Kelompok 3 Targeting Drug Delivery System
Targeting Drug
Delivery System
Kelompok 3
Chairunisa Larasati Y
Aprilia Wulandari
Azizah Nurrahkmani
Elda Yulia Mamora
Sarah Karima
Sistem Penghantaran
Obat Bertarget
Aprillia Wulandari (1006683375)
Defnisi dan Tujuan
• Menghantarkan obat ke tempat aksi spesifk dan
melindungi obat dari degradasi dan eliminasi yang
terlalu cepat
Keamanan obat
Efkasi obat
Kepatuhan pasien
Karakteristik SPO Bertarget Ideal
• Menghantarkan obat ke sel target atau jaringan secara
khusus
• Menghindarkan obat dari organ, sel, atau jaringan nontarget
• Memastikan kebocoran obat yang minimal selama berada
pada target
• Melindungi obat dari metabolisme
• Melindungi obat dari klirens cepat
• Mempertahankan obat pada tempat aksi selama waktu
yang diinginkan
• Memfasilitasi transport obat ke dalam sel
• Menghantarkan obat ke dalam target aksi intraseluler yang
sesuai
• Biokompatibel, biodegradable, dan non-antigenik
Komponen
Active
moiety
Sistem
pembawa
Homing
device
• Efek terapi
• Distribusi
obat
metabolisme
• Klirens cepat
• Menarget
obat secara
khusus ke
target
Pembawa
makromolek
ular yang
larut
Sistem
pembawa
partikulat
Sistem
Pembawa
Pembawa Makromolekular Yang
Larut
Keuntungan
• Kemampuannya
yang lebih besar
untuk ekstravasasi
Kerugian
• Kapasitas muatan
dosis yang terbatas
• Membatasi transpor
masa yang
dimediasi pembawa
obat
• Menutupi tempat
aksi obat
• Reaksi konjugasi
dapat merusak
moietas obat yang
labil
• Perlindungan yang
terbatas pada
moietas obat
Pembawa Makromolekular Yang
Larut
Antibodi Monoklonal
• Penggunaan terbatas
• Untuk meningkatkan efsiensi, diikat
dengan sistem pembawa partikulat
Immunotoxin
• Konjugat dari MAb dan toksin atau
fragmennya
• Imunotoksin memiliki spesifsitas yang
rendah dan imunogenik
Polimer sintetik yang larut
Sistem Pembawa Partikulat
KARAKTERI
STIK
Sistem Pembawa
Partikulat
Macam Sistem Pembawa
Partikulat
Homing Device
• Misalnya reseptor galaktosa yang ada di sel liver
parenkim, sehingga residu galaktosa pada
pembawa obat dapat menghantarkan ke sel ini
• Meningkatkan spesifsitas obat pada tempat
aksinya.
• Misal:
• Formulasi insulin long, medium, dan short acting
dengan manipulasi kristal atau pembentukan
kompleks fsika
• Injeksi depot (suspensi, injeksi lemak) kontrasepsi
dan obat psikotropik
• Implan polimer, misal Zoladex
• Pompa infusi
Mekanisme
Penghantaran
Azizah Nurrakhmani
1006775003
Mekanisme
Active Targeting
Passive Targeting
Targe
t
Orde
Kesat
u
Targe
t
Orde
Kedu
a
Targe
t
Orde
Ketig
a
Passive
Targeting
Passive
targeting
pola distribusi “alami”
(pasif) dari pembawa obat
tidak ada
perangkat
pengenalan target
Jadi pada prinsipnya passive targeting terjadi karena
adanya akumulasi atau sistem pembawa obat
pada daerah tertentu karena sifat fsikokimia zat
tersebut atau faktor farmakologis suatu penyakit.
Akumulasi obat pada jaringan
yang rusak dan jaringan yang
terpatologis merupakan area
yang dapat dimanfaatkan secara
baik untuk mekanisme passive
targeting ini karena area yang
terpatologis akan mempunyai
area-area yang bersifat leaky
sehingga akumulasi obat pada
mekanisme passive targeting ini
akan dengan lenih mudah
menembus sel dan sampai pada
reseptor target.
Yang diperhatikan untuk sistem
pembawa passive targeting
• Pada fase awal, zat aktif akan menginvaginasi
membran sel untuk masuk kedalam sel. Dalam sel, zat
aktif akan terbungkus oleh membrane plasma
membentuk endosom. Dari bentuk endosomnya, zat
aktif dan target ligan akan dilepaskan dan menyebar
didalam sel. Saat zat aktif menyebar dalam sel, ligan
akan bermigrasi ke permukaan sel.
• Kompleks pembawa obat harus disesuaikan pH,
suhu, ukuran atau bentuk molekulnya agar dapat
sampai pada target reseptornya
Passive targeting
Pengobata
n
Pengobata
n
Vaksin
Aktivasi
Active Targeting
Active Targeting
modifkasi obat atau sistem pembawa dengan
komponen aktif yang memiliki afnitas spesifk
untuk mengenali dan berinteraksi dengan sel
yang dituju
homing device (pengenal target
homing device (pengenal target) terikat
pada system pembawa untuk
menghantarkan obat ke sel, jaringan atau
organ spesifk.
Pembawa
Homing device
Obat
Sistem
Active
atrgetin
g
• Homing device yang biasa digunakan pada active
targeting merupakan suatu ligan spesifk seperti
antibody, hormone, dan protein yang mempunyai
afnitas tinggi terhadap reseptor pada sel target
spesifk yang dituju.
• Sebaiknya homing device adalah yang kovalen
melekat pada pembawa, meskipun perangkan
pelacak yang tidak kovalen melekat pada
pembawa juga sukses di targetkan.
Ada
Target
Target
Target
TARGET OBAT
SPESIFIK
TARGET OBAT SPESIFIK
Adalah makromolekul atau molekul kompleks yang
berperan penting dalam suatu penyakit.
ENZIM
Enzim adalah senyawa protein yang bertindak
sebagai biokatalisator, artinya senyawa
tersebut mampu mempercepat reaksi kimia,
tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Kenapa
Enzim?
• Karena enzim selain berfungsi sebagai
biokatalisator di dalam tubuh manusia
dan untuk manusia, enzim di dalam
tubuh manusia dapat dimanfaatkan oleh
penyakit sehingga kondisi patofsiologis
tubuh semakin buruk.
• Intinya, suatu enzim spesifk berperan
dalam perkembangan suatu penyakit.
CONTOH
Struktur tiga demensi dari enzim protease pada
Human Immunodefciency virus (HIV), yang
merupakan enzim penting dalam replikasi virus
HIV, memberikan gambaran yang lebih jelas bagi
para peneliti untuk mengetahui konfgurasi
molekuler dari protein virus HIV. Para peneliti
menggunakan hal ini untuk mendesain suatu obat
yang dapat menginaktifkan enzim protease
tersebut.
Mekanisme Kerja : Molekul obat
sebagai
False Substrat
berinteraksi dengan enzim
menghasilkan produk yang salah
dan tidak berfungsi
(antimetabolit)
molekul obat dapat mengalami
transformasi kimia yang kemudian
membentuk produk abnormal sehingga
jalur metabolik d.i dalam tubuh akan
RESEPTOR
Suatu makromolekul seluler yang secara
spesifk dan langsung berikatan dengan
agonis/ligan untuk memicu signaling kimia
antara dan dalam sel menimbulkan efek.
Kenapa
Reseptor ??
Karena reseptor dapat
berfungsi sebagai situs
pengenalan dan pengikatan
suatu ligan sehingga
mempengaruhi aktivitas sel.
• Contoh ligan yang dapat berikatan dengan reseptor
dan mempengaruhi aktivitas sel:
• Hormon: insulin, testosteron, dsb.
• Autocrine/paracrine factors: hormon yang beraksi lokal
(contoh: prostaglandin).
• Neurotransmitters: dilepaskan oleh ujung syaraf
sebagai respon dari depolarisasi (contoh: asetilkolin,
norepinefrin, noradrenalin).
• Cytokines: diproduksi oleh sel-sel pada sistem imunitas.
Targetnya bisa jauh atau dekat (cth: interferon,
interleukin).
• Membrane-bound ligands: terdapat pada permukaan
sel, mengikat pada reseptor komplementer sel yang
lain sehingga menjembatani interaksi antar sel.
• Drug/chemicals: senyawa yang dipaparkan dari luar.
MEKANISME AKSI OBAT PADA
RESEPTOR
Agonis
langsung
Agonis
Agonis
tidak
langsung
Anatagonis
kompetitif
Antagonis
Antagonis
irreversible
Antagonis
nonkompetitif
Agonis
• Agonisme Langsung
• Respon berasal dari interaksi agonis dengan
reseptornya, menyebabkan perubahan
konformasi reseptor sehingga reseptor aktif dan
menginisiasi proses biokimiawi sel (stimulus atau
penghambatan respon seluler).
• Agonisme Tidak Langsung
• Senyawa obat mempengaruhi senyawa endogen
dalam menjalankan fungsinya. (potensiasi atau
modulasi). Agonis tidak langsung biasanya
merupakan alosterik dimana obat berikatan dengan
reseptor pada tempat yang berbeda dari tempat
berikatannya endogen sehingga reaksi biokimia
yang terjadi lebih efsien.
Antagonis
• Antagonis kompetitif
• Suatu obat yang mengikat reseptor secara reversibel
pada daerah yang sama dengan tempat ikatan agonis,
tetapi tidak menyebabkan efek.
Efek antagonis kompetitif dapat diatasi dengan
peningkatan konsentrasi agonis, sehingga meningkatkan
proporsi reseptor yang dapat diduduki oleh agonis.
• Antagonis irreversibel
• Antagonis yang dapat mengikat reseptor secara kuat dan
bersifat irreversibel, tidak bisa diatasi dengan
penambahan agonis.
• Antagonis non-kompetitif
• Suatu antagonis yang dapat mengurangi efektiftas suatu
agonis melalui mekanisme selain berikatan dengan
tempat ikatan agonis pada reseptor.
Futty Dewi Nuzulia Famini
1006659470
VIRAL SURFACE PROTEIN
• Merupakan molekul protein yang terdapat di
kulit, atau permukaan (surface), suatu virus.
• VSP adalah protein-protein yang penting dalam
interaksi antara suatu sel dengan lingkungan
sekitarnya, termasuk dengan sel lainnya.
KENAPA
VSP ??
1. VSP dapat dijadikan marker suatu
virus/tumor/sel yang terjangkit penyakit
2. VSP berperan penting dalam interaksi antar
sel sehingga bila diketahui suatu protein
berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan virus/tumor/sel, maka VSP
tersebut dapat ditarget agar dapat
menghambat perkembangannya.
CONTOH
1. Malaria merozoite surface
protein (MSP1)
2. Hepatitis B Virus : P39, GP42
3. Human Breast Tumor Cells : Ret
Kinase (Rearranged during
transfection) (Juli, 2013)
KANAL ION
• Sebuah protein yang bertindak sebagai pori pada
membran sel dan memungkinkan bagian selektif ion
(seperti ion kalium, ion natrium, dan ion kalsium),
dengan cara yang arus listrik melewati masuk dan
keluar dari sel. Saluran ion juga melayani banyak
fungsi penting lainnya, termasuk bahan kimia sinyal,
transportasi transelular, regulasi pH, dan pengaturan
volume sel. Kerusakan saluran ion dapat
menyebabkan penyakit pada banyak jaringan.
Kanal Ion
• Kanal ion yang meregulasi dan merupakan
tranpor ion secara selektif dalam proses fsiologi
manusia
• Mulai dari pemberi sinyal di jantung dan sistem
saraf, sekresi cairan di paru-paru, saluran GI dan
ginjal, sistem imun, remodelling tulang dan
poliferasi sel tumor.
Mekanisme
saluran Voltage-gated diatur oleh perubahan
perbedaan potensial listrik melintasi membran
(yaitu, potensial membran) sedangkan ligan dan
saluran sensory-gated merespon perubahan di
berbagai intraseluler atau ekstraseluler dan ligan
terhadap rangsangan mekanik atau termal, masingmasing.
TRANSPORTER
Jenis Transporter
Pasif Transporter
Tranpor secara difusi, fltrasi,
osmosis dengan adanya perbedaan
gradien konsentrasi
Difusi terfasilitasi
• zat terlarut berpindah dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
melalui pembawa, dengan cara berikatan
dengan pembawa.A
Aktif transporter
Transpor aktif membutuhkan energi yang diperoleh dari
hidrolisis adhenosine-tri phospate (ATP) atau dengan
coupling dengan co-transport dari counter ion
menurunkan gradien elektrokimia (cth: Na+, H+, Cl-)
Beberapa obat dan pro drug berbagi jalur transporter
dengan nutrien dan ini telah menunjukkan bahwa obat
yang tertarget pada pembawa transporter dapat
mempengaruhi bioavabilitas sebagaimana mempengaruhi
distribusinya.
Penghantaran obat bertarget pada tranporter nutrien di
usus halus telah menjadi strategi untuk meningkatkan
bioavabilitas obat oral yang agen terapeutik sulit diserap
oleh usus
Mekanisme
Pada tranporter,
molekul obat
memerlukan ikatan
dengan ligan natural
dengan tujuan agar
dikenali sebagai
substrat oleh spesifk
natural transporter
dalam membran apikal
pada epitel sel.
Sehingga obat didisain
dan diubah agar mirip
dengan natural ligan
Secara umum, protein
transporter yang dapat
menjadi target untuk
tujuan pengobatan
memiliki mekanisme
transpor asam amino,
dipeptida,
monosakarida, asam
monokarboksilat,
kation-kation organik,
fosfat, nukleosida, dan
vitamin larut air.
DNA
• Makromolekul polinukleotida yang tersusun
atas polimer nukleotida yang berulang-ulang,
tersusun rangkap, membentuk DNA heliks
ganda dan berpilin ke kanan.
• Setiap nukleotida terdiri dari 3 gugus
molekul, yaitu :
- Gula 5 karbon (2-deoksiribosa)
- basa nitrogen adenin (A) dan guanin (G),
sitosin (C) dan timin (T)
- gugus fosfat
Kenapa DNA ??
DNA digunakan sebagai target karena :
1. Mengatur regulasi dari replikasi, transkripsi atau translasi
2. Membunuh sel, kemungkinan melalui apoptosis (agen anti tumor)
Contoh : Sitabin dan Gemsitabin obat leukimia anak-anak
Mekanisme :
1. Terminasi sintesis untai DNA
2. Penggabungan ke genom (DNA) diikuti dengan perubahan
siklus hidup sel termasuk apoptosis (kematian sel
terprogram)
RNA
• Rantai tunggal polinukleotida
• Setiap ribonukleotida terdiri
dari 3 gugus molekul :
- 5 karbon
- basa nitrogen adenin (A),
guanin (G), sitosin (C) dan
Urasil (U)
- gugus fosfat
Kenapa RNA ??
RNA memegang peranan penting dalam proses biologis :
1. Sintesis protein
2. Pemotongan mRNA
3. Regulasi transkripsi
Pengikatan obat ke RNA target spesifk pengaruhi aktivitas
biologis dari RNA dengan cara :
1. Mencegah pengikatan makromolekul (protein/RNA)
2. Mengacaukan konformasi aktif RNA
3. Membentuk ikatan kompetitif pada situs pengikatan kofaktor
RESEPTOR LIGAN
Reseptor : molekul
protein yang menerima
sinyal kimia dari
luar sel yang
mengarahkan kegiatan sel
seperti membelah /mengiz
inkan molekul tertentu
untuk masuk atau keluar
sel.
Tugas utama : menerima
rangsangan berupa
molekul pemberi sinyal.
Ligan (dari bahasa
latin ligandum : mengikat)
molekul pemicu sinyal
yang terikat ke
sebuah daerah ikatan
pada protein target. Ikatan
ini terjadi oleh gaya
antarmolekul, seperti
ikatan ion, hidrogen dan
gaya van der waals
Contoh pasangan
reseptor ligan
• EGF dan EGFR
• EGFR reseptor glikoprotein transmembran
yang dikode oleh proto onkogen Her 1
• Terdiri dari ekstraseluler dan intraseluler
• Ekstraseluler terdiri atas reseptor yang
berfungsi sebagai tempat ikatan antara ligan
dengan EGFR
Ligan yang dapat berikatan dengan
EGFR :
EGF (Epidermal Growth Factor)
Amphiregulin
Transforming Growth Factor-α (TGF- α)
Heparin-binding EGF-like growth factor (HB-EGF)
Betacellulin
Epiregulin
Intraseluler terdapat domain tirosin kinase yang berperan
pada proses tranduksi sinyal dalam pertumbuhan kanker.
Ikatan antara EGFR dengan ligan aktifkan berbagai jalur
transduksi sinyal yang berperan dalam regulasi siklus sel
terjadi proses diferensiasi, apoptosis, proliferasi nan
angiogenesis.
Terapi anti kanker hambat kerja EGFR EGFR Inhibitor
Contoh : Antibodi monoklonal anti-EGFR (mAb) cetuximab,
abgenix, medarex
mAb berikatan dengan reseptor-reseptor EGFR akibatnya
ikatan antara ligan dengan reseptor dapat dicegah EGFR
tidak teraktivasi
Liposom
Chairunisa Larasati Yusuf
1006659432
Apa itu Liposom?
Vesikel sferis
dnegan ukuran
nanopartikel
(yang digunakan
sebagai carrier pada
sistem penghantaran
obat tertarget )
terdiri atas
membran lipid
lapis ganda,
komponen
utama dari
Komponen
Fosfatidilkolin
Fosfatidilgliserol
Fosfatidiletanolamin
Rigiditas dan permeabilitas lapisan bilayer dipengaruhi oleh
jenis lipid yang digunakan dalam formula.
Panjang rantai alkil dan derajat ketidakjenuhan suatu lipid
sangat mempengaruhi sifat dari liposom,
Contoh : C18 rantai alkil jenuh: pada suhu ruang mengahsilkan
bilayer yang rigid dengan permeabilitas rendah.
Kolesterol juga dapat meningkatkan rigiditas dari bilayer,
dengan demikian maka liposom akan lebih stabil sehingga dapat
membawa obat dengan durasi yang lebih lama.
Mengapa liposom dapat
digunakan dalam TTDS ?
Biokompatibel liposom memiliki struktur
yang serupa dengan membran biologi.
Dapat menuju organ spesifk
mengurangi efek yang negatif bagi sel-sel non
target disekitar target.
Dapat membawa dosis secukupnya
mengurangi dosis yang diperlukan (bila
dibandingkan dengan sediaan konvensional)
PENGGOLONGAN
LIPOSO
M
Struktur
Komposi
si
Berdasarkan Struktur
Berdasarkan Komposisi
Mekanisme
Penghantaran
Memodifkasi sifat
fsikokimia dari
liposom, ukuran
partikel,
permeabilitas
Untuk memperlama
keberadaan obat di
sistemik
Penggabungan liposom
dengan Ligand spesifk
Mekanisme pelepasan obat
Aplikasi Liposom
Antibodi
Monoklonal
Elda Yulia Mamora
1006756572
Monoklonal Antibodi
TDD
S
pembawa obat
yang dapat
mengenali
target
LIGA
N
MAB
s
• Tepat target
• Memaksimalkan
efek terapi
• Meminimalisir
efek samping &
toksiistas
Biasanya
digunakan untuk
• terapi kanker
• autoimun
Defnisi
• Antibodi : protein yang dihasilkan
oleh sel limfosit B sbg respon
terhadap adanya antigen
• Antigen : substansi yang dapat
merangsang terbentuknya antibodi
yang spesifk, tdd protein dan
polisakarida
• Antibodi berbentuk seperti
huruf Y
• Mempunyai 2 fragmen :
fragmen antigen
binding (Fab) dan daerah
konstan (constant region/
Fc).
• Fab mengenal & mengikat
antigen spesifk.
• Fc sebagai efektor yang
dapat berinteraksi
dengan sel imun atau
protein serum.
• antibodi
monoklonal
adalah
monospesifk
yang dapat
mengikat satu
epitop antigen
saja.
Spesi
fk
antig
en
Sering
digunakan
sebagai ligan
dalam terapi
cancer,
infamasi,
Ligan
dalam
TDDS
Mekanisme Kerja
•active
targetting
Penggolongan antibodi monoklonal
• Antibodi monoklonal murni
Merupakan
antibodi
penggunaannya tanpa
senyawa lain.
monoklonal
dikombinasikan
yang
dengan
• Conjugated monoclonal antibodies (Antibodi
monoklonal yang dikombinasikan dengan beberapa
senyawa lain)
• Merupakan antibodi monoklonal yang dikombinasikan
dengan
beberapa
senyawa
lain
(conjugated
monoclonal antibodies) antara lain kemoterapi, toksin,
dan senyawa radioaktif. Antibodi monoklonal jenis ini
akan beredar ke seluruh bagian tubuh sampai ia
berhasil menemukan sel kanker yang mempunyai
antigen spesifk yang dikenali oleh antibodi
monoklonal
contoh-contoh antibodi monoklonal
terkonjugasi
Radioimunterapi
Setelah dimasukkan
ke dalam tubuh,
antibodi akan terikat
ke dalam antigen
yang ada di sel
kanker dan sel
tersebut akan
dimatikan oleh
radiasi yang
dipancarkan
Imunotoksin
• 1. Berikatan dengan
reseptor (antigen)
komplimen dari mAB
pembawa toksin pada
permukaan tumor
• 2. Mengalami internalisasi
ke dalam endosome
• 3. Mengalami serangkaian
metabolisme di dalam RE.
• 3. Bertranslokasi ke dalam
sitosol, mengalami
ribosilasi untuk
mengaktifkan toksin.
• 4. Menginhibisi sintesis
protein pada sel tumeor
sehinnga menyebabkan
kematian sel
Imunoliposom
Merupakan konjugasi antara
antibodi dengan liposom.
liposom membawa obat
atau nukleotida terapeutik
dan kemudian berkonjugasi
dengan antibodi
monoklonal, obat atau
toksin dihantarkan ke sel
target
Obat-antibodi
terkonjugasi
• Obat-antibodi terkonjugasi adalah
antibodi monoklonal (mAbs) yang
terikat pada obat dengan ikatan
kimia. Menghasilkan efek terapi yang
baik dan mengurangi efek samping.
• Identifkasi antigen yang dihasilkan oleh
sel tumor.
• Produksi antibodi monoklonal melawan
antigen.
• Pembentukan kompleks obat pada sel
tumor dan pelepasan obat.
Mikropartikel
dan Nanopartikel
Sarah Karima 1006659571
Mikropartikel
• Mikropartikel merupakan partikel padat berbentuk
sferis dengan ukuran 1-1000 µm.
• Mikropartikel memiliki inti yang dikelilingi oleh
suatu material yang berbeda komposisi dengan
intinya. Bagian inti dapat berupa bentuk padat,
cairan atau gas.
Mikropartikel
• Mikrokapsul adalah mikropartikel yang terbuat
dari satu atau lebih bahan inti (padat atau cair)
yang dilapisi oleh dengan bahan tertentu yang
membentuk dinding kapsul.
• Mikromatrik adalah matrik polimer yang di
dalamnya terdapat senyawa yang terdispersi
secara homogen.
• Karakteristik fsikokimia yang penting dan harus
diperhatikan dalam pembuatan mikropartikel:
distribusi ukuran partikel
berat molekul dari polimer
perbandingan antara obat dan polimer
berat total obat-polimer.
Metode Pembuatan
air suspension
coarsevation-phase separation
multiorifce-centrifugal prosess
pan coating
spray drying dan spray congealing
solvent evaporation
Polymerization
Precipitation
freeze drying
chemical and thermal cross-linking
wax coating and hot melt
spray coating.
Kelebihan
Menutupi bau dan rasa tidak enak
Meningkatkan sifar alir dari serbuk
Melindungi bahan obat dari pengaruh lingkungan
yang merugikan seperti kelembaban, oksigen, dan
sinar ultraviolet
Mencegah penguapan
Penanganan yang lebih aman untuk bahan toksik
Nanopartikel
• Nanopartikel adalah partikel koloid dengan ukuran
lebih kecil dari 1 mm (10 nm -1000 nm).
• Nanokapsul mempunyai struktur kulit-inti (sebuah
sistem
penyimpanan),
sementara nanosfer mewakili
sebuah
matrixsistem. Sebagian besar didesain untuk pembawa
parenteral.
Metode Pembuatan
1. Metode emulsifkasi: larutan aqueous dari
albumin dibuat menjadi bentuk emulsi dengan
minyak nabati (cotton seed oil) pada suhu kamar.
Kemudian
dengan
menggunakan
homogenizer pada
kecepatan
tinggi,
akan
diperoleh emulsi yang homogen. Emulsi yang
diperoleh kemudian ditambahkan ke dalam preheated oil (lebih dari 120 oC) setetes demi
setetes. Kemudian suspensi yang diperoleh
diletakkan dalam penangas es.
2. Metode desolvasi: partikel di dalam cairan
aqueous akan dibentuk melalui proses koaservasi
lalu
distabilkan
dengan cross
linking
agent seperti glutaraldehid.
Kelebihan
Memungkinkan pengendalian pelepasan obat
dan targetting obat.
Meningkatkan stabilitas obat.
Kemungkinan untuk memasukkan obat lipoflik
dan hidroflik.
Pembawa tidak biotoksis.
Menghindarkan pelarut organik.
Daftar Pustaka
• Editor Hillery, Anya, Andrew WL, dan James S, 2005. Drug Delivery and
Targeting. London: Taylor & Francis Group
• Nanoparticles – A Review. Mohanraj, VJ. and Y Chen. Tropical Journal of
Pharmaceutical Research, June 2006; 5 (1): 561-573
• Drug Delivery and Targetting. Hillary, Anya M. et al. 2001. London:
Taylor&Francis Inc
• Funaro, Ada et al. 2000. Biotechnology Advances : Monoclonal antibodies and
therapy of human cancers, 18 (385–401)
• E. Trachsel, D. Neri. 2006 Advanced Drug Delivery Reviews : Antibodies for
angiogenesis inhibition, vascular targeting and endothelial cell transcytosis. 58
(735–754)
• Emantiko, Sulityo. 2001. Antibodi Rekombinan : Perkembangan Terbaru Dalam
TeknologiAntibodi. Vol 9 No. 2 (29-43)
• http://www.drugbank.ca/drugs/DB00081 (diakses pada kamis 14 november
2013, pukul 16.50 WIB)
• Indrawati, Teti. 2009. Sistem Penghantaran Obat Peroral dengan Pelepasan
Terkontrol Langsung ke Target. Jakarta.
• http://www.authorstream.com/Presentation/raj54-1529137-antibodies-drug-del
ivery-targeted-system
(diakses pada Rabu 13 November 2013, pukul 21.20 WIB)
Delivery System
Kelompok 3
Chairunisa Larasati Y
Aprilia Wulandari
Azizah Nurrahkmani
Elda Yulia Mamora
Sarah Karima
Sistem Penghantaran
Obat Bertarget
Aprillia Wulandari (1006683375)
Defnisi dan Tujuan
• Menghantarkan obat ke tempat aksi spesifk dan
melindungi obat dari degradasi dan eliminasi yang
terlalu cepat
Keamanan obat
Efkasi obat
Kepatuhan pasien
Karakteristik SPO Bertarget Ideal
• Menghantarkan obat ke sel target atau jaringan secara
khusus
• Menghindarkan obat dari organ, sel, atau jaringan nontarget
• Memastikan kebocoran obat yang minimal selama berada
pada target
• Melindungi obat dari metabolisme
• Melindungi obat dari klirens cepat
• Mempertahankan obat pada tempat aksi selama waktu
yang diinginkan
• Memfasilitasi transport obat ke dalam sel
• Menghantarkan obat ke dalam target aksi intraseluler yang
sesuai
• Biokompatibel, biodegradable, dan non-antigenik
Komponen
Active
moiety
Sistem
pembawa
Homing
device
• Efek terapi
• Distribusi
obat
metabolisme
• Klirens cepat
• Menarget
obat secara
khusus ke
target
Pembawa
makromolek
ular yang
larut
Sistem
pembawa
partikulat
Sistem
Pembawa
Pembawa Makromolekular Yang
Larut
Keuntungan
• Kemampuannya
yang lebih besar
untuk ekstravasasi
Kerugian
• Kapasitas muatan
dosis yang terbatas
• Membatasi transpor
masa yang
dimediasi pembawa
obat
• Menutupi tempat
aksi obat
• Reaksi konjugasi
dapat merusak
moietas obat yang
labil
• Perlindungan yang
terbatas pada
moietas obat
Pembawa Makromolekular Yang
Larut
Antibodi Monoklonal
• Penggunaan terbatas
• Untuk meningkatkan efsiensi, diikat
dengan sistem pembawa partikulat
Immunotoxin
• Konjugat dari MAb dan toksin atau
fragmennya
• Imunotoksin memiliki spesifsitas yang
rendah dan imunogenik
Polimer sintetik yang larut
Sistem Pembawa Partikulat
KARAKTERI
STIK
Sistem Pembawa
Partikulat
Macam Sistem Pembawa
Partikulat
Homing Device
• Misalnya reseptor galaktosa yang ada di sel liver
parenkim, sehingga residu galaktosa pada
pembawa obat dapat menghantarkan ke sel ini
• Meningkatkan spesifsitas obat pada tempat
aksinya.
• Misal:
• Formulasi insulin long, medium, dan short acting
dengan manipulasi kristal atau pembentukan
kompleks fsika
• Injeksi depot (suspensi, injeksi lemak) kontrasepsi
dan obat psikotropik
• Implan polimer, misal Zoladex
• Pompa infusi
Mekanisme
Penghantaran
Azizah Nurrakhmani
1006775003
Mekanisme
Active Targeting
Passive Targeting
Targe
t
Orde
Kesat
u
Targe
t
Orde
Kedu
a
Targe
t
Orde
Ketig
a
Passive
Targeting
Passive
targeting
pola distribusi “alami”
(pasif) dari pembawa obat
tidak ada
perangkat
pengenalan target
Jadi pada prinsipnya passive targeting terjadi karena
adanya akumulasi atau sistem pembawa obat
pada daerah tertentu karena sifat fsikokimia zat
tersebut atau faktor farmakologis suatu penyakit.
Akumulasi obat pada jaringan
yang rusak dan jaringan yang
terpatologis merupakan area
yang dapat dimanfaatkan secara
baik untuk mekanisme passive
targeting ini karena area yang
terpatologis akan mempunyai
area-area yang bersifat leaky
sehingga akumulasi obat pada
mekanisme passive targeting ini
akan dengan lenih mudah
menembus sel dan sampai pada
reseptor target.
Yang diperhatikan untuk sistem
pembawa passive targeting
• Pada fase awal, zat aktif akan menginvaginasi
membran sel untuk masuk kedalam sel. Dalam sel, zat
aktif akan terbungkus oleh membrane plasma
membentuk endosom. Dari bentuk endosomnya, zat
aktif dan target ligan akan dilepaskan dan menyebar
didalam sel. Saat zat aktif menyebar dalam sel, ligan
akan bermigrasi ke permukaan sel.
• Kompleks pembawa obat harus disesuaikan pH,
suhu, ukuran atau bentuk molekulnya agar dapat
sampai pada target reseptornya
Passive targeting
Pengobata
n
Pengobata
n
Vaksin
Aktivasi
Active Targeting
Active Targeting
modifkasi obat atau sistem pembawa dengan
komponen aktif yang memiliki afnitas spesifk
untuk mengenali dan berinteraksi dengan sel
yang dituju
homing device (pengenal target
homing device (pengenal target) terikat
pada system pembawa untuk
menghantarkan obat ke sel, jaringan atau
organ spesifk.
Pembawa
Homing device
Obat
Sistem
Active
atrgetin
g
• Homing device yang biasa digunakan pada active
targeting merupakan suatu ligan spesifk seperti
antibody, hormone, dan protein yang mempunyai
afnitas tinggi terhadap reseptor pada sel target
spesifk yang dituju.
• Sebaiknya homing device adalah yang kovalen
melekat pada pembawa, meskipun perangkan
pelacak yang tidak kovalen melekat pada
pembawa juga sukses di targetkan.
Ada
Target
Target
Target
TARGET OBAT
SPESIFIK
TARGET OBAT SPESIFIK
Adalah makromolekul atau molekul kompleks yang
berperan penting dalam suatu penyakit.
ENZIM
Enzim adalah senyawa protein yang bertindak
sebagai biokatalisator, artinya senyawa
tersebut mampu mempercepat reaksi kimia,
tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Kenapa
Enzim?
• Karena enzim selain berfungsi sebagai
biokatalisator di dalam tubuh manusia
dan untuk manusia, enzim di dalam
tubuh manusia dapat dimanfaatkan oleh
penyakit sehingga kondisi patofsiologis
tubuh semakin buruk.
• Intinya, suatu enzim spesifk berperan
dalam perkembangan suatu penyakit.
CONTOH
Struktur tiga demensi dari enzim protease pada
Human Immunodefciency virus (HIV), yang
merupakan enzim penting dalam replikasi virus
HIV, memberikan gambaran yang lebih jelas bagi
para peneliti untuk mengetahui konfgurasi
molekuler dari protein virus HIV. Para peneliti
menggunakan hal ini untuk mendesain suatu obat
yang dapat menginaktifkan enzim protease
tersebut.
Mekanisme Kerja : Molekul obat
sebagai
False Substrat
berinteraksi dengan enzim
menghasilkan produk yang salah
dan tidak berfungsi
(antimetabolit)
molekul obat dapat mengalami
transformasi kimia yang kemudian
membentuk produk abnormal sehingga
jalur metabolik d.i dalam tubuh akan
RESEPTOR
Suatu makromolekul seluler yang secara
spesifk dan langsung berikatan dengan
agonis/ligan untuk memicu signaling kimia
antara dan dalam sel menimbulkan efek.
Kenapa
Reseptor ??
Karena reseptor dapat
berfungsi sebagai situs
pengenalan dan pengikatan
suatu ligan sehingga
mempengaruhi aktivitas sel.
• Contoh ligan yang dapat berikatan dengan reseptor
dan mempengaruhi aktivitas sel:
• Hormon: insulin, testosteron, dsb.
• Autocrine/paracrine factors: hormon yang beraksi lokal
(contoh: prostaglandin).
• Neurotransmitters: dilepaskan oleh ujung syaraf
sebagai respon dari depolarisasi (contoh: asetilkolin,
norepinefrin, noradrenalin).
• Cytokines: diproduksi oleh sel-sel pada sistem imunitas.
Targetnya bisa jauh atau dekat (cth: interferon,
interleukin).
• Membrane-bound ligands: terdapat pada permukaan
sel, mengikat pada reseptor komplementer sel yang
lain sehingga menjembatani interaksi antar sel.
• Drug/chemicals: senyawa yang dipaparkan dari luar.
MEKANISME AKSI OBAT PADA
RESEPTOR
Agonis
langsung
Agonis
Agonis
tidak
langsung
Anatagonis
kompetitif
Antagonis
Antagonis
irreversible
Antagonis
nonkompetitif
Agonis
• Agonisme Langsung
• Respon berasal dari interaksi agonis dengan
reseptornya, menyebabkan perubahan
konformasi reseptor sehingga reseptor aktif dan
menginisiasi proses biokimiawi sel (stimulus atau
penghambatan respon seluler).
• Agonisme Tidak Langsung
• Senyawa obat mempengaruhi senyawa endogen
dalam menjalankan fungsinya. (potensiasi atau
modulasi). Agonis tidak langsung biasanya
merupakan alosterik dimana obat berikatan dengan
reseptor pada tempat yang berbeda dari tempat
berikatannya endogen sehingga reaksi biokimia
yang terjadi lebih efsien.
Antagonis
• Antagonis kompetitif
• Suatu obat yang mengikat reseptor secara reversibel
pada daerah yang sama dengan tempat ikatan agonis,
tetapi tidak menyebabkan efek.
Efek antagonis kompetitif dapat diatasi dengan
peningkatan konsentrasi agonis, sehingga meningkatkan
proporsi reseptor yang dapat diduduki oleh agonis.
• Antagonis irreversibel
• Antagonis yang dapat mengikat reseptor secara kuat dan
bersifat irreversibel, tidak bisa diatasi dengan
penambahan agonis.
• Antagonis non-kompetitif
• Suatu antagonis yang dapat mengurangi efektiftas suatu
agonis melalui mekanisme selain berikatan dengan
tempat ikatan agonis pada reseptor.
Futty Dewi Nuzulia Famini
1006659470
VIRAL SURFACE PROTEIN
• Merupakan molekul protein yang terdapat di
kulit, atau permukaan (surface), suatu virus.
• VSP adalah protein-protein yang penting dalam
interaksi antara suatu sel dengan lingkungan
sekitarnya, termasuk dengan sel lainnya.
KENAPA
VSP ??
1. VSP dapat dijadikan marker suatu
virus/tumor/sel yang terjangkit penyakit
2. VSP berperan penting dalam interaksi antar
sel sehingga bila diketahui suatu protein
berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan virus/tumor/sel, maka VSP
tersebut dapat ditarget agar dapat
menghambat perkembangannya.
CONTOH
1. Malaria merozoite surface
protein (MSP1)
2. Hepatitis B Virus : P39, GP42
3. Human Breast Tumor Cells : Ret
Kinase (Rearranged during
transfection) (Juli, 2013)
KANAL ION
• Sebuah protein yang bertindak sebagai pori pada
membran sel dan memungkinkan bagian selektif ion
(seperti ion kalium, ion natrium, dan ion kalsium),
dengan cara yang arus listrik melewati masuk dan
keluar dari sel. Saluran ion juga melayani banyak
fungsi penting lainnya, termasuk bahan kimia sinyal,
transportasi transelular, regulasi pH, dan pengaturan
volume sel. Kerusakan saluran ion dapat
menyebabkan penyakit pada banyak jaringan.
Kanal Ion
• Kanal ion yang meregulasi dan merupakan
tranpor ion secara selektif dalam proses fsiologi
manusia
• Mulai dari pemberi sinyal di jantung dan sistem
saraf, sekresi cairan di paru-paru, saluran GI dan
ginjal, sistem imun, remodelling tulang dan
poliferasi sel tumor.
Mekanisme
saluran Voltage-gated diatur oleh perubahan
perbedaan potensial listrik melintasi membran
(yaitu, potensial membran) sedangkan ligan dan
saluran sensory-gated merespon perubahan di
berbagai intraseluler atau ekstraseluler dan ligan
terhadap rangsangan mekanik atau termal, masingmasing.
TRANSPORTER
Jenis Transporter
Pasif Transporter
Tranpor secara difusi, fltrasi,
osmosis dengan adanya perbedaan
gradien konsentrasi
Difusi terfasilitasi
• zat terlarut berpindah dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
melalui pembawa, dengan cara berikatan
dengan pembawa.A
Aktif transporter
Transpor aktif membutuhkan energi yang diperoleh dari
hidrolisis adhenosine-tri phospate (ATP) atau dengan
coupling dengan co-transport dari counter ion
menurunkan gradien elektrokimia (cth: Na+, H+, Cl-)
Beberapa obat dan pro drug berbagi jalur transporter
dengan nutrien dan ini telah menunjukkan bahwa obat
yang tertarget pada pembawa transporter dapat
mempengaruhi bioavabilitas sebagaimana mempengaruhi
distribusinya.
Penghantaran obat bertarget pada tranporter nutrien di
usus halus telah menjadi strategi untuk meningkatkan
bioavabilitas obat oral yang agen terapeutik sulit diserap
oleh usus
Mekanisme
Pada tranporter,
molekul obat
memerlukan ikatan
dengan ligan natural
dengan tujuan agar
dikenali sebagai
substrat oleh spesifk
natural transporter
dalam membran apikal
pada epitel sel.
Sehingga obat didisain
dan diubah agar mirip
dengan natural ligan
Secara umum, protein
transporter yang dapat
menjadi target untuk
tujuan pengobatan
memiliki mekanisme
transpor asam amino,
dipeptida,
monosakarida, asam
monokarboksilat,
kation-kation organik,
fosfat, nukleosida, dan
vitamin larut air.
DNA
• Makromolekul polinukleotida yang tersusun
atas polimer nukleotida yang berulang-ulang,
tersusun rangkap, membentuk DNA heliks
ganda dan berpilin ke kanan.
• Setiap nukleotida terdiri dari 3 gugus
molekul, yaitu :
- Gula 5 karbon (2-deoksiribosa)
- basa nitrogen adenin (A) dan guanin (G),
sitosin (C) dan timin (T)
- gugus fosfat
Kenapa DNA ??
DNA digunakan sebagai target karena :
1. Mengatur regulasi dari replikasi, transkripsi atau translasi
2. Membunuh sel, kemungkinan melalui apoptosis (agen anti tumor)
Contoh : Sitabin dan Gemsitabin obat leukimia anak-anak
Mekanisme :
1. Terminasi sintesis untai DNA
2. Penggabungan ke genom (DNA) diikuti dengan perubahan
siklus hidup sel termasuk apoptosis (kematian sel
terprogram)
RNA
• Rantai tunggal polinukleotida
• Setiap ribonukleotida terdiri
dari 3 gugus molekul :
- 5 karbon
- basa nitrogen adenin (A),
guanin (G), sitosin (C) dan
Urasil (U)
- gugus fosfat
Kenapa RNA ??
RNA memegang peranan penting dalam proses biologis :
1. Sintesis protein
2. Pemotongan mRNA
3. Regulasi transkripsi
Pengikatan obat ke RNA target spesifk pengaruhi aktivitas
biologis dari RNA dengan cara :
1. Mencegah pengikatan makromolekul (protein/RNA)
2. Mengacaukan konformasi aktif RNA
3. Membentuk ikatan kompetitif pada situs pengikatan kofaktor
RESEPTOR LIGAN
Reseptor : molekul
protein yang menerima
sinyal kimia dari
luar sel yang
mengarahkan kegiatan sel
seperti membelah /mengiz
inkan molekul tertentu
untuk masuk atau keluar
sel.
Tugas utama : menerima
rangsangan berupa
molekul pemberi sinyal.
Ligan (dari bahasa
latin ligandum : mengikat)
molekul pemicu sinyal
yang terikat ke
sebuah daerah ikatan
pada protein target. Ikatan
ini terjadi oleh gaya
antarmolekul, seperti
ikatan ion, hidrogen dan
gaya van der waals
Contoh pasangan
reseptor ligan
• EGF dan EGFR
• EGFR reseptor glikoprotein transmembran
yang dikode oleh proto onkogen Her 1
• Terdiri dari ekstraseluler dan intraseluler
• Ekstraseluler terdiri atas reseptor yang
berfungsi sebagai tempat ikatan antara ligan
dengan EGFR
Ligan yang dapat berikatan dengan
EGFR :
EGF (Epidermal Growth Factor)
Amphiregulin
Transforming Growth Factor-α (TGF- α)
Heparin-binding EGF-like growth factor (HB-EGF)
Betacellulin
Epiregulin
Intraseluler terdapat domain tirosin kinase yang berperan
pada proses tranduksi sinyal dalam pertumbuhan kanker.
Ikatan antara EGFR dengan ligan aktifkan berbagai jalur
transduksi sinyal yang berperan dalam regulasi siklus sel
terjadi proses diferensiasi, apoptosis, proliferasi nan
angiogenesis.
Terapi anti kanker hambat kerja EGFR EGFR Inhibitor
Contoh : Antibodi monoklonal anti-EGFR (mAb) cetuximab,
abgenix, medarex
mAb berikatan dengan reseptor-reseptor EGFR akibatnya
ikatan antara ligan dengan reseptor dapat dicegah EGFR
tidak teraktivasi
Liposom
Chairunisa Larasati Yusuf
1006659432
Apa itu Liposom?
Vesikel sferis
dnegan ukuran
nanopartikel
(yang digunakan
sebagai carrier pada
sistem penghantaran
obat tertarget )
terdiri atas
membran lipid
lapis ganda,
komponen
utama dari
Komponen
Fosfatidilkolin
Fosfatidilgliserol
Fosfatidiletanolamin
Rigiditas dan permeabilitas lapisan bilayer dipengaruhi oleh
jenis lipid yang digunakan dalam formula.
Panjang rantai alkil dan derajat ketidakjenuhan suatu lipid
sangat mempengaruhi sifat dari liposom,
Contoh : C18 rantai alkil jenuh: pada suhu ruang mengahsilkan
bilayer yang rigid dengan permeabilitas rendah.
Kolesterol juga dapat meningkatkan rigiditas dari bilayer,
dengan demikian maka liposom akan lebih stabil sehingga dapat
membawa obat dengan durasi yang lebih lama.
Mengapa liposom dapat
digunakan dalam TTDS ?
Biokompatibel liposom memiliki struktur
yang serupa dengan membran biologi.
Dapat menuju organ spesifk
mengurangi efek yang negatif bagi sel-sel non
target disekitar target.
Dapat membawa dosis secukupnya
mengurangi dosis yang diperlukan (bila
dibandingkan dengan sediaan konvensional)
PENGGOLONGAN
LIPOSO
M
Struktur
Komposi
si
Berdasarkan Struktur
Berdasarkan Komposisi
Mekanisme
Penghantaran
Memodifkasi sifat
fsikokimia dari
liposom, ukuran
partikel,
permeabilitas
Untuk memperlama
keberadaan obat di
sistemik
Penggabungan liposom
dengan Ligand spesifk
Mekanisme pelepasan obat
Aplikasi Liposom
Antibodi
Monoklonal
Elda Yulia Mamora
1006756572
Monoklonal Antibodi
TDD
S
pembawa obat
yang dapat
mengenali
target
LIGA
N
MAB
s
• Tepat target
• Memaksimalkan
efek terapi
• Meminimalisir
efek samping &
toksiistas
Biasanya
digunakan untuk
• terapi kanker
• autoimun
Defnisi
• Antibodi : protein yang dihasilkan
oleh sel limfosit B sbg respon
terhadap adanya antigen
• Antigen : substansi yang dapat
merangsang terbentuknya antibodi
yang spesifk, tdd protein dan
polisakarida
• Antibodi berbentuk seperti
huruf Y
• Mempunyai 2 fragmen :
fragmen antigen
binding (Fab) dan daerah
konstan (constant region/
Fc).
• Fab mengenal & mengikat
antigen spesifk.
• Fc sebagai efektor yang
dapat berinteraksi
dengan sel imun atau
protein serum.
• antibodi
monoklonal
adalah
monospesifk
yang dapat
mengikat satu
epitop antigen
saja.
Spesi
fk
antig
en
Sering
digunakan
sebagai ligan
dalam terapi
cancer,
infamasi,
Ligan
dalam
TDDS
Mekanisme Kerja
•active
targetting
Penggolongan antibodi monoklonal
• Antibodi monoklonal murni
Merupakan
antibodi
penggunaannya tanpa
senyawa lain.
monoklonal
dikombinasikan
yang
dengan
• Conjugated monoclonal antibodies (Antibodi
monoklonal yang dikombinasikan dengan beberapa
senyawa lain)
• Merupakan antibodi monoklonal yang dikombinasikan
dengan
beberapa
senyawa
lain
(conjugated
monoclonal antibodies) antara lain kemoterapi, toksin,
dan senyawa radioaktif. Antibodi monoklonal jenis ini
akan beredar ke seluruh bagian tubuh sampai ia
berhasil menemukan sel kanker yang mempunyai
antigen spesifk yang dikenali oleh antibodi
monoklonal
contoh-contoh antibodi monoklonal
terkonjugasi
Radioimunterapi
Setelah dimasukkan
ke dalam tubuh,
antibodi akan terikat
ke dalam antigen
yang ada di sel
kanker dan sel
tersebut akan
dimatikan oleh
radiasi yang
dipancarkan
Imunotoksin
• 1. Berikatan dengan
reseptor (antigen)
komplimen dari mAB
pembawa toksin pada
permukaan tumor
• 2. Mengalami internalisasi
ke dalam endosome
• 3. Mengalami serangkaian
metabolisme di dalam RE.
• 3. Bertranslokasi ke dalam
sitosol, mengalami
ribosilasi untuk
mengaktifkan toksin.
• 4. Menginhibisi sintesis
protein pada sel tumeor
sehinnga menyebabkan
kematian sel
Imunoliposom
Merupakan konjugasi antara
antibodi dengan liposom.
liposom membawa obat
atau nukleotida terapeutik
dan kemudian berkonjugasi
dengan antibodi
monoklonal, obat atau
toksin dihantarkan ke sel
target
Obat-antibodi
terkonjugasi
• Obat-antibodi terkonjugasi adalah
antibodi monoklonal (mAbs) yang
terikat pada obat dengan ikatan
kimia. Menghasilkan efek terapi yang
baik dan mengurangi efek samping.
• Identifkasi antigen yang dihasilkan oleh
sel tumor.
• Produksi antibodi monoklonal melawan
antigen.
• Pembentukan kompleks obat pada sel
tumor dan pelepasan obat.
Mikropartikel
dan Nanopartikel
Sarah Karima 1006659571
Mikropartikel
• Mikropartikel merupakan partikel padat berbentuk
sferis dengan ukuran 1-1000 µm.
• Mikropartikel memiliki inti yang dikelilingi oleh
suatu material yang berbeda komposisi dengan
intinya. Bagian inti dapat berupa bentuk padat,
cairan atau gas.
Mikropartikel
• Mikrokapsul adalah mikropartikel yang terbuat
dari satu atau lebih bahan inti (padat atau cair)
yang dilapisi oleh dengan bahan tertentu yang
membentuk dinding kapsul.
• Mikromatrik adalah matrik polimer yang di
dalamnya terdapat senyawa yang terdispersi
secara homogen.
• Karakteristik fsikokimia yang penting dan harus
diperhatikan dalam pembuatan mikropartikel:
distribusi ukuran partikel
berat molekul dari polimer
perbandingan antara obat dan polimer
berat total obat-polimer.
Metode Pembuatan
air suspension
coarsevation-phase separation
multiorifce-centrifugal prosess
pan coating
spray drying dan spray congealing
solvent evaporation
Polymerization
Precipitation
freeze drying
chemical and thermal cross-linking
wax coating and hot melt
spray coating.
Kelebihan
Menutupi bau dan rasa tidak enak
Meningkatkan sifar alir dari serbuk
Melindungi bahan obat dari pengaruh lingkungan
yang merugikan seperti kelembaban, oksigen, dan
sinar ultraviolet
Mencegah penguapan
Penanganan yang lebih aman untuk bahan toksik
Nanopartikel
• Nanopartikel adalah partikel koloid dengan ukuran
lebih kecil dari 1 mm (10 nm -1000 nm).
• Nanokapsul mempunyai struktur kulit-inti (sebuah
sistem
penyimpanan),
sementara nanosfer mewakili
sebuah
matrixsistem. Sebagian besar didesain untuk pembawa
parenteral.
Metode Pembuatan
1. Metode emulsifkasi: larutan aqueous dari
albumin dibuat menjadi bentuk emulsi dengan
minyak nabati (cotton seed oil) pada suhu kamar.
Kemudian
dengan
menggunakan
homogenizer pada
kecepatan
tinggi,
akan
diperoleh emulsi yang homogen. Emulsi yang
diperoleh kemudian ditambahkan ke dalam preheated oil (lebih dari 120 oC) setetes demi
setetes. Kemudian suspensi yang diperoleh
diletakkan dalam penangas es.
2. Metode desolvasi: partikel di dalam cairan
aqueous akan dibentuk melalui proses koaservasi
lalu
distabilkan
dengan cross
linking
agent seperti glutaraldehid.
Kelebihan
Memungkinkan pengendalian pelepasan obat
dan targetting obat.
Meningkatkan stabilitas obat.
Kemungkinan untuk memasukkan obat lipoflik
dan hidroflik.
Pembawa tidak biotoksis.
Menghindarkan pelarut organik.
Daftar Pustaka
• Editor Hillery, Anya, Andrew WL, dan James S, 2005. Drug Delivery and
Targeting. London: Taylor & Francis Group
• Nanoparticles – A Review. Mohanraj, VJ. and Y Chen. Tropical Journal of
Pharmaceutical Research, June 2006; 5 (1): 561-573
• Drug Delivery and Targetting. Hillary, Anya M. et al. 2001. London:
Taylor&Francis Inc
• Funaro, Ada et al. 2000. Biotechnology Advances : Monoclonal antibodies and
therapy of human cancers, 18 (385–401)
• E. Trachsel, D. Neri. 2006 Advanced Drug Delivery Reviews : Antibodies for
angiogenesis inhibition, vascular targeting and endothelial cell transcytosis. 58
(735–754)
• Emantiko, Sulityo. 2001. Antibodi Rekombinan : Perkembangan Terbaru Dalam
TeknologiAntibodi. Vol 9 No. 2 (29-43)
• http://www.drugbank.ca/drugs/DB00081 (diakses pada kamis 14 november
2013, pukul 16.50 WIB)
• Indrawati, Teti. 2009. Sistem Penghantaran Obat Peroral dengan Pelepasan
Terkontrol Langsung ke Target. Jakarta.
• http://www.authorstream.com/Presentation/raj54-1529137-antibodies-drug-del
ivery-targeted-system
(diakses pada Rabu 13 November 2013, pukul 21.20 WIB)