rupiah. Dalam penelitian ini, nilai kurs sudah menggunakan
7 Ibit, Hal. 110.
data sekunder yang diambil dari data kurs yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia
melalui
website
http://www.bi.go.id.
kurs
diukur
menggunakan kurs tengah yaitu dengan menjumlah kurs jual dan kurs
beli lalu di bagi 2 (dua).
c. Inflasi
Inflasi dalam penelitian ini adalah besaran inflasi yang dikeluran oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang memiliki
kewenangan dalam menilai inflasi di Indonesia. Data inflasi yang
digunakan dalam penelitian ini sudah menggunkan data sekunder yang
diambil dari data inflasi yang dikelurkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) melalui website http://www.bps.go.id.
d. Harga Saham Index Mining
Dalam penelitian ini, harga saham Index Mining sudah menggunakan
data sekunder yang diambil dari data harga saha index Mining melalui
website www.duniainvestasi.com. Harga saham diukur menggunakan
harga saham penutupan (closing price).
LANDASAN TEORI
A. Pengertian atau Hakikat
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar tempat memperdagangkan instrumen keungan,
seperti saham (ekuitas/penyertaan), obligasi (surat utang), reksadana, produk
derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal dapat digunakan sebgai sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, dan sebagai sarana bagi
masyarakat untuk melakukan investasi. Pesar modal memfasilitasi berbagai sarana
dan prasarana kegiatan jual beli surat-surat berharga dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan dipasar modal merupakan instrumen
jangka panjang (lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, reksadana dan
berbagai instrumen derivativ seperti option, futures, waran, right dan lain-lain.8
2. Pengertian Saham
Saham (Share/Stock/Andeel/Andil) adalah salah satu instrumen pasar
modal yang paling umum dipergunakan karena saham mampu memberikan
tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari
seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Dengan
memiliki saham berarti kita ikut memiliki perusahaan sehingga berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perusahaan-perusahaan yang
ingin menambah modal usaha dapat menerbitkan saham dan kemudian menjual
saham tersebut melalui mekanisme Penawaran Umum (go public) dengan bantuan
perusahaan efek selaku penjamin emisi efek dan selakuk perantara pedagang efek.
Perusahaan yang telah go public dinamakan emiten, dan jika sahamnya
telah dimiliki oleh lebih dari 300 orang dan memiliki modal disetor diatas Rp. 3
miliar maka perusahaan emiten tersebut dapat berubah setatus menjadi perusahaan
publik. Emiten atau perusahaan publik digolongkan sebagai Perusahaan Terbuka
(Tbk) karena telah menjual sebagian sahamnya kepada publik atau masyarakat
investor.
Keuntungan yang di daptkan investor dengan membeli saham ada dua
macam:
8 Serfianto D. Purnomo, dkk, Buku Pintar Pasar uang & Pasar Valas, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2013), hal.18.
a) Mendapatkan Dividen
b) Mendapatkan Capital Gain
Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan
dan berasal dari keuntungan perusahaan setiap tahun. Deviden diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama,yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai,
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat berupa dividen saham yang
berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham
sehingga jumlah saham yang dimiliki pemodal akan bertambah dengan adanya
pembagian dividen tersebut.
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham dipasar
sekunder. Misalnya, investor membeli saham ABC dengan haraga Rp.3.000 per
saham kemudian menjual dengan harga Rp.3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp.500 untuk setiap saham yang
dijualnya.9
3. Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan mata
uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang
disebut sebagai presentase dari jumlah yang dipinjamkan. Tingkat suku bunga
dibedakan menjadi dua:
1. Suku bunga nominal, adalah suku bunga atas uang dalam ukuran uang
2. Suku bunga riil, karena inflasi dan dihitung sebagai bunga nominal
diurangi tingkat inflasi.
9 Ibid, hal.21-23.
Pada saat periode inflasi kita harus menggunakan suku bunga riil, bukan
suku bunga nominal, untuk menghitung hasil investasi dalam ukuran barangbarang yang didapat pertahun atas barang yang di investasikan.10
BI rate adalah tingkat suku bunga jangka pendek dengan tenor satu bulan
yang ditetapkan dan diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) secara periodik yang
berfungsi sebagai sinyal kebijakan moneter guna mencapai target inflasi dan
menjaga stabilitas nimlai mata uang rupiah. Bi rate digunakan sebagai acuan
dalam operasi moneter guna mengarahkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) berjangka satu bulan hasillelang Operasi Pasar Terbuka (OPT) berada
disekitar Bi rate. Penetapan suku bunga BI rate diharapkan dapat mempegaruhi
tingkat suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), suku bunga simpanan
(tabungan dan deposito), suku bunga kredit, dan suku bunga lainnya dalam jangka
waktu yang lebih panjang.
BI rate diumumkan oleh dewan gubernur BI melalui Rapat Dewan
Gubernur (RDG) bulanan dan di implementasikan pada operasi moneter yang
dilakukan oleh BI melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter. Penetapan respons kebijakanmoneter
biasanya dilakukan dalam RDG triwulanan (Januari, April, Juli dan Oktober)
untuk berlaku selama triwulan berjalan.
Dalam setiap RDG triwulanan, Dewan Gubernur BI melakukan penilaian
menyeluruh terhadap kondisi perekonomian, makro perkiraan inflasi, dan
penentuan respon kebijakan moneter. Sedangkan dalam RDG bulanan, dewan
gubernur melakukan review atas perkembanganinflasi, nilai tukar, kondisi
moneter, dan likuiditas di pasar uang guna memonitor dan menilai apakah datadata tersebut telah sesuai dengan perkiraan yang dilakukan dalam RDG
triwulanan. Perubahan Bi rate dilakukan dalam kelipatan 25 basis point atau 25
bps sehingga perubahan Bi rate dapat dinyatakan dalam 25 bps, 50 bps, 75 bps
sesuai situasi moneter yang terjadi.
Bi rate di tetapkan oleh dewan gubernur BI terutama setelah mengamati
faktor inflasi. Dalam menetapkan Bi rate, dewan gubernur BI juga
mempertimbangkan berbagaiinformasi, seerti indikator pasar uang, hasil survei,
10 Jimmy Hasoloan, Ekonomi Moneter, Cetakan 1, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal.32.
informasi anekdotal, informasi variabel, pendapat ahli,penilaian terhadap faktor
resiko, dan ketidakpastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter.
BI rate kemudian diumumkan ke publik segera setelah ditetapkan dalam Rapat
Dewan Gubernur (RDG).11
4. Pengertian Kurs
Kurs mata uang adalah nilai sebuah mata uang negara tertentu yang di
ukur, dibandingkan, atau dinyatakan dalam mata uang negara lain. Contohnya,
kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS saat ini berkisar Rp.9.500 per 1 dolar
AS. Kurs mata uang terdiri ataskur jual dan kurs beli. Dalam perdagangan mata
uang melalui perbankan, perdagangan valas, atau via internet (online), biasanya
terjadi dua maccam transaksi, yaitu satu transaksi untuk membeli dan satu
transaksi untuk menjual. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi nilai tukar,
seperti suku bunga, inflasi, dan keadaan poltik serta ekonomi disetiap negara.
Apabila kurs rupiah terhadap mata uang asing meningkat berarti nilai mata uang
rupiah mengalami depresiasi (penurunan) sedangkan mata uang mengalami
apresiasi (kenaikan). Sedangkan jika kurs rupiah menurun berarti nilai mata uang
rupiah mengalami apresiasi (kenaikan) sedangkan nilai mata uang asing
mengalami depresiasi (penurunan).12
5. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang/jasa secara umum
mengalami kenaikan terus-menerus sehigga dapat menurunkan nilai mata uang
dinegara setempat. Kenaikan harga-harga barang/jasa baru dapat disebut
mengalami inflasi jika kenaikan harga-harga tersebut bersifat meluas sehingga
mempengaruhi kenaikan harga-harga barang/jasa yang lainnya.
Inflasi harus dikendalikan dengan baik oleh pemerintah dan bank sentral di
masing-masing
negara
guna
menjaga
stabilitas
moneter
dan
stabilitas
perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh meningkatknya jumlah uang yang
beredar di masyarakat, berkurangnya stok barang/jasa atau meningkatnya
perintaan atas barang/jasa.
11 Serfianto D. Purnomo, dkk, Buku Pintar Pasar uang & Pasar Valas, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2013), hal.100-101.
12 Ibid, hal.112.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
Inflasi dari dalam negeri, misalnya akibat terjadinya defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan/atau terjadinya
kegagalan pasar yang berakibat mahalnya harga-harga barang kebutuhn
masyarakat. Sementara inflasi dari luar negeri, adalah inflasi yang terjadi akibat
naiknya harga-harga barang impor.13
Menurut sebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a) Demand pull inflation. Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan
permintaan total, sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh.
Kondisi ini akan memicu kanaikan permintaan total dan menaikkan harga
serta menaikkan hasil produksi. Apabila kesempatan kerja penuh telah
tercapai, penambahan permintaan selanjtnya hanya menaikkan harga saja
(inflasi murni). Kemudian permintaan ini menyebabkan keseimbangan
GNP melebihi kesempatan kerja penuh dan akan menimbulkan infltionary
gap, inflationary gap inilah yang menyebabkan inflasi.
b) Cost push inflation. Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga
serta turunnya produksi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya
penurunan dalam oenawaran total sebagai akibat kenaikan biaya
produksi.14
Berdasarka keparahannya inflasi dapat dibedakan:
Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% per tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% per tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% per tahun)
Inflasi memiliki dampak psitif dan dampak negatif tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan
mengadakan investasi. Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tidak terkendali, keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu.
13 Ibid, hal.107.
14 Boediono, Ekonomi Moneter, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2014), hal.162.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal
yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.15
B. Kerangka Konseptual
Berdasakan kajian penelitian sebelumnya terkait pengaruh variabel suku
bunga, kurs, dan inflasi terhadap harga saham index mining yang dilakukan
Sugeng raharjo, Gadang ganggas rakasetya, Umi mardiyati, Vanesa pangemanan,
Anak agung gde aditya krisna, dkk. Didapatkan hasil yang berbeda-beda dan tidak
konsisten. Sehingga peneliti perlu melakukan kajian kembali tentang pengaruh
variabel suku bunga, kurs, inflasi terhadap harga saham index mining di Bursa
Eek Indonesia (BEI)
Alasan peneliti menggunakan variabel
suku bunga, kurs, dan inflasi
dikarenakan variabel tersebut merupakan variabel penting dalam mempengarui
harga saham perusahaan khususnya sektor mining. Selain itu, berdasarka kajian
teoritis dan empiris diperoleh bukti masih adanya ketidak konsistenan hasil dalam
penggunaan variabel suku bunga, kurs, dan inflasi sehinga diharapkan dengan
penelitian ulang akan memberikan jawaban atas kekhawatiran investor terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham pada index mining.
Selanjutnya dilakukan analisis data terhadap seluruh variabel yang
digunakan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi
linier berganda. Penggunaan analisis regresi linier berganda adalah data variabel
yang berkarakteristik runtun waktu (time series). Analisis ini dilakukan karena
analisis yang akan dilakukan mencakup kajian untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (suku bunga, kurs, inflasi) terhadap variabel dependen (harga
saham index mining).
15 Jimmy Hasoloan, Ekonomi Moneter, Cetakan 1, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hal.34.
Kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:
Suku Bunga
H1
(X1)
H2
Harga Saham
Kurs
Index Mining (Y)
(X2)
H3
Inflasi
(X3)
H5
C. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Suku bunga terhadap Harga Saham Index Mining
Suku bunga dalam beberapa penelitian dipandang sebagai salah
satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Investor
menggunakan suku bunga sebagai tolak ukur untuk membandingkan
return bila ingin berinvestasi. Sugeng raharjo, Umi mardiyati, dan
Vanesa pangemanan dalam penelitian mereka menjelaskan hubungan
yang berbanding lurus (positif) antara tingkat suku bunga dan harga
saham. Sedangkan Anak agung gde aditya krisna, dkk dalam
penelitiannya menjelaskan hubungan yang berbanding terbalik (negtif)
antara tinkat suku bunga dan harga saham.
Dari paparan hasil penelitian tersebut terlhat inkonsistensi hasil
penelitian. Oleh karena itu, dilakukan kajan kembali untuk meberikan
gambaran yang jelas terhadap ada tidaknya pengaruh suku bunga
terhadap harga saham khususnya pada index mining.
Hipotesis 1: Suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham
index mining.
2. Pengaruh Kurs terhadap Harga Saham Index Mining
Kurs dalam beberapa penelitian dipandang sebagai salah satu
faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Investor
menggunakan Kurs sebagai tolak ukur untuk membandingkan return
bila ingin berinvestasi. Sugeng raharjo, dan Anak agung gde aditya
krisna, dkk dalam penelitian mereka menjelaskan hubungan yang
berbanding lurus (positif) antara Kurs dan harga saham. Sedangkan
Umi mardiyati, Vanesa pangemanan dalam penelitiannya menjelaskan
hubungan yang berbanding terbalik (negtif) antara Kurs dan harga
saham.
Dari paparan hasil penelitian tersebut terlhat inkonsistensi hasil
penelitian. Oleh karena itu, dilakukan kajan kembali untuk meberikan
gambaran yang jelas terhadap ada tidaknya pengaruh Kurs terhadap
harga saham khususunya pada index mining.
Hipotesis 2: Kurs berpengaruh signifikan terhadap harga saham index
mining.
3. Pengaruh Inflasi terhadap Harga Saham Index Mining
Inflasi dalam beberapa penelitian dipandang sebagai salah satu
faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Investor
menggunakan Inflasi sebagai tolak ukur untuk membandingkan return
bila ingin berinvestasi. Sugeng raharjo, Umi mardiyati, Gadang
ganggas, dan Anak agung gde aditya krisna, dkk dalam penelitian
mereka menjelaskan hubungan yang berbanding lurus (positif) antara
Inflasi dan harga saham. Sdangkan Vanesa pangemanan dalam
penelitiannya menjelaskan hubungan yang berbanding terbalik (negtif)
antara Inflasi dan harga saham.
Dari paparan hasil penelitian tersebut terlhat inkonsistensi hasil
penelitian. Oleh karena itu, dilakukan kajan kembali untuk meberikan
gambaran yang jelas terhadap ada tidaknya pengaruh Inflasi terhadap
harga saham khususnya pada index mining.
Hipotesis 3: Inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham index
mining.
4. Pengaruh Suku unga, Kurs, dan Inflasi secara bersama-sama terhadap
harga saham index mining
Berdasarkan hasil penelitian Sugeng raharjo, Gadang ganggas
rakasetya, Umi mardiyati, Vanesa pangemaan, dan Anak agung gde
aditya,dkk menghasilkan bahwa secara simultan suku bunga, kurs, dan
inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hipotesis 4: Suku bunga, Kurs, Inflasi berpengaruh signifikan tehadap
harga saham index mining.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian exsplanatory
research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis.16
B. Populasi dan sampel
Menurut Rokhmat Subagiyo, populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 17
Dalam penelitian ini penulis menggambil data sekunder yang diperoleh dari web
Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan www.duniainvestasi.com. Berikut
kriteria yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Perusahaan (emiten) yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sepanjang periode januari 2008 sampai dengan desember 2017
2. Perusahaan (emiten) yang tetap bergabung dalam perusahaan pada
Index Maining (indeks perusahaan pertambangan) sepanjang periode
januari 2008 sampai dengan desember 2017.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh populasi sebanyak 45
perusahaan (emiten) pertambangan yang sekaligus digunakan sebagai sampel
dalam penelitian ini. Teknik penetuan sampel dalam penelitian ini non Probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.18 Sedangkan cara pengambilan sampel pada penilitan ini menggunakan
teknik sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.19
16 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan Penerapan, (Jakarta: Alim’s
Publishing, 2017), hal.154.
17 Ibid, hal. 154.
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009),
hal.122.
19 Ibid, hal. 124.
Daftar Pustaka
Widoatmojo, Sawidji. Pengetahuan Pasar Modal Untuk Konteks Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia, 2015.
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/saham.aspx
Lumban Batu, Pantas. Pasar Derivatif
Derivative Market. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2014.
Hasoloan, Jimmy. Ekonomi Moneter, Cetakan 1, Yogyakarta: Deepublish, 2014
D. Purnomo, Surfianto, dkk. Pasar Uang & Pasar valas. Jakarta: Gamedia
Pustaka tama, 2013.
Boediono, Ekonomi Moneter. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2014.
Subagiyo, Rohmat. Metode Penelitian Ekonomi Islam Konsep dan Penerapan.
Jakarta: Alim’s Publishing, 2017.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta,
2009.