kajiandan waktu proses perencanaan

KAJIAN PROSES PERENCANAAN
UP TANJUNG PERAK THN 2010

Anggota Kelompok:

Kerangka Berpikir

Masalah Perencanaan

Industri dan Pergudangan
• Kawasan pergudangan dan industri dengan
kondisi yang kurang terawat, sehingga
menimbulkan kesan kumuh dan angker.
• Munculnya PKL yang menempati bahu jalan
dan trotoar.
• Keberadaan industri menimbulkan polusi.

Perdagangan dan jasa
• Munculnya PKL di sekitar kawasan perdagangan dan jasa yang
menempati bahu jalan dan trotoar
• Keberadaan pasar (seperti Pasar Pabean) yang berada di sekitar

kawasan pergudangan dapat mengakibatkan tingkat kemacetan yang
cukup tinggi
• Kawasan komersial (area perdagangan seperti Pasar Atum dan
sekitarnya) tidak ditunjang dengan fasilitas parkir dan bongkar muat
barang yang mencukupi
• Kawasan perdagangan kya-kya yang kini sudah tidak beroperasi
kembali.
• Terdapat perdagangan di kawasan kota yang aktivitasnya hanya sampai
18.00, sehingga sore hingga malam terkesan seperti kota mati

RTH

– Adanya bozem morokrembangan yang
kondisinya tidak terawat dan kotor
sehingga berpeluang untuk menjadi
media penyebaran penyakit bagi
masyarakat sekitar.
– Keterbatasan RTH di Kecamatan
Semampir.


Fasilitas Umum
• Adanya indikasi penggunaan tanah
pemerintah di sekitar bozem
Morokrembangan.
• Munculnya PKL dan rumah temporer di sekitar
jalan tol Demak
• Potensi Monumen Jalesveva Jayamahe belum
dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Transportasi
• Terjadinya kemacetan pada beberapa jalan ruas utama pada
jam-jam puncak
• Kurangnya lahan untuk bongkar maut.
• Keadaan Jembatan Petekan perlu direnovasi untuk
mendukung revitalisasi Kali Mas.
• Banyaknya ruas jalan yang rusak akibat muatan kontainer
yang melebihi tonase jalan.
• Lokasi terminal angkutan dan bis kota yang kurang memadai,
lahan kecil, dan tidak tertata dengan baik.
• Adanya jalan-jalan lingkungan yang sempit dan berpotensi

rusak disekitar permukiman padat, perdagangan jasa.

Permukiman

• kawasan padat di sekitar bozem
Monokrembangan dengan kondisi
infrastruktur yang sangat terbatas.
• permukiman padat di Jl. Tambakasri
yang juga berfungsi sebagai praktik
lokalisasi yang menyatu dengan fungsi
rumah tangga
• Keberadaan permukiman pada kawasan
kota lama dan permukiman padat yang
terkesan kusam dan kumuh.

Drainase
• Banjir pada sekitar perumahan padat di sekitar
bozem morokrembangan maupun di
permukiman padat lainnya serta karena kondisi
drainase yang kurang baik

• Banjir pada kawasan Jl. Kebalen Barat pada
waktu hujan dan banjir akibat air pasang laut.
• Banyak terdapat saluran-saluran air yang sudah
tua namun belum dapat diperbaiki karena
padatnya penduduk.

Tujuan
perencanaan
• Secara Umum :
Mendapatkan Rencana Tata Ruang yang
komprehensif, aplikatif dan konsisten
yang merupakan penjabaran dari
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Surabaya dalam bentuk Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) yang
akan digunakan sebagai pedoman
pemanfaatan ruang dan pelaksanaan
pembangunan di wilayah
perencanaan UP. Tanjung Perak


Tujuan pengembangan
Tanjung Perak sebagai kawasan perdagangan
dan jasa skala nasional dan internasional
berkarakter kota lama serta kawasan
pertahanan keamanan yang didukung oleh
industri strategis

Sasaran perencanaan
• Pedoman mengatur, mengawasi, mengarahkan
dan mengendalikan pembangunan agar tertib
penataan ruang, pemanfaatan lahan dan
pelaksanaan pembangunan
• Pedoman dalam pemanfaatan lahan pelaksanaan
pembangunan dan pengendalian pembangunan
• Pusat perkembangan dengan fungsi utama sebagai
kawasan pelabuhan, kawasan khusus, kawasan
industri strategis, perdagangan dan jasa secara
terpadu dan berkelanjutan

DATA


Kependudukan

R
TU
K
RU
T
S

PIRAMIDA??

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan tertinggi
adalah perumahan 627,67 Ha

Persentase penggunaan lahan

PENGGUNAAN

LAHAN

Jaringan Jalan
1.Jenis Jalan
2.Kelas Jalan

Jenis Jalan
Jalan Arteri
Primer
Jl. Demak
Jl. Gersik
Jl. Perak Barat dan Jl. Perak
Timur
Jl. Sisingamangaraja
Jl. Sarwojala
Jl. Hang Tuah
Jl. Iskandar Muda
Jl. Sidorame

Sekunder

Jl. Prapat Kurung Utara dan Jl.
Prapat Kurung Selatan
Jl. Kembang Jepun
Jl. Stasiun Kota
Jl. Indrapura
Jl. Dukuh
Jl. Rajawali
Jl. Veteran
Jl. Nyamplungan
Jl. KH. Mas Mansyur

Jenis Jalan
Jalan Lokal
Pada wilayah perencanaan terdiri dari kurang
lebih 171 ruas jalan lokal, serta jalan lokal yang
juga telah ditetapkan oleh Dinas Bina Marga dan
Pematusan Pemerintah KotaSurabaya.

Fasilitas
Perdagangan dan jasa

Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan

Fasilitas Kesehatan
• pelayanan skala regional antara lain
– RS Mardi Sentosa di Jl. Demak
– RS Kelamin di JL. Parang Barung – Jl. Indrapura
– RS. AL Puskopal di Jl. Ikan Dorang
– RS. M Irsad di Jl. KH. Mansur
– RS. Muhamaddiyah

Fasilitas pendidikan

Fasilitas peribadatan
• Masjid atau musholla yang berada di lingkungan
permukiman mempunyai skala pelayanan lokal
dan lingkungan.
– Skala Lokal : Masjid Kemayoran di Jl. Kemayoran.
– Skala regional :Masjid Ampel


• Gereja berada di Jl. Kepanjen bernuansa arsitektur
Gothic, Jl.Tanjung Sadari, Jl. Ikan Mungsing yang
keduanya berada di komplek perumahan AL.
• Pura berada di Jl. Morokrembangan

Utilitas
Jaringan Utilitas
A. Jaringan Listrik
B. Jaringan Telekomunikasi
C. Jaringan Drainase

Jaringan Listrik
• Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan sistem
kapasitas tegangan 150 kv, diantaranya berlokasi pada area
persawahan Wonosari Baru Kelurahan Wonokusumo.
• Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan sistem
kapasitas tegangan 20 KV yang terdistribusi mengikuti jalan
arteri primer yang melalui kecamatan Krembangan,
kecamatan Pabean Cantian dan Kecamatan Semampir.

• Salran Udara Tingkat Menengah (SUTM) dengan sistem
kapasitas tegangan 220 V – 380 V saat ini melayani
kebutuhan listrik 94.165 rumah tanggasecara merata
diseluruh desa/ kelurahan mengikuti jalan lingkungan desa.

Jaringan Telekomunikasi
Telepon dan alat komunikasi merupakan
kebutuhan penting dalam proses pembangunan
kota. Pada wilayah UP. Tanjung Perak distribusi
jaringan telepon tersebar merata di seluruh desa
pada masing-masing kecamatan.

Jaringan Drainase
Saluran Primer
-Sub Rayon Kali Mas
-Sub Rayon Pelabuhan Barat
-Sub Rayon Pelabuhan Timur
-Sistem Pematusan Rayon
Gubeng
-Sub Rayon Tmbak Wedi
saluran -Utama
Pegirian/Tambak Wedi

Saluran Sekunder
-Saluran Sidotopo Wetan
-Saluran Sidotopo Lor

Saluran Tersier
Adapun dua macanm
saluran drainase tersier
yaitu :
Saluran drainase jalan
utama
Saluran drainase jalan lokal

Intensitas
Pemanfaatan Ruang
Kerapatan
Bangunan

KDB

TB

KLB

Kerapatan Bangunan
• Secara keseluruhan jumlah bangunan di
wilayah perencanaan adalah sekitar 81.644
unit dengan luas lahan 2390,44 Ha. Maka
kerapatan bangunan rata-rata di wilayah
perencanaan adalah sebesar 51 unit/Ha

TB
5-10 m

Permukiman, industri
dan pergudangan

10-20 m

Perdagangan dan jasa
(Ruko dan kantor)

>20 m

Perdagangan dan jasa
(Mall, kantor dan
pasar)

KDB

KLB

Sosial budaya
Kampung Pecinan

Kampung Arab

Lokalisasi Kremil

Kampung Madura

Masy. Rusun Dupak
Bangunrejo

Ekonomi

Meningkat dari tahun sebelumnya,
menunjukan bahwa ada perubahan
dalam tingkat kesejahteraan
masyarakat

Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010
Tujuan : untuk mendapatkan informasi dari
semua stakeholder terkait dengan potensi,
permasalahan dan usulan penanganan di
wilayah perencanaan.
Mengundang :

Analisa
Jenis-jenis analisa yang digunakan:









Analisa Daya Dukung Lahan
Analisa Perekonomian Wilayah
Analisa Struktur Ruang
Analisa Keutuhan Fasilitas Umum
Analisa Pola Ruang
Analisa Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisa Mitigasi Kawasan Rawan Bencana
Analisa Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat

Hasil Rencana
Tata Ruang

Rencana sistem perwilayahan
Unit Distrik
UD 1
WonokusumoSidotopo
UD 2 Kotalama

Wilayah
Kel. Wonokusumo, Kel.
Pegirian, Kel. Sidotopo

Pusat

Dominasi
Kegiatan

Jl. Danakarya (Jl.
Sultan Iskandar
Muda)
JMP

Permukiman

UD 3
Kel. Dupak, Kel.
Jl. Demak
Morokrembangan Morokrembangan
- Dupak
UD 4
Wilayah kepemilikan TNI AL Jl. Tanjung Perak
Morokrembangan (sebagian Kelurahan
Barat
- Perak Barat
Morokrembangan, Kel.
Perak Barat)

Permukiman

Sebagian Kel. Ujung, Kel.
Ampel, Kel. Nyamplungan,
Kel. Bongkaran, Kel. Perak
Timur, Kel. Krembangan
Utara, Kel. Krembangan
Selatan, Kel. Kemayoran

Perdagangan jasa 511,51
dan permukiman

189,40

Kegiatan Militer 490,32
dan permukiman

UD 5 Pelindo

Wilayah kepemilikan Pelindo Jl. Tanjung Perak
Dominasi
(Kel. Perak Utara)
Barat dan Jl. Tanjung kegiatan
Perak Timur
pelabuhan

UD 6 DBAL

Wilayah DBAL (sebagian Kel. Jl. Pati Unus
Ujung)
Total

Luas
Wilayah
(Ha)
273,47

313,74

Pergudangan dan 515,96
kegiatan militer
2294,40

Rencana Sistem
Perwilayahan

REN

Penggunaan
lahan
A
N
CA

Rencana Jaringan Jalan
Hirarki

RENCANA JARINGAN JALAN

RENCANA PENGEMBANGAN
JALAN

Jl. Perak Timur

TOL PERAK-SURAMADU
Jl. Perak Barat

kependudukan
• Hasil perhitungan dengan Metode Strugees
diperoleh 3 kelas. Klasifikasi kepadatan
penduduk tersebut, antara lain :
• Kepadatan Tinggi : > 436 Jiwa/Ha
• Kepadatan Sedang : 254 – 435 Jiwa/Ha
• Kepadatan Rendah : < 253 Jiwa/Ha

Berdasarkan acuan Perda No. 3 Tahun 2007 tentang RTRW Kota Surabaya, maka
pada tahun 2020 sampai seterusnya, jumlah penduduk akan konstan, agar tidak
melebihi dari jumlah penduduk yang direncanakan pada RTRW Surabaya.
Pada grafik dapat dilihat bahwa kelurahan Wonokusumo diperkirakan memiliki
jumlah penduduk paling tinggi di tiap tahun dibandingkan dengan kelurahan lain.

RENCANA UTILITAS

RENCANA
UTILITAS

Utilitas listrik
• Peremajaan jaringan dan mengganti jaringan distribusi
hantaran udara kawat terbuka menjadi jaringan distribusi
kabel udara yang disesuaikan dengan kondisi lahan.
• Menambah jaringan distribusi baru khususnya saluran udara
tegangan rendah untuk perumahan baru di semua blok
perencanaan.
• Penambahan kapasitas gardu distribusi lama yang melayani
beban lama dan juga untuk beban yang baru.
• Penambahan gardu yang baru disesuaikan dengan peningkatan
kebutuhan daya listrik dan tumbuhya pusat beban yang baru.

• SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) melewati
persawahan Wonosari Baru Kelurahan Wonokusumo.
Oleh karena itu perlu arahan pengembangan untuk
sempadan SUTT, yaitu dengan :
• - Untuk penyaluran tegangan listrik sempadan
ditetapkan 10-15 meter dari titik tengah gawang
menara.
• - Sepanjang kanan kiri lahan kosong ditanami dengan
pepohonan difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau
( RTH) .

Telepon
• Telepon:
• 1. Pendistribusian jaringan sambungan telepon dari STO ke pelanggan adalah:
•  Jaringan distribusi primer, jaringan kabel tanah yang menghubungkan STO
dengan terminal utama pembagi Main Distribution Frame (MDF) dan RK, dan
atar RK.
•  Jaringan distribusi sekunder, merupakan kabel tanah atau udara yang
menghubungkan RK dan DP.
•  Jaringan distribusi tersier, merupakan jaringan kabel udara yang
menghubungkan DP dengan masing – masing pelanggan.
• 2. Berdasarkan ketentuan PP No. 26 Tahun 1985 tentang ruang bebas di dalam
batas Damija, maka pemasangan jaringan kabel telepon di wilayah
perencanaan dilakukan di bawah jalur pejalan kaki/ trotoar diluar perkerasan
jalan.


• Menara telekomunikasi:
• Penggunaan tanah sekitar tower difungsikan
sebagai kawasan RTH, jauh dari permukiman.
• Pemagaran yang rapat pada sepanjang tower
demi keamanan
• Pembangunan tower dijadikan menara
telekomunikasi bersama (1 BTS untuk 4
provider) upaya meminimalkan menara dan
penggunaan lahan

Air bersih
• 1. Rencana pengembangan pengolahan air
minum yang bersumber dari sungai dan sumur
bor.
• 2. Pengembangan jaringan air bersih dilakukan
di seluruh wilayah perencanaan.
• 3. Mengoptimalkan penyediaan air minum dari
PDAM dan melakukan pembatasan penyediaan
air bersih non PDAM yang memanfaatkan
sumur dan pompa.

Drainase
• Berdasarkan Surabaya Drainage Master Plan
(SDMP), wilayah perencanaan UP. Tanjung Perak
termasuk dalam sebagian Rayon Genteng dan
sebagian Rayon Gubeng. Pada masa mendatang
diarahkan untuk saluran primer yaitu optimalisasi
Kali Mas, serta saluran sekunder Saluran Pegirian.
Untuk melindungi daerah rendah di pesisir dari
genangan air selama pasang tinggi dibangun
tanggul laut dengan pintu laut pada saluran primer.

RENCANA
DRAINASE

Limbah

IPR (KDB)
• Kegiatan permukiman yang sekarang berkembang berupa permukiman padat yang tersebar hamper di
seluruh kelurahan tetap dipertahankan dengan KDB 90 - 100%, namun untuk mendukung penghawaan dan
estetika diarahkan setiap bangunan harus menyediakan tanaman pot.
•  Kegiatan permukiman yang sekarang berkembang berupa permukiman padat dan masuk dalam kategori
kumuh di beberapa titik lokasi diarahkan relokasi ke rumah susun dengan KDB 70%
•  Pemanfaatan lahan di dalam kawasan militer dan kawasan pelabuhan dengan KDB 50 – 70% tetap
dipertahankan
• Fasilitas umum dan perumahan dengan KDB 70 – 90% tetap dipertahankan untuk penghawaan dan
penyinaran yang optimal supaya kondisi lingkungan lebih sehat
•  Fasilitas perdagangan dan jasa dengan KDB 50 – 70% tetap dipertahankan untuk sirkulasi parkir, bongkar
muat barang, penghijauan dan penghawaan dan penyinaran seperti di Mall JMP, Pasar Atum, Ruko di Jalan
Stasiun Kota.
•  Penyediaan fasilitas umum pada masa mendatang juga diarahkan untuk dilengkapi dengan ruang terbuka
yang dipergunakan untuk tempat parkir, penghawaan dan penyinaran alamiah, sirkulasi parkir, taman dan
penghijauan, dengan KDB maksimum 50%.
•  Lapangan olah raga dengan KDB 20% (sama sekali tidak diperbolehkan adanya bangunan permanen dan
semi permanen di dalam areal jalur hijau).
•  Makam dengan KDB 5%, untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas pemakaman

KLB
• Ketinggian bangunan industri sebenarnya sangat
ditentukan oleh proses produksi industri yang
bersangkutan serta peralatan dan perlengkapan bangunan
yang dibutuhkan. Meskipun bangunan industri pada
dasarnya adalah bangunan tidak bertingkat, tetapi
bangunan peralatan dan perlengkapannya (mesin, silo,
cerobong dan lainnya) menyebabkan bangunan tersebut
tingginya melebihi bangunan satu lantai pada umumnya.
Oleh karena itu diarahkan agar ketinggiannya disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing.

• Permukiman dengan KLB antara 100% - 200% ini tetap
dipertahankan, kecuali apartemen yang bisa dikembangkan hingga
400 % (baik yang akan dikembangkan dalam kawasan permukiman
maupun kawasan militer)
•  Untuk fasilitas umum dan perdagangan dan jasa di koridor utama
seperti jalan Perak Barat-Perak Timur, Jalan Kebonrojo, Jalan
Jagalan, Jalan Pengampon, Jalan Rajawali, Jalan Veteran dan
beberapa ruas jalan yang ada di kawasan kota lama diarahkan
dengan KLB 200% - 400%, kecuali untuk beberapa titik
diperbolehkan dengan KLB diatas 400% seperti Hotel Ibis, Mall JMP,
Pasar Atum dan Hotel Quds Royal yang dapat difungsikan sebagai
ikon pada masing-masing ruas jalan. Pengaturan ini dilakukan untuk
menjaga keserasian dan keharmonisan skyline bangunan dalam
satu koridor.

KDH
• Untuk kawasan perdagangan dan kawasan industri
ditetapkan komposisi antara terbangun dan non
terbangun adalah sebesar 60% : 40%
•  Untuk kawasan permukiman padat ditetapkan
minimal 1 rumah mempunyai 1 pohon
•  Untuk kawasan militer dan pelabuhan juga tetap
menggunakan komposisi 60% : 40% dengan ketentuan
ruang terbuka dimanfaatkan untuk menunjang
aktivitas masing – masing