LEMBAR KERJA SISWA LKS IPA TERPADU 2.pdf

The 4th International Conference on Islam and Higher Education (ICIHE-2016)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU
DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
1,2,3

Titik Rahayu1, Syafrimen 2, Widya Wati 3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri, Indonesia
1

titikrahayu23@yahoo.com,
syafrimen@denintan.ac.id,
3
widyawati@radenintan.ac.id
2

Abstrak
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam pembelajaran IPA terpadu sangat membantu guru dalam
pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD salah satu metode yang dapat
diterapkan pada LKS IPA terpadu dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini bertujuan mengetahui
respon ahli, praktisi dan respon siswa terhadap LKS IPA terpadu dalam pembelajaran fisika pada

sekolah menengah. Penelitian dijalankan menggunakan Research & Development. Sembilan orang
subjek (tiga orang ahli materi, tiga orang ahli media dan tiga orang praktisi) dilibatkan untuk
menilai kesesuaian materi, desain, dan keterpakaian LKS. 70 orang siswa (20 orang siswa uji
coba kelompok kecil dan 50 orang siswa uji coba kelompok besar) dilibatkan untuk melihat
kemenarikan LKS IPA Terpadu tersebut. Lembar validasi digunakan untuk melihat respon ahli dan
praktisi. Sedangkan respon siswa dikumpulkan menggunakan angket. Data dianálisis secara
deskriptif menggunakan statistik deskriptif berbantukan software Statistics Package For Social
Science (SPSS versi 22.0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon ahli materi tinggi (70%)
dan respon praktisi Tinggi 79% sedangkan respon ahli media sangat tinggi (80%), respon siswa
sangat tinggi (85.30% uji coba kelompok kecil dan 87.86% kelompok besar).
Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, Pembelajaran Fisika, Kooperatif tipe STAD

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

PENGENALAN
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang disiapkan dan digunakan guru untuk
membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai, dengan
memberikan komentar yang bermanfaat terhadap tujuan khusus sehingga melibatkan siswa dalam
pembelajaran aktif dan efisien (Atasoy, 2006; Demircioglu, 2006; Guler H, 2002; Kaymakci, 2012,
2006; Kurt, 2002; Lee, 2014; McDowell, 1985; Sahin, 2006; Saka. A, 2001; Sands, 1997; SasmazOren, 2012; Tan, 2008). Pandangan tersebut diperkuat oleh pendapat lain yang menyatakan bahwa

LKS merupakan salah satu media tertulis dan visual yang penting di bawah pendekatan
konstruktivis (Kosa, 2008), dan menjadi kekuatan penopang kurikulum pada beberapa Negara
(Lesley, 2003; Martin, 2012; Reid, 1984).
Penggunaan LKS dalam pembelajaran membuat siswa merasa senang karena mereka lebih
mengerti cara merancang percobaan IPA dengan langkah percobaan yang sederhana, mudah
dipahami, dan mudah dilaksanakan (Wulandari, 2012). Berdasarkan (Permendiknas, 2006) bahwa
pada sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) penyajian pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dilakukan secara terpadu. Penyampaian IPA secara terpadu diperlukan
sarana berupa model pembelajaran beserta perangkat pembelajaran yang sesuai (Rahayu.P, 2012),
yaitu peralatan yang dirancang dengan baik dan bahan seperti LKS (Cakir, 2006).
Pendukung penggunaan LKS secara rinci dengan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD, karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan dirisendiri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri (Slavin, 1995). Pembelajaran dalam
kooperatif STAD, guru menyajikan konten atau keterampilan dalam kegiatan kelompok kecil
dengan cara biasa yaitu pembukaan, pengembangan dan dipandu praktek (A. I. Y. Gambari,
Mudasiru Olalere; Thomas, David, 2015). Jika dihubungkan dengan definisi pendidikan yakni
pendidikan merupakan proses bimbingan untuk perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok yang dilakukan secara sadar dalam rangka pendewasaan manusia dan pembentukan
pribadi yang mandiri serta kesempurnaan secara jasmani dan rohani (Supriyoko, 2007) tentunya
perlu dilakukan pengembangan media dan metode pembelajaran yang bermuara pada pencapaian

tujuan pendidikan tersebut.

LATAR BELAKANG
Guru merupakan salah satu figur penting yang bertanggung jawab dalam proses pembelajaran
(Koc, 2014). Pasal 39 ayat 2 UU No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa guru sebagai tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi guru pada pendidikan tinggi. Pembelajaran dalam UU No.20
Tahun 2003 pasal 1 ayat 20 merupakan proses interaksi siswa, guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus memperhatikan efektifitas siswa
dalam belajar dan siswa konsentrasi dalam proses pembelajaran yang dilakukan (Silberman, 2006).
Guru dalam pembelajaran harus mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya
sendiri (Amornsinlaphachai, 2012; Atherton, 2009; Driscoll, 2000; Mayer, 2005; Spiro, 1991).
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat penting dalam membangun lingkungan belajar yang
tepat dan hasil yang positif (Gettinger, 1999; Nystrand, 1991). Dikukuhkan oleh (A. I. Y. Gambari,
Mudasiru Olalere; Thomas, David, 2015) bahwa siswa harus aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Bagaimanapun, masih banyak guru menggunakan metode didaktif yaitu dengan cara
menghafal fakta, sehingga konstribusi siswa dalam diskusi masih sangat kurang (A. I. Y. Gambari,
Mudasiru Olalere; Thomas, David, 2015). Proses seperti ini membuat pendidikan di sekolah
diliputi kecemasan dan kebosanan, merusak rasa ingin tahu dan imajinasi siswa (Gupta, 2012;

Thomas, 1990). Beberapa peneliti mendapati bahwa proses pembelajaran yang berpusat pada guru

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

dan miskin metode dilihat sebagai penyebab utama buruknya hasil kerja siswa dalam mata
pelajaran sains (Adegoke, 2011; Bajah, 2000; A. I. Y. Gambari, Mudasiru Olalere; Thomas, David,
2015; I. A. Gambari, 2010; Jegede, 2007; Olorukooba, 2007).
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran perlu menjadi perhatian serius (Leikin,
1997). Keterlibatan siswa tersebut bisa dilakukan dengan cara mengembangkan dan menggunakan
LKS (Gunes, 2005; Tutak, 2008a, 2008b), dan memastikan siswa mendapat sesuatu dalam proses
pembelajaran yang dilakukan (Bak-Kibar, 2010a, 2010b). Penggunaan LKS menjadikan siswa
lebih mudah memahami dan memecahkan permasalahan dalam proses pembelajaran yang sedang
dijalankan (Bozdogan, 2007).
Pendukung penggunaan LKS salah satunya adalah menggunakan metode kooperatif tipe
STAD (Stevens, 1995). Kooperatif tipe STAD merupakan salah satu bentuk metode yang paling
sederhana dan ekstensif diteliti dari semua teknik pembelajaran kooperatif. Metode tersebut juga
efektif bagi guru baru yang mau menggunakan teknik pembelajaran kooperatif (Slavin, 1990).
Kooperatif tipe STAD adalah teknik mengajar yang dirancang dan dikembangkan oleh Johns
Hopkins University yang dikenal sebagai tim belajar siswa (Sharan, 1995). Beberapa penelitian
tentang teknik pembelajaran kooperatif tipe STAD banyak dikaitkan dengan prestasi akademik,

sikap, interaksi sosial dan hubungan interpersonal siswa (Balfakih, 2003; Bernaus, 2008; D. W. J.
Johnson, R. T, 1999; Kagan, 1994; Slavin, 1990; Tarim, 2008).
Pembelajaran kooperatif merupakan teknik mengajar untuk membantu siswa dalam
anggota kelompok agar bekerja sama secara lebih efektif (Jacobs, 2006; McCloskey, 2000).
Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa terlibat secara aktif mengkomunikasikan ide, bertukar
pikiran, memberikan umpan balik, bekerja sama untuk memecahkan masalah antara satu sama lain,
dan dapat mengkonstruk pengetahuan serta pemahaman sendiri dari proses pembelajaran yang
dilakukan (Arends, 2008; Budiarjo, 2005; A. I. Y. Gambari, Mudasiru Olalere; Thomas, David,
2015; Pambudi, 2003; Sanjaya, 2008; Tamara, 2004). Selain itu pembelajaran kooperatif juga dapat
membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam komunikasi lisan dan keterampilan
sosial (D. W. J. Johnson, F. P, 2000). Menurut (Carter, 2001) metode kooperatif dapat diterapkan
dalam semua subjek termasuk subjek yang menjadi fokus penelitian ini, dan metode tersebut dapat
diterapkan pada tiap tingkatan kelas apalagi sekolah menengah.

TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon ahli, praktisi dan respon siswa terhadap LKS IPA
terpadu dalam pembelajaran fisika pada sekolah menengah.

METODOLOGI
Penelitian ini dijalankan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research &

Development). Penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran (Borg, 1989; Sugiyono, 2012, 2013). Pemilihan metode ini sesuai dengan tujuan
penelitian untuk mengembangkan dan menguji efektifitas produk yang akan digunakan dalam
pembelajaran Fisika (Sugiyono, 2009, 2012, 2013). Subjek penelitian secara keseluruhan adalah 79
orang. Sembilan orang subjek (tiga orang ahli materi, tiga orang ahli media dan tiga orang praktisi)
untuk menilai kesesuaian materi, desain, dan keterpakaian LKS yang dikembangkan. 70 orang
siswa (20 orang uji coba kelompok kecil dan 50 orang untuk uji coba kelompok besar) untuk
melihat kemenarikan LKS IPA Terpadu yang dikembangkan. Data ahli dikumpulkan menggunakan
lembar validasi, sedangkan data siswa menggunakan angket. Semua data tersebut dianálisis
menggunakan statistik deskriptif berbantukan software Statistics Package For Social Science
(SPSS versi 22.0).

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

HASIL DAN PEMBAHASAN
LKS disusun melalui standar kompetensi, kompetensi dasar dan silabus berdasarkan kurikulum
KTSP. LKS dicetak dengan ukuran kertas A4, space 1,5, font 12 Times New Roman, Bauhaus 93,
Monotype Corsiva, Blackoak Std, Comic Sans MS, Vijaya, serta ayat-ayat al-Qur’an dimasukkan
berbantukan program al-Qur’an World (Add In). Desain LKS terdiri dari Cover depan dan cover

belakang, kata pengantar, halaman tim pengembang, peta konsep, petunjuk penggunaan LKS,
daftar isi, isi dan daftar pustka. Bagioan isi terdiri dari Standar Isi (SI), kegiatan pendahuluan, kuis
dasar, ringkasan materi, contoh soal, kegiatan kelompok, kuis individu, dan kriteria penghargaan.
Pada bagian isi LKS diperkaya dengan ayat-ayat al-Qur’an berkaitan dengan materi, tokoh
ilmuwan muslim dan kata-kata bijak yang bertujuan untuk memotivasikan siswa dalam belajar.
Keseluruhan isi LKS tersebut direspon oleh ahli materi, media, praktisi dan siswa.
Kualifikasi respon ahli,praktisi dan respon siswa, yaitu (i) sangat tinggi dan tinggi, maka perlu
dilakukan revisi kecil dan tidak perlu dilakukan validasi/uji coba kembali; (ii) sedang, perlu
dilakukan revisi besar dan tidak perlu validasi/uji coba kembali; (iii) rendah dan sangat rendah,
perlu dilakukan revisi/uji coba besar dan validasi kembali (Khasan, 2015), selanjutnya dalam
(Arikunto, 2009) kriteria penilaian tanggapan terhadap LKS 81% - 100 % (sangat dapat
diterapkan); 61% - 80% (dapat diterapkan); 41% - 60% (cukup dapat diterapkan); 21% - 40%
(kurang dapat diterapkan); < 21 % (tidak dapat diterapkan). Hasil respon ahli dan praktisi dapat
dilihat pada Jadual 4.1
Jadual 4.1 Respon ahli (materi, media) dan praktisi
Respon
Ahli materi
Ahli media
Praktisi


Presentase
70%
80%
79%

Keterangan
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi

Jadual 4.1 menunjukkan bahwa respon ahli materi tinggi (70%), praktisi Tinggi 79%, ahli
media Sangat Tinggi (80%). Hasil ini dimaknai bahwa LKS yang dikembangkan hanya perlu
dilakukan revisi kecil sesuai dengan saran dan tidak perlu dilakukan validasi kembali (Khasan,
2015), ketiga hasil validasi sudah dapat diterapkan dan diuji cobakan kepada siswa (Arikunto,
2009). Respon siswa terhadap LKS yang dikembangkan dapat dilihat pada Jadual 4.2 berikut.
Jadual 4.2 Hasil respon siswa
No
1
2


Respon Siswa
Uji coba kelompok kecil
Uji coba kelompok besar

Presentase
85%
88%

Ket.
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi

Jadual 4.2 menunjukkan respon siswa pada uji coba kelompok kecil 85%, dan kelompok
besar 88%. Jadi, LKS yang dikembangkan hanya perlu dilakukan revisi kecil dan tidak perlu
dilakukan uji coba kembali (Khasan, 2015), dan LKS sangat dapat diterapkan pada pembelajaran
fisika di kelas (Arikunto, 2009). Hasil ini diperkuat dengan contoh petikan-petikan respon siswa
yang diberikan sebagai berikut:
Subjek 1

Subjek 2


Subjek 3

: “………menurut saya, tulisannya menarik, gambarnya bagus, dan warna yang
mencolok lebih menarik. Apalagi evaluasinya sangat mudah dipahami dan jelas,
tampilan kata-kata bijak dan tokoh muslim sangat menarik perhatian”.
: “……..LKS yang dikembangkan sangat menarik, gaya bahasa yang baku, cara
menata gambar, dan terdapat simbol-simbol ekspresi lucu salah satunya yang
terdapat pada tabel kriteria penghargaan dalam langkah-langkah pembelajaran
STAD sehingga membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa”.
: “……..saya sangat suka dan setuju dengan LKS IPA Terpadu yang
dikembangkan ini karena materinya mudah dipahami dan terdapat ayat-ayat AlQur’an sehingga menambah wawasan baru”.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Subjek 4

:”………LKS IPA Terpadu ini berbeda dari kebanyakan LKS sehingga menjadikan
pembelajaran berbeda dan lebih menyenangkan”.


PEMBAHASAN
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki kriteria layak dan
valid dengan sedikit revisi dan dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran di kelas (Arafah
Sherlly Ferdiana, 2012; Chodijah Siti, 2012; Pariska Ike Suci, 2012; Putri, 2013). Hasil selanjutnya
mandapati bahwa LKS termasuk pada kriteria sangat baik, sehingga desain dapat diteruskan untuk
diproduksi dengan sedikit perbaikan (Astuti.Y, 2013; Taufiq, 2014). Hasil-hasil tersebut sejalan
dengan hasil penelitian yang diperoleh peneliti bahwa respon ahli materi dan praktisi yaitu
“Tinggi” dan ahli media “Sangat Tinggi”, LKS yang dikembangkan hanya dilakukan revisi kecil
sesuai masukan ahli dan praktisi, selanjutnya LKS dapat diuji cobakan kepada siswa.
Siswa sangat tertarik dan memberi komentar positif terhadap LKS, dengan adanya LKS
dalam pembelajaran memungkinkan guru berinteraksi dengan siswa (Podolak Ken, 2013). Selama
proses pembelajaran siswa dapat belajar secara aktif dan efisien dengan melibatkan LKS (Atasoy,
2006; Demircioglu, 2006; Guler H, 2002; Kaymakci, 2012, 2006; Kurt, 2002; Lee, 2014;
McDowell, 1985; Sahin, 2006; Saka. A, 2001; Sands, 1997; Tan, 2008). Pandangan pakar tersebut
sejalan dengan hasil yang diperoleh bahwa respon siswa terhadap kemenarikan LKS dinilai sangat
tinggi sehingga LKS yang dikembangkan sangat dapat diterapkan dalam pembelajaran dan
memungkinkan efektifitas siswa dalam pembelajaran berjalan secara aktif dan efisien.
Berkaitan dengan efektivitas LKS, banyak penelitian difokuskan pada desain LKS
(Campbell, 1999; Hoener, 1997; Sasmaz-Oren, 2012). Penelitian (Burhan, 2008) mendapati bahwa
LKS diperkaya dengan konsep kartun sehingga dapat menarik perhatian siswa. Diperkuat oleh
(Karamustafaoglu, 2005), bahwa gambar konseptual, pertanyaan dan kartun dapat menangkap
perhatian siswa. Paparan pakar tersebut sejalan dengan hasil penelitian bahwa respon siswa
terhadap LKS dinilai sangat menarik dari segi tulisan, bahasa, cara menata gambar, dan warna,
dilengkapi dengan evaluasi, karena evaluasi berupa pertanyaan adalah faktor penting dalam LKS
(Calderhead, 2006). Secara keseluruhan hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti.
Menurut (Krombab, 2008), LKS efektif dalam membantu siswa yang berusia 11-15 tahun.
Siswa yang berusia antara 11-15 tahun masuk dalam fase remaja, diungkapkan oleh (Hurlock,
1980) bahwa usia remaja adalah 12-18 tahun, (Monks, 1982) 12-21 tahun, Santrock (2002) 12-23
tahun. Psikologi perkembangan anak usia remaja, dalam kehidupan sosial mereka sangat tertarik
pada kegiatan dan kelompok sebayanya (Zulkifli, 2003). Sesuai paparan tersebut pemilihan metode
kooperatif STAD pada penelitian ini jika dikaitkan dengan usia anak sekolah menengah yang
berkisar antara 12-15 tahun sangat tepat, karena pembelajaran kooperatif lebih efektif dilaksanakan
secara berkelompok dalam kegiatan pembelajaran (Jacobs, 2006; McCloskey, 2000).
Menurut (Piaget.J, 1970) anak usia sekolah menengah dikategorikan dalam fase
perkembangan kognitif baru yang disebut tahap pemikiran operasional formal yang ditandai
dengan pemikiran yang abstrak, idealis, dan logis. Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun
cenderung berprilaku tidak toleran terhadap orang lain (Fatimah, 2010). Pembelajaran dalam
kooperatif STAD dapat lebih menghargai antar individu dalam kelompoknya, karena dalam STAD
keberhasilan tim tergantung pada belajar individu dari semua anggota tim (Andrusyk, 2003; Jacobs,
2006; Nevin, 2001; Ross, 2002). Berdasarkan pandangan tersebut sikap toleran siswa dapat
dikurangi dengan pembelajaran kooperatif, karena dalam pembelajaran kooperatif mereka saling
ketergantungan positif satu sama lainnya (Ghaith, 2002; Webb, 2002).
Penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik pengajaran STAD mencapai kesuksesan
besar dalam berbagai proyek penelitian diberbagai ilmu. Misalnya, dalam kimia (Adesoji, 2009)
dan (Balfakih, 2003), fisika (Ho, 2007), matematika (Gupta, 2011; Keramati, 2010; Majoka, 2010;

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Pei-wen, 2001; Tarim, 2007; Van Wyk, 2010; Zakaria. E, 2010). Penelitian mereka mendapati
bahwa metode STAD lebih efektif daripada pembelajaran individual, metode diskusi dan instruksi
kelas konvensional. Temuan juga setuju dengan (Ghaith, 2003; Kaul, 2010; Keramati, 2009) yang
melaporkan bahwa metode pembelajaran kooperatif lebih efektif daripada metode pengajaran
tradisional. Hal tersebut sejalan dengan temuan (Pandian, 2004; Taiwo, 2008; Yusuf, 2010) yang
mendapati bahwa siswa yang diajarkan menggunakan STAD lebih baik daripada rekan-rekan
mereka yang diajarkan dengan instruksi individual dan metode tradisional. Hasil penelitian pakar
tersebut sejalan dengan hasil yang diperoleh peneliti bahwa respon siswa terhadap kemenarikan
LKS dengan metode kooperatif tipe STAD dinilai sangat tinggi untuk diterapkan dalam
pembelajaran fisika.

KESIMPULAN
Kualifikasi guru mengharuskan guru pandai dalam memilih media pembelajaran yang tepat sesuai
dengan mata pelajaran serta perkembangan siswa saat itu. Dunia pendidikan selalu mengalami
perubahan yang dinamis sesuai perkembangan zaman. Oleh karena itu, guru harus siap dalam
mengikuti perkembangannya demi tercapainya tujuan pendidikan yang menjadi cita-cita bangsa
Indonesia. Pengembangan bahan ajar berupa LKS salah satu yang dapat dilakukan guru dalam
melayani perkembangan siswa di lingkungan belajar. Penelitian ini memberikan konstribusi positif
bagi guru bahwa pengembangan LKS sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran sangat penting
dilakukan.

RUJUKAN:
Adegoke. (2011). Effect of multimedia instruction on senior secondary school students’ achievement in
Physics. Journal of Educational Studies, 3, 537-541.
Adesoji, F. A., & Ibraheem, T. L. (2009). Effects of student teams-achievement divisions strategy and
mathematics knowledge on learning outcomes in chemical kinetics. The Journal of International
Social Research, 2.
Amornsinlaphachai, P. a. D., K. (2012). Developing the Model of Web-Based Learning Environment
Enhancing Problem-Solving for Higher Education Students. American Journal of Scientific
Research, 52, 21-32.
Andrusyk, D. e. a. (2003). Improving student social skills through the use of cooperative learning strategies.
Faculty of Education, Saint Xavier University.
Arafah Sherlly Ferdiana, B. P., Saiful Ridlo. (2012). Pengembangan LKS Berbasis Berpikir Kritis Pada
Materi Animalia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang,Indonesia.
Arends, R. L. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Astuti.Y, B. S. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing
Dalam Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Kalor. Program Studi Pendidikan Sains FMIPA
Unesa.
Atasoy, S. v. A., A.R. (2006). Yapılandırmacı ogrenme kuramına gore gelistirilen calısma yapraklarının
uygulama surecinin degerlendirilmesi. Milli Egitim Dergisi, 170, 157-175.
Atherton, J. S. (2009). Learning and Teaching; Constructivism in learning.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Bajah, S. T. (2000). The state of science technology and mathematics education in Africa. UNESCO, 925, 3 4.
Bak-Kibar, Z. v. A., A. (2010a). Developing a worksheet about physical and chemical event. Procedia Social
and Behavioral Sciences, 2, 739-743.
Bak-Kibar, Z. v. A., A. (2010b). Implementing of a workshe- et related to physical and chemical change
concepts. Procedia Social and Behavioral Sciences, 2, 733–738.
Balfakih, N. M. A. (2003). The effectiveness of student team-achievement division (STAD) for teaching high
school chemistry in the United Arab Emirates. International Journal of Science Education, 25(5),
605-624.
Bernaus, M. G., R.C. (2008). Teacher motivation strategies, student perceptions, student motivation, and
English achievement. The Modern Language Journal, 92, 387-401.
Borg, W. R. G., M.G. (1989). Educational Research : An Introduction (5th ed.). New York: Longman.
Bozdogan, A. (2007). Fen bilgisi ogretiminde calısma yaprak-ları ile ogretimin ogrencilerin fen bilgisi
tutumuna ve mantıksal dusunme becerilerine etkisi. Yayimlanmamis yuksek lisans tezi, Cukurova
Universitesi, Sosyal Bilimler Enstitusu, Adana.
Budiarjo, M., Nuri Soeseno, Rosa Evaquarta, dan Panji Anugrah. (2005). Pengantar Ilmu Politik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Burhan, Y. (2008). Developing worksheets enriched by concept cartoons concerning the acid-base concepts.
Karadeniz Technical University Graduate School of Natural and Applied Sciences.
Cakir, I., Cerrah, l.O. (2006). Fen bilgisi Ogretmenlerine Calisma Yapragi Hazirlama ve kullanma Becerisi
Kazandirmaya Yonelik Uygulama.Ulusal Fen Bilimleri ve Matematik Egitimi Kongresi tebligi. Gazi
Universitesi, Gazi Egitim Fakultesi, Ankara.
Calderhead, W. J., Filter, K. J., & Albin, R. W. (2006). An investigation of incremental effects of
interspersing math items on task-related behavior. Journal of Behavioral Education, 15(1), 51–65.
Campbell, C. P. (1999). Instructional materials: Their preparation and evaluation. Journal of European
Industrial Training, 23(2), 55–107.
Carter, L. e. a. (2001). Improving social skills at the elementary level through cooperative learning and
direct instruction. Faculty of Education, Saint Xavier University.
Chodijah Siti, A. F., dan Ratna Wulan. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Menggunakan
Model Guided Inquiryyang Dilengkapi Penilaian Portofolio Pada Materi Gerak Melingkar. . Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika, 1, 1-19.
Demircioglu, H., Atasoy, S. . (2006). Calisma yapraklarinin Gelistirlmesine Yonelik Bir Model Onerisi.
DEU, 19, 71-79.
Driscoll, M. P. (2000). Psychology of learning for instruction, Needham Heights. MA: Allyn & Bacon.
Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung CV Pustaka Setia.
Gambari, A. I. Y., Mudasiru Olalere; Thomas, David. (2015). Effects of Computer-Assisted STAD, LTM
and ICI Cooperative Learning Strategies on Nigerian Secondary School Students' Achievement,
Gender and Motivation in Physics. Akpa Malaysian Online Journal of Educational Sciences, 3, 1126.
Gambari, I. A. (2010). Effect of computer-supported cooperative learning strategies on the performance of
senior secondary students in physics. University of Ilorin, Nigeria.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Gettinger, M. a. S., K.C. 1999. . (1999). Excellence in Teaching: Review of instructional and environmental
variables. In C.R. Reynolds and T.B. Gutkin (Eds), The handbook of school psychology, New
York: John Wiley.
Ghaith, G. (2002). The relationship between cooperative learning, perception of social support, and academic
achievement. Department of Education. American University of Beirut, 30(3), 263-273.
Ghaith, G. (2003). Effects of the learning together model of cooperative learning on English as a Foreign
Language reading achievement, academic self-esteem, and feelings of school alienation. American
University of Beirut. Bilingual Research Journal, 27(3).
Guler H, S. N. (2002). Biyoloji Ogretiminde Bilgisayar Destekli Ogretimin ve Calisma Yapraklarinin
Ogrencilerin basarisi ve Bilgisayara Karsi Tutumlarinin Etkileri. Hacettepe universitesi Egitim
Fakultesi Dergisi, 23, 117-126.
Gunes, G. v. A., A. (2005). Olusturmacı yaklasıma gore ta- sarlanan ogrenme ortamının matematik basarısına
etkisi. Gazi Universitesi, Gazi Egitim Fakultesi Dergisi, 25 (1), 105–121.
Gupta, M. P., P. (2011). Team Assisted Individualisation (TAI): Impact on achievement and retention in
mathematics. learning community. An International Journal of Education and Psychology, 3(2),
387-396.
Gupta, M. P., P. (2012). Effect of cooperative learning on high school students' mathematical achievement
and retention using TAI and STAD methods. Indian Journal of Psychology and Education, 2(1), 7586.
Ho, F. F. B., H. K (2007). Cooperative Learning: Exploring its Effectiveness in the Physics Classroom. AsiaPacific Forum on Science Learning and Teaching, 8(2).
Hoener, A., Salend, S & Kay, S. I. (1997). Creating readable handouts, worksheets, overheads, tests, review
materials, study guides, and homework assignments through effective typographic design.
TeachingExceptional Children, 29(3), 32–35.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
Erlangga.
Jacobs, G. (2006). Cooperative Learning and Second Language Teaching. Cambridge University Press.
Jegede, S. A. (2007). Student’s anxiety towards the learning of Chemistry in some Nigerian secondary
schools. Educational Research and Review, 2(7), 193-197.
Johnson, D. W. J., F. P. (2000). Joining together: group theory and group skill. Pearson Education Company.
Johnson, D. W. J., R. T. (1999). Learning together and alone: cooperative, competitive and individualistic
learning (5th ed.). Needham Heights, MA: Allyn & Bacon.
Kagan, S. (1994). Cooperative learning resources for teachers. San Juan Capistrano, CA: Resources for
Teachers.
Karamustafaoglu, O., Yaman, S. ve Karamustafaoglu, S. (2005). Fen ve teknoloji egitiminde ogrenme ve
ogretim materyalleri. M. Aydogdu ve T. Kesercioglu (Ed.), İlkogretimde fen ve tekno-loji ogretimi
icinde, 212-234.
Kaul, P. (2010). The effect of learning together techniques of co-operative learning method on students
achievement in mathematics. Edutracks, 9(12).
Kaymakci, S. (2012). A Review of Studies on Worksheets in Turkey. Online Submission, US-China
Education Review A 1, 57-64.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Kaymakci, S. ( 2006). History teachers’ views about worksheets Karadeniz Technical University Graduate
School of Social Sciences.
Keramati, M. (2009). Effect of co-operative learning (learning together technique) on academic achievement
of physics course. Proceedings of World Conference on ELearning in Corporate, Government,
Healthcare, and Higher Education, 2751-2756.
Keramati, M. (2010). Effect of cooperative learning on academic achievement of physics course. Journal of
Computers in Mathematics and Science Teaching, 29(2), 155 -173.
Khasan, D., Hobri. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Whole Brain
Teaching dengan Pendekatan Quantum Learning pada Sub Pokok Bahasan Segitiga untuk SMP
Kelas VII.
Koc, E. S. (2014). An Evaluation of the Effectiveness of Committees of Teachers According to the Teachers’
Views, Ankara Province Sample. International Conference on New Horizons in Education.
Kosa, T., Karakus, F. ve Cakıroglu, U. (2008). Uzay geometri og-retimi icin uc boyutlu dinamik geometri
yazilimi kullanarak ca-lisma yapraklarinin gelistirilmesi. 8th International Educational Technology
Conference.
Krombab, A. H., U. (2008). Acquiring knowledge about biodiversity in a museum –are worksheet effective? .
Journal of Biological Education, 42(4), 157–163.
Kurt, S. (2002). Fizik Ogretiminde Butunlestirici Ogrenme Kuramina Uygun Calisma Yapraklarinin
Gelistirilmesi.
Lee, C. D. (2014). Worksheet usage, reading achievement, classes’ lack of readiness and science
achievement: A cross-country comparison. International Journal of Education in Mathematics,
Science and Technology, 2(2), 96-106.
Leikin, R. Z., O. (1997). Facilitating student interactions in mathematics in a cooperative learning setting.
Journal for Research in Mathematics Education, 28, 331-354.
Lesley, M. L., L. D. (2003). A pedagogy of control: Worksheets and the special need child. Language Arts,
80(6), 444.
Majoka, M. I., Ayah, M. H & Mahmood, T. (2010). Student team achievement division (STAD) as an active
learning strategy: Empirical evidence from mathematics classroom. Journal of Education and
Sociology, 16.
Martin, M. O., Mullis, I. V. S., Foy, P, & Stanco, G. M. (2012). TIMSS2011 international results in science.
Chestnut Hill, M.A: TIMSS & PIRLS International Study Center.
Mayer, R. E. (2005). The Cambridge handbook of multimedia learning New York: Cambridge University
press.
McCloskey, M. L. (2000). Cooperative learning in language classrooms: structures to support activity-based,
communicative teaching in primary classrooms.
McDowell, E. T. W., R. E. L. (1985). Improving the design of laboratory worksheets. Journal of Lee
Chemical Education, 62(11), 1037–1038.
Monks, K., Hadiyanto, S. R. (1982). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam berbagai bagiannya.
Nevin, A. a. R., D. (2001). Cooperative group learning: k-12 mathematics lesson plans. Arizona state
university, West, phoenix.ERIC #: (ED 455638).
Nystrand, M. a. G., A. ( 1991). Instructional discourse, student engagement and literature achievement.
Research in the Teaching of English, 25, 261-290.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Olorukooba, S. B. (2007). Science, technology and mathematics (STM) education is for all students:
Promoting effective teaching of STM subjects in our schools through teacher preparation.
Proceedings of the 50th Anniversary Conference of Science Teachers Association of Nigeria, 3-6.
Pambudi, H. S., Erry Syahrian, Yanuardi, dkk. (2003). Politik Pemberdayaan: Jalan Mewujudkan Otonomi
Desa. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.
Pandian, S. S. (2004). Cooperative learning in biology: The effect of computers Arunachi University, India,
Department of Education.
Pariska Ike Suci, S. E., Syafriandi. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis
Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, 1 No.1, 75-80.
Pei-wen. (2001). A Comparison between student teams achievement division and traditional pedagogy for
the effects on third grade mathematics learning.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. (2006).
Piaget.J. (1970). Science of Education and the psychology of the child. New York :Wiley. Science of
Education and the psychology of the child. New York : Wiley.
Podolak Ken, J. D. (2013). Interactive Modern Physics Worksheets Methodology and Assessment. European
J of Physics Education, 4(2 2013).
Putri, B. K. d. W. (2013). Pengembangan Lks Ipa Terpadu Berbasis Inkuiri Tema Darah Di Smp N 2
Tengaran. Prodi Guruan IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.
Rahayu.P, S. M., dan Miswadi. (2012). Pengembangan Pembelajaran Ipa Terpadu Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Base Melalui Lesson Study. Program Pascasarjana.
Reid, D. (1984). Readability and science worksheets in secondary schools. Research in Science and
Technological Education, 2(2), 153–165.
Ross, M. (2002). Is cooperative learning a valuable instructional method for teaching social studies to urban
African American students? ERIC#: (ED480458).
Sahin, C., Ayvac, H.S. (2006). Fen Teknoloji derslerinde Coklu Zeka Kuramina Yonelik Gelistirilen Ornek
Calisma Yapraklari, 7. Ulusal Fen Bilimleri ve Matematik Egitimi Kongresi tebligi, Gazi
Üniversitesi, Gazi Egitim Fakültesi, Ankara.
Saka. A, A. A. R. (2001). Biyoloji Ogretmenlerine Calisma Yapraga Gelistirme ve Kullanma Becerileri
Kazandirmak icin Bir Yaklasim. Yeni Bin yiln Basinda Turkiye’de Fen Bilimleri Egitimi
Sempozyumu Bildirileri Kitabi, Maltepe Universitesi, istanbul, 176-182.
Sands, M. O., D.A. (1997). Okullarda Uygulama Calismalan, Ogretmen Egitimi Dizisi. YOK/Dunya Bankasi
Milli Egitimi Gelistirme Projesi, Hizmet Oncesi Ogretmen Egitimi, Ankara.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sasmaz-Oren, F. O., U. . (2012). An application about pre-service teachers' development and use of
worksheets and an evaluation of their opinions about the application. Educational Sciences: Theory
and Practice, 12(1), 263-270.
Sharan, S. (1995). Cooperative learning. Review of Educational Research. 50(2), 315-345.
Silberman, M. ( 2006). Active Learning. Bandung Nusamedia.
Slavin, R. E. (1990). Cooperative learning: Theory, research, and practice. Englewood Cliffs, NJ: Prentice
Hall.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning : Theory, Research and Practice. Massachusetts: Allyn and
Publishers.
Spiro, R. J., Feltovich, P. J., et al. (1991). Cognitive flexibility, constructivism, and hypertext: Random
access instruction for advanced
knowledge acquisition. Educational Technology, 31(5), 25-33.
Stevens, R. J. a. S., R. E. (1995). The cooperative elementary school: Effects on students' achievement,
attitudes, and social relations. American Educational Research, 32, 321-351.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Supriyoko, K. (2007). Konfigurasi Guruan Nasional. Yogjakarta Pustaka Fahima.
Taiwo, O. A. (2008). Relative effectiveness of ICI and CCI packages on the performance of students in
senior secondary school mathematics in Minna. Unpublished B.Tech. Project, Department Science
Education, Federal University of Technology, Minna.
Tamara, M. d. N. (2004). Politik dan HAM, Penggunaan Isu-Isu Hak Asasi Manusia untuk Menyerang
Indonesia dari Dalam dan Luar Negeri.
Tan, E. (2008). İlkogretim 7. sınıf dil bilgisi ogretiminde zarflar konusuyla ilgili yapılandırmacı yaklasıma
gore hazırlanmış ca-lısma y apraklarının ogrenci başarısına etkisi. Yayımlanmamıs yuksek lisans
tezi, Ataturk Universitesi, Sosyal Bilimler Ensti- tusu, Erzurum.
Tarim, K., & Akdeniz, F. (2007). The effects of cooperative le- arning on Turkish elementary students’
mathematics achieve- ment and attitude towards mathematics using TAI and STAD methods.
Educational Studies in Mathematics, 67(1), 77–91.
Tarim, K., & Akdeniz, F. (2008). The effects of cooperative learning on Turkish elementary students’
mathematics achievement and attitude towards mathematics using TAI and STAD methods.
Educational Studies in Mathematics, 67(1), 77-91.
Taufiq, M., N. R. Dewi, A. Widiyatmoko. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Ipa Terpadu
Berkarakter Peduli Lingkungan Tema “Konservasi” Berpendekatan Science-Edutainment. Program
Studi Guruan IPA, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
Thomas. (1990). International comparative education. New York, NY: Pergamon Press.
Tutak, T. v. B., O. (2008a). Dinamik geometri yazılımı ile geometri ogretiminin ogrencilerin van heile
geometri anlama du-zeylerine etkisi. 8th International Educational Technology Con- ference,
Eskisehir(1058-1061).
Tutak, T. v. B., O. (2008b). Geometri ogretiminde bilgisa-yar destekli ogretimin ogrenci basarısına etkisi. 8th
International Educational Technology Conference (s. 1062-1065), Eskisehir.
Van Wyk, M. M. (2010). Do student teams achievement divisions enhance economic literacy? A quasiexperimental design. Journal of Social Science, 23(2), 83-89.
Webb, J. (2002). Benefits of cooperative learning in a multimedia environment. B.S, Southern Illinois
University. M.A, ERIC #: (ED477457).
Wulandari, S. (2012). Pengembangan LKS Pendidikan IPA Dengan Menerapkan Pendekatan Guided
In¬quiry Pada Tema Penjernihan Air Untuk SMP. Jurnal IPA FMIPA UNY, 1(3), 1-14.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my

Yusuf, M. O. A., A. O. (2010). Effects of Computer Assisted Instruction (CAI) on Secondary School
Students’ Performance in Biology. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 9(1).
Zakaria. E, C. L. C. D. Y. (2010). The effects of co-operative learning (STAD) on students’ mathematics
achievement and attitude towards mathematics. Journal of Social Sciences, 6(2), 272-275.
Zulkifli, L. (2003). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

© Kolej Yayasan Pahang 2017 | kypub@kyp.edu.my