Perlindungan Hukum Atas Pemberian ASI Eksklusif

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi

manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan
berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional.
Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan
pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang
besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan negara.
Setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan

kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan

kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik
Pemerintah maupun masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama
pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan
pada bayi dan anak yang masih kecil. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi
disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI)
banyak diganti dengan susu formula.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung
di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Sehingga
pemberian ASI sangat eksklusif atau dapat dikatakan ASI Eksklusif.


Sehubungan dengan pemberian ASI Eksklusif merupakan hal yang sangat
penting bagi bayi dalam pertumbuhan hidupnya dan bayi merupakan tunas
generasi penurus bangsa, maka negara dalam hal ini pemerintah harus
memberikan perhatian yang sangat serius. Sehingga pemerintah harus
perlindungan hukum terhadap pemberian ASI Eksklusif kepada bayi.

Perlindungan hukum atas pemberian ASI Eksklusif, pemerintah telah
menerbitkan Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pada Pasal
128 ayat (1), (2) & (3).

B. Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk memahami begitu pentingnya pemberian
ASI Eksklusif bagi bayi, sehingga pemberian ASI Eksklusif mendapat
perlindungan hukum oleh Negara.

C. Rumusan Masalah

Perlindungan hukum atas pemberian ASI Eksklusif, penulis mendapatkan

rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaturan hukum tentang ASI eksklusif?

2. Apakah ASI eksklusif ini merupakan hak asasi ibu dan anak?
3. Apakah ibu dapat mengajukan gugatan?
4. Tantangan pelaksanaan Pemberian ASI Eksklufi.

D. Pembahasan Masalah

D.1 Pengertian Tentang ASI
1. Apa Asi eksklusif itu?

ASI Eksklusif adalah merupakan air susu ibu yang diberikan untuk
bayi sejak baru lahir sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping dan
minuman pralakteal lainnya.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah
bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan
padat atau dikenal juga dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping

ASI), sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.

2. Jenis Macam ASI

Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu :

a. Kolostrum
Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada hari
pertama sampai hari ke-3. Kolustrum bisa dikatakan sebagai
“imunisasi” pertama yang diterima bayi karena banyak mengandung
protein untuk daya tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman
dalam jumlah tinggi. Kadarnya 17 kali dibandingkan dengan ASI
matur.

b. Susu Transisi
Adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara hari ke4 sampai dengan hari ke-10. Dalam susu transisi ini terdapat
Immunoglobulin, protein dan laktosa dengan konsentrasi yang lebih
rendah dari kolostrum tetapi konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih
tinggi, vitamin larut lemak berkurang, vitamin larut air meningkat.
Bentuk atau warna susu lebih putih dari kolostrum.


c. Susu Matur

Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar setelah
hari ke-10. Berwarna putih kental. Komposisi ASI yang keluar pada
isapan-isapan pertama (foremilk) mengandung lemak dan
karbohidratnya lebih banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar
pada isapan-isapan terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan
bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara
yang sedang diisapnya belum habis.

3. Manfaat-Asi-Eksklusif-Bagi-Ibu-Anak

Pemberian ASI yang eksklusif pada bayi akan memberikan manfaat bagi
ibu dan bayinya. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan terhindar dari
kematian bayi. Untuk lebih jelasnya, berikut akan dijelaskan manfaat ASI
eksklusif.

a. Meningkatkan kecerdasan
Manfaat pemberian ASI pada bayi yang paling utama yaitu dapat

meningkatkan kecerdasan anak. Tidak hanya kecerdasan otak saja, tapi
ASI juga dapat meningkatkan kecerdasan mental anak. Di dalam ASI
terdapat zat yang tidak bisa ditemukan pada susu manapun ataupun
makanan apapun. Zat khusus inilah yang dapat meningkatkan

kecerdasan. Bisa dilihat anak yang diberi ASI secara eksklusif sangat
berbeda dengan anak yang hanya diberikan susu formula biasa.

b. Menambah kekebalan tubuh bayi
Manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu dapat meningkatkan kekebalan
pada bayi. Manfaat ASI dibanding susu formula yaitu ASI bisa
menambah sistem imun atau kekebalan pada tubuh bayi.Bayi yang
hanya diberi susu formula kekebalan tubuhnya akan sangat kurang.
Hal ini tentu bisa dibandingkan bayi yang hanya diberi susu formula
akan mudah terserang penyakit.
c. Lebih terjamin mutunya
ASI juga sudah terjamin mutunya. Selain itu, ASI keluar langsung dari
tubuh ibu dan tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang
mungkin berbahaya untuk bayi. ASI juga lebih ekonomis karena gratis
dan kualitasnya dijamin bagus.


d. Mencegah infeksi usus
Manfaat pemberian ASI pada bayi yaitu dapat mencegah infeksi usus
pada bayi. Sistem pencernaan bayi masih sangat rentan, karenanya
tidak semua susu formula cocok dengan kondisi tubuh bayi, susu yang

paling cocok untuk bayi adalah ASI. ASI bisa mencegah infeksi yang
mungkin terjadi di usus pada bayi, karena ASI memberikan sistem
imun alami pada bayi.

Berapa lama untuk menyusui adalah keputusan pribadi untuk setiap
keluarga. WHO http://www.unicef.org merekomendasikan ASI eksklusif
selama enam bulan dan kemudian dilanjutkan ASI dikombinasikan dengan
makanan padat selama 12-24 bulan atau selama ibu dan bayi
menginginkanya, bahkan jika ibu hanya menyusui beberapa hari saja sang
bayi akan menerima banyak manfaat. Berikut anda tentang apa manfaat
ASI eksklusif yang diberikan pada usia dan tahap kehidupan bayi:


Jika menyusui hanya beberapa hari. Anak akan menerima kolostrum

yang berguna sebagai penyedia antibodi dan sumber makanan tubuh
barunya, menyusui membantu anak anda bekerjanya sistem
pencernaannya dengan lancar.



Menyusui bayi selama 4-6 minggu. Selain anak akan mendapat
pengalaman yang tidak dilupakan saat masa dia kecil, bayi yang
menkonsumsi ASI akan lebih rentan terhindar terkena penyakit dari
pada yang tidak menkonsumsinya.



Menyusui bayi selama 3-4 bulan. Sistem pencernaannya akan
sempurna dan dia akan jauh lebih mampu mentolerir zat asing dalam
susu bayi formula. tidak memberikan apapun selain ASI selama 4
bulan pertama akan melindungi bayi terhadap alergi dan memberikan
perlindungan terhadap infeksi telinga selama satu tahun.




Menyusui bayi selama 6 bulan. Tanpa perlu menambah makanan atau
minuman lain anda akan memastikan kesehatan yang baik sepanjang
tahun pertama bayi anda hidup, ini akan menghindarkan resiko anak
dari infeksi telinga dan kanker dan mengurangi resiko kanker payudara
untuk anda sendiri.



Menyusui bayi selama 9 bulan. Manfaat untuk perkembangan otak dan
tubuh tercepat yang paling penting dalam hidupnya karena
mendapatkan asupan ASI yang cukup.



Menyusui bayi selama 1-2 tahun. Anda dapat mengurangi biaya dan
efek samping dari menggunakan susu bayi formula . Tubuhnya satu
tahun mungkin akan mampu memakan makanan lebih bervariasi selain
ASI. Manfaat kesehatan karena menyusui selama setahun akan


berguna sepanjang hidupnya. Dia akan memiliki sistem kekebalan
tubuh yang kuat.

D.2 Perlindungan Hukum atas Pemberian ASI Eksklusif

1. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pertimbangan diterbitkannya Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan tertuang dalam pertimbangan UU No.36 Tahun 2009, yaitu:
a. bahwa

kesehatan merupakan hak asasi

manusia dan salah

satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita

bangsa

Indonesia


sebagaimana

dimaksud

dalam

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;

b. bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan
daya saing bangsa bagi pembangunan nasional;

c. bahwa setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan
kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi
bagi pembangunan negara;
d. bahwa setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan
wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus
memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan tanggung
jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat.

Dengan pertimbangan tersebut, pemberian ASI Eksklusif merupakan hal
yang sangat penting, sehingga pengaturan pemberian ASI Eksklusif dapat
dilihat pada UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada:
a. Pasal 128, berbunyi:

(1)

Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas
indikasi medis.

(2)

Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga,

Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus
mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan
waktu dan fasilitas khusus.
(3)

Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana
umum.
Pada penjelasan UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Pasal 128 ayat (1) dapat dijelaskan bahwa:
Yang dimaksud dengan “pemberian air susu ibu ekslusif” dalam
ketentuan ini adalah pemberian hanya air susu ibu selama 6
bulan, dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 (dua) tahun
dengan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi.

Yang dimaksud dengan “indikasi medis” dalam ketentuan ini
adalah

kondisi

kesehatan

ibu

yang

tidak

memungkinkan

memberikan air susu ibu berdasarkan indikasi medis yang
ditetapkan oleh tenaga medis.

b. Pasal 129, berbunyi:

(1) Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam
rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu
secara eksklusif.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pengaturan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI
Eksklusif sebagaimana dimaksud pada Pasal 129 UU No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan telah diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Peraturan Pemerintah ini tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan
Menteri Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan
1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air
Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja (“Peraturan Bersama”).

Dalam

Peraturan Bersama tersebut antara lain disebutkan bahwa Peningkatan Pemberian
ASI selama waktu kerja di tempat kerja adalah program nasional untuk
tercapainya pemberian ASI eksklusif 6 (enam) bulan dan dilanjutkan pemberian
ASI sampai anak berumur 2 (dua) tahun (Pasal 1 angka 2).

Kemudian, berdasarkan Peraturan Bersama, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi bertugas dan bertanggung jawab mendorong pengusaha/pengurus
serikat pekerja/serikat buruh agar mengatur tata cara pelaksanaan pemberian ASI
dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama dengan mengacu pada
ketentuan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan (Pasal 3 ayat [2]
huruf a).
Selain itu, pemerintah telah menyusun rancangan peraturan pemerintah
tentang pemberian ASI Eksklusif (“RPP ASI Eksklusif”) yang diamanatkan Pasal
129 UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

2.

Pemberian ASI Eksklusif merupakan Hak Asasi

Pada pertimbangan Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pada point (a) dinyatakan:
bahwa kesehatan merupakan hak asasi

manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pertimbangan ini selaras dengan Undang-Undang No.39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia, sesuai dengan Pasal 1 angka 1 adalah:
“... seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum
dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.”
Kemudian, dalam Pasal 52, diiatur mengenai hak anak yaitu:
“... hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan
dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.”
Sehingga pemberian ASI Eksklusif kepada bayi adalah hak asasi yang
diatur dan dilindungi oleh undang-undang.

3. Tindak Pidana Penghalangi Pemberian ASI Eksklusif
Sebagai perlindungan hukum atas pemberian ASI Eksklusif pada UU
No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, telah diatur tentang pelanggaran
terhadap menghalangi pemberian ASI Eksklusif.
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur adanya sanksi pidana
yaitu dalam Pasal 200 dan Pasal 201, yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 200
“Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air
susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”
Pasal 201
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1),
Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal
200 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa
pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192,
Pasal 196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200.
Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat
dijatuhi pidana tambahan berupa:
a.

pencabutan izin usaha; dan/atau

b.

pencabutan status badan hukum.

Selain tindak pidana, untuk ibu atau pihak lain yang merasa dirugikan dalam
kegiatan pemberian ASI Eksklusif, Penulis berpendapat bahwa dapat juga
menuntut ganti rugi kepada pihak yang melanggar ketentuan UU No.36 Tahun
2009 tentang Kesehatan dengan melakukan gugatan Perdata dengan gugatan
Perbuatan Melawan Hukum, sebagaimana disebutkan pada Pasal
1365 KUHPerdata:

Perlindungan Hukum Atas Pemberian ASI Eksklusif
Bagaimana pengaturan tentang ASI eksklusif? Apakah ibu dapat mengajukan
gugatan? Apa saja peraturannya? Apakah ASI eksklusif ini merupakan hak asasi
ibu dan anak?
Jawaban :
1.
Pengaturan mengenai pemberian air susu ibu ("ASI") eksklusif diatur
dalam Pasal 128 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (“UU
Kesehatan”) yang berbunyi:
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
(2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi
secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
Selanjutnya, dalam Pasal 129 UU Kesehatan diatur bahwa:
(1)

Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam
rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara
eksklusif.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pemberian ASI eksklusif juga telah diatur dalam Peraturan Bersama
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008,
PER.27/MEN/XII/2008, dan 1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008
tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di
Tempat Kerja (“Peraturan Bersama”). Dalam Peraturan Bersama tersebut
antara lain disebutkan bahwa Peningkatan Pemberian ASI selama waktu
kerja di tempat kerja adalah program nasional untuk tercapainya pemberian
ASI eksklusif 6 (enam) bulan dan dilanjutkan pemberian ASI sampai anak
berumur 2 (dua) tahun (lihat Pasal 1 angka 2).
Kemudian, berdasarkan Peraturan Bersama, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi bertugas dan bertanggung jawab mendorong
pengusaha/pengurus serikat pekerja/serikat buruh agar mengatur tata cara
pelaksanaan pemberian ASI dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian
Kerja Bersama dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Perundangundangan Ketenagakerjaan (lihat Pasal 3 ayat [2] huruf a).
Selain itu, sampai dengan artikel jawaban ini dibuat, pemerintah telah
menyusun rancangan peraturan pemerintah tentang pemberian ASI Eksklusif
(“RPP ASI Eksklusif”) yang diamanatkan Pasal 129 UU Kesehatan di atas.
RPP ASI Eksklusif ini cukup mengundang pro-kontra di masyarakat,
khususnya di antara pengusaha dan kelompok masyarakat yang giat
mempromosikan ASI eksklusif. Pro-kontra ini dapat disimak antara lain
melalui pemberitaan hukumonline sebagai berikut:
Pengusaha Keberatan RPP ASI Eksklusif.
AIMI Protes Pengusaha Tolak RPP ASI
Dalam artikel hukumonline antara lain ditulis bahwa beberapa hal yang
diatur di RPP di antaranya mengenai tanggung jawab pemerintah dan daerah
dalam hal promosi susu formula dan produk lain, mengatur pemberian ASI
eksklusif selama enam bulan pertama, pojok ASI di tempat kerja maupun
sarana umum serta kelonggaran bagi karyawan perempuan yang menyusui.
2.

Kami tidak paham maksud pertanyaan Anda mengenai apakah ibu dapat
mengajukan gugatan. Namun, dalam konteks pelanggaran terhadap
pemberian ASI, UU Kesehatan mengatur adanya sanksi pidana yaitu
dalam Pasal 200 dan Pasal 201, yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 200
“Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian
air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2)
dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”
Pasal 201

(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190
ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198,
Pasal 199, dan Pasal 200 dilakukan oleh korporasi, selain pidana
penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat
dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196 , Pasal
197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi
dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:
a.
pencabutan izin usaha; dan/atau
b.
pencabutan status badan hukum.
Selain itu, ibu atau pihak lain yang merasa dirugikan dalam kegiatan
pemberian ASI eksklusif juga dapat menuntut ganti rugi kepada pihak yang
melanggar ketentuan UU Kesehatan terkait pemberian ASI eksklusif
menggunakan gugatan perdata dengan gugatan perbuatan melawan hukum
(Pasal 1365 KUHPerdata). Lebih jauh simak artikel-artikel berikut:
Doktrin Gugatan Wanprestasi dan PMH;
Bagaimana Menuntut Ganti Rugi Jika Menjadi Korban Tindak
Pidana?
3.
4.

Lihat jawaban nomor 1 dan 2 di atas.
Sebelumnya, mari kita simak apa yang dimaksud dengan hak asasi. Hak
Asasi Manusia, sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia (“UU HAM”) adalah;
“... seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.”
Kemudian, dalam Pasal 52 UU HAM diatur mengenai hak anak yaitu:
“... hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui
dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.”
Jadi, pemberian ASI eksklusif kepada bayi adalah hak asasi yang diatur dan
dilindungi undang-undang.

Dasar hukum:
1.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek, Staatsblad 1847 No. 23)
2.
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

3.
4.

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan No.
48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan
1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian
Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja.

Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
Tujuan pemberian ASI kepada bayi tidak lain karena kebutuhan gizi yang utama
bagi bayi baru lahir. Selain itu, pemberian ASI secara eksklusif saat bayi baru
lahir dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan kekebalan tubuh bayi
terhadap berbagai macam jenis penyakit yang mungkin dapat menyerang saat usia
bayi masih rawan terkena penyakit. Selain untuk kekebalan tubuh, ternyata
memberikan ASI secara eksklusif saat bayi baru lahir dapat membuat perasaan
bayi menjadi nyaman, aman dan meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan
bayi.

Peranan Pemberian ASI Terhadap Pertumbuhan Bayi
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari Unervitas Of Illionis yang dipimpin
oleh Profesor Sharon Donovan, Pemberian asi secara eksklusif dapat menginduksi
pembentukan gen yang berbeda-beda pada bayi jika dibandingkan dengan susu
formula.
Walaupun bayi-bayi dalam kedua kelompok studi tersebut nampak sama dalam
pertumbuhan dan perkembangannya, peneliti mengetahui bahwa bayi-bayi yang
diberikan ASI memiliki risiko sakit lebih rendah yang dikarenakan adanya
komponen imun-protektif pada ASI.

Pemberian ASI secara eksklusif juga mempengaruhi perkembangan saluran cerna
bayi. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif memiliki saluran pencernaan yang
baik terutama pada daerah usus. Hal ini ditunjukkan pada penelitian terhadap selsel usus yang diisolasi dari feses bayi, 12 bayi yang dberikan ASI dan 10 bayi
yang diberikan susu formula, siklus sel-sel usus yang berlangsung hanya tiga hari
ini dapat memberikan gambaran bagaimana perkembangan jutaan sel-sel usus dari
mulai yang sederhana sampai sel-sel yang telah terdeferensiasi dan telah
menunjukkan fungsinya terlihat bahwa perkembangan sel-sel usus bayi yang
diberikan ASI lebih baik, di mana hal ini sangat penting karena saluran cerna pada
bayi akan berkembang secara signifikan karena adanya respons makanan.
Perkembangan sel-sel usus ini juga berperan dalam menjaga keseimbangan
bakteri di saluran cerna karena seiring pertumbuhannya maka bakteri juga mulai
muncul dalam saluran cerna bayi, sehingga saluran cerna perlu belajar dalam
mengenali bakteri dan virus yang tidak baik bagi saluran cerna.
Dan yang tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan bayi adalah kemampuan
saluran cerna dalam mengenal protein makanan sehingga tidak mengenalnya
sebagai benda asing dan membentuk respons imun terhadapnya, karena apabila
tahap ini terganggu maka bayi bisa mengembangkan dan mengidap alergi
terhadap makanan berprotein.

Asi eksklusif itu apa
ASI Eksklusif adalah merupakan air susu ibu yang diberikan untuk bayi sejak
baru lahir sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal
lainnya seperti hal dan contohnya adalah air gula, aqua, dan sebagainya. Jadi
murni hanya ASI saja yang diberikan kepada sang bayi dan anak. Inilah yang
dimaksud dengan definisi pengertian asi eksklusif itu sendiri.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya
selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6
bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat atau dikenal juga
dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping ASI), sedangkan ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
Jenis Macam ASI
Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu :
a.
Kolostrum
Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada hari pertama
sampai hari ke-3. Kolustrum bisa dikatakan sebagai “imunisasi” pertama yang
diterima bayi karena banyak mengandung protein untuk daya tubuh yang

berfungsi sebagai pembunuh kuman dalam jumlah tinggi. Kadarnya 17 kali
dibandingkan dengan ASI matur.
1.
Susu Transisi
Adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara hari ke-4 sampai
dengan hari ke-10. Dalam susu transisi ini terdapat Immunoglobulin, protein dan
laktosa dengan konsentrasi yang lebih rendah dari kolostrum tetapi konsentrasi
lemak dan jumlah kalori lebih tinggi, vitamin larut lemak berkurang, vitamin larut
air meningkat. Bentuk atau warna susu lebih putih dari kolostrum.
1.
Susu Matur
Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar setelah hari ke-10.
Berwarna putih kental. Komposisi ASI yang keluar pada isapan-isapan pertama
(foremilk) mengandung lemak dan karbohidratnya lebih banyak dibandingkan
hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-isapan terakhir), maka jangan terlalu cepat
memindahkan bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada
payudara yang sedang diisapnya belum habis.
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI eksklusif yang bisa
didapatkan baik itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu antara lain
adalah sebagai berikut :
Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang
bayi dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi,
asi mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis,
memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan
bayi, terhindar dari alergi , asi meningkatkan kecerdasan bayi, membantu
perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan
mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain
adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu
dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan dampak
positif kepada para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.

Cara Memperbanyak Produksi ASI
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para ibu menyusui untuk melakukan
cara tips agar ASI banyak dan berlimpah yaitu dengan :

1.
2.
3.

Menyusui sesering mungkin.
Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi.
Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan produksi ASI juga dapat
direncanakan dari jauh-jauh hari.
4.
Penggunaan BH yang terlalu sempit akan mempengaruhi produksi ASI.
5.
Segera sehabis melahirkan maka sang bayi langsung diperkenalkan dengan
payudara ibu atau lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini IMD.
Untuk mengatasi keterbatasan ASI perbanyaklah makan daun katuk, bayam, daun
turi (sayuran hijau lainnya) yang banyak mengandung zat untuk memperbanyak
produksi ASI.
Pemberian ASI yang eksklusif pada bayi akan memberikan manfaat bagi ibu dan
bayinya. Bayi yang diberi ASI eksklusif akan terhindar dari kematian bayi. Untuk
lebih jelasnya, berikut akan dijelaskan manfaat ASI eksklusif.

manfaat-asi-eksklusif-bagi-ibu-anak
a.
Meningkatkan kecerdasan
Manfaat pemberian ASI pada bayi yang paling utama yaitu dapat meningkatkan
kecerdasan anak. Tidak hanya kecerdasan otak saja, tapi ASI juga dapat
meningkatkan kecerdasan mental anak. Di dalam ASI terdapat zat yang tidak bisa
ditemukan pada susu manapun ataupun makanan apapun. Zat khusus inilah yang
dapat meningkatkan kecerdasan. Bisa dilihat anak yang diberi ASI secara
eksklusif sangat berbeda dengan anak yang hanya diberikan susu formula biasa.
2.
Menambah kekebalan tubuh bayi
Manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu dapat meningkatkan kekebalan pada bayi.
Manfaat ASI dibanding susu formula yaitu ASI bisa menambah sistem imun atau
kekebalan pada tubuh bayi.Bayi yang hanya diberi susu formula kekebalan
tubuhnya akan sangat kurang. Hal ini tentu bisa dibandingkan bayi yang hanya
diberi susu formula akan mudah terserang penyakit.
3.
Lebih terjamin mutunya
ASI juga sudah terjamin mutunya. Selain itu, ASI keluar langsung dari tubuh ibu
dan tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang mungkin berbahaya untuk
bayi. ASI juga lebih ekonomis karena gratis dan kualitasnya dijamin bagus.

4.
Mencegah infeksi usus
Manfaat pemberian ASI pada bayi yaitu dapat mencegah infeksi usus pada bayi.
Sistem pencernaan bayi masih sangat rentan, karenanya tidak semua susu formula
cocok dengan kondisi tubuh bayi, susu yang paling cocok untuk bayi adalah ASI.

ASI bisa mencegah infeksi yang mungkin terjadi di usus pada bayi, karena ASI
memberikan sistem imun alami pada bayi.
Sering kita menemukan seorang ibu yang tidak mau menyusui bayinya sendiri,
kebanyakan dari mereka lebih memilih memberikan susu botol ketimbang
memberikan ASI eksklusif, beberapa alasan yang membuat banyak ibu lebih
memilih hal tersebut:
jarak ibu dan bayi dipisahkan terlalu jauh
Gangguan Emosional
Malu menyusui didepan umum
Bayi tidak bisa meminum ASI secara baik bisa disebabkan karena bibir
sumbing atau hal lainya.

Sang ibu berpikir lebih mudah menggunakan susu botol.
Terlalu sibuk bekerja atau kegiatan lainya. (baca sukses memberikan asi eksklusif
walaupun bekerja )





Banyak dari ibu yang tidak memberikan ASi nya khawatir bayinya tidak
mendapat manfaat ASI eksklusif yang seharusnya mereka berikan. kerugian lain
adalah sang ibu akan takut kalo mereka tidak bisa memperkuat ikatan batin antara
anaknya dengan dia dikarenakan kurangnya kontak fisik saat menyusui.
Berapa lama ibu harus memberikan ASI eksklusif untuk bayi?
Berapa lama untuk menyusui adalah keputusan pribadi untuk setiap keluarga.
WHO http://www.unicef.orgmerekomendasikan ASI eksklusif selama enam bulan
dan kemudian dilanjutkan ASI dikombinasikan dengan makanan padat selama 1224 bulan atau selama ibu dan bayi menginginkanya, bahkan jika anda hanya
menyusui beberapa hari saja sang bayi akan menerima banyak manfaat. Berikut
anda bisa baca tentang apa manfaat ASI eksklusif yang diberikan pada usia dan
tahap kehidupan bayi:
Jika menyusui hanya beberapa hari. Anak akan menerima kolostrum yang berguna
sebagai penyedia antibodi dan sumber makanan tubuh barunya, menyusui
membantu anak anda bekerjanya sistem pencernaannya dengan lancar.
Menyusui bayi selama 4-6 minggu. Selain anak akan mendapat pengalaman yang
tidak dilupakan saat masa dia kecil, bayi yang menkonsumsi ASI akan lebih
rentan terhindar terkena penyakit dari pada yang tidak menkonsumsinya.
Menyusui bayi selama 3-4 bulan. Sistem pencernaannya akan sempurna dan dia
akan jauh lebih mampu mentolerir zat asing dalam susu bayi formula. tidak
memberikan apapun selain ASI selama 4 bulan pertama akan melindungi bayi
terhadap alergi dan memberikan perlindungan terhadap infeksi telinga selama satu
tahun.
Menyusui bayi selama 6 bulan. Tanpa perlu menambah makanan atau minuman
lain anda akan memastikan kesehatan yang baik sepanjang tahun pertama bayi

anda hidup, ini akan menghindarkan resiko anak dari infeksi telinga dan kanker
dan mengurangi resiko kanker payudara untuk anda sendiri.
Menyusui bayi selama 9 bulan. Manfaat untuk perkembangan otak dan tubuh
tercepat yang paling penting dalam hidupnya karena mendapatkan asupan ASI
yang cukup.
Menyusui bayi selama 1-2 tahun. Anda dapat mengurangi biaya dan efek samping
dari menggunakan susu bayi formula . Tubuhnya satu tahun mungkin akan
mampu memakan makanan lebih bervariasi selain ASI. Manfaat kesehatan karena
menyusui selama setahun akan berguna sepanjang hidupnya. Dia akan memiliki
sistem kekebalan tubuh yang kuat.